You are on page 1of 30

Laporan kasus

Tiara Mustikadewi
Pembimbing : Dr. Suryono W,
Sp.A

IDENTITAS
7

ANAMNESIS
Keluhan utama

Demam sejak 3 hari SMRS


Riwayat penyakit sekarang
OS demam sejak 3 hari SMRS, demam lebih tinggi saat
malam hari. OS juga batuk kering sejak 3 hari SMRS,
pilek, nyeri kepala, dan nyeri perut. OS juga tampak
terlihat sangat lemas. BAK normal, BAB sering
ditahan, makan dan minum susah.

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit keluarga


Ayah : kanker hati dan tumor usus
Kakek : penyakit paru-paru
Nenek : penyakit jantung
RIWAYAT ALERGI
Nenek : asma
Kakak : alergi udang

Riwayat Pengobatan
-

Riwayat kehamilan dan persalinan


Ibu tidak menderita penyakit selama
kehamilan.
Perslinan normal dan langsung menangis
dan ditolong bidan.
Riwayat Imunisasi
Belum pernah diimunisasi

Riwayat tumbuh kembang


Bisa berjalan umur 1 tahun 4 bulan

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital :
Nadi
: 166 x / menit
Nafas : 36 x/ menit
Suhu : 38,1o C
BB
: 17 kg
Status Gizi : BB/U x 100% = 79% (Status
gizi kurang)

Pemeriksaan fisik
Kepala :
Bentuk
: normocephal
Rambut : warna hitam, distribusi merata
Mata
: ikterus -/-, anemis -/-, mata cekung (-)
Hidung
: pernapasan cuping hidung (-),deviasi
(-),sekret(-)
Telinga
: normotia, sekret (-)
Mulut
: lidah kotor (-), faring hiperemis (+)

Leher :
Teraba Pembesaran KGB

Thorax:
COR
: Bunyi jantung I dan II normal,
reguler.
Pulmo
: Simetris, Wheezing (-), Ronkhi
(-), auskultasi vesikuler.
Abdomen :
Datar, Bising usus normal, nyeri tekan (+),
asites (-)
Inguinal : Terapa pembesaran KGB

Ekstremitas :
atas
bawah
Akral : hangat hangat
Oedem
: -/-/petekie
: -/-/RCT
: <2dtk <2dtk

RESUME
An.laki-laki usia 6 tahun, demam sejak 3
hari SMRS, demam lebih tinggi saat malam
hari. OS juga batuk kering sejak 3 hari
SMRS, pilek, nyeri kepala, dan nyeri perut.
OS juga tampak terlihat sangat lemas. BAB
sering ditahan. Makan dan minum susah.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
S : 38,10C, N : 166x/mnt, faring hiperemis
(+),nyeri tekan abdomen (+)

Assesment
Berdasarkan anamnesis didapatkan demam
sejak 3 hari SMRS, demam lebih tinggi saat
malam hari, batuk kering sejak 3 SMRS, pilek,
nyeri kepala, dan nyeri perut, serta tampak
sangat lemas. Berdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan S : 380C, N : 166x/mnt, faring
hiperemis (+), nyeri tekan abdomen (+)
WD : Observasi Febris ec viral infection
Rencana diagnosis : Pemeriksaan DPL (HHTL)
Tes serologis
Isolasi dan identifikasi virus

Penatalaksanaan :
Antipiretik -Pemberian cairan yang cukup
Antitusif
- Kortikosteroid (bila diperlukan)
Ekspektoran
Antibiotik
Antasida

Injeksi RL 12 tpm
Injeksi cefotaxim 3 x 500 mg
Injeksi kalmetason 3 x 0,3 cc
Parasetamol syr 3 x 1/1/2 cto
Plantacid syr 3 x 1 cto

Pemeriksaan PENUNJANG
Tangg
al

HB

HT

Trombo
sit

Leukosi
t

26-1-11

12,1

36

220rb

6800

27-1-11

11,2

35

225rb

5090

28-1-11

12,1

40

233rb

4800

29-1-11

12

39

259rb

4390

FOLLOW UP

27/01/11

28/01/11

29/01/11

30/01/11

31/01/11

Batuk
kering(+),
pilek (+),
Konjungtiv
itis (+),
Fotofobia
(+)

