Professional Documents
Culture Documents
Anatomi Fisiologi
Regio neuroepitel
olfaktorius
Lanjutan...
Korteks olfaktorius
ANOSMIA ????
Definisi
Anosmia merupakan suatu
tidak adanya/hilangnya
sensasi penciuman, dalam
hal ini berarti hilangnya
kemampuan mencium atau
membau dari indera
ketidakmampuan seseorang
mencium bau. Anosmia bisa
berupa penyakit yang
penciuman. Hilangnya
sensasi ini bisa parsial
ataupun total (Amsyar,2007).
Etiologi
1. Defek konduktif
a. Proses inflamasi / peradangan.
b. Adanya massa / tumor.
c.Abnormalitas development (misalnya
ensefalokel, kista dermoid).
d.Pasien pasca laringektomi atau
trakheotomi. (Kris, 2008).
2.Defek sentral / sensorineural
a.Proses infeksi / inflamasi
b.Penyebab congenital menyebabkan
hilangnya struktur syaraf.
c.Trauma kepala, operasi otak atau
perdarahan subarachnoid
Lanjutan.....
3. Faktor resiko
a. Proses degenerative patologi (penyakit
Parkinson, Alzheimer)
b. Proses degenaratife normal (penuaan)
c. Lingkungan
d. Perokok
e. Pencemaran bahan kimia
f. Cuaca
g.Virus bakteri pathogen
h. Usia: Dengan bertambahnya usia seseorang
jumlah neuron olfaktorius lambat laun akan
berkurang sehingga mengurangi daya penciuman.
i. Jenis kelamin: Perempuan lebih beresiko
menderita anosmia karena jumlah bulu hidung
relative lebih sedikit daripada pria dan imunitas
Manifestasi Klinis
Berkurangnya kemampuan dan
Klasifikasi Gangguan
Penghidu
Kemampuan penghidu normal didefinisikan sebagai
normosmia. Gangguan penghidu dapat berupa:
Anosmia yaitu hilangnya kemampuan menghidu.
Agnosia yaitu tidak bisa menghidu satu macam odoran.
Parsial anosmia yaitu ketidak mampuan menghidu beberapa
odoran tertentu.
Hiposmia yaitu penurunan kemampuan menghidu baik
berupa sensitifitas ataupun kualitas penghidu.
Disosmia yaitu persepsi bau yang salah, termasuk parosmia
dan phantosmia. Parosmia yaitu perubahan kualitas sensasi
penciuman, sedangkan phantosmia yaitu sensasi bau tanpa
adanya stimulus odoran/ halusinasi odoran.
Presbiosmia yaitu gangguan penghidu karena umur tua.
(Wrobel, 2005)
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
a. Biopsi neuroepitelium olfaktorius.
b.CT scan
c.MRI kepala
2. Pemeriksaan pencitraan.
3. Pemeriksaan kemosensoris penghidu.
a.Tes UPSIT (University of Pennsylvania Smell
Identification).
b. Tes The Connectitut Chemosensory Clinical Research
Center (CCCRC).
c. Tes Odor Stick Identification Test for Japanese (OSITJ).
d. Pemeriksaan elektrofisiologis fungsi penghidu
e. Biopsi neuroepitel olfaktorius.
Lanjutan
f. Tes Sniffin Sticks.
Sniffin sticks
equipments
Pengujian sniffin
sticks
Sniffin sticks
package
Penatalaksanaan
Drugs
Antibiotics, decongestants, antihistamines.
Surgery
Penatalaksanaan parosmia
Beri support dan yakinkan pasien
PENGKAJIAN
Anamnesa
Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, status, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat, dx medis,
Keluhan utama :
Kehilangan sensasi pembauan
Riwayat penyakit sekarang :
Klien merasakan buntu pada hidung dan nyeri kronis pada hidung,
kehilangan sensasi pembauan.
Riwayat penyakit dahulu:
Klien memiliki riwayat penyakit sinusitis, rhinitis alergi, serta
riwayat penyakit THT. Klien pernah menderita penyakit akut dan
perdarahan hidung atau trauma. Selain itu, klien pernah menderita
sakit gigi geraham.
Riwayat penyakit keluarga:
Dari anggota keluarga klien ada yang menderita penyakit seperti
klien.
Riwayat psikososial
Intrapersonal : klien merasa cemas akibat nyeri kehilangan sensasi
pembauan.
Interpersonal : gangguan citra diri yang berhubungan dengan
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi.
Inspeksi (melihat) keadaan hidung apakah ada kelainan :
Apakah ada peradangan / iritasi selama rhinitis /
sinusitis.
Kelaianan konginetal.
Furonkulosis (bisul).
Proses infeksi disekitar hidung.
Kekeringan pada selaput lendir.
Sering bersin-bersin.
Obstruksi nasal.
Sekret pada hidung encer, mukopurulent atau purulent.
Apakah polip.
Lanjutan......
Diagnosa Keperawatan
Resiko cidera
Hipertermia berhubungan dengan proses
inflamasi.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menurunnya nafsu makan.
Ansietas behubungan dengan kurang
pengetahuan tentang prognosis penyakit.
Defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya informasi.
INTERVENSI
TERIMAKASIH