You are on page 1of 68

Kepaniteraan Klinik Geriatri

Sari (406138117)

Eriana

KASUS GERIATRI
Sasana Tresna Werdha YKBRP Cibubur
Pembimbing : dr. Noer Saelan Tadjudin, Sp.KJ

I.

IDENTITAS
Nama lengkap

: Oma S.S

Jenis kelamin

: Perempuan

Tempat/tanggal lahir

: Madiun, 4 Juli 1936

Usia

: 78 tahun

Alamat

: Jl. Pendidikan Raya blok C no. 31 Duren Sawit.


Jakarta Timur

Agama

: Islam

Pendidikan terakhir

: D3 (lulus)

Pekerjaan terakhir

: PNS (Ikip Jakarta bagian Humas)

Status perkawinan

: Janda (meninggal)

Suku bangsa

: Jawa

Tanggal masuk STW

: 21 November 2013

II. RIWAYAT MEDIS


Diperoleh dari : Autoanamnesa ( Tanggal 15 april, 24 april, 2 Mei 2015)
A. Keluhan Utama
Kedua lutut, jari-jari kaki kanan terasa kaku dan nyeri terutama pagi hari sejak 1
tahun yang lalu.
B. Keluhan tambahan
Penglihatan pada kedua mata terasa menurun sejak 1 tahun yang lalu

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

C. Riwayat Penyakit Sekarang


Oma S.S mengeluh kedua lutut, jari-jari kaki kanan sering terasa nyeri dan
kaku-kaku terutama saat pagi hari sejak 1 tahun yang lalu. Rasa kaku berlangsung
selama 15 menit dan keluhan berkurang setelah melakukan pergerakan ringan
selama 5 menit. oma S.S mengatakan rasa nyeri pada kedua lutut memberat jika
bersujud dan jika bersujud saat sholat sulit untuk bangun kembali atau dari posisi
duduk sulit untuk langsung berdiri.
Oma juga merasa pandangan pada kedua mata terasa menurun sejak 1 tahun
yang lalu. Penglihatan dirasakan buram pada mata kanan. Oma mengatakan
bahwa pada mata kanan seperti melihat bayangan kabut asap warna putih.
Keluhan ini tanpa disertai keluhan mata merah, berair, perih, nyeri, sekret. Oma
sudah pernah melakukan operasi katarak pada mata kiri pada tahun 2003.
Oma S.S mengatakan menderita tekanan darah tinggi dan kholesterol tinggi
semenjak masuk ke STW yaitu november 2013.
Saat ini oma S.S mengonsumsi simarc 2 (warfarin 2mg) 1x1/2 tab,clopidrogel
75mg 1x1/2 tab, amlodipin 1x5mg, Simvastatin 1x10 mg, Renovit (Vit A 5.000 iu,
Vit B1 10 mg, Vit B2 10 mg, Vit B6 10 mg, Vit B12 30 mcg, Vit C 90 mg, Vit D
400 iu, Vit E 30 iu, Folic acid 400 mcg, biotin 45 mcg, Ca 162 mg, pantothenic
acid 10 mg, niasinamid 20 mg, fosfor 125 mg, iodine 150 mcg, Mg 100 mg, Cu 2
mg, Mangan 5 mg, K 30 mg, Cl 27.2 mg, chromium 25 mcg, molybdenum 25
mcg, selenium 25 mcg, Zn 15 mg, Vit K 25 mcg, Fe 27 mg)1x1 tab.
D. Riwayat Makan
Nafsu makan baik, 3x sehari, porsi cukup dan teratur disertai selingan snack
dari STW. Namun oma S.S lebih suka mengemil seperti roti, biskuit, ketan,
terkadang gorengan, dll. Sehari- hari oma mengaku makan cukup dan tepat waktu.
Kadang oma tidak menghabiskan makanan yang diberi oleh panti dan oma sering
memberikannya kepada care giver yang ada karena sudah kenyang mengemil.
oma juga mengaku

sering mengonsumsi sayur dan buah. Oma juga kadang

membeli sendiri cemilan sebelum atau sesudah jam makan siang seperti jajanan
kecil dan kue-kue lainnya kemudian dibagi untuk makan bersama dengan teman
kamar sebelahnya.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Untuk minum, oma mengkonsumsi air putih 3-4 botol per hari (@ 1 botol =
500ml per hari. Setiap pagi oma mengkonsumsi kopi susu.
E. Riwayat Kebiasaan
Oma sering membeli sendiri cemilan sebelum atau sesudah jam makan siang
seperti jajanan kecil dan kue-kue lainnya kemudian dibagi untuk makan bersama
dengan teman kamar sebelahnya.
Oma selalu mengkonsumsi 1 gelas kopi susu setiap pagi. Setiap malam oma
tidur pukul 20.00 WIB dan bangun pada dini hari pukul 02.00 WIB.
F. Riwayat BAK
Lancar namun saat ini Ibu mengaku sering BAK karena oma sekarang
memperbanyak minum air putih. Ibu biasa BAK di kamar mandi BAK warna
kuning jernih, darah (-), nyeri waktu berkemih (-), rasa tidak tuntas saat berkemih
(-).
G. Riwayat BAB
Teratur, sehari sekali, warna kecoklatan, konsistensi kadang keras kadang
normal, nyeri (-), darah segar(-), lendir (-).
H. Riwayat Penyakit Dahulu

Typhoid

Katarak mata kiri dioperasi tahun 2003.

Penyakit ginjal

: disangkal

Penyakit paru

: disangkal

Asma

: disangkal

Alergi

: disangkal

Keganasan

: disangkal

Penyakit jantung : disangkal

Kencing manis

: 1 tahun lalu (feb 2014)

: disangkal

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

I.

Eriana

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga

Darah tinggi

Penyakit jantung : ayah (+)

Asthma

: disangkal

Kencing manis

: disangkal

Alergi

: disangkal

Penyakit ginjal

: disangkal

Penyakit paru

: disangkal

Keganasan

: disangkal

: ayah (+)

J. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat prenatal, perinatal, masa kanak-kanak dan remaja
Oma S.S adalah anak ke 4 dari 8 bersaudara (5 orang laki laki dan 3
orang perempuan). Lahir di Madiun, 4 Juli tahun 1936 secara spontan dan
tanpa penyulit. Orang tua Oma S.S berasal dari Madiun. Oma S.S mengaku
tidak ada masalah selama masa kecil hingga dewasanya. Oma mengaku
sebagai seorang anak yang tomboi, periang, dan mudah bergaul.
2. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Oma S.S dimulai dari SD dan berlanjut ke akademi D3.
Setelah itu Oma langsung bekerja dan tidak melanjutkan sekolah ke jenjang
yang lebih tinggi lagi.
3. Riwayat masa dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Oma S.S bekerja di kantor IKIP Jakarta di bagian Humas. Oma S.S
sering ditawarkan untuk pindah bagian namum ditolak oleh Oma S.S karena
sudah merasa nyaman dengan posisi yang didapatkannya. Oma S.S berhenti
dari pekerjaannya karena sudah merasa tua dan sudah waktunya untuk
pensiun.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

b. Riwayat Perkawinan
Oma S.S menikah pada usia 34 tahun dengan teman di kantor.
Hubungan oma dan suaminya sangat harmonis. Suami oma meninggal pada
tahun 2004 di IGD RS Harkit. Menurut keterangan oma, suami oma adalah
seorang yang pekerja keras, setia, tegas dan disiplin dan oma tidak memiliki
anak dan suami oma S.S tidak mempermasalahkan hal tersebut, jadi masa tua
oma S.S dan suaminya dihabiskan berdua menikmati hari tua. Setelah suami
oma meninggal, oma S.S sempat sedih namun segera merelakan kepergian
suaminya. Kemudian oma tidak menikah lagi dan oma sempat tinggal bersama
keponakannya, tetapi karena tidak ingin merepotkan sanak saudaranya, oma
atas keinginan sendiri memutuskan untuk masuk ke STW dan menghabiskan
hidupnya di STW.
c. Riwayat Keluarga

d. Riwayat Kehidupan Sosial


Sebelum tinggal di STW, dan sebelum suaminya meninggal, oma S.S
kesehariannya beraktivitas di kantor dan di rumah dengan mengerjakan
aktivitas rutin dan melayani suaminya. Oma mengaku dulunya Oma termasuk
orang yang tomboi. Setelah suami Oma sudah tidak bekerja lagi, Oma dan
suaminya lebih banyak menghabiskan waktu berdua di rumah. Namun setelah
meninggalnya suami Oma 11 tahun yang lalu, Oma menjual rumahnya dan
memutuskan untuk pindah ke panti jompo. Oma sempat tinggal bersama
keponakannya sebelum masuk STW.
Setelah Oma di STW sejak tahun 2013, Oma selalu hadir dan
mengikuti kegiatan senam, kegiatan pengajian di STW setiap harinya. Diluar
kegiatan rohani, Oma sering duduk di tempat tidurnya atau mengobrol
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

bersama Ibu-Ibu lainnya dan sesekali oma berjalan-jalan disekitar STW. Oma
S.S cukup senang berada di STW.
e. Riwayat Agama
Oma S.S menganut agama Islam sejak lahir dan sangat taat
melaksanakan ibadahnya. Oma S.S senang dan yakin dengan agama yang
dianutnya.
f. Situasi Kehidupan Sekarang
Oma S.S ingat kapan beliau masuk dan tinggal di STW yaitu tanggal
21-11-2013, atas kemauan sendiri setelah ditinggal meninggal suaminya. Oma
S.S tidak memiliki anak, sehinggal Oma merasa ingin menghabiskan masa
tuanya di panti jompo karena Oma merasa semakin tua dan membutuhkan
perhatian orang lain serta kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
Oma juga tidak ingin menyusahkan saudara-saudaranya. Sejak
pensiun, dan suami meninggal Oma S.S sempat hidup dengan adik dan
keponakannya dan memiliki aktifitas yang padat dari mulai memasak serta
aktif dengan teman lingkungan rumah.
Selama tinggal di STW, oma S.S merasa senang karena beliau
memiliki teman di STW dan dapat bergaul baik dengan beberapa oma di STW.
Di STW oma rajin mengikuti kegiatan senam dan pengajian di STW setiap
harinya.
g. Persepsi Tentang Diri dan Kehidupannya
Oma S.S merasa puas dan bahagia dengan kehidupannya baik pada
saat sebelum masuk STW maupun setelah masuk STW. Tidak ada hal yang
disesali selama kehidupannya sampai sekarang.
III.

PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan tanggal Tanggal 24 April 2015 pukul 11.00 WIB


A. KEADAAN UMUM
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Keadaan umum

:baik

Kesadaran

:compos mentis.

B. TANDA VITAL
Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 76 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup.

Pernapasan

: 20 x/menit, thoraco-abdominal

Berat badan

: 50 kg

Tinggi badan

: 152 cm

Status Gizi

: baik

IMT

: BB ( kg )

= 50 = 21,64

TB2(m)

(1,52)2

Status gizi : normoweight


BMI berdasarkan kriteria WHO Asia Pasifik :
Underweight

: < 18,5

Normoweight

: 18,5 22,9

BB lebih

: > 23

Dengan resiko

: 23,00 - 24,9

Obesitas grade I

: 25 29,9

Obesitas grade II

: > 30

C. STATUS INTERNUS
KULIT

: Kulit keriput, warna kulit cokelat, ikterus (-), sianosis (-), kering (+),
pigmentasi(+).

KEPALA

:bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, rambut warna hitamkeputihan terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak tampak
kelainan kulit kepala.

