You are on page 1of 41

DERMATITIS

Oleh : Nadia Gina


Anggraini

DEFINISI
Dermatitis adalah peradangan kulit baik
epidermis maupun dermis sebagai respon
terhadap pengaruh faktor endogen dan atau
faktor eksogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema,
papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan gatal.

Dermatitis cenderung memiliki perjalanan


yang lama atau kronis dan resitif atau
berulang.

ETIOLOGI
Luar (Eksogen)
Bahan kimia (detergen, oli)
Fisik (sinar, suhu)
Mikroorganisme (bakteri, jamur)

Dalam (Endogen)
Atopik

PATOGENESIS
Beberapa jenis dermatitis memiliki
penyebab yang diketahui, sedangkan yang
lainnya tidak.
Terutama penyakit dermatitis yang
dipengaruhi oleh faktor endogen.
Sedangkan yang diakibatkan oleh faktor
eksogen masih dapat diketahui dengan
dilakukan anamnesis dan tes pemeriksaan.

GEJALA KLINIS
Pada umumnya penderita mengeluh gatal
Stadium akut
Eritema, edema, vesikel atau bula, erosi
eksudasi sehingga tampak basah (madidans).

dan

Stadium sub akut


Eritema & edema berkurang eksudat mengering
krusta

Stadium kronis
Lesi kering, skuama, hiperpigmentasi, papul
likenifikasi erosi / ekskoriasi akibat garukan
Stadium tidak selalu berurutan

&

KLASIFIKASI
Etiologi
- Eksogen dermatitis kontak,
radiodermatitis,
dermatitis medikamentosa
- Endogen dermatitis atopi, dermatitis stasis

Morfologi dermatitis papulosa, dermatitis


vesikulosa, dermatitis madidans
Bentuk dermatitis numularis
Neurodermatitis; peradangan kronik pada kulit
yang tidak diketahui penyebabnya (umur paruh
baya).
Stadium penyakit dermatitis akut, dermatitis
kronis

DERMATITIS KONTAK
Definisi
Dermatitis yang disebabkan oleh bahan
atau substansi yang menempel pada kulit
dan menyebabkan alergi atau reaksi iritasi
Dermatitis Kontak terbagi menjadi 2, yaitu :
D.K iritan reaksi peradangan kulit non
imunologik, kerusakan kulit tanpa didahului
proses sensitisasi
D.K alergik telah mengalami sensitisasi
terhadap suatu alergen

DERMATITIS KONTAK IRITAN


Dermatitis kontak iritan
adalah suatu dermatitis kontak yang disebabkan oleh
bahan-bahan yang bersifat iritan yang dapat
menimbulkan kerusakan jaringan
Dermatitis kontak iritan dibedakan menjadi 2 yaitu
1.dermatitis kontak iritan akut (toksik kuat, asam
sulfat pekat)
2.dermatitis kontak iritan kronik (kumulatif). (ex:
sabun deterjen, larutan antiseptik )
Reaksi iritan : dermatitis iritan subklinis pada
seseorang yang terpajan
Kelainan kulit : skuama, eritema, vesikel, pustul,
erosi
Dapat sembuh sendiri hindari pajanan bahan
iritan

DERMATITIS KONTAK IRITAN


Gejala Klinis, Berikut adalah gejala klinis
berdasarkan jenis dermatitis kontak iritan:
Dermatitis kontak iritan akut lambat 12-24
jam
atau
lebih
(podofilin,
antralin,
asam
hidrofluorat )
Dermatitis kontak iritan akut segera Segera
timbul (iritan kuat, asam sulfat dan asam hidrokloid,
atau basa kuat seperti natrium dan kalium
hidroksida)
Dermatitis kontak iritan kronis Disebabkan
oleh kontak dengan iritan lemah yang berulangulang

DERMATITIS KONTAK ALERGI


Suatu dermatitis atau peradangan kulit
yang timbul setelah kontak dengan alergen
melalui proses sensitasi. Hanya mengenai
orang yang keadaan kulit sangat peka
(hipersensitif)
Dipengaruhi oleh potensi sensitisasi
alergen, derajat pajanan, dan luasnya
penetrasi di kulit.
Respons imun reaksi imunologik tipe IV,
perubahan spesifik reaktivitas pada kulit

DERMATITIS KONTAK ALERGI


Gejala Klinis
Bercak eritema berbatas tegas,
kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel
atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah
menimbulkan erosi dan eksudasi(basah).
Pada yang kronis terlihat kulit kering,
berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin jugga
fisur, batasnya tidak jelas.
Pemeriksaan lain
Uji tempel
Prick test
Scratch test

