You are on page 1of 5

MODUL 01

MATERIAL KARBON NANODOTS SINTESIS DAN SIFAT


LUMINESENSE
Annisa Fajri, Catur Dwi Anindita, Devi Tiyan Cahyaningrum, Zaky Yudha Rabbani, Muhammad
Farras Farhan
10213024, 10213002, 10213062, 10213088, 10213102
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email : annisafajri44@yahoo.co.id
Asisten : Anni Nuril H M.M / 10212049
Tanggal Praktikum : 16-02-2016
Abstrak
Praktikum material karbon nanodots-sintesis dan sifat luminesense bertujuan untuk menentukan sintesis material
karbon nanodots dengan variasi konsentrasi dan waktu dengan menggunakan metoda microwave . Karbon nanodots
merupakan partikel karbon berukuran nano yang dapat memancarkan cahaya yang bergantung kepada ukuran
partikelnya dan memiliki sifat seperti semikonduktor. Karbon nanodots akan mengemisikan cahaya ketika mendapat
energy seperti energi yang berasal dari sinar UV untuk mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi.
Eksitasi elektron ini mengakibatkan munculnya hole di pita valensi. Namun, keadaan eksitasi ini tidak stabil,
sehingga elektron dari pita konduksi dapat turun kembali menuju energy yang lebih rendah yaitu pita valensi dan
mengemisikan cahaya berupa energy foton. Langkah percobaan praktikum ini dilakukan dengan mensintesis larutan
urea dan asam sitrat menggunakan pemanasan gelombang microwave dengan memvariasikan parameter berupa
konsentrasi dan waktu. Hasil percobaan akan didapatkan pendaran warna dari sampel material yang disintesis.
Kata kunci : carbon nanodots, eksitasi, emisi,

I.

Pendahuluan
Praktikum tentang Material Nanodots
Sintesis dan Sifat Luminesense bertujuan untuk
menentukan sintesis material karbon nanodots
dengan variasi konsentrasi dan waktu dengan
menggunakan metoda pemanasan gelombang
microwave.
Karbon nanodots merupakan partikel
karbon berukuran
nano antara 1 10
nanometer yang berasa diantara molekul
klaster(molekul berukuran sangat kecil) dan
karbon bulk(molekul berukuran besar).[1]
CNDs memiliki sifat yang dapat
mengemisikan cahaya ketika disinasi sinar UV.
Warna pendaran cahaya akan bergantung pada
lebar pita CNDs dan lebar pita diatur dengan
cara mengatur ukuran partikel CNDs[2]. Prinsip
emisi CNDs ini dapat dijelaskan dengan konsep
semikonduktor.
Ketika semikonduktor diberikan energy
yang lebih besar dari energy gapnya, maka
elektron pada pita valensi dapat bereksitasi ke
pita konduksi di atasnya dan meninggalkan hole
di pita valensi. Keadaan eksitasi elektron ini

tidak stabil sehingga elektron di pita konduksi


dapat kembali ke pita valensi mengisi hole dan
akan menghasilkan emisi cahaya berupa foton
Elektron pita konduksi akan terikat
dengan hole akibat gaya Coulomb membentuk
eksiton. Jarak ikatan antara elektron-hole disebut
dengan jari-jari Eksiton-Bohr. Ketika dimensi
partikel diperkecil dari jari-jari eksiton Bohr,
maka akan terjadi peristiwa pengurungan
kuantum. Pada keadaan ini, eksiton berada pada
ikatan yang sangat kuat. Namun, jika ukuran
partikel jauh lebih besar, maka jari-jari Bohr
akan sangat besar sehingga ikatannya menjadi
lemah.
Hubungan jari-jari Bohr dengan lebar
pita celah ditentukan menggunakan persamaan
(

(1)
(2)

