You are on page 1of 20

Asuhan kebidanan iii

Asuahan Kebidanan Pada Ibu Post Partum Dengan Infeksi Nifas


OLEH
ZIKRA IRHAMI

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKes PADANG MERCUBAKTIJAYA
2009

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan yaitu setelah
kelahiran plasenta selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas
ini yaitu 6-8 minggu.
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 C
atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali
sehari. Istilah infeksi nifas mencakup semua peradangan yangdisebabkan oleh mesuknya kumankuman kedalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Infeksi nifas pada awalnya
adalah penyebab kematian maternal yang paling banyak,namun dengan kemajuan ilmu
kebidanan terutama pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas, pencegahan dan penemuan
obat-obat baru dari itulah dapat diminimalisir terjdinya infeksi nifas.
Dari itulah seorang bidan perlu mengetahui tentang infeksi nifas, mulai dari apa itu infeksi
nifas,bagaimana penyebab terjadinya infeksinya,pencegahanya dan pegobatan dari infeksi nifas
tersebut. Hal ini ditujukan untuk terwujugnya persalinan yang aman asuhan nifas yang higienis
sehingga komplikasi pada masa nifas tidak lagi terjadi.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk megetahui infeksi nifas yaitu mulai dari :
Infeksi nifas tersebut
Etiologi atau faktor predisposisi
Mekanisme Terjasinya Infeksi Kala Nifas
Penyebab dan Cara Terjadinya Infeksi Nifas
Infeksi yang Teroikalisir di Jalan Lahir
Bentuk-bentuk Infeksi Nifas
Pencegahan Infeksi Nifas
Pengobatan Infeksi
Selain dari itu juga untuk memahami agar dapat menerapkan dan mengembangkan pola piker
dalam melaksankan manajemen asuhan kebidanan pada Ny A pada ibu post partum dengan
infeksi luka perineum.

C. Ruang Lingkup
Infeksi nifas merupakan masalah yang dihadapi pada masa setelah persalinan,dalam makalah ini
penulis membahas tentang masalah-masalah pada infeksi nifas,yaitu terutama apa itu infeksi
nifas, faktor-faktor penyebab dari infeksi nifas,bagaimana mekanisme terjadi infeksi, apa saja
macam-macam dari infeksi tersebut dan pencegahan serta pengobatan dari infeksi nifas tersebut.
Dan berdasarkan latar belakang dan tujuan diatas,maka penulis membatasi dalam hal penerapan
menajemen kebidanan pada Ny A pada ibu post partum dengan infeksi luka perenium.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Infeksi Nifas
Masa Nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira - kira 6 minggu.
Setelah persalinan,terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatkan
pembentikan urine untuk mengurangi hemodilusi darah,terjadi beberapa penyerapan bahan
tertentu melalui pembuluh darah venasehingga mengalami peningkatan suhu badan sekitar
0,5C yang bukan merupakan keadaan patologis menyimpang pada hari pertama. Perlukaan
karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh,sehingga menimbulkan
infeksi pada kala nifas.
Infeksi kala nifas adalah infeksi-perdangan pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab
apapun dengan kententuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 C tanpa menghitung hari
pertama dan berturut-turut selama 2 hari.
Masuknya kuman-kuman dapat terjadi dalam kehamilan,waktu persalinan dan nifas. Hal ini
dapat mengakibatkan demam nifas yaitu demam dalam nifas.
Morbiditas puerpuralis adalah kenaikan suhu badan 38 C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari
pertama postpartum,kecuali pada hari pertama. Suhu di ukur 4 kali sehari secara oral ( mulut ) .
B. Faktor Predisposisi Infeksi Kala Nifas
Adapun penyebab terjadinya infeksi nifas antara lain adalah :
a. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar
b. Tindakan operasi persalinan
c. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah
d. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan yang masih kecil melebihi enam jam
e. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum,yaitu perdarahan antepartum dan post
partum, anemia pada saat kehamilan,malnutrisi,kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.
f. Semua keadaan yang menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan
banyak, diabetes, preeklamsi, malnutrisi, anemia. Kelelahan juga infeksi
lain yaitu pneumonia, penyakit jantung dan sebagainya

C. Mekanisme Terjasinya Infeksi Kala Nifas


Terjadinya infeksi kala nifas adalah sebgai berikut :
a. Manipulasi penolong : terlalu sering melakukan periksaan dalam,alat yang dipakai kurang suci
hama
b. Infeksi yang didapat dirumah sakit
c. Hubungan seks menjelang persalinan
d. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar,ketuban pecah lebih enam
jam,terdapat pusat infeksi dalam tubuh.
Bentuk infeksi kala nifas bervariasi dari yang bersifat local sampai terjadi sepsis dan kematian
puerperium.
Bentuk infeksi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Bentuk infeksi lokal
Infeksi pada luka episiotomy
Infeksi pada vagina
Infeksi pada servik yang luka
2. Bentuk infeksi general
Parametritis
Peritonitis
Sepsikemi dan piemia
3. Penyebaran infeksi general
Berkelanjutan-perkotinuitatum
Melalui pembuluh darah
Melalaui pembuluh limfa
Penyebaran melalaui bekas implantasi plasenta
Gambaran klinis infeksi kala nifas dalam bentuk :
a. Infeksi lokal
Pembengkakan luka episiotomy
Terjadi pernanahan
Perubahan warna lokal
Pengeluaran lokia bercampur nanah

Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri


Temperature badan dapat meningkat
b. Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah
Temperature meningkat di atas 39 C
Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat
Pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak
Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma
Terjadi gangguan involusi uterus
Lokia : berbau dan bernanah dan kotor
Diagnos infeksi kala nifas dapat ditegakan dari gambaran klinik diatas. Pada kasus dengan
infeksi ringan bidan dapat memberiakn pengobatan sedangkan infeksi kala nifas yang
beratsebaiknya bidan berkonsultasi dan merujuk penderita.
D. Penyebab dan Cara Terjadinya Infeksi Nifas
Penyebab infeksi nifas
Bermacam kuman masuk kedalam alat kandungan seperti eksogen ( kuman datang dari
luar ),autogen ( kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh ),dan endogen ( dari jalan lahir
sendiri ). ). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus anaerob yang
sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir.
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi anatara lain adalah :
a. Streptococcus haemoliticus aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebababkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita
lain,alat yang tidak suci hama,tangan penolang dan sebagainya.
b. Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen,infeksinya sedang,banyak ditemukan sebagai penyebab infesi dirumah
sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini biasanya
menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.
c. Escheria coli
Sering bersal dar kandung kemih dan rectum,menyebabkan infeksi terbatas pada perineum,

vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius
d. Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berhaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus
yang ditolong dukun dari luar rumah sakit, dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah
sakit.
Cara terjadinya infeksi nifas
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut:
1) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaandalam atau
operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain ialah
bahwa sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya
bebas dari kuman-kuman.
2) Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari
hidung atau tenggorokan dokter atau petugas kesehatan lainnya. Oleh karena itu, hidung dan
mulut petugas yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup dengan masker dan penderita infeksi
saluran pernafasan dilarang memasuki kamar bersalin.
3) Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderita-penderita
dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara kemana-mana
termasuk kain-kain, alat-alat yang suci hama, dan yang digunakan untuk merawat wanita dalam
persalinan atau pada waktu nifas.
4) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila
mengakibatkan pecahnya ketuban.
E. Infeksi yang Terlikalosir di Jalan Lahir
Infeksi ini biasanya terdapat pada tempat-tempat perlukaan jalan lahir karena tindakan persalinan
dan pada bekas insersi plasenta.
a. Vulvitis : luka bekas episiotomy dan robekan perenium yang kena infeksi
b. Vaginitis : luka karena tindakan persalinan terinfeksi
c. Sevitis : infersik pada servik agak dalam dapat menjalar ke lig.latum dan Parametrium.
d. Endometritis : infeksi terjadi pada tempat insersi plasenta dan dalam waktu singkat dapat
mengenai endometrium. Kalau tidak dioabati dapat terjadi penjalar keseluruh tubuh
( septikimia ). Ibu demam,lokia berbau ,dn involusi tidak sempurna,

F. Bentuk-Bentuk Infeksi Nifas


a) Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina,serviks dan endometrium
Gejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan kadang-kadang perih bila
kencing. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat, suhu sekitar 38C dan
nadi di bawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak
dapat keluar, demam bisa naik sampai 39 - 40C dengan kadang-kadang disertai menggigi
l. Vulvitis
pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum,jaringan sekitar membengkak,tepi luka
menjadi merah dan bengkak,jahitan mudah telepas,luka yang terbuka menjadi ulkus dengan
mengeluarkan pus.
2. Vaginitis
Dapat tejadi secara langsung pada luka vagina atau melalui luka perenium. Permukaaan mukosa
membengkak dan kemerahan,terjadi ulkus.
3. Servicitis
Servicitis sering terjadi tapi tidak menimbulkan banyak gejala. Luka services yang dalam dan
meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke
parametrium.
4. Endometritis
Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini
dinamakan lokiametra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu. Uterus pada endometritis agak
membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek.
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang sehat dan nyeri perut pada harihari pertama. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa
hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali.
Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal ini tidak boleh
dianggap infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit
dan tidak berbau.
Gamabaran klinik endometritis :
Tergantung pada jenis virulensi kuman,dan daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan
lahir.
Biasanya demam mulai 48 jam pertama post partum bersifat naik turun.

