You are on page 1of 11

Makalah Ca Pankreas

March 16, 2014irmaasusilawati Leave a comment

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I


Kanker Pankreas
Disusun oleh:
Irma Susilawati
(NIM: P3.73.20.1.12.020)
Tingkat: II A

Dosen Pembimbing :
Prodi Keperawatan Kimia 17
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kelenjar endokrin mencakup kelenjar hipofisis (pituitaria), tiroid, paratiroid, adrenal, pulau
langerhans, ovarium dan testis. Semua kelenjar ini mensekresikan produknya langsung ke
dalam darah, berbeda dengan kelenjar eksokrin, mis. kelenjar keringat, yang menyekresikan
produknya lewat saluran ke permukaan epitelial. Hipothalamus berfungsi sebagai
penghubung antara sistem saraf dan sistem endokrin.
Zat-zat kimia yang disekresikan oleh kelenjar endokrin disebut Hormon. Hormon membantu
fungsi organ agar bekerja secara terkoordinasi dengan sistem saraf. Sistem regulasi ganda ini,
dimana kerja cepat sistem saraf diimbangi oleh kerja hormon yang lebih lambat,
memungkinkan pengendalian berbagai fungsi tubuh secara tepat dan bereaksi terhadap
berbagai perubahan di dalam dan di luar tubuh.
Kelenjar endokrin tersusun dari sel-sel sekretorik yang terbagi dalam kelompok-kelompok
kecil atau asinus. Meskipun terdapat duktus, kelenjar endokrin memiliki suplai darah yang
kaya sehingga za-zat kimia yang diproduksinya dapat langsung memasuki aliran darah
dengan cepat. (KMB Brunner & Suddarth, 2001).
1. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medical bedah I
2. Untuk melengkapi nilai mata kuliah keperawatan medical bedah I
3.

Untuk menambah pengetahuan tentang Kanker Pankreas

1. Sistematika Penulisan
Sistematika pada makalah ini mencakup:
BAB I : Membahas tentang pendahuluan terdiri atas: Latar Belakang, Tujuan dan Sistematika
Penulisan.
BAB II : Membahas tentang tinjauan pustaka terdiri dari: Konsep dasar Kanker Pankreas dan
Asuhan Keperawatan
BAB III : Membahas tentang kesimpulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. A.

Konsep Dasar
1. Definisi Kanker Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama, yaitu:
Menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (Sylvia, 2006).

Kanker berawal dari kerusakan materi genetika atau DNA (Deoxyribo Nuclead Acid). Satu
sel saja yang mengalami kerusakan genetika sudah cukup untuk menghasilkan suatu jaringan
baru, sehingga kanker disebut juga penyakit Seluler (Tjokronegoro, 2001).
Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan
seluler dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal (Doegoes,
2000).
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran
pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini
lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor
ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita
yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).
1. Etiologi Kanker Pankreas
1. Faktor Resiko Eksogen
Merupakan Adenoma yang jinak dan Adenokarsinoma yang ganas yang berasal dari sel
parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang termasuk factor resiko eksogen
adalah makanan tinggi lemak dan kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang suka
mengkonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen.
2. Faktor Resiko Endogen
Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau melalui pembuluh darah
kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati, peritoneum, dan paru. Kanker di kaput pankreas
lebih ba

nyak menimbulkan sumbatan pada saluran empedu disebut Tumor akan masuk dan
menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi perdarahan di duodenum. Kanker yang letaknya di
korpus dan kaudal akan lebih sering mengalami metastasis ke hati, bisa juga ke limpa.
(Setyono, 2001).
1. Klasifikasi Kanker Pankreas
Tumor pankreas di klasifikasikan menjadi 4 yaitu:
1. Insulinoma
Tumor pankreas yang berasal dari sel beta yang mengeluarkan insulin. Sel beta mengeluarkan
insulin sebagai respons terhadap peningkatan glukosa darah, Peningkatan hasil tindakan
insulin untuk menurunkan glukosa darah kembali normal.
1. Glukagonoma
Merupakan tumor yang menghasilkan hormon glukagon, yang akan menaikkan kadar gula
dalam darah dan menyebabkan ruam kulit yang khas. Glucagonoma adalah tumor langka dari

sel-sel alfa pankreas yang menyebabkan 1000 kali lipat produksi berlebih dari hormon
glukagon.
1. Somastatinoma
Somastatinoma adalah tumor dari sel-sel delta pankreas endokrin yang menghasilkan
Somatostatin.
1. Gastrinoma
Gastrinoma adalah tumor pankreas yang menghasilkan hormon gastrin dalam jumlah yang
sangat besar, yang akan merangsang lambung untuk mengeluarkan asam dan enzimenzimnya, sehingga terjadi ulkus peptikum.