Keterangan :
R : jari-jari Bohr

: massa efektif partikel


Sintesis nano partikel terbagi dalam dua
kelompok yaitu metoda top-down dengan
memecah partikel berukuran besar(bulk)
menjadi partikel berukuran nanopartikel. Metoda
bottom-up dilakukan dengan membentuk
partikel
berukuran
nao
dari
partikel
kecil(kluster).[3]

dalam oven bersuhu 1000C selama 30


menit.Selanjutnya sampel dipanaskan dalam
microwave dengan daya 800 W selama 100
sekon. Selanjutnya serbuk karbon nanodot
disinari sinar UV untuk melihat pendaran yang
dihasilkan masing-masing sampel.
Pada percobaan dengan parameter
waktu hanya menggunakan urea yang diukur
sebanyak 3 gr sebanyak 4 kali. Kemudian
dimasukkan ke dalam 4 gelas kimia berbeda dan
dilarutkan dengan air 5 ml dengan stirrer sampai
larutan bening. Setelah itu larutan dikeringkan di
dalan oven pada suhu 1000C selama 30 menit.
Kemudian dipanaskan dengan variasi waktu 80
s, 100 s, 120 s dan 160 s. kemudia serbuk dari
masing-masing sampel diamati pancarannya
dengan disinari dengan sinar UV.
Hipotesis percobaan ini semakin besar
konsentrasinya maka spectrum pancar akan
mekain jelas dan semakin lama pemanasan
material dengan microwave maka spectrum
pancar akan semakin jelas.
III.

Data dan Pengolahan Data


Tahapan percobaan yang dilakukan
terdapat pada tabel berikut :
Tabel 1. Tahapan percobaan.
Gambar 1. Proses sintesis material nano partikel
[3]
dengan top-down dan bottom-up

Metoda Percobaan
Percobaan ini dilakukan dengan
mengunakan bahan urea dan asam sitrat. Pada
percobaan tentang sintesis karbon nanodots
menggunakan gelombang mikro dengan
parameter variasinya berupa konsentrasi,
pertama kali dilakukan pengukuran massa urea
yang akan digunakan yaitu 3 gr sebanyak 4 kali.
Kemudian urea dimasukkan ke dalam 4 gelas
kimia yang berbeda. Setelah itu massa asam
sitrat diukur dengan variasi massa 0.0075 gr,
0.035 gr, 0.015 gr dan 0 gr. Kemudian asam
sitrat dimasukkan ke dalam gelas kimia yang
berisi urea sebelumnya dan gelas kimia diberi
label A1, A2, A3, serta A4. Selanjutnya diukur
aquades sebanyak 5 ml dan dimasukakkan
kedalam gelas kimia berisi urea dan asam sitrat.
Kemudian setiap sampel dilarutkan dengan
menggunakan stirrer sampai dihasilkan larutan
bening. Kemudian ke-4 sampel dikeringkan

No Tahapan
1
Penimbangan
sampel

Gambar

II.

Gambar 2. Penimbangan
sampel

Pengadukan
sampel

Gambar 3. Pengadukan
sampel

4
5
6
7
8

Pengeringan
sampel
dengan oven

Gambar 4. Pengeringan
sampel dengan oven

Pemanasan
sampel
dengan
microwave

Gambar 5. Pemanasan
sampel dengan microwave

Penyimpanan
sampel pada
plastic klip

Gambar 6. Penyimpanan
sampel pada plastic klip

Penyinaran
sampel
variasi
konsentrasi
dengan sinar
UV
Gambar 7. Penyinaran
sampel variasi konsentrasi

Penyinaran
sampel
variasi waktu
pemanasan
dengan sinar
UV
Gambar 8. Penyinaran
sampel dengan variasi
waktu pemanasan

Tabel 2. Data panjang gelombang dan energy gap


No Sampel
1
2
3

A4
A3
A2

Warna
Biru-Ungu
Biru
Kuning

(nm)
540
575
460

(eV)
2.3
2.16
2.7

A1
B4
B3
B2
B1

Kuning-Hijau
Kuning-Hijau
Kuning-Hijau
Biru
Biru-Ungu

440
380
400
500
530

2.82
3.27
3.11
2.48
2.34

IV.