MATA

Palpebra

OD
Edema -

OS
Edema -

Konjungtiva

Xantelasma Anemis -

Xantelasma Anemis -

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Sclera
Kornea

Eriana

Hiperaemis
Ikterik
Jernih

Hiperaemis
Ikterik
Jernih

Arcus senilis +

Arcus senilis +

Pupil

Reflek kornea +
Reflek kornea +
Bulat, isokor, 3 mm, Bulat, isokor, 3

Lensa

RCL +, RCTL +
Keruh sebagian,

mm, RCL +, RCTL +


Jernih, IOL +

Leukokoria +, shaddow
Retina

test +
Tidak

Visus

pemeriksaan
VOD = 6/60

dilakukan Tidak

dilakukan

pemeriksaan
VOS = 6/12

TIO (digital)

N/P

N/P

Lapang pandang

baik

baik

TELINGA

Bentuk
Daun telinga

Liang telinga

AD
Normotia
Fistel preaurikuler

AS
Normotia
Fistel preaurikuler

Fistel retroaurikuler

Fistel retroaurikuler

Abses mastoiditis

Abses mastoiditis

Nyeri tekan tragus

Nyeri tekan tragus

Nyeri tarik aurikuler


Serumen +

Nyeri tarik aurikuler


Serumen -

Hiperemis

Lapang

Sekret

Hiperemis

Corpus alienum -

Sekret

Membran

Corpus alienum Utuh, warna putih seperti Utuh, warna putih seperti

timpani

mutiara, tidak hiperemis, mutiara, tidak hiperemis,


reflek cahaya +

reflek cahaya +

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

HIDUNG : bentuk normal, septum nasi di tengah, tidak ada deviasi, mukosa tidak
hiperemis, sekret -/MULUT : bentuk simetris, perioral sianosis -, bibir pucat - , lidah kotor -, letak
uvula di tengah, dinding posterior faring hiperemis, tonsil T1-T1, tonsil
tidak hiperemis, detritus LEHER : trakea di tengah, struma KGB

: retroaurikuler, submandibula, cervical, supraclavicula, inguinal tidak


teraba membesar.

THORAX
Pulmo
-

Inspeksi

simetris dalam keadaan statis dan dinamis

Palpasi :

stem fremitus kanan dan kiri sama kuat.

Perkusi

sonor pada kedua lapang paru.

Auskultasi

vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-.

Kesan

: Tidak ada kelainan

Jantung
-

lnspeksi

: pulsasi ictus cordis tidak tampak.

Palpasi : pulsasi ictus cordis tidak teraba.

Perkusi

Batas atas di ICS III linea midsternal sinistra


Batas kanan di ICS IV linea sternal dextra
Batas kiri di ICS VI linea midclaviculasinistra
-

Auskultasi

: bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-).

Kesan : tidak ada kelainan


ABDOMEN
-

Inspeksi

: datar, caput medusa (-), spider nevi (-)

Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar dan lien tidak teraba membesar.

Perkusi

: timpani, nyeri ketok ginjal (-)

Auskultasi

: bising usus (+) normal

Ascites: tes undulasi (-), shifting dullness (-)

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Kesan : tidak ada kelainan


EKSTREMITAS
Edema
krepitasi
Clubbing finger
Akral dingin
Akral sianosis
Akral pucat
CRT
kuku
KULIT

Superior
-/-/-/-/-/-/< 2 detik
Spoon nails -

Inferior
-/-/-/-/-/-/< 2 detik
Spoon nail -

: Kulit keriput, warna kulit kuning langsat, ikterus (-), sianosis (-), kering
(-), kulit pucat (-), kulit kuning langsat.

KUKU

: Normal

Kesan Status Internis


Pada pemeriksaan mata ditemukan:
o Arcus Senilis (+) ODS,
o VOD : 6/60, lensa keruh sebagian, shaddow test +
o VOS : 6/12 , lensa jernih, IOL
o Pemeriksaan kulit, kepala, hidung, mulut, leher, KGB, thorax, abdomen
semua dalam batas normal, tidak ada kelainan
o Ekstremitas (krepitasi - , edema -)
D. STATUS NEUROLOGIS
1. Kesadaran

: compos mentis

2. Rangsangan meningeal

:(-)

3. Peningkatan TIK

:(-)

4. Nn. Cranialis

N. olfaktorius

dalam batas normal

N. optikus

dalam batas normal

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

10

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

N. occulomotorius

dalam batas normal

N. trochlearis

dalam batas normal

N. trigeminus

dalam batas normal

N.abducent

dalam batas normal

N. fasialis

dalam batas normal

N. vestibule troklearis

dalam batas normal

N. glosofaringeus

dalam batas normal

N. vagus

dalam batas normal

N. ascesorius

dalam batas normal

N. hipoglosus

dalam batas normal

1. Motorik

Kekuatan

Superior
Inferior
Tonus

Kanan
5555
5555
: normotonus

Trofi

Kiri
5555
5555

: eutrofi

2. Sensorik

Tajam

: (+) sama kuat

Halus

: (+) sama kuat

3. Sistem otonom

: baik

4. Fungsi cerebellum&koordinasi

: baik

5. Fungsi luhur

: baik

6. Reflek fisiologis
Reflek bisep
Reflek trisep
Reflek patella
Reflek Achilles
7. Reflek patologis
8. Tanda regresi & dementia

Superior
+/+
+/+
+/+
+/+
:(-)

Inferior
+/+
+/+
+/+
+/+

:(-)

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

11

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Kesan status neurologis : Dalam batas normal


E. STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Seorang perempuan berusia 78 tahun, berperawakan normal, tinggi badan
sedang, punggung tampak agak bungkuk, dan cara berpakaian rapi dan
bersih.
b. Pembicaraan
Oma S.S. berbicara dengan intonasi suara yang cukup jelas dan pelontaran
kata serta kalimat yang jelas dan lantang serta menggunakan bahasa
Indonesia. Pembicaraan Oma S.S. tertata rapi dengan tata bahasa baik dan
pilihan kata yang bagus. Pertanyaan pemeriksa dapat dijawab dengan
jawaban yang memiliki asosiasi baik dan tidak membingungkan.
c. Sikap terhadap pemeriksa
Oma S.S. kooperatif terhadap pemeriksa, ramah dan murah senyum, bicara
sesuatu hal yang dapat dipercaya, tidak ragu-ragu, ekspresif, dan bersahabat.
d. Perilaku dan aktifitas psikomotor
Oma S.S saat ini merasa nyaman dan senang tinggal di STW. Sehari-hari
Oma S.S mengikuti sebagian besar kegiatan yang diadakan di STW, terutama
kegiatan senam dan pengajian bersama. Oma S.S mudah akrab dan terbuka
untuk bersosialisasi dan sering tampak mengobrol dengan penghuni STW
yang lain terutama teman seberang kamarnya. Oma S.S. masih mampu
melakukan segala aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan orang
lain.
2. Keadaan Mood, Afektif Dan Keserasian
a.) Mood

: euthymic

b.) Afek

: luas

c.) Keserasian

: serasi

3. Gangguan Persepsi Dan Kognitif


a.) Halusinasi auditorik

: tidak ada

b.) Halusinasi visual

: tidak ada

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

12

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

c.) Ilusi

: tidak ada

d.) Depersonalisasi

: tidak ada

e.) Apraksia

: tidak ada

f.) Agnosia

: tidak ada

4. Pikiran
a. Arus Pikir
1.) Produktivitas

: baik

2.) Kontinuitas Pikiran

: baik

3.) Hendaya Bahasa

: tidak ada

b. Bentuk Pikir
1.) Asosiasi Longgar

: tidak ada

2.) Ambivalensi

: tidak ada

3.) Flights of Ideas

: tidak ada

4.) Inkoherensi

: tidak ada

5.) Verbigrasi

: tidak ada

6.) Persevarasi

: tidak ada

c. Isi Pikir
1.) Fobia

: tidak ada

2.) Obsesi

: tidak ada

3.) Kompulsi

: tidak ada

4.) Ideas of Preferance : tidak ada


5.) Waham

: tidak ada

5. Pengendalian Impuls
Oma S.S. duduk tenang, berperilaku sopan, dan tidak agresif saat wawancara.
6. Fungsi Intelektual
a. Taraf Pendidikan : sesuai dengan latar belakang pendidikan.
a. Orientasi
1.) Waktu : baik, Oma S.S. mengetahui waktu dengan baik (tanggal, bulan,
tahun) saat wawancara.
2.) Tempat : baik, Oma S.S. mengetahui tempat dimana dirinya sekarang.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

13

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

3.) Orang : baik, Oma S.S.

mengetahui dan mengenal dokter yang

memeriksanya, perawat dan nama nama teman Oma di STW.


b. Atensi : pemusatan dan mempertahankan perhatian baik.
c. Memori
1.) Jangka Panjang

: baik, Oma S.S. ingat masa mudanya.

2.) Jangka Sedang

: baik, Oma S.S ingat kapan masuk ke STW.

3.) Jangka Pendek

: baik, Oma S.S ingat menu makan siangnya.

4.) Jangka Segera

:baik,Oma S.S dapat mengulang dengan benar 3 macam

benda yang disebutkan oleh pemeriksa.


d. Daya Konsentrasi & Kalkulasi : baik, Oma S.S dapat menghitung angka 100
7 sebanyak 5 kali.
e. Kemampuan Baca Dan Tulis : baik, Oma S.S dapat menuliskan namanya
sendiri, dan membaca tulisan tersebut.
f. Kemampuan Visospasial : baik, Oma S.S dapat menggambarkan jam bulat,
lengkap dengan semua angka, serta menempatkan jarumnya sesuai.
g. Pikiran Abstrak : baik, Oma S.S dapat mengartikan peribahasa besar pasak
daripada tiang.
h. Intelegensi & Kemampuan Informasi: baik, Oma S.S dapat menyebutkan
nama presiden Indonesia saat ini.
i. Bahasa

: cukup

j. Agnosia

: tidak ditemukan

7. Uji Daya Nilai


a.) Daya Nilai Sosial

: baik

b.) Discriminative Insight

: baik

c.) Discriminative Judgement

: baik

d.) Kesadaran

: compos mentis

8. Tilikan

: derajat 6

9. Realibilitas

: secara umum dapat dipercaya

Kesan : status mental baik.


Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

14

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONER


(SPSMQ )
Tanggal berapa hari ini ?
Hari apa sekarang ?
Apa nama tempat ini ?
Kapan anda lahir ?
Dimana tempat anda lahir ?
Berapa umur anda ?
Berapa saudara yang anda miliki ?
Siapa nama teman di sebelah kamar anda ?
Siapa nama kakak anda ?
Kurangi 1 dari 10 dan seterusnya ?

Jawaban : Benar
Jawaban : Benar
Jawaban : Benar
Jawaban : Benar
Jawaban : Benar
Jawaban : Benar
Jawaban : Benar
Jawaban : Benar
Jawaban : Benar
Jawaban : Benar

Kesimpulan : Salah 0 (Fungsi Intelektual Utuh)


Interpretasi hasil :
Salah 0-3

: Fungsi Intelektual Utuh

Salah 4-5

: Kerusakan Intelektual ringan

Salah 6-8

: Kerusakan intelektual sedang

Salah 9-10

: Kerusakan intelektual berat

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI ( MMSE )


Item

Test

Nilai

Nilai

Max
1

ORIENTASI

Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa?


2

Kita berada di mana? (Negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/


kamar) ?

REGISTRASI

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

15

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin) tiap benda 1 detik, klien
disuruh mengulangi ketiga nama benda tersebut dengan benar dan catat
jumlah pengulangan
4

ATENSI DAN KALKULASI

Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar. Hentikan
setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja kata WAHYU (Nilai diberikan
pada huruf yang benar sebelum kesalahan misalnya = 2)
5

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


Klien disuruh mengingat kembali 3 nama benda di atas

BAHASA
Klien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukan (pensil, arloji)

7
8

Klien disuruh mengulang kata-kata: tanpa kalau dan atau tetapi.


Klien disuruh melakukan perintah: Ambil kertas ini dengan tangan kanan,
lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai

Pasien diminta membaca dan melakukan perintah Angkatlah tangan kiri


anda

10

Klien disuruh menulis sebuah kalimat dengan spontan

11

Klien disuruh menggambarkan bentuk di bawah ini

30

30

JUMLAH

Kesimpulan : skor = 30 (tidak ada gangguan kognitif)


Nilai MMSE:
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

16

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

25-30 : Tidak ada gangguan kognitif


20-24 : dicurigai ada gangguan kognitif
<20

: ada gangguan kognitif

Clock Drawing Test


Instruksi :
Pasien diminta membuat jam dinding bulat lengkap dengan angka-angkanya, lalu
Oma S.S diminta menggambarkan jarum jam yang menunjukkan pukul dua belas
lewat sepuluh menit.
Komponen yang dinilai

Nilai

Menggambar lingkaran yang tertutup

Meletakan angka angka dalam posisi yang benar

Ke 12 angka komplit

Meletakan jarum-jarum jam dalam posisi yang tepat

Total nilai

Kesimpulan : Tidak terdapat gangguan fungsi kognitif

SKALA DEPRESI GERIATRI 15 ( GDS )


GERIATRIC DEPRESSION SCALE
No.
1
2
3

PERTANYAAN
Apakah anda puas dengan kehidupan anda?
Apakah anda meninggalkan banyak kegiatan
/ minat kesenangan anda?
Apakah anda merasa hidup anda kosong?

YA
0
1

TIDAK
1
0

Score
0
0

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

17

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

4
5

Apakah anda sering merasa bosan?


Apakah anda mempunyai semangat yang

1
0

0
1

0
0

baik setiap hari?


Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan

terjadi pada anda?


Apakah anda merasa bahagia untuk

8
9

sebagian besar hidup anda?


Apakah anda sering merasa tidak berdaya?
Apakah anda lebih sering tinggal di dalam

1
1

0
0

0
1

11

sengan kebanyakan orang?


Apakahanda pikir bahwa hidup anda

12

sekarang ini menyenangkan?


Apakah anda merasa tidak berharga seperti

13
14

perasaan anda saat ini?


Apakah anda merasa penuh semangat?
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda

0
1

1
0

0
0

15

tidak ada harapan?


Apakah anda berpikir orang lain lebih baik

rumah daripada keluar dan mengerjakan


10

sesuatu yang baru?


Apakah anda mempunyai banyak masalah
dengan daya ingat anda dibandingkan

keadaannya daripada anda?


Penilaian GDS versi Indonesia
1.) Jawaban TIDAK untuk butir 1, 5, 7, 11, 13 mendapat skor 1
2.) Jawaban YA untuk butir 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14,15 mendapat skor 1
3.) Butir-butir pertanyaan lainnya bila dijawab YA mendapat skor 1 dan
bila TIDAK mendapat skor 0
4.) Skor <5

: tidak depresi

5.) Skor 5-9

: kemungkinan besar depresi

6.) Skor >10 : depresi


Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

18

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Total score :

Eriana

1 (tidak depresi)

DETEKSI TERHADAP DEPRESI


Pertanyaan

Setiap

Sering

saat

Kadang-

Jarang

kadang

A. Seberapa sering dalam 1 bulan

Tidak
pernah

terakhir anda merasa cemas dan


gelisah
B. Seberapa sering dalam 1 bulan

terakhir anda merasa tenang dan


damai
C. Seberapa sering dalam 1 bulan

terakhir anda merasa sedih


D. Seberapa sering dalam 1 bulan

terakhir anda merasa bahagia


E. Seberapa sering dalam 1 bulan

terakhir anda merasa rendah diri dan


tidak ada yang dapat menghibur anda
F. Seberapa sering dalam 1 bulan

terakhir anda merasa hidup ini tidak


berarti lagi

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

19

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Jawaban seperti Setiap saat atau Sering mengindikasikan kecurigaan adanya depresi
( kecuali untuk pertanyaan B dan D )
Kesimpulan : Tidak terdapat depresi.

STATUS FUNGSIONAL
ACTIVITIES OF DAILY LIVING (INDEKS ADL BARTHEL) RSCM
Fungsi
1. mengontrol BAB

2. mengontrol BAK

Nilai Keterangan
0
Inkontinensia
1

Kadang2 inkontinensia

2
0

Kontinen teratur
Inkontinensia

Kadang2 inkontinensia

2
3. membersihkan diri (lap muka, 0

Kontinen teratur
Butuh pertolongan orang lain

sisir rambut, sikat gigi)


4. toileting

Mandiri
Tergantung pertolongan orang lain

1
0

Perlu pertolongan pada beberapa


1

aktivitas tetapi dapat mengerjakan


sendiri beberapa aktivitas

5. makan

2
0

Mandiri
Tidak mampu

Perlu

seseorang

menolong

memotong makanan
2
6. Berpindah tempat dari tidur ke 0
duduk

Mandiri
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bisa
duduk (2 orang)

7. Mobilisasi atau berjalan

Bantuan minimal 1 orang

3
0

Mandiri
Tidak mampu

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

20

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Bisa berjalan dengan kursi roda


Berjalan dengan bantuan orang lain

8. Berpakaian

9. Naik turun tangga

10. Mandi

atau walker

3
0

Mandiri
Tergantung orang lain

Sebagian dibantu

2
0

Mandiri
Tidak mampu

Butuh pertolongan

2
0

Mandiri (naik turun)


Tergantung orang lain

Mandiri

Total nilai

19

Activities of Daily Living (Indeks ADL Barthel) RSCM

Catatan

Interpretasi nilai 20

: jawaban pasien adalah yang tercetak tebal


: mandiri

12 - 19 : ketergantungan ringan
9 11 : ketergantungan sedang

Kesimpulan

58

: ketergantungan berat

04

: ketergantungan total

: nilai ADL 19 berarti ketergantungan ringan.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. Hematologi
Laboratorium di Prodia (8 November 2013)
Pemeriksaan
Golongan Darah A,B,O
Golongan Darah Rhesus
Hematologi Lengkap
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit

Hasil
O
Positif

Nilai Rujukan

Satuan

12.9
40.0
4.31

11.7-15.5
35-47
3.8-5.2

g/dL
%
10^6/L

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

21

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Nilai-nilai MCV
MCV
MCH
MCHC
RDW
Leukosit
Hitung Jenis Leukosit
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
Trombosit
LED 1 Jam
KIMIA
GOT
GPT
Gamma GT
Fosfatase Alkali
Bilirubin Total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirek
Protein Total
Albumin
Globulin
Glukosa Puasa
Glukosa 2 jam PP
Cholesterol Total
Cholesterol LDL Direk
Cholesterol HDL
Trigliserida
Urea N
Ureum
Kreatinin
eLFG (CKD-EPI)
Natrium #
Kalium #
Asam Urat
IMUNO SEROLOGI
HBsAg #
Anti-HBs #
URINALISA
Urine Rutin
Makroskopis :

Eriana

92.8
29.9
32.3
13.9
8.2

80-100
26-34
32-36
11.5-14.5
3.6-11.0

fL
Pg
g/dL
%
10^3/L

0
2
3
55
36
7
227
25

0-1
2-4
3-5
50-70
25-40
2-8
150-440
0-31

%
%
%
%
%
%
10^3/L
Mm

23
16
14.8
60
0.42
0.8
0.24
7.9
4.4
3.5
96
120
184
123*
51
153
10
22
0.75
82
140
4.8
5.8*

< 27
< 34
< 39
42-98
< 1.1
< 0.5

U/L
U/L
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL
mg/dL
g/dL
g/dL
g/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mL/min/1.73m2
mmol/L
mmol/L
mg/dL

6.4-8.3
3.4-4.8
1.9-3.7
< 100
< 140
< 200
< 100
>= 40
< 150
8-23
17-49
0.50-0.90
136-145
3.5-5.1
< 5.7

Non Reaktif Non Reaktif


Non Reaktif Non Reaktif

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

mIU/mL

22

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Warna
Kejernihan
Kimia :
Berat Jenis
pH
Leukosit Esterase
Nitrit
Albumin
Glukosa
Keton
Urobilinogen
Bilirubin
Darah (Blood)
Sedimen Mikroskopis :
Eritrosit
Leukosit
Silinder
Epitel

Bakteri
Kristal
Lain-lain

Eriana

Kuning
Keruh
1.020
5.0
500
Positif
75 (+2)
Negatif

1.003-1.035
4.5-8.0
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif (normal)

(normal)
Negatif
Normal
Negatif
50

Negatif
Normal <=1
Negatif
Negatif

mg/dL
mg/dL
mg/dL
/L

2-5
>100
Negatif
Gepeng 2-5

0-2
0-5
Negatif
< 10

/LPB
/LPB
/LPB
/LPK

Negatif

/LPB

/ LPK
(+)
Negatif
Benang

/L
mg/dL
mg/dL

Mukosa (+)
ANALISA FAECES
Faeces Rutin
Makroskopis :

Warna
Konsistensi

Lendir
Darah
Mikroskopis :
Sisa Pencernaan :
1. Lemak
2. Karbohidrat
3. Serat-serat
Leukosit
Eritrosit
Parasit

Coklat
Lembek

Coklat
Agak

Negatif
Negatif

dan berbentuk
Negatif
Negatif

0
Positif
Positif
0-1/LPB
Negatif
Tidak

< 60
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Tidak ditemukan

lembek

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

Globul/LPB

23

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Telur Cacing

ditemukan
Tidak

Tidak ditemukan

Jamur

ditemukan
Tidak

Tidak ditemukan

ditemukan
NON LABORATORIUM
EKG

Normal

LABORATORIUM Medika (24 Januari 2014)


Jenis pemeriksaan

Hasil

Nilai rujukan

Satuan

KIMIA DARAH
Glukosa Puasa

98

70-100

mg/dL

Darah
Glukosa 2 jam PP
Cholesterol
LDL Cholesterol

137
157
67

<160
<200
<100

mg/dL
mg/dL
mg/dL

Direk
Trigliserida
Asam Urat

71
5.3

<150
2.4-5.7

mg/dL
mg/dL

Laboratorium di Medika (24 Februari 2014)


Pemeriksaan
Hematologi

Hasil

Hemoglobin
11.5*
Eritrosit
3,7*
Lekosit
12.800*
Hitung Jenis
0
Basofil
2
Eosinofil
1
Batang
57
Segmen
40
Limfosit
0
Monosit
Trombosit
316.000
LED 1 Jam
103*
Hematokrit
34*
IMMUNOLOGI / SEROLOGI
Widal

Nilai rujukan

Satuan

12-16
4.0-5.5 juta
4000-11000

g/dL
L
L

0-1
1-6
2-6
50-70
20-40
2-8
150.000-400.000
0-15
36-48

%
%
%
%
%
%
L
mm
%

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

24

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

S. Typhi O
S. Paratyphi A-O
S. Paratyphi B-O
S. Paratyphi C-O
S. Typhi H
S. Paratyphi A-H
S. Paratyphi B-H
S. Paratyphi C-H

Eriana

Positif 1/320
Negatif
Negatif
Positif 1/80
Negatif
Positif 1/160
Positif 1/80
Positif 1/80

Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif

Laboratorium Medika (21 Maret 2014)


Jenis pemeriksaan

Hasil

Nilai rujukan

Satuan

84

70-100

mg/dL

Darah
Reduksi
Glukosa 2 jam PP

Negatif
89

Negatif
<160

mg/dL

darah
Reduksi
Cholesterol
HDL Cholesterol
LDL Cholesteril

Negatif
208*
53.2
100

Negatif
<200
35-54
<100

mg/dL
Mg/dL
mg/dL

151
3.2

<150
2.4-5.7

mg/dL
mg/dL

Nilai rujukan

Satuan

10

0-15

mm

104

70-110

mg/dL

Negatif

Negatif

KIMIA DARAH
Glukosa Puasa

Direk
Trigliserida
Asam Urat

Laboratorium Medika (22 Juli 2014)


Jenis pemeriksaan
LED

Hasil

KIMIA DARAH
Glukosa Puasa
Darah
Reduksi

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

25

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Glukosa 2 jam PP

127

<160

mg/dL

darah
Reduksi
Cholesterol
HDL Cholesterol
LDL Cholesteril

Negatif
166
46.7
98

Negatif
<200
35-54
<100

mg/dL
Mg/dL
mg/dL

Direk
Trigliserida
Asam Urat
Ureum
Creatinin

108
4.7
26
0.9

<150
2.4-5.7
10-50
0.5-0.9

mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL

Laboratorium medika (12 desember 2014)


LED : 32 (N: 0-15mm)
Laboratorium medika tanggal 22 april 2015
Jenis pemeriksaan

Hasil

Nilai rujukan

Satuan

INR

0,91

Glukosa Puasa Darah 108

70-110

mg/dL

Glukosa 2 jam PP

136

<160

mg/dL

Cholesterol total

202

<200

mg/dL

HDL Cholesterol

49.7

35-54

Mg/dL

LDL Cholesterol

105

<100

mg/dL

Trigliserida

122

<150

mg/dL

Asam Urat

5.6

2.4-5.7

mg/dL

KIMIA DARAH

darah

Direk

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

26

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

B. Pemeriksaan Radiologis
1. Foto Rontgen ( tanggal 12/11/2013)
Foto thorax PA tegak:
Paru tidak tampak infiltrat
Corakan bronchovaskuler di hilus baik.
Cor normal, mediastinum tidak melebar.
Sinus lancip, diafragma baik.
Tidak tampak efusi pleura.
Kesan : Paru dan jantung tidak ada kelainan.
2. Pemeriksaan Elektrokardiografi : Normal