Lokia bertamabah banyak berwarna merah,atau coklat dan berbau.


Kadang-kadang lokia tertahan dalam uterus oleh darah, sisa plasenta dan selaput ketuban yang
disebut lokiometra.
Uterus agak membesar,nyeri pada perabaan dan lembek.
b) Berdasarkan penyebarannya melalui pembuluh darah
1. Sepkemia
Sepkimia adalah keadaan dimana kuman-kuman dan atau toksinya langsung masuk ke dalam
peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.Gejala sepkemia lebih akut dan dari
lebih awal ibu kelihatan sudah sakit dan lemah. Sampai tiga hari postpartum suhu meningkat
dengan cepat, biasanya disertai menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39 - 40C, keadaan
umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140 - 160 kali/menit atau lebih). Penderita
meninggal dalam enam sampai tujuh hari postpartum.
2. Piemia
Piemia dimulai dengan tromboflebitis vena daerah perlukaan yang lalu lepas menjadi embolusembolus kecil,dibawa oleh peredaran darah umum dan terjadilah infeksi dan abses pada organorgan tubuh yang dihinggapinya ( paru-paru,ginjal,jantung,otak dan sebagainya ) .
Septikemia dan piekimia adalah infeksi berat yang dapat menyebabkan kematian,ini disebabkan
oleh kuman-kuman patogen yaitu streptococcus beta haemolytic golongan A.
Gejala penyakitnya adalah :
- Ibu kelihatan sakit dan lemah
- Suhu badan naik sampai 39,4 C
- Keadaan umum jelek,menggigil
- Nadi cepat
c) Berdasarkan penyebaran pembuluh limfe
1. Parametritis
Parametritis adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan yaitu :
Dari servitis atau endometrosis dan tersebar melalui pembuluh limfe
Lansung meluas dari servitis ke dasar ligamentum sampai keparametrium
penyebaran sekunder dari tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar
ligamentum latum atau menyebar ekstrapariotenal ke semua jurusan. Jika mejalar keatas,dapat
diraba pada dinding perut sebelah lateral diatas ligamentum inguinalis,atau pada fossa iliaka.

Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi
menetap lebih dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada
pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan Parametritis.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini
yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengahtengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula
tinggi secara menetap menjadi naik-turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak sakit,
nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam dua pentiga kasus tidak terjadi pembentukan abses, dan suhu
menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil sedikit demi sedikit, dan
akhirnya terdapat parametrium yang kaku.
Jika terjadi abses, nanah harus dikeluarkan karena selalu ada bahaya bahwa abses mencari jalan
ke rongga perut yang menyebabkan peritonitis, ke rektum, atau ke kandung kencing.
2. Peritonitis
Peritonitis dapat berasal dari penyebaran melalui pembuluh limfe uterus . Peritonitis nifas bisa
terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan
salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada
sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan menyebabkan peritonitis.
Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Gejala-gejalanya
tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi
keadaan umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang
biasanya terkumpul dalam kavum douglas harus dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk
mencegah keluarnya melalui rektum atau kandung kencing.
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit berat.
Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense
musculaire. Muka penderita, yang mula-mula kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung,
kulit muka dingin; terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum
tinggi.
3. Lfingitis Salpingitis dan ooforitis
Salfingitis adalah perdangan dari adneksa. Terdiri atas salpingitis akut dan kronik.Gejala
salpingitis dan ooforitis tidak dapat dipisahkan dari pelvio peritonitis.

TATALAKSANA INFEKSI NIFAS


G. Pencegahan Infeksi Nifas
a. Masa kehamilan
1) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan
kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.
2) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.
3) Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena
dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan
lahir.
b. Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman
dalam jalan lahir :
1) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak berlarutlarut.
2) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.
3) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam
dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
4) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti
dengan tranfusi darah.
5) Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker; yang
menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.
6) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama.
7) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang
baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
c. Selama nifas
1) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian
serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
2) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur
dengan ibu sehat.
3) Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat
mungkin.

