You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DK DENGAN KOPING

INDIVIDU INEFEKTIF (TIDAK EFEKTIF)


DI RUANG NAKULA RSJ BANGLI PROVINSI BALI
TANGGAL 8 OKTOBER 2012
I.

PENGKAJIAN
Pengkajian atau pengumpulan data dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2012, pukul
10.00 WITA dengan sumber data / informasi dari : pasien (CJ), keluarga pasien, hasil
pemeriksaan fisik, dan catatan rekam medis pasien, dengan menggunakan teknik
anamnesa / wawancara dan observasi. Pengkajian dilakukan di ruang Bima RSJ Bangli,
Provinsi Bali.
A. Identitas
Pasien
Nama
: DK
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Usia
: 20 tahun
Status perkawinan
: Belum menikah
Agama
: Hindu
Suku bangsa
: Bali / Indonesia
Pendidikan
: SMA
Bahasa
: Bali
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Alamat
: Jl. Pulau Moyo, No. 3
Sumber biaya
: JKBM
Nomor Rekam Medis
: 678268
Hubungan dengan pasien :

Penanggung Jawab
SS
Perempuan
40 tahun
Menikah
Hindu
Bali / Indonesia
SMA
Bali
Swasta

Ibu kandung

B. Alasan Masuk RSJ


Keluarga pasien mengatakan bahwa sejak seminggu yang lalu sebelum di bawa ke
RSJ Bangli, DK seperti orang yang tengah mengalami stress. Pasien sering
melamun, menangis, marah-marah, serta lebih banyak menyendiri atau mengurung
diri di kamar ketika berada di rumah. Hubungan dengan ibu, saudara, keluarga lain,
dan tetangga renggang.
C. Keluhan Utama
Pasien mengatakan merasa putus asa, mengungkapkan tentang kesulitan dengan stress
kehidupan. Pasien juga mengatakan tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang
lain, ekspresi wajah murung, tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang
seharusnya dapat dilakukan.
D. Faktor Presipitasi dan Predisposisi

a) Faktor Presipitasi
Pasien mengalami keadaan yang tidak menyenangkan yaitu harus putus sekolah
karena ibunya yang berperan sebagai pencari nafkah utama / tulang punggung
keluarga tidak mampu membiayai DK untuk melanjutkan pendidikannya ke
bangku kuliah. Keluarga DK juga merupakan kluarga yang kurang mampu.
DK sering merasa kecil di hadapan teman-temannya. Semenjak itu pasien suka
melamun, menyendiri sampai mengunci diri di rumah, pasien sering suka
melamun, marah-marah, menyendiri dikamar, hubungan dengan orang-orang
terdekat dan tetangga menjadi renggang.
b) Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya / di masa lalu : Pernah
2. Pengobatan sebelumnya : Tidak berhasil
3. Trauma :
Jenis Trauma
Kehilangan

Usia
15 tahun

Pelaku
Ayah DK

Korban
DK

17 tahun

Pacar DK

DK

Saksi

Aniaya fisik
Penolakan
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan
kriminal
Lain-lain

Penjelasan :
~ Pasien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.
~ Pasien belum pernah dibawa ataupun dirawat di RSJ dan belum pernah
mendapatkan pengobatan lainnya.
~ Pasien pernah kehilangan ayahnya saat berumur 15 tahun dan 2 tahun kemudian
kehilangan / ditinggal oleh pacarnya pada umur 17 tahun.
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Tidak ada
5. Pengalaman masa lalu yang dirasakan tidak menyenangkan?
Pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu diputus
dan ditinggalkan oleh pacarnya. Semenjak itu pasien suka menyendiri sampai

mengunci diri di rumah, pasien sering suka melamun, marah-marah, menyendiri


dikamar, hubungan dengan ibu, keluarga lain, dan tetangga renggang.
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
E. Pemeriksaan fisik
1. TD :120/70 mmHg
S : 37C
2. Ukuran
BB : 49 kg