DERMATITIS KONTAK ALERGI


Uji tempel
Tempat untuk melakukan uji tempel
biasanya di punggung atau bagian luar
dari lengan atas. Bahan uji dapat berasal
dari antigen standar buatan pabrik atau
dari bahan kimia murni dan lebih sering
bahan campuran yang berasal dari rumah,
lingkungan kerja atau tempat rekreasi

DERMATITIS KONTAK ALERGI


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan uji
tempel:
1.Dermatitis harus sudah tenang (sembuh)
2.Tes dilakukan sekurang-kurangnya 1 minggu setelah
penghentian terapi kortikosteroid sistemik
3.Uji temple dibuka setelah 2 hari lalu dibaca, dan
pembacaan kedua dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7
setelah aplikasi pertama.
4. Penderita dilarang melakukan aktifitas yang dapat
melonggarkan uji tempel
5.Uji tempel dengan bahan standar jangan dilakukan pada
penderita urtikaria tipe dadakan karena dapat menyebabkan
urtikaria generalisata atau bahkan reaksi anafilaksis

DERMATITIS KONTAK ALERGI

Setelah dibiarkan menempel selama 48 jam, uji temple dilepas.


Pembacaan pertama dilakukan 15-30 menit setelah dilepas,
agar efek tekanan bahan yang diuji telah menghilang atau
minimal. Hasilnya sebagai berikut:
1 = reaksi lemah (nonvesikuler): eritema, infiltrate, papul (+)
2 = reaksi kuat: edema atau vesikel (++)
3 = reaksi sangat kuat (ekstrim): bula atau ulkus (+++)
4 = meragukan: hanya macula eritematosa
5 = iritasi: rasa seperti terbakar, pustul atau purpura
6 = reaksi negatif (-)
7 = excited skin; dipicu oleh hipersensitivitas kulit
8 = tidak di tes (NT; not tested)
Pembacaan kedua perlu dilakukan sampai 1 minggu setelah
aplikasi, biasanya 72 atau 96 jam setelah aplikasi. Pembacaan
kedua ini penting untuk membantu membedakan antara respon
alergi (crescendo/meningkat) atau iritasi (decrescendo/
menurun) dan mengidentifikasi lebih banyak lagi respon positif
allergen

DKA

DKI

Pengobatan
DKI

Hindari Pajanan bahan iritan


Sembuh sendiri Cukup diberikan
pelembab
Kortikosteroid topikal

DKA

Hindari Kontak dengan Alergen


Kortikosteroid oral dalam jangka pendek
(prednison 30 mg/hari)
Kelainan kulit dapat di kompres
Bila ringan atau sudah mereda cukup
berikan kortikosteroid topikal

DERMATITIS ATOPI
Definisi
Peradangan kulit kronis & residifis, disertai
rasa gatal
Berhubungan dengan peningkatan kadar
IgE dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita (rhinitis alergika, asma bronkial,
dermatitis atopi)
Kelainan kulit : papul gatal, ekskoriasi &
likenifikasi, distribusinya di lipatan (fleksural)

DERMATITIS ATOPI
Sampai saat ini etiologi maupun mekanisme yang pasti
DA belum semuanya diketahui, demikian pula
pruritus pada DA. Tanpa pruritus diagnosis DA tidak
dapat ditegakkan.
Rangsangan yang ringan, superfisial dengan intensitas
rendah menyebabkan rasa gatal, sedangkan yang dalam
dan berintensitas tinggi menyebabkan rasa nyeri.
Sebagian patogenesis DA dapat dijelaskan secara :
Imunologik (riwayat atopi asma bronkial, rinitis alergi)
Nonimunologik. (faktor genetik, yaitu kulit DA yang
kering (xerosis)).

