You are on page 1of 3

Mobil dengan transmisi otomatis kini sepertinya sedang naik daun, terutama di Ibu Kota

seperti Jakarta ini yang makin hari makin banyak jumlah kendaraan dan otomatis jalan
makin semrawut. Mengoperasikannya pun sangat praktis dan simpel seperti bom-bom
car di Dufan, misalkan ingin maju tinggal pindah tuas ke D dan rem dilepas mobil jalan
sendiri. Namun dengan kepraktisan inilah banyak pengguna mobil matic yang suka
lengah dalam merawatnya. Mobil matic kalau diitung-itung memang lebih murah karena
kampas koplingnya bisa awet 10 tahunan atau lebih kalau dipakainya benar. Jika
dibandingkan manual yang terkadang 3 sampai 5 tahun sudah harus ganti kampas
koling. Berikut merupakan kesalahan dan kelalaian yang sering terjadi dalam
menggunakan mobil matic :
1. Pertama menggunakan posisi P saat lampu merah atau berhenti lama tanpa
mematikan mesin : Sering salah kaprah atau bahkan tidak tahu, banyak orang
yang menyamakan posisi P (Parking) sama dengan rem tangan, itu salah. Ketika
anda berada di lampu merah atau berhenti lama tanpa mematikan mesin
gunakanlah N (netral), karena dengan posisi N hubungan transmisi dengan
mesin tidak terkontak, jadi transmisi tidak terbebani. Terlihat sepele memang,
karena ketika kita menggunakan posisi P mobil terkunci dari transmisi bukan dari
rem, sehingga transmisi bekerja ekstra untuk menahan mobil. Kedua adalah
parkir tanpa menarik rem tangan apalagi jika garasi menanjak atau menurun,
transmisi akan menahan mobil tanpa bantuan rem dari keempat roda, ini juga
membebani transmisi dan menyebabkan kerusakan.
2. Ganti Oli dan Kuras : Ini merupakan faktor utama yang bisa menyebabkan matic
rusak. Oli pada transmisi matic sangat berfungsi untuk melumasi seluruh bagian
komponen matic yang ada di dalam gearbox, jika oli transmisi matic sudah
saatnya ganti namun tidak diganti otomatis keadaan oli transmisi sudah encer
dan oli yang encer sudah kurang mampu melumasi bagian-bagian transmisi.
Ganti oli matic saat km sudah memasuki 20.000 km dan menguras sekitar
40.000 km, fungsi kuras itu sendiri untuk membersihkan kerak-kerak atau
serpihan-serpihan bekas gesekan kampas kopling yang mungkin mengendap
dalam gearbox. Karena jika ada kotoran seperti kerak-kerak tadi dalam gearbox
akan mengganggu kerja transmisi otomatis.
3. Mengoperasikan matic dengan kasar: Apapun jika diperlakukan dengan kasar
pasti cepat rusak, sama dengan transmisi otomatis jika diperlakukan dengan
kasar ia akan cepat rusak. Misalnya anda sedang dalam kondisi maju dan ingin

parkir lalu langsung memindahkan ke posisi R padahal mobil masih berjalan


maju walau sedikit atau pelan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan matic
karena gigi yang sedang kerja maju tiba-tiba mendadak berubah jadi mundur.
Kejadian kedua saat masuk transmisi langsung tancap gas, ini juga berpotensi
merusak, yang benar adalah misalkan anda memasuki D biarkan mobil terasa
ada dorongan yang menandakan gigi sudah masuk kemudian baru gas perlahan.
4. Salah menggunakan transmisi : Gunakanlah semua sesuai kebutuhan, ketika
jalan datar atau rata cukup gunakan D saja walau jalan pelan, jgn gunakan L,2
(tergantung mobilnya) itu digunakan ketika turunan atau tanjakan. Dan jaga
putaran mesin dan kecepatan, selain membuat irit BBM, gigi juga tidak naik turun
dengan cepat.
Semoga bermanfaat dan selamat menikmati kenyamanan matic....
AKARTA - Kebanyakan orang berpendapat bahwa mengemudi mobil dengan transmisi otomatis
cenderung lebih mudah. Hal ini dikarenakan kaki kiri tidak bekerja dan tidak ada keharusan mememiliki
feeling terhadap mesin agar mobil tidak mati ditengah jalan.
Ya, pendapat itu memang tidak salah, namun bukan berarti mengendarai mobil dengan transmisi otomatis lantas
main hajar pedal gas dan tidak memiliki safety driving tersendiri, Secara garis besar memang cara mengemudi
mobil baik itu transmisi matic dan manual itu memang sama, tapi ada beberapa hal yang biasanya dilupakan
oleh pengendara matic. Sederhana, namun bisa berakibat fatal ungkap Sony Susmana, Senior Trainer Safety
Defensive Consultant Indonesia. Apa-apa saja ya itu?
Perhatikan Posisi Perseneling dan Rem Tangan Ketika Akan Menjalankan Mobil

