Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Herlina
NIM 010912063
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa, dievaluasi, dan disetujui oleh pembimbing praktik
BPS Yuniati Surabaya
Surabaya,
Juli 2011
Mahasiswa
Herlina
NIM 010912063
Pembimbing Praktik I
Pembimbing Praktik II
Yuniati, SST.
NIP ..
Mengetahui
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997,
Angka kematian Ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 334 per 100.000 kelahiran
hidup, sedangkan Angka Kematian
sekitar 30,8 persen per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu sekitar 270
dari per 100 ribu kelahiran (www.ugm/2009.ac.id).
Tercatat pada tahun 2006 di Indonesia dari kasus satu per 100.000 orang
kelahiran hidup (KLH), angka kematian ibu (AKI) akibat melahirkan di Indonesia
mencapai 226 orang, angka tersebut tercatat yang tertinggi di Asia Tenggara. Pada
tahun 2009, pemerintah Indonesia harus bisa menekankan AKI di Indonesia,
targetnya Departemen Kesehatan pada tahun 2009 maksimal mencapai 206 kasus
AKI, penurunan AKI dari tahun 2006 hingga 2009 hanya mencapai 20 orang, hal
tersebut dikarenakan untuk membangun bidang kesehatan di Indonesia cukup sulit
(www.kapanlagi/2009.com).
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
Tujuan Khusus
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis, penulis
diharapkan mampu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.3
Pelaksanaan
Pelaksanaan praktik profesi tanggal 06 Juli sampai dengan 15 Juli 2011 di
1.4
Sistematika Penulisan
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3
TINJAUAN KASUS
BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal apabila prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Asuhan
Persalinan Normal, 2007).
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37- 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2007).
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat timbul
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar ( Ilmu Kebidanan, 2007).
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawiroharjo S, 2007).
2.1.2
Macam-macam Persalinan
Berikut adalah macam-macam persalinan :
1) Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan
lahir.
2) Persalinan bantuan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan
forceps atau dilakukan operasi section caesarea.
3) Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan misalnya dengan pemberian pitocin atau
prostaglandin atau pemecahan ketuban.
2.1.3
3) Para : seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
(variabel)
4) Nullipara : seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang
viabel
5) Multipara atau pleupara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan
bayi yang viabel untuk beberapa kali
6) Grandemultipara : wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari 5
kali.
7) Inpartu
8) Partus immaturus adalah partus yang terjadi pada umur kehamilan kurang
dari 28 minggu lebih dari 20 minggu dengan berat janin antara 500-900.
9) Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat
hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara 1000-2499
gram atau tua kehamilan antara 28-37 minggu.
10) Partus matures atau partus aterm adalah suatu partus yang terjadi pada
kehamilan antara 37-42 minggu dengan berat badan 2500 gram atau lebih.
11) Partus postmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi pada
kehamilan lebih dari 42 minggu.
12) Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin viabel berat janin
dibawah 500 gram atau tua kehamilan dibawah 20 minggu.
2.1.4
5. Glandula
suprarenal
merupakan
pemicu
terjadinya
persalinan
belakang
serviks
terletak
ganglion
serviks
(fleksus
1) Power
2) Passanger
3) Passange (jalan lahir)
4) Psikis
5) Penolong
Berikut adalah penjelasan masing-masing faktor tersebut di atas :
1)
Power
Power adalah tenaga atau kekuatan ibu untuk mengejan, tenaga ini serupa
dengan tenaga waktu kita buang air besar tetapi jauh lebih kuat lagi. Tanpa
mengejan anak tidak dapat keluar seperti pada pasien yang lumpuh otot-otot
perutnya maka persalinan harus dibantu dengan forcops. Setelah pembukaan
lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang mendorong anak keluar. Selain his
terutama disebabkan oleh kontraksi otot dinding perut yang menyebabkan tekanan
intra abdominal meningkat.
Ibu melakukan kontraksi involuntes dan volunter secara bersamaan untuk
mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi involunter yang disebut
kekuatan primer menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi
usaha volunter dimulai untuk mendorong yang disebut kekuatan sekunder yang
membesar kekuatan kontraksi involunter.
Power saat persalinan disebabkan oleh :
1. HIS (kontraksi otot rahim)
2. Tenaga meneran.
HIS (Kontraksi otot rahim)
Kontraksi persalinan merupakan kontraksi otot-otot rahim miometrium
akibat pengaruh hormon oksitosin, kontraksi uterus disebabkan karena otot-otot
polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna dengan sifat-sifat kontraksi
simetris, fundus dominan diikuti relaksasi (Manuaba : 1998).
