You are on page 1of 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN KETUBAN PECAH


PREMATUR (KPP)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (B15)
FA K U LTA S K E P E R AWATA N
U N I V E R S I TA S A I R L A N G G A

DEFINISI
Definisi Ketuban Pecah Prematur (KPP) adalah pecahnya ketuban

sebelum waktunya melahirkan/sebelum inpartu, pada pembukaan


<4 cm (fase laten) Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.(Nugroho, 2010)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat

tanda persalinan, dan setelah ditunggu satu jam belum dimulainya


tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi
kontraksi rahim disebut kejadian ketuban pecah prematur (periode
laten). (Manuaba et al, 2008 p. 281)

ETIOLOGI
Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti.
Kemungkinan yang menjadi faktor predisposisinya adalah (nugroho, 2010) :
Infeksi
Serviks yang inkompetensia
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
(overdistensi uterus) misalnya trauma hidramnion, gamelli.
Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual
Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah
yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan
terhadap membran bagian bawah,

TANDA DAN GEJALA


Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui

vagina.
Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai
kelahiran. Tetapi bila pasien duduk atau berdiri, kepala janin yang sidah
terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk
sementara.
Demam
Bercak vagina yang banyak
Nyeri perut
Denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi
yang terjadi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nugroho (2010), pemeriksaan penunjang pada pasien dengan kasus
ketuban pecah dini meliputi :
Pemeriksaan laboratorium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH nya.
Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan air ketuban, urinE atau sekret
vagina.
Sekret vagina ibu hamil pH : 4-5, diperiksa dengan kertaa nitrazin tidak berubah
warna, tetap kuning.
Tes Lakmus (tes Nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
menunjukan adanya air ketuban (alkalis).
Mikroskopik (tes paksi), dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan
dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun paksi.
Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan unuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum
uteri.
Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit

PENATALAKSANAAN
Rawat di Rumah Sakit dengan tirah baring.
Antibiotic profilaksis
Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus
Kortikosteroid untuk mematangkan fungsi paru

janin.
Jangan melakukan pemeriksaan dalam vagina
kecuali ada tanda-tanda persalinan.
Bila dalam 3x24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak
ada kontraksi uterus maka lakukan mobilisasi bertahap.
Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan
terminasi kehamilan.

STUDI KASUS
Identitas
Nama ibu

: Ny. N Nama suami : Tn. M


Umur
: 17 Th
Umur : 23th
Agama
: Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Suku/Bangsa : Madura/Indonesia
Alamat
: Bulak setro makam, sby

Keluhan utama :

Pasien mengeluh keluar cairan melalui vagina


Riwayat prenatal saat ini :

Pasien datang ke VK IRD pada tanggal 08 juni 2014 jam 06. 30


dengan keluhan kenceng-kenceng dan keluar cairan merembes
dari vagina, pasien merupakan rujukan dari BPS Novita Dewi
dengan diagnosa rujukan G1P00 32/33 minggu + curiga KPP. Di
ruang VK IRD dilakukan pemeriksaan VT dan test lakmus
diperoleh hasil perubahan warna kertas lakmus dari merah
menjadi biru yaitu positif KPP, sehingga pasien harus opname
untuk dilakukan observasi dan pemberian antibiotik profilaksis
serta kortikosteroid untuk pematangan paru janin. Saat
dilakukan pengkajian tanggal 09 juni 2014 pukul 08.00, pasien
mengatakan kenceng-kenceng berkurang, dari inspeksi vagina
terlihat cairan ketuban masih merembes.

Riwayat menstruasi

Menarche
: 10 tahun
HPHT
: 22-10-2014
Siklus
: 28 hari (teratur)
Usia kehamilan
: 32-22 minggu
Lama
: 5-6 hari
Taksiran partus
: 29-07-2014
Keluhan haid
: dismenorhea
Riwayat obstetri
G1P00

Observasi
Keadaan umum : baik Kesadaran : komposmentis
Berat Badan : 40 Kg Tinggi badan : 146 cm
Tanda-tanda vital
TD : 100/60 mmHg suhu : 36,5c CRT ; < 3 detik
Nadi : 86x/menit RR ; 18x/menit Akral : hangat
Dada
Payudara
payudara simetris, teraba kencang, nyeri tekan tidak ada, areola berwarna hitam gelap, produksi asi tidak ada
Perut (Abdomen)
Ginekologi
Pembesaran tidak ada, benjolan tidak ada, asites tidak ada, nyeri tekan tidak ada, luka tidak ada, peristaltik normal
10x/menit
Prenatal dan intranatal
Inspeksi : terdapatstriae gravidarum dan linea nigra
Palpasi :
Leopold I : fundus uteri teraba di pertengahan proxesus xipoideus dan pusar, teraba bokong
Leopold II : pu-ka
Leopold III : teraba kepala
Leopold IV : kepala belum masuk PAP
DJJ janin : 12-12-13
Lain-lain : kenceng-kenceng masih dirasakan, His 2x/10 menit
Masalah keperawatan: resiko distress janin

