Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mola hidatidosa merupakan penyakit wanita dalam masa reproduksi
antara umur 15 tahun sampai 45 tahun. Pada mola hidatidosa kehamilan tidak
berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan berkembang menjadi
keadaan patologik. Frekuensi Mola banyak ditemukan di Negara negara asia,
Afrika dan Amerika latin dari pada di Negara negara barat. Dinegara negara
barat dilaporkan 1:200 atau 2000 kehamilan dan dinegara negara berkembang
1:100 atau 600 kehamilan berisiko mola hidatidosa (Cuninngham. F.G. 2006).
Di Indonesia masalah ibu dan anak merupakan sasaran prioritas dalam
pembangunan bidang kesehatan. Angka kematian ibu merupakan salah satu
indikasi yang menentukan derajat kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu hal ini
merupakan prioritas dalam upaya peningkatan status kesehatan masyarakat yang
utama di Negara kita. Upaya kesehatan reproduksi salah satunya adalah
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil dan bersalin.
Sementara angka kematian ibu dengan kehamilan di Indonesia termasuk tinggi
di Asia. Pada setiap 2 jam terdapat satu ibu yang meninggal karena melahirkan.
Propinsi penyumbang kasus kematian ibu dengan kehamilan terbesar ialah
Papua 730 per 100.000 kelahiran, Nusa Tenggara Barat 370 per 100.000
kelahiran, Maluku 340 per 100.000 (Warta Demografi, tahun 2000, no.4).
Kehamilan mola hidatidosa adalah suatu kondisi tidak normal dari
plasenta
akibat
kesalahan
pertemuan
ovum
dan
sperma
sewaktu
1| Mola Hidatidosa
1.2RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi dari mola hidatidosa ?
2. Apakah epidemiologi mola hidatidosa ?
3. Bagaimanakah patofisiologi dari mola hidatidosa ?
4. Apakah etiologi dari mola hidatidosa ?
5. Bagaimana gejala klinis dari mola hidatidosa ?
6. Bagaimana diagnosis dari mola hidatidosa ?
7. Komplikasi apa saja yang ditimbulkan dari mola hidatidosa ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari mola hidatidosa ?
9. Bagaimana prognosis dari mola hidatidosa ?
10. Bagaiman asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan mola
hidatidosa ?
1.2 TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mahasiswa/i dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu
hamil dengan mola hidatidosa.
B. Tujuan Khusus
1. Dapat memahami defini dari mola hidatidosa.
2. Dapat mengetahui patofisiologi dari mola hidatidosa.
3. Dapat mengetahui klasifikasi, etiologi, gejala
klinis,
dan
1.4 MANFAAT
Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu memberikan informasi
kepada mahasiswa/i tentang asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
mola hidatidosa sehingga memungkinkan mahasiswa mampu memahami
dan bisa mengaplikasikan pada pasien dengan kasus tersebut.
2| Mola Hidatidosa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1DEFINISI
Mola
Hidatidosa
adalah
kehamilan
abnormal
dimana
seluruh
3| Mola Hidatidosa
memastikan dengan pasti tentang terjadinya kehamilan seperti ini tetapi ada
beberapa kecenderungan yang dialami oleh wanita yang sedang hamil anggur
(hidatidosa)
diantaranya
adalah
keguguran
dan
kurangnya
malnutrisi.
2.3PATOFISIOLOGI
Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung-gelembung berisi
cairanjernih merupakan kista-kista kecil seperti anggur dan dapat mengisiseluruh
cavum uteri. Secara histopatologic kadang-kadang ditemukan jaringan mola
pada plasenta dengan bayi normal. Biasa juga terjadi kehamilan ganda mola
adalah satu jenis tumbuh dan yang satu lagi menjadi mola hidatidosa.Gelembung
4| Mola Hidatidosa
mola besarnya bervariasi, mulai dari yang kecil sampai yang berdiameter lebih
dari 1 cm. (Mochtar. R. 1998).
Berikut gambaran patofisiologi/pathway pada mola hidatidosa :
5| Mola Hidatidosa
(gambar mola
hidatidosa / hamil anggur)
2.4 KLASIFIKASI
Berdasarkan klasifikasinya mola hidatidosa terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Mola Hidatidosa Sempurna
Villi korionik berubah menjadi suatu massa vesikel vesikel
jernih.Ukuran
vesikel
sampaibeberapa
bervariasi
sentimeter
dari
dan
yang
sering
sulit
dilihat,
berkelompok
berdiameter
kelompok
tampak
sebagai
jaringan
janin.
Terjadi
perkembangan
2.5ETIOLOGI
6| Mola Hidatidosa
Penyebab Mola belum diketahui pasti. Namun ada beberapa faktor yang
dapat menyebabkan gangguan tersebut, antar lain :
1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi
terlambat dikeluarkan.
2. Imunoselektif dari Tropoblast.
3. keadaan sosioekonomi yang rendah.
4. paritas tinggi.
5. kekurangan protein.
6. infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas.
2.6MANIFESTASI KLINIS
a. Amenorrhoe dan tanda tanda kehamilan.
b. Perdarahan pervaginam dari bercak
sampai
perdarahan
berat
usiakehamilan.
Tidak dirasakan tanda tanda adanya gerakan janin maupun ballotement
Hiperemesis,Pasien dapat mengalami mual dan muntah cuku berat.
Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke 24.
Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang merupakan diagnosa
pasti.
h. Tirotoksikosisdalam
istilah
lain
untuk hipertiroidisme,
produksi
ditandai
oleh
peningkatan
lajut
jantungyang
metabolisme,
cepattekanan
Palpasi :
a. Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba
lembek
b. Tidak teraba bagian-bagian janin dan ballotement dan gerakan
janin.
