Professional Documents
Culture Documents
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
Motto:
1.3
Legalitas
Angkringan Djogja ini belum memiliki badan usaha, baik UD, Fa, CV, atau PT. Kemudian, untuk
tahun-tahun mendatang, angkringan ini akan mengurus perijinan untuk PT. Badan usaha ini
relative tidak banyak memerlukan biaya untuk pengurusannya. Aspek legalitas diperlukan,
mengingat nantinya diharapkan Agkringan akan mengembangkan usaha dan membutuhkan
bantuan lembaga keuangan yang biasanya menuntut adanya badan hukum untuk usaha.
BAB II
ASPEK PEMASARAN
Angkringan dalam bahasa Indonesia mempunyai arti tongkrongan, tempat ngumpul atau tempat ngobrol.
Angkringan merupakan suatu konsep berjualan makanan dan minuman yang asyik untuk mengobrol.
Hanya ada gerobak yang di terangi oleh lampu minyak, angkringan menjadi tempat yang favorit untuk
sekedar makan dan bertukar pikiran. Angkringan kini telah menjadi tempat makan yang paling banyak di
pilih orang, karena dengan harganya yang murah meriah yang hampir bisa di jangkau oleh semua
kalangan masyarakat. Suasana dan tempat yang pas untuk sebagian orang menghabiskan malam.
Angkringan Djogja adalah suatu usaha kuliner yang kami buka untuk semua kalangan mayarakat yaitu
sebuah warung multi-user yang tidak memperlihatkan strata sosial, dari yang berpehangsilan kecil
maupun besar, baik pelajar, petani, mahasiswa, tukang becak, anak-anak perantauan, mahasiswa,
budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif. Dalam usaha ini kami menekankan pada kualitas
makanan dan kenyamanan pembeli, sehingga pembeli merasakan fell free. Dengan model bisnis strategi
pemasaran dan pelayanan yang baik dengan tim menajemen yang kompetitif dan suka bereksploarasi,
sehingga usaha ini mempunyai peluang yang bagus kedepannya.
2.1
Analisis situasi
Warung angkringan djogja akan di buka pada tahun ini dengan menu-menu baru yang akan di
tawarkan kepada pelanggan. Dengan konsep yang berbeda dengan warung pangan lainnya yang
berada di daerah telang dan lokasi yang strategis sehingga akan menarik banyak palanggan.
2.1.1
Ringkasan pasar
Warung angkringan ini memiliki tim kompetitif dan suka bereksplorasi yang
mengutamakan produk yang akan di tawarkan kepada pelanggan dan kenyaman pelanggan. Menu
makanan di angkringan ini adalah aneka gorengan mulai dari pisang goreng, tahu goreng, tape
goreng, kroket, tempe goreng, sate usus atau sate tusuk, sate telur puyuh bacem, sate keong, sate
kulit, ceker ayam, kerupuk, bacem tahu tempe, bacem kepala dan ekor. Dan kami juga
menambahkan makan khas dari suatu angkringan yaitu sego kucing (nasi kucing), nasi seukuran
kepalan tangan (sega sak kepel) ditambah sak ipit sambel bandeng, sambel teri atau oseng tempe.
Sementara minumnya kami menawarkan aneka teh panas, wedang jahe, kopi jahe, susu jahe,
wedang kopi, kopi susu, wedang jeruk.
2.1.2
Demografi pasar
Profil untuk pelanggan umum Angkringan Djogja terdiri dari faktor-faktor geografik, demografik,
dan faktor perilaku sebagai berikut:
a)
Geografik
Salah satu kunci kesuksesan jika ingin membangun usaha adalah pemilihan lokasi, karena
lokasi ini bisa mempengaruhi dari minat pembeli di sekitarnya. Kami memilih lokasi
diwilayah telang-kecamatan kamal (bangkalan), karena wilayah tersebut lokasi strategis yang
lebih dekat dengan lingkungan masyarakat yaitu: tempat mangkal ojek dan tukang becak,
daerah kost kostan, kampus, ruko ruko, dan dekat dengan mini market. Dan juga, tempat
tersebut mempuyai suasana yang enak untuk ngobrol dan unutk ngumpul-ngumpul.
b)
Demografik
Makanan siap saji yang cocok untuk semua usia yang pada dasarnya memiliki sifat
konsumtif.
Pelanggan ditujukan kepada semua kalangan baik pelajar, petani, mahasiswa, tukang
becak, anak2 perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga
eksekutif.
Pelanggan akan menikamti suasana yang beda, suasana yang nyaman untuk
menghilangkan rasa penat mereka setelah seharian beraktivitas dengan menikamati
makan dan minuman yang kami tawarkan.
Para pelanggan tidak akan merasa kecewa dengan uang yang mereka keluarkan, karena
sebanding dengan yangmereka dapatkan atas pelayanan kami.
Dengan pelayanan yang terbaik, pelanggan akan merasa puas dan diharapkan membawa
calon pelanggan lainnya dengan memberikan informasi pada orang lain.
2.1.3
Kebutuhan pasar
Dengan melihat sifat manusia yang cenderung bersifat konsumtif, dan lebih praktis dengan
makanan cepat saji maka usaha ini peluangnya sangat besar.
2.1.4
Tren pasar
Kami melihat persaingan pasar yang terjadi pada saat ini khususnya daerah telang ini,
kami melakukan eksplorasi untuk memberikan hal yang baru bagi pelanggan dengan konsep yang
berbeda dengan warung lainnya yaitu bukan warung namun angkringan dan harga yang di patok
juga terjangkau untuk semua kalangan. Untuk membuat para pelanggan merasa puas kami juga
memberikan pelayanan yang ramah dan tempat yang nyaman. Kami tidak memberikan sekat
antara penjual dan pembeli, mereka bebas memilih sendiri makanan apa yang mereka sukai
dengan langsung mengambilnya karena kami menerapkan makanan secara prasmanan.
2.1.5
Analisis SWOT
Analisis SWOT berikut menagkap kekuatan dan kelemahan utama usaha dan menggambarkan
peluang serta ancaman yang dihadapi angkringan.
a)
Strength (kekuatan)
Penyajiannya yang sangat praktis, membuat makanan cepat saji banyak diminati
konsumen. Tentu kondisi ini akan memberikan keuntungan cukup besar, karena
potensi pasarnya juga akan semakin besar.
Suasana yang santai penuh kekeluargaan dan keakraban baik dari pedagangnya
maupun dari para pembelinya.
Adanya kenyamanan dan keleluasaan yang ditawarkan Angkringan Djogja yang
menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan angkringan dengan warung makan
lain yang telah ada.
Pemahaman yang cukup baik tentang produk yang di butuhkan masyarakat.
Rancangan pelayanan yang kreatif karena adanya eksplorasi.
Penggunaan model bisnis yang mengutamakan kualitas menu yang ditawarkan,
pelayanan, lokasi yang tepat dan kemampuan dalam mengorganisasi usaha yang baik.
b)
Weeknes (kelemahan)
Kenaikan harga bahan baku, dan tingginya persaingan pasar. Namun mengatasi kendala
tersebut, kami menjalin hubungan kerja dengan supplier bahan baku, dan berusaha
menciptakan inovasi baru dalam membuat menu makanan tersebut.
Mengandalkan modal luar (bantuan modal) untuk pendirian dan pengembangan bisnis.
c)
Opportunity (peluang)
Adanya dukungan dari masyarakat atau pihak terkait untuk mendirikan usaha tersebut.
Sifat manusia yang cenderung konsumtif.
d) Threat (ancaman)
Adanya isu buruk dari para pesaing.
Iklim yang tak menentu
2.2
Persaingan
Angkringan merupakan model perdagangan makanan dan minuman dengan menggunakan
gerobak dorong berbeda dengan warung lainnya. Angkringan ini disertai tempat duduk dan tikar
untuk pelanggan yang memilih untuk lesehan. Usaha ini menekankan pada produk yang di jual
dan pelayanan yang di berikan kepada pelanggan.
2.2.1
Tawaran produk
Angkringan Djogja akan menawarkan beberapa produk sebagai berikut:
Makanan dan minuman dengan harga terjangkau namun kualitas dapat dibandingkan dengan
makanan dan minuman yang di jual dengan harga mahal. Karena kami menjual produk yang
dapat terjangkau oleh semua golongan, khusunya mahasiswa yang sangat identik dengan
angkringan ini.
2.2.2
2.2.3
Isu-isu penting
Sebagai bisnis yang baru memulai, isu-isu penting sangat perlu untuk dikelola:
Memantapkan usaha dengan meminimalisir kekurangan pada usaha ini.
Memantau kepuasan pelanggan.
2.2.4
Strategi pemasaran
Strategi pemasaran bisa dilakukan dengan sangat gampang. Awal jualan kami memberikan
pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik tersebut harus dilakukan terus menerus agar banyak
pelanggan yang makan di angkringan kita. Disamping itu, kami juga memilih lokasi strategis di
2.2.5
dekat kost-kostan, di dekat kontrakan, di tempat yang banyak orang nongkrong dan mempunyai
suasana yang bagus dan indah agar pelanggan betah betah berada di angkringan kita.