Genitalia
Ginekologi
Tidak ada keputihan, perdarahan, laserasi maupun luka
Prenatal dan intranatal
Pembukaan : 1 cm
Penipisan : < 25%
Presentasi : Kepala
Bidang hodge : hodge 1
Ketuban : + merembes pervaginam
Perdarahan : Miksi : 6-7x /hari, warna kuning jernih
Defekasi : 1x / hari, konsitensi lembek
Masalah keperawatan : resiko infeksi

Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan usg tanggal 08 juni 2014
BPD 75,8 ~ 30/31 minggu
HC 272 ~ 29/30 minggu
AC 258 ~ 30 minggu
FC 63,2 ~ 33 minggu
Flac fundus/ gr 1/ ketuban cukup
Terapi tanggal 09 juni 2014
Injeksi dexametason 2x6 mg IM selama 2x24 jam
Injeksi cefotaxim 1 grm IV
Bila 2x24 jam suhu < 37,6, His -, DJJ +, Pro USG evaluasi
cairan ketuban

Analisa Data
DATA

ETIOLOGI

MASALAH

DS :
Pasien mengatakan keluar cairan merembes
melalui vagina
DO :
1.
Cairan jernih keluar pervaginam (+)
2.
Uji tes lakmus (+) cairan ketuban merah
menjadi biru
3.
His (+) 2x/10 menit
4.
VT ( ) 1 cm / penipisan < 25
5.
Presentase=
kepala, sutura sagitalis
melintang, hodge 1

KPP

Tidak adanya pelindung dunia luar dengan daerah


rahim

Mudahnya organisme masuk secara asenden

resiko infeksi

resiko infeksi

DS :
Pasien mengatakan keluar cairan merembes
melalui vagina
DO :
1.
Djj janin 12-12-13
2.
His (+) 2x/10 menit
3.
Kenceng-kenceng (+) hilang timbul

KPP

Oligohidramnion

Kompresi tali pusat

Suplai O nutrisi janin berkurang

Distress janin

Resiko distress janin

DS : Pasien mengatakan cemas dengan kondisi


janinnya
DO :
1.
Ansietas (+)
2.
Sering bertanya pada petugas kesehatan
apakah kondisi janin tidak apa-apa

KPP

Pasien tidak mengetahui penyebab dan akibat kpd

Kecemasan terhadap kesehatan janin dan ibu

ansietas

ansietas

Diagnosa Keperawatan

Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan


barier pertahanan rahim terhadap mikroorganisme
2. Resiko distress janin berhubungan dengan
penurunan suplai O dan nutrisi janin sekunder
akibat kompresi tali pusat
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman
keselamatan janin
1.

Intervensi
(Tujuan, Kriteria Hasil)
Resiko infeksi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x24 jam tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil:
1.
Air ketuban tidak keluar pervaginam
2.
Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti
peningkatan suhu (hipertermi, cairan
ketuban berwarna keruh dan berbau)
3.
Hasil lab leukosit normal

Intervensi
1.
2.

3.
4.
5.
6.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 2x24 jam tidak ada tanda-tanda distress
janin
Kriteria hasil :
1.
Djj janin normal 110-160x/mnt
2.
Tidak terdapat his

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rasional

Monitor tanda-tanda infeksi (kenaikan suhu,


RR,nadi)
Memonitor pengeluaran (cairan ketuban
pervaginam dan karakteristik cairan
ketuban)
Lakukan perawatan perianal setelah
eliminasi
Gunakan teknik aseptic selama pemeriksaan
dan perawatan
Tekankan pentingnya cuci tangan yang tepat
dan benar
Kolaborasi pemberian cefotaxim 1 gr IV

1.

Observasi Djj tiap jam


Pertahankan atau observasi jumlah cairan
ketuban yang keluar
Observasi kontraksi atau aktivitas uterus
Observasi perineum, pembukaan maupun
penipisan serviks
Kolaboarasi pemberian dexametason 6 mg
IM
Anjurkan untuk bedrest

1.

2.
3.
4.
5.
6.

2.

3.

4.
5.
6.

Dalam 4 jqm setelqh membrane rupture


insiden koriomitis meningkat secara
progresif ditunjukkan dengan perubahan
TTV
Pada infeksi cairan amnion menjadi lebih
kental dan kuning pekat dan berbau kuat
Menurunkan infeksi secara asenden
Membantu mencegah kontaminasi dari
bakteri melalui vagina
Mencegah kontaminasi
Antibiotic profilaksis untuk mencegah
infeksi
Takikardi atau bradikardi janin adalah
indikasi dari kemungkinan penurunan yang
mungkin perlu intervensi
Oligohidramnion meningkatkan kejadian
kompresi tali pusar yang meningkatkan
distress janin
Kontraksi yang berlebihan menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah plasenta dan
penurunan suplai O nutrisi ke janin
Mengevaluasi
kemungkinan
terjadi
persalinan prematur
Untuk membantu pematangan paru janin
Mengurangi pengeluaran cairan amnion

Lanjutan ...
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x24 jam ansuetas teratasi
Kriteria hasil :
1.
Pasien menunjukkan penurunan
kecemasan
2.
Berperan aktif dan kooperatif
selama perawatan

1.
2.
3.