N : 80 x / menit
RR : 24 x / menit
TB : 160 cm

3. Keadaan fisik
~ Kepala : rambut hitam, kebersihan cukup.
~ Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
~ Hidung : bersih, tidak ada polip.
~ Telinga : bersih, tidak ada secret.
~ Mulut : mukosa lembab, kebersihan mulut dan gigi cukup.
~ Leher : tidak ada pembesaran tyroid, bendungan vena jugularis, dan
pembesaran kelenjar limfe.
~ Dada : simetris, pengembangan paru kanan dan kiri sama, tidak ada keluhan
nyeri pada dada, tidak ada sesak napas.
~ Abdomen : tidak ada masa dan tidak ada benjolan.
~ Ekstremitas atas : di tangan tidak terpasang infus, tidak terjadi udema begitu
juga dengan ekstremitas bawah tidak terpasang infus pada kakinya, dan tidak
terdapat udema.
~ Kulit : putih, tidak keriput, turgor baik, tidak ada luka.
4. Keluhan Fisik : Tidak Ada
Penjelasan : Pasien mengatakan tidak mengalami sakit apapun. Pasien tidak
pernah mengalami mual maupun muntah, sakit kepala, maupun
penyakit-penyakit lain yang dirasakan mengganggu.
F. Psikososial
1. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah

Penjelasan : klien adalah anak ke 4 dari 4 bersaudara, klien mengalami gangguan


jiwa, ayah klien sudah meninggal dunia karena sakit-sakitan. Klien
mempunyai 3 kakak perempuan, semua kakak klien sudah menikah
dan masing-masing sudah dikaruniai anak, keluarga klien tidak ada
yang mempunyai riwayat gangguan jiwa, klien tinggal satu rumah
dengan ibu klien.
2. Konsep diri
a) Citra tubuh
Bagian tubuh yang disukai adalah kepala dan jantungnya, karena menurutnya
dengan kepala jantungnya tersebut dia bisa merasakan pernah menyayangi dan
mencintai orang-orang terdekatnya termasuk ayahnya yang sangat dia sayangi
dan pacar yng telah meninggalkannya yang sangat dia cintai. Tetapi secara
umum pasien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya, karena tidak ada
kecacatan pada anggota tubuhnya.
b) Identitas diri
Pasien adalah seorang gadis, pasien menerima dirinya sebagai seorang
perempuan. Pasien mengatakan puas sebagai perempuan yang sudah pernah
merasakan ketertarikan kepada lawan jenis.
c) Peran
Pasien merupakan seorang anak sekaligus seorang adik bagi kakak-kakaknya.
Sebelum sakit pasien mampu menjalankan tugas sebagai anak, namun setelah
sakit pasien tidak bisa menjalankan perannya sebagai anak.
d) Ideal diri

Pasien mengharapkan agar keluarganya lebih memperhatikan dirinya,


meskipun ibunya sudah tidak dapat membiayai sekolahnya. Pasien ingin
kembali ke rumah supaya dapat berkumpul dengan saudaranya.
e) Harga diri
Pasien mengatakan bahwa sebenarnya dia ingin sekali melanjutkan
pendidikannya ke bangku kuliah. Pasien mengatakan kurang percaya diri saat
berkumpul dengan teman-teman sebayanya karena kebanyakan teman-teman
sebayanya melanjutkan pendidikan ke universitas-universitas ternama.
3. Hubungan sosial
a) Orang yang berarti :
Orang yang terdekat dengan pasien adalah ayah kandungnya, tetapi ayahnya
sudah meninggal pada saat CJ berumur 15 tahun karena sakit-sakitan.
b) Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat
Pasien tidak ikut dalam organisasi masyarakat, pasien lebih suka sendiri, dan
diam. Begitu juga ketika berada di rumah sakit jiwa, pasien sering menyendiri,
diam, menundukkan kepala, dan sulit di ajak komunikasi.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Setelah mendapati kenyataan ibunya tidak mampu membiayainya untuk
melanjutkan pendidikan ke bangku universitas, CJ mengatakan malas dan
tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.
4. Spiritual
a) Nilai dan keyakinan
Pasien dan keluarga menganut agama Hindu.
b) Kegiatan ibadah
Pasien menganggap sakit yang dialami saat ini merupakan cobaan dari Tuhan.
Pasien menjalankan ibadahnya dengan tekun sesuai dengan ajaran dan
keyakinannya.
G. Status Mental
1. Penampilan
Pasien memakai seragam pasien dengan baik (bersih dan rapi) dan sesuai.
2. Pembicaraan
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik dengan perawat namun membutuhkan
waktu yang cukup lama dan harus sedikit dipaksa terlebih dahulu. Pasien bicara
dengan suara lambat, halus tapi jelas, inisiatif untuk memulai pembicaraan kurang
namun sudah sesuai dengan topic pembicaraan.
3. Aktivasi motorik
Pasien termasuk kurang kooperatif, tampak lesu, suka menyendiri. Pasien hanya
berdiam diri di kamar atau duduk di taman sambil melamun dan jarang
melakukan aktivitas tertentu.

