You are on page 1of 17

2.

1 Asuhan Keperawatan Diabetes Insipidus


Pengkajian Keperawatan
a. Data Klien
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan,

pekerjaan,

suku/bangsa,

alamat,

jenis

kelamin,

status

kemih

yang

perkawinan, dan penanggung biaya.


b. Riwayat Sakit dan Kesehatan
1) Keluhan utama.
Biasanya pasien

merasa

haus, pengeluaran

air

berlebihan, sering keram dan lemas jika minum tidak banyak.


2) Riwayat penyakit saat ini
Biasanya pasien mengalami poliuria, polidipsia, nocturia, kelelahan,
konstipasi
3) Riwayat penyakit dahulu
Biasanya pasien pernah mengalami cidera otak, tumor, tuberculosis,
aneurisma/penghambatan arteri menuju otak, hipotalamus mengalami
kelainan fungsi dan menghasilkan terlalu sedikit hormone antidiuretik,
kelenjar hipofisa gagal melepaskan hormon antidiuretik kedalam aliran
darah, kerusakan hipotalamus/kelenjar hipofisa akibat pembedahan dan
beberapa bentuk ensefalitis, meningitis.
4) Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada
hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga
dengan diabetes insipidus.
5) Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Mengkaji

perubahan

kepribadian

dan

perilaku klien, perubahan

mental, kesulitan mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan


hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya
perubahan peran.

c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Pasien tampak kesakitan karena nyeri yang ada pada abdomen bagian
kanannya
2) TTV
Suhu : 380C, TD : 90/60 mmHg, Nadi : 80x/menit, dan RR : 20x/menit

d. ROS : REVIEW OF SYSTEM


Pemeriksaan fisik pada klien dengan diabetes insipidus meliputi
pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum,
pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4
(Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
1) Pernafasan B1 (Breath)
- Inspeksi : frekuensi nafas normal (20/menit), Bentuk dada simetris,
penggunaan otot bantu napas tidak tampak.
- Perkusi : sonor/redup.
- Palpasi : gerakan thorak simetris
- Auskultasi : suara napas resonan, tidak ada bunyi yang menunjukkan
gangguan.
2) Kardiovaskuler B2 ( Blood)
- Inspeksi : (-) peningkatan JVP,(-) tanda cyanosis
- Perkusi : Perkusi untuk menentukan letak jantung (jantung pada batas
kanan di intercosta 6, atas intercosta 2, kiri intercosta 8, bawah
intercosta 4/5) untuk mengetahui terjadinya kardiomegali.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada letak anatomi jantung.
- Auskultasi : Irama jantung regular, tidak ada bunyi jantung tambahan,
TD : 90/60 mmHg,Nadi : Bradikardi
3) Persyarafan B3 ( Brain)
Pasien tidak mengalami Pusing, orientasi baik, tidak ada
perubahan pupil, kesadaran kompos metis dengan skala GCS = 15,
reflek motorik penilaian 6,reflek pada mata pada penilaian 4,reflek
Verbal pada penilaian 5.

4) Perkemihan B4 (Bladder)
Biasanya terjadi penurunan pembentukan hormon ADH sehingga
intensitas untuk berkemih semakin banyak untuk tiap harinya.Output
yang berlebih (frekuensi BAK 6x/hari) apalagi pada malam hari
(nokturia).
5) Pencernaan B5 (Bowel)
Pada

penurunan

pembentukan

hormon

ADH

ini

juga

menyababkan Klien menjadi dehidrasi jadi sistem pencernaan juga


terganggu. Pada Px diare terjadinya peningkatan bising usus dan
peristaltik usus yang menyebabkan terganggunya absorbsi makanan
akibatnya gangguan metabolisme usus, sehingga menimbulkan gejala
seperti rasa kram perut, mual, muntah.
6) Muskuloskeletal / integument B6 (Bone)
Biasanya turgor kulit menurun(pucat) dan muncul keringat dingin dan
lembab.
e. Pemeriksaan Penunjang
Berikut adalah hasil dari pemeriksaan penunjang yang dilakukan
pada diabete mellitus:
-

Gula darah acak didapatkan 160 mg/dl Gula darah acak normal 120-140
m/dl

Water Deprivation Test guna untuk menurunkan frekuensi yang berlebih

Osmolalitas urin 50-150 mosmol/L (n= 300-450 mosmol/L)

Osmolalitas plasma >295 mosmol/L (n= <290 mosmol/L)

Urea N: <3 mg/dl.(normal= 3 - 7,5 mmol/L)

Kreatinin serum: 75 IU/L. (n= <70 IU/L)

Bilirubin direk: 0,08 mg/dl. (n= 0,1 - 0,3 mg/dl)

Bilirubin total: 0,01 mg/dl. (n= 0,3 1 mg/dl)

SGOT: 38 U/L. (n= 0 - 25 IU/L)

SGPT: 18 U/L. (n= 0 - 25 IU/L)

(Capernito, Lynda Juall. 2007; Talbot, Laura, dkk.1997)

Analisa Data
No.

