Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan kurang gizi pada bayi dan balita disebabkan karena
kebiasaan pola pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat,
ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan pada bayi serta adanya
kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung
menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak,
khususnya pada anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)
Prevalensi sangat kurus pada anak balita secara nasional tahun 2013
masih
cukup
tinggi
yaitu
5.3%,
meskipun
terdapat
ASI yaitu hasil pengolahan pabrik dan yang diolah di rumah tangga
(Depkes, 2013).
Berdasarkan Survai Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)2012
yang mengumpulkan data tentang pemberian makanan pada bayi untuk
semua anak terakhir yang dilahirkan ibu dalamkurun waktu dua tahun
sebelum survey bahwa hanya 27 %bayi umur 4-5 bulan mendapat ASI
ekslusif (tanpa tambahan makanan atau minuman lain selain ASi)8 %bayi
pada umur yang sama diberi susu lain dan 8 %diberi air putih. Pemberian
ASI eksklusif kepada bayi berusia 4-5 bulan dalam SDKI 2012 lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 (masing-masing 27 %dan
17 %).
Status gizi adalah salah satu indikator kesehatan yang penting dalam
penilaian statuskesehatan masyarakat untuk mencapai status gizi yang
baik tidak mudah, ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi status
gizi sepertiekonomi, pengetahuan orang tuadan sosial budaya (Almatsier,
2001).
Makanan pendamping ASI disesuaikan dengan perkembangan dan
pertumbuhan bayi menurut umur bayi apabila pemberian makanan
tambahan diberikan kurang dari 6 bulan mengakibatkan dampak negatif
terhadap kesehatan bayi seperti penurunan berat badan balita, bayi
menjadi mudah terkena penyakit pada saluran pencernaan seperti bayi
mudah diare bahkan dapat meningkatkan angka kematian bayi (Istiany,
2013). Tingkat pendidikan ibu menjadi salah satu indikator untuk
mengetahui tingkat pengetahuan gizi ibu, semakin tinggi tingkat
pendidikan ibu maka semakin mudah bagi ibu untuk memahami
informasi
giziyang
didapatkan
dibandingkan
dengan
ibu
yang
Puskesmas.
Untuk mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui
APGAR.
Untuk mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui
SCREEM.
Untuk mengidentifikasi faktor keturuna pasien melalui Genogram
Untuk mengindentifikasi faktor pelayanan kesehatan yang tersedia
Untuk mengidentifikasi perilaku pasien sebagai penderita gizi
kurang.
Untuk mengidentifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial-ekonomi,
dsb.)
D. Manfaat
1. Manfaat bagi Pasien dan Keluarganya
keluarganya
Dapat meningkatkan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pada
pasien.
Dapat meningkatkan kepuasan pasien untuk mendapat pelayanan
semaksimal mungkin.
2. Manfaat bagi Pelayanan Kesehatan
Memudahkan pelayanan kesehatan dalam mewujudkan program
BAB II
HASIL KUNJUNGAN
A. Identifikasi pasien
1. Identitas Pasien
Nama
:An. M.D
Umur
:2 tahun
Jenis kelamin
:Laki-laki
Pekerjaan
:Belum bekerja
Pendidikan
:Belum Sekolah
Agama
:Islam
Alamat
Suku
:Jawa
Riwayat Imunisasi
: lengkap
Riwayat alergi
pasien
d. Riwayat Obat
Pasien minum obat dari puskesmas jika terserang penyakit
seperti gatal, diare, dan pasien mendapat susu dan vitamin dari
puskesmas tiap 10 hari sekali
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
aktif
h. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah anak ke pertama dari Tn H, dimana anak hasil
dari pernikahan kedua Ny S ibu pasien, ayah An D adalah seorang
kuli batu, setiap harinya digaji 80.000 jadi sebulan gaji ayah pasien
240.000,00. Gaji yang diperoleh digunakan untuk biaya sekolah
anak dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari,
sehingga ayah pasien dan keluarga harus sering mengirit.