Batuk
kering (+)
Pilek (+),
konjungtivit
is (+),
fotofobia,
ruam di
wajah
(mulai dari
belakang
telinga)
leher,
menyebar
ke
extremitas
dan badan

Batuk
berkurang ,
Pilek (-),
ruam (+)

Batuk (-)
Pilek (-)
Ruam (+)

Tidak ada
keluhan

Objective Nadi
112x/mnt
Nafas
28x/mnt
Suhu
36,20C

Nadi 85x /
menit
Nafas
24x/mnt
Suhu 36,50C

Nadi 104/
menit
Nafas 24/
menit
Suhu 360 C

Nadi
104x/menit
Nafas
20x/mnt
Suhu 360 C

Nadi
104x/menit
Nafas
20x/mnt
Suhu 360 C

Assesme
nt

Morbili std
erupsi

Morbili std
erupsi

Morbili std
erupsi

Morbili std
konvalesens

Subjectiv
e

Morbili std
prodromal

TINJAUAN
PUSTAKA

Morbili

DEFINISI
Campak merupakan penyakit menular
akut yang disebabkan oleh virus dan
secara khas terdiri dari tiga stadium,
yaitu stadium prodromal, erupsi, dan
konvalesens.
Penyakit ini umumnya menyerang
anak dan sangat mudah menular.

Etiologi
Campak disebabkan oleh
Morbilivirus, salah satu virus RNA
dari famili Paramyxoviridae.

Epidemiologi

Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian


menyebabkan kekebalan seumur hidup. Usia puncak
insidens penyakit ini adalah umur 5-10 tahun, di negara
yang belum berkembang insidens tertinggi pada umur 2
tahun. Wabah terjadi pada kelompok anak yang rentan
terhadap campak, yaitu di daerah dengan populasi balita
banyak mengidap gizi buruk dan daya tahan tubuh yang
lemah. Hampir semua anak Indonesia yang mencapai usia
5 tahun pernah terserang penyakit campak, walaupun yang
dilaporkan hanya sekitar 30.000 kasus pertahun.

Patogebesis

Manusia adalah satu-satunya inang asli untuk virus


campak. Penularan campak terjadi secara droplet melalui
udara, terjadi antara 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis
sampai 4 hari setelah timbul ruam. Infeksi dimulai di
mukosa hidung/faring.
Virus masuk ke dalam limfatik lokal, mencapai kelenjar
getah bening lokal. Virus kemudian bermultiplikasi dan
disitu mulailah penyebaran ke sel jaringan limforetikular
(RES) seperti limpa, dimana virus menyerang limfosit.

5-6 hari sesudah infeksi awal, fokus infeksi terbentuk yaitu


ketika ketika virus masuk ke dalam pembuluh darah
(viremia primer) dan menyebar ke permukaan epitel
orofaring, konjungtiva, saluran napas, kulit, kandung kemih,
dan usus.
Pada hari 9-10 fokus infeksi yang berada di epitel saluran
napas dan konjungtiva, mengalami nekrosis pada satu
sampai dua lapisan. Pada saat itu virus dalam jumlah
banyak masuk kembali ke dalam pembuluh darah (viremia
sekunder) dan menimbulkan manifestasi klinis dari sistem
pernafasan diawali dengan keluhan batuk pilek disertai
selaput konjungtiva yang tampak merah.

Manifestasi klinis
1.Stadium inkubasi
Berlangsung 10-12 hari, tanpa gejala.
2. Stadium prodromal
Berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan gejala-gejala
demam, diikuti coryza (batuk, bersin, diikuti hidung
tersumbat dan ingus/pilek), faring merah, nyeri saat
menelan, stomatitis (radang mulut), konjungtivitis. Tanda
khas (pathognomonic): enantema mukosa bukalis di depan
gigi seri (molar) ketiga yang disebut bercak Koplik (Koplik's
spots).
.

3. Stadium erupsi
Ditandai dengan panas tinggi dan timbulnya rash
makulopapuler (ruam kemerahan) yang dimulai dari batas
rambut di belakang telinga, lalu menyebar ke wajah, leher,
dan akhirnya ke ekstremitas (anggota gerak tubuh, seperti
tangan dan kaki).
4. Stadium penyembuhan (konvalesens)
Setelah tiga hari ruam berangsur-angsur menghilang. Ruam
kulit menjadi kehitaman dan mengelupas, akan menghilang
setelah 1-2 minggu. Adanya kulit kehitaman dan bersisik
(hiperpigmentasi) dapat merupakan tanda penyembuhan.