4. Afek dan emosi


a) Afek : Pasien mengalami jenis afek apropiate (tepat) yaitu: ekspresi klien
sesuai dengan suasana yang terjadi, klien mengatakan senang dan
klien tampak senyum ketika di ajak bermain, klien mengatakan benci
dan muka tampak tegang ketika ada salah satu dari beberapa
temannya yang menghinanya.
b) Alam perasaan (emosi) : Pasien mengatakan hatinya sedih ketika mengingat
dirinya yang tidak dapat melanjutkan pendidikan
ke

bangku

universitas

dan

ingat

keadaan

keluarganya.
5. Interaksi selama wawancara
Kurang berkonsentrasi dan kontak mata kurang. Selama wawancara respon pasien
mau menceritakan masalahnya kepada perawat walaupun kontak mata sulit
dipertahankan selama berinteraksi.
6. Persepsi sensorik
Apakah ada gangguan : Ada
Halusinasi : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada
Proses pikir (arus dan bentuk pikir) : Normal, pasien mampu bercerita secara urut
dan berarah.
Isi pikir : Normal, saat dikaji pasien tidak mempunyai gangguan isi pikir atau
waham.
7. Tingkat kesadaran
Kesadaran pasien composmentis, pasien menyadari bahwa dirinya ada di rumah
sakit jiwa, pasien mengetauhi hari, pasien mengenal nama perawat dan temantemannya.
8. Memori
Daya ingat jangka panjang : pasien masih ingat dia dilahirkan di kota Denpasar,
masih ingat ketika ayah yang sangat dia sayangi meninggal dunia dan dia
diputuskan oleh pacar yang sangat dia cintai. Daya ingat jangka pendek : pasien
masih ingat ketika ibunya mengatakan tidak mampu membiayai pendidikannya.
Daya ingat saat ini : saat ditanya sudah makan atau belum pada pagi hari, pasien
menjawab sudah makan dan masih ingat nama perawat yang diajak berbicara.
9. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi : pasien dapat berkonsentrasi dengan baik pertanyaan dan
pembicaraan yang diajukan oleh perawat.
Berhitung : pasien mampu berhitung 1-10.
10. Kemampuan penilaian

Pasien mampu mengambil keputusan yang sederhana tanpa bantuan perawat,


misal : mandi.
11. Daya tilik diri
Pasien tidak mengingkari bahwa dirinya berada di rumah sakit jiwa, dan tidak
menyalahkan orang lain atau lingkungan yang menyebabkan kondisi seperti ini
akan tetapi pasien menganggap dirinya tidak sakit.
H. Kebutuhan Perencanaan Pulang
1. Kemampuan pasien memenuhi kebutuhan :
Kemampuan memenuhi kebutuhan
Makanan
Keamanan
Perawatan kesehatan
Pakaian
Transportasi
Tempat tinggal
Keuangan

Ya

Tidak

2. Kegiatan hidup sehari-hari


a) Perawatan diri
Kegiatan hidup sehari-hari
Bantuan total
Bantuan minimal
Mandi
Kebersihan
Makan