Misi Pemasaran
Misi kami dalam usaha angkringan ini adalah memberikan produk dan pelayanan yang
memuaskan untuk pelanggan. Kepuasan anda kebahagian kami.
2.2.6
Tujuan pemasaran
Mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan usaha dengan berbentuk jaringan usaha
yang memiliki tempat strategis.
Mengurangi biaya produksi untuk meningkatkan laba.
2.2.7
Pasar sasaran
Usaha sejenis di telang bangkalan in mungkin sudah banyak, namun kami lebih
memayoritaskan kualitas produk yang kami tawarkan kepada pelanggan dan pelayanan yang
memuaskan. Apabila usaha ini maju dan berkembang maka kami akan membuka cabang di
daerah bangkalan.
2.2.8 Penentuan posisi
Angkringan Djogja ini akan memposisikan diri sebagai usaha kuliner yang selalu menjaga
kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Dengan tim yang berpengalaman akan menjadikan
usaha ini maju dan berkembang.
2.2.9
Strategi
Pertama, pelayanan yang baik tersebut harus dilakukan terus menerus agar banyak pelanggan
yang makan di angkringan kita. Kedua, menjaga kualitas kuliner yang di tawarkan. Ketiga, kami
juga memilih lokasi strategis di dekat kost-kostan, di dekat kontrakan, di tempat yang banyak
orang nongkrong dan mempunyai suasana yang bagus dan indah agar pelanggan betah betah
berada di angkringan kita. Keempat, melakukan promosi dengan banner, spanduk, dan brosur.
18.
Kopi susu
Rp.2.000
c)
Tempat (place)
Tempat merupakan salah satu kunci sukses, jadi pemilihan tempat harus di pikirkan matangmatang karena tempat ini juga merupakan sarana promosi. Kami memilih tempat yang
sangat produktif yaitu sekitar kampus, kost-kostan dan lingkungan pelajar.kami
memantapkan lokasi di dekat halte pinggir jalan raya telang.
d) Promosi (promotion)
Promosi penting dalam usaha ini untuk mendatangkan banyak pelanggan. Kami melakukan
penyebaran pamflet, banner, brosur dan membuat spanduk untuk mempromosikan usaha ini.
e) Orang (people)
Kami memberikan suasana yang santai penuh kekeluargaan dan keakraban baik dari
pedagangnya maupun dari para pembelinya. Memberikan kenyamanan dan keleluasaan yang
akan menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan angkringan djogja ini dengan warung
makan lain yang telah ada.
f) Proses (proces)
Memberikan pelayanan yang baik dengan tanggap pada setiap permintaan pelanggan dan
memperhatikan apa yang mereka butuhkan.
g) (physical evidence) Menyangkut physical evidence terhadap usaha jasa meliputi kualitas
makanan yang terjaga, pelayanan yang baik.
BAB III
ASPEK TEKNIS OPERASI
3.1
4.1
Biodata Perusahaan
Nama perusahaan
: Angkringan Djogja
Nama Pimpinan
: Siti Maimuna
Alamat
: Jln. Raya Kamal-Telang
Lokasi
: dekat halte Telang, Bangkalan
No. Telp./Hp
: 087856789123
e-mail
: angkringan.djogja@gmail.com
Bidang Usaha
: Kuliner
Badan Hukum
:4.2 Struktur Organisasi
Kami membuat struktur organisasi untuk pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang jelas. Hal ini
kami buat dengan memecah tim menjadi bagian-bagian yang memiliki tugas masing-masing sehingga
usaha ini menjadi efektif dan tanggap dalam melayan pelanggan. Berikut adalah bagan struktur organisasi
dari usaha ini.
MANAJER KEUANGAN : Dewi Sylvia Ferdiana P.
MANAJER PEMASARAN:Prafa Inanda
KARYAWAN:Henny Elvandari
KARYAWAN:siti juhairia
4.3 Uraian Tugas
1. Pimpinan : Memimpin, mengawasi, dan terus memantau perkembangan usaha yang di geluti, serta
membuat keputusan keputusan dan perencanaan pengembangan usaha yang memiliki prospek sesuai
dengan kebutuhan konsumen maupun pelanggan atas dasar kesepakatan bersama/musyawarah.
2. Manajer Pemasaran : Memperkenalkan, memasarkan, mempromosikan, serta memberi sistem
pelayanan terbaik kepada konsumen/pelanggan.