DERMATITIS ATOPI
Faktor-faktor pencetus :
Makanan
Alergen hidup
Infeksi kulit
Manifestasi Klinis
bentuk infantil (2 bulan - 2 tahun)
bentuk anak (3 - 11 tahun)
bentuk dewasa. (12 - 30 tahun)

Diagnosis Dermatitis Atopi


Kriteria Mayor
Pruritus dengan Morfologi dan distribusi khas :
dewasa : likenifikasi fleksura
bayi dan anak : lokasi kelainan di daerah muka
dan ekstensor
Dermatitis bersifat kronik residif
Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya

Kriteria Minor
Xerosis Iktiosis/pertambahan garis di palmar/keatosis pilaris
Reaktivasi pada uji kulit tipe cepat
Peningkatan kadar IgE
Kecenderungan mendapat infeksi kulit/kelainan imunitas
selular
Dermatitis pada areola mammae
Keilitis
Konjungtivitis berulang
Lipatan Dennie-Morgan daerah infraorbita
Menegakkan
Keratokonus
diagnosa minimal 3
Katarak subskapular anterior
kriteria mayor dan
Hiperpigmentasi daerah orbita
3 kriteria minor
Kepucatan/eritema daerah muka
Pitiriasis alba
Lipatan leher anterior
Gatal bila berkeringat
Intoleransi terhadap bahan wol dan lipid solven
Gambaran perifolikular lebih nyata
Intoleransi makanan
Perjalanan penyakit dipengaruhi lingkungan dan emosi
White dermographism/delayed blanch

DERMATITIS ATOPI
Penatalaksanaan
Topikal
-Hidrasi kulit
-Kortikosteroid topikal anti inflamasi lesi kulit
Sistemik
-Kortikosteroid sistemik mengendalikan
eksaserbasi akut, jangka pendek
-Antihistamin
-Anti-infeksi
-Interferon
-Siklosporin

DERMATITIS NUMULARIS
Definisi
Dermatitis Numuler adalah suatu
peradangan dan ruam menetap yang
menimbulkan gatal, yang ditandai
dengan bintik berbentuk uang logam
disertai lepuhan-lepuhan kecil,
keropeng dan sisik-sisik.

DERMATITIS NUMULARIS
Etiopatogenesis
Etiologi belum diketahui pasti
Kulit cenderung kering
Stres emosional dan minuman berakohol
Gambaran Klinis
Gatal
Lesi akut vesikel dan papulovesikel (0,3 1 cm)
konfluensi /meluas ke samping membentuk coin,
eritematosa dan batas tegas
Vesikel pecah eksudasi krusta kekuningan
Predileksi : tungkai bawah, badan, lengan,
punggung tangan

DERMATITIS NUMULARIS
Pengobatan
Kulit kering pelembab / emolien
Basah (Madidans) Kompres
Topikal
- Lesi obat anti
glukokortikoid)

inflamasi

Sistemik
- Pruritus antihistamin
- Infeksi sekunder antibiotik
- Kasus berat kortikosteroid

(preparat

ter,

NEURODERMATITIS
Definisi
Neurodermatitis (Liken Simpleks
Kronis) adalah suatu peradangan
menahun pada lapisan kulit paling atas
yang menimbulkan rasa gatal. Penyakit
ini menyebabkan bercak-bercak
penebalan kulit yang kering, bersisik
dan berwarna lebihi gelap, dengan
bentuk lonjong atau tidak beraturan.

NEURODERMATITIS
Kontak mengiritasi kulit liken simpleks
kronis menahun penebalan kulit
Penyakit ini biasanya berhubungan dengan:
Dermatitis atopik
Psoriasis
Kecemasan, depresi ataupun gangguan
psikis lainnya.
Lebih banyak ditemukan pada wanita dan
biasanya timbul pada usia 20-50 tahun.

NEURODERMATITIS
Gejala Klinis
Gatal
Lesi biasanya tunggal awalnya berupa plak
eritematosa edema & eritema menghilang
bag. Tengah berskuama
menebal
likenifikasi & ekskoriasi hiperpigmentasi
batas dengan kulit normal tidak jelas
Letak lesi : scalp, tengkuk, lengan
ekstensor, pubis, lutut
Lesi berupa nodus berbentuk kubah,
permukaan mengalami erosi tertutup krusta
& skuama

NEURODERMATITIS
Pengobatan
Sistemik anti histamin
Topikal krim doxepin 5% dalam
jangka pendek (max.8 hari)
Kortikosteroid potensi kuat

DERMATITIS STASIS
Definisi
Dermatitis Stasis adalah suatu peradangan
menahun (berupa kemerahan, pembentukan
sisik dan pembengkakan) pada tungkai bawah
yang teraba hangat, yang sering meninggalkan
bekas berupa kulit yang berwarna coklat gelap
Etiilogi
Dermatitis stasis merupakan akibat dari
penimbunan darah dan cairan di bawah kulit,
sehingga cenderung terjadi pada penderita vena
varikosa (varises) dan pembengkakan (edema).