BAK
BAB
Ganti pakaian
b) Nutrisi
~ Apakah Adik puas dengan pola makan? Puas
~ Apakah ketika makan Adik memisahkan diri dengan teman-teman yang ada
disini? Tidak
~ Frekuensi makan sehari : 3 kali, dan frekuensi kudapan sehari : 2 kali
~ Nafsu makan : Normal
~ Berat badan : Normal
BB saat ini : 49 kg
BB terendah : 48 kg
Masalah keperawatan : Tidak ada
c) Tidur
~ Apakah Adik mengalami masalah atau gangguan pola tidur? Ya, susah
untuk memulai tidur.
~ Apakah Adik merasa lebih segar setelah bangun tidur? Tidak
~ Apakah Adik mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari? Tidak ada

~ Apakah ada yang dapat menolong Adik dalam mempermudah untuk


memualai tidur? Tidak ada
~ Tidur malam jam : 24.00 WITA, bangun pagi jam 06.00 WITA
Rata-rata tidur malam : 6 jam
~ Apakah ada gangguan tidur : sulit untuk tidur.
Masalah keperawatan : Gangguan pola tidur
3. Kemampuan pasien dalam hal-hal berikut ini :
~ Mengantisipasi dalam kebutuhan sendiri : Ya
~ Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Ya
~ Mengatur penggunaan obat : Ya
~ Melakukan pemeriksaan kesehatan : Tidak
Masalah keperawatan : Tidak ada
4. Pasien memiliki sistem pendukung
~ Keluarga : Ada
~ Terapis : Ada
~ Teman sejawat : Ada
~ Kelompok social : Tidak ada
Penjelasan :
Keluarga dan perawat mendukung kesembuhan pasien dengan memotivasi dan
selalu memberikan perhatian dan dukungan penuh bahwa dia bisa sehat
kembali dan bisa menerima semua keadaan dan kondisinya dan bergembira
menjalani kehidupannya ke depan.
5. Apakah pasien menikmati kegiatan produktif, atau hobi?
Tidak menikmati. Pasien lebih senang melamun dan berdiam diri dari pada
melakukan suatu aktivitas.
Masalah keperawatan : Defisit aktivitas
I. Mekanisme Koping
Adaptif
-

Bicara dengan orang lain


Mampu menyelesaikan masalah
Teknik relaksasi
Aktivitas konstriktif
Olah raga

Maladaptif

Minum alcohol
Reaksi lambat / berlebihan
Bekerja berlebihan
Menghindar

Menciderai diri

Penjelasan : Pasien belum mampu melakukan koping yang efektif terhadap dirinya.
Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah, pasien sering
memendamnya (tidak mau menceritakan pada orang lain) dan saat
dilakukan pengkajian klien tampak menyendiri.
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif.
J. Masalah Psikososial Dan Lingkungan
~ Masalah dengan dukungan kelompok : Tidak ada
~ Masalah berhubungan dengan lingkungan
~ Spesifiknya : lebih suka menyendiri
~ Masalah dengan pendidikan : Tidak ada
~ Masalah dengan pekerjaan : Tidak ada
~ Masalah dengan perumahan : Tidak ada
~ Masalah dengan ekonomi : Tidak ada
~ Masalah dengan pelayanan kesehatan : Tidak ada
K. Aspek Medis
Diagnosa medic : Depresi
Terapi medic : Cpz 2 x 50 mg, Stelazin 2 x 10 gram, THP 2 x 2 gram.
L. Daftar Masalah Keperawatan
1. Koping individu tak efektif

II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Analisa Data

Tangal
Senin, 8
Oktober

No

Data
DS :

Masalah
Koping

~ Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai individu tidak

2012

masalah, pasien sering memendamnya (tidak efektif

Pukul

mau menceritakan pada orang lain).

10.30

(inefektif)

DO :
~ Klien tampak menyendiri

WITA

~ Ekspresi wajah murung, tampak sedih dan tidak


melakukan aktivitas yang seharusnya dapat
dilakukan.

b. Rumusan Diagnosa
Koping individu tidak efektif (inefektif) berhubungan dengan sumber psikologis yang
tidak adekuat sekunder akibat harga diri rendah.
III.

POHON MASALAH
Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

IV.

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI


Tgl

Dx

Tujuan

Kriteria Hasil

Koping

Setelah dia 1. klien DK

Oktober

individ

lakukan

dapat mengerti

Rencana/Tindakan
Keperawatan
1. Kaji status koping
individu saat ini.

