You are on page 1of 22

1

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
I. Tinjauan Teori
1. Pengertian
Nifas (puerperium) adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya alat kandungan sampai kepada keadaan sebelum hamil
(Sulaiman, 1983 : 3)
Mastitis adalah infeksi payudara yang menimbulkan reaksi sistemik seperti
demam (Suradi Rulina, 1989 : 21)
2. Penyebab
Bakteri yang sering menyebabkan infeksi mammae adalah stafilokokus
aureus yang masuk melalui luka puting susu (Manuaba, 1998 : 317).
Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu tetapi mungkin juga melalui
peredaran darah (Sarwono, 2002 : 700).
3. Pemeriksaan
Tanda-tandanya adalah rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu,
penderita merasa lesu, dan tidak ada nafsu makan (Sarwono, 2002 : 701).
Mammae membesar, nyeri, dan pada suatu tempat kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan, jika tidak lekas diberi
pengobatan bisa terjadi abses (Sarwono, 2002 : 701)
Payudara menjadi merah, bengkak kadang kala diikuti rasa nyeri dan
panas, suhu tubuh meningkat. Infeksi menimbulkan demam, nyeri pada
mammae, terjadi pemadatan mammae, dan terjadi perubahan warna kulit
mammae (Manuaba, 1998 : 317).
4. Jenis Mastitis
Berdasarkn tempatnya dapat diberikan
-

Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mammae.

Mastitis ditengah-tengah mammae dibawah areola mammae.

Mastitis pada jaringan dibawah dorsol dan kelenjar-kelenjar yang


menyebabkan abses antara mammae dan otot-otot dibawahnya
(Sarwono, 2002 : 701).

5. Pencegahan
Perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk
mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan puting susu
dengan sabun sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak
dan susu yang mengering. Selain itu juga memberi pertolongan kepada ibu
yang menyusui bayinya harus bebas dari infeksi stafilokokus. Bila ada
retak atau luka pada puting sebaiknya bayi jangan menyusu pada mammae
yang bersangkutan sampai luka itu sembuh. Air susu ibu dikeluarkan
dengan pijatan (Sarwono, 2002 : 701).
Bidan sebagai tenaga medis terdepan ditengah masyarakat dapat
meningkatkan usaha preventif dan promotif payudara dengan jalan
mengajarkan pemeliharaan payudara, cara memberikan ASI yang benar,
memberikan ASI jangan pilih kasih, kanan dan kiri harus sama
perlakuannya dan berikan sampai payudara kempes.
Dalam menghadapi bendungan ASI dan mastitis/abses mammae, bidan
sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter (Manuaba, 1998 : 317).
6. Pengobatan
Segera setelah mastitis ditemukan, pemberian susu kepada bayi dari
mammae yang sakit dihentikan, dan diberi antibiotika. Dengan tindakantindakan ini terjadi abses sering kali dapat dicegah. Karena biasanya
infeksi disebabkan oleh staphylococus aureus (Sarwono, 2002 : 701).
Payudara tegang/indurasi dan kemerahan:
a. Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. Bila diberikan
sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang.
b. Sangga payudara
c. Kompres dingin
d. Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
e. Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada pus (Saifuddin,
2001 : 263).

7. Komplikasi
Infeksi (mastitis) dapat berkelanjutan menjadi abses dengan kriteria warna
kulit menjadi merah, terdapat nyeri, dan pada pemeriksaan terdapat
pembengkakan dibawah kulit teraba cairan (Manuaba, 1998 : 317).
II. Tinjauan Askeb
Asuhan kebidanan merupakan metode memberikan asuhan kebidanan dengan
menggunakan proses manajemen kebidanan. Adapun langkah-langkah asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan ASI menggunakan proses :
pengkajian, perencanaan dan evaluasi (Varney, 1980 : 11)
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Data subyekif
1) Biodata
Pendidikan : Pendidikan

mempengaruhi

cara

penerimaan/

persepsi tentang keadaannya (standar praktek


keperawatan : 875).
Pekerjaan

: Tekanan ekonomi mengkibatkan ibu terpaksa


bekerja diluar rumah. Hal ini mempengaruhi
produksi ASI (Suaradi, 1989 : 40).