V. RESUME
Telah diperiksa seorang perempuan berusia 78 tahun, dengan keluhan kedua lutut,
jari-jari kaki kanan sering terasa nyeri dan kaku-kaku terutama saat pagi hari sejak 1
tahun yang lalu. Rasa kaku berlangsung selama 15 menit dan keluhan berkurang
setelah melakukan pergerakan ringan selama 5 menit. oma S.S mengatakan jika
bersujud saat sholat sulit untuk bangun kembali dan dari posisi duduk sulit untuk
langsung berdiri
Oma juga merasa pandangan pada kedua mata terasa menurun sejak 1 tahun yang
lalu. Penglihatan dirasakan buram pada mata kanan. Oma mengatakan bahwa pada mata
kanan seperti melihat bayangan kabut asap warna putih. Keluhan ini tanpa disertai
keluhan mata merah, berair, perih, nyeri, sekret. Oma sudah pernah melakukan operasi
katarak pada mata kiri pada tahun 2003.
Oma S.S mengatakan menderita tekanan darah tinggi (TD pernah 150/90) dan
kholesterol tinggi semenjak masuk ke STW yaitu november 2013.
Saat ini oma S.S mengonsumsi simarc 2 (warfarin 2mg) 1x1/2 tab,clopidrogel 75mg
1x1/2 tab, amlodipin 1x5mg, Simvastatin 1x10 mg, Renovit (Vit A 5.000 iu, Vit B1 10
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

27

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

mg, Vit B2 10 mg, Vit B6 10 mg, Vit B12 30 mcg, Vit C 90 mg, Vit D 400 iu, Vit E 30
iu, Folic acid 400 mcg, biotin 45 mcg, Ca 162 mg, pantothenic acid 10 mg, niasinamid
20 mg, fosfor 125 mg, iodine 150 mcg, Mg 100 mg, Cu 2 mg, Mangan 5 mg, K 30 mg,
Cl 27.2 mg, chromium 25 mcg, molybdenum 25 mcg, selenium 25 mcg, Zn 15 mg, Vit
K 25 mcg, Fe 27 mg) 1x1 tab.
Riwayat kebiasaan: Oma sering membeli sendiri cemilan sebelum atau sesudah jam
makan siang seperti jajanan kecil (keripik singkong pedas) dan kue-kue lainnya. Oma
selalu mengkonsumsi 1 gelas kopi susu setiap pagi. Setiap malam oma tidur pukul 20.00
WIB dan bangun pada dini hari pukul 02.00 WIB. Riwayat BAB dan BAK: dalam batas
normal.
Riwayat Penyakit Dahulu

Katarak mata kiri dioperasi tahun 2003.

Typhoid

: 1 tahun lalu (feb 2014)

Penyakit ginjal

: disangkal

Penyakit paru

: disangkal

Asma

: disangkal

Alergi

: disangkal

Keganasan

: disangkal

Penyakit jantung : disangkal

Kencing manis

: disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM :
Keadaan umum

: baik

Kesadaran

: compos mentis.

TANDA VITAL
Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 76 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

28

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Pernapasan

: 20 x/menit, thoraco-abdominal

Berat badan

: 50 kg

Tinggi badan

: 152 cm

Status Gizi

: baik

IMT

: BB ( kg )
TB2(m)

= 50 = 21,64
(1,52)2

Status gizi : normoweight


Kesan Status Internis
Pada pemeriksaan mata ditemukan:
o Arcus Senilis (+) ODS
o VOD : 6/60, lensa keruh sebagian, shaddow test +
o VOS : 6/12 , lensa jernih, IOL
o Pemeriksaan kulit, kepala, hidung, mulut, leher, KGB, thorax, abdomen,
semua dalam batas normal, tidak ada kelainan
o Ekstremitas (krepitasi -, edema -)
Status Neurologis : Dalam batas normal
Status mentalis : Baik.
Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ): Benar
semuaFungsi intelektual utuh
Pemeriksaan Mini Mental State Examination (MMSE): Skor 30
( tidak ada gangguan kognitif )
Geriatric Depression Scale (GDS): Skor 1 ( tidak depresi )
Activities of Daily Living (Indeks ADL Barthel) : Skor 19 (
Ketergantungan ringan)
Pemeriksaan Penunjang
1) Hematologi
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

29

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Laboratorium di Prodia (8 November 2013)


Pemeriksaan
Glukosa Puasa
Glukosa 2 jam PP
Cholesterol Total
Cholesterol LDL Direk
Cholesterol HDL
Trigliserida
Urea N
Ureum
Kreatinin
eLFG (CKD-EPI)
Natrium #
Kalium #
Asam Urat

Hasil
96
120
184
123*
51
153
10
22
0.75
82
140
4.8
5.8*

Nilai Rujukan
< 100
< 140
< 200
< 100
>= 40
< 150
8-23
17-49
0.50-0.90
136-145
3.5-5.1
< 5.7

Satuan
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mL/min/1.73m2
mmol/L
mmol/L
mg/dL

Laboratorium Medika (21 Maret 2014)


Jenis pemeriksaan

Hasil

Nilai rujukan

Satuan

84

70-100

mg/dL

Darah
Reduksi
Glukosa 2 jam PP

Negatif
89

Negatif
<160

mg/dL

darah
Reduksi
Cholesterol
HDL Cholesterol
LDL Cholesteril

Negatif
208*
53.2
100

Negatif
<200
35-54
<100

mg/dL
Mg/dL
mg/dL

151
3.2

<150
2.4-5.7

mg/dL
mg/dL

KIMIA DARAH
Glukosa Puasa

Direk
Trigliserida
Asam Urat

Laboratorium medika tanggal 22 april 2015


Jenis pemeriksaan

Hasil

INR

0,91

Nilai rujukan

Satuan

KIMIA DARAH
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

30

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Glukosa Puasa Darah 108

70-110

mg/dL

Glukosa 2 jam PP

136

<160

mg/dL

Cholesterol total

202

<200

mg/dL

HDL Cholesterol

49.7

35-54

Mg/dL

LDL Cholesterol

105

<100

mg/dL

Trigliserida

122

<150

mg/dL

Asam Urat

5.6

2.4-5.7

mg/dL

darah

Direk

Data hasil pemeriksaan


Tanggal

november 24

januari 21

maret 22 juli 2014

22 april 2015

Cholesterol

2013
184 mg/dl

2014
157

2014
208

166

202

total
Cholesterol

(N < 200)
123 (N<100)

67

100

98

105

LDL direk
Cholesterol

51

53.2

46.7

49.7

HDL
trigliserida

(N> 40
153

71

151

108

122

Asam urat

(N< 150)
5.8

5.3

3.2

4.7

5.6

(N<5.7)

PERMASALAHAN

Biologi :
o kedua lutut, jari-jari kaki kanan sering terasa nyeri dan kaku-kaku terutama
saat pagi hari
o Penglihatan buram pada mata kanan.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

31

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Psikososial

Tidak ada masalah


Lingkungan

VI.

Tidak ada masalah

DIAGNOSA KERJA

Diagnosa Utama
Kedua lutut dan jari-jari kaki kanan nyeri dan kaku e.c Suspek osteoarthritis genu
bilateral dan digiti pedis dextra
DD:

arthritis gout
reumatoid arthritis

VII.

Diagnosa tambahan
-

Hipertensi Grade I terkontrol

hiperkholesterolemia

Katarak senilis immatur OD

Pseudofakia OS

PEMERIKSAAN YANG DIANJURKAN

Pemeriksaan tekanan darah rutin, EKG

Pemeriksaan laboratorium ulang


a. Hematologi rutin

: Hemoglobin, Eritrosit, Hematokrit, Trombosit,

Leukosit, LED
b. Pemeriksaan PT, Appt, agregasi trombosit
c. Kimia darah

: Asam Urat, SGOT, SGPT, GGT, GD2PP, GDP

d. Profil lipid

: Kolestrol total, LDL, HDL, Trigliserida

e. Fungsi Ginjal (ureum, creatinin)


f. Urin Rutin

: Warna , Berat Jenis, pH, Nitrit Protein, Keton,

Leukosit, Eritrosit, Glukosa, Urobilinogen, Bilirubin, Blood, Epitel, Silinder,


Kristal, Bakteri
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

32

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Konsul ke dokter spesialis Mata.

Foto rontgen genu bilateral dan pedis dextra

Pemeriksaan BMD-DXA

Eriana

VIII. RENCANA PENGELOLAAN


Diagnosa
Terapi non farmakologis
Suspek
ANJURAN :
osteoarthriris - Menghindari aktivitas
genu bilateral
yang banyak menggunakan sendi
dan digiti pedis
co:naik turun tangga, bersujud
dextra

- Mengistirahatkan sendi
jika sudah mulai nyeri
- foto rontgen genu bilateral

Terapi farmakologis
Anjuran terapi :

Osteoflam tab
( Glucosamine
HCL 250 mg,
Chondroitin
sulphate 200 mg,
vit C 25 mg, Mg
5 mg, zn 2,5 mg,
MSM 350 mg)
1x250 mg

Voltaren gel ( na
diclofenac
Hipertensi

ANJURAN :

topical gel)
Terapi yang telah

grade I

- mengurangi makan makanan yang asin

diberikan:

terkontrol

(membatasi asupan garam 6 gram per hari)


- rajin berolahraga ringan setiap hari
- makan makanan yang mengandung banyak

serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan


hiperkholestero ANJURAN :
lemia

- amlodipine 1x5 mg
tablet pagi hari

Terapi yang telah

- pengaturan makan menghindari makanan yang diberikan:


mengandung lemak seperti makanan gorengan,
santan, kuning telur, kepiting dll
- rajin berolahraga ringan setiap hari

- Simvastatin 1x10 mg
tablet malam hari

- makan makanan yang mengandung banyak


serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

33

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

- mengurangi asupan protein dari hewani dan


Low vision OD
et causa
katarak sinilis
immatur

Pseudofakia

memperbanyak asupan protein dari nabati


- Anjuran untuk melakukan pemeriksaan
mata ke dokter specialist mata
- Menggunakan kaca mata hitam bila
berada di bawah matahari terik
menghindari paparan sinar UV
berlebihan
- Anjuran untuk dilakukan operasi katarak
ANJURAN :

OS

- Memakai kacamata baca dengan koreksi yang


sesuai
- tidak terlalu sering mengangkat barang berat
- Kontrol dan konsul ke dokter spesialis mata

IX.

PROGNOSA
Ad vitam
Suspek osteoarthritis Dubia ad bonam

Ad fungsionam
Dubia

Ad sanationam
Dubia ad malam

Dubia

Dubia ad malam

Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Dubia ad malam

Dubia ad malam
Dubia ad malam
Dubia ad malam

genu bilateral dan


digiti pedis dextra
Hipertensi grade I

Dubia ad bonam

terkontrol
hiperkholesterolemia Dubia ad bonam
Pseudofakie OS
Dubia ad bonam
Katarak senilis
ad bonam
immatur OD

TINJAUAN PUSTAKA
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

34

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

OSTEOARTRITIS
A. DEFINISI

Osteoartritis (OA) adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang terutama terjadi pada
lanjut usia dan ditandai oleh degenerasi kartilago artikularis, perubahan pada membran
sinovia serta hipertrofi tulang pada tepinya. Rasa nyeri dan kaku, khususnya setelah
melakukan aktivitas yang lama akan menyertai perubahan degeneratif tersebut.1
B. ETIOLOGI1
Osteoarthritis dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut antara lain :
1. Umur
Hubungan

antara

umur

dengan

penurunan

kekuatan

kolagen

dan

proteoglikan pada kartilago sendi.


