Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi,
(2010),
data
epidemiologi
penyakit
THT
di
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui defenisi tonsilitis
Untuk mengetahui anatomi fisiologi tonsilitis
Untuk mengetahui jenis tonsilitis
Untuk mengetahui penyebab, perjalanan penyakit, WOC tanda dan gejala
tonsilitis
1.3.5. Untuk mengetahui komplikasinya, cara pencegahan, pengobatan, penatalaksanaan medis dan pemeriksaan penunjang tonsilitis
1.3.6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari tonsilitis
1.4.
Manfaaat Penulisan
1.4.1. Untuk memberikan ilmu pengetahun mengenai tonsilitis kepada pembaca
1.4.2. Memberikan pembaca informasi terhadap penyebab, perjalanan penyakit
dan tanda gejala dari tonsilitis.
1.4.3. Agar pembaca tahu bagaimana pencegahan dan pengobatan tonsilitis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi tonsilitis
Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri berlangsung
sekitar lima hari dengan disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2006).
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman
streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus
pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000).
Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang
berulang. Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu
serangan akut kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap
membesar akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran
karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin,
R.M. 1993).
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A
streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain
atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).
2.2 Anatomi dan fisiologi
Anatomi fisiologi tonsil terdiri dari beberapa bagian. Tonsil terbentuk oval
dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang
meluas ke dalam yang meluas ke jaringan tonsil. Tonsil tidak mengisi seluruh fosa
tonsilaris, daerah kosong di atasnya dikenal
sebagai fosa supratonsilaris. Bagian luar tonsil
terikat longgar pada muskulus konstriktor faring
superior, sehingga tertekan setiap kali makan.
Walaupun tonsil terletak di orofaring
karena perkembangan yang berlebih tonsil dapat
meluas ke arah nasofaring sehingga dapat
2.
3.
Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan terletak di
belakang koana
2.
Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
3.
dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan
kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan.
Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah
satu gangguan Telinga Hidung & Tenggorokan (THT).
Kuman yang dimakan oleh imunitas seluler tonsil dan adenoid terkadang
tidak mati dan tetap bersarang disana serta menyebabkan infeksi amandel yang
kronis dan berulang (Tonsilitisbkronis). Infeksi yang berulang ini akan
menyebabkan tonsil dan adenoid bekerja terus dengan memproduksi sel-sel imun
yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan membesar dengan cepat
melebihi ukuran yang normal.
Tonsil (amandel) dan adenoid merupakan jaringan limfoid yang terdapat
pada daerah faring atau tenggorokan. Keduanya sudah ada sejak anak dilahirkan
dan mulai berfungsi sebagai bagian dari sistem imunitas tubuh setelah imunitas
warisan dari ibu mulai menghilang dari tubuh anak. Pada saat itu (usia lebih
kurang 1 tahun) tonsil dan adenoid merupakan organ imunitas utama pada anak,
karena jaringan limfoid lain yang ada di seluruh tubuh belum bekerja secara
optimal.
Macam-macam tonsilitis
Tonsilitis ada tiga yaitu :
a) Tonsilitis Akut
b) Tonsilitis Kronik
c) Tonsilitis Membranosa
1. Tonsillitis akut
Tonsilitis akut dengan gejala tonsil membengkak dan hiperemis
permukaan nya yang diliputi eksudat (nanah) berwarna putih kekuning- kuningan.
Dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
a. Tonsilitis viral
Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri
tenggorok. Penyebab paling tersering adalah virus Epstein Barr.
b. Tonsilitis Bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A stereptococcus
beta hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat, pneumococcus,
streptococcus viridian dan streptococcus piogenes.
Tonsilitis Difteri
Tonsilitis Septik
Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi
sehingga menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi
dimasak dulu dengan cara pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit
ini jarang ditemukan.
2.4 Etiologi
penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil
berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai
tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun
virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis. Biasanya
kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus
pyogenes yang menjadi penyebab terbanyak dapat juga disebabkan oleh
virus.Faktor predisposisi adanya rangsangan kronik (rokok, makanan), pengaruh
cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan higiene, mulut yang
buruk.Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet
infections). Tonsilitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh
streptokokus beta hemolitikus grup A.
a. Pneumococcus
b. Staphilococcus
c. Haemalphilus influenza
d. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.
e. Bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus.
f. Streptococcus B hemoliticus grup A
g. Streptococcus viridens
h. Streptococcus pyogenes
i. Staphilococcus
j. Pneumococcus
k. Virus
l. Adenovirus
m. ECHO
n. Virus influenza serta herpes
2.5 Patofisiologi
9. Disfagia
10. Mual
3. Sakit kepala
11. Otalgia
4. Muntah
4.