2) Keluhan utama
Payudara bengkak, payudara terasa panas dan keras saat palpasi,
mengeluh nyeri saat disentuh, puting susu yang datar, kecil, tidak
menonjol dan terdapat kelainan (Sarwono, 2002 : 271).
3) Riwayat kesehatan
Bila wanita sangat mengeluh tentang adanya after pains atau males,
dapat diberi analgetik atau sedativa supaya dapat istirahat atau
tidur. Delapan jam post partum wanita tersebut disuruh untuk
menyusui hanya untuk merangsang timbulnya laktasi kecuali bila
ada kontra indikasi seperti wanita dengan tifus abdominalis,

tubekulosis aktif, vitium kordis berat, tireofoksikosis, DM berat,


psikosis, puting tertarik kedalam dan morbus hansen (Sarwono,
2002 : 243).
4) Riwayat kebidanan

Riwayat kehamilan
Perawatan payudara sebelum lahir bertujuan untuk memelihara
hygiene payudara, melenturkan/menguatkan puting susu dan
mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk ke dalam
(retracted nipple) (Manuaba, 1998 : 144).
Jika hal ini tidak dilakukan menyebabkan saluran ASI
tersumbat dan akhirnya terjadi mastitis.

Riwayat nifas
Cara menyusui yang salah dapat menyebabkan puting lecet dan
bendungan ASI sampai komplikasi abses. Hal ini akan
menganggu proses laktasi selanjutnya (Suradi Rulina, 1989 :
42).

5) Pola kebiasaan sehari-hari

Nutrisi
Ibu-ibu meneteki dianjurkan untuk minum 6-8 gelas (air
putih/air sari buah) setiap hari setelah meneteki. Diet ibu yang
jelek akan mempengaruhi produksi ASI (Suradi Rulina, 1989 :
35).

Eliminasi
BAB harus ada dalam 3 hari post partum (Sarwono, 2002 :
242-243).
BAK sebaiknya 6 jam setelah post partum ibu harus BAK
(Hamilton, 1995 : 282).

Istirahat dan tidur

Kebutuhan istirahat/tidur 8 jam untuk pemindahan keadaan


ibu. Bila istirahat kurang, bisa mengurangi ASI sehingga terjadi
mastitis (Depkes RI : 2002).

Personal hygiene
Puting susu penting diperhatikan agar tetap bersih. Puting susu
perlu ditarik-tarik sehingga menonjol dan memudahkan untuk
memberikan ASI (Manuaba, 1998 : 140).

6) Latar belakang sosial budaya


Adanya pantangan terhadap jenis makanan tertentu (telur, ikan)
yang berakibat ASI amis, dan anggapan penggunaan susu botol
lebih terlihat merah/modern (Manuaba, 1998 : 193).
7) Faktor psikologis
Kecemasan dan kelelahan akan mempengaruhi let down refleks
dan menurunkan produksi ASI (Suradi Rulina, 1989 : 34).
b. Data subyektif
1) Keadaan umum : baik, kesadaran composmentis
2) Tanda-tanda vital
-

Nadi : setelah persalinan mungkin lambat karena ibu dalam


keadaan istirahat, normal 80-100 x/mnt.

Suhu : bila terjadi peningkatan 38oC berturut-turut selama 1


hari, kemungkinan terjadi infeksi (Manuaba, 1998 : 192)

3) Pemeriksaan fisik
Payudara : Nyeri lokal pada mammae, terjadi perubahan warna
kulit mammae (Manuaba, 1998 : 317).
Uterus

: TFU pada hari ke 14 kembali normal (tidak teraba)


(Manuaba, 1998 : 192).

Genetalia : Pengeluaran lochea yaitu alba (Manuaba, 1998 : 193).


Perineum : Luka jahitan biasanya sembuh tanpa infeksi setelah 14
hari (Moctar, 1998 : 115).
2. Analisa data
Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan metode sebagai berikut :

a. Menentukan hubungan antara fakta yang satu dengan lainnya untuk


mencari hubungan sebab akibat.
b. Menentukan masalah yang terjadi
c. Menentukan penyebab utamanya
d. Menentukan tingkat masalah
(Depkes RI, 1995 : 29)
B. Diagnosa Kebidanan
Ibu P10001 post partum hari ke 14 keadaan umum baik/jelek, lochea, keadaan
puting susu menonjol/tidak, terjadi radang payudara/mastitis.
Dengan masalah :
1. Cemas
2. Nyeri
3. Kurangnya pemenuhan kebutuhan asupan cairan (ASI) bagi bayinya
(Depkes RI, 1995 : 29).
C. Perencanaan
1. Diagnosa : Ibu P10001 post partum hari ke 14 keadaan umum baik/jelek,
lochea,