2. Jenis kelamin
Pada orang yang berusia lebih dari 55 tahun, prevalensi osteoarthritis
pada wanita lebih tinggi dibanding pria. Sedangkan pada usia kurang dari
45 tahun lebih sering terjadi pada pria.
3. Genetik
Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain
terhadap

unsur-unsur

tulang

rawan

sendi,

seperti

kolagen

dan

proteoglikan, berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada


osteoarthritis.
4. Obesitas dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebihan ternyata dapat meningkatkan tekanan
mekanik pada sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan
osteoarthritis pada lutut. Obesitas ternyata tidak hanya berkaitan dengan
osteoarthritis pada sendi yang menanggung beban tetapi juga dengan
sendi lainnya. Diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada
timbulnya kaitan tersebut antara lain : penyakit jantung koroner, diabetes
mellitus, hipertensi dan hiperurisemia.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

35

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

5. Cedera sendi (trauma), olahraga dan pekerjaan


Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian sendi yang terus-menerus,
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoarthritis tertentu. Demikian
juga cedera sendi dan olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi
sehingga meningkatkan resiko terjadinya osteoarthritis.
7. Kelainan primer persendian (arthritis inflamatorik)
Ditandai dengan pembengkakan pada jari-jari tangan, siku, dan lutut.
Biasanya daerah yang mengalami pembengkakan berwarna kemerahmerahan.
Osteoarthritis yang tidak diketahui penyebabnya disebut osteoarthritis
primer. Sedangkan jika penyebabnya diketahui ini disebut sebagai osteoarthritis
sekunder.
Osteoarthritis primer adalah degenerasi artikuler sendi yang terjadi pada
sendi tanpa adanya abnormalitas lain pada tubuh. Penyakit ini sering menyerang
sendi penopang tubuh (weight bearing joints). Biasanya kerusakan ini terjadi
akibat proses penuaan. Osteoarthritis primer paling sering terjadi pada sendi
lutut dan sendi panggul, tapi juga ditemukan pada sendi lumbal, sendi jari
tangan, dan jari I pada kaki.
Osteoarthritis sekunder paling sering terjadi pada trauma atau akibat
suatu pekerjaan, dapat pula akibat penyakit sistemik. Biasanya terjadi pada
umur yang lebih awal dari osteoarthritis primer.
.C. PATOFISIOLOGI2
Osteoartritis

merupakan

kegagalan

sendi

yang

progresif

sebagai

gabungan proses kerusakan jaringan dan proses perbaikan yaitu pembentukan


imunitas yang melawan kerusakan tersebut. Terdapat dua perubahan morfologis
utama,

yaitu

kerusakan

fokal

tulang

rawan

sendi

yang

progresif

dan

pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan dan tepi sendi yang
dikenal sebagai osteofit. Di samping ada destruksi kartilago yang progresif,
terbentuknya kista subartikuler, sklerosis yang mengelilingi tulang dan adanya
fibrosis kapsul.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

36

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Penelitian menunjukkan bahwa perubahan metabolisme tulang rawan


sendi sudah timbul sejak awal proses patologis osteoartritis. Perubahan
metabolisme tulang tersebut berupa peningkatan aktivitas enzim-enzim yang
merusak

makromolekul

matriks

tulang

rawan

sendi

yaitu

kolagen

dan

proteoglikan. Maka awalnya osteoartritis biasa dimulai dengan pembengkakan


kartilago karena meningkatnya sintesis proteoglikans sebagai usaha kondrosit
memperbaiki kerusakan tulang yang ada. Tahap ini dapat berlangsung puluhan
tahun dan hanya tampak hipertrofi tulang rawan. Seiring dengan proses
perjalanan penyakit ketebalan permukaan sendi berkurang dan membuat kadar
proteoglikan berkurang sehingga elastisitas dan keutuhan permukaan sendi
terganggu yaitu terjadi fibrilasi tulang rawan sendi dan pada akhirnya membuat
tulang rawan sendi melunak, luas daerah sendi yang terkena semakin lama
semakin besar.
Sendi osteoartritis komposisi cairan sinovialnya berubah yaitu kadar air
tulang rawan sendi menjadi berkurang. Hal ini membuat tulang rawan sendi
rentan terhadap beban biasa. Bila beban berlebih akan terjadi kompresi yang bila
tidak segera diatasi dengan baik akan terjadi fraktur. Bila terjadi fraktur akan
timbul pembentukkan tulang kembali (bony eburnation) yaitu tulang subkondral
merespon dengan meningkatkan selularitas akibatnya tulang menjadi tebal dan
padat. Pada permukaan tulang yang rusak dapat terjadi lesi nekrotik yang
mengarah pada pembentukkan kista tulang.
Penurunan kekuatan tulang rawan disertai perubahan yang tidak sesuai
dengan kolagen, kondrosit juga mengalami kerusakan. Selanjutnya akan terjadi
perubahan komposisi molekuler dan matriks rawan sendi. Pada mikroskop
terlihat permukaan rawan sendi yang mengalami fibrilasi dan berlapis-lapis.
Hilangnya tulang rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi. Pada
tepi sendi akan timbul respon terhadap tulang rawan yang rusak dengan
pembentukan tulang baru yaitu osteofit sebagai mekanisme pertahanan tubuh
yang merupakan usaha untuk memperbaiki perubahan-perubahan awal tulang
rawan sendi pada osteoartritis dan membentuk kembali persendian. Lesi akan
meluas dari pinggir sendi sepanjang garis permukaan sendi. Adanya pengikisan
progresif menyebabkan tulang di bawahnya juga ikut terlibat. Hilangnya tulangtulang tersebut sebagai usaha untuk melindungi permukaan yang tidak terkena.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

37

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Akhirnya rawan sendi menjadi aus, rusak dan menimbulkan gejala-gejala


osteoartritis seperti nyeri sendi, kaku dan deformitas.
Perlu diingat perubahan tulang rawan sendi pada proses penuaan berbeda
dengan

perubahan

pada

osteoartritis.

Rawan

sendi

berfungsi

melapisi

permukaan dari tulang dan berperan sebagai bantalan, meredam benturan yang
terjadi saat terjadi gerakan sendi dan seterusnya akan meneruskan ke tulang di
bawah sendi. Pada usia lanjut, selularitas rawan sendi berkurang sehingga
diperoleh kuantitas rawan sendi yang menurun. Perubahan fungsional dan
struktural

utama

yang

menjadi

bagian

dari

proses

penuaan

normal

menyebabkan perubahan biokimia dari jaringan penyambung dan terjadi


terutama pada serat dan proteoglikan. Proteoglikan pada tulang rawan sendi
berfungsi sebagai bantalan pada sendi sehingga sendi dapat menahan bebanbeban fisik yang berat. Proteoglikan ini akan kurang melekat satu dengan lainnya
dan berinteraksi dengan kolagen. Beberapa kolagen baru pada tahap ini mulai
membentuk kolagen tipe I yang lebih fibrosa. Proteoglikan dapat kehilangan
sebagian kemampuan hidrofiliknya. Perubahan-perubahan ini berarti tulang
rawan akan kehilangan kemampuannya untuk menahan kerusakan bila diberi
beban berat.
Gambaran utama pada osteoarthritis adalah :
1.

Destruksi kartilago yang progresif

2.

Terbentuknya kista subartikuler

3.

Sklerosis yang mengelilingi tulang

4.

Terbentuknya osteofit

5.

Adanya fibrosis kapsul

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

38

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Predileksi tempat terjadinya osteoarthritis :


1. Carpometakarpal I
2. Metatarsophalangeal I
3. Sendi Apofiseal tulang belakang (terutama C6-7, lumbosakral L5-S1)
4. panggul
5. lutut
6. Jari (distal interphalangeal dan proksimal interphalangeal)

D. GEJALA KLINIS2
Gejala klinis osteoarthritis bervariasi, tergantung dari sendi mana yang
terkena, lama dan intensitas penyakitnya, serta respon penderita terhadap
penyakit yang dideritanya. Pada umumnya osteoarthritis berjalan kronik
progresif.
Secara klinis, osteoarthritis dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Subklinis
Pada tingkat ini belum ada keluhan atau tanda klinis lainnya. Kelainan
baru terbatas pada tingkat seluler dan biokimiawi sendi.
2. Manifestasi
Biasanya keluhan sudah muncul dan pada tahap ini penderita sudah
datang ke dokter untuk berobat. Kerusakan rawan sendi sudah bertambah
luas disertai dengan reaksi peradangan.
3. Dekompensasi
Pada tahap ini rawan sendi sudah rusak semua atau hampir seluruhnya,
mungkin terjadi deformitas dan kontraktur. Biasanya pada tahap ini
diperlukan tindakan bedah seperti arthroplasty atau total hip or knee
replacement.
Keluhan-keluhan umum yang sering dirasakan penderita osteoarthritis
antara lain sebagai berikut: nyeri sendi, kaku sendi, pembengkakan sendi,
perubahan gaya berjalan dan gangguan fungsi.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

39

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Nyeri Sendi
Merupakan keluhan utama yang sering kali membawa pasien datang ke dokter. Nyeri
biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Pada osteoartritis
terdapat hambatan sendi yang biasanya bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri. Nyeri juga dapat timbul bila banyak berjalan, naik dan turun
tangga, atau bergerak dengan tiba-tiba. Nyeri yang belum lanjut biasanya akan menghilang
dengan istirahat, tetapi dalam keadaan lanjut, nyeri akan menetap walaupun penderita sudah
beristirahat.

Penyebab nyeri dapat dibedakan, yaitu :

g.) Peradangan
Nyeri yang berasal dari peradangan biasanya karena sinovitis sekunder,
penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi yang
menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi. Semua ini
menimbulkan rasa nyeri.

h.) Mekanik
Nyeri akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan
penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri
biasanya terlokalisasi hanya pada sendi yang terkena, tetapi dapat juga
menjalar.

Ada tiga tempat yang merupakan sumber nyeri, yaitu : sinovium, jaringan lunak sendi dan
tulang.
-

Nyeri sinovium dapat karena reaksi peradangan yang timbul akibat adanya debris dan
kristal dalam cairan sendi. Selain itu juga karena kontak dengan rawan sendi pada
waktu sendi bergerak.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

40

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Nyeri pada jaringan lunak biasanya disebabkan karena terjadi kerusakan pada jaringan
lunak seperti robekan ligamen dan kapsul sendi, peradangan pada bursa, atau
kerusakan meniskus.

Nyeri yang berasal dari tulang biasanya akibat rangsangan pada periosteum, karena
periosteum kaya akan serabut-serabut penerima nyeri.

Kaku Sendi
Merupakan

keluhan

pada

hampir

semua

penyakit

sendi.

Pada

osteoarthritis, kaku sendi biasanya tidak lebih dari 30 menit dan terlokalisir, hal
ini berbeda dengan penyakit inflamasi sendi seperti arthritis rheumatoid, di
mana kekakuan pada pagi hari berlangsung lebih dari 1 jam. Kaku sendi dapat
timbul setelah istirahat beberapa lama (contoh sehabis duduk lama) atau
bangun tidur, tetapi kekakuan ini akan menghilang setelah sendi digerakkan.

Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi kadang dapat ditemukan pada penderita osteoarthritis yang
disebabkan karena sinovitis. Pembengkakan merupakan reaksi peradangan yang terjadi akibat
pengumpulan cairan dalam ruang sendi (efusi cairan sendi). Biasanya teraba panas tanpa ada
kemerahan (rubor). Pada sendi yang terkena akan terlihat deformitas yang disebabkan karena
osteofit.
Perubahan Gaya Berjalan
Salah satu gejala yang hampir menyusahkan pada pasien osteoarthritis adalah adanya
perubahan gaya jalan. Hampir pada semua pasien osteoarthritis, pergelangan kaki, tumit, lutut
atau panggulnya berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi
sendi yang lain merupakan ancaman besar untuk kemandirian pasien lanjut usia.
Gangguan Fungsi
Timbul karena ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi. Adanya
kontraktur, kemungkinan adanya osteofit, nyeri dan bengkak merupakan
penyebab yang menimbulkan gangguan fungsi. Bila sudah ditemukan instabilitas
ligamentum, maka hal ini menunjukkan kerusakan yang progresif dan prognosis

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

41

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

yang buruk. Pada osteoarthritis tidak terdapat gejala-gejala sistemik seperti


kelelahan, penurunan berat badan atau demam.
E. KLASIFIKASI2
Gambaran radiologik dari osteoarthritis pertama kali diperkenalkan oleh
Kellgren dan Lawrence pada tahun 1957, di mana pada tahun 1961 diambil oleh
WHO dan dijadikan pedoman untuk mendiagnosis osteoarthritis berdasarkan
radiologis. Adapun kriteria radiologis osteoarthritis adalah sebagai berikut :
-

Pembentukan osteofit pada tepi sendi atau tempat melekatnya ligamen.