5.
6.
7.
Menurut Hembing :
1. Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit
saat menelan, kadang-kadang muntah.
2. Tonsil bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh
badan, kedinginan, sakit kepala dan sakit pada telinga.
3. Pada tonsilitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan
keluar nanah pada lekukan tonsil.
2.8 Komplikasi
Komplikasi tonsilitis akut dan kronik menurut Mansjoer, A (1999), yaitu :
1. Abses pertonsil: Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum
mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya
disebabkan oleh streptococcus group A.
2. Otitis media akut: Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba
auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat
mengarah pada ruptur spontan gendang telinga.
3. Mastoiditis akut: Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan
infeksi ke dalam sel-sel mastoid.
4. Laringitis
5. Sinusitis
6. Rhinitis
2.9 Pencegahan dan pengobatan
Pencegahan umumnya ditujukan untuk mengurangi tertularnya infeksi
rongga mulut dan tenggorokan yang dapat memicu terjadinya infeksi tonsil.
Namun ada pula beberapa cara untuk mewaspadai terjadinya tonsil tersebut.
Diantara cara pencegahan yang utama adalah selalu mencuci tangan sesering
mungkin guna mencegah penyebab mikroorganisme itu dapat menimbulkan
tonsilitis.
Pencucian tangan ini dilakukan bila yang bersangkutan akan memegang
makanan untuk masuk kedalam mulutnya. Disamping itu perlu selalu mencuci
tangan untuk menghindari infeksi tenggorokan. Pencegahan ini dilakukan kurang
14 jam setelah penderita infeksi tenggorokan mendapatkan obat antibiotik,
terutama bila penyebab itu oleh kuman. Disamping itu upayakan juga untuk tidak
meminum air, baik air putih, air teh, atau air kopi yang panas, sebab bisa
mengakibatkan terganggunya tenggorokan. Bila meminum air itu, sebaiknya
ditunggu sampai agak dingin dulu. Disamping itu usahakan pula untuk menjauhi
minuman yang mengandung alkohol atau meminum air yang bersoda atau
mengandung gas, atau yang terlalu dingin, yang dapat pula merusak selaput
tenggorokan.
demikian
tindakan
operasi
tonsilitis
tidaklah
demikian
10
2. Jangan minum air dingin, es krim, jenis makanan dan minuman yang
mengandung bahan kimia seperti pemanis buatan, pewarna buatan dsb.
3. Jangan mengkonsumsi secara berlebihan pada jenis makanan yang diolah
dengan menggunakan banyak minyak, seperti gorengan.
4. Mengkonsumsi buah dan sayur.
Utamakan konsumsi buah dalam bentuk sari buah atau buah yang sudah di
blender agar memudahkan masuk ke dalam tenggorokan serta mempermudah
komponen organ pencernaan untuk mengurai makanan.
5. Istirahat yang cukup.
6. Berkumur dengan menggunakan air putih hangat yang dicampur dengan sedikit
garam minimal 3-4 kali dalam sehari
7. Mengkompres leher dengan handuk atau kain yang sudah direndam dengan air
hangat setiap hari.
8. Diberikan terapiobat antibiotik dengan menggunakan resep dokterapabila
terjadi infeksi bakteri dan sebagai pencegahan dari infeksi.
2.10 penatalaksanaan medis
Menurut Firman S, (2006):
1.
selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk
suntikan.
2.
11
a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur
atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin
atau klindomisin.
b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid
untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.
c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi
kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.
d. Pemberian antipiretik.
2.
Perawatan Paska-bedah
a. Berbaring ke samping sampai bangun kemudian posisi mid fowler.
b. Memantau tanda-tanda perdarahan
1) Menelan berulang
2) Muntah darah segar
3) Peningkatan denyut nadi pada saat tidur
12
c. Diet
2.11
Pemeriksaan penunjang
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN TONSILITIS
Kasus:
Seorang ibu membawa anak laki-laki usia 3 tahun ke Rumah sakit dengan
keluhan demam dan sakit tenggorokan sejak 2 hari yang lalu. Anak juga mengeluh
gangguan menelan dan tidak nafsu makan. Hasil pengkajian didapatkan nyeri
skala 6 (nyeri sedang), anak tidak mau makan karena nyeri tenggorokan, terlihat
gelisah, rewel dan berkeringat. Suhu tubuh 37,6 oC , RR 28x/menit, Nadi
100x/menit, terlihat pembesaran tonsil. Hasil pemeriksaan penunjang (hapusan
tenggorok) ditemukan hasil streptococus.
A.
