You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL

A. PENGKAJIAN
Menurut Doenges et.al (2007) pengkajian anak yang mengalami penganiayaan seksual
(sexual abuse) antara lain :
1.

Aktivitas atau istirahat : Masalah tidur (misalnya tidak dapat tidur atau tidur berlebihan,

mimpi buruk, berjalan saat tidur, tidur di tempat yang asing, keletihan.
2.

Integritas ego
a.

Pencapaian diri negatif, menyalahkan diri sendiri/meminta ampun karena

tindakannya terhadap orang tua.


b.

Harga diri rendah (pelaku/korban penganiayaan seksual yang selamat)

c.

Perasaan bersalah, marah, takut dan malu, putus asa dan atau tidak berdaya

d.

Minimisasi atau penyangkalan signifikasi perilaku (mekanisme pertahanan yang

paling dominan/menonjol)
e.

Penghindaran atau takut pada orang, tempat, objek tertentu, sikap menunduk, takut

(terutama jika ada pelaku)


f.

Melaporkan faktor stres (misalnya keluarga tidak bekerja, perubahan finansial, pola

hidup, perselisihan dalam pernikahan)


g.
3.

4.

Permusuhan terhadap/objek/tidak percaya pada orang lain

Eliminasi
a.

Enuresisi, enkopresis.

b.

Infeksi saluran kemih yang berulang.

c.

Perubahan tonus sfingter.

Makan dan minum : Muntah sering, perubahan selera makan (anoreksia), makan

berlebihan, perubahan berat badan, kegagalan memperoleh berat badan yang sesuai .

5.

Higiene
a.

Mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan kondisi cuaca (penganiayaan

seksual) atau tidak adekuat memberi perlindungan.


b.

Mandi

berlebihan/ansietas

(penganiayaan

seksual),

penampilan

kotor/tidak

terpelihara.
6.

Neurosensori
a.

Perilaku ekstrem (tingkah laku sangat agresif/menuntut), sangat amuk atau pasivitas

dan menarik diri, perilaku tidak sesuai dengan usia


b.

Status mental : memori tidak sadar, periode amnesia, lap[oran adanya pengingatan

kembali. Pikiran tidak terorganisasi, kesulitan konsentrasi/membuat keputusan. Afek


tidak sesuai, mungkin sangat waspada, cemas dan depresi.
c.

Perubahan alam perasaan, kepribadian ganda, cinta, kebaikan dan penyesalan yang

dalam setelah penganiayaan seksual terjadi.


d.

Kecemburuan patologis, pengendalian impuls yang buruk, ketrampilan koping

terbatas, kurang empati terhadap orang lain.


e.

Membantung. Menghisap jempol atau perilaku kebiasaan lain : gelisah (korban

selamat).
f.

Manifestasi psikiatrik (misal : fenomena disosiatif meliputi kepribadian ganda

(penganiayaan seksual), gangguan kepribadian ambang (koeban inses dewasa)


g.
7.

Adanya defisit neurologis/kerusakaan SSP tanpa tanda-tanda cedera eksternal

Nyeri atau ketidaknyamanan


a.

Bergantung pada cedera/bentuk penganiayaan seksual

b.

Berbagai keluhan somatik (misalnya nyeri perut, nyeri panggul kronis, spastik

kolon, sakit kepala)

8.

Keamanan
a.

Memar, tanda bekas gigitan, bilur pada kulit, terbakar (tersiran air panas, rokok) ada

bagian botak di kepala, laserasi, perdarahan yang tidak wajar, ruam/gatal di area genital,
fisura anal, goresan kulit, hemoroid, jaringan parut, perubahan tonus sfingter.
b.

Cedera berulang, riwayat bermacam kecelakaan, fraktur/ cedera internal.

c.

Perilaku mencederai diri sendiri (bunuh diri), keterlibatan dalam aktivitas dengan

risiko tinggi
d.

Kurangnya pengawasan sesuai usia, tidak ada perhatian yang dapat menghindari

bahaya di dalam rumah


9.

Seksualitas
a.