Pembahasan
Ketika disinari dengan sinar UV maka
karbon nanodot memperoleh energy untuk
mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita
konduksi sehingga akan muncul hole di pita
valensi. Namun keadaan eksitasi ini tidak stabil
sehingga elektron di pita konduksi dapat turun
kembali ke hole pita valensi dan mengemisikan
cahaya berupa foton.
Ukuran
nanopartikel
berhubungan
langsung dengan bandgap elektron sehingga
control ukuran nanopartikel beserta distribusi
lokasinya sangat menentukan.[4] Karena ukuran
nanopartikel yang kecil menyebabkan volume
partikelnya juga kecil. Nilai perbandingan antara
luas permukaan dan volumenya akan lebih besar
dibandingkan dengan partikel sejenis dalam
ukuran besar. Hal ini mengakibatkan konsentrasi
nanopartikel
menjadi
besar.[3]
Ketika
konsentrasinya semakin besar, maka volumenya
akan kecil sehingga ukuran partikelnya menjadi
kecil. Ukuran partikel yang kecil menyebabkan
jari-jari Bohrnya kecil dan ikatannya kuat.
Pengurungan kuantum menyebabkan
gerak elektron terbatas, maka jarak elektron dan
hole tidak bisa jauh. Akibatnya tarikan antara
keduanya berimbas pada pengurangan energy
yang dimiliki elektron setelah mengalami
eksitasi. Jika ukuran partikel sangat besar maka
elektron dan hole dapat berpisah sangat jauh dan
tarikan antara keduanya dianggap nol.
Akibatnya tidak ada pengurangan energy yang
dimiliki elektron setelah meloncat ke pita
valensi. Efek ukuran partikel terhadap warna
emisi yang dipancarkan nanopartikel berbedabeda sesuai dengan frekuensi cahaya yang
dipancarkan. Semakin kecil diameter dari

quantum dot maka energy elektron akan


semakin besar sehingga ketika jatuh dari tingkat
energy tinggi ke rendah elektron akan
memancarkan foton. Maka energy foton akan
semakin
besar
yang
berarti
panjang
gelombangnya semakin pendek,[5]
Proses emisi cahaya pada nanodots
hampir sama seperti peristiwa fisis pada
semikonduktor. Pada semikonduktor energy
bandgapnya tidak sebesar isolator sehingga
elektron pada pita valensi masih bisa tereksitasi
ke pita konduksi apabila mendapat energy yang
lebih besar daripada Eg. Emisi cahaya akan
terjadi ketika elektron turun dari pita energy
yang tinggi ke pita energy rendah dengan
memancarkan energy berupa foton.
Sintesis material karbon dilakukan
dengan dua cara yaitu bottom-up dan top-down.
Microwave assisted merupakan metoda sistesis
material yang tergolong bottom-up. Selain
metoda microwave, juga terdapat metoda
pemanasan sederhana. Microwave dipandang
tepat untuk mengatasi kelemahan dari proses
pemanasan sederhana. Dibandingkan dengan
metode pemanasan sederhana , metode
microwave menyediakan energi yang intensif,
homogen dan efisien, serta dapat mencapai suhu
tinggi dan memulai reaksi dalam waktu yang
sangat singkat (Nasriah, 2013). Prinsip dari
metode microwave adalah menggetarkan
molekul sehingga CNDs dari metode microwave
lebih unggul karena prosesnya penggetaran
(vibrasi) yang menyebabkan rantai-rantai karbon
mengalami penyusunan ulang sehingga hasilnya
tidak banyak mengurangi kadar air dalam
larutan dan tidak akan dihasilkan CNDs berupa
gel. [6]
Karbon nanodots menerima energi
cukup tinggi dari sinar UV kemudian
mengemisikan cahaya dengan energy lebih
rendah disekitar cahaya tampak, proses ini
disebut down-conversion. Apabila nanodot

