You are on page 1of 28

TUGAS BANGUNAN AIR

BENDUNGAN

Nama Anggota Kelompok :


Baiq Mitha Ratna D.M.

(20130110333)

Isna Dewi Aulia

(20130110334)

Adrian Firdaussi

(20130110335)

Rudi Saputra

(20130110336)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

1. Pengertian Bendungan
Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menaikkan elevasi
air, menahan laju air atau tempat untuk menjadi tampungan air yang kemudian
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Tujuan yang diharapkan dari
pembangunan bendungan adalah sebagai berikut :
a. Tempat penampung air untuk persediaan di musim kemarau, dan pada
waktu musim hujan dapat mengurangi debit banjir di hilir bendungan.
b. Tempaat pengendapan lumpur dan pasir (sedimen) yang terbawa air
sebagai hasil erosi di daerah pengaliran sungai di hulu bendungan
c. Sebagian air di waduk ini akan meresap ke dalam tanah di sekitarnya
sehingga memperbesar cadangan air tanah dan memperbesar ketersediaan
air pada musim kemarau
d. Air yang tertampung pada bendungan dapat dimanfaatkan untuk air
irigasi, PLTA, penyediaan air bersih, perikanan dan tempat rekreasi

Gambar 1. Topologi Bendungan


(Sumber : http://www.androtekno.my.id/reservoir-wikipedia-the-free-encyclopedia)

2.

Bagian-bagian Bendungan
Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
a.

Badan bendungan (body of dams)


Adalah tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air.
Bendungan umumnya memiliki tujuan untuk menahan air, sedangkan
struktur lain seperti pintu air atau tanggul digunakan untuk mengelola atau
mencegah aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air
memberikan listrik yang disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan
untuk menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.

Gambar 2. Badan bendungan


(Sumber : http://ide2gue.com/top-lokasi-lokasi-bungee-jumping-paling-ekstrim-didunia/)

b.

Pondasi (foundation)
Adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga
kokohnya bendungan.

Gambar 3. Pondasi bendungan


c.

Pintu air (gates)


Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran
baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air
adalah :
1.

Daun pintu (gate leaf)


Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat
digerakkan untuk membuka , mengatur dan menutup aliran air.

2.

Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)


Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam
beton yang digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu
sesuai dengan yang direncanakan.

3.

Angker (anchorage)

Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan
untuk menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan
muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
4. Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan
ditutup dengan mudah.

Gambar 4. Pintu air bendungan


d. Bangunan pelimpah (spill way)
Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir
yang masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan
bendungan. Bagian-bagian penting daribangunan pelimpah :
1)

Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)


Digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan
alirannya kecil tetapi debit airnya besar.

2)

Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge


carrier, flood way)

Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan antara permukaan air


tertinggi di dalam waduk dengan permukaan air sungai di sebelah hilir
bendungan. Apabila kemiringan saluran pengangkut debit air dibuat
kecil, maka ukurannya akan sangat panjang dan berakibat bangunan
menjadi mahal. Oleh karena itu, kemiringannya terpaksa dibuat besar,
dengan sendirinya disesuaikan dengan keadaan topografi setempat.
3)

Bangunan peredam energy (energy dissipator)


Digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi
energi air agar tidak merusak tebing, jembatan, jalan, bangunan dan
instalasi lain di sebelah hilir bangunan pelimpah.

Gambar 5. Bangunan spillway


e. Kanal (canal)
Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.

Gambar 6. Kanal pada bendungan


f.

Reservoir
Digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari bendungan.

f. Stilling basin
Memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater. Yaitu untuk
menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi air agar tidak
merusak tebing, jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di sebelah
hilir bangunan pelimpah.

Gambar 7. Stilling basin


7

h.

Katup (kelep, valves)


Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan
yang lebih tinggi (pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan).
Merupakan alat untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air
dengan cara memutar, menggerakkan kea rah melintang atau
memenjang di dalam saluran airnya.

i.

Drainage gallery
Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.

3.

Jenis-jenis Bendungan
Bendungan dapat dibagi menjadi 7 tipe, yaitu :
a.