4.

Berikan lingkungan yang tenang


dan posisikan klien dengan nyaman
Berikan HE tentang penyebab dan
dampak KPP
Anjurkan pasien untuk tetap bed
rest dan tetap tenang selama cairan
ketuban keluar pervaginam
Berikan informasi secara terus
menerus tentang perkembangan
kondisi pasien

1.
2.
3.
4.

Menurunkan
ketidaknyamanan
dan memfokuskan perhatian
Pemahaman
tentang
penyakit
dapat menurunkan ansietas
Mengurangi kecemasan
Kepercayaan
pada
petugas
kesehatan
sehingga
dapat
menurunkan kecemasan

Implementasi dan evaluasi


Hari/ Tgl
Senin
09/06/2014

No Dx

Jam

09.00
10.00
10.30
12.00
13.20
13.11

Implementasi
Memonitor tanda-tanda infeksi (kenaikan suhu, RR,nadi)
Memonitor pengeluaran (cairan ketuban pervaginam
karakteristik cairan ketuban)
Kolaborasi pemberian cefotaxim 1 gr dalam pz 100 cc/drip
Melakukan perawatan perianal setelah eliminasi
Mempertahankan teknik aseptic selama pemeriksaan
perawatan
Mengajarkan pentingnya cuci tangan yang tepat dan benar

dan

Jam

Evaluasi

14.00

S : Pasien mengatakan masih


terasa keluar cairan ketuban
pervaginam
O : Cairan ketuban merembes
melalui vagina (+), warna jernih
tidak berbau, test lakmus (+),
S= 36,7c, N= 96x/mnt, RR=
20x/mnt
A : Masalah tidak terjadi
P : Intervensi 1-6 dilanjutkan

dan

Senin
09/06/2014

09.00 Mengobservasi Djj tiap jam


11.30 Mengobservasi jumlah cairan ketuban yang keluar
11.35 Melakukan kolaborasi pemberian dexametason 6 mg
IM
11.50 Menganjurkan pasien untuk bed rest
11.11 Observasi kontraksi uterus
11.59 Observasi pembukaan maupun penipisan serviks

14.00

S : Pasien mengatakan kencengkenceng berkurang


O : His (+) 2x/10 mnt, Djj 1312-12 keluar cairan ketuban
A : Masalah tidak terjadi
P : Intervensi 1-6 dilanjutkan

Senin
09/06/2014

10.10
10.15
11.25
12.15

14.00

S : Pasien mengatakan sudah


mulai tenang
O : Pasien sudah tidak panik
lagi, ekspresi wajah tenang,
pasien kooperatif
A : Maslah teratasi sebagian
P : Intervensi 1-5 dilanjutkan

Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman


Memberikan HE tentang penyebab dan dampak KPP
Menganjurkan pasien untuk tetap bed rest
Berikan informasi secara terus menerus tentang
perkembangan kondisi pasien

Lanjutan ...
Hari/
Tgl

No Dx

Jam

Implementasi

Jam

Selasa
10/06/14

09.00

Memonitor tanda-tanda infeksi (kenaikan suhu,


RR,nadi)
Memonitor pengeluaran (cairan ketuban pervaginam dan
karakteristik cairan ketuban)
Kolaborasi pemberian cefotaxim 1 gr dalam pz 100
cc/drip
Melakukan perawatan perianal setelah eliminasi
Mempertahankan teknik aseptic selama pemeriksaan
dan perawatan
Mengajarkan pentingnya cuci tangan yang tepat dan
benar

14.00

S : Pasien mengatakan sudah


tidak keluar cairan ketuban
pervaginam
O : Tidak ada cairan ketuban
merembes melalui vagina, S=
36,5c, N= 88x/mnt, RR=
20x/mnt
A : Masalah tidak terjadi
P : Intervensi 1-6 dihentikan,
pasien dipindahkan ke RB 1
untuk mobilisasi bertahap

10.00
10.30
12.00
13.20
13.40
2

09.00
11.30
11.35
11.50
12.00
12.30

Mengobservasi Djj tiap jam


Mengobservasi jumlah cairan ketuban yang keluar
Melakukan kolaborasi pemberian dexametason 6 mg IM
Menganjurkan pasien untuk bed rest
Observasi kontraksi uterus
Observasi pembukaan maupun penipisan serviks

14.00

S : Pasien mengatakan sudah


tidak kenceng-kenceng
O : His (-), Djj 12-12-11, tidak
ada keluar cairan ketuban
A : Masalah tidak terjadi
P :Intervensi 1-6 dihentikan,
pasien dipindahkan ke RB 1
untuk mobilisasi bertahap

10.10
10.15
11.25

Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman


Menganjurkan pasien untuk tetap bed rest
Berikan informasi secara terus menerus tentang
perkembangan kondisi pasien

14.00

S : Pasien mengatakan sudah


tenang
O : Pasien sudah tidak panik
lagi, ekspresi wajah tenang,
pasien kooperatif
A : Maslah teratasi
P : Intervensi 1-5 dihentikan,
pasien dipindahkan ke RB 1

Selasa
10/06/14

Selasa
10/06/14

You might also like