keadaan

puting

susu

menonjol/tidak,

terjadi

radang

payudara/mastitis.
Tujuan : Ibu dapat melewati masa nifas tanpa komplikasi
Kriteria : - Tanda-tanda vital normal
T : 100/60-140/90 mmHg
N : 80-100 x/mnt
S : 36-37,5oC
R : 18-24 x/mnt
- Laktasi lancar, payudara lembek dan tidak tegang, tidak ada
pus, kontraksi uterus baik, lochea alba, dan jumlahnya tidak
berlebihan (Rulina Suradi, 1989 : 28).
Intervensi

a. Jelaskan pada ibu tentang perubahan dan masalah yang mungkin


terjadi pada masa nifas dengan radang payudara/mastitis.
R/ Akan menambah pengetahuan ibu sehingga memahami dan
kooperatif dalam tindakan.
b. Observasi keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital.
R/ Untuk mendeteksi dini adanya suatu tindakan.
c. Jelaskan pada ibu tentang penyebab mastitis.
R/ Ibu mengerti dan kooperatif dalam perawatan.
d. Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya secara bergantian jika
mastitis tidak sembuh.
R/ Kedua payudara dapat produktif.
e. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi.
R/ Membantu memperlancar produksi ASI.
f. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi.
R/ Untuk mengobati mastitis
(Sarwono, 2002 : 243)
2. Masalah I : Cemas
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria : - Ibu tidak banyak bertanya tentang bayinya yang tidak mau
minum.
- Wajah ibu tidak menyeringai kesakitan.
Intervensi
a. Jelaskan pada ibu tentang kegunaan ASI untuk bayinya.
R/ Menambah pengetahuan ibu tentang ASI yang sangat berguna
untuk bayi.
b. Beri dukungan pada ibu untuk menyusui bayinya dengan on demand.
R/ Dengan dukungan yang diberikan pada ibu akan kooperatif dengan
tindakan.
c. Jelaskan pentingnya suasana relaksasi dan pikiran tenang.
R/ Suasana rileks dan tenang membuat ibu lebih konsentrasi pada
keadaan bayinya.

3. Masalah II : Nyeri
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria : Nyeri berkurang, ekspresi wajah ibu tidak menyeringai, keadan
payudara lembek, tidak penuh dan tidak tegang, proses laktasi
lancar.
Intervensi
a. Kaji tingkat nyeri pada kedua payudara ibu.
R/ Nyeri dalam keadaan lanjut merupakan tanda infeksi sehingga
memerlukan pengawasan yang lebih lanjut.
b. Berikan penjelasan tentang penyebab rasa nyeri.
R/ Pengertian yang baik akan membuat ibu kooperatif dalam
perawatan.
c. Berikan penyuluhan tentang perawatan payudara dilakukan 2x sehari
bersamaan dengan mandi.
R/ Ibu dapat mengerti dan melakukan perawatan payudara secara
teratur untuk mencegah terjadinya pembendungan.
d. Susukan bayi dengan benar 2-3 jam sekali.
R/ Menurunkan ketegangan payudara sehingga mengurangi rasa nyeri
(Saifuddin, 2002 : N 26-27).
4. Masalah III : Kurangnya pemenuhan kebutuhan asupan cairan (ASI) bagi
bayinya.
Tujuan : Kebutuhan cairan bayi terpenuhi.
Kriteria : Tidak terjadi bendungan ASI, bayi mau menetek 2-3 jam sekali,
bayi tidak rewel dan dapat tidur nyenyak, tidak ikterus, turgor
kulit baik.
Intervensi

