Professional Documents
Culture Documents
Tiara Mustikadewi
Pembimbing : Dr. Suryono W,
Sp.A
IDENTITAS
7
ANAMNESIS
Keluhan utama
Riwayat Pengobatan
-
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital :
Nadi
: 166 x / menit
Nafas : 36 x/ menit
Suhu : 38,1o C
BB
: 17 kg
Status Gizi : BB/U x 100% = 79% (Status
gizi kurang)
Pemeriksaan fisik
Kepala :
Bentuk
: normocephal
Rambut : warna hitam, distribusi merata
Mata
: ikterus -/-, anemis -/-, mata cekung (-)
Hidung
: pernapasan cuping hidung (-),deviasi
(-),sekret(-)
Telinga
: normotia, sekret (-)
Mulut
: lidah kotor (-), faring hiperemis (+)
Leher :
Teraba Pembesaran KGB
Thorax:
COR
: Bunyi jantung I dan II normal,
reguler.
Pulmo
: Simetris, Wheezing (-), Ronkhi
(-), auskultasi vesikuler.
Abdomen :
Datar, Bising usus normal, nyeri tekan (+),
asites (-)
Inguinal : Terapa pembesaran KGB
Ekstremitas :
atas
bawah
Akral : hangat hangat
Oedem
: -/-/petekie
: -/-/RCT
: <2dtk <2dtk
RESUME
An.laki-laki usia 6 tahun, demam sejak 3
hari SMRS, demam lebih tinggi saat malam
hari. OS juga batuk kering sejak 3 hari
SMRS, pilek, nyeri kepala, dan nyeri perut.
OS juga tampak terlihat sangat lemas. BAB
sering ditahan. Makan dan minum susah.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
S : 38,10C, N : 166x/mnt, faring hiperemis
(+),nyeri tekan abdomen (+)
Assesment
Berdasarkan anamnesis didapatkan demam
sejak 3 hari SMRS, demam lebih tinggi saat
malam hari, batuk kering sejak 3 SMRS, pilek,
nyeri kepala, dan nyeri perut, serta tampak
sangat lemas. Berdasarkan pemeriksaan fisik
didapatkan S : 380C, N : 166x/mnt, faring
hiperemis (+), nyeri tekan abdomen (+)
WD : Observasi Febris ec viral infection
Rencana diagnosis : Pemeriksaan DPL (HHTL)
Tes serologis
Isolasi dan identifikasi virus
Penatalaksanaan :
Antipiretik -Pemberian cairan yang cukup
Antitusif
- Kortikosteroid (bila diperlukan)
Ekspektoran
Antibiotik
Antasida
Injeksi RL 12 tpm
Injeksi cefotaxim 3 x 500 mg
Injeksi kalmetason 3 x 0,3 cc
Parasetamol syr 3 x 1/1/2 cto
Plantacid syr 3 x 1 cto
Pemeriksaan PENUNJANG
Tangg
al
HB
HT
Trombo
sit
Leukosi
t
26-1-11
12,1
36
220rb
6800
27-1-11
11,2
35
225rb
5090
28-1-11
12,1
40
233rb
4800
29-1-11
12
39
259rb
4390
FOLLOW UP
27/01/11
28/01/11
29/01/11
30/01/11
31/01/11
Batuk
kering(+),
pilek (+),
Konjungtiv
itis (+),
Fotofobia
(+)
Batuk
kering (+)
Pilek (+),
konjungtivit
is (+),
fotofobia,
ruam di
wajah
(mulai dari
belakang
telinga)
leher,
menyebar
ke
extremitas
dan badan
Batuk
berkurang ,
Pilek (-),
ruam (+)
Batuk (-)
Pilek (-)
Ruam (+)
Tidak ada
keluhan
Objective Nadi
112x/mnt
Nafas
28x/mnt
Suhu
36,20C
Nadi 85x /
menit
Nafas
24x/mnt
Suhu 36,50C
Nadi 104/
menit
Nafas 24/
menit
Suhu 360 C
Nadi
104x/menit
Nafas
20x/mnt
Suhu 360 C
Nadi
104x/menit
Nafas
20x/mnt
Suhu 360 C
Assesme
nt
Morbili std
erupsi
Morbili std
erupsi
Morbili std
erupsi
Morbili std
konvalesens
Subjectiv
e
Morbili std
prodromal
TINJAUAN
PUSTAKA
Morbili
DEFINISI
Campak merupakan penyakit menular
akut yang disebabkan oleh virus dan
secara khas terdiri dari tiga stadium,
yaitu stadium prodromal, erupsi, dan
konvalesens.