Pemeriksaan Penunjang

Darah tepi : Jumlah leukosit cenderung menurun disertai


limfositosis relatif .
Isolasi dan identifikasi virus : Swab nasofaring dan sampel
darah yang diambil dari pasien 2-3 hari sebelum onset
gejala sampai 1 hari setelah timbulnya ruam kulit (terutama
selama masa demam campak) merupakan sumber yang
memadai untuk isolasi virus. Selama stadium prodromal,
dapat terlihat sel raksasa berinti banyak pada hapusan
mukosa hidung7.
Serologis: konfirmasi serologi campak berdasarkan pada
kenaikan empat kali titer antibodi antara sera fase akut dan
fase penyembuhan atau pada penampakkan antibodi IgM
spesifik campak antara 1-2 minggu setelah onset ruam
kulit.

Penyulit

Laringitis Akut
Bronkopneumoni
Kejang Demam
SSPE (Subacute Sclerosing Penencephalitis)
Ensefalitis
Otitis Media
Enteritis
Konjungtivitis
Aktivasi TB
Sistem Kardiovaskular

Penatalaksanaan
Supportif :
Memperbaiki keadaan umum
Istirahat cukup
Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan
dan kalori)
Perawatan kulit dan mata
Perawatan lain sesuai penyulit yang terjadi

Simptomatik :
Antipiretik, antitutif, ekspektoran, dan antikonvulsan bila
diperlukan.
Antibiotik bila ada infeksi bakteri sekunder.
Vitamin A dosis tinggi (rekomendasi WHO dan UNICEF)
Usia 6 bln-1 thn : 100.000 unit dosis tunggal p.o
Usia >1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o
Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian
bila telah didapt tanda defisiensi vitamin A. Apabila terdapat
malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari.

PROGNOSIS
Biasanya campak sembuh dalam 7-10 hari
setelah timbul ruam. Bila ada penyulit infeksi
sekunder/malnutrisi
berat,
maka
penyakit
menjadi berat. Kematian disebabkan karena
penyulit (pneumonia dan ensefalitis).

Pencegahan
1. Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif
pada bayi berumur 9 bulan atau lebih.
2. Imunisasi pasif
Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien
campak dapat dicegah dengan Immune serum globulin (gamma
globulin)
Dosis anak : 0,2 ml/kgBB IM pada anak sehat
0,5 ml/kgBB untuk pasien dengan HIV
maksimal 15 ml/dose IM dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau
sesegera mungkin.
3. Setelah itu vaksin MMR diberikan sesegera mungkin sampai usia 12
bulan, dengan interval 3 bulan setelah pemberian imunoglobulin.
4. Hindari kontak dengan penderita campak

Daftar Pustaka
Soegeng Soegijanto. Campak. Dalam : ed. Sumarno S. Poorwo Soedarmo, Herry Garna, Sri Rezeki S.
Hadinegoro. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi & Penyakit Tropis. Edisi I. 2002. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI : Jakarta. p 125-136.
Herry Garna, Alex Chaerulfatah, Azhali MS, Djatnika Setiabudi,. Morbili (Campak, Rubeola, Measles).
Dalam : ed. Herry Garna, Heda Melinda D. Nataprawira. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Kesehatan Anak. Edisi III. 2005. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD : Bandung. p 234-236.
Brooks, Geo F., Butel, Janet S., Morse Stephen A. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi I. Terjemahan.
2005.Salemba Medika : Jakarta
Phillips, Carol.F. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 2. Terjemahan. 1993. EGC : Jakarta. p 198- 203.
Fennelly, Glenn J. 2006. Measles. (Online, http://www.emedicine.com/ PED/topic1388.htm, diakses
tanggal 11 Desember 2006)
Soegijanto, 2001. Buku Imunisasi di Indonesia Edisi Pertama. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Soedarmo, Sumarmo S. Purwo, dkk. 2010. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta : Ikatan Dokter
Anak Indonesia.

TERIMA KASIH

You might also like