H . Pengobatan Infeksi Nifas


a. Sebaiknya segera dilakukan pembiaakan (kultur) dari secret vagina,luka operasi dan darah
sertauji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam pengobatan.
b. Beriakan dalam dosis yang cukup dan adekuat
c. Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu,maka berikan antibiotik sambil menunggu hasil
labor
d. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita,infuse atau transfuse darah diberikan.
e. Perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yanf dijumpai.
Pengobatan dengan kemoterapi dan antibiotik
a. Kemasan sulfonamid
Trisulfa merupakan kombinasi dari sulfadizin 185 mg,sufamerasin130 mg,dan sulfatiozol 185
mg. dosis inisial 2 gr di ikuti 1 gr 4-6 jam kemuaian peroral. Sediaan dapat berupa septrian tablet
biasa atau forte,bactrim,dan lain-lain.
b. Kemasan penisilin
Prokain-penisilin 1,2 sampai 2,4 juta satuan intramuscular penicillin G 500.000 satuan setiap 6
jam intramuscular ditambah dengan ampicilin kapsul 4250 mg per oral,atau kemasan penisilin
lain nya.
c. Tetra siklin,eritromisin, dan kloramfenikol
d. Jangan diberikan peliterapi antibiotika yang sangat berlebihan,sebelu hasil labor dipastikan

BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny A POST PARTUM HARI KE 5
DENGAN INFEKSI LUKA PERENIUM DI BPS ELIANA HANIFA
PADANG BARU LUBUK BASUNG
TANGGAL 20 APRIL 2009
I.PENGUMPULAN DATA
A. Identitas/Biodata
Nama istri : Ny A nama suami : Tn B
Umur : 25 tahun umur : 27 tahun
Bangsa : Indonesia bangsa : Indonesia
Suku : Minang suku : Minang
Agama : Islam agama : Islam
Pendidikan : SMA pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT pekerjaan : wiraswata
Alamat rumah : Jln. Cendrawasi no 51 alamat rumah : Jln.Cendrawasi 2 no 51
Rt.3 Rw.6 Rt. 3 / Rw. 6
B. Data Subjektif
Pasien masuk pada tanggal / jam : 20 April 2009 / 09.00 WIB
Didata pada tangal / jam : 20 April 2009 / 09.10 WIB
1. Alasan masuk : Perawatan dan pemerikaan postpartum
2. Keluhan utama : Ibu datang ke bidan mengaku habis melahirkan 5 hari yang lalu secara
normal anak ke-2,ibu mengeluh pada daerah kemaluannya terasa nyeri suhu badan terasa panas
sejak 2 hari yang lalu.
3. Riwayat menstruasi
f. Haid pertama : 13 tahun
g. Siklus : 28 hari
h. Banyaknya : 2-3 kali ganti duk
i. Warnanya : Merah Tua

j. Lamanya : 6-7 hari


k. Sifat darah : Encer
l. Teratur/tidak : Teratur
m. Dismenorheo : Tidak
4. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
No Tanggal
lahir Usia
Kehamilan Jenis
persalinan Tempat
persalinan penolong komplikasi bayi nifas
ibu bayi JK BB/
TB keadaan lochea laktasi
1 11-06-2005 aterm Spontan BPS Bidan Tidak ada Tidak ada pr 3300gr/50cm baik lancar lancar
2 ini - - - - - - - - - - 5. Riwayat pesalinan sekarang
IBU
a. Tempat persalinan : BPS
b. Jenis persalinan : Spontan
c. Lama persalinan
Kala I : 1 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit
d. Persalinan ditolong oleh : Bidan
e. Komplikasi : Tidak ada
f. Plasenta
Lenkap / tidak : Selaput dan kotiledon lengkap
Berat : 500 gram
Panjang tali pusat : 50 cm
Kelaianan : Tidak ada
g. Perineum
Luka : ada,laserasi derajat I