a. Anjurkan pada ibu untuk meneteki bayinya setiap 2-3 jam jika keluhan
mastitis sembuh dan gunakan pompa ASI untuk mengeluarkan ASI.
R/ Kebutuhan bayi terhadap ASI terpenuhi dan mastitis tidak
bertambah parah.
b. Kompres hangat pada payudara sebelum menyusui.
R/ Akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga mengurangi
rasa nyeri.
c. Kalau perlu beri bantuan dengan pompa susu dan hindari penggunaan
susu botol.
R/ Akan merangang ASi keluar dan tidak terjadi pembendungan ASI
(Suradi Rulina, 1989 : 21)
D. Pelaksanaan
Sesuai dengan masalah dan kebutuhan ibu maka dilakukan implementasi dari
rencana tindakan yang telah disusun. Implementasi selalu diupayakan dalam
waktu singkat, efektif, hemat dan berkualitas (Depkes RI, 1995 : 11).
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan suatu pengajian ulang
rencana kebidanan. Sedangkan tujuan dari evaluasi adalah menentukan
kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan menilai
efektifitas rencana kebidanan atau asuhan kebidanan.
Jadi secara rinci catatan perkembangan berisi uraian yang berbentuk SOAP
(subyektif, obyektif, assesment, planning) dari catatan perkembangan dapat
mengetahui beberapa hal antara lain apakah tujuan sudah tercapai dan perlu
adanya perubahan modifikasi dalam perencanaan dan tindakan (Depkes RI,
1995 : 27-28).

10

BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Data subyektif
1) Biodata
Istri

Suami

Nama

: Ny. M

Tn. T

Umur

: 28 th

31th

Agama

: Islam

Islam

Pendidikan

: SMP

STM

Pekerjaan

: IRT

Penjaga KUD

Penghasilan

:-

Rp. 750.000,-/bln

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Jawa/Indonesia

Status marital

: Menikah

Menikah

Alamat

: Ds. Simbatan RT. 5 Nguntoronadi, Mgt

2) Keluhan utama
Ibu mengatakan nyeri pada payudaranya setelah 14 hari
melahirkan.
3) Riwayat kesehatan
Ibu tidak pernah menderita penyakit dengan gejala batuk lama
lebih dari 1 bulan (TBC), banyak makan, banyak minum, sering
kencing (DM), jantung berdebar-debar. Ibu tidak pernah menderita
penyakit tekanan darah tinggi (Jantung). Ibu juga tidak dalam
pengobatan penyakit tertentu. Ibu tidak pernah operasi, bila sakit
biasanya batuk, pilek, panas dan sembuh dengan berobat ke
bidan/puskesmas, saat ini ibu mengatakan nyeri pada mammae dan
terasa keras. Badan panas dingin mulai tadi malam.

10

11

4) Riwayat kesehatan keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit dengan gejala
batuk lama, sesak nafas, jantung berdebar-debar dalam anggota
juga tidak ada yang menderita penyakit seperti tekanan darah
tinggi, kencing manis.
5) Riwayat kebidanan

Haid
Menarche umur 13 tahun, siklus 28-30 hari teratur, lamanya 67 hari, banyaknya hari 1-3 satu hari ganti 3 pembalut
selanjutnya 2 pembalut sampai hari ke 7, konsistensi encer,
warna merah, keluhan nyeri perut kadang pada awal haid, flour
albus kadang-kadang (tidak gatal, tidak berbau).

Kehamilan
Ibu mengatakan hamil pertama. Pada umur kehamilan 1-4
bulan ibu mengalami mual muntah. Mendapat imunisasi TT 2x
pada umur kehamilan 4 dan 5 bulan. Selama hamil ibu rutin
periksa ke bidan. Ibu mendapat vitamin dan tablet tambah
darah. Ibu juga mendapatkan penyuluhan tentang senam hamil
dan perawatan payudara.

Persalinan
Persalinan ditolong oleh bidan, normal, spontan belakang
kepala. Anak lahir tanggal 29 Mei 2008, jenis kelamin laki-laki,
langsung menangis, hidup, BB : 4,200 gram, PB : 50 cm,
plasenta lahir spontan lengkap.

Nifas sekarang
Pada hari pertama nifas, colostrums sudah keluar lancar, setelah
itu ibu merasakan payudaranya tegang pada hari ke 5 dan
sampai pada hari ke 14 ini ibu demam dan merasakan payudara
membesar, tegang, keras, nyeri tekan pada payudara, badan
terasa panas dingin dan nafsu makan berkurang. Bayi tampak

12

sehaat, tidak rewel, tidak ikterus pemenuhan kecukupan nutrisi


dilakukan dengan susu formula diminumkan lewat dot.

Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
jenis apapun. Setelah kelahiran anak pertama ini ibu berencana
ingin menggunakan KB suntik.