Perubahan

kewaspadaan/aktivitas

seksual,

meliputi

masturbasi

kompulsif,

permainan seks dewasa sebelum waktunya, kecenderungan mengulang atau melakukan


kembali pengalaman inses. Kecurigaan yang berlebihan tentang seks, secara seksual
menganiaya anak lain.
b.

Perdarahan vagina , laserasi himen linier, bagian mukosa berlendir.

c.

Adanya PMS, vaginitis, kutil genital atau kehamilan (terutama pada anak).

10. Interaksi sosial


Menarik diri dari rumah, pola interaksi dalam keluarga secara verbal kurang
responsif, peningkatan penggunaan perintah langsung dan pernyataan kritik, penurunan
penghargaan atau pengakuan verbal, merasa rendah diri. Pencapaian prestasi di sekolah
rendah atau prestasi di sekolah menurun.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Townsend (1998), dan Doenges et.al (2007) diagnosa keperawatan yang dapat
dirumuskan pada anak yang mengalami sexual abuse antara lain :
1.

Sindrom trauma perkosaan berhubungan dengan menjadi korban perkosaan seksual

yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan dan berlawanan dengan keinginan dan
persetujuan pribadi seseorang
2.

Ketidakberdayaan berhubungan dengan harga diri rendah

3.

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan pengasuhan yang

tidak adekuat dan penderitaan oleh pengasuh dari nyeri fisik atau cidera dengan tujuan untuk
menyebabkan bahaya, biasanya terjadi dalam waktu lama.
4.

Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri, rasa takut

terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua dan anak yang
tidak memuaskan
5.

Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif

6.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas dan hiperaktif

7.

Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah, kurang umpan balik atau

umpan balik negatif yang berulang yang mengakibatkan penurunan makna diri
8.

Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan perasaan bersalah yang berlebihan,

marah atau saling menyalahkan diantara anggota keluarga mengenai perilaku anak,
kepenatan orang tua karena menghadapi anak dengan gangguan dalam jengka waktu lama
9.

Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri dan kebutuhan terapi

berhubungan dengan kurang sumber informasi, interpretasi yang salah tentang informasi.

C. INTERVENSI DAN RASIONAL


Menurut Videbeck (2008), Townsend (1998), dan Doenges et.al (2007), intervensi
keperawatan yang dapat dirumuskan untuk mengatasi diagnosa keperawatan diatas antara
lain :
1.

Sindrom trauma perkosaan berhubungan dengan menjadi korban perkosaan seksual

yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan dan berlawanan dengan keinginan dan
persetujuan pribadi seseorang
Tujuan :
a.

Tujuan jangka pendek : Luka fisik anak akan sembuh tanpa komplikasi

b.

Tujuan jangka panjang : anak akan mengalami resolusi berduka yang sehat,

memulai proses penyembuhan psikologis.


Intervensi:
a.

Smith (1987) menghubungkan pentingnya mengkomunikasikan empat ucapan

berikut ini pada korban perkosaan : saya prihatin hal ini terjadi padamu, anda aman
disini, saya senang anda hidup, anda tidak bersalah. Anda adalah korban. Ini bukan
kesalahan anda. Apapun keputusan yang Anda buat pada saat pengorbanan adalah hak
seseorang karena anda hidup.
Rasional : Wanita tau anak yang telah diperkosa secara seksual takut terhadap
kehidupannya dan harus diyakinkan kembali keamanannya. Ia mungkin juga sangat
ragu-ragu dengan dirinya dan menyalahkan diri sendiri dan pernyataan-pernyataan ini
membangkitkan rasa percaya secara bertahap dan menumbuhkan kembali harga diri
anak
b.

Jelaskan setiap prosedur pengkajian yang akan dilakukan dan mengapa dilakukan.

Pastikan bahwa pengumpulan data dilakukan dalam perawatan, cara tidak menghakimi
Rasional : Untuk menurunkan ketakutan atau ansietas dan untuk meningkatkan rasa
percaya

c.

Pastikan bahwa anak memiliki privasi yang adekuat untuk semua intervensi-

intervensi segera pasca krisis. Cobaan sedikit mungkin orang yang memberikan
perawatan segera atau mengumpulkan bukti segera.
Rasional : Anak pasca trauma sangat rentan. Penambahan orang dalam lingkungannya
meningkatkan perasaan rentan ini dan bertindak meningkatkan ansietas
d.

Dorong anak untuk menghitung jumlahs erangan kekerasan seksual. Dengarkan,

tetapi tidak menyelidiki


Rasional : Mendengarkan dengan tidak menghakimi memberikan kesempatan untuk
katarsis bahwa anak perlu memulai pemulihan. Jumlah yang rinci mungkin dibutuhkan
untuk tindak lanjut secara legal, dan seorang perawat sebagai pembela anak dapat
menolong untuk mengurangi trauma dari pengumpulan bukti
e.

Diskusikan dengan anak siapa yang dapat dihubung untuk memberikan dukungan

atau bantuan. Berikan informasi tentang rujukan setelah perawatan


Rasional : Karena ansietas berat dan rasa takut, anak mungkin membutuhkan bantuan
dari orang lain selama periode segera pasca-krisis. Berikan informasi rujukan tertulis
untuk referensi selanjutnya (misalnya psikoterapi, klinik kesehatan jiwa, kelompok
pembela masyarakat)
2.

Ketidakberdayaan berhubungan dengan harga diri rendah


Tujuan :
a.

Tujuan jangka pendek : Anak mengenali dan menyatakan secara verbal pilihan-

pilihan yang tersedia dengan demikian merasakan beberapa kontrol terhadap situasi
kehidupan (dimensi waktu ditentukan secara individu)
b.

Tujuan jangka panjang : Anak memperlihatkan kontrol situasi kehidupan dengan

membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan berkenaan dengan hidup bersama
siklus penganiyaan seksual (dimensi waktu ditentukan secara individual)
Intervensi :

a.

Dalam berkolaburasi dengan tim medis, pastikan bahwa semua cedera fisik, fraktur,

luka bakar mendapatkan perhatian segera, mengambiul foto jika anak mengijinkan
merupakan ide yang baik
Rasional : Keamanan anak merupakan prioritas keperawatan. Foto dapat digunakan
sebagai bukti jika tuntutan dilakukan
b.

Bawa anak wanita tersebut ke dalam area yang pribadi untuk melakukan

wawancara
Rasional : Jika anak disertai dengan pria yang melakukan pelecehan seksual pada anak,
kemungkinan besar ia tidak jujur sepenuhnya tentang cederanya atau pengalaman
seksualnya
c.

Jika seorang anak wantia datang sendiri atau berserta dengan orang tuanya, pastikan

tentang keselamatannya. Dorong untuk mendiskusikan peristiwa pemerkosaan yang


telah dilakukan. Tanyakan pertanyaan tentang apakah hal ini telah terjadi sebelumnya.
Jika pelaku kekerasan seksual minum obat bius, jika anak tersebut memiliki tempat
yang aman untuk pergi dan apakah ia berminat dalam tuntutan yang mendesak
Rasional : Beberapa anak wanita berusaha untuk menyimpan rahasia tentang bagimana
cedera seksual yang dideritanya terjadi dalam usaha untuk melindungi orang tuanya
atau saudaranya atau karena mereka takut bahwa orang tuanya atau saudaranya akan
membunuh mereka jika menceritakan hal tersebut
d.

Pastikan bahwa usaha-usaha menyelamatkan tidak diusahakan oleh perawat.

Berikan dukungan, tetapi ingat bahwa keputusan akhir harus dibuat oleh anak
Rasional : Membuat keputusan untuk dirinya sendiri memberikan rasa kontrol situasi
kehidupannya sendiri. Memberikan penilaian dan nasehat adalah tidak terapeutik
e.