Periarticular ossicles terutama pada sendi interfalang distal dan proksimal.

Penyempitan celah sendi akibat penipisan rawan sendi disertai sklerosis


jaringan tulang subkondrial.

Adanya kista dengan dinding yang sklerotik pada daerah subkondrial


(pseudokista subkondrial).

Perubahan bentuk tulang (misal pada caput femoris).

Dari lima kriteria tersebut dibuatlah klasifikasi radiologik osteoarthritis, yaitu :


1. Meragukan

: bila ditemukan 1 dari 5 kriteria di atas

2. Osteoarthritis ringan (mild)

: bila ditemukan 2 dari 5 kriteria di

atas
3. Osteoarthritis sedang (moderate)

: bila ditemukan 3 dari 5 kriteria di

atas
4. Osteoarthritis berat (severe)

: bila ditemukan 4 atau 5 kriteria di

atas
F. DIAGNOSIS2
Diagnosis osteoarthritis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
jasmani, radiologis, dan bila perlu dengan pemeriksaan laboratorium tertentu
(meskipun tidak spesifik untuk osteoarthritis).
Untuk dapat menegakkan diagnosa Osteoarthritis Sendi Lutut (Genu
Osteoarthritis) diperlukan minimal 4 dari enam kriteria sebagai berikut :
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

42

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

1. Nyeri pada lutut


2. Usia lebih dari 50 tahun
3. Kaku sendi kurang dari 30 menit
4. Nyeri tekan pada tulang
5. Pembesaran tulang
6. Pada perabaan, sendi lutut tidak panas.
Kriteria ini memiliki sensitifitas 95% dan spesifisitas 69%.
Selain itu dikembangkan pula kriteria untuk menilai berat ringannya genu
osteoarthritis dengan menggunakan indeks seperti berikut ini :
Indeks Berat-Ringannya Genu Osteoarthritis
Skor
1. Nyeri
a. Nyeri selama tidur malam
- tidak ada

- hanya bila bergerak / pada posisi tertentu


1
- tanpa bergerak

b. Kaku sendi pada pagi hari atau setelah bangkit dari berbaring
- 1 menit

- 1 15 menit

atau 1
- 15 menit

c. Selama berjalan
- tidak ada

- setelah berjalan beberapa langkah

- segera setelah berjalan dan makin sakit

d. Ketika berdiri dari posisi duduk


- tanpa bantuan lengan

- dengan bantuan lengan

2. Jarak maksimum yang dapat ditempuh dengan berjalan (dengan nyeri)


a. tidak terbatas
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

43

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

b. > 1 km tapi terbatas

c.

s/d 1 km ( 15 menit)

d.

500 900 m ( 8 15 menit)

e.

300 500 m

f.

2
3
4

100 300 m

g.

< 100 m

dengan 1 tongkat / penyangga

dengan 2 tongkat / penyangga

3. Aktivitas sehari-hari
Apakah anda dapat menaiki tangga yang tegak?

0 atau 2
-

Apakah anda dapat menuruni tangga yang tegak ?

Apakah anda dapat jongkok ?

atau 2
atau 2
Apakah anda dapat berjalan di jalan yang tidak rata ?

0 atau 2

Keterangan :
Osteoarthritis ekstrim berat :

Skor 14

Osteoarthritis sangat berat

Skor 11 - 13

Osteoarthritis berat

Skor 8 - 10

Osteoarthritis sedang

Skor 5 - 7

Osteoarthritis ringan

Skor 1 - 4

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG2
-

Laboratorium

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

44

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Pada pemeriksaan laboratorium osteoarthritis tidak didapatkan hasil yang


bermakna, karena tidak ada pemeriksaan laboratorium yang khusus.
Pemeriksaan

laboratorium

dilakukan

hanya

untuk

menyingkirkan

kemungkinan adanya rheumatoid arthritis ataupun gout. Pada penderita


osteoarthritis didapatkan :
a. Laju endap darah (LED) normal
b. Serum kolesterol sedikit meninggi
c. Pemeriksaan faktor rheumatoid negatif
-

Radiologi
a. Foto x-ray lutut posisi AP dan lateral
b. Foto x-ray sendi interfalang distal dan proksimal
c. Foto x-ray vertebra cervical dan torakolumbal

Arthrocentesis
Arthrocentesis merupakan analisa cairan sendi. Hal ini berguna untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya gout arthritis, infeksi, dan arthritis
lainnya. Pengeluaran cairan sendi dan injeksi kortikosteroid ke dalam sendi
pada saat melakukan arthrocentesis dapat mengurangi rasa nyeri,
pembengkakan, dan inflamasi yang terjadi.

Arthroscopy
Arthroscopy merupakan suatu teknik pembedahan di mana sebuah tube
kecil dengan kamera di dalamnya dimasukkan ke dalam rongga sendi.
Kelainan dan atau kerusakan yang terjadi pada kartilago dan ligamen
dapat dideteksi dan bahkan kadang dapat diperbaiki melalui arthroscopy
ini.

H . DIAGNOSIS BANDING2
Diagnosis bandingnya terutama dengan penyakit sendi yang sering ditemui
dalam praktek sehari-hari, yaitu arthritis rheumatoid dan arthritis gout.
DD/
Kriteria diagnostik arthritis rheumatoid adalah sebagai berikut :
b. Kekakuan pagi hari (sekurangnya 1 jam)
c. Arthritis pada tiga atau lebih sendi
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

45

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

d. Arthritis sendi-sendi jari-jari tangan


e. Arthritis yang simetris
f.

Nodula rheumatoid dan Faktor rheumatoid dalam serum

g. Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau dekalsifikasi tulang)


Diagnosis arthritis rheumatoid dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya
empat dari tujuh kriteria ini terpenuhi. Empat kriteria yang disebutkan terdahulu
harus sudah berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.

Penyakit-penyakit metabolik dan herediter yang dapat menimbulkan gambaran


radiografi seperti osteoarthritis (hipertiroidisme) juga dapat menjadi diagnosa
banding osteoartritis.

I. PENATALAKSANAAN3
Tujuan dari penatalaksanaan osteoarthritis adalah untuk mengatasi gejalagejala yang timbul dan memperbaiki aktivitas sehari-hari (symptoms modifying
effect) serta pencegahan dan perbaikan kerusakan struktur rawan sendi
(structure modifying effect). Penatalaksanaan sebaiknya dilakukan pada stadium
dini, terutama sebelum terjadi deformitas sendi.
Beberapa penderita dengan osteoarthritis yang ringan atau minimal yang
tidak merasakan nyeri, maka tidak perlu diberikan terapi. Akan tetapi, pada
penderita osteoarthritis lainnya mungkin memerlukan terapi konservatif seperti
istirahat, exercise, penurunan berat badan, terapi fisik dan okupasional, alat-alat
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

46

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

pembantu lainnya. Obat-obatan dapat diberikan secara topikal, peroral, atau


disuntikkan ke dalam sendi untuk mengurangi inflamasi dan nyeri pada sendi.
Pada

saat

memperbaiki

terapi

konservatif

fungsi

sendiatau

gagal

untuk

tulang

mengurangi

rawan

maka

rasa

nyeri

pembedahan

dan
perlu

dipertimbangkan.
American College of Rheumatology (ACR) merekomendasikan beberapa
pilihan obat untuk pengobatan nyeri osteoarthritis :
a. Untuk nyeri ringan sampai sedang, diberikan acetaminophen atau obatobat golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
b. Untuk nyeri sedang sampai berat, diberikan kombinasi acetaminophen
dengan tramadol.
c. Untuk nyeri yang berat, diberikan golongan opioid.

Terapi non-farmakologis
1). Edukasi
Tujuannya
bagaimana

adalah

agar

pasien

mengetahui

menjaganya

agar

penyakitnya

tidak

tentang
bertambah

penyakitnya,
parah

dan

persendiannya tetap dapat dipakai. Rencana pengobatan selanjutnya dijelaskan


dan disesuaikan dengan keadaan umum penderita, sendi-sendi yang terkena,
keluhan dan sikap hidup sehari-hari.
2). Terapi fisik dan rehabilitasi
Terapi ini bertujuan untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat
dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.
Olah raga, jangan memilih olah raga berjalan atau jogging, lebih baik
berenang atau bersepeda. Hindari naik atau turun tangga bila mungkin, duduk
lebih baik daripada berdiri, duduk di kursi yang lebih tinggi lebih baik dari pada
kursi yang rendah, hindari berlutut, lebih baik berjongkok. Terapi fisik sangat
penting, latihan otot yang teratur akan memperbaiki gangguan fungsional
penderita, mengurangi nyeri dan mengurangi ketergantungan kepada orang lain.
3). Penurunan berat badan (diet)
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

47

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Berat badan yang berlebihan merupakan salah satu faktor yang akan
memperberat penyakit OA. Oleh karenanya berat badan harus selalu dijaga agar
tidak berlebihan. Apabila berat badan berlebihan maka harus diusahakan
penurunan berat badan sampai mendekati ideal.
4). Terapi lain-lain
-

Terapi pemanasan (heating) dapat dilakukan dengan cara : diatermi, ultra


sound, sinar infra merah dan sebagainya. Pemanasan dilakukan selama
15-20 menit dikatakan cukup efektif untuk mengurangi nyeri dan kaku
sendi.

Alat bantu, misalnya Traksi leher atau pinggang, traksi ini dapat dilakukan
secara manual (dengan tangan) atau mekanik dengan alat baik listrik
maupun cara lama (dengan tali dan kerekan), waktunya bisa terusmenerus, bisa juga intermitten. Koreksi postur tubuh yang buruk dengan
alat bantu, misalnya traksi atau pemakaian soft collar untuk spondilosis
leher, korset untuk spondilosis lumbal, tongkat untuk osteoartritis lutut
atau pinggul, menghindari aktivitas berlebihan pada sendi yang sakit, dan
pemakaian alat-alat untuk memperingan kerja sendi.

Akupuntur.

Terapi Inisial untuk Osteoarthritis Ringan (Mild)


-

Istirahat
Istirahatkan sendi yang sakit selama 12 sampai 24 jam. Kurangi aktivitas
yang banyak menggunakan sendi tersebut berulang-ulang. Usahakan
istirahat selama 10 menit tiap jam.

Exercise
Olahraga ringan seperti berenang, berjalan, bersepeda. Olahraga dapat
meningkatkan stamina dan kekuatan otot di sekitar sendi.

Penurunan berat badan


Dengan mengurangi berat badan maka stressor atau tahanan yang
diberikan pada sendi penahan tubuh seperti pinggul dan lutut akan
berkurang.

Hot and cold management pain

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

48

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Rasa panas dan dingin keduanya dapat mengurangi nyeri di sendi. Sensasi
panas juga dapat mengurangi kekakuan dan sensasi dingin dapat
mengurangi spasme atau kaku otot. Usap atau kompres sendi yang sakit
menggunakan kompres air hangat atau air dingin. Untuk penggunaan
kompres hangat dilakukan selama 20 menit beberapa kali dalam sehari.
Untuk meringankan nyeri di sendi gunakan kompres dengan air dingin
atau es batu, tapi jangan gunakan kompres dingin jika sirkulasi penderita
buruk atau mengalami baal.
-

Analgetik krim
Analgetik krim dan gel dapat mengurangi rasa nyeri untuk sementara
waktu. Beberapa krim mengurangi rasa sakit dengan menciptakan sensasi
panas atau dingin. Krim lainnya mengandung obat-obatan seperti
komposisi aspirin yang diserap di kulit. Analgetik krim ini paling baik untuk
digunakan pada sendi-sendi yang dekat dengan permukaan kulit seperti
lutut dan jari-jari. Contoh :

capsaicin (Arthricare, Zostrix), salycin

(Aspercreme), menthol (Flexall).