Tipe bendungan berdasarkan ukurannya :


1)

Bendungan besar (large dams)


Menurut ICOLD definisi dari bendungan adalah :
1.a Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian
terbawah pondasi sampai ke puncak bendungan.
1.b Bendungan yang tingginya antara 10 m dan 15m dapat pula
disebut dengan bendungan besar asal memenuhi salah satu atau
lebih kriteria sebagai berikut:
Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m.

Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m.

Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari


2000 m/detik.
Bendungan menghadapi kesulitan - kesulitan khusus pada
pondasinya

2)

Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design).

Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)

Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan


besar di sebut bendungan kecil.
b.

Berdasarkan tujuan pembangunannya


1)

Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams)


Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan
saja, misalnya untuk PLTA, irigasi, pengendalian banjir dan
kebutuhan lain.

2)

Bendungan Serbaguna (multipurpose dams)


Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa
tujuan, misalnya PLTA dan irigasi, Irigasi dan pengendalian banjir
dll.

c.

Tipe bendungan berdasarkan penggunaannya


1)

Bendungan untuk membuat waduk (storage dams)


Adalah bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna
menyimpan air pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada
waktu diperlukan.

2)

Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams)


Adalah bendungan yang dibangun agar permukaan airnya
lebih tinggi sehingga dapat mengalir masuk kedalam saluran air
atau terowongan air.

3)

Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams)


Adalah bendungan yang dibangun untuk memperlamabat
aliran air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir besar. Masih
dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran
air bagian hilir.
Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di
daerah sekitarnya.

d.

Tipe bendungan berdasarkan jalannya air


1) Bendungan untuk dilewati air (overflow)
Adalah bendungan yang dibangun untuk dilewati air. Misalnya
pada bangunan pelimpah.
2) Bendungan untuk menahan air (non overflow dam)
Adalah bendungan yang sama sekali tidak boleh dilewati oleh
air.

e. Tipe bendungan berdasarkan konstruksinya


1)

Bendungan urugan (fill dams, embankment dams)


Adalah bendungan yang dibangun dari hasil penggalian bahan
(material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara
kimia, jadi betul-betul bahan pembentuk bendungan asli. Bendungan
ini masih dapat dibagi menjadi :
a) Bendungan urugan serbasama (homogeneous dams)
Suatu bendungan urugan digolongkan dalam type homogeny ,
apabila bahan yang membentuk tubuh bendungan tersebut terdiri
dari tanah yang hampir sejenis dan gradasinya (susunan ukuran
butirannya) hampir seragam.

Gambar 8. Bendungan urugan homogen

10

b) Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams, rockfill dams)


Adalah bendungan urugan yang terdiri atas beberapa lapisan ,
yaitu lapisan kedap air (water tight layer), lapisan batu (rock
zones, shell), lapisan batu teratur (rip-rap) dan lapisan
pengering (filter zones). Pada bendungan dengan type ini
sebagai penyangga terutama dibebankan kepada timbunan yang
kedap air.

Gambar 9. Bendungan urugan zonal


c) Bendungan urugan bersekat
Bendungan urugan digolongkan dalam type sekat (facing)
apabila pada lereng tubuh bendungan dilapisi dengan sekat tidak
lulus air (dengan kekedapan yang tinggi) seperti lembaran baja
tahan karat, beton aspal, lembaran baja tahan karat, beton aspal,
lembaran beton bertulang, hamparan plastik, susunan beton
balok, dan lain-lain.

Gambar 10. bendungan urugan bersekat

11

2)

Bendungan beton (concrete dams)


Adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan
tulangan maupun tidak. Terdapat 4 tipe bendungan beton
a) Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity dams)
Adalah bendungan beton yang didesain untuk menahan beban
dan gaya yang bekerja padanya hanya dengan berat sendiri saja.

Gambar 11. Bendungan Itaipu Brazil (bendungan beton berdasar


berat sendiri)
b) Bendungan beton dengan penyangga (concerete butress dams)
Adalah bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk
menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padanya. Banyak dipakai
apabila sungainya sangat lebar sedangkan keadaan geologinyya
baik.

12

Gambar 13. Bendungan Roseires di Sungai Nil Biru, Sudan


(Bendungan dengan penyangga)
c) Bendungan beton berbentuk lengkung (beton berbentuk busur
atau concerete arch dams) Adalah bendungan beton yang di
desain untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padaya lewat
abutmen kiri dan abutmen kanan bendungan.