Tekankan pentingnya keamanan, smith (1987) menyarankan suatu pernyataan

seperti, ya itu telah terjadi. Sekarang ke mana anda ingin pergi dari sini ?. Burgess
(1990) menyatakan "Korban perlu dibuat sadar tentang berbagai sumber yang tersedia
untuk dirinya. Hal ini dapat mencakup hotline krisis, kelompok-kelompok masyarakat

untuk wanita dan anak yang pernah dianiaya secara seksual, tempat perlindungan,
berbagai tempat konseling.
Rasional : Pengetahuan tentang pilihan-pilihan yang tersedia dapat membantu
menurunkan rasa tidak berdaya dari korban, tetapi kewenangan yang sesungguhnya
datang hanya saat ia memilih untuk menggunakan pengetahuan itu bagi keuntungannya
sendiri.
3.

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan pengasuhan yang

tidak adekuat dan penderitaan oleh pengasuh dari nyeri fisik atau cidera dengan tujuan untuk
menyebabkan bahaya, biasanya terjadi dalam waktu lama.
Tujuan :
a.

Tujuan jangka pendek : Anak akan mengembangkan hubungan saling percaya

dengan perawat dan melaporkan bagaimana tanda cedera terjadi (dimensi waktu
ditentukan secara individu)
b.

Tujuan jangka panjang : Anak akan mendemonstrasikan perilaku yang konsisten

dengan usia tumbuh dan kembangnya.


Intervensi :
a.

Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada anak. Buat catatan yang teliti

dari luka memarnya (dalam berbagai tahap penyembuhan), laserasi, dan keluhan anak
tentang area nyeri pada derah yang spesifik, misalnya kemaluan. Jangan mengabaikan
atau

melalaikan

kemungkinan

penganiayaan

seksual.

Kaji

tanda

nonverbal

penganiayaan, perilaku agresif, rasa takut yang berlebihan, hiperaktivitas hebat, apatis,
menarik diri, perilaku yang tidaks esuai dengan usianya
Rasional : Suatu pemeriksaan fisik yang akurat dan seksama dibutuhkan agar perawatan
yang tepat dapat diberikan untuk pasien
b.

Adakan wawancara yang dalam dengan orang tua atau orang dekat yang menyertai

anak. Pertimbangkan jika cidera dilaporkan sebagai suatu kecelakaan, apakah


penjelasan ini berlasan? Apakah cedera tersebut konsisten dengan penjelasan yang
diberikan? Apakah cedera tersebut konsisten dengan kemampuan perkembangan anak ?

Rasional : Ketakutan terhadap hukuman penjara atau kehilangan kesempatan


memelihara anak mungkin menempatkan orang tua penyiksa pada sikap membela diri.
Ketidaksesuaian dapat ditandai dalam deskripsi kejadian, dan adanya usaha untuk
menutupu keterlibatan merupakan suatu pertahanan diri yang umum yang dapat
dilepaskan dalam suatu wawancara yang dalam.
c.

Gunakan pertandingan atau terapi bermain untuk memperoleh rasa percaya anak.

Gunakan teknik-teknik ini untuk membantu dalam menjelaskan sisi lain dari cerita anak
tersebut
Rasional : Menetapkan hubungan saling percaya dengans eorang anak yang teraniaya
sangatlah sukar. Mereka mungkin tidak ingin untuk disentuh. Jenis-jenis aktivitas
bermain ini dapat memberikan suatu lingkungan yang tidak mengancam yang dapat
meningkatkan usaha anak untuk mendiskusikan masalah-masalah yang menyakitkan ini
d.

Tentukan apakah cedera yang dialami dibenarkan untuk dilaporkan kepada yang

berwenang. Undang-Undang negara yang spesifik harus masuk ke dalam keputusan


apakah ya atau tidak untuk melaporkan dugaan penganiayaan seksual anak.
Rasional : Suatu laporan (umumhya dibuat) jika ada alasan untuk mencurigai bahwa
seseorang anak telah dicederai sebagai suatu akibat penganiayaan seksual. Alasan untuk
mencirugai ditetapkan saat ada tanda-tanda ketidaksesuaian atau ketidakkonsistenan
dalam menjelaskan cedera pada anak. Kebanayakan negara membutuhkan individuindividu berikut melaporkan kasus dari anak yang dicurigai dianiaya seksual : semua
pekerja kesehatan, semau terapis kesehatan jiwa, guru-guru, pengasuh-pengasuh anak,
pemadam kebakaran, anggota medis gawat darurat dan anggota penyelenggara hukum.
Laporan dibuat oleh Departemen Pelayanan Sosial dan rehabiulitasi atau Badan
penyelenggara Hukum.
4.