Pada waktu kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal
dan lebih pendek. Cavum uteri menjadi lebih kecil mendorong janin dan kantong
omnion ke arah SBR (Segmen Bawah Rahim) dan serviks. Perbedaan anatomis
dan fisiologis antara fundus uteri, segmen bawah rahim dan serviks sangat
menguntungkan untuk ekspulsi janin. Jika semua bagian tersebut merupakan otot
polos dan semuanya berkontraksi atau berretraksi maka tidak akan terjadi ekspulsi
janin, atau akan memperlambat terjadinya ekspulsi janin.
His pada persalinan dimulai pada daerah dimana saluran tuba masuk
kedalam kavem uteri yaitu yang disebut kornu uteri.daerah ini yang disebut
dengan pace maker. His yang sempurna dimulai dari fundus yaitu daerah yang
mempunyai ketebalan otot paling tinggidan menyebar keseluruh bagian uterus
dengan kecepatan 2 cm per detik. Daerah fundus yang mempunyai otot paling
tebal akan mengalami pemendekan otot yang dalam istilah ginekologi disebut
retraksi. Retraksi otot pada fundus akan membuat daerah yang berada di daerah
cervik mengalami penipisan dan tertarik ke atas karena di daerah tersebut kurang
mengandung otot. Dan penipisan dan pembukaan itu akan menjadi maksimal jika
di cervik terjadi tekanan misalnya oleh kepala janin.
His yang sempurna dan efektif adalah jika ada koordinasi antara
golombang kontraksi sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri
dengan amplitude 40-60 mmHg yang berlangsung 60 90 detik dengan jangka
waktu antar kontraksi 2-4 menit. Jika frekuensi dan amplitude his lebih tinggi
maka akan terjadi hipoksia dan gawat janin yang bisa dideteksi dengan DJJ.
Interval diantara tiap his sangat penting bagi kesejahteraan janin dalan rahim.
Yaitu untuk suplai darah dan oksigen ke janin, maka untuk uterus yang tiap menit
berkontraksi dan tidak ad interval (tetania uteri) sangat memiliki resiko tinggi bagi
bayi.
Tenaga Meneran
Tenaga meneran adalah tenaga yang timbul saat persalinan akan dimulai.
Hal ini disebabkan saat kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu refleks
yang mengakibatkan bahwa pasien menutup glotisnya, mengontraksikan otot
ototnya dan menekan diafragma ke bawah. Tenaga mengejan ini sbenarnya
merupakan koordinasi antara kontraksi diagfragma dan otot dinding abomen. Dan
kekuatan meneran ini akan menjadi sangat maksimal jika ibu dalam posisi fleksi,
dagu ibu menempel dada dan tangan merangkul pahanya dekat pada perut.
Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap
dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim. Cara meneran yang baik adalah ketika
kepala janin sudah memasuki PAP. Ketuban sudah pecah (bila belum keras
dipecahkan dulu). His akan timbul lebih sering dan merupakan tenaga pendorong
janin disamping itu ibu harus dipimpin meneran pada waktu ada his dan
beristirahat diantara kedua his.
2)
Passanger
Passenger adalah penumpang yang janin, plasenta atau juga selaput
ketuban harus dilahirkan melalui jalan lahir. Karena itu plasenta juga dan selaput
ketuban dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin.
Passanger pada saat persalinan terdiri dari :
1. Janin
2. Air Ketuban dan selaput ketuban
3. Plasenta
Janin
-
Berat
Untuk bayi perempuan 3,4 kg dan laki-laki 3,5 kg. Berat bayi normal
antara > 2500 gr sampai < 4000 gr.
Panjang
Untuk panjang bayi rata-rata 50 cm. Panjang bayi normal diantara 45 cm
sampai < 55 cm. bila panjang bayi yang kurang/melebihi panjang bayi
normal maka dicurigai adanya penyimpangan kromosom.
: 12 cm
: 13,5 cm
: 9,25 cm
5. Diameter bitemporalis
: 8 cm
Ukuran sirkumferensia :
1. Cirkumforensia frento occipitalis : 34 cm
2. Cirkumferensia menta occipitalis : 35 cm
3. Cirkumferensia sub occipito bregmantika : 32 cm (Rustam Muchtar,
1998 : 67).
-
Letak janin
Presentasi
Yaitu bagian presentasi menunjukkan bagian janin yang menempati PAP,
atau bagian janin yang pertama kali masuk PAP. Bisa disebut bokong,
kepala ataupun bahu. Presentasi bayi yang normal adalah sub acccipito
bragmatika.