menerima energy cahaya yang lebih rendah


seperti infrared maka nanodot tidak akan bisa
memancarkan cahaya. Hal ini disebabkan karena
energy dari infrared tidak dapat digunakan untuk
mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita
konduksi karena energinya lebih rendah
daripada energy bandgap. Emisi cahaya akan
muncul saat eletron turun dari pita energy yang
tinggi ke pita energy yang rendah. Namun
karena tidak adanya loncatan elektron ke pita
konduksi yang terletak pada energy yang lebih
tinggi maka nanodot tidak akan memancarkan
cahaya.
Efek ukuran partikel terhadap warna
emisi yang dipancarkan nanopartikel berbedabeda sesuai dengan frekuensi cahaya yang
dipancarkan. Semakin kecil diameter dari
quantum dot maka energy elektron akan
semakin besar sehingga ketika jatuh dari tingkat
energy tinggi ke rendah elektron akan
memancarkan foton. Maka energy foton akan
semakin
besar
yang
berarti
panjang
[5]
gelombangnya semakin pendek,
Karakterisasi yang dapat digunakan
yaitu menggunakan pengujian spektometer UVVis untuk mengamati lebar celah pita energy
dari partikel nanometer baik dari proses
pengeringan, proses hidrotermal dalam variasi
konsentrasi atau variasi waktu. Pengujian
dilakukan dengan bantuan instrumentasi UV-Vis
spectrophotometer yang dilengkapi integrating
sphere untuk dapat dilaksanakannya pengujian
dengan modul diffuse reflectance sprectroscopy,
DRS. Data diakuisisi dengan piranti lunak
UVPROBE versi 2 dan data diekspor dalam
bentuk teks untuk dapat dianalisis secara
kuantitatif dengan program pengolah angka.[7]
Parameter yang dapat divariasikan
selain konsentrasi dan waktu yaitu jenis unsur

penyusun material nanopartikel. Jenis unsur


penyusun ini akan berkaitan dengan
konsentrasi
material
sehingga
akan

berpengaruh kepada ukuran nano partikel


dan secara tidak langsung akan berpengaruh
terhadap pancaran cahaya nano partikel.
Teknologi karbon nanodots dapat
diaplikasikan dalam bidang biologi seperti
pengembangan
ilmu
genetika,
terapi
pengobatan, alat-alat medis. Dalam bidang fisika
dapat digunakan untuk membuat baterai dengan
kapasitas super, optoelektronik. Dalam bidang
kimia dapat digunakan sebagai katalis, pelapis,
industry obat-obatan
V.

Kesimpulan
1. Semakin besar besar konsentrasi
maka energy gapnya semakin besar
dan panjang gelombang semakin
kecil.
2. Semakin lama pemanasan dengan
microwave maka energy gapnya
semakin besar dan panjang
gelombang semaki kecil.

VI.

Pustaka
[1] H. O. Pierson. Handbook of carbon,
graphite, diamond and fullerenes. Noyes
Publication. New Mexico. 1993
[2] H. Li, X. He, Z. Kang, H. Huang, Y.
Liu, J. Liu, S. Lian, C. H. A. Tsang, X.
Yang dan S.T.Lee. Chem. Int. Ed,
49(2010) 4430-4434.
[3]
Mikrajuddin,Yudistira
Virgus,
Nirmin,
dan
Khairurrijal.
Review:Sintesis Nanomaterial.2008
[4] lib.ui.ac.id/file?file=digital/124005S30374-Lukmanul%20Hakim.pdf.
[diakses 19 februari 2016].
[5]pengaruh
nanopartikel_astuti.pdf
februari 2016].

ukuran
[diakses 19

[6]Rahmayanti,
Handika
Dany,
Mahardika Prasetya Aji san Sulhadi.
Sintesis Carbon Nanodots Sulfur(C-

DOTS
Sulfur)
denfan
Microwave. Semarang : UNS.

Metoda

[7] digital_20298424-T3025karakterisasi nanokristalin .pdf[diakses


19 Februari 2016]

You might also like