Kondisi tempat tinggal pasien termasuk tidak sehat. Pasien
tinggal sekamar dengan ibu, ayah dan kakaknya, dengan
menggunakan tempat tidur berukuran 120 cm. Ventilasi di kamar
pasien tergolong kurang. Hanya ada satu jendela dibagian samping
dengan ukuran 1 meter x 0,5 meter. Terdapat 1 kamar mandi di
36,5 oC
Tensi :
100/80 mmHg
8,3 kg
TB
73 cm
IMT =
BB
= 8,3 = 19,53
(TB)2 (0,73) 2
BMI 18,5 23,9
= Normal
BMI 25 26,9
BMI 27
= Obesitas
Status gizi
gizi kurang
c. Kulit
Warna
Kepala
:SIC II LPSD
Fungsi Vegetatif
Fungsi Sensorik
Fungsi motorik
p. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran
Afek
: appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk :realistik
Insight
isi
arus
:koheren
: baik
4. Diagnosis
Anak dengan gizi kurang
B. APGAR SCORE
1. ADAPTATION
Pasien belum dapat dilibatkan dalam memecahkan masalah dalam
keluarga berhubung usia pasien masih terlalu kecil untuk tahu masalah
di dalam keluarganya.
Orang tua pasien selalu memberikan motivasi dan dukungan pada
pasien terutama ketika pasien sakit dan harus mendapat pengobatan
teratur seperti setiap 10 hari harus pergi ke puskesmas untuk
memantau berat badan pasien. Akan tetapi sejauh ini penyakit pasien
tidak terlalu mengganggu orang tua pasien.
2. PARTNERSHIP
An. D adalah anak kedua dari Tn H, sehingga kesembuhan An. D
sangatlah penting untuk keluarga. Setiap masalah yang dihadapi oleh
keluarga pasien tidak selalu di diskusikan oleh orang tua pasien untuk
mencari penyelesaian dari masalah tersebut.
3. GROWTH
Walaupun An D sedang sakit tapi orang tua pasien mengaku tidak
terlalu mengganggu keaktifan pasien, pasien masih bisa aktif bermain
dengan sekelilingnya, pasien masih belajar untuk berbicara hanya beberapa
kata yang baru di katakan pasien seperti bapak.
4. AFFECTION
Hubungan kasih sayang antara pasien dan keluarganya terbilang cukup
baik, walau pun dalam keadaan sakit pasien tetap mendapat perhatian penuh
oleh keluarganya.
5. RESOLVE
An. D masih dapat sering menghabiskan waktu bersama keluarganya
terutama ibu pasien yang selalu mearawat pasien di rumah dan ke
puskesmas.
APGAR Tn. MT Terhadap Keluarga
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P
C. SCREEM
SUMBER
PATHOLOGY
KET
Sosial
Cultural
Religius
Ekonomi
Edukasi
Medical
D. Genogram
Alamat lengakap : Desa Prasung Tambak RT 10/RW 04
Bentuk keluarga : Nuclear family
Diagram 1. Genogram Keluarga An. M.D
A
III
II
Keterangan :
A
: Ayah pasien
: Ibu pasien
Ii
III
: pasien
An. D GIZI
KURANG
Faktor
Lingkungan:
Sosial
Ekonomi
bawah.
Lingkungan
rumah yang
padat dan
Faktor Pelayanan
Kesehatan:
Faktor Perilaku:
Ibu belum
menerapkan
penuh tentang
MP-ASI dan
gizi seimbang
Edukasi kurang
mengenai gizi
seimbang
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Permasalahan yang ditemukan
1. Masalah aktif :
a. Gizi kuang
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta
menghasilkan energi. (Proverawati, 2009)
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan
atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan,
aktivitas
berfikir
dan
semua
hal
yang
konsumsi
pangan,
peningkatan
status
sosial
ekonomi,
f)
kebutuhan
keanekaragaman
tubuh, dengan
atau
variasi
memerhatikan
makanan,
aktivitas
prinsip
fisik,
Penyelesaian :
c. Sosial Ekonomi bawah.
Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk di
sejumlah wilayah di tanah air disebabkan ketidaktahuan orang
tua akan pentingnya gizi seimbang bagi anak balita yang pada
umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang rendah serta
faktor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi bisa disebabkan oleh
terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya
tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial
ekonomi yaitu kemiskinan. Faktor karakteristik keluarga yang
menjadi pertimbangan dan dapat mempengaruhi hasil adalah
pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan ibu. (Rahardjo,
2012)
Penyelesaian :
Memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mendapatkan gizi
seimbang walaupun dengan pendapatan yang minim.
d. Lingkungan rumah yang padat dan kurang bersih
Masalah gizi timbul tidak hanya karena dipengaruhi oleh
ketidak seimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi
oleh penyakit infeksi. Masalah kesehatan lingkungan merupakan
Masalah
M
Efektivitas
I
Efesiensi
C
Hasil
P = MxIxV
C
26,7
20
ekonomi
7,2
Lingkungan rumah
20
Edukasi kurang
mengenai gizi
seimbang
Ibu
belum
menerapkan penuh
tentang
MP-ASI
Sosial
rendah
yang
padat
dan
kurang bersih
Keterangan :
P
: Prioritas jalan keluar
M
: Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini
I
V
C
Kegiatan
Sasaran
Target
Volume
Kegiatan
Pembentukan
Tim
Kader
puskesm
as
Terbentuk
kader
2
kali
seminggu
Penyusunan
Kader
dan
tenaga
puskesm
as
Terbentuk
rencana
program
edukasi
2
kali 1. melatih kader
seminggu
tentang edukasi
gizi seimbang
2. memberikan
materi
mengenai gizi
seimbang
Pelaksanaan
kader
Terlaksana
Sebulan 2 1. melakukan
program
kali
kunjungan ke
edukasi gizi
rumah-rumah
seimbang
2. mempromosika
kepada ibu
n lewat
dengan anak
posyandu dll
balita
3. melakukan
penimbangan
BB, TB pada
Rincian Kegiatan
Lokasi
Pelaksanaan
Tenaga
Pelaksanaan
Jadwal
puskesmas
Tenaga
puskesmas
khusunya
program gizi
Selasa dan
jumat
puskesmas
Kader
terpilih
1. Memilih kader
Posyandu,
kader
puskesmas,
rumah warga,
balai desa
Minggu
pertama
dan ketiga
Kebutuhan
Pelaksanaan.
1. Konsumsi
2. Alat tulis
3. laptop
1.
2.
3.
4.
laptop
lcd
konsumsi
alat tulis
1. timbangan,
pengukur
tinggi badan
2. konsumsi
3. alat tulis
4. lcd
5. laptop
6. mix
balita
4. mengajarkan
cara mengelola
makanan yang
memenuhi gizi
seimbang
dengan
keuangan yang
minim
5. mengajarkan
cara
menyimpan
makanan yang
baik
4
Evaluasi
Kader
1.Penurunan
Sebulan
angka balita sekali
gizi kurang
2.Meningkatka
n
pengetahua
n
ibu
tentang gizi
seimbang
3.Ibu-ibu dapat
menerapka
1. Pengumpulan
laporan balita
dengan gizi
baik, kurang,
dan rendah
2. Mencari
kendala dalam
melaksanakan
program
edukasi
Puskesmas
Kader
dan Hari jumat
tenaga
mnggu ke
puskesmas
empat
1.
2.
3.
4.
Konsumsi
Lcd
Laptop
Alat tulis
n
dlm
kehidupan
sehari-hari
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Segi Biologis :
2.
Segi Psikologis :
3.
Segi Sosial :
4.
B. Saran
1. Untuk masalah medis (Gizi kurang) dilakukan langkah-langkah :
Kuratif
DAFTAR PUSTAKA
16. Kukuh Rahardjo,. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
17. Mitayani,. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : Tim.
18. Nursalam,. 2011. Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
19. Profil Data Kesehatan RI,.2011. Prevalensi Status Gizi Balita
Berdasarkan Berat Badan per Umur (BB/U). Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
20. Profil Dinas Kesehatan Jombang,. 2012. Status Gizi Balita Menurut
Jenis Kelamin. Dinas Kesehatan Jombang.
21. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,. 2011. Status Gizi
Masyarakat. Dinas Kesehatan Jawa Timur.
22. Rahayu Widodo,. 2010. Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat Pada
Anak. Jakarta : EGC.
23. Soediyono Reksoprayitno,. 2009. Ekonomi Makro. Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi (BPFE) : UGM.
24. Soekidjo Notoatmodjo,. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta
: Rineka Cipta.
25. Sunita Almatsier,. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia.
26. Supariasa,. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
27. Syafrudin,. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.
28. T. Gilarso,. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta :
Kanisius, edisi 5.
29. Waryana,. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.