Volume
Volume air ketuban dalam kehamilan cukup bulan adalah 1000-1500 cc.
Bila kurang dari 1000 cc disebut oligohidromnion. Namun bila volume air
ketuban lebih dari 1500 cc disebut polihidromnion.
Bentuk
Air ketuban berwarna putih kekeruhan khas amis dan berasa manis. Bila
air ketuban berwarna hijau ini adalah indikasi adanya ketidaknormalan.
Komposisinya
Terdiri atas 98 % air, sisanya albumin sel-sel epitel. Rambut lanugo, vernit
caseasa dan garam-garam organic. Kadar protein 2, gr/l terutama di bagian
albumin. Diproduksi oleh kencing janin, transudasi dari epitel amnion
sekresi dari epitel amnion asal campuran (mixed arigin).
2.
3.
4.
5.
6.
Plasenta
Plasenta adalah alat transportasi darah, nutrisi, oksigen dan juga
sisa buangan dari ibu kepada janin. Uri berbentuk bundar atau oval,
ukuran diameter 15-20 cm tebal 2-3 cm berat 500-600 gr.
-
Komponen plasenta
Plasenta terdiri dari desidua kompektel atas beberapa lobus dan terdiri dari
15-20 kotiloden
Tali pusat
Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan janin.
Panjang tali pusat antara 50-55 cm diameternya 1-2,5 cm dan terdiri atas 2
buah arteri, umbilicalis dan 1 buah vena umbilicalis. Selain panjangnya tali
pusat yang terpenting lagi adalah insersi nya kepada plasenta, hal ini sering
menjadi masalah ketika insersi itu tidak pada tempatnya.
3)
bentuk
ini
sebetulnya
panggul
Ukuran PAP
Batas PAP adalah promontarium, sayap sacrum, lineainno, minata, ramus
superior, ossispubis dan pinggir atas symphisisi. Ada 3 ukuran :
Ukuran muka belakang
-
= 12,75 cm
Ukuran melintang
= 12,50 cm
c.
= 11,5 cm
Ukuran melintang
= 10 cm
d.
e.
Cerviks
Cerviks juga merupakan bagian dari jala lahr yang penting untuk sebuah
proses kelahiran. Suat persalinan akan dimulai jika ada tanda-tanda
pendataran dan pembukaan cerviks. Ada tiga komponen cerviks secara
structural yaitu kolagen, otot polos, dan jaringan ikat atau substansi
dasar lainnya. Otot polos pada daerah cerviks memang jauh lebih sedikit
Psikis
Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu bersalin meliputi :
Kecemasan mengakibatkan peningkatan hormon seks yang terdiri dari
1. B endosphin
3. Cartisol
2. Adenocus tricotropin
4. Epinephrin
1. Peningkatan bendharpin
2. Adenous tricotropin
3. Cortisol
4. Epinephrin
Pembukaan serviks
Lambat
Otot halus uterus terganggu
Kontraksi
Uterus melemah
Gambar 2.3.4.1 Siklus pengaruh kecemasan pada kemajuan
persalinan
dapat
mempengaruhi
sekresi
epinefrin
dan
dapat
Menimbulkan:
1. Retensi Na
2. Ekskresi K
3. Penurunan glukosa
Pembukaan serviks
lambat
Kontraksi uterus
menghambat aktivitas
lemah
miometrium
Penolong
Peran penolong selama proses persalinan memberikan pengaruh
pada ibu yang bersalin untuk melayani proses persalinan dengan sebaikbaiknya. (Manuaba : 1998).
2.1.6
Tanda-tanda Persalinan
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
Mekanisme Persalinan
1. Engagement
Ketika diameter biparietalis melewati PAP : masuknya kepala kedalam
PAP biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan flexi ringan.
Masuknya kepala kedalam PAP pada primigravida. Sudah terjadi pada
bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multigravida biasanya baru
terjadi pada permulaan persalinan. Penurunan bagian terendah janin ke
dalam rongga panggu ini akan dirasakan ibu sebagai Lightening
2. Desent (penurunan)
Penurunan ini diakibatkan oleh tekanan cairan intra uterine, tekanan
langsung oleh fundus pada bokong saat ada kontraksi, usaha mengejan
yang menggunakan otot-otot abdomen, ekstensi dan pelurusan badan
janin.
3. Flexion
Dengan majunya kepala biasanya juga flexi bertambah hingga UUK jelas
lebih rendah dari UUB. Keuntungan dari bertambahnya flexi ialah bahwa
ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir. Diameter sub occipito
frontalis (11 cm). flexi ini disebabkan karena anak didorong maju dan
sebaliknya mendapat tekanan dari pintu atas panggul serviks, dinding
panggul atau dasar panggul.
4. Putaran paksi dalam
Yang dimaksud adalah putaran dari bagian depan sehingga bagian
terendah dari bagian depan memutar ke depan bawah sumphisis. Pada
presentasi belakang kepala, bagian yang terendah adalah bagian UUK
dan bagian ini yang melakukan putaran ke depan ke bawah symphisis
karena ukuran bahu luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran
bahu (diameter bisa cramial menempatkan diri dalam diameter antero
posterior dari pintu bawah panggul).
7. Expulsion
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphisis
dan menjadi hipomocclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian
bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah g
paksi jalan lahir.
2.1.8
Tahapan Persalinan
2) Fase aktif
Fase aktif dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
a. Fase akselarasi (fase percepatan)
Dari pembukaan 3 cm 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.
b. Fase kemajuan maksimal
Dari pembukaan 4 cm 9 cm yang dicapai dalam 2 jam
c. Fase deselerasi
Dari pembukaan 9 cm 10 cm selama 2 jam
Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam
sedangkan pada multigravida berlangsung kira-kira 8 jam.
2) Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut
sebagian kala pengeluaran bayi.
Gejala dan tanda kala II persalinan yaitu :
1. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
2. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau
vaginanya.
3. Perineum menonjol
4. Vulva dan vagina, spingter ani membuka
5. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang
hasilnya adalah :
1. Pembukaan serviks telah lengkap
2. Terlihatnya bagian kepala bayi.
Pada saat kepala janin tampak dalam vulva, seorang penolong
persalinan harus menahan perineum dengan kain sedangkan tangan
satunya menahan keluarnya kepala supaya tidak terjadi expulsi
berlebihan. Dengan adanya his dan kekuatan mengejan yang baik,
4) Kala IV
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2
jam setelah itu :
Pada kala IV dilakukan observasi sebagai berikut :
1. Tanda-tanda vital ibu
2. Pemeriksaan perdarahan pada ibu
3. Pemantauan kontraksi uterus
4. Dokumentasi asuhan yang telah dilakukan
Perdarahan pada ibu dianggap normal jika < 500 cc
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Kala I
Primi
13 jam
Multi
7 jam
Kala II
1 jam
jam
Kala III
jam
jam
Lama Persalinan
14 jam
7 jam
Fase Laten
Setiap 4 jam
Fase Aktif
Setiap 24 jam
Tekanan darah
Setiap 4 jam
Setiap 4 jam
Nadi
Djj
Setiap 1 jam
Setiap 30 jam
Kontraksi
Setiap 1 jam
Setiap 30 jam
Pembukaan serviks
Setiap 4 jam
Setiap 4 jam
Penurunan
Setiap 4 jam
Setiap 4 jam
2.1.9
Partograf
Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu
petugas kesehatan dalam mengambil keputusan saat pelaksanaan. Partograf
dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif0. partograf dimulai atau dibuat
untuk setiap ibu bersalin, tanpa menghiraukan apakah persalinan tersebut
normal atau dengan komplikasi.
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya
partus lama.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi
bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan
asuhan atau tindakan yang diberikan.
Hal-hal yang dicatat mengenai kondisi ibu dan janin adalah sebagai berikut :
(1) Denyut jantung janin
Dinilai setiap 30 menit sampai 1 jam. Mulai waspada apabila djj
mengarah hingga dibawah 120 atau di atas 160 x/mnt.
(2) Air ketuban
Nilai warna ketuban jika selaput ketuban
U
(6) Waktu
Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien
diterima. Jam, catat sesuai angka lajur pembukaan digaris waspada.
(7) Kontraksi
Catat setiap setengah jam, lakukan palpasi untuk menghilangkan
banyaknya kontraksi dalam hitungan detik.
: kontraksi lamanya kurang dari 20 detik
: kontraksi lamanya 20-40 detik
: kontraksi lamanya lebih dari 40 detik
(8) Oksitosin
Jika memakai oksitosin, catat banyaknya oksitosin per volume cairan
infuse dan dalam tetesan per menit.
(9) Obat-obatan yang diberikan
(10) Nadi
Catat setiap 30-60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar (.)