Data

Etiologi

Masalah
Keperawatan

1.

DS :
- Mengatakan
badannya

haus,
terasa

Faktor risiko dan etiologi

Kekurangan

dan

volume

lesu

Kekurangan ADH

cairan

(kelemahan),

Penurunan permebilitas epitel


duktus pengumpul pd ginjal

DO :

terhadap air

- Intake= <2500 cc/hr

- Output= 3000 cc/hr

Reabsorbsi air menurun

- IWL = 500 cc/hr


- Turgor kulit buruk.
- Peningkatan konsentrasi
urin
- Turgor kulit menurun
- Kulit kering
- Nadi meningkat
- Membrane mukosa kering

Air banyak dibuang melalui urin

Jumlah urin meningkat dan encer

Poliuri

Dehidrasi ekstrasel

Kekurangan volume cairan

Analisa Data
No.

Data

Etiologi

Masalah
Keperawatan

2.

DS:

- Pasien mengatakan sering


kencing terlebih pada

Faktor risiko dan etiologi

Gangguan

eliminasi urin

Kekurangan ADH

malam hari.

Penurunan permebilitas epitel


duktus pengumpul pd ginjal
terhadap air

DO :

- Poliuria

sangat

encer

(3000cc/hr +IWL 500cc/hr),


- Dengan berat jenis 1.010,
- Osmolalitas
mosmol/L.

urin

50-150

Reabsorbsi air menurun

Air banyak dibuang melalui urin

Jumlah urin meningkat dan encer

Poliuri

Gangguan eliminasi urin

Analisa Data
No.

Data

Etiologi

Masalah
Keperawatan

3.

DS:

- Pasien mengatakan sering


kencing terlebih pada

Faktor risiko dan etiologi

Gangguan

pola tidur

Kekurangan ADH

malam hari.

- Klien mengatakan

Penurunan permebilitas epitel

tuidurnya terganggu akibat


sering bangun malam

duktus pengumpul pd ginjal


terhadap air

Reabsorbsi air menurun

DO:
- Poliuria

Air banyak dibuang melalui urin


sangat

encer

(3000cc/hr +IWL 500cc/hr),


- Dengan berat jenis 1.010,
Osmolalitas
mosmol/L.

urin

50-150

Jumlah urin meningkat dan encer

Poliuri

Nokturia

Gangguan pola tidur

Analisa Data
No.

Data

Etiologi

Masalah
Keperawatan

4.

DS:

- Pasien mengatakan tidak


tahu tentang pengobatan
dan perawatan
penyakitnya
- Cemas
- Binggung

Faktor risiko dan etiologi

Gangguan

pola tidur

Kekurangan ADH

Penurunan permebilitas epitel


duktus pengumpul pd ginjal
terhadap air

Reabsorbsi air menurun

DO :

- Klien tidak mengikuti


instruksi secara akurat

Air banyak dibuang melalui urin

Jumlah urin meningkat dan encer

Poliuri

Nokturia

Kurang terpajan iformasi

Kurang pengetahuan

Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan


No.

Tanggal Muncul

Diagnosa Keperawatan

Tanda
Tangan

1.

Kekurangan volume cairan ditandai dengan


penurunan turgor kulit, membrane mukosa
kering, kulit kering, haus.

2.

Gangguan

eliminasi

urin

berhubungan

dengan penyebab multiple ditandai dengan


sering berkemih, nokturia.
3.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan


diabetes

insipidus

ditandai

dengan

perubahan pola tidur normal, ketidakpuasan


berfungsi.
4.

Defisiensi
dengan,
dengan

pengetahuan
kurang

pajanan,

informasi

pengungkapan masalah

berhubungan
tidak

ditandai

familier
dengan

Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa keperawatan No. 1
Kekurangan volume cairan ditandai dengan penurunan turgor kulit, membrane
mukosa kering, kulit kering, haus

Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberikan intervensi pasien tidak mengalami
kekurangan cairan

Kriteria Hasil :
Pada saat intervensi indikator NOC menunjukkan skor sepertidibawah ini
NOC : Fluid Balance
No.

Indikator

1.

Turgor kulit baik

2.