Penyakit ini umumnya menyerang
anak dan sangat mudah menular.
Etiologi
Campak disebabkan oleh
Morbilivirus, salah satu virus RNA
dari famili Paramyxoviridae.
Epidemiologi
Patogebesis
Manifestasi klinis
1.Stadium inkubasi
Berlangsung 10-12 hari, tanpa gejala.
2. Stadium prodromal
Berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan gejala-gejala
demam, diikuti coryza (batuk, bersin, diikuti hidung
tersumbat dan ingus/pilek), faring merah, nyeri saat
menelan, stomatitis (radang mulut), konjungtivitis. Tanda
khas (pathognomonic): enantema mukosa bukalis di depan
gigi seri (molar) ketiga yang disebut bercak Koplik (Koplik's
spots).
.
3. Stadium erupsi
Ditandai dengan panas tinggi dan timbulnya rash
makulopapuler (ruam kemerahan) yang dimulai dari batas
rambut di belakang telinga, lalu menyebar ke wajah, leher,
dan akhirnya ke ekstremitas (anggota gerak tubuh, seperti
tangan dan kaki).
4. Stadium penyembuhan (konvalesens)
Setelah tiga hari ruam berangsur-angsur menghilang. Ruam
kulit menjadi kehitaman dan mengelupas, akan menghilang
setelah 1-2 minggu. Adanya kulit kehitaman dan bersisik
(hiperpigmentasi) dapat merupakan tanda penyembuhan.
Pemeriksaan Penunjang
Penyulit
Laringitis Akut
Bronkopneumoni
Kejang Demam
SSPE (Subacute Sclerosing Penencephalitis)
Ensefalitis
Otitis Media
Enteritis
Konjungtivitis
Aktivasi TB
Sistem Kardiovaskular
Penatalaksanaan
Supportif :
Memperbaiki keadaan umum
Istirahat cukup
Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan
dan kalori)
Perawatan kulit dan mata
Perawatan lain sesuai penyulit yang terjadi
Simptomatik :
Antipiretik, antitutif, ekspektoran, dan antikonvulsan bila
diperlukan.
Antibiotik bila ada infeksi bakteri sekunder.
Vitamin A dosis tinggi (rekomendasi WHO dan UNICEF)
Usia 6 bln-1 thn : 100.000 unit dosis tunggal p.o
Usia >1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o
Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian
bila telah didapt tanda defisiensi vitamin A. Apabila terdapat
malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari.
PROGNOSIS
Biasanya campak sembuh dalam 7-10 hari
setelah timbul ruam. Bila ada penyulit infeksi
sekunder/malnutrisi
berat,
maka
penyakit
menjadi berat. Kematian disebabkan karena
penyulit (pneumonia dan ensefalitis).
Pencegahan
1. Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif
pada bayi berumur 9 bulan atau lebih.
2. Imunisasi pasif
Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien
campak dapat dicegah dengan Immune serum globulin (gamma
globulin)
Dosis anak : 0,2 ml/kgBB IM pada anak sehat
0,5 ml/kgBB untuk pasien dengan HIV
maksimal 15 ml/dose IM dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau
sesegera mungkin.
3. Setelah itu vaksin MMR diberikan sesegera mungkin sampai usia 12
bulan, dengan interval 3 bulan setelah pemberian imunoglobulin.
4. Hindari kontak dengan penderita campak
Daftar Pustaka
Soegeng Soegijanto. Campak. Dalam : ed. Sumarno S. Poorwo Soedarmo, Herry Garna, Sri Rezeki S.
Hadinegoro. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi & Penyakit Tropis. Edisi I. 2002. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI : Jakarta. p 125-136.
Herry Garna, Alex Chaerulfatah, Azhali MS, Djatnika Setiabudi,. Morbili (Campak, Rubeola, Measles).
Dalam : ed. Herry Garna, Heda Melinda D. Nataprawira. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Kesehatan Anak. Edisi III. 2005. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD : Bandung. p 234-236.
Brooks, Geo F., Butel, Janet S., Morse Stephen A. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi I. Terjemahan.
2005.Salemba Medika : Jakarta
Phillips, Carol.F. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 2. Terjemahan. 1993. EGC : Jakarta. p 198- 203.
Fennelly, Glenn J. 2006. Measles. (Online, http://www.emedicine.com/ PED/topic1388.htm, diakses
tanggal 11 Desember 2006)
Soegijanto, 2001. Buku Imunisasi di Indonesia Edisi Pertama. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
Soedarmo, Sumarmo S. Purwo, dkk. 2010. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta : Ikatan Dokter
Anak Indonesia.
TERIMA KASIH