Koping individu tidak efektif berhubungan dengankelainan fungsi dari system keluarga

dan perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan dan pengabaian anak
Tujuan :

a.

Anak mengembangkan dan menggunakan keterampilan koping yang sesuai dengan

umur dan dapat diterima sosial dengan kriteria hasil :


b.

Anak mampu menundakan pemuasan terhadap keinginannya, tanpa terpaksa untuk

menipulasi orang lain


c.

Anak mampu mengekspresikan kemarahan dengan cara yang dapat diterima secara

sosial
d.

Anak mampu mengungkapkan kemampuan-kemampuan koping alternative yang

dapat diterima secara sosial sesuai dengan gaya hidup dari yang ia rencanakan untuk
menggunakannya sebagai respons terhadap rasa frustasi
Intervensi:
a.

Pastikan bahwa sasaran-sasarannya adalah realistis

Rasional : penting bagi anak untuk nmencapai sesuatu, maka rencana untuk aktivitasaktivitas di mana kemungkinan untuk sukses adalah mungkin. Sukses meningkatkan
harga diri
b.

Sampaikan perhatian tanpa syarat pada anak

Rasional : Komunikasi dari pada penerimaan anda terhadapnya sebagai makhluk hidup
yang berguna dapat meningkatkan harga diri
c.

Sediakan waktu bersama anak, keduanya pada saty ke satu basis dan pada

aktivitas-aktivitas kelompok
Rasional : Hal ini untuk menyampaikan pada anak bahwa anda merasa bahwa dia
berharga bagi waktu anda
d.

Menemani anak dalam mengidentifikasi aspek-aspek positif diri dan dalam

mengembangkan rencana-rencana untuk merubah karakteristik yang dilihatnya sebagai


negatif
Rasional : identifikasi aspek-aspek positif anak dapat membantu mengembangkan aspek
positif sehingga mempunyai koping individu yang efektif

e.

Bantu anak mengurangi penggunaan penyangkalan sebagai suatu mekanisme sikap

defensif.

Memberikan

bantuan

yang

positif

bagi

identifikasi

masalah

dan

pengembangan dari perilaku-perilaku koping yang lebih adaptif


Rasional : Penguatan positif membantu meningkatkan harga diri dan meningkatkan
penggunaan perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh anak
f.

Memberi dorongan dan dukungan kepada anak dalam menghadapi rasa takut

terhadap kegagalan dengan mengikuti aktivitas-aktivitas terapi dan melaksanakan tugastugas baru. Beri pangakuan tentang kerja keras yang berhasil dan penguatan positif bagi
usaha-usaha yang dilakukan
Rasional : Pengakuan dan penguatan positif meningkatkan harga diri
5.

Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri, rasa takut

terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua dan anak yang
tidak memuaskan
Tujuan :
Anak mampu mempertahankan ansietas di bawah tingkat sedang, sebagaimana
yang ditandai oleh tidak adanya perilaku-perilaku yang tidak perilaku yang tidak
mampu dalam memberi respons terhadap stres.
Intervensi :
a.

Bentuk hubungan kepercayaan dengan anak. Bersikap jujur, konsisten di dalam

berespons dan bersedia. Tunjukkan rasa hormat yang positif dan tulus
Rasional : Kejujuran, ketersediaan dan penerimaan meningkatkan kepercayaan pada
hubungan anak dengan staf atau perawat
b.

Sediakan aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada penurunan tegangan dan

pengurangan ansietas (misalnya berjalan atau joging, bola voli, latihan dengan musik,
pekerjaan rumah tangga, permainan-permainan kelompok
Rasional : tegangan dan ansietas dilepaskan dengan aman dan dengan manfaat bagi
anak melalui aktivitas-aktivitas fisik

c.