3. Manajer keuangan : Mengelola dan meng-audit keuangan perusahaan agar tidak terjadi penyimpangan
dalam penggunaannya, serta memperhitungkan anggaran keuangan dengan sebaik-baiknya.
4.4 Pemegang/Penanam Modal
Pemegang modal dalam usaha ini adalah Henny Elvandari dengan modal sebesar Rp. 6.500.000,00.
BAB V
KEUANGAN
5.1 Rincian Anggaran
1. Modal awal
Modal dari pinjaman PMW Unijoyo Rp. 6.500.000,00.
2. Pengeluaran dan pembelian
Dalam usaha ini kami melakukan pengeluaran sebesar Rp. 6.500.000,00, dengan rincian sebagai berikut:
No.
Kelompok dan jenis
Item
Harga per item
jumlah
barang
1.
Gerobak
Gerobak
1
Rp. 3.000.000,00
Rp. 3.000.000,00
Lampu neon
1
Rp.
25.000,00
Rp.
25.000,00
Gembok dan kunci
1
Rp.
10.000,00
Rp.
10.000,00
2.
Peralatan
Piring milamin
24
Rp.
2.000,00
Rp.
48.000,00
Gelas Beling
24
Rp
3.000,00
Rp.
72.000,00
Sendok
24
Rp.
1.500,00
Rp.
36.000,00
Keranjang Etalase
5
Rp.
5.000,00
Rp.
25.000,00
Tempat sambal
2
Rp.
10.000,00
Rp.
20.000,00
Tempat tissue
7
Rp.
5.000,00
Rp.
35.000,00
Tissue
7
Rp.
3.000,00
Rp.
21.000,00
Ember
2
Rp.
20.000,00
Rp.
40.000,00
Kain lap
3
Rp.
5.000,00
Rp.
15.000,00
Kakulator
1
Rp.
20.000,00
Rp.
20.000,00
Asbak
7
Rp.
5.000,00
Rp.
35.000,00
Termos
1
Rp.
70.000,00
Rp.
70.000,00
Keranjang sampah
2
Rp.
10.000,00
Rp.
20.000,00
Nota harian
1
Rp.
5.000,00
Rp.
5.000,00
Daftar menu
7
Rp.
1.500,00
Rp.
10.500,00
Toples(gula dan kopi)
2
Rp.
10.000,00
Rp.
20.000,00
Ceret
2
Rp.
15.000,00
Rp.
30.000,00
Pemeras jeruk
1
Rp.
15.000,00
Rp.
15.000,00
Meja kecil
7
Rp.
50.000,00
Rp. 350.000,00
Tikar yang lebar
5
Rp. 100.000,00
Rp. 500.000,00
Kompor gas + elpiji
1
Rp. 1.100.000,00
Rp. 1.100.000,00
Alat-alat penggorengan
1
Rp. 250.000,00
Rp. 250.000,00
3
Promosi
Spanduk
1
Rp.
50.000,00
Rp.
50.000,00
Brosur
500
Rp.
200,00
Rp. 100.000,00
Pamflet
50
Rp.
500,00
Rp.
25.000,00
4
Lain-lain
Rp. 102.500,00
Rp. 552.500,00
Total pengeluaran
Rp. 6.500.000,00
Rp.43.200.000,00
Biaya- biaya per hari
Rp. 600.000,00
Rp. 30.000,00
Rp.20.000,00
Biaya penyusutan
Total biaya pengeluaran
Rp. 6.000,00
Rp. 656.000,00
Rp.784.000,00
Rp. 9.408.000,00
= 0,9
Keterangan: NPV bernilai nol atau positif , berarti PV dari arus kas masuk sama dengan atau lebih besar
dari PV dari arus kas keluar. Dengan demikian, ini menunjukkan bahwa arus kas proyek tepat cukup
untuk:
2.1 Membayar kembali modal yang diinvestasikan.
2.2 Menyediakan tingkat keuntungan yang disyaratkan pada modal.
2.3 Arus kas proyek akan menghasilkan suatu sisa keuntungan yang akan dinikmati oleh pengurus usaha.
BAB VI
DAMPAK SOSIAL DAN LINGKUNGAN
6.1 Dampak Lingkungan
Suasana yang santai penuh kekeluargaan dan keakraban baik dari pedagangnya maupun dari para
pembelinya. Adanya kenyamanan dan keleluasaan yang ditawarkan Angkringan Djogja yang menjadi
daya tarik tersendiri yang membedakan angkringan dengan warung makan lain yang telah ada. Tanpa
melihat strata sosial yang ada para pelanggan berbaur menjadi satu.