(11)
Tekanan darah
Suhu badan
Partograf
akan
membantu
penolong
dalam
memantau
Penggunaan partograf yang rutin akan memastikan para ibu dan bayinya
mendapat asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, dapat mencegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Pencatatan selama fase aktif persalinan :
A. Informasi tentang ibu
1. Nama, umur
2. Grafida, para, abortus
3. No catatan medis
4. Tanggal dan waktu mulai dirawat
5. Waktu pecahnya ketuban
B. Kondisi janin
1. DJJ
2. Warna dan adanya air ketuban
3. Moulage kepala janin
C. Kemajuan persalinan
1. Pembukaan serviks
2. Penurunan bagian terbawah janin
3. Garis waspada dan garis bertindak
D. Jam dan waktu
1. Waktu mulainya fase aktif persalinan
2. Waktu actual soal pmx atau penilaian
E. Kontraksi uterus
1. Frekuensi dan lamanya
F. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
1. Oksitosin
2. Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
G. Kondisi ibu
1. Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
2. Urine
H. Asuhan pengamatan dan keputusan lainnya
C. Kemajuan persalinan
Angka 1 10 yang tertera disamping kiri kolom menunjukkan besarnya
dilatasi serviks. Masing-masing kotak di bagian ini menyatakan waktu 30
menit.
1. Perubahan serviks
2. Penurunan bagian terendah janin
3. Garis waspada dan garis bertindak
2.2
Pengkajian
Tanggal :
jam :
oleh :
I. Data subyektif
1.1 Identitas (MKB tanggal)
-
Nama ibu
nama suami :
Umur ibu
Umur suami :
Menurut Christina, 1993 : 84, kehamilan yang pertama kali dengan baik
antara 19-35 tahun, dengan otot masih bersifat sangat elastis dan mudah
diregang. Tetapi menurut pengalaman, penderita umur 2535 tahun masih
mudah untuk melahirkan jadi melahirkan tidak saja umur 19-25 tahun,
primitua dikatakan mulai 35 tahun.
-
Agama
Menurut Depkes RI, 1995 : 14 dinyatakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan klien. Dengan diketahui agama
pasien
akan
memudahkan
bidan
melakukan
pendekatan
dialam
Suhu/bangsa
Untuk mengetahui latar belakang sosial budaya yang mempengaruhi
kesehatan klien.
Pendidikan
Menurut Depkes RI, 1995 : 14 untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
atau taraf kemampuan berpikir ibu. Sehingga bidan bisa menyampaikan
penyuluhan KIE pada pasien dengan lebih mudah.
Pekerjaan
Menurut Christina, 1993 : 85 yang ditanyakan pekerjaan suami dan ibu
sendiri untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
penderita agar nasehat yang diberikan sesuai.
Penghasilan
Untuk mengetahui keadaan ekonomi, status ekonomi yang mempengaruhi
perilaku kesehatan klien.
Alamat
Menurut Christina, 1993 : 84, untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan
diperlukan bila mengadakan kunjungan rumah (home care/home visit ke
ibu)
Tetapan
Untuk memudahkan dalam berkomunikasi
Menurut Rustam Mochtar, 1998 : 86, menarche terjadi pada usia pubertas
yaitu 12-16 tahun
Siklus haid
MENURUT Sarwono, 1999 : 103. panjang siklus haid yang biasa pada
wanita ialah 25-32 hari.
Lama haid
Menurut Salmah, 2006 : 19, lama haid biasanya berlangsung selama 3-5
hari.
Teratur/tidak
Banyaknya
Sifat darah
Menurut FK UNPAD, 1983 : 78. darah haid berwarna merah, encer, tidak
membeku, terkadang membeku jika banyak.
Dismenorhoe
Fluor albus
Sedikit/sedang/banyak, tidak gatal, tidak bau, warna (putih, keruh,
bening), kekentalan (kental, encer).
HPHT
Menurut Pusdiknas 1993 : 63. bila hari pertama haid terakhir diketahui
maka dapat memperhitungkan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
Ditanyakan untuk mengetahui umur ketika Milan dan menentukan TPL
dan rumus Nagel (hari + 7, bulan 3, tahun + 1)
Jantung
Menurut Sarwono, 2005. 431-432, tanda dan gejala adanya penyakit
jantung yang berat (Dekompensasi kordis) yaitu bising diastalik,
peristaltik, bising jantung terus-menerus, kordiomegali, aritmia berat,
bising jantung nyaring terutama bisa disertai thrill.
1.6.2
Diabetes
Tanda dan gejala diabetes yang mudah dikenali adalah 3P yaitu
polydipsia, polyphagia dan polyuria.
1.6.3
Asma
Menurut Sarwono, 2005 : 490. gejala asma biasanya penderita
mengeluh nafas pendek, berbunyi, sesak dan batuk-batuk.