Anjurkan anak untuk mengidentifikasi perasaan-perasaan yang sebenarnya dan

untuk mengenali sensiri perasaan-perasaan tersebut padanya


Rasional : Anak-anak vemas sering menolak hubungan antara masalah masalah emosi
dengan ansietas mereka. Gunakan mekanisme - mekanisme pertahanan projeksi dan
pemibdahan yang dilebih-lebihkan
d.

Perawat harus mempertahankan suasana tentang

Rasional : Ansietas dengan mudah dapat menular pada orang lain


e.

Tawarkan bantuan pada wajtu-waktu terjadi peningkatan ansietas. Pastikan kembali

akan keselamatan fisik dan fisiologis


Rasional : Keamanan anak adalah prioritas keperawatan
f.

Penggunaan sentuhan menyenangkan bagi beberaoa anak. Bagaimanapun juga anak

harus berhati-hati terhadap penggunaannya


Rasional : sebagaimana ansietas dapat membantu mengembangkan kecurigaan pada
beberapa individu yang dapat salah menafsirkan sentuhan sebagai suatu agresi
g.

Dengan berkurangnya ansietas, temani anak untuk mengetahui peristiwa peristiwa

tertentu yang mendahului serangannya. Berhasil pada respons - respons alternatif pada
kejadian selanjutnyta
Rasional : Rencana tindakan memberikan anak perasaan aman untuk penanganan yang
lebih berhasil terhadap kondisi yang sulit jika terjadi lagi
h.

Berikan obat-obatan dengan obat penenang sesuai dengan yang diperintahkan. Kaji

untuk keefektifitasannya, dan beri petunjuk kepada anak mengenai kemungkinan efekefek samping yang memberi pengaruh berlawanan
Rasional : Obat-obatan terhadap ansietas (misalnya diazepam, klordiasepoksida,
alprazolam) memberikan perasaan lega terhadap efek - efek yang tidak berjalan dari
ansietas dan mempermudah kerjasama anak dengan terapi
6.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas dan hiperaktif

Tujuan :
a.

Anak mampu untuk mencapai tidur tidak terganggu selama 6 sampai 7 jam setiap

malam dengan kriteria hasil:


b.

Anak mengungkapkan tidak adanya gangguan-gangguan pada waktu tidur

c.

Tidak ada gangguan-gangguan yang dialami oleh perawat

d.

Anak mampu untuk mulai tidur dalam 30 menit dan tidur selama 6 sampai 7 jam

tanpa terbangun
Intervensi :
a.

Amati pola tidur anak, catat keadaan-keadaan yang menganggu tidur

Rasional : Masalah harus diidentifikasi sebelum bantuan dapat diberikan


b.

Kaji gangguan-gangguan pola tidur yang berlangsung berhubungan dengan rasa

takut dan ansietas-ansietas tertentu


Rasional : Ansietas yang dirasakan oleh anak dapat mengganggu pola tidur anak
sehingga perlu diidentifikasi penyebabnya
c.

Duduk dengan anak sampai dia tertidur

Rasional : kehadiran seseorang yang dipercaya akan memberikan rasa aman


d.

Pastikan bahwa makanan dan minuman yang mengandung kafein dihilangkan dari

diet anak
Rasional : Kafein adalah stimulan SSP yang dapat mengganggu tidur
e.

Berikan sarana perawatan yang membantu tidur (misalnya : gosok punggung,

latihan gerak relaksasi dengan musik lembut, susu hangat dan mandi air hangat)
Rasional : Sarana-sarana ini meningkatkan relaksasi dan membuat bisa tidur
f.

Buat jam-jam tidur yang rutin, hindari terjadinya penyimpangan dari jadwal ini

Rasional : Tubuh memberikan reaksi menyesuaikan kepada suatu siklus rutin dari
istirahat dan aktivitas

g.

Beri jaminan ketersediaan kepada anak jika dia terbangun pada malam hari dan

dalam keadaan ketakutan


Rasional : Kehadiran seseorang yang dipercaya memberikan rasa aman
7.

Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah, kurang umpan balik atau

umpan balik negatif yang berulang yang mengakibatkan penurunan makna diri
Tujuan :
a.

Anak akan mendemonstrasikan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain

tanpa menjadi defensif, perilaku merasionalisasi atau mengekspresikan pikiran waham


kebesaran dengan kriteria hasil :
b.

Anak mengungkapkan dan menerima tanggung jawab terhadap perilakunya sendiri

c.

Anak mengungkapkan korelasi antara perasaan-perasaan ketidakseimbangan dan

keperluan untuk mempertahankan ego melalui rasionalisasi dan kemuliaan


d.

Anak tidak menertawakan atau mengkritik orang lain

e.

Anak berinteraksi dengan orang lain dengan situasi-situasi kelompok tanpa bersikap

defensif
Intervensi :
a.

Kenali dan dukung kekuatan-kekuatan ego dasar

Rasional : memfokuskan pada spek-aspek positif dari kepribadian dapat membantu


untuk memperbaiki konsep diri
b.

Beri semangat kepada anak untuk menteahui dan mengungkapkan dan bagaimana

perasaan ini menimbulkan perilaku defensif, seperti menyalahkan oprang lain karena
prilakunya sendiri
Rasional : Pengenalan masalah adalah langkah pertama pada proses perubahan ke arah
resolusi
c.

Berikan segera sebenarnya umpan balik yang tidaj mengancam untuk perilaku-

perilaku yang tidak dapat diterima

Rasional : Anak mungkin kurang pengetahuan tentang bagaiamna dia diterima oleh
orang lain. Berikan informasi ini dengan cara yang tidak mengancam dapat membantu
untuk mengeliminasi perilaku yang tidak diinginkan
d.

Bantu anak untuk mengidentifikasi situasi-situasi yang menimbulkan sifat defensif

dan praktik bermain peran dengan respons-respons yang lebih sesuai


Rasional : Bermain peran memberikan percaya diri untuk menghadapi situasi-situasi
yang sulit jika hal-hal tersebut benar-benar terjadi
e.

Berikan dengans egera umpan balik positif bagi perilaku-perilaku yang dapat

diterima
Rasional : Umpan balik positif meningkatkan harga diri dan memberi semangat untuk
mengulangi perilaku-perilaku yang diinginkan
f.

Membantu anak untu menetapkan sasaran-sasaran yang realistis, konkret dan

memerlukan tindakan-tindakan yang cocok untuk mencapai sasaransasaran ini


Rasional : Keberhasilan akan meningkatkan harga diri
g.

Evaluasi dengan anak keefektifan perilaku-perilaku yang baru dan diskusikan

adanya perubahan untuk perbaikan


Rasional : Karena keterbatasan kemampuan untuk memecahkan masalah, bantuan
mungkin diperlukan untuk menetapkan kembali dan mengembangkan strategi baru,
pada keadaan di mana metode-metode koping baru tertentu terbukti tidak efektif
8.

Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan perasaan bersalah yang berlebihan,

marah atau saling menyalahkan diantara anggota keluarga mengenai perilaku anak,
kepenatan orang tua karena menghadapi anak dengan gangguan dalam jangka waktu lama
Tujuan :
a.

Orang tua mendemonstrasikan metode intervensi yang lebih konsisten dan efektif

dalam berespons perilaku anak dengan kriteria hasil :


b.

Mengungkatkan dan mengatasi perilaku negatif pada anak

c.

Mengidentifikasi dan menggunakan sistem pendukung yang diperlukan

Intervensi :
a.

Berikan informasi dan material yang berhubungan dengan gangguan anak dan

teknik menjadi orang tua yang efektif


Rasional : Pengetahuan dan ketrampilan yang tepat dapat meningkatkan keefektifan
peran orang tua
b.

Dorong individu untuk mengungkapkan perasaan secara verbal dan menggali

alternatif cara berhubungan dengan anak


Rasional : Konseling suportif dapat membantu keluarga dalam mengembangkan strategi
koping
c.