6.2 Dampak Sosial
Angkringan telah menjadi tempat konsumsi bagi semua lapisan sosial dalam masyarakat. Entah lapisan
bawah, menengah atau yang disebut sebagai lapisan sosial atas. Angkringan sendiri menjadi istimewa
karena interaksi sosial yang terjadi di dalamnya. Warung yang bisa menjadi contoh sebuah sistem paling
sederhana yang sebenarnya pantas menjadi model untuk hubungan sosial, meskipun tidak bisa mencakup
semua aspek. Egaliter atau sederajat adalah ciri khas utama warga angkringan. Tidak peduli siapa yang
datang ke angkringan. Apabila ia sudah datang ke angkringan, ia harus siap berbaur tanpa memakai
jabatan doktor, insinyur, pengacara, haji, atau yang lainnya. Inilah yang membuat warga angkringan
menjadi akrab. Belajar mendengar orang lain sekaligus belajar menyampaikan pendapat pun menjadi
aktivitas biasa yang tak membosankan, ditemani gorengan dan sesekali sruputan wedang jahe.
KESIMPULAN
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Angkringan Djogja merupakan suatu usaha kecil menengah yang didirikan oleh beberapa orang
dengan tujuan yang sama.
2.
Usaha angkringan ini akan di dirikan dekat halte pinggir jalan raya di Telang, Bangkalan.
3.
Melihat perilaku manusia yang bersifat konsumtif, usaha ini sangat cocok untuk di jadikan usaha
kecil menengah.
4.
Kami akan melakukan promosi untuk meningkatkan usaha ini.
5.
Dan usaha ini dapat dan layak untuk di danai.
Form Riset Sederhana :
1. Adakah usaha sejenis di lokasi usaha anda?
Tidak ada, namun ada usaha yang hampir sama yaitu usaha CWA (Coffe With Art) tapi berbeda
konsep, mereka menggunakan konsep coffe sedangkan kami konsep angkringan.
2.
Bila tidak ada usaha sejenis dilokasi anda, apa penyebabnya?
Masih belum ada pemikiran untuk membuat suatu angkringan di daerah Telang.
3.
Bila ada, ada berapa jumlah usaha sejenis dalam jarak 500m dari (calon) tempat usaha anda?
Ada 1 usaha.
4.
Berapa rata-rata pengunjung masing-masing tempat usaha ?
Cafe With Art rata-rata pengunjung yang mampir ke kafe pada siang hari jumlahnya sedikit
=20orang ,kalau malam hari jumlahnya lumayan=40orang.
5.
Adakah saat2 tertentu dimana pelanggan usaha tersebut ramai dan adakah saat2 tertentu dimana
pelanggan sepi?
Cofee With Art menjadi ramai pada saat malam hari, sedangkan sepi pada saat siang hari, bulan
puasa dan libur kuliah.
6.
Bila usaha anda usaha dagang, barang apa saja yg laku ?
Rata-rata pengeluaran yang dikeluarkan CWA per harinya adalah Rp. 250.000,00
9.
Berapa tarif gaji karyawan untung masing2 tempat usaha ?
Pemasok dari CWA adalah mengambil makanan dan minuman dari pasar dan untuk kopi
memasok dari jombang.
11. Bagaimana system pembayaran mereke ke pemasok?
50 porsi perharinya
18 menu
Harga rata-rata
Rp. 1.600,00
Rp. 1.440.000,00
Revenue
Rp. 1.440.000,00
Rp.43.200.000,00
Rp.43.200.000,00
Biaya- biaya per hari
Rp. 800.000,00
Karyawan
Rp. 30.000,00
Rp.20.000,00
Biaya penyusutan
Rp. 6.000,00
Biaya lain-lain
Rp.34.000,00
Rp. 890.000,00
Rp.550.000,00
Rp. 6.600.000,00
Sedangkan untuk pendapatan perbulan untuk penjualan 30 porsi setiap harinya dengan 18 menu dengan
rata-rata harga Rp. 1.600,00 dapat dirinci sebagai berikut:
Penghitungan pendapatan per bulan
Penjualan menu
30 porsi perharinya
18 menu
Harga rata-rata
Rp. 1.600,00
Rp. 864.000,00
Revenue
Rp. 864.000,00
Rp.10.368.000,00
Rp.10.368.000,00
Biaya- biaya per hari
Rp. 500.000,00
Karyawan
Rp. 30.000,00
Rp.20.000,00
Biaya penyusutan
Rp. 6.000,00
Biaya lain-lain
Rp. 14.000,00
Rp. 570.000,00
Rp.294.000,00
Rp. 3.528.000,00