Gambar 14. Bendungan Bin El Quidane el Abid Maroko (Bendungan


busur)

13

f.

Tipe bendungan berdasarkan fungsinya


1) Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)
Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu
debit air rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering
yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.
2) Bendungan pengelak (cofferdam)
Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan
pengelak pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama
menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.
3) Bendungan utama (main dam)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih
tujuan tertentu.
4) Bendungan sisi ( high level dam )
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan
bendungan utama yang tinggi puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk
membuat proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan menambah
tinggi pada bendungan utama diperoleh hasil yang sebesar-besarnya
biarpun harus menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.
5)

Bendungan di tempat rendah (saddle dam)


Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari
bendungan utama yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari
waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke daerah sekitarnya.

6) Tanggul ( dyke, levee)


Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan
bendungan utama dan di tempat yang jauh dari bendungan utama yang
tinngi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya maksimal 5
kali tingginya.
7) Bendungan limbah industri (industrial waste dam)

14

Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap


untuk menahan limbah yang berasal dari industri.
8) Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap
untuk menahan hasil galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun
berasal dari hasil galian pertambangan juga.
4. Perbedaan Bendungan Urugan dengan Bendungan Beton
a. Bendungan urugan

Gambar 15. Bendungan urugan tanah


Karakteristik bendungan urugan adalah :
1) Bendungan urugan mempunyai alas yang luas sehingga beban harus
didukung oleh pondasi per unit luas menjadi kecil. Beban yang didukung
oleh pondasi adalah berat tubuh bendungan dan tekanan hidrostatis dari air
di dalam waduk. Oleh sebab itu, bendungan urugan dapat dibangun di ats
batuan yang lapuk atau di atas alur sungai yang tersusun dari batu sedimen
dengan kemampuan daya dukung yang rendah asalkan kedepannya bisa
diperbaiki pada tingkat yang dikehendaki
2) Bendungan urugan selalu bisa dibangun dengan mempergunakan bahan
batuandan tanah yang di sekitar lokasi calon bendungan.
3) Dalam pembangunannya bendungan urugan dapat dilaksanakan secara
mekanis dengan intensitas tinggi. Peralatan yang dipilih disesuaikan
dengan sifat-sifat bahan yang akan digunakan serta kondisi lapangan
pelaksanaan.

15

Dibandingkan dengan bendungan beton, maka bendungan urugan mempunyai


keistimewaan sebagai berikut :
1) Pembangunannya dapat dilaksanakan pada hampir semua kondisi
geologi dan geografi yang ada.
2) Bahan-bahan untuk tubuh bendungan dapat digunakan batuan yang
terdapat di sekitar lokasi calon bendungan
Kelemahan tipe bendungan ini adalah tidak mampu menahan limpasan di atas
mercunya, di mana limpasan yang terjadi dapat menyebabkan longsoran pada
lereng hilir yang dapat mengakibatkan jebolnya bendungan. Karena tubuh
bendungan terdiri dari timbunan tanah atau timbunan batu yang berkomposisi
lepas, maka jebolnya bendungan umumnya disebabkan oleh hal-hal berikut :
1) Longsoran yang terjadi, baik pada lereng hulu maupun lereng hilir tubuh
bendungan
2) Terjadinya sufosi (erosi dalam atau piping) oleh gaya-gaya yang timbul
dalam aliran filtrasi yang terjadi di dalam tubuh bendungan
3) Suatu konstruksi yang kaku tidak diinginkan di dalam tubuh bendungan,
karena tidak dapat mengikuti gerakan konsolidasi dari tubuh bendungan
tersebut
4) Proses pelaksaanan pembangunannya biasanya sangat peka terhadap
pengaruh iklim. Lebih-lebih pada bendungan urugan tanah dimana
kelembaban optimum tertentu perlu dipertahankan terutama pada saat
pelaksanaan penimbunan dan pemadatannya.
b. Bendungan beton

Gambar 16. Bendungan beton


16

Karakteristik bendungan beton :