Kelembababn membrane mukosa baik

3.

Fluid intake sesuai dan baik

4.

Urine output berkurang

5.

Haus berkurang

Keterangan Penilaian:
1. Selalu melaporkan
2. Sering melaporkan
3. Jarang melaporkan
4. Kadang-kadang melaporkan
5. Tidak pernah melaporkan

Intervensi NIC :
Fluid Management
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2. Monitor masukan cairan, makanan dan hitung, intake kalori harian
3. Kolaborasi pemberian IV cairan
4. Dorong masukan oral

Fluid Monotoring
1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi
2. Tentukan

kemungkinan

faktor

resiko

dari

ketidakseimbangan

(hipertermia, terapi
3. diuretik, kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati)
4. Monitor serum dan osmolaritas urine
5. Catat secara akurat intake dan output
6. Monitor membran mukosa dan turgor kulit, serta rasa haus
7. Monitor warna dan jumlah urin

cairan

Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa keperawatan No. 2
Gangguan eliminasi urin

ditandai dgn sering berkemih, nokturia berhubungan

dengan penyebab multiple

Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberikan intervensi pasien tidak mengalami
gangguan eliminasi urin

Kriteria Hasil :
Pada saat svaluasi indikator NOC melapor seperti skor dibawah ini
NOC : Urinary elimination
No.

Indikator

1.

Pola eliminasi

2.

Massa jenis urin

3.

Warna urin

4.

Frekuensi pembuangan urin

5.

Nokturia

Keterangan Penilaian:
1. Selalu melaporkan
2. Sering melaporkan
3. Jarang melaporkan
4. Kadang-kadang melaporkan
5. Tidak pernah melaporkan

Intervensi NIC :
Urinary Elimination Management
1. Monitor eliminasi urin meliputi frekuensi, kepeketan, bau, volume, dan warna
2. Identifikasi faktor yang berkontribusi terhadap episode inkontinense (obat
diuretik)
3. Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat jumlah urin yang keluar
4. Ajarkan pasien untuk minum 8 gelas air dengan makanan, diantara makan,
dan awal malam

5. Instruksikan pasien dan keluarga untuk mencatat keluaran urin


6. Kaji pasien dengan perkembangan ke toilet secara rutin
7. Batasi pemberian cairan berlebih

Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa keperawatan No. 3
Gangguan pola tidur ditandai dgn perubahan pola tidur normal, ketidakpuasan
berfungsi berhubungan dengan diabetes insipidus.

Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberikan intervensi pasien tidak mengalami
gangguan tidur.

Kriteria Hasil :
Pada saat svaluasi indikator NOC melapor seperti skor dibawah ini
NOC : Rest
No.

Indikator

1.

Jumlah tidur

2.

Pola tidur

3.

Kualitas tidur

4.

Istirahat secara fisik

5.

Istirahat secara mental

Keterangan Penilaian:
1. Selalu melaporkan
2. Sering melaporkan
3. Jarang melaporkan
4. Kadang-kadang melaporkan
5. Tidak pernah melaporkan
Intervensi NIC:
1. Tentukan pola tidur pasien
2. Monitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
3. Monitor pola tidur pasien dan catat keadaan fisik (frekuensi urin)
4. Jaga lingkungan untuk mendukung kenyamanan tidur
5. Monitor makanan dan minuman malam yang menganggu tidur
6. Instruksikan pasien menghindari makanan dan minuman malam yang
menganggu tidur
7. Kolaborasikan penggunaan obat tidur.

Rencana Asuahan Keperawatan


Diganosa Keperawatan No. 4
Defisiensi pengetahuan b/d, kurang pajanan, tidak familier dengan informasi ditandai
dengan pengungkapan masalah

Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberikan intervensi pasien dapat mengetahui
kondisi penyakitnya

Kriteria Hasil :
Pada saat svaluasi indikator NOC melapor seperti skor dibawah ini
NOC : Knowledge: Disease Process
No.

Indikator

1.

Mengetahui proses penyakit secara spesifik

2.

Mengetahui faktor penyebab dan kontribusi

3.

Mengetahui faktor resiko

4.

Mengetahui efek dari penyakit

5.

Mengetahui tanda dan gejala penyakit

6.

Mengetahui

strategi

untuk

meminimalkan

perkembangan penyakit
7.

Mengetahui komplikasi yang akan terjadi

Keterangan Penilaian:
1. Tidak mengetahui sama sekali
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan ringan
5. Pengetahuan yang sangat banyak

Intervensi NIC :
Teaching : Disease Process
1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit
yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara
yang tepat
4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang
tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat.

You might also like