You are on page 1of 2

Demam berdarah dengue/DBD (dengue hemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit

infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot,
dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai dengan
hemokosentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Demam
berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan dari orang ke orang melalui
gigitan nyamuk Aedes. 1
Menurut WHO, infeksi virus dengue adalah penyebab serius morbiditas dan kematian
di kebanyakan daerah tropis dan subtropis di dunia: terutama Tenggara dan Asia
Selatan,Amerika Tengah dan Selatan, serta Karibia. Ada sekitar 2,5 miliar orang yang
berisiko di dunia untuk infeksi virus dengue. Hampir 100 negara dan wilayah memiliki risiko
untuk infeksi virus dengue dalam negeri. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia
menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu,
terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, tercatat negara Indonesia sebagai negara
dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. 2
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2014, sampai
pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak
71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak
112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita. 3
Di Indonesia, penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota. Program pencegahan
dan pemberantasan DBD telah berlangsung lebih kurang 43 tahun dan berhasil menurunkan
angka kematian dari 41,3% pada tahun 1968 menjadi 0,87% pada tahun 2010, tetapi belum
berhasil menurunkan angka kesakitan. Kematian akibat penyakit DBD di Kota Semarang
berdasarkan golongan umur terbanyak pada golongan umur 1-4 tahun dengan 10 kematian
atau 37%, sedangkan jumlah kematian terendah pada kelompok umur 15-19 tahun dan 25-29
tahun. Kelompok usia anak sekolah masih merupakan kelompok usia dominan
Berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan telah dilakukan dalam pemutusan
rantai penularan DBD, antara lain: Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD),
gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur), Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB), abatisasi
efektif, fogging atau pengasapan pada semua lokasi kasus terjangkit, dan penyuluhan

kesehatan.Penyuluhan adalah pembelajaran yang melibatkan beberapa bentuk komunikasi,


termasuk meningkatkan pengetahuan, dan mengembangkan keterampilan hidup, yang
kondusif untuk kesehatan individu dan masyarakat.

You might also like