1) Tahan lama dan hampir tidak memerlukan perawatan
2) Memerlukan kondisi geologi yang baik di lokasi pembangunan bendungan
3) Pelaksanaan memerlukan ketelitian yang tinggi
Kelebihan bendungan beton dibandingkan bendungan urugan :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Mudah dalam pengerjaan bangunan bendungan


Sifat beton yang tahan lama
Memenuhi kokoh tekan yang diinginkan
Daya rembesan air kecil
Penyusutan beton kecil
Koefisien perubahan tempertur kecil
Berat jenis beton yang homogen sehingga bisa didapatkan kekuatan yang
homogen pada tubuh bendungan
8) Perubahan volume beton relative kecil
5. Perencanaan Pembangunan Bendungan
Tahapan dalam perencanaan :
1.
2.
3.
4.

Studi kelayakan pendahuluan (Pre feasibility study)


Studi kelayakan (feasibility study)
Perencanaan teknis (Detailed design)
Pelaksanaan pembangunan (Construction)

a. Studi Kelayakan Pendahuluan


Pada dasarnya kegiatan studi kelayakan pendahuluan terdiri dari :
pengumpulan data, dan pengujian data yang sudah terkumpul, selanjutnya
diadakan perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap dan
penelitian geologi di beberapa tempat. Kemudian diadakan perhitunganperhitungan teknis dan ekonomis yang masih bersifat sederhana,
penentuan lokasi proyek dan desain yang sederhana pula.
1) Pengumpulan data-data
Data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Peta-peta topografi
b. Peta-peta geologi
c. Foto udara

17

d.
e.
f.
g.

Data klimatologi
Data hidrologi
Data jaringan irigasi (pengairan)
Lain-lain (Land use, kehutanan, perkebunan, data tenaga listrik,
bangunan-bangunan lama).
2) Pengujian
Pengujian yang dimaksudkan adalah melakukan kalibrasi data-data
yang sudah terkumpul. Pada dasarnya data-data yang terkumpul
tidaklah semuanya dapat dipercaya dan langsung digunakan, sehingga
perlu dilakukan pengujian tingkat keandalannya. Pengujian dilakukan
dengan membandingkan, pemriksaan dan mencari kesamaan dari datadata yang terkumpul dengan kondissi yang sebenarnya, sehingga pada
tahap ini perlu dilakukan peninjauan ke beberapa lokasi di lapangan.
b. Studi Kelayakan
Pada tahap studi kelayakan ini diteliti kembali semua perhitungan dan
desain yang telah dibuat terdahulu, lalu melakukan pemetaan topografi
dengan skala yang lebih kecil, memasang alat-alat pengukur paramater
hidrologi dan klimatologi, serta melakukan penyelidikan geologi.
Dari data yang diperoleeh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa
bangunan terutama yang diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis
proyek. Pada tahap ini sudah dapat ditentukan lokasi proyeknya, hanya
saja untuk tipe dan letak as bendungan ,masih terdapat beberapa alternatif.
1) Penelitian topografi
Kegiatan penelitian topografi dilaksanakan dalam aareal rencana
genangan waduk, axis bendungan, tanggul dan lokasi fasilitas
bangunan serta rencana saluran pensuplai air ke areal daerah irigasi.
Lingkup kegiatan penelitian topografi akan dilakukan meliputi :
a. Pemasangan Bench Mark baru
b. Pengukuran poligon dan waterpass pada areal rencana waduk dan
daerah genangannya
c. Pengukuran situasi detail areal rencana waduk dan daerah
genangannya
d. Pengukuran profil memanjang dan melintang sungai di sekitar axis
Dam hingga batas daerah genangan
e. Pengolahan dan analisa data hasil pengukuran di lapangan

18

2)

3)

4)