Pembagian stadium kanker pancreas


o Stadium I: tumor hanya berada di dalam pankreas, tingkat kelangsungan hidup
dalam 5 tahun sekitar 30%.
o

Stadium II: tumor menginvasi pada jaringan terdekat, seperti dinding usus 12
jari, dengan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun sekitar 10%.

Stadium III: telah ada penyebaran pada kelenjar getah bening, dengan rata-rata
tingkat kelangsungan hidup 8-12 bulan.

Stadium IV : telah ada metastasis pada hati dan bagian lain, dengan rata-rata
tingkat kelangsungan hidup 3-6 bulan.

1. Patofisiologi Kanker Pankreas


Pada umumnya tumor meluas ke Retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi dan melekat
pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak peripankreas,
saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pancreas sering
bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung empedu.
Kanker pancreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati, peritoneum,
limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas sering menimbulkan
sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan
mendesak dan menginfiltrasi duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan di
duodenum. Karsinoma yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering mengalami
metastasis ke hati dan ke limpa
1. Tanda dan Gejala Kanker Pankreas
Sejumlah tanda dan gejala kanker pankreas tak muncul dalam tahap awal. Tapi setelah
tumbuh dan menyebar, nyeri sering berkembang pada perut bagian bawah dan kadangkadang menyebar ke punggung. Rasa sakit bisa menjadi lebih buruk setelah orang makan
atau berbaring. Dan gejala lain yang mungkin muncul antara lain:
1. Berat badan menurun drastis akibat kehilangan nafsu makan
2. Anoreksia dan kembung

3. Diare dengan kandungan lemak dalam feses (steatorrhea)


4. Diabetes ( pada penderita ini disertai berat badan yang menurun drastis, mual, serta
kulit, mata, atau selaput lendir menguning.)
5. Warna urin lebih gelap, biasanya berwarna kehitaman menyerupai warna tanah
6. Mengalami kelelahan berkepanjangan
7. Terjadi pembekuan darah
8. Gangguan sistem pencernaan yang mengarah pada menurunnya metabolisme tubuh
9. Depresi berkepanjangan
10. Gangguan pada organ hati atau liver
1. Komplikasi Kanker Pankreas
Komplikasi yang dapat terjadi adalah :
1. Masalah Metabolisme Glukosa
Tumor dapat mempengaruhi kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin sehingga
dapat mendorong permasalahan di metabolisme glukosa, termasuk diabetes.
1. Ikterus atau Jaundice
Terkadang diikuti dengan rasa gatal yang hebat. Menguningnya kulit dan bagian putih mata
dapat terjadi jika tumor pankreas menyumbat saluran empedu, yaitu semacam pipa tipis yang
membawa empedu dari liver ke usus dua belas jari. Warna kuning berasal dari kelebihan
bilirubin. Asam empedu dapat menyebabkan rasa gatal jika kelebihan bilirubin tersebut
mengendap di kulit.
1. Nyeri
Tumor pankreas yang besar akan menekan lingkungan sekitar saraf, menimbulkan rasa sakit
di punggung atau perut yang terkadang bisa menjadi hebat
1. Metastasis.
Metastasis adalah komplikasi paling serius dari kanker atau tumor ganas pankreas. Pankreas
dikelilingi oleh sejumlah organ vital, termasuk juga perut, limpa kecil, liver, paru-paru dan
usus. Karena kanker pankreas jarang terdeteksi pada stadium awal, kanker ini seringkali
menyebar ke organ-organ tersebut atau ke dekat ujung limpa.
1. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Pankreas
1. USG : USG abdomen merupakan pilihan metode survei dan diagnosis kanker pankreas.
Yang ditandai dengan sederhana, non-invasif, non-radioaktif, dapat multi-sumbu pengamatan
permukaan, dan lebih jelas melihat struktur pancreas dengan internal saluran empedu atau
tanpa obstruksi dan lokasi obstruksi. Keterbatasan USG adalah bidang pandang kecil yang