6) Pola kebiasaan sehari-hari

Nutrisi
Selama hamil : Ibu makan 3x sehari porsi sedang dengan
komposisi nasi dengan lauk (tahu, tempe,
telur, kadang-kadang daging), sayur (bayam,
wortel, sawi), kadang buah. Minum air putih
7-8 gelas/hari.
Selama nifas : Ibu biasa makan 3x sehari porsi sedang (nasi,
lauk, sayur, dan kadang buah), minum air
putih 6-7 gelas 1 hari. Mulai hari yang lalu
nafsu makan ibu berkurang karena badan
terasa panas dingin.

Eliminasi
Selama hamil : BAK lancar 3-4 x/hari, encer, warna jernih
kekuningan, tidak ada keluhan, BAB 1x sehari
biasanya pagi hari, konsistensi lunak, warna
kuning tengguli, tidak ada keluhan.
Selama nifas : BAK lancar 3-4 x/hari, encer warna jernih
kekuningan tidak ada keluhan, BAB 1x sehari
biasnaya pagi hari, konsistensi lunak warna
kuning tengguli, tidak ada keluhan.

Istirahat dan tidur


Selama hamil : Ibu biasanya tidur malam mulai pukul 21.00
WIB sampai pukul 05.00 WIB, dan tidur siang

13

1 jam. Pada waktu hamil tua ibu sering


terbangun malam hari karena sering kencing.
Selama nifas : Ibi biasanya tidur malam mulai pukul 21.00
WIB sampai pukul 05.00 WIB. Tidur siang 1
jam, sejak 2 hari yang lalu tidur ibu agak
terganggu karena badan terasa panas dingin.

Aktivitas
Selama hamil : Tidak

ada

keluhan

dalam

beraktifitas,

melakukan pekerjaan rumah tangga seperti


menyapu, memasak.
Selama nifas : Ibu sudah biasa mengerjakan pekerjaan rumah
seperti biasa menyapu, memasak. Ibu juga
dapat merawat bayinya seperti mengganti
popok, memandikan bayi. Mulai 2 hari yang
lalu ibu jarang meneteki karena payudaranya
terasa sakit.

Rekreasi
Selama hamil : Ibu biasanya menonton TV saat ada waktu
luang atau pergi kerumah tetangga.
Selama nifas : Jalan-jalan diluar rumah dan menonton TV
sambil mengasuh anaknya.

Personal hygiene
Selama hamil : Ibu menjaga kebersihan dirinya dengan mandi
2x sehari, gosok gigi bersamaan dengan
mandi,ganti pakaian setiap habis mandi, ibu
keramas 2x seminggu.
Selama nifas : Ibu menjaga kebersihan dirinya dengan mandi
2x sehari, ganti pembalut bila ibu merasa risih
atau tidak nyaman. Ibu merawat payudara
dengan di pompa atau kadang hanya dilap
dengan waslap basah.

14

7) Riwayat ketergantungan
Ibu tidak pernah merokok ataupun minum-minuman keras
beralkohol demikian pula dengan suami dan anggota keluarga lain.
8) Latar belakang sosial budaya
Didalam keluarga tidak ada kebiasaan pantang terhadap makanan
tertentu baik selama hamil atau setelah melahirkan. Tidak ada
kebiasaan pijat/minum jamu setelah melahirkan.
9) Psikososial dan spiritual
Kelahiran bayi pertama ibu direncanakan dan saat diharapkan oleh
ibu dan keluarga. Ibu dan keluarga bersyukur kepada Tuhan atas
kelahiran bayinya, sekarang ibu merasa khawatir tidak bisa
meneteki bayinya.
b. Data obyektif
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda-tanda vital
T : 100/70 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 38oC
R : 24 x/mnt
4) Pemeriksaan fisik
Kepala

: Rambut warna hitam, bersih, tidak rontok, tidak


mudah dicabut, penyebaran merata.

Muka

: Tidak sembab/oedema, ekspresi wajah kadang-kadang


menyeringai menahan sakit.

Hidung

: Bentuk simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,


bersih, tidak ada polip.

Mata

: Bentuk simetris, tidak sembab, konjungtiva palpebra,


warna merah muda, sklera putih.

15

Mulut

: Mulut tidak ada stomatitis, tidak ada caries, bibir


lembab.

Leher

: Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada


pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe.

