You are on page 1of 6

Tinjauan Umum Tentang Kunjungan Neonatal (KN)

1.

Pengertian kunjungan neonatal


Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal dua
kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam
maupun diluar gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan kunjungan ke rumah.
Bentuk pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi,
pencegahan hipotermia, pemberian ASI

dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa

perawatn mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan
penyuluhan neonatal di rumah menggunakan buku KIA (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2004).
Kunjungan neonatal (KN) adalah kontak neonatus dengan tenaga kesehatan minimal dua
kali.
a.

Kunjungan pertama kali pada hari pertama dengan hari ke tujuh (sejak 6 jam setelah lahir).

b.

Kunjungan kedua kali pada hari ke delapan sampai hari kedua puluh delapan.

c.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan bukan merupakan kunjungan neonatus


(Syarifudin, 2009).

2.

Tujuan Kunjungan Neonatal(KN)


Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi atau mengalami
masalah ( Rismintari, 2009).
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan oendekatan konfeherensif,
Manajemen Terpadu Bayi Muda untuk bidan/perawat, yang meliputi:

1.

Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, dan berat
badan rendah.

2.

Perawatan tali pusat

3.

Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada hari lahir

4.

Imunisasi Hepatitis B 0 bila belum diberikan pada saat lahir

5.

Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan asli eksklusif, pencegahan hipotermi
dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan buku KIA

6.

Penanganan dan rujukan kasus (Ambarwati, 2009).

3.

Kategori Kunjungan Neonatal(KN)


Kunjungan neonatal terbagi dalam dua kategori antara lain :

a.

Kunjungan Neonatal ke satu (KN 1)


Kunjungan neonatal yang ke satu (KN 1) adalah kunjungan neonatal pertama kali yaitu pada
hari pertama sampai hari ketujuh (sejak 6 jam setelah lahir).

b.

Kunjungan Neonatal yang kedua (KN 2)


Kunjungan neonatal yang kedua adalah kunjungan neonatal yang kedua kali yaitu pada hari
kedelapan sampai hari kedua puluh delapan.
Menurut definisi operasional standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten
di Jawa Timur (2004) kunjungan neonatal adalah kontak neonatus (0 28 hari) dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dengan syarat usia 0 7 hari
minimal 2 kali, usia 8 sampai 28 hari minimal 1 kali (KN2) di dalam/diluar Institusi
Kesehatan (DepKes RI, 2004).

4.

Cakupan Kunjungan Neonatal


Cakupan Kunjungan Neonatal adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar sedikitnya tiga kali yaitu 1 kali pada 6 48 jam, 1 kali pada hari ke 3 hari ke

7 dan 1 kali pada hari ke 8 hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Dengan indikator ini dapat diketahui efektifitas dan kualitas pelayanan kesehatan
neonatal.
Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3 kali pelayanan kunjungan neonatal X 100
( Sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun) (Ayusianto, 2009).
Cakupan pelayanan neonatal oleh tenagakesehatan untuk mengetahui jangkauan
layanan kesehatan neonatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat
melakukan layanan kesehatan neonatal (Syafrudin, 2011).
Dengan Rumus :

C. Faktor yang berhubungan dengan Kunjungan Neonatal


a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007).
Tingkatan pengetahuan didalam domain kognitif ada 6 tingkatan yaitu:
1.

Know (tahu) : diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya
termasuk kedalam pengetahuan terkini adalah mengingat kembali (recall).

2.

Comprehension (memahami) : memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan


suatu kemampuan secara benar tentang objek yang telah diketahui sebelumnya dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3.

Application ( aplikasi ) : diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang


telah dipelajari pada situasi tertentu atau kondisi real atau sebenarnya.

4.

Analysis ( analisis) : suatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tapi masih dalam struktur organisasi tersebut, ada kaitannya satu sama
lain.

5.

Synthesis (sintesis) : menunjukkan kepada suatu kemampuan meletakkan atau


menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk ke seluruh yang baru.

6.

Evaluation (evaluasi) : berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau


penelitian terhadap suatu obyek atau materi (Notoadmojo, 2005).

b. Paritas ibu
Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Wanita dengan
paritas tinggi yaitu wanita yang memiliki >2 anak dan paritas rendah yakni 2 anak ( Ramali,
2005).
Paritas 2-3 merupakan paritas yang aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan
paritas tinggi ( lebih dari 3) m empunyai angka kematian maternal ( Wiknjosastro, 2007). c.
Sosial Ekonomi
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan


pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan
harga barang pokok (Kartono, 2006).
Keadaan sosial ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu dan bayi karena berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan kebutuhan selama kehamilan, antara lain makanan sehat,
bahan persiapan kelahiran, obat obatan, tenaga kesehatan dan transportasi/sarana angkutan.
Masalah keuangan sering timbul didalam kehidupan keluarga (Lia, 2009).
Status ekonomi menurut
1. Tipe Kelas Atas (> Rp 2.000.000).
2. Tipe Kelas Menengah (Rp 1.000.000 -2.000.000).
3. Tipe Kelas Bawah (< Rp 1.000.000)
(Saraswati, 2009).
Menurut penelitian Hartaty tahun 2006 bahwa ada hubungan antara sosial ekonomi
dengan keinginan ibu untuk melakukan kunjungan terhadap bayinya ke petugas kesehatan.
Faktor tersebut menyebabkan ibu membawa bayinya ke petugas kesehatan saat sakit saja.

d.
Sosial Budaya
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang
dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukan (Notoatmodjo, 2007).

e. Sarana Pelayanan Kesehatan


Sarana pelayanan kesehatan dapat juga mempengaruhi rendahnya kunjungan neonatal ke
puskesmas. Banyaknya jenis sarana pelayanan kesehatan yang ada disekitar puskesmas dan

kurang memadainya fasilitas yang ada di puskesmas memungkinkan masyarakat mencari


alternatif pengobatan yang lebih memadai dan mudah dijangkau (Profil PKM, 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna dan Y.Sriati Rismintara. 2009. Asuhan Kebidanan
Komunitas.Yogyakarta: Nuhamedika
Ambarwati, Eny Retna dan Dian Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Mitra Cendikia
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Kristiyanasari, Weni. 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.
Yogyakarta: Nuha Medika
Lissaver, Tom dan Avroy Fanarof. 2008. At a Glance Neonatologi. Blackwell
Publishing Ltd. Erlangga
Notoatmodjo. 2007. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Depkes RI
Saifudin. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatus. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawiharjo
Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin ( Asuhan Kebidan Pada Ibu
Bersalin).
Yogyakarta: Fitramaya
Wahyuni Sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balit. Jakarta: EGC
Wiknjosastro. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bima Pusataka Sarwono
Prawiharjo
Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Wanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas.
Jakarta: Salemba Medika

You might also like