You are on page 1of 3

https://books.google.co.id/books?

id=jxpDEZ27dnwC&pg=PA155&lpg=PA155&dq=perawatan+dasar+pada+lansia&s
ource=bl&ots=CyRUk7le19&sig=7L6CvUoHhSGnnAdfdsMK8juhyqY&hl=id&sa=X&v
ed=0ahUKEwiW_rqqjobMAhVDKJQKHerFAiYQ6AEIPjAF#v=onepage&q=perawatan
%20dasar%20pada%20lansia&f=false

https://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2013/04/Contoh-TM-NA-Kesehatan-Lansia.pdf
http://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/buletin/buletin-lansia.pdf

Gangguan intelektual: merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi
intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas
kehidupan sehari-hari.
Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60 sampai 85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari
5 % lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami dementia (kepikunan berat) sedangkan pada usia
setelah 85 tahun kejadian ini meningkat mendekati 50 %. Salah satu hal yang dapat
menyebabkan gangguan interlektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan
intelektual lainnya.
Penyakit akibat obat-obatan: salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita
penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebahagian
lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat
menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obat yaqng digunakan.
http://artikel.sabda.org/empat_belas_masalah_kesehatan_utama_pada_lansia
Salah satu perubahan yang terjadi pada lansia adalah penurunan fungsi intelektual. fungsi
intelektual meliputi proses belajar, presepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain
yang menyebabkan reaksi dan prilaku lansia semakin lambat. Dengan demikian lansia harus
menyesuaikan diri kembali dengan ketidak berdayaannya. Lansia dengan penurunan fungsi
intelektual terkadang sering melupakan hal yang menjadi kebutuhannya, seperti lupa makan dan
minum atau makan dan minum diluar jam makan, serta kurang memperhatikan kualitas
makanannya. Kebutuhan dasar lain seperti kebutuhan eliminasi, keamanan dan keselamatan, dan

ini tentunya perlu memerlukan perhatian khusus oleh keluarga dan juga memerlukan dukungan
sosial.
Keperawatan lansia merupakan salah satu bidang keperawatan komunitas. Perawat
komunitas memegang peranan penting dalam memberkan asuhan keperawatan bagi lansia
sebagai pendidik, role model, pelindung usia lanjut, case manager, colabolator, discharge planer,
case finder, dan change agent bagi lansia. Perawat komunitas bertanggung jawab untuk
membantu lansia dalam memperoleh kesehatan yang optimal. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah upaya preventif dengan memberikan motivasi dan juga dukungan sosial pada
lansia.
Pada lansia yang sehat kemunduran intelektual secara fisiologis juga terjadi. Beberapa
hasil penelitian menunjukan bahwa kemunduran kemampuan intelektual lansia berbeda antara
satu lansia dengan lansia yang lainnya, baik dari segi waktu maupun berat ringannya perubahan.
Penelitian tersebut juga diperkuat dengan hasil penelitian, dari hasil penelitian yang dilakukan
diketahui bahwa prevelensi kesulitan mengingat dan konsentrasi di Indonesia adalah sebesar
12,5%. Diketahui bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kesulitan mengingat dan
konsentrasi adalah umur, kesulitan merawat diri sendiri, tingkat keparahan perasaan sedih,
rendah diri dan tertekan, kesulitan melaksanakan aktivitas sosial, pendidikan, status perkawinan
serta kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur.
Hubungan usia dengan perubahan fungsi intelektual lansia mempunyai hubungan yang
sangat bermakna. Lansia 75 tahun menunjukan kemunduran sebesar 20-45% melambatnya
proses informasi, menurunnya daya ingat jangka pendek, berkurangnya kemampuan otak untuk
membedakan stimulus atau rangsangan yang datang, dan kemampuan kalkulasi (Nugroho, 2008).
Perasaan sedih dan pola pikir yang terganggu jika berlangsung dalam waktu yang lama
dan mengakibatkan pola hidup dapat berindikasi pada depresi. Depresi bukan hanya gangguan
pada perasaan, pada tingkat lanjut keadaan ini akan menyebabkan perubahan fungsi intelektual
dan sosial).
Tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor resiko terjadinya penurunan fungsi
intelektual lansia, hal ini disebabkan environmental dan mental exercise kurang maka
pertumbuhan dendrit pun menjadi kurang (Nugroho, 2008).

Gizi merupakan salah satu faktor untuk mencegah penurunan fungsi intelektual dan
penyakit demensia. Stess oksidatif dan akumulasi radikal terlibat dalam patofisiologi penyakit.
Radikal bebas yang melampaui batas bertanggung jawab terhadap proksidasi lemak berlebihan,
hal ini dapat mempercepat proses degenerasi saraf
Individu dengan tekanan darah tinggi lebih mungkin dibandingkan mereka yang tidak
memiliki tekanan darah tinggi untuk terjadi penurunanan fungsi intelektual di usia lanjut
(Aisyah, 2009).
Dukungan sosial mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mencegah terjadinya stress
dalam kehidupan lansia, dan meningkatkan kemampuan fungsional diantaranya kemampuan
intelektual.
Mengingat besarnya dampak gangguan fungsi intelektual bagi usia lanjut, keluarga atau
negara jika masalah intelektual lansia tidak disikapi dengan tepat dan serius, maka deteksi dini
masalah tersebut harus ditingkatkan.

Anonim, Artikel, Universitas Airlangga. Surabaya


http://www.wikipedia.or.id/Pos_Pelayanan_Terpadu/ Diakses pada 12/10/2010 pukul
18.24www.wikipedia.com, 2009

You might also like