Dada

: Pernafasan

normal,

payudara

bentuk

simetris,

membesar, tegang, keras pada perabaan, nyeri tekan,


puting susu agak tenggelam, dan terdapat sedikit lecet
pada kedua puting.
Abdomen : TFU tidak teraba/tidak ada fluktuasi, kandung
kencing kosong.
Genetalia : Tidak ada varices, tidak ada oedema, tidak ada
condiloma

akuminata/matalata,

lochea

berwarna

putih, bau khas, tidak banyak, jahitan perineum utuh.

2. Analisa data
Diagnosa/masalah
P10001 post partum hari ke 14

laktasiDS : - Ibu

Data dasar
mengatakan

telah

terjadi mastitis, involusi baik, KU ibu

melahirkan

dan bayi baik dengan masalah nyeri

tanggal 19 Agustus 2008.

tekan payudara.

anak

pertama

- Ibu mengatakan badan panas


dingin, payudara terasa nyeri.
DO : - Bayi

lahir

belakang

normal,
kepala,

spontan
langsung

menangis, hidup, jenis kelamin


laki-laki, BB : 3100 gr, PB : 50
cm
- Bayi tidak rewel, tidak ikterus.
- Payudara ibu membesar, tegang,
keras dan nyeri tekan
- Puting

susu

sedikit

lecet,

16

sementara

tidak

meneteki

bayinya.
- TFU tidak teraba
- Lochea alba
- Saat payudara dipalpasi ibu
tampak menahan rasa sakit.
B. Diagnosa Kebidanan
P10001 post partum hari ke 14 laktasi terjadi mastitis, involusi baik, KU ibu dan
bayi baik dengan masalah : Nyeri
Prognosa : baik
C. Perencanaan
1. Diagnosa : P10001 post partum hari ke 14 laktasi terjadi mastitis, involusi
baik, KU ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri.
Tujuan : - Mastitis teratasi
- Nyeri berkurang
Kriteria : - Ibu tidak mengeluh payudara nyeri, tegang dan keras
- Tidak ada pus
- ASI keluar lancar
- Bayi tidak rewel
Intervensi
a. Lakukan pendekatan kepada klien dan dengarkan keluhannya.
R/ Ibu menajdi lebih kooperatif dalam mengutarakan masalahnya.
b. Observasi KU ibu dan bayi.
R/ Deteksi dni terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
c. Beri penjelasan pada klien tentang penyebab radang payudara/mastitis.
R/ Ibu mengetahui penyebab sehingga kooperatif dalam menghadapi
tindakan.
d. Kaji tingkat nyeri pada kedua payudara ibu.

17

R/ Nyeri dalam keadaan lanjut merupakan tanda infeksi sehingga


memerlukan pengawasan yang lebih lanjut.
e. Beri penjelasan tentang penyebab rasa nyeri.
R/ Pengertian yang baik akan membuat ibu kooperatif dalam
perawatan.
f. Ajarkan dan lakukan manajemen perawatan pada payudara bengkak
dan puting susu lecet.
R/ Dengan disusukan secara adekuat mastitis akan hilang.
g. Motivasi ibu untuk menyusui bayinya sering dimulai dari payudara
yang tidak lecet dan tidak sakit serta mengurangi pemberian PASI.
R/ Produksi dan pengeluaran ASI lancar, sehingga tidak terjadi
mastitis.
h. Berikan antipiretik, antibiotik dan analgetik.
R/ Antipiretik menurunkan suhu badan, antibiotoik membunuh kuman
dan analgetik untuk anti nyeri.
D. Pelaksanaan
Tanggal 02-09-2008, pukul 06.20 WIB
1. Diagnosa : P10001 post partum hari ke 14 laktasi terjadi mastitis, involusi
baik, KU ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri
Implementasi
a. Melakukan pendekatan kepada klien yang mendengarkan keluhannya.
b. Melakukan observasi : Keadaan umum ibu : baik
T : 100/70 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 38oC
R : 24 x/mnt
Laktasi, produksi ASI banyak, pengeluaran ASI kurang karena bayi
belum bisa menetek, TFU tidak teraba, lochea alba, keadaan bayi :
baik, tidak rewel, tidak ikterus, turgor kulit baik

18

c. Memberi penjelasan pada ibu tentang penyebab mastitis yaitu


staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada puting susu
tetapi mungkin juga melalui peredaran darah. Tanda-tandanya rasa
panas dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan
tidak ada nafsu makan.
d. Mengkaji tingkat nyeri pada kedua payudara ibu.
e. Memberi penjelasan tentang penyebab nyeri yaitu terjadi karena
adanya infeksi yang terjadi pada luka pada puting susu dan juga nyeri
tersebut dikarenakan payudara yang tegang yang berisi produksi ASI
yang penuh pada payudara yang terbendung pada payudara.
f. Mengajarkan dan melakukan manajemen perawatan
1) Payudara bengkak
-