-

Braces and shoes inserter


Beberapa brace atau shoes inserter dapat mengurangi nyeri. Alat-alat ini
dapat mengimobilisasi atau menyokong sendi sehingga tidak tertekan.

Terapi Pilihan untuk Osteoarthritis Sedang (Moderate)


Obat-obatan

yang

dapat

digunakan

untuk

osteoarthritis

sedang

(moderate) antara lain :


-

Acetaminophen
Acetaminophen (aspirin, tylenol, dan lainnya) dapat menghilangkan rasa
sakit tapi tidak mengurangi inflamasi yang terjadi. Acetaminophen efektif
untuk orang-orang dengan osteoarthritis ringan sampai sedang. Karena
efek samping dari acetaminophen lebih ringan daripada NSAID, terutama
di antara pasien lanjut usia, maka acetaminophen umumnya diberikan
sebagai terapi inisial untuk pasien-pasien osteoarthritis pada lanjut usia.
Penggunaan obat acetaminophen yang berlebihan dapat menyebabkan
kerusakan di hepar.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

49

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Anti-inflamasi nonsteroid (NSAID)


Anti-inflamasi nonsteroid adalah obat-obatan yang digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit dan inflamasi pada sendi. Contoh dari obat
golongan NSAID : ibuprofen (Motrin), nabumetone (Relafen), naproxen
(Naprosyn), natrium diklofenak (Voltaren), termasuk di dalamnya aspirin
(Ecotrin). Efek samping dari NSAID akan meningkat pada penggunaan
jangka panjang. Efek samping yang paling sering terjadi melibatkan
gangguan pada sistem gastrointerstinal seperti : sakit perut, diare, gastric
ulcers, dan bahkan perdarahan. Selain itu juga mengakibatkan gangguan
pada jantung, kerusakan hepar dan ginjal. Konsumsi alkohol atau
penggunaan kortikosteroid bersama-sama dengan NSAID juga dapat
meningkatkan resiko perdarahan gastrointestinal. Akhirnya ditemukan
obat NSAID terbaru yang disebut Cox-2 Inhibitor, di mana golongan obat
ini memiliki tingkat toksisitas yang lebih kecil terhadap perut dan
pencernaan.

Tramadol
Tramadol merupakan analgetik sentral yang hanya dapat diberikan
dengan resep. Tramadol tidak memiliki efek anti-inflamasi namun dapat
menghilangkan rasa sakit dengan efek samping yang lebih ringan dan
sedikit

dibanding

NSAID.

Meskipun

demikian,

tramadol

dapat

menyebabkan rasa mual (nausea) dan konstipasi. Biasanya digunakan


untuk terapi jangka pendek dari peradangan akut.
-

Kombinasi Tramadol dengan Acetaminophen


Ternyata hasil kombinasi kedua golongan obat ini aman dan efektif bila
diberikan pada nyeri osteoarthritis akut pada lanjut usia. The tolerability
profile dari kombinasi kedua obat ini adalah berkurangnya konstipasi dan
somnolen, sehingga lebih baik daripada golongan opium.

Terapi Pilihan untuk Osteoarthritis Berat (Severe)


-

Injeksi Kortison
Injeksi dengan kortison pada sendi yang mengalami inflamasi dapat
dengan segera menurunkan rasa nyeri dan mengembalikan fungsi. Namun

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

50

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

penggunaan injeksi kortison yang berulang membahayakan jaringan dan


tulang, sehingga tidak sering digunakan.
-

Visco-supllementation
Injeksi dengan asam hialuronat (Hyalgan, Synvisc) dapat menghilangkan
nyeri dengan mengembalikan ketebalan cairan sendi untuk sementara
waktu, sehingga memberikan lubrikasi sendi yang lebih baik, dan mungkin
secara langsung mempengaruhi reseptor nyeri.
Visco-supplement

ini

hanya

diperbolehkan

untuk

pengobatan

osteoarthritis di lutut saja meskipun beberapa peneliti masih mempelajari


kegunaannya pada sendi lain. Injeksi ini diberikan tiap minggu selama 5
minggu. Dosis yang dipakai adalah 1 x 2 ml/minggu.

Terapi Pembedahan
Pembedahan baru dilakukan bila sudah terjadi osteoarthritis berat yang
tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan sudah mengganggu aktivitas
sehari-hari.
-

Joint Replacement (Arthroplasty)


Di sini sendi yang rusak digantikan dengan protesa yang terbuat dari
plastik atau metal. Yang paling sering diganti adalah sendi panggul dan
lutut. Saat ini sudah ditemukan pula protesa untuk sendi bahu, siku,
pergelangan kaki, dan jari. Berapa lama sendi yang baru ini dapat
bertahan bergantung dari bagaimana kita memakainya. Ada yang dapat
bertahan hingga 20 tahun. Total hip and total knee replacements saat ini
sudah sering dilakukan di banyak rumah sakit di Amerika Serikat.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

51

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Gambar hip replacement


-

Debridement
Debridemen paling baik dilakukan jika pergerakan sendi terbatas seperti
terkunci (locking sensation) akibat kartilago yang robek atau lepasnya
kepingan-kepingan tulang di sekitar sendi. Biasanya dilakukan dengan
arthroscopy dengan membuat insisi kecil. Kemudian sebuah kamera kecil
dimasukkan melalui insisi tersebut untuk melihat ada apa dalam sendi
tersebut. Kemudian dokter bedah menggunakan alat khusus untuk
mengeluarkan setiap kepingan yang ada dari sendi.

Osteotomi
Prosedur pengangkatan tulang yang dapat membantu menyambung
deformitas pada pasien tertentu. Di sini dokter bedah biasanya memotong
tulang, bisa di atas atau di bawah lutut, untuk menyambung kembali kaki.
Osteotomi dapat mengurangi rasa nyeri dengan memindahkan kekuatan
sendi menjauh dari bagian yang sudah rusak.

Arthrodesis
Pada beberapa kasus, dokter bedah dapat menyatukan tulang-tulang pada
sendi secara permanen untuk meningkatkan stabilitas dan mengurangi
nyeri. Sendi yang menyatu, seperti pergelangan kaki, kemudian dapat
menahan berat badan tanpa disertai nyeri lagi namun menjadi tidak
fleksibel.

Arthrodesis

osteoarthritis

berat

dapat

namun

menjadi
tidak

dapat

pilihan

apabila

melakukan

menderita

terapi

operasi

pengganti (joint replacement surgery).


Alat Bantu Jalan
Pasien dengan osteoarthritis selain memiliki keluhan nyeri sendi yang
menjadi fokus utama dokter, juga harus memperhatikan perubahan gaya jalan
penderita

yang

dapat

mengganggu

keseimbangannya.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

Pada

saat

inilah

52

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

diperlukan alat bantu jalan seperti cane, crutch atau walker. Namun sebelumnya,
kita harus menentukan terlebih dahulu apakah pasien memerlukan satu atau dua
ekstremitas unuk mencapai keseimbangan atau menunjang berat badan. Jika
hanya memerlukan satu ekstremitas untuk mencapai keseimbangan maka dapat
dipilih cane, sedangkan jika dua ekstremitas dapat dipilih crutch atau walker
sebagai alat bantu jalan. Selain itu, anatomi tubuh dan sudut siku harus
diperhatikan.

Macam-macam alat bantu jalan, antara lain:


1.

Cane
Cane memperluas area untuk menunjang berat badan sehingga meningkatkan
keseimbangan tubuh. Cane tradisional yang hanya digunakan untuk keseimbangan
tidak dapat menunjang berat badan. Cane sekarang dapat digunakan untuk
menunjang berat badan dan biasanya digunakan bila memerlukan salah satu
ekstremitas atas untuk mencapai keseimbangan dan menunjang berat badan. Cane
memperluas

area untuk menunjang

berat badan sehingga meningkatkan

keseimbangan tubuh. Pasien menggunakan cane dengan tangan yang berlawanan


dengan kaki yang defisit.

2.

Crutch
Crutch memperluas area dasar, dengan demikian juga meningkatkan keseimbangan.
Berbeda dengan cane, crutch dapat menunjang seluruh berat badan.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

53

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

3.

Eriana

Walker
Walker memperbaiki keseimbangan dengan meningkatkan area dasar penunjang berat
badan dan meningkatkan keseimbangan lateral. Walker mempunyai beberapa
kelemahan yaitu sulit digunakan bila melewati pintu dan tempat yang sempit,
mengurangi ayunan lengan dan terjadi abnormal fleksi punggung ketika berjalan.
Secara umum, walker tidak dapat digunakan di tangga.

Terapi
Terapi

Terbaru
terbaru

yang

masih

terus

diteliti

hingga

sekarang

adalah

penggunaan kombinasi suplemen Glucosamine Sulfat dan Chondroitin Sulfat


dalam penatalaksanaan osteoarthritis. Glukosamin adalah bentuk polisakarida
yang terbuat dari kulit kerang yang merupakan bahan dasar pembentuk tulang
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

54

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

rawan sendi. Glukosamin bekerja dengan menstimulasi fungsi dan kerja sendi
sehingga dapat terjadi regenerasi sel rawan sendi. Kondroitin sulfat terbuat dari
tulang rawan ikan paus dan ikan hiu, berguna sebagai anti-inflamasi dan
penghilang rasa sakit. Selain itu juga dapat menetralisir perusakan enzim dan
meningkatkan kualitas sendi.
Suplemen minyak ikan juga telah menunjukkan reaksi anti-inflamasi. Dan
dengan meningkatkan konsumsi ikan-ikanan dan atau kapsul minyak ikan
(kapsul omega 3) dapat mengurangi inflamasi akibat arthritis.
Penelitian terbaru menemukan bahwa Doxycycline, golongan tetrasiklin,
dapat memperlambat progresivitas dari proses degenerasi kartilago pada lutut
penderita osteoarthritis. Meskipun begitu masih diperlukan penelitian lebih lanjut
lagi.
J. PROGNOSIS

Prognosis dari osteoarthritis pada umumnya baik. Dengan pengobatan


konservatif (medikamentosa), sebagian besar pasien membaik di mana keluhankeluhan

menjadi

berkurang.

Hanya

pada

kasus-kasus

berat

saja

yang

memerlukan operasi. Pada ekstremitas bawah, prognosisnya relatif lebih buruk


karena sendi ini sering digunakan untuk berjalan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Asdie, Ahmad H. Harrisons Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 4, Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC. 2000.
2. HP, Farihin. Cartilage Degradation Products as Biomarkers os Osteoarthritis
dalam Kumpulan Makalah Temu Ilmiah Rheumatologi 2008. Jakarta : IRA,
2008.
3. Tehupelory, Edu. Efficacy and Safety of Tramadol/Acetaminophen as add-on
Therapy for Osteoarthritis Pain in Subjects Receiving NSAIDs dalam
Kumpulan Makalah Temu Ilmiah Rheumatologi 2008. Jakarta : IRA, 2008.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

55

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

KATARAK
I.

DEFINISI
Katarak merupakan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi lensa,
denaturasi protein lensa, ataupun keduanya. menyebabkan tajam penglihatan penderita
berkurang. Katarak lebih sering dijumpai pada orang tua, dan merupakan penyebab
kebutaan nomor 1 di seluruh dunia. Penuaan merupakan penyebab katarak yang
terbanyak, tetapi banyak juga factor lain yang mungkin terlibat, antara lain : trauma,
toksin, penyakit sistemik (mis; diabetes), merokok, dan herediter.
Kekeuruhan ini menyebabkan sulitnya cahaya untuk mencapai retina, sehingga
penderita katarak mengalami gangguan penglihatan dimana objek terlihat kabur. 3,8

Gambar 3.
Gangguan penglihatan yang dirasakan oleh penderita katarak tidak terjadi secara
instan, melainkan terjadi berangsur-angsur, sehingga penglihatan penderita terganggu
secara tetap atau penderita mengalami kebutaan. 3,8
Katarak biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun dan pasien mungkin
meninggal sebelum diperlukan pembedahan. Apabila diperlukan pembedahan maka
pengangkatan lensa akan memperbaiki ketajaman penglihtan pada > 90%
kasus.sisanya mungkin mengalami kerusakan retina atau mengalami penyulit pasca
bedah serius misalnya glaukoma, ablasio retina, atau infesi yang menghambat
pemulihan daya pandang.3,8
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

56

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Gambar 4.

II.

ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO


Penyebab tersering dari katarak adalah proses degenerasi, yang menyebabkan lensa
mata menjadi keras dan keruh. Pengeruhan lensa dapat dipercepat oleh faktor risiko
seperti merokok, paparan sinar UV yang tinggi, alkohol, defisiensi vit E, radang menahun
dalam bola mata, dan polusi asap motor/pabrik yang mengandung timbal.3,8
Cedera pada mata seperti pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, dan
trauma kimia dapat merusak lensa sehingga menimbulkan gejala seperti katarak.8

III.

PATOFISIOLOGI
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.
Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memanjang dari badan siliar ke
sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan
koagulasi, sehingga mengakibatkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke
retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks air
ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu
transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam
melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya
usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.3,8

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

57

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi dan sklerosis:
1.

Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitell ensa yang berada
di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapatdikeluarkan dari lensa. Air yang
banyak ini akan menimbulkan bertambahnya tekanan osmotik yangmenyebabkan

2.

kekeruhan lensa.6
Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabut kolagen terus
bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagendi tengah. Makin lama serabut
tersebut semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus lensa.6

Perubahan yang terjadi pada lensa usia lanjut:8


1. Kapsula
a. Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)
b.mulai presbiopia
c. Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
d. Terlihat bahan granular
2. Epitel-makin tipis
a. Sel epitel (germinatif pada ekuator bertambah besar dan berat)
b. Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
3. Serat lensa
a. Serat irregular
b. Pada korteks jelas kerusakan serat sel
c. Brown sclerotic nucleus, sinar UV lama kelamaan merubah proteinnukelus
lensa, sedang warna coklat protein lensa nucleusmengandung histidin dan
triptofan disbanding normal
d. Korteks tidak berwarna karenai kadar asam askorbat tinggi dan
menghalangi foto oksidasi.
Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda. Perubahan fisik dan kimia
dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi, akibat perubahan pada serabut
halus multipel yang memanjang dari badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa,
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

58

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

misalnya menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Pada protein lensa


menyebabkan koagulasi, sehingga mengakibatkan pandangan dengan penghambatan
jalannya cahaya ke retina.8

Gambar 5. Perbandingan penglihatan normal dan penglihatan katarak


KATARAK SENILIS
1. Definisi dan Epidimiologi
Katarak senilis merupakan tipe katarak didapat yang timbul karena proses degeneratif dan
umum terjadi pada pasien di atas 50 tahun. Pada usia 70 tahun, lebih dair 90% individu
mengalami katarak senilis. Umumnya mengenai kedua mata dengan salah satu mata
terkena lebih dulu.3
Faktor-faktor yang mempengaruhi onset, tipe, dan maturasi katarak senilis antara lain:3
1. Herediter
2. Radiasi sinar UV
3. Faktor makanan
4. Krisis dehidrasional
5. Merokok
2. Patofisiologi
Komposisi lensa sebagian besar berupa air dan protein yaitu kristalin. Kristalin dan
adalah chaperon, yang merupakan heat shock protein. Heat shock protein berguna untuk
menjaga keadaan normal dan mempertahankan molekul protein agar tetap inaktif sehingga
lensa tetap jernih. Lensa orang dewasa tidak dapat lagi mensintesis kristalin untuk

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

59

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

menggantikan kristalin yang rusak, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kekeruhan


lensa.6,8
Mekanisme terjadi kekeruhan lensa pada katarak senilis yaitu:

1.

Katarak
senilis kortikal
Terjadi proses dimana jumlah protein total berkurang, diikuti dengan penurunan asam
amino dan kalium, yang mengakibatkan kadar natrium meningkat. Hal ini
menyebabkan lensa memasuki keadaan hidrasi yang diikuti oleh koagulasi protein.5

Pada katarak senilis kortikal terjadi derajat maturasi sebagai berikut:


- Katarak insipien
Merupakan tahap dimana kekeruhan lensa dapat terdeteksi dengan adanya area yang
jernih diantaranya. Kekeruhan dapat dimulai dari ekuator ke arah sentral
(kuneiform) atau dapat dimulai dari sentral (kupuliform).

- Katarak imatur
Kekeruhan pada katarak imatur belum mengenai seluruh bagian lensa. Volume lensa
dapat bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik, bahan lensa yang
degeneratif, dan dapat terjadi glaukoma sekunder.

- Katarak matur
Kekeruhan pada katarak matur sudah mengenai seluruh bagian lensa. Deposisi ion
Ca dapat menyebabkan kekeruhan menyeluruh pada derajat maturasi ini. Bila terus
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

60

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

berlanjut, dapat menyebabkan kalsifikasi lensa.

Gambar 6
- Katarak hipermatur
Pada stadium ini protein-protein di bagian korteks lensa sudah mencair. Cairan
keluar dari kapsul dan menyebabkan lensa menjadi mengerut.3,5

Gambar 7
- Katarak Morgagni
Merupakan kelanjutan dari katarak hipermatur, di mana nukleus lensa menggenang
bebas di dalam kantung kapsul. Pengeretuan dapat berjalan terus dan menyebabkan
hubungan dengan zonula Zinii menjadi longgar.3,5
Perbedaan stadium katarak
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

61

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Insipien

Imatur

Matur

Hipermatur

Kekeruhan

Ringan

Sebagian

Seluruh

Masif

Cairan lensa

Normal

Bertambah

Normal

Berkurang

(air masuk)

(air keluar)

Iris

Normal

Terdorong

Normal

Tremulans

Bilik mata depan

Normal

Dangkal

Normal

Dalam

Sudut bilik mata

Normal

Sempit

Normal

Terbuka

Shadow test

Pseudops

Penyulit

Glaukoma

Uveitis +
Glaukoma

3. Diagnosa
Diagnosa katarak senilis dapat dibuat dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakitpenyakit yang menyertai, seperti DM, hipertensi, dan kelainan jantung.6,8
Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untuk mengetahui
kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak subcapsuler posterior dapat
membaik dengan dilatasi pupil. Pemeriksaan adneksa okuler dan struktur intraokuler dapat
memberikan petunjuk terhadap penyakit pasien dan prognosis penglihatannya. 6
Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas lensa tetapi dapat
juga struktur okuler lain, misalnya konjungtiva, kornea, iris, bilik mata depan. Ketebalan
kornea harus diperiksa dengan hati-hati, gambaran lensa harus dicatat dengan teliti
sebelum dan sesudah pemberian dilator pupil, posisi lensa dan intergritas dari serat zonular
juga dapat diperiksa sebab subluksasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata
sebelumnya, kelainan metabolik, atau katarak hipermatur. Pemeriksaan shadow test
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

62

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

dilakukan untuk menentukan stadium pada katarak senilis. Selain itu, pemeriksaan
ofthalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari intergritas bagian belakang harus
dinilai.8
4. Diagnosis Banding
Katarak kongenital yang bermanifestasi sebagai leukokoria perlu dibedakan dengan
kondisi lain yang menyebabkan leukokoria, seperti retinoblastoma, retinopathy of
prematurity, atau persistent hyperplastic primary vitreus (PHPV).5
5. Tatalaksana
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Bergantung pada
integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract
ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE).8

Indikasi
Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus katarak mencakup indikasi visus,medis, dan
kosmetik.8
1. Indikasi visus; merupakan indikasi paling sering. Indikasi ini berbeda pada tiap
individu, tergantung dari gangguan yang ditimbulkan oleh katarak terhadap aktivitas
sehari-harinya.
2. Indikasi medis; pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan pada lensa
matanya, namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak seperti glaukoma
imbas lensa (lens-induced glaucoma), endoftalmitis fakoanafilaktik, dan kelainan
pada retina misalnya retiopati diabetik atau ablasio retina.
3. Indikasi kosmetik; kadang-kadang pasien dengan katarak matur meminta ekstraksi
katarak (meskipun kecil harapan untuk mengembalikan visus) untuk memperoleh
pupil yang hitam.
1. Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

63

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh


lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari mata
melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya
pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak
sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer.ICCE tidak
boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang
masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada
pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan.3,6,8

Gambar 11. Teknik ICCE


2. Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE )
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa
dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek
lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak
muda, pasien dengan kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular posterior,
perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan
bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata
sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina,
mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada
saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat
timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.3,6,8

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

64

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Gambar 12. Teknik ECCE

Gamabar 13. ECCE dengan pemasangan IOL


3. Phacoemulsification
Phakoemulsifikasi (phaco) adalah teknik untuk membongkar dan memindahkan kristal
lensa. Pada teknik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea.
Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin
PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa
Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang
kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang
memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas seharihari.Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak
senilis.3,6,8
4. Small Incision Cataract Surgery (SICS)
Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi bervariasi dari 5-8 mm. Namun
tetap dikatakan SICS sejak design arsiteknya tanpa jahitan, Penutupan luka insisi
terjadi dengan sendirinya (self-sealing). Teknik operasi ini dapat dilakukan pada
stadium katarak immature, mature, dan hypermature. Teknik ini juga telah dilakukan
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

65

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

pada kasus glaukoma fakolitik dan dapat dikombinasikan dengan operasi


trabekulektomi.6

Jenis tehnik

Keuntungan

Kerugian

bedah katarak
Extra capsular
cataract
extraction

Incisi kecil

Tidak ada komplikasi


vitreus

(ECCE)

Kekeruhan pada
kapsul posterior

Dapat terjadi
perlengketan iris dengan

Kejadian

kapsul

endophtalmodonesis lebih
sedikit

Edema sistoid makula


lebih jarang

Trauma terhadap
endotelium kornea lebih
sedikit

Retinal detachment lebih


sedikit

Intra capsular
cataract
extraction

Lebih mudah dilakukan

Semua komponen lensa


diangkat

Incisi lebih besar

Edema cistoid pada


makula

(ICCE)

Komplikasi pada
vitreus

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

66

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

Sulit pada usia < 40


tahun

Fakoemulsifikasi

Incisi paling kecil

Astigmatisma jarang
terjadi

Pendarahan lebih sedikit

Teknik paling cepat

Endopthalmitis
Memerlukan dilatasi
pupil yang baik

Pelebaran luka jika ada


IOL

KOMPLIKASI
A. Komplikasi yang berkaitan dengan IOL
Implantasi IOL dapat menyebabkan komplikasi seperti uveitis-glaucoma-hyphema syndrome
(UGH syndrome), malposisi IOL, dan sindrom lensa toksik (toxic lens syndrome).

PREVENTIF DAN PROMOTIF


Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis ialah
oleh karena faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang
memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan langsung terhatap
sinar ultraviolet dengan menggunakan kaca mata gelap dan sebagainya. Pemberian intake
antioksidan (seperti asam vitamin A, C dan E) secara teori bermanfaat.5
Bagi perokok, diusahakan berhenti merokok, karena rokok memproduksi radikal
bebas yang meningkatkan risiko katarak. Selanjutnya, juga dapat mengkonsumsi makanan
bergizi yang seimbang. Memperbanyak porsi buah dan sayuran. Lindungilah mata dari sinar
ultraviolet. Selalu menggunakan kaca mata gelap ketika berada di bawah sinar matahari.
Lindungi juga diri dari penyakit seperti diabetes.6
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

67

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Sari (406138117)

Eriana

PROGNOSIS
Tindakan pembedahan secara defenitif pada katarak senilis dapat memperbaiki ketajaman
penglihatan pada lebih dari 90% kasus. 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asburys General Ophthalmology. 17th ed. USA : Mc Graw-Hill;
2007.
2. Guyton AC, Hall EH. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia : W.B. Saunders
Company ; 2006.
3. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.
4. Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology : A Systemic Approach. 7th ed. China: Elsevier :
2011. (e-book)
5. Ocampo VVD. Cataract, Senile : Differential Diagnosis and Workup. 2009. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview, tanggal 08 Februari 2014.
6. Pascolini D, Mariotti SP. Global estimates of visual impairment:2010. BR J Ophthalmol. 2011.
7. Scanlon VC, Sanders T. Indra. In. : Komalasari R, Subekti NB, Hani A, editors. Buku Ajar Anatomi
dan Fisiologi. 3rd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.
8. Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya
Medika, 2000.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Trena Werdha Ria Pembangunan Karya Bhakti Cibubur
Periode 13 April 2015 16 Mei 2015

68

You might also like