1.6.4
TBC
Menurut Sarwono, 2005 : 491. tanda dan gejala penyakit TBC adalah
batuk-batuk yang lama, badan terasa lemah, nafsu makan berkurang,
berat badan menurun, kadang-kadang batuk darah dan sakit di dada.
1.6.5
Hepatitis
Menurut Sarwono, 2005 : 503. hepatitis venis dapat terjadi pada setiap
kehamilan dan mempunyai pengaruh buruk bagi janin dan ibu.
1.6.6
Ginjal
Menurut Rostam Mochtar, 1998 : 164-169. ditandai dengan fatigue,
gagal tumbuh, pucat, lidah kering, plyun, hipertensi, proteinun,
nokturia.
1.6.7
Hypertensi
Menurut Manuaba, 1998 : 273-274. hypertensi dibagi menjadi dua
yaitu hipertensi essensial dan hipertensi ganas. Hipertensi essensial
jika tekanan darah 140/90 160/100. hipertensi TD systole > 200
mmHg.
1.6.8
Gemelly
Menurut manuaba, 1998 : 72, gemeli juga dipengaruhi faktor
keturunan selain bangsa, umur dan paritas.
Jantung
1.7.5 Hypertensi :
1.7.2
DM
1.7.6 TBC
1.7.3
Asma
1.7.7 Ginjal
1.7.4
Hipertensi :
1.7.8 Gemelly
2. Data Obyektif
2.1 Pemeriksaan Umum
2.1.1 Keadaan umum
: baik/jelek
2.1.2 Kesadaran
: composmentis
yakni
dengan
sadar
dapat
2.1.3.3 Suhu
2.1.3.4 RR
2.1.4 Pengukuran
2.1.4.1 Berat badan
Menurut salmah, dkk, 2006. peningkatan BB normal total
selama kehamilan adalah 12,5 kg. atau kita bisa hitung dengan
menggunakan BMI
2.1.4.2 Tinggi badan
Menurut Depkes RI, 1994 : 10. Ibu hamil dengan tinggi badan
< 145 cm, kemungkinan mempunyai panggul sempit.
2.1.4.3 Lingkar lengan atas
Menurut Depkes RI, 1994 : 10 : LILA yang kurang dari 23,5
cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang kurang.
: tidak ada
conjungtiva
: merah muda
Pucat
: tidak ada
sclera
: putih
2.2.1.3 Mulut
bibir
: tidak pucat
caries
: tidak ada
2.2.1.4 Leher
Menurut Manuaba, 1998 : 140
Pembesaran kelenjar tyroid
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
2.2.1.5 Dada
Menurut Manuaba, 1998 : 103. Paydara normal saat hamil
areola hiperpigmentasi, bentuk simetris, colostrums ada/tidak
Menurut Ksarwono, 2005 : 95, hamil 12 minggu ke atas keluar
colostrums yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai
berekskresi.
2.2.1.6 Abdomen
Menurut Sarwono 2005 : 97-98.
Linea alba
: ada
bartholinitis
: tidak
varices : tidak
tanda
Chadwick.
Pada
wanita
hamil
sering
2.2.2.3 Abdomen
1. Leopold I : menurut Rustam Mochtar, 1998 : 52
Menurut sielberg (untuk mengetahui TFU)
Umur Kehamilan
22 - 28 minggu
28 minggu
30 minggu
32 minggu
34 minggu
31 cm di atas symphisis
36 minggu
82 cm di atas symphisis
38 minggu
33 cm di atas symphisis
40 minggu
Periksa luar
Periksa dalam
Keterangan
Kepala di atas pintu atas
panggul,
mudah
digerakkan
Sulit digerakkan : bagian
HT H II
terbesar
belum
masuk
panggul
Bagian terbesar kepala
H II H III
H III +
H III H IV
panggul
Kepala sudah berada di
H IV
perineum
2.2.3 Auskultasi
Menurut Salmah dkk, 2006. Denyut jantung janin harus diantara
110-160 x/menit. Sedangkan menurut www. Portalkalbefiles-cdk.
Normal denyut jantung janin adalah 120-180 x/menit.
2.2.4 Perkusi
Reflek patella +/+
Menurut Depkes RI, 2000 : 20, dianggap normal jika tungkai bawah
akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Menurut pusdiknakes,
1993 : 68, bila refleks patella negatif, kemungkinan pasien kekurangan
vitamin B1. Pemeriksaan ini akan sangat berguna jika menghadapi
pasien dengan preeklamsia atau eklamsi. Karena reflek patella akan
digunakan untuk syrat pemberian terapi SM.