Kompres hangat dulu untuk mengurangi rasa sakit

Ibu harus rileks

Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)

Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan


kearah tengah)

Stimulasi payudara dan puting

2) Puting susu lecet


-

Olesi puting susu yang lecet dengan ASI akhir (hind milk)

Puting yang lecet diistirahatkan 1x24 jam biasanya akan


sembuh sendiri dalam 2x24 jam

Selama puting susu diistirahatkan ASI tetap dikeluarkan


dengan tangan tidak menggunakan pompa

3) Pesan ibu untuk


-

Payudara disokong dengan kutang yang terbuat dari bahan


yang menyerap keringat

Beri kompres hangat bila bayi tidak menyusu

Beri kompres dingin pasca menyusui

19

g. Memotivasi ibu untuk menyusui bayinya lebih sering dimulai dari


payudara yang tidak lecet dan tidak sakit serta mengurangi pemberian
PASI.
h. Memberikan obat : paracetamol X (3x1), amoxillin X (3x1), solvitral
(3x1).
E. Evaluasi
Tanggal 02-09-2008, pukul 05.55 WIB
Diagnosa : P10001 post partum hari ke-14 laktasi terjadi mastitis, involusi baik,
KU ibu dan bayi baik dengan masalah : Nyeri
S

: - Ibu mengatakan telah mengerti penjelasan petugas tentang perubahan


yang terjadi pada masa nifas dan penyebab mastitis.
- Ibu mengatakan akan melakukan perawatan pada payudara.

: - Ibu kooperatif dalam bertanya.


- Ibu dapat mengungkapkan kembali penjelasan dari petugas.
- Ibu dapat meniru gerakan pijat ringan pada payudara.

: P10001, post partum hari ke-14, involusi baik, KU ibu dan bayi baik
dengan mastitis. Pengetahuan ibu tentang mastitis dan penyebab nyeri
bertambah.

: Lanjutkan rencana tindakan.


- Tanyakan pada bu apakah nasehat yang diberikan telah dilaksanakan.
- Kaji ulang tingkat nyeri.
- Tanyakan pada ibu apakah obat sudah diminum.
- Anjurkan kontrol jika obat habis atau bila payudara semakin nyeri
dan terdapat pus.

20

DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI, 1995. Manajemen Kebidanan, Jakarta : Pusdiklat, Pegawai
Depkes, RI, 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Fisiologi, Obstetri Patologi Edisi II, Jakarta,
EGC.
Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP.
Saifuddin, Abdul Bari, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta : YBPSP.
Suradi, Rulina, 1989. Menyusui dan Rawat Gabung, Jakarta : Perinasia.

21

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan


laporan ini. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Hari ke 14 dengan Mastitis Di BPS
Palupi Cahyorini, Amd.Keb Ds. Kuwonharjo, Kec. Takeran, Magetan.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar
Praktek Lapangan di Prodi Kebidanan Magetan.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun mendapat bantuan, pengarahan
dan bimbingan. Untuk itu kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Nani Surtinah SST,SSiT, M.Pd, selaku kepala Prodi Kebidanan Magetan
2. Ibu Sulikah, SST, M.MKes, selaku pembimbing pendidikan Prodi Kebidanan
Magetan.
3. Ibu Palupi Cahyorini, Amd.Keb, selaku pembimbing praktek.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.
Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyususn memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Magetan,

Penyusun

iii

2008

22

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL...............................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I TINJAUAN TEORI
I. Tinjauan Teori....................................................................................
II. Tinjauan Askeb..................................................................................
A. Pengkajian..........................................................................................
B. Diagnosa Kebidanan..........................................................................
C. Perencanaan.......................................................................................
D. Pelaksanaan........................................................................................
E. Evaluasi..............................................................................................
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian..........................................................................................
B. Diagnosa Kebidanan..........................................................................
C. Perencanaan.......................................................................................
D. Pelaksanaan........................................................................................
E. Evaluasi..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iv

i
ii
iii
iv
1
3
3
6
6
9
9
10
16
16
17
19

You might also like