Rasional
1. Mengetahui
tingkat stress

2012

u tidak tindakan

arti sakit dan

Pukul

efektif

keperawat

kematian

10.10

(inefekt

an selama

2.Bapak DK

wita

if)

b/d 3x15

dapat

2. Beri dukungn jika


individu bicara

semangat dan
3. Dorong untuk

sumber

menit

mengungkapkan

melakukan

psikolo

diharapka

perasaaanya.

evaluasi diri

gis

n Bapak

3.Bapak DK

tentang

yang

DK

dapat

tidak

dapat

mengurangi rasa

adekuat

menyelesa

bersalah melalui

sekund

ikan masa

proses

er

berkabung

berkabung.

akibat

dengan

harga

tuntas.

diri
rendah.

klien
2. Memberi

perilakunya
4. Beri kesempatan
untuk

menunjukan
rasa empati
3. Untuk
mengetahui
potensi diri
pasien
4. Membantu

menggunakan

mengurangi

teknik

stress pasien

penatalaksanaan
stress
5. Bantu individu

5. Membantu

untuk

mengetahui

mengidentifikasi

masalah yang

masalah yang tidak

sulit untuk

dapat dikontrol

dikontrol

secara langsung
6. Instruksikan
individu untuk
melakukan teknik
relaksasi
7. Tingkatkan
aktivitas individu
secara bertahap
8. Bentuk jaringan
dari orang-orang
yang mengeti
situasi
9. Persiapkan
terhadap masalah
yang mungkin
terjadi setelah

6. Membantu
individu merasa
rileks.
7. Untuk
mengalihkan
kesedihan
pasien
8. Memperbanyak
dukungan
terhadap klien
9. Memantau
maslah yang
mungkin terjadi
saat pasien
pulang.

pulang.

V.

IMPLEMENTASI
Inisial: DK

No
1

Tanggal/

Dx. Kep
Waktu
8 Oktober Koping

Implementasi
Mengkaji status koping

Evaluasi
Pasien mengatakan apabila

2012. Pukul individu tidak individu saat ini.

pasien

10.20

efektif

masalah,

WITA

(inefektif)

memendamnya (tidak mau

berhubungan

Memberi dukungn jika

mempunyai
pasien

sering

menceritakan pada orang

dengan
2

Pukul 10.25

individu bicara

sumber

Memberi kesempatan

psikologis
yang
3

Pukul 10.27

lain).

tidak

adekuat

masalahnya

untuk menggunakan
teknik penatalaksanaan

Pasien

stress

sekunder
akibat

harga

diri rendah.

Pasien mau menceritakan

menangis

untuk

mengungkapkan emosinya.
Membantu individu untuk
mengidentifikasi masalah
yang tidak dapat dikontrol

Pukul 10.30

secara langsung

Pasien mengatakan bahwa

Membantu individu untuk

merasa diri tidak berguna

melakukan teknik

dan tidak dapat melakukan

relaksasi

apa-apa

Menganjurkan untuk
5

Pukul 10.35

meningkatkan aktivitas
individu secara bertahap

Pukul 11.10

Pukul 11.14

Pasien mengatakan sedikit


lebih tenang

Menganjurkan keluarga

Pasien mengatakan akan

untuk memberi dukungan

mencari kesibukan untuk

kepada klien.

melupakan kesedihanya.

Megevaluasi

kembali

pengetahuan

pasien

terhadap

teknik Keluarga

penatalaksanaan stress.

bersedia
membantu

mengatakan
dan

akan
pasien

mengurangi kesedihannya.
8

Pukul 11.20
Pasien mengatakan sudah
mengetahui cara mengotrol
Kesedihanya.

VI.

EVALUASI

No Tangal
1
8 Oktober

Dx Evaluasi
1
S : Sudah lebih tenang dan sudah mengetahui cara

2012

mengontrol kesedihanya.

Pukul

O : Pasien tampak lebih tenang

12.00 wita

Pasien berhenti menangis


A : Masalah teratasi.
P : Pertahankan kondisi pasien

Ttd

You might also like