2.2.5 Pemeriksaan dalam (VT)
Untuk
mengetahui
kemajuan
persalinan
dengan
melakukan
jam :
oleh :
4. Planning
4.1 Kala I
4.1.1 Fase laten
4.1.1.1 Tujuan
Untuk mengetahui batas waktu normal pembukaan 0 sampai 4,
normalnya pada primipara, 12 jam dan pada multipara 8 jam
(asuhan persalinan normal, 2007).
4.1.1.2 Kriteria Hasil
1. Fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam kontraksi
mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-40 detik atau
lebih dari 40 detik.
(asuhan persalinan normal, 2007)
2. Keadaan ibu
ku
: baik
kesadaran
: composmentis
TD
RR
Suhu
: 360 370C
Nadi
: 76-88 x/menit
Pembukaan : 1-4 cm
3. Keadaan bayi
DJJ normal : 110 x/mnt
Terjadi penurunan kepala janin, tidak terjadi moulage.
mobilisasi
dapat
membantu
mempercepat
4.1.2.1 Tujuan
Untuk mengetahui batasan waktu normal pembukaan 4 sampai
lengkap.
4.1.2.2 Kriteria hasil
1. Fase aktif akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per
jam (primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multigravida) dan terjadi penurunan bagian terendah janin.
(Asuhan Persalinan Normal, 2007)
2. Keadaan ibu
ku
: baik
kesadaran
: composmentis
Tekanan Darah
: 360 370C
Nadi
: 76-88 x/menit
Pembukaan
: 4-10 cm
3. Keadaan bayi
DJJ normal : 110 160 x/mnt
Terjadi penurunan kepala janin, tidak terjadi moulage.
4.1.2.3 Rencana kala I Fase aktif
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga
R/ informasi yang jelas mengoptimalkan asuhan yang
diberikan.
2. Jaga privasi ibu dengan menutup tirai tidak menghadirkan
orang tanpa setahu, membuka seperlunya.
R/ Memberikan rasa nyaman dan aman pada ibu dapat
mempercepat proses persalinan.
3. Bantu ibu mengatasi kecemasannya dengan memberi
dukungan dan mengajari ibu untuk menarik nafas panjang
saat ada kontraksi.
R/ Nafas panjang dapat membuat ibu menjadi lebih rileks dan
tidak kaku dalam menjalani persalinan.
RR : 16-24 x/menit
: 360C 370C
N : 55-90 reguler/mnt
2.
3.
4.
5.
Anjurkan pada ibu cara meneran yang baik dan efisien, mengikuti
dorongan alamiah
R/ Cara meneran yang baik memperlancar proses persalinan
6.
8.
kepala
lahir
dan
mengusap
kasa/kain
bersih
untuk
: N
: Normal
: 80-110 x/menit
: Normal
: 360-370C
RR
: Normal
: 16-24 x/menit
TD
: Normal
11. Buang alat-alat bekas pakai dan masukkan dalam larutan klorin
0,5 %
12. Bereskan alat-alat kedalam tempat yang disediakan
4.4 Kala IV
4.4.1 Tujuan
Setelah 2 jam post partum tidak terjadi komplikasi.
4.4.2 Kriteria Hasil
1. Perdarahan < 500 cc
2. Kontraksi keras
3. TFU 1-2 jari dibawah pusat
4. TTV
: N
: 76-80 x/menit
: 360-370C
RR
: 16-24 x/menit
TD
R/ Pemantauan
terhadap
kontraksi
uterus
diperlukan
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Babak, dkk. 2004. Keperawatan Matrinitas. Jakarta : EGC.
Depkes RI. 2005. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Depkes RI.
Manuaba, Ide Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta, EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Synopsis Obstetrik. Jilid I. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP.SP.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP.SP.
Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.
Varney Helen. 1995. Asuhan Kebidanan Varney Jakarta, EGC.
_________,2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK.KR
(www.ugm/2009.ac.id)
( www.kapanlagi/2009.com )
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Juli 2011 jam 20.30 WIB, oleh
Herlina, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bidan FKUA Surabaya,
didokumentasikan menggunakan SOAP Notes.
3.1 DATA SUBYEKTIF
3.1.1 Biodata
Nama Ibu : Ny. P
Umur
: 20 tahun
Agama
: Islam
Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sekretaris
Alamat
No. Telp.