rentan terhadap perut, gas usus, dan somatotip. Selain itu, USG juga bergantungan dengan
pengalaman dokter yang memeriksa dan peralatan yang digunakan, subjektivitas tertentu, jika
perlu, mengingat kombinasi dari pencitraan maka dapat ditambahkan dengan pemeriksaan
resonansi CT dan magnetik (MRI) serta tes laboratorium.
2. CT : CT saat ini menjadi metode alat pemeriksa yang terbaik untuk pankreas dengan
pemeriksaan noninvasif, terutama digunakan untuk diagnosis kanker pankreas dan
pementasan. Dapat melihat ukuran dan lokasi lesi secara luas, tetapi diagnosis kualitatif tidak
akurat, tidak kondusif untuk menampilkan hubungan antara tumor dan struktur sekitarnya.
CT dapat dengan akurat menentukan apakah sudah ada metastasis pada hati dan kelenjar
getah bening.
CT menjadi banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir bidang diagnosis tumor dan
sebagai sarana untuk menentukan langkah pengobatan, anda dapat lebih akurat menilai sifat
dan tingkat lesi stadium tumor ganas dan pilihan pengobatan dengan nilai yang lebih tinggi.
3. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan resonansi magnetik
Kolangiopankreatografi (MRCP) : Bukan sebagai metode pilihan untuk diagnosis kanker
pankreas, tetapi ketika pasien alergi dengan kontras ketingkatkan CT maka dapat dilakukan
pemeriksaan scan MRI,tetapi tidak untuk mendeteksi tingkatan stadiumnya. Selain itu,
beberapa lesi sulit untuk dikarakterisasi, berdasarkan pemeriksaan CT dapat digantikan
dengan melakukan MRI, untuk melengkapi kekurangan dari gambar CT. MRCP dilakukan
untuk menentukan perbandingan tanpa obstruksi bilier dan tempat obstruksi, penyebab
obstruktif memiliki keuntungan jelas, dan Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography
(ERCP), empedu transhepatik saluran pencitraan alat invasif, dan lebih aman.
8. Penatalaksanaan/Pengobatan Kanker Pankreas
Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika ingin mengangkat tumor
terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian, terapi bedah yaitu Definitive
(eksisi total lesi), Tidak dapat dilakukan karena pertumbuhan yang sudah begitu luas.
Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada tindakan paliatif.
Meskipun tumor pankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien dapat
diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU) . jika pasien menjalani
pembedahan, terapi radiasi introperatif (IORT = Intraoperatif Radiation Theraphy) dapat
dilakukan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada jaringan tumor dengan cedera yang
minimal pada jaringan lain serta dapat mengurangi nyeri pada terapi radiasi tersebut.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1. Riwayat penyakit
Nyeri pada abdomen yag hebat khususnya pada epigastrium dan ikterus
B. Riwayat kesehatan dahulu.
Perokok, peminum alkohol, DM.

1. Pemeriksaan fisik.
1. B1
Sesak (bila sudah komplikasi ke efusi pleura).
1.

B2

Hipotensi dan anemia (jika terjadi perdarahan).


1. B3
Tak ada Kelainan.
4. B4
Oliguri (pada dehidrasi), warna kuning jernih, BUN meningkat (GGA).
5.B5
Mual dan muntah, feses berbuih dan berbau busuk (steatore), penurunan peristaltik, nyeri
abdomen yang hebat, nyeri tekan pada abdomen disertai nyeri pada punggung, nyeri khas
pada midepigastrium (ulu hati), distensi abdomen.
6. B6
Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan umbilicus
7. Cairan/Makanan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet).
Anoreksia, mual/muntah, Intoleransi makanan Perubahan pada BB, dan penurunan BB hebat.
Tanda : Perubahan pada kelembaban / turgor kulit, mis edema.
8. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi mis: ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
berat.
9. Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau,dan hidup dengan seseorang yang merokok).
10. Keamanan
Gejala : Kontak langsung pada kimia toksik dan karsinogen.
d. Psikososial

1. Aktifitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan atau keletihan, Perubahan pada pola istirahat & jam kebiasaan tidur pada
malam hari. Hal-hal yang mempengaruhi tidur, mis nyeri, ansietas, berkeringat malam, serta
Keterbatasan partisipasi dalam melakukan kegiatan Pekerjaan dengan pemajanan karsinogen
lingkungan, tingkat stress tinggi.
2. Integritas Ego
Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress, mis:
merokok, minum alkohol
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.
.
1. Diagnosa Keperawatan (NANDA, 2005)
1. Nyeri akut b.d distensi abdomen
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual,
muntah
3. Intoleransi aktifitas b.d syok hipoglikemi
4. Gangguan integritas kulit b.d pruritus
1. Intervensi Keperawatan
1. Dx 1 : Nyeri akut b.d distensi abdomen
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan nyeri berkurang
/terkontrol dengan KH:
-nyeri berkurang
-TTV normal
TD : 120 / 80mmHg
N : 80 x/mnt
RR : 20 x / mnt
T : 36 C
Intervensi:
1. Kaji skala nyeri dengan PQRST
R/Untuk mengetahui tingkat nyeri yang di rasakan

1. Kaji TTV pasien


R/ TTV mempengaruhi skala nyeri
1. Anjari teknik relaksasi
R/Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian terhadap nyeri
1. Kolaborasi pemberian analgetik
R/ Pemberian analgetik dapat mengurangi rasa nyeri
1. Dx 2 : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia, mual, muntah. Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24jam
diharapkan nutrisi pasien terpenuhi dengan KH:

Mual muntah berkurang

Nafsu makan kembali normal

BB dapat di pertahankan

Intervensi
1. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
R/ Untuk meningkatkan selera makan pasien
1. Anjurkan oral hygiene 2 kali sehari
R/ Untuk mengurangi mual muntah
1. Obs. Berat badan & turgor kulit pasien
R/ Indikator fisiologi lanjut dari dehidrasi dan kurangnya nutrisi
1. Dx 3 : Intoleransi aktifitas b.d syok hipoglikemi
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 324 diharapkan pasien dapat beraktivitas
dengan normal dengan KH:

pasien tidak mengalami kelelahan

Intervensi
1. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas, catat peningkatan kelelahan & perubahan
TTV
R/ Menetapkan kemampuan pasien beraktivitas

1. Dorong penggunaan manajement stress


R/ Menurunkan stres & rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat
1. Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat
R/ Melancarkan sirkulasi darah
1. Dx 4 : Gangguan integritas kulit b.d pruritus
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 324 diharapkan Kulit kembali normal dengan
KH:

pasien tidak merasa gatal

Intervensi:
1. Observasi kulit setiap hari. Catat warna, torgor, sirkulasi dan sensasi
R/ Menetukan garis dasar dimana perubahan dapat dibandingkan dan melakukan intervensi
yang tepat.
1. Pertahankan hygiene
R/ Mempertahankan kebersihan kulit
1. Kolaborasi dalam pemberian obat obatan topikal, antihistamin
R/ Untuk mengurangi rasa gatal
1. Evaluasi Keperawatan
DX 1: Nyeri dapat teratasi.
DX 2: Kebutuhan nutrisi & cairan dapat terpenuhi.
DX 3: Pasien tidak mengalami kelelahan.
DX 4: Rasa gatal berkurang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran
pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini
lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor

ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita
yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).
Kanker Pankreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati, peritoneum,
limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas sering menimbulkan
sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan
mendesak dan menginfiltrasi duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan di
duodenum. Karsinoma yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering mengalami
metastasis ke hati danke limpa.
Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika ingin mengangkat tumor
terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian, terapi bedah yaitu Definitive
(eksisi total lesi), Tidak dapat dilakukan karena pertumbuhan yang sudah begitu luas.
Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada tindakan paliatif.
Meskipun tumor pankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien dapat
diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU) . jika pasien menjalani
pembedahan, terapi radiasi introperatif (IORT = Intraoperatif Radiation Theraphy) dapat
dilakukan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada jaringan tumor dengan cedera yang
minimal pada jaringan lain serta dapat mengurangi nyeri pada terapi radiasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
NANDA, Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005/2006, NANDA
International, Philadelphia, 2005.
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGCDoengoes. (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan, Jakarta: EGC
Brunner & Suddarths. (2000) Textbook of Medical Nursing. 4th ed Philadelphia: Lipponcot
http://dinkes.sumbarprov.go.id/berita-56-penyebab-dan-gejala-kanker-pankreas-.html
http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-diagnosis/pancreatic-cancer-diagnosis.html
askep Ca Pankreasca pankreasmakalah ca pankr

You might also like