8| Mola Hidatidosa
2.8 KOMPLIKASI
Berikut beberapa komplikasi yang akan ditimbulkan dari mola
hidatidosa, diataranya yaitu :
a.
b.
c.
d.
2.9 PENATALAKSANAAN
1. Evaluasi
a. Perbaiki keadaan umum.
b.Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap
c. Memberikan obat-obatan Antibiotik, uterotonika dan perbaiki keadaan
umum penderita.
d. 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke dua untuk
membersihkan sisa-sisa jaringan.
e. Histeriktomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih dari 30
tahun, Paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu setinggi
pusat atau lebih.
2. Pengawasan Lanjutan
- Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai kontrasepsi
- Oralpil.
- Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun :
a.
b.
c.
d.
c. Laboratorium
Reaksi biologis dan imunologis :
1.
2.
3.
4.
5.
3. Sitostatika Profilaksis
Metoreksat 3x 5mg selama 5 hari.
(Cuninngham. F.G. 2006).
2.10
PROGNOSA
Risiko kematian/kesakitan pada penderita mola hidatidosa meningkat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADAIBU HAMIL DENGAN MOLA
HIDATIDOSA
3.1 Pengkajian
Dari hasil pengkajian didapatkan beberapa keluhan yang dirasakan oleh
pasien dan keluhan yang paling utama ialah rasa nyeri. Disamping itu juga ada
beberapa hasil pengkajian mengenai kondisi pasien, diantaranya :
1. Aktivitas
a. Kelemahan.
b. Kesulitan ambulasi.
2. Sirkulasi
a. Takikardia, berkeringat, pucat, hipotensi (tanda syok).
b. Edema jaringan.
11| Mola Hidatidosa
3. Eliminasi
a. Ketidakmampuan defekasi dan flatus.
b. Diare (kadang-kadang).
c. Cegukan; distensi abdomen; abdomen diam.
d. Penurunan haluan urine, warna gelap.
e. Penurunan/tak ada bising usus (ileus); bunyi keras hilang timbul,
bising usus kasar (obstruksi), kekakuan abdomen, nyeri tekan.
Hiperesonan/timpani (ileus); hilang suara pekak diatas hati (udara
bebas dalam abdomen).
4. Cairan
a. Anoreksia, mual/muntah; haus.
b. Muntah proyektil.
c. Membran mukosa kering, lidah bengkak, turgor kulit buruk.
5. Nyeri
Nyeri abdomen, Distensi, kaku, nyeri tekan.
Dibagian abdomen sendiri terdapat kejanggalan ketika diperiksa
tinggi fundus uterinya itu tidak sesuai dengan usia gestasinya. Yang
seharusnya ketika usia gestasinya itu baru menginjak 24 minggu tinggi
fundus uterinya 28-34 cm. Tapi disini didapatkan data dengan tinggi
fundus uterinya 40-43 cm.
6. Pernapasan
Pernapasan dangkal, takipnea.
3.2 Diagnosa dan Intervensi
N
O
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
(TUJUAN, KRITERIA, DAN
RENCANA TINDAKAN)
GangguanPemenuhanKebutuhanNutr Tujuan:
12| Mola Hidatidosa
isiberhubungandengan :
Ketidekseimbangan nutrisi
Kebutuhannutrisiterpenuhi
Kriteria:
- Turgor kulitbaik
- Pasientampaksegar
- Beratbadan normal
Intervensi:
-
Berikanmakanandalamkead
aanhangat
Berikanmakananlunak
Berikanmakanandalamporsi
sedikittetapisering
Berikanmakanan yang
bernilaigizitinggi
Rasional :
-
hangat
Supaya lebih gampang
untuk dikonsumsi
Supaya kondisi perut tetap
adekuat.
PotensialterjadinyaSyokHipovolemik Tujuan:
SyokHipovolemiktidakterjadi
,
ditandaidengankeluardarahpervagina
dan kekurangan volume cairan
Kriteria:
HB > 8 gram/dl
Conjungtivatidakanemis
Intervensi:
- Melekukan TTV
- Monitor pendarahantiap 30
menit
Hematokritdalambatas
normal
Kolaborasidengantimmedis
untukpemberian infuse /
transfuse darah
Tindakanoperatif.
Rasional :
-
Untuk memantau
dari pasien
Untuk mengetahui titik
biopsikososiospiritual
Suport dari perawat dan
keluarga dan pasien.
Rasional :
-
3.3 Implementasi
1. Perawat intensif mengobservasi kondisi pasien
2. Perawat memberikan suport sebagai langkah awal proses pemulihan
kondisi psikis yang terguncang dan selalu senantiasa memberikan
pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohaninya.
3. Perawat membuat tempat tidur pasien menjadi tenang, nyaman dan
menyarankan kepada keluarga pasien untuk selalu menemani pasien agar
pasien tidak merasa kesepian.
4. Perawat berkomunikasi dengan pasien tentang perkembangan kondisi
pasien.
5. Perawat selalu mencoba untuk mendekatkan diri dengan pasien guna
unutuk menindak lanjuti asuhan keperawatan selanjutnya.
3.4 Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan perawat terhadap klien sekaligus untuk
merencanakan tindakan keperawatan selanjutnya sampai perawat tersebut
memperoleh hasil yang maksimal.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh
villi Korialisnya mengalami perubahan hidrofobik. Prevalensi mola
hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Mola hidatidosa
terbagi menjadi 2 :
a. Mola hidatidosa sempurna
b. Mola hidatidosa parsial
Perdarahan pervaginaan dari bercak sampai perdarahan berat
merupakangejala utama dari mola hidatidosa. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan
Anamnesa,
Pemeriksaan
fisik,pemeriksaan
dalam,