Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh
YULVIANA DWI OKTAVIA
145070200131007
K3LN
Mata Kuliah
: Blok Respirasi
Pokok Bahasan
Sasaran
: TBC
: Warga di pemikan sekitar pembuangan sampah kota Malang
Tempat
: Balai Desa
Alokasi Waktu
: 1x30 menit
Pertemuan ke
: Pertama
Pengajar
A. Tujuan Instruksional
- Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan para peserta mampu
mengetahui dan memahami lebih luas mengenai kebutuhan nutrisi
-
Kegiatan
Waktu
Keterangan Pengajar
Mengucapkan
Peserta
Menjawab
salam
Memperkenalkna
salam
Menyetujui
diri
Menjelaskan judul
menit
materi serta
kontrak
-
waktu
Mendengark
Metode
Media
Ceramah
Laptop
dicapai
Kontrak waktu
Memulai materi
Menjelaskan
an
-
peserta tentang :
1. Menjelaskan
Leaflet dan
an materi
Power point
penyuluhan
yang
pentingnya
kebutuhan
Mendengark
nutrisi bagi
dberikan
Mambaca
leaflet
penderita TB
sebagai
dan untuk
pendukung
mencegah
Penyajian
terkena TB
2. Menyebutkan
15
menit
Ceramah
makanan yang
dianjurkan
3. Menyebutkan
makanan yang
tidak
dianjurkan
4. Menjelaskan
jadwal pola
makan yang
baik
Penutup
10
menit
Memberikan
Memberikan
umpan balik
pertanyaan,
kepada peserta
(memberikan
yang tidak
pertanyaan)
Tanya jawab
Menjawab
pertanyaan
Menyimpulkan
hasil penyuluhan
Mengucapkan
terima kasih
dimengerti
Menjawab
umpan balik
yang
diberikan
oleh
penyuluh
Ceramah
Menutup acara
penyuluhan
D. Evaluasi
- Prosedur penilaian: Selama proses pembelajaran berlangsung dan setelah
-
selesai penyuluhan
Peserta dapat mengajukan pertanyaan
Peserta dapat menjawab umpan balik yang diberikan oleh penyuluh
Peserta dapat menyebutkan kembali hal-hal penting yang ada dalam
Materi (Lampiran)
Definisi Diet
Diet adalah pengaturan jumlah asupan makanan yang dikonsumsi oleh
seseorang. Kebiasaan diet adalah keputusan kebiasaan seseorang atau suatu
budaya untuk memilih makanan apa yang cocok untuk dimakan.
Diet dalam kamus pelengkap kesehatan keluarga tahun 2009 memiliki arti
sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang,
dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk
tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan.
Tujuan Menjalani Diet
Tujuan dilakukannya terapi diet bagi penderita tuberculosis adalah untuk
memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang
bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
Orang dengan TB aktif sering kekurangan gizi dan menderita defisiensi
mikronutrien serta penurunan berat badan dan nafsu makan menurun. Malnutrisi
meningkatkan risiko perkembangan dari infeksi TB menjadi penyakit TB aktif.
Malnutrisi atau kekurangan nutrisi adalah temuan paling umum yang dialami
penderita
TB.
Jika
menderita
efek
kesehatan
negatif
TB,
merancang
dan
mempertahankan program diet seimbang menjadi salah satu cara yang paling
efektif untuk memerangi atau mengontrol kondisi serta untuk mengurangi
kemungkinan terkena kekurangan gizi.
Syarat Diet
Energi tinggi
Karbohidrat cukup (60-70% total energi)
Protein tinggi (75-100 gr/hari)/ 2-2.5 gr/kg BBI
Lemak cukup (20 25% total energi)
Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin C dan Fe
Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien
Makanan mudah cerna
a. Energi
Kebutuhan energi pada pasien TB meningkat karena penyakit itu sendiri.
Kebutuha energy sekitar 35 - 40 kkal per kilogram berat badan ideal.
b. Protein
Asupan protein diet adalah penting untuk mencegah pemborosan cadangan
tubuh (misalnya jaringan otot). Sebuah asupan 1.2 - 1,5 g per kilogram berat
badan atau 15% dari energi total harian asupan atau sekitar 75 - 100 g per hari
akan cukup.
Makanan dan zat yang perlu dihindari untuk digunakan
Seperti yang selalu terjadi untuk kesehatan yang baik, ada makanan tertentu
yang tidak boleh makan dan zat Anda tidak harus menggunakan.
-
Terapi untuk penderita kasus Tuberkulosis Paru menurut (Almatsier Sunita, 2006)
adalah :
a. Energi
b.
c.
d.
e.
diberikan
sesuai
dengan
keadaan
penderita
untuk
mencapai
beratbadan normal.
Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak (75-100 gr).
Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total.
Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total.
Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total.
Dapat dilihat dibawah ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
pada penderita tuberculosis :
Bahan Makanan
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Sumber karbohidrat
santan kental
minyak kelapa
yoghurt
Semua jenis kacangSumber protein nabati
Sayuran
Buah-buahan
Minuman
jus buah
Madu, sirup, teh dan kopi
encer
Minyak goreng, mentega,
margarin, santan encer,
salad
Program diet dan perencanaan waktu makan
Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) bertujuan memberikan makanan
secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat
badan hingga mencapai normal. Syarat diet ini adalah tinggi kalori, tinggi protein,
cukup vitamin dan mineral, serta mudah dicerna.
Macam Diet Tinggi Energi Tinggi Protein untuk penyakit TB:
a) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1)
a. Energi
: 2600 kalori
b. Protein
: 100 gr (2/kg BB).
b) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II)
a. Energi
: 3000 kalori
b. Protein
: 125 gr (2,5 gr/kg BB)
Penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam diit Tinggi Energi
TinggiProtein (TETP) sesuai tingkat penyakit penderita. Makanan yang terlalu manis
dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan, seperti gula-gula, dodol, kue dan
sebagainya, adalah bahan makanan yang harus dihindari.
Perencanaan Jadwal Makan
Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah yang sedikit tapi
sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.
Berikut merupakan hitungan kasar memakai standar diet agar memenuhi program
diet TETP I.
-
Ketika
makan
pagi,
usahakan
perbanyak
asupan
karbohidrat,
jika
Sayur sebanyak 0,3 mangkok, buah 1 pors, kira-kira seharga Rp. 2.000,Jam 4 sore, harus ada karbohidrat plus telur, bisa juga kue dan buah.
Malam, Karbohidrat 2 porsi, ikan-ikanan 1 porsi, nabati 1 porsi, buah 1 porsi.
Makanan tersebut diusahakan jangan digoreng dan juga jangan memakai
santan. Makanannya merupakan tumis-tumisan, masakan yang direbus atau
yang dipanggang.
Daftar Pustaka
1. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Buku Saku Kader Program
PenanggulanganTB. (Online)
(Diakses pada 2 Maret 2016, pukul 21.56, www.tbindonesia.or.id)
2. Escott-Stump, Sylvia. 2008. Nutrition and Diagnosis-Related Care 6th Edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
3. Hughes, Martin. 2011. Nutritional Diet for TB.
(Diakses pada 3 Maret 2016, pukul 16.00 melalui http://www.livestrong.com)
4. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi Pelengkap
Keluarga Sehat. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
5. Rodriguez, Diana. 2009. The Right Diet to Beat Tuberculosis.
(Diakses pada 4 Maret 2016, pukul 20.02 melalui
http://www.everydayhealth.com)
6. World Health Organization. 2012. Nutritional care for adults with active
tuberculosis.
(Diakses pada, 4 Maret 2016, pukul 23.36 melalui http://www.who.int)