Beri umpan balik positif dan dorong metode menjadi orang tua yang efektif

Rasional : Penguatan positif dapat meningkatkan harga diri dan mendorong kontinuitas
upaya
d.

Libatkan saudara kandung dalam diskusi keluarga dan perencanaan interaksi

keluarga yang lebih efektif


Rasional : Masalah keluarga mempengaruhi semua anggota keluarga dan tindakan lebih
efektif bila setiap orang terlibat dalam terapi tersebut
e.

Libatkan dalam konseling keluarga

Rasional : terapi keluarga dapat membantu mengatasi masalah global yang


memengaruhi seluruh struktur keluarga. Gangguan pada salah satu anggota keluarga
akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga
f.

Rujuk pada sumber komunitas esuai indikasi, termasuk kelompok pendukung orang

tua, kelas menjadi orang tua


Rasional : mengembangkan sistem pendukung dapat meningkatkan kepercayaan diri
dan keefektifan orang tua. Pemberian model peran atau harapan untuk masa depan

9.

Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri dan kebutuhan terapi

berhubungan dengan kurang sumber informasi, interpretasi yang salah tentang informasi
Tujuan :
a.

Mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang penyebab masalah perilaku,

perlunya terapi dalam kemampuan perkembangan dengan kriteria hasil :


b.

Berpartisipasi dalam pembelajaran dan m,ulai bertanya dan mencari informasi

secara mandiri
c.

Mencapai tujuan kognitif yang konsisten sesuai tingkat temperamen

Intervensi :
a.

Berikan lingkungan yang tenang, ruang kelas berisi dirinya sendiri, aktivitas

kelompok kecil. Hindari tempat yang terlalu banyak stimulasi, seperti bus sekolah,
kafetaria yang ramai, aula yang ramai
Rasional : Perbedaan dalam stimulasi lingkungan dapat menurunkan distraktibilitas.
Kelompok kecil dapat meningkatkan kemampuan untuk tepat pada tugas dan membantu
klien mempelajari interaksi yang tepat dengan orang lain, menghindari rasa terisolasi
b.

Beri materi petunjuk format tertulis dan lisan dengan penjelasan langkah demi

langkah
Rasional : Keterampilan belajar yang terurut akan meningkat. Mengajarkan anak
keterampilan pemecahan masalah, mempraktikkan contoh situasional. Keterampilan
efektif dapat meningkatkan tingkat prestasi
c.

Ajarkan anak dan keluarga tentang penggunaan psikostimulan dan antisipasi

respons perilaku
Rasional : penggunaan psikostimulan mungkin tidak mengakibatkan perbaikan kenaikan
kelas tanpa perubahan pada ketrampilan studi anak
d. Koordinasi seluruh rencana terapi dengan sekolah personel sederajat, anak, dan
keluarga

Rasional : keefektifan kognitif paling mungkin meningkat ketika terapi tidak


terfragmentasi, juga tidak terlewatkannya intervensi signifikan karena kurangnya
komunikasi interdisiplin.

D. DISCHARGE PLANNING
Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan
penganiayaan seksual (sexual abuse) antara lain:
1.

Anak tidak mengalami ansietas panik lagi.

2.

Anak mendemonstrasikan derajat percaya kepada perawat primer.

3.

Anak menerima perhatian dengan segera terhadap cedera fisiknya.

4.

Anak memulai perilaku yang konsisten terhadap respons berduka.

5.

Anak mendapatkan perhatian segera untuk cedera fisiknya jika ada.

6.

Anak menyatakan secara verbal jaminan keamanannya dengan segera.

7.

Anak mendiskusikan situasi kehidupannya dengan perawat primer.

8.

Anak mampu menyatakan secara verbal pilihan pilihan yang tersedia untuk dirinya

yang dari hal ini ia menerima bantuan.


9.

Anak mendemosntrasikan rasa percaya kepada perawat utama melalui mendiskusikan

perlakuan penganiayaan melalui penggunaan terapi bermain.


10. Anak mendemonstrasikan suatu penurunan dalam perilaku agresif.

You might also like