5)

f. Penggambaran hasil pengukuran situasi detail, dalam daerah


genangan yang disajikan dalam bentuk peta situasi bendungan dan
daerah genangan dengan beda kontur 1 m.
Penelitian meteorologi dan klimatologi
Data yang diperoleh adalah temperatur, kelembaban, curah hujan,
angin, tekanan udara, radiassi matahari dan penguapan di suatu daerah
selama periode tertentu.
Penelitian hidrologi
Tujuan penelitian hidrologi adalah untuk mencari paramater hidrologi
yaitu besaran hujan dan debit air sebagai data masukan dalam
perhitungan saluran pengelak, bendungan utama, bangunan pelimpah ,
sedimentasi dan volume waduk.
Penelitian Geoteknik
Penelitian geoteknik dan Mekanika Tanah adalah untuk meneliti,
mempelajari, menyelidiki keseimbangan dan perubahan dari tanah,
jenis dan sifat tanah, pelapukan, zone gempa baik di lapangan maupun
di laboratorium. Data-data yang didapat dari hasil penelitian geoteknik
dan mekanika tanah tersebut akan dapat menentukan axis bendungan.
Tipe dan bahan bendungan serta parameter-parameter lain yang akan
digunakan dalam perhitungan pondasi dan stabilitas.
Perencanaan sosial ekonomi
Kegiatan penelitian sosial ekonomi meliputi pengumpulan data
sekunder sosial ekonomi untuk memberi gambaran kondisi yang ada
dalam wilayah studi. Pengumpulan data dilakukan dengan pola
pendekatan langsung pada instansi yang terkait sesuai kebutuhan data
yang diperlukan. Sehingga akan didapatkan data pada kondisi sebelum
adanya pembangunan, sebagai bahan pengembangan pada saat
pelaksanaan dan pasca proyek.

c. Perencanaan Teknis
Perencanaan teknis meliputi :
1. Analisis Hidrologi
Hasil analisis hidrologi merupakan informasi yang sangat penting
untuk pekerjaan perhitungan pendimensian dan karakteristik
bangunannya. Tanpa diketahui secara jelas sifat dan besaran
hidrologinya, maka tidak akan dapat menentukan sifat dan besaran
hidrauliknya.

19

Perancangan hidraulik bangunan diperlukan patokan rancangan


yang benar, sehingga akan mendapatkan bangunan yang berfungsi
secara optimal baik secara struktural maupun fungsionalnya.
Patokan rancangan didapatkan setelah dilakukan pemahaman
konsep-konsep dasar hidrologi dan menganalisisnya dengan
pemahaman kondisi lapangan atau daerah lokasi rencana proyek.
Analisis hidrologi yang dihasilkan dan sebagai informasi (data)
perencanaan hidraulik dari bangunan yang dibuat adalah :
a. Evapotranspirasi
b. Infiltrasi
c. Curah hujan
d. Ketersediaan air
e. Kebutuhan air
f. Debit banjir
g. Patokan rancangan
h. Volume genangan
i. Sedimentasi
2. Analisis Hidraulik
Analisis ini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mendapatkan
dimensi bangunan secara hidraulis dengan mendapatkan
parameter-parameter bangunan baik ukuran mapupun parameter
hidraulik lainnya. Adapun bangunan-bangunan yang perlu
direncanakan dalam perancangan bendungan yaitu :
a. Saluran pengelak
b. Cofferdam
c. Main bendungan
Dimensi
Dimensi bendungan merupakan ukuran ketinggian,
lebar mercu, panjang, kemiringan bagian hulu dan hilir,
tinggi jagaan, volume dari bendungan serta parameterparameter hidraulis lainnya.
Pondasi
Pondasi sebagai penahan gaya berat dari tubuh
bendungan dan gaya-gaya hidrostatik harus memenuhi
persyaratan. Persyaratan tersebut adalah mempunyai

20

daya dukung, penghambat aliran filtrasi dan tahan


terhadap terjadinya sufosi (piping)
3. Perhitungan Stabilitas
Untuk mendapatkan tingkat stabilitas dari bendungan perlu
dilakukan analisis gaya-gaya yang akan bekerja pada bendungan.

Gambar 17. Diagram gaya-gaya yang bekerja pada tubuh


bendungan
Keterangan :
W
: Berat bendungan
Hn
: Tekanan Hidrostatis
Hv
: Komponen vertikal tekanan hidrostatis
Ew
: Gaya hidrostatis akibat gempa
Ed
: Gaya inersia akibat gempa pada tubuh bendungan
U
: Gaya agkat
L
: Lebar dasar bendungan

21

4.

Bangunan Pelengkap
Operasional bendungan perlu ditunjang oleh bangunan
pelengkap agar fungsi dari bendungan dapat dicapai dengan baik.
Tanpa adanya bangunan pelengkap memungkinkan akan
membahayakan konstruksi atau bendungan tidak dapat berfungsi
dengan baik. Adapun bangunan pelengkap yang diperlukan adalah
:
a. Bangunan pelimpah
Tujuannya adalah untuk mengalirkan air banjir agar tidak
membahayakan keamanan bendungan. Dimensi dari bangunan
pelimpah perlu diperhitungkan secara matang sehingga
diharapkan dapat mengantisipasi debit banjir yang besar. Jenis
dan model bangunan pelimpah bisanya disesuaikan dengan
kondisi geologi dan tipe bendungan.
b. Bangunan penyadapan
Tujuan bangunan penyadapan adalah untu mengeluarkan air
dari bendungan dan memasukkannnya ke dalam saluran dan
mengatur debut airnya agar dapat dipakai untuk memenuhi
salah satu atau lebih keperluan yang direncanakan.
5. Penggambaran
Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas
kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk gambar dengan
skala tertentu. Penggambaran dilakukan mulai dari topografi
genangan, lokasi, denah, ptongan memanjang dan melintang
bendungan, dan detail-detail. Hasil penggambaran tersebut
merupakan informasi mengenai jenis bangunan, ukuran, dan bahan
yang akan digunakan pada pembangunannya. Sehingga akan
dijadikan dasar untuk perhitungan anggaran biaya dan bestek
dalam perencanaan proyek.
6. Analisa Ekonomi
Hasil perhitungan anggaran biaya dan informasi gambar bestek
didapatkan besaran tertentu. Hitungan ini juga dapat dijadikan
informasi pembuatan jadwal kerja (time schedule), kebutuhan
bahan dan material (material schedule)dan kebutuhan tenaga kerja
(man power schedule).

22

d. Pelaksanaan Pembangunan
Rencana pelaksanaan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga
urutan-urutan pelaksanaannya yang efektif dan tidak tumpang tindih.
Jadwal kerja yang telah dibuat dapat dijadikan pegangan dalam
pelaksanaan konstruksi di lapangan. Walaupun demikian, kondisi alam
terkadang akan merubah jadwal dan sistem sistem kerja. Sehingga
diperlukan pengawasan dan tata kerja yang disiplin.
Secara umum urutan pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan jalan
akses (acces road), pembuatan base camp dan mobilisasi, pembuatan
saluran pengelak, pembuatan cofferdam, penggalian pondasi,
penimbunan, penutupan alur sungai dan penutupan saluran pengelak.
Urutan pekerjaan tersebut berbeda untuk setiap tipe bendungan.
Program dan schedule pelaksanaan serta jenis dan kapaasitas
pekerjaam supaya disusun secara teliti yang didasarkan pada karakteristik
masing-masing pekerjaan dari setiap komponen bendungan. Juga perlu
dipertimbangkan terhadap kondisi medan pelaksanannya.
6. Tenaga Ahli dalam Perencanaan Bendungan
a. Ahli Teknik Bendungan Besar Utama
Menerapkan SMM, SMK3L, AMDAL dan peraturan perundangundangan terkait sumber daya air dan kehutanan, RUTR, rencana
induk pengembangan DAS.
Melakukan komunikasi dan koordinasi di tempat kerja.
Menetapkan rencana trase terowongan.
Melakukan studi kelayakan dan kajian data DAS, Data Vegetasi,
Data Hidrologi, Data Kependudukan di rencana lokasi bendungan
dan genangan.
Melakukan kajian geologi dan geoteknik pada lokasi rencana
tubuh bendungan dan daerah genangan.
Menentukan head (tinggi), tipe, dan fungsi bendungan.

23

Melakukan kajian hasil analisis dan perhitungan tubuh bendungan,


spillway, sadledam, saluran/terowongan pengelak, power house,
intake, penstock, perkuatan tebing, dll.
Melakukan kajian hasil studi lokasi dan pemilihan quary untuk
konstruksi tubuh bendungan.
Menentukan pondasi, tipe bendungan, gallery, tipe intake,
penstock, tipe spillway, dll.
Memeriksa gambar rencana pondasi, tubuh bendungan,, gallery,
instrumentasi, saluran pengelak, spillway, penstock, gambar detail
konstruksi, dll sesuai tipe yang ditentukan.
Mengendalikan pembangunan saluran/terowongan pengelak.
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan pondasi.
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi bendungan dan
bangunan perlengkapannya.
Melakukan

pemeriksaan

hasil

instalasi

peralataan

dan

instrumentasi bendungan.
Melakukan pengendalian pembangunan penstock, power house,
mutu konstruksi secara keseluruhan.
Melakukan penggenangan dan uji fungsi bendungan.
Membuat laporan pekerjaan.
b. Ahli Hidraulik dan Bangunan Air
Melaksanakan collecting data sekunder yang berkaitan dengan
Desain bendungan.
Melakukan evaluasi terhadap kondisi eksisting proyek dan
karakteristik yang berkaitan dengan Perencanaan.
Melakukan analisis pemodelan bendugan yang berkaitan dengan
pemilihan rencana bangunan pengendalian banjir

24

Melakukan evaluasi tehadap rancangan bangunan pengamanan


saluran dan sungai untuk menentukan konsep desain.
Ikut serta dalam penyusunan laporan.
Ikut serta dalam melakukan asistensi dan diskusi dengan direksi
pekerjaan.
c. Ahli Hidrologi
Melakukan pengumpulan data sekunder dan melakukan review
atas hasil analisis terdahulu.
Melaksanakan collecting data sekunder seperti: Data Hujan,
Klimatologi, Peta Das dan lain-lain yang berkaitan dengan analisis
hidrologi.
Melakukan kegiatan kompilasi data dan melakukan anaisis water
balance.
Menyiapkan laporan hasil analisis hidrologi beserta rekomendasi
yang diperlukan team desain.
Melakukan diskusi dengan instansi terkait dalam perumusan hasil
analisis.
Melakukan analisis data curah hujan, Dedit Racangan, data
klimatologi serta data-data peunjang lainnya yang berkaitan
dengan desain.
Menyiapkan laporan hidrologi.
Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan analisis hidrologi.
d. Ahli Fotogrametri
Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
fotogrametri serta mengumpulkan data primer.
Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam
pelaksanaan kegiatan lapangan.

25

Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan dengan


direksi pekerjaan.
Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data
serta mengarahkan team dalam penggambaran.
Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi pengukuran.
Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan interpretasi pemetaan
foto udara.
e. Ahli SIG
Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
penyusunan sistem informasi geografis untuk bendungan.
Menyiapkan program kerja SIG.
Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan dengan
direksi pekerjaan.
Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data
serta mengarahkan team dalam penggambaran.
Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi pengukuran.
Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan topografi.
f. Ahli Geodesi
Mengkoordinir kegiatan team dalam melaksanakan pekerjaan
topografi dan bathimetri serta mengumpulkan data primer.
Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam
pelaksanaan kegiatan lapangan.
Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan dengan
direksi pekerjaan.
Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data
serta mengarahkan team dalam penggambaran.
Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi pengukuran.

26

Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan topografi.

g. Ahli Planologi
Berpendidikan minimal Sarjana Strata 1 Teknik Planologi
dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun di bidang tat
kota/perkotaan. Ahli Planologi bertugas melakukan inventarisasi
kelembagaan serta kebijakan dan peraturan-peraturan serta tata
guna lahan sesuai dengan perundangan yang berlaku, dan
bertanggungjawab terhadap hasil analisanya.

27

Daftar Pustaka
http://fikirjernih.blogspot.co.id/2010/03/pengertian-bendungan.html
http://pustaka.pu.go.id/new/istilah-bidang-detail.asp?id=48
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196409101991011SUKADI/02-Penelitian/01-Perencanaan_Bendungan-Waduk.pdf
http://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/pengertian-bendungan
http://febrian-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/02/tipe-tipe-bendungan_02.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/irigasidanbangunanair/bab7bendungan.pdf
http://www.uraiantugas.com/2015/04/uraian-tugas-ahli-teknik-bendungan-besar.html
https://www.scribd.com/doc/225230616/Tahapan-Konstruksi-Bendungan-Punggelan

28

You might also like