3.1.2
3.1.3
Riwayat Menstruasi
Menarche
Siklus
Jumlahnya
Lamanya
Sifat darah
: umur 15 tahun
: 28-30 hari
: sedang
: 5-7 hari
: encer
Warna
Fluor Albus
Dismenorhea
Bau
HPHT
: merah
: ya, kadang-kadang
: ya, sebelum mens
: tidak
: 15 Oktober 2010
3.1.4
Persalinan
Anak
Nifas
Cara
KB
lama
KB
Suami
1
3.1.5
Ke-
UK
Peny
Penolong
Jenis
Peny
Seks
BB
Hidup /
Mati
Peny
Lama
netek
Hamil ini
3.1.6
3.1.7
Mandi
: Frekuensi : 2 x / hari.
Sikat gigi
: Frekuensi : 2 x / hari.
Keramas
: Frekuensi : 3 x / minggu.
Selama di kamar bersalin ibu tidak ke kamar mandi.
5. Pola Aktivitas
Kegiatan sehari-hari : bekerja di koperasi dan mengerjakan pekerjaan
rumah tangga dibantu ibu.
Kegiatan waktu luang : jalan-jalan, nonton TV
Olah raga
: tidak
Keluhan dalam beraktivitas : sering capek saat hamil
6. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Merokok
Minuman keras
Ketergantungan obat
Jamu-jamuan
Binatang peliharaan
3.1.9
: tidak
: tidak
: tidak
: tidak
: tidak
Riwayat Pernikahan
Sudah menikah (usia pertama kali menikah : 19 tahun, berapa kali : 1 kali
lamanya : 1 tahun).
3.2.2
Wajah
Tidak oedema, tidak pucat.
Konjungtiva mata : merah muda
Sklera mata : putih
Mulut : bibir : basah, gigi : tidak ada caries
Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Dada
Payudara : Pembesaran : ada, simetris, Konsistensi : keras
Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
Genetalia
Keluaran
: tidak ada
Bartholinitis : tidak ada
Kebersihan : baik
Bekas jahitan perineum : tidak ada
Anus
Hemoroid
: tidak ada
Punggung
Tidak ada kelainan
Ekstrimitas
Atas
: oedema : tidak
Bawah
: oedema : tidak, varices : tidak
Palpasi
Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Dada
Massa abnormal : tidak ada
Abdomen
Leopold I
: 3 jari bawah px (TFU : 35 cm)
Leopold II
: kanan ibu teraba bagian keras seperti papan
Kiri ibu teraba bagian kecil-kecil
Leopold III : bagian terendah janin teraba bulat, keras, tidak melenting
Leopold IV : konvergen (Kep 4/5)
Ekstrimitas
Atas : oedema : tidak, Bawah : oedema : tidak
Auskultasi
DJJ
: terdengar jelas, keras, teratur (12-12-12)
Perkusi : tidak dilakukan
Pemeriksaan Khusus
VT jam 21.15 (oleh bidan yuniati) :
ASSESMENT
1.
2.
3.
4.
aktif.
Masalah : cemas
Diagnosa potensial : Identifikasi kebutuhan tindakan segera : -
3.4 PLANNING
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
2. Inform consent
3. Memberikan penjelasan tentang proses persalinan sehingga ibu bisa
mengurangi rasa cemasnya
4. Menganjurkan ibu miring ke kiri
5. Menjaga privasi ibu
6. Mengajari cara mengurangi nyeri persalinan, yaitu dengan cara mengatur
nafas dan memijat punggung
7. Memenuhi kebutuhan makan dan minum
8. Melakukan observasi sesuai lembar partograf
9. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan saat menolong persalinan
3.4
IMPLEMENTASI
Tgl/jam
TD
Nadi
Suh
u
RR
HIS
DJJ
14 Juli
2011
21.30
84
3x35
144
22.00
22.30
23.00
23.30
24.00
15 Juli
2011
84
80
78
82
84
3x35
3x40
3x40
4x40
4x40
148
144
146
140
148
37
24
Keterangan
Menjelaskan
hasil pemeriksaan
pada ibu serta
cara mengatasi
nyeri
Menganjurkan
ibu miring ke kiri
00.30
01.00
01.30
02.00
02.30
03.00
80
84
82
80
84
82
03.30
03.45
80
37,2
20
36,8
18
20
4x45
4x45
4x44
4x42
4x43
4x45
152
144
146
148
142
144
4x45
144
Pasien ingin
meneran, anus
membuka,
perineum
menonjol,
VT 10 cm, eff
100 %, presentasi
kepala, ket +, HII
Bayi lahir Spt B,
, BB 3000
gram, PB 50 cm,
anus +, kelainan
kongenital -
Penatalaksanaan Kala II
Kategori
Warna kulit
Frekuensi jantung
Reaksi rangsangan
Tonus otot
Pernafasan
1 menit
2
2
1
1
2
8
5 menit
2
2
2
1
2
9