Anastesi : tidak ada


h. Perdarahan
Kala I : 50 cc
Kala II : 25 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 100 cc
i. Tindakan lain : Tidak ada
BAYI
a. Lahir tanggal / jam : 14 April 2009,22.00 WIB
b. PB,BB, A/S : 3200 gram, 50 cm, 8/9
c. Cacat bawaan : Tidak ada
d. Masa gestasi : Aterm
e. Komplikasi : Tidak ada
f. Banyak air ketuban : 500 cc
g. Keadaan : Baik
6. Poal makan
a. Makanan dan minuman terakhir : Ada,tanggal 14 April 2009,jam 19.00
b. Jenis : 1 piring nasi + 1 potong lauk + mangkok sayur + air putih
c. Masalah : Tidak ada
7. Pola eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 6 7 hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
b. BAB
Frekuensi : 1 kali/hari
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak ada
8. Pola istirahat dan tidur terakhir tanggal 15 April 2009, jam 02.00 WIB selama 2 jam
9. Riwayat kesehatan :

a. Riwayyat penyakit yang pernah diderita


1. Jantung : Tidak pernah
2. Hipertensi : Tidak pernah
3. Ginjal : Tidak pernah
4. DM : Tidak pernah
5. Atsma : Tidak pernah
6. TBC : Tidak pernah
7. Epilepsi : Tidak pernah
b. Riwayat alergi
1. Jenis makanan : Tidak pernah
2. Jenis obat-obatan : Tidak pernah
c. Riwayat transfusi darah : Tidak pernah
d. Riwayat operasi yang pernah dialami : Tidak pernah
e. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa : Tidak pernah
10. Riwayat kesehatan keluarga
a. Jantung : Tidak pernah
b. Hipertensi : Tidak pernah
c. Ginjal : Tidak pernah
d. DM : Tidak pernah
e. Atsma : Tidak pernah
f. TBC : Tidak pernah
g. Epilepsi : Tidak pernah
11. Riwayat kontrasepsi : Ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik selama 3 bulan
selama 3 tahun
12. Keadaan soial
a. Perkawinan
Status perkawinan : Syah
Perkawinan ke : 1 ( partama )
Kawin 1 tahun : 2005
Setelah kawin berapa lama baru hamil : 2 bulan
b. Kehamilan

Direncanakan : Iya
Diterima : Iya
c. Status emosional : Stabil
d. Respon ibu terhadap dirinya : Baik
e. Respon ibu tehadap bayinya : Baik
f. Respon keluarga terhadap bayinya : Baik
g. Jumlah anggota keluarga : 3 orang
13. Keadaan ekonomi
Penghasilan perbulan : Rp. 1.500.00, Penghasilan perkapita : Rp. 500.000,14. Keadaan spiritual : Ibu ada melaksanakan shalat
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : Gelisah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan sebelum hamil : 56 Kg
d. Berat badan sekarang : 65 Kg
e. Tinggi badan : 156 cm
2. tanda vital
a. Tekanan darah : 130/90 mmHg
b. Nadi : 84 / menit
c. pernafasan : 24 / menit
d. suhu : 38,50 C
3. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1. Kepala
Rambut : Hitam,bersih,tidak rontok,dan tidak berketombe
Mata : Conjungtiva tidak anemis,sclera tidak ikterik
Muka : Tidak oedema, tidak ada cholosmagravidarum
Mulut : Tidak ada stomatitis
Gigi : Tidak ada caries

2. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan limfe


3. Dada
Mamae : Simetris Ki/Ka,papilla mamae menonjol,aerola hiperpigmentasi
Benjolan : Tidak ada
Kelenjer montgomeri : Ada
Rasa nyeri / masalah : Tidak ada
Coluostrum : Sudah keluar
4. Abdomen
Pembesaran : Sesuai involusi /insersi
Palpasi : TFU Pertengahan antara perut dan symfisis
Auskultasi : Tidak dilakukan
Linea : Nigra
Kelaianan : Tidak ada
5. Ekstremitas atas : Normal
6. Ekstremitas bawah : Normal
7. Genetalia
Labia mayora / minora : Tidak ada kelainan
Kelenjer bertholini : Tidak ada kelainan
Pengeluaran lochea : Lochea sangvinolent
Perineum
Utuh
Robekan tingkat II
Episiotomi
Anestesi
Jahitan dengan jelujur
Di perineum terlihat basah, merah, luka jahitan tidak mongering dan
terdapat nyeri tekan
b. Perkusi
Reflek patella kanan : ( + )

Reflek patella kiri : ( + )


c. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
HB : 11 gr
Golongan darah : B
2. Urine
Protein : Negatif ( - )

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba,IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Dan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : Penerbit buku kedokteran.EGC
Mochtar,Rustam.1998 . Sinopsis Obsetri. Jakarta : Penerbit buku kedoktersn. EGC
Wiknjosastro,hanifa. 2007 . Ilmu Kebidanan . Jakarta : Yayasan bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo

You might also like