You are on page 1of 5

LI.

1 Memahami dan Menjelaskan Ekstrusi Gigi


LO.1.1 Definisi
Ekstrusi adalah suatu keadaan yang menunjukkan gigi yang mengalami injuri keluar
dari soket gigi.

LO.1.2 Patofisologi
Pergerakan ekstrusi
- gerak gigi : kearah insisal/oklusal
- >> mudah dp intrusi ok sesuai dengan pertumbuhan gigi
LO.1.3 Etiologi
Ekstrusi dapat terjadi karena tidak adanya kontak oklusi yang dapat menahan saat
mengunyah, sehingga akibatnya adalah gigi kehilangan stimulasi normal regularnya.
1 Migrasi dan Rotasi
Hilangnya kesinambungan pada gigi dapat menyebabkan pergeseran,miring
atauberputarnya gigi. Karena gigi tidak lagi menempati posisi yang normal,
pada saat pengunyahanmaka akan mengakibatkan kerusakan struktur
periodaonatl. Gigi yang miring lebih sulitdibersihkan, sehingga aktifitas
karies meningkat.
2 Erupsi berlebihan
Bila gigi sudah tidak mempunyai gigi antagonisnya lagi, maka akan terjadi
erupsiberlebihan. Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan
tulang alveolar, makastruktur periodontal akan mengalami kemunduran,
sehingga gigi mulai ekstruksi.
3 Penurunan Efisiensi Kunyah
Mereka yang sudah kehilangan gigi cukup banyak, apalagi gigi belakang akan
merasakanbetapa efisiensi kunyahnya menurun.
4 Gangguan pada sendi temporomandibular
Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih atau over clessure,
hubunganrahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan
gangguan pada TMJ.
5 Beban berlebih pada jaringan pendukung
Bila penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang
masih adaakan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi
pembebanan berlebih (overloading). Hal ini akan mengakibatkan kerusakan
membrane periodontal dan lama kelamaangigi yang tidak akan menjadi goyang
dan akhirnya terpaksa dicabut.
6 Kelaianan Bicara
Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan bicara.
Karena giginya (khususnya gigi depan) termasuk bagian organ fonetik
(penghasil suara).
1

7 Memburuknya penampilan
Gigi yang hilang mengurangi daya tarik wajh seseorang.
8 Terganggunya kebersihan mulut
Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan gigi
tetangganya,demikian pula gigi yang kehilangan lawan giginya. Adanya ruang
interproksimal ini,mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi sisa makanan.
Dengan sendirinya kebersihanmulut terganggu dan mudah terjadi plak. Pada
tahap berikut terjadinya karies dapatmeningkat.
9 Efek terhdap jaringan lunak mulut
Bila ada gigi yang hilang, ruang yang di tinggalkanya akan ditempati jaringan
lunak pipidan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan
kesukaran adaptasi terhadapgeligi tiruan yang kemudian dibuat, karena
terdesaknya kembali jaringan lunak tadi tempatyang di tempati protesi. Dalam
hal ini, pemakaian gigi tiruan akan dirasakan sebagai suatubenda asing yang
cukup mengganggu.
Sumber : Buku ajar Gigi tiruan sebagian lepasan, jilid 1 hal 31 - 33
LO.1.4 Dampak
Ekstrusi gigi antagonis
Ketika gigi lawan tidak dapat beroklusi karena adanya gigi yang hilang, maka
gigitersebut secara umum akan mengalami erupsi berlebih atau disebut ekstrusi, dan
terusberlanjut sampai mencapai kontak dengan salah satu gigi pada lengkung
antagonisnya,atau pada kasus ekstrim, kontak dengan mukoperiosteum. Ekstrusi
biasanyamenyebabkan kehilangan dukungan tulang untuk gigi tersebut, walaupun
kadang alveolusakan mengikuti gigi yang ekstrusi. Hal ini biasanya sering
menyebabkan oklusi traumaticyang kadang dapat membatasi fungsi mastikasi.
LI.2 Memahami dan menjelaskan Penatalaksanaan pada ekstrusi gigi
LI.2.1 Perawatan infeksi, OH
INDIKASI KORONO PLASTIK
Indikasi prosedur koronoplastik adalah:
1.Untuk menyelaraskan oklusi pada pasien dengan ciri-ciri klinis trauma karena
oklusi.
2.Untuk memperbaiki hubungan kontak gigi yang bersifat traumatik terhadap
mahkota gigi.
3. Sebagai bagian perawatan disfungsi mandibular
SEKUENS KORONO PLASTIK DALAM TERAPI PERIODONTAL
Prosedur koronoplastik dalam terapi periodontal baru dilakukan setelah inflamasi
gingiva dan saku periodontal tersingkirkan dengan alasan sebagai berikut:
1. Gigi yang terlibat penyakit periodontal sering mengalami migrasi patologis, dan
kembali ke posisi semula setelah disembuhkannya inflamasi. Apabila
koronoplastik telah dilakukan sebelum inflamasi disingkirkan, maka setelah
inflamasi
sembuh
gigi akan
berubah
posisi
keposisi
sebelum
terlibat penyakit.Perubahan posisi menyebabkan harus diselaraskannya kembali
oklusi.
2. Hasil-hasil
penelitian menunjukkan
bahwa
manfaat
koronoplastik
tidak maksimal apabila inflamasi tidak disembuhkan lebih dulu.

LI.2.2 Penyesuaian oklusi


Occlusal adjustment adalah cara untuk mengembalikan gigitan antara rahang atas
dan bawah menjadi normal agar tidak terasa nyeri. Caranya adalah dengan
mengurangi ujung gigi yang mengalami kontak berlebih dengan gigi lawannya.
PENGASAHAN GIGI
Akibat pembentukan abses periodontal, gigi yang terlