Professional Documents
Culture Documents
unggul digunakan secara terus menerus, tanah akan semakin miskin unsur hara.
Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penambahan unsur hara secara tepat, yakni
melalui pemupukan. Pemupukan adalah pemberian pupuk terhadap tanaman.
Sedangkan pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga
mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik
ataupun non-organik (mineral). Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam pemberian pupuk perlu
diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat
terlalu banyak unsur hara. Terlalu sedikit atau terlalu banyak unsur hara dapat
berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun
disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk yang menjadi alternatif dan mulai
popular kembali setelah cukup lama tidak pernah digunakan dalam
perkembangan pertanian organik yaitu pupuk organik. Pupuk organik adalah
pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses
pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa
tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik banyak memberikan keuntungan
ditinjau dari peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan produktifitas
tanaman. Atas dasar tersebut saya merasa tertarik untuk mengkaji dan
mengetahui lebih dalam mengenai pupuk organik serta segala sesuatu yang
berkaitan dengan pupuk organik. 1.1.
Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana
sejarah pupuk organik? 1.2.2. Apa itu pupuk organik? 1.2.3. Sebutkan dan
jelaskan jenis-jenis pupuk organik? 1.2.4. Bagaimana cara pengaplikasian
pupuk organik? 1.2.5. Apa manfaat pupuk organik? 1.2.6. Apa keunggulan
pupuk organik? 1.2.
Tujuan Makalah 1.3.1. Pemenuh tugas matakuliah
kimia mengenai pupuk. 1.3.2. Untuk mengetahui asal usul (sejarah) pupuk
organik. 1.3.3. Untuk mengetahui jenis-jenis pupuk organik secara jelas.
1.3.4. Untuk mengetahui cara aplikasi pupuk organik. 1.3.5. Untuk
mengetahui manfaat dan keunggulan pupuk organik. 1.3.
Manfaat Makalah
1.4.1. Memberikan pemahaman kepada para pembaca tentang Pupuk Organik.
1.4.2. Sebagai bahan perbandingan makalah lain yang membahas tentang
Pupuk Organik. BAB II PEMBAHASAN 2.1.Sejarah Pupuk Organik Sejarah
penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian dari pada sejarah
pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan
manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk
primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai
dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus,
Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliranaliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang
kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik
sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk
organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau,
kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis
menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya
pun relatif murah dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat
tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap
perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan
dampak negatif penggunaan pupuk kimia dan sarana pertanian modern lainnya
terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pupuk konvensional ke
pupuk organik. Perkembangan terakhir menunjukan bahwa produksi pupuk
batang jagung, dan serbuk gergaji, memiliki C/N rasio antara 50 100. Daun
segar memiliki C/N rasio 10 12. Proses pembuatan kompos akan menurunkan
C/N rasio hingga menjadi 12-15. Tahapan proses pembuatan kompos sebagai
berikut: Karbohidrat, protein, dan lilin (bahan dengan C/N rasio tinggi)
diurai menjadi senyawa sederhana seperti NH3, CO2, H2, dan H2O. pada tahap
ini, mikro organisme pengurai menyerap unsur hara dari lingkungan sekitarnya
untuk pertumbuhannya. Setelah perombakan selesai, mikroorganisme
pengurai akan mati. Konsekuensinya, unsur hara penyusun tubuh mikro
organisme akan dilepaskan. Pada tahap ini C/N rasio menjadi lebih rendah karena
banyak karbon yang berubah menjadi CO2 dan menguap ke udara. Namun,
bertolak belakang dengan karbon, kandungan nitrogennya justru berlimpah.
Jika C/N rasio telah mencapai angka 12 20 berarti unsur hara yang terikat
pada humus telah dilepaskan melalui proses mineralisasi sehingga dapat
digunakan oleh tanaman. Pernyataan proses di atas dapat menjawab pertanyaan
mengapa tanaman justru tampak seperti kekurangan unsur hara setelah
diberikan kompos yang belum terurai sempurna. Sampai dengan proses
penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah
untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu disarankan untuk menambah
pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum terurai sempurna terpaksa
digunakan. Kandungan unsur hara kompos sebagai berikut:
Nitrogen 0,1
0,6%
Fosfor 0,1 0,4%
Kalium 0,8 1,5%
Kalsium 0,8 1,5%
Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab,
gembur, dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Kompos ibarat
multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan
tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur
tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan
meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah.
Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan
penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap
unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan
kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk
dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih
segar, dan lebih enak. Kompos memiliki banyak manfaat bagi tanaman yaitu:
meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah,
meningkatkan kapasitas serap air tanah, meningkatkan aktivitas mikroba tanah,
meningkatkan kualitas hasil panen ( rasa, nilai gizi dan jumlah panen),
menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman, menekan
pertumbuhan/seranggan penyakit pada tanaman, meningkatkan
retensi/ketersedian hara didalam tanah. Adapula manfaat kompos dalam bidang
ekonomi, yaitu: menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah,
mengurangi ukuran/volume limbah, memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada
bahan asalnya. Sedangkan manfaat dalam aspek lingkungan sebagai berikut:
mengurangi usaha polusi udara karena pembakaran limbah, mengurangi
kebutuhan lahan untuk penimbunan. 2.2.2.
Pupuk Kandang Pupuk
kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk
kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara
penampungan pupuk kandang. Penambahan pupuk kandang dapat
meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian. Hal ini disebabkan tanah lebih
banyak menahan air sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap
oleh buluh akar. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang
sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro
yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang,
misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. Pupuk kandang banyak mengandung
mikroorganisme yang dapat membanru pembetukan humus di dalam tanah dan
mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk
kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan
tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk
lain. Tabel 11 menunjukan pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki
kandungan unsur hara yang lebih besar dari pada jenis ternak yang lain.
Penyebabnya adalah kotoran padar pada unggas tercampur dengan kotoran
cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi dari
pada kotoran padat. Tabel 11. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk
kandang Jenis ternak N (%) P2O5 (%) K2O (%) Ayam 1,7 1,9 1,5 Sapi 0,3 0,2 0,3
Kuda 0,4 0,2 0,3 Domba 0,6 0,3 0,2 Sumber: Hardjowigeno, 1995 Sebelum
digunakan pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan
demikian, kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio. Pupuk
kandang yang banyak mengandung jerami memiliki C/N rasio yang tinggi
sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menyelesaikan proses penguraiannya. Contoh pupuk kandang yang banyak
mengandung jerami, antaralain: pupuk kandang dari sapi, kerbau, atau babi.
Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin.
Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung
cepat sehingga terbentuk panas, misalnya pupuk kandang dari kuda, kambing,
domba, ayam. Sedangkan pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N rasio yang tinggi
menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas,
misalnya pada sapi, kerbau, dan babi. Ciri ciri pupuk kandang yang baik dapat
dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yakni berwarna kehitaman, cukup
kering, tidak mengandung dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah
C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya
relative stabil. Efek kelebihan pupuk kandang akan menimbulkan pencemaran
nitrat (NO3-) dan ammonia (NH3+) sehingga menyebabkan eutrofikasi
(eutropication). Di samping itu sering pula tidak tersedia bagi tanaman, karena
diserap oleh mikroorganisme untuk kebutuhan hidupnya. Keuntungan pemakaian
pupuk kandang antara lain: 1.
Dapat memperbaiki kesuburan fisika tanah
melalui perubahan struktur dan permeabilitas tanah. 2.
Dapat memperbaiki
kesuburan kimia tanah karena mengandung unsur N, P, K, Ca, Mg, dan Cl. 3.
Dapat meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah yang berarti meningkatkan
kesuburan biologis. 4.
Dalam pelapukannya sering mengeluarkan hormon
yang merangsang pertumbuhan tanaman, seperti: auxin, gibberellin dan
cytokinin. 2.2.3.
Mikroba Penyubur Tanah Kemajuan ilmu mikrobiologi
tanah telah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang bermanfaat dan
mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas ini kemudian
disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan dan memberi dampak
positif bagi kesuburan tanah. Mikroba tanah yang ada di pasaran diantaranya
bakteri dan jamur decomposer yang berfungsi mempercepat pelapukan bahan
organik, bakteri pelarut fosfat, dan bakteri pengikat nitrogen dari udara. Mikroba
membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang biak sehingga hasil aplikasi
mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman. Jumlah mikroba
yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang karena faktor
cuaca. Aplikasi mikroba sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu
sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan yang biasa dipakai untuk
menyemprot pestisida. 2.2.4.
Pupuk Hijau Pupuk hijau adalah bagian dari
tanaman yang masih hidup dan diberikan pada tanaman. Pupuk hijau terbuat
dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis
tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacangkacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat
menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan
mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Tujuan
pemupukan hijau:
Mempertinggi kandungan bahan organik dalam tanah,
sebagai pengganti yang telah habis diserap oleh tanaman, selama periode
pengolahan tanah.
Mengurangi leaching selama periode kosong antara
dua objek agronomi yang dikelola.
Menambah nitrogen apabila yang
dijadikan pupuk hijau.
Mengurangi erosi vertical.
Mengurangi
penyakit akar pada kapas terhadap phymatotrichum. Keuntungan penggunaan
pupuk hijau antara lain: a.
Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah
serta infiltrasi air b.
Mencegah adanya erosi c.
Dapat membantu
mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika
ditanam pada waktu tanah bero. d.
Sangat bermanfaat pada daerah-daerah
yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk anorganik. Namun pupuk hijau juga
memiliki kekurangan yaitu: tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu,
tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan
tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit dapat
menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal tempat, air dan hara
pada pola pertanaman tumpang sari. 2.2.5.
Pupuk Seresah Pupuk seresah
merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah
tidak terpakai. Misal jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol
jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena
pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan
tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya: a.
Dapat
menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan
b.
Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut
dan terbawa air c.
Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan
aliran permukaan d.
Menjaga tekstur tanah tetap remah e.
Menghindari
kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan f.
Memperlancar kegiatan
jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus.
2.2.6.
Pupuk Cair Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat
berbentuk cair seperti: pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah di
manfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan
tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.
Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan
perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air
rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair. 2.2.7.
Guano (Kotoran
Kelelawar) Jenis pupuk ini mengandung unsur hara yang lebih lengkap
dibandingkan dengan pupuk organik lainnya. Hal ini disebabkan kotoran
kelelawar mengandung biji bijian. Namun, harga pupuk ini relatif lebih mahal
dibandingkan dengan pupuk organik lainnya. Untuk menekan biaya, aplikasi
pupuk guano umumnya dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk kompos.
Perbandingan kandungan unsur hara yang terdapat pada kotoran kelelawar