PENGKAJIAN
Data Klien
data anak
nama
:An.X
umur
:3 tahun
jenis kelamin :laki-laki
denyut nadi
:100x/menit
respiratory rate:28x/menit
suhu
:37,6oC
3.1.
Riwayat kesehatan
- Keluhan utama
An.X datang diantar ibunya dengan keluahan demam dan sakit tenggorokan
sejak 2 hari yang lalu. Anak juga mengeluh gangguan menelan dan tidak
nafsu makan.
- Riwayat kesehatan dahulu
Anak sudah 2 hari mengalami sakit tenggorokan.
- Riwayat kesehatan saat ini
Sebelum masuk RS ibu mengeluh bahwa An.X mengalami demam, sakit pada
leher, sakit saat menelan. Anak terlihat gelisah, rewel, berkeringat.
- Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada mengidap penyakit tonsilitis.
3.2.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Hidung
berkeringat
: simetris
14
Mulut
Kulit
ANALISIS DATA
Data Fokus
DS :
- Pasien mengeluh nyeri tenggorokan sejak
Masalah
Nyeri Akut
berkeringat
- RR : 100x/menit
DS :
- Orang tua pasien mengatakan anak demam
- Usia anak 3 tahun
Hipertermi
DO :
- Suhu tubuh 37,6oC
- Anak berkeringat
- Terlihat pembesaran pada tonsil
- Hasil pemeriksaan hapusn tenggorok
3
15
Nyeri
NANDA
Akut
NOC
b.d
pembengkakan pada
tonsil
NOC:
- Level Nyeri
- Kontrol nyeri
DS:
- Anak mengeluh nyeri
di tenggorokan
DO:
- Adanya peradangan
pada tonsil
- Skala nyeri derajat 6
- Anak terlihat gelisah,
rewel dan berkeringat
- RR 100 x/menit
Indikator:
memantau perawatan
Laporkan tanda / gejala nyeri pada
tenaga kesehatan professional
Menilai gejala dari nyeri
Gunakan catatan nyeri
NIC
Managemen nyeri
Tindakan:
Gunakan komunikasi yang terapeutik agar pasien
dapat menyatakan pengalamannya terhadap nyeri
Evaluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya
dalam menilai efektifitas pengontrolan nyeri yang
pernah dilakukan
Tentukan tingkat kebutuhan pasien yang dapat
memberikan kenyamanan pada pasien dan rencana
keperawatan
Kontrol faktor lingkungan yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan
pada
pasien
(suhu
ruangan,
pencahayaan, keributan)
Kolaborasikan dengan pasien dan tenaga kesehatan
lainnya untuk memilih dan mengimplementasikan
metoda
dalam
mengatasi
nyeri
secara
non-
farmakologi.
16
17
18
Pengobatan Panas
Tindakan :
DS:
-
Indikator
Ibu mengatakan
bahwa anak demam
sejak 2 hari yang lalu
DO:
Suhu 37,6 C
Anak berkeringat
Terlihat pembesaran
tonsil (tonsil
menggigil/kejang
- Memberikan obat antibiotik untuk mengobati
penyebab demam
- Mengompres dengan air hangat di ketiak dan dahi
- Menganjurkan klien memakai baju berbahan dingin,
meradang)
Hasil pemeriksaan
hapusn tenggorokan
ditemukan
3
streptococus
Ketidakseimbangan
nutrisi
dari
tubuh
kurang
kebutuhan
b.d
Manajemen nutrisi
Tindakan :
Indikator :
Asupan zat gizi
Mengontrol
penyerapan
makanan/cairan
dan
19
kesulitan menelan
dan anoreksia
DS:
jika diperlukan.
Memantau mual dan muntah
Mengontrol konsumsi kalori harian
Anjurkan meningkatkan intake kalori
Menunjukan bagaimana cara meningkatkan intake
kalori
20
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri
kelompok A streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan
oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004). Tonsilitis ini
terjadi jika tonsil tidak mampu lagi mengoptimalkan fungsinya sebagai
sistem pertahanan tubuh/imunitas karena bakteri yang masuk terlalu banyak.
Tonsilitis ini ditandai dengan adanya gejala demam dan membengkaknya
tonsil karena peradangan. Tonsilitis atau amandel ini terdapat 3 jenis, yaitu
tonsilitis akut, tonsilitis kronis dan tonsilitis membranosa.
4.2
SARAN
Diharapkan setelah membaca makalah ini hendaknya perawat
maupun mahasiswa keperawatan dapat memahami tentang tonsilitis dengan
mengenali gejala-gejala maupun etiologinya sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan yang benar dan tepat nantinya.
21