DERMATITIS STASIS
Gambaran Klinis
Tekanan vena meningkat pada tungkai
bawah pelebaran vena /varises
edema
Kulit berwarna merah kehitaman &
timbul purpura akibat ekstravasasi sel
darah merah ke dalam dermis.
Perubahan ekzematosa : eritema,
skuama, eksudasi dan gatal.

DERMATITIS STASIS
Pengobatan
Edema tungkai dinaikkan waktu
tidur & duduk
Saat
aktivitas
pakai
kaos
kaki
penyangga varises
Eksudat dikompres & setelah kering
diberi krim kortikosteroid potensi rendah
Infeksi sekunder antibiotik

DERMATITIS SEBOROIK
Dermatitis seboroik merupakan penyakit dermatosis
kronik yang sangat sering dengan karakteristik
kemerahan bersisik dan terjadi pada daerah kulit
yang mengandung kelenjar sebasea yang sebagian
besar aktif, seperti pada wajah, kulit kepala,
area presternal dan lipatan badan.
Dermatitis seboroik ringan pada kulit kepala yang
menyebabkan kerontokan, seperti ketombe.
Dermatotos seboroik generalisata terjadi apabila
terdapat kegagalan tumbuh kembang dan bila
terjadi diare pada infant harus dipikirkan ke arah
Leiners disease dengan imunodefisiensi.

Etiologi
Pasien dengan imunokompeten biasanya
herediter.
Dapat berhubungan dengan psoriasi.
Dapat terjadi pada penyakit parkinson dan
paralisis wajah.
Infeksi HIV

juga meningkatkan isidensi

terjadinya dermatitis seboroik .

Gejala Klinis Pada Bayi


1.

Secara klinis, cradle cap

muncul pada minggu ketiga


sampai minggu keempat dua
gambarannya berupa eritema
dengan skuama seperti lilin
pada

kulit

kepala.

Bagian

frontal dan parietal berminyak


dan

sering

menjadi

krusta

yang menebal tanpa eritema.

Gejala Klinis Pada Bayi


2. Dermatitis seboroik pada bayi dapat meluas ke wajah, badan,
diaper area dan daerah fleksura. glabrous (daerah lipatan dan
tengkuk)
3. Yang jarang adalah bentuk generalisata yang dikenal dengan
nama penyakit Leiner atau eritroderma desquativum.
Kelainan kulit berupa eritema universal disertai skuama yang kasar

Penatalaksanaan
Kulit kepala (Dewasa)
Shampo yang mengandung selenium sulfide, zinc
pyrithione. Ketoconazole shampo 2%.
Tar shampoos (OTC) efektif pada beberapa pasien.
Low-potency glucocorticoid solution, lotion, atau gels
dan diikuti dengan penggunaan shampoo (ketoconazole
or tar) pada kasus yang berat.
Pimecrolimus, 1% cream.

Penatalaksanaan
Infants
Pada area kepala, dapat dihilangkan dengan
kompres

olive

mengandung
hydrocortisone

oil,samphoo

bayi

ketoconazole
cream

2,5%,

yang
2%.

ketoconazole

cream 2% ,pimecrolimus cream 1%.

Penatalaksanaan
Wajah
Ketoconazole

shampoo,

2%.

Glucocorticoid

cream dan lotions: 1 atau 2.5%hydrocortisone


cream,

2%

ketoconazole

cream,

1%pimecrolimus cream, 0.03 or 0.1 tacrolimus


salep.
glucocorticoid lotions (clobetasol propionate).

Penatalaksanaan
Area mata
Usapkan lembut krusta di pagi hari dengan bola kapas
yang dicelupkan ke dalam sampo bayi yang diencerkan.
Mengandung 10% natrium sulfacetamide dalam suspensi
yang

mengandung

phenylephrine
mengandung

0,2%

(gunakan

prednisolon
dengan

glukokortikoid).

dan

hati-hati

Sodium

0,12%
karena

sulfacetamide

salap saja juga efektif, seperti 2% cream ketoconazole,


1% pimecrolimus krim, atau salap 0,03% tacrolimus

Penatalaksanaan
Daerah intertriginosa
Ketoconazole, 2%; Jika tidak dikontrol dengan
perawatan ini, cat Castellani untuk dermatitis
pada lipatan tubuh sering sangat efektif, tapi
pewarnaan adalah masalah. Pimekrolimus cream,
1%; salap tacrolimus, 0,03%.
Terapi sistemik
Dalam kasus yang parah, asam retinoat 13-cis
secara oral, 1 mg / kg, sangat efektif. Kontrasepsi
harus digunakan pada wanita usia subur.

You might also like