Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 1
KELOMPOK 1
AGUNG
KHAIRINA
LUTHFIR
OLVA
RIZKA
WIDHAZWARI
(1112012002)
(1112012015)
(1112012017)
(1112012024)
(1112012031)
(1112012038)
THERAPY
Comparison of antimicrobial
efficiacy of chlorhexidine and
combination mouth rinse in
reducing the Mutans
stresptococcus count in
plaque
Membandingkan efisiasi antimikroba chlorhexidine dan
obat kumur kombinasi dalam mengurangi
stresptococcus mutans di plak
Skenario:
Seorang anak berusia 10 tahun memiliki 3 gigi yang
berlubang, untuk menyembuhkannya ibu anak tersebut
mencoba menggunakan obat kumur. Saat pergi ke apotek ibu
tersebut melihat obat kumur baru yang mengandung
triclosan, sodium flouride & xylitol dan diketahui aman
untuk anak-anak. Tetapi setelah digunakan selama beberapa
waktu ternyata gigi berlubang tersebut tidak dapat
disembuhkan. Akhirnya anak tersebut dibawa ke dokter gigi
dan kemudian menjalani pemeriksaan indeks plak serta
penumpatan pada gigi yang berlubang. Dokter gigi juga
menganjurkan penggunaan obat kumur yang mengandung
Chlorhexidine yang dapat mencegah risiko karies gigi.
Background question:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jawaban:
1. Apakah yang dimaksud dengan indeks plak?
Indeks plak adalah sebuah sistem penilaian plak berdasarkan keberadaan,
lokasi dan jumlahnya. Plak dijadikan tempat melekatnya bakteri, terutama S.
mutans. Bakteria ini merupakan katalase negatif, cocci gram-positif
pembentuk rantai pendek sampai menengah. S.mutans dapat berada pada
larutan saliva yang mengandung 20% sukrosa dan 0,2% unit/ml basitrasin.
S.mutan berkarakteristik dapat membentuk polisakarida yang tidak larut dari
sukrosa.
2. Apakah yang dimaksud dengan karies gigi?
Dental karies merupakan penyakit mikroba irreversibel jaringan gigi yang
terkalsifikasi, ditandai dengan demineralisasi bagian inorganik dan kerusakan
pada bagian organik gigi, yang biasanya menyebabkan terbentuknya kavitas.
5. Apakah yang dimaksud dengan obat kumur yang mengandung triclosan, sodium
flouride dan xylitol?
Triclosanmerupakan antimikroba spectrum luas yang memiliki kemampuan dalam
menghambat pertumbuhan plak supragingival dan mengurangi keparahan gingivitis
telah dibuktikan melalui beberapa penelitian. Triclosan tidak menganggu
komposisi normal mikroflora, tidak memacu pertumbuhan bakteri serta tidak
menimbulkan resistensi bakteri, sehingga dianggap aman untuk penggunaan jangka
panjang. Fluoride Pada obat kumur berfungsi memberikan efek anti karies, dimana
efeknya bergantung pada konsentrasi dan lama penggunaan, dengan 0,2% NaF
memiliki uptake lebih besar daripada 0,05%. Semakin lama penggunaan, semakin
besar efek perawatan. Xylitol adalah gula alcohol yang tidak dapat difermentasi
oleh mikroorganisme dalam mulut.
Sehingga yang dimaksud dengan obat kumur yang mengandung triclosan, sodium
fluoride, dan xylitol adalah obat kumur yang dapat menghambat pertumbuhan plak
supragingival, gingivitis yang tidak menimbulkan resistensi bakteri, memiliki efek
anti karies serta mengandung gula alcohol berupa xylitol yang tidak dapat
difermentasi oleh mikroorganisme di dalam mulut sehingga tidak akan memicu
terjadinya karies.
Ringkasan :
Total 0,2% chlorhexidine gluconate lebih efektif
sebagai agen antimikroba daripada obat kumur
mengandung 0,03% triclosan, 0,05% sodium
fluoride, dan 5 % xylitol dalam mengurangi Mutan
streptococci pada plak.
Walaupun agen kimia anti-plak efektif mengurangi
mikroba pada plak tapi hanya sebagai tambahan
terhadap tindakan kontrol plak (plak indeks) dan
bukan sebagai pengganti.
Foreground question:
Manakah yang lebih efektif antara obat kumur dengan 0,2%
chlorhexidine dengan obat kumur yang mengandung 0,03%
triclosan, 0,05% sodium flouride & 5% xylitol untuk
mengurangi populasi Streptococcus mutans dalam plak?
Jawaban:
0,2% Chlorhexidine lebih efektif dalam mengurangi populasi
Streptococcus mutans dalam plak karena dapat menghambat
produksi asam organik dari bakteri selama 24 jam. Setelah
penggunaannya pada plak gigi in vivo, chlorhexidine secara
signifikan dapat mengurangi bakteri dalam waktu 7 jam dan
efek dari chlorhexidine dapat bertahan selama berjam-jam.
PICO
P :Anak-anak 8-10 tahun yang memiliki indeks dmft 3-4
(tinggi)
I :Obat kumur yang mengandung 0,03% triclosan, 0,05%
sodium flouride & 5% xylitol
C :Obat kumur 0,2 % chlorhexidine
O :Obat kumur 0,2% chlorhexidine lebih efektif dibandingkan
obat kumur yang mengandung 0,03% triclosan, 0,05%
sodium flouride & 5% xylitolin
DIAGNOSIS
Skenario:
Lia seorang mahasiswi berusia 20 tahun merasa kurang
percaya diri karena memiliki gigi rahang atas yang maju
(tonggos). Ia datang ke Rumah Sakit Gigi Mulut untuk
memeriksakan keadaan giginya, kemudian dokter gigi
melakukan pemeriksaan klinis dan pencetakan rahang atas
dan rahang bawah untuk mendapatkan plaster study model.