Posisi perseneling ketika akan menyalakan dan menjalankan kendaraan dikatakan menjadi hal yang paling
dasar dari terjadinya kecalakaan. Jadi ketika akan menyalakan kendaraan bertransmisi otomatis, pastikan posisi
perneling berada di posisi P, rem tangan masih terpasang dan posisi kaki kanan menekan pedal rem. Fungsinya
adalah untuk keselamatan ungkapnya.
Setelah itu ketika akan menjalankan kendaraan, posisi perseneling dipindah ke D dengan posisi kaki kanan
masih menginjak pedal rem, dan rem tangan masih terpasang. Setelah dipindah, rem tangan baru dilepas dan
jangan langsung injak pedal gas. Lepaskan pedal rem secara pelan, dan biarkan mobil bergerak maju sendiri
terlebih dahulu. Kemudian baru tekan pedal gas, tambahnya.
Nah untuk beberapa mobil kalau terjadi kesalahan seperti sudah melepas rem parkirnya dilepas duluan tapi
giginya masih di P, itu biasanya nyangkut (persenelingnya). Dia harus paksa itu ke N, kemudian ke D pasti mobil
akan terdengar suara gredek. Nah itu biasanya kalau terus terjadi, slipnya bisa makin parah. Makin rontok itu
transmisinya.
Biasakan Untuk Tekan Pedal Gas Secara bertahap

Biasanya orang mengatakan bahwa mobil matik itu lebih boros ketimbang mobil manual. Padahal itu belum
tentu benar ungkapnya. Ia mengatakan bahwa mobil matic bisa sama iritnya dengan mobil bertransmisi manual
asal cara mengemudinya benar.
Mobil belakangan ini ada fitur eco-nya kan? Nah, ikutin saja econya aja. Pertahankan logo eco-nya menyala
terus. Tekan pedalnya harus diurut pelan, jangan langsung ditekan dalam-dalam. Nah kalau sampai hilang, harus
dilepas lagi hingga nyala lagi eco-nya.
Waktu Yang Tepat Memindahkan Transmisi D, N dan P

Semua pasti pernah merasakan macet atau terjebak dengan lampu merah, betul? Dalam kondisi ini, maka
diperlukan kesabaran ekstra dalam menghadapinya karena anda perlu memainkan betul tangan dan kaki anda
dalam mengendalikan kendaraan Ketika dalam kondisi ini, kita harus bisa memprediksi lama atau tidaknya kita
berhenti ungkapnya.
Bila berhenti dirasakan akan berlangsung lama (lebih dari 10 detik), maka ia menyarankan untuk memindahkan
perseneling ke posisi N dan tarik rem tangan, Tapi kalau berhentinya sebentar, seperti kondisi jalan padat
merayap maka cukup tekan pedal rem saja, tambahnya.
Sementara itu ia pun tidak menyarankan memindahkan posisi perseneling ke posisi P ketika lampu merah
Masalahnya ketika kita memindahkan posisi perseneling ke P, di beberapa mobil akan otomatis membuka kunci
pintu. Ini bahaya, bisa dibuka dari luar.
Perhatikan Posisi Perseneling dan Rem Tangan Ketika Akan Memarkirkan Mobil

Terakhir adalah kebalikan dari menjalankan kendaraan yaitu parkir. Setelah menemukan posisi yang kita
anggap paling aman, pastikan mobil telah berhenti, kaki kanan menginjak pedal rem dan pasang rem tangan
(kondisi perseneling masih di N). Setelah rem tangan terpasang, maka baru pindahkan perseneling ke P. Hal ini
fungsinya adalah untuk mengunci kendaraan Jadi kendaraan sudah tidak bergerak, pungkasnya.
Hmm, ternyata tidak mudah-mudah amat bukan mengemudi kendaraan mobil matic? Nah mulai sekarang lebih
hati-hati ya bos, agar tidak terjadi kecelakaan lagi.

You might also like