Biasanya dokter gigi tersebut melakukan perhitungan
maxillary and mandibular arch length and width secara
konvensional dengan plaster study model, kemudian dokter
gigi tersebut mendengar bahwa ada tekhnologi terbaru dengan
3D laser scanned model dan CBCT yang merupakan evidence
based diagnostic untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
lebih akurat.
Background question:
1. Apakah yang dimaksud dengan 3D laser scanned model?
2. Apakah yang dimaksud dengan CBCT?
3. Apakah yang dimaksud dengan maxillary and mandibular
arch length and width ?
4. Bagaimana cara melakukan perhitungan maxillary and
mandibular arch length and width secara konvensional?
5. Bagaimana cara melakukan perhitungan maxillary and
mandibular arch length and width dengan 3D laser
scanned model?
6. Bagaimana cara melakukan perhitungan maxillary and
mandibular arch length and width dengan CBCT?
Jawaban:
1. Apakah yang dimaksud dengan 3D laser scanned
model?
3D laser scanned model adalah instrumen analisis
objek real world yang dapat mengumpulkan data
permukaan dan bentuk objek kemudian ditampilkan
dalam objek 3D dan penuh warna.
3.
4. Bagaimana cara melakukan perhitungan maxillary and mandibular arch length and width
secara konvensional?
Perhitungan maxillary and mandibular arch length and width secara konvensional
Perhitungan maxillary and mandibular arch width
Pengukuran lebar lengkung gigi dengan menggunakan indeks Pont dapat dilihat pada rumus
di bawah ini:
LLM= jumlah mesiodistal keempat insisivus RA 100
80
LLB = jumlah mesiodistal keempat insisivus RA 100
64
Poosti dan Jalali berpendapat bahwa lebar lengkung gigi dibagi menjadi lebar antarkaninus
dan lebar antarmolar. Pengukuran lebar antarkaninus dilakukan pada daerah bukal dan palatal.
Pada daerah bukal, lebar antarkaninus diukur 5 mm apikal dari pertengahan mesiodistal
margin gingiva gigi kaninus di satu sisi ke titik yang sama pada sisi yang berlainan. Pada
daerah lingual, lebar antarkaninus diukur dari titik tengah servikal gigi kaninus di satu sisi ke
titik yang sama pada sisi yang berlainan. Kedua prosedur tersebut sama untuk mengukur lebar
antarmolar.
Menurut Poosti dan Jalali panjang lengkung gigi diukur dari garis tegak
lurus titik kontak antara gigi insisivus sentral permanen ke garis yang
menghubungkan permukaan distal dari gigi molar pertama permanen.
6. Bagaimana cara melakukan perhitungan maxillary and mandibular arch length and width dengan
CBCT?
Cara perhitungan CBCT :
-
CBCT scanned diambil menggunakan I-Cat 120 kVp, 7 mAs dan 8,9 detik
Foto dikonversikan menjadi format DICOM (Digital Imaging and Communication in Medicine) dan
dianalisis menggunakan Avizo software
Untuk mengetahui lokasi landmark pada foto, visualisasi 3D menggunakan isosurface function yang
diatur pada 600-700 threshold dependen pada foto pasien, dan visualisasi CT slice menggunakan
OrthoSlice function yang diatur dengan lebar maksimum untuk kontrol contrast dan center value
yang disesuaikan dengan tepat untuk setiap scan yang optimal
26 landmark diidentifikasi pada setiap scan pasien, dan koordinat x,y,z pada setiap landmark direkam
Hasil pengukuran diperoleh dengan mengkalkulasikan antara 2 jarak yang sesuai dengan koordinat
landmark
Pengukuran meliputi lebar gigi mesiodistal pada molar dan premolar dan lebar arch pada multiple
segment pada kedua arch maksila dan mandibula
Jarak yang sama pada 60 pasien plaster model dihitung menggunakan digital caliper
Ringkasan :
Untuk
melakukan
perhitungan
maxillary and mandibular arch length
and width dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, yaitu 3D laser
scaned model, CBCT dan dapat pula
menggunakan cara konvensional yaitu
plaster study models.
Foreground question:
Manakah yang lebih akurat dalam perhitungan maxillary and
mandibular arch length and width diantara 3D laser scanned model,
CBCT, dan plaster model?
Jawaban:
3D laser scanned model lebih akurat dalam perhitungan maxillary and
mandibular arch length and width dibandingkan dengan CBCT dan
plaster model karena perhitungan secara digital tidak memperhitungkan
kemungkinan error yang tinggi seperti kesalahan intraexaminer yang
terletak pada landmark pada premolar pertama dibandingkan landmark
lainnya sedangkan perhitungan 3D laser-scanned model lebih memiliki
keakuratan yang tinggi ditunjang dengan adanya perhitungan secara
konvensional.
PICO
P : Keakuratan perhitungan maxillary and
mandibular arch length and width untuk
perencanaan perawatan maloklusi
I : CBCT models dan plaster models
C : 3D laser-scanned model
O :3D laser-scanned model lebih akurat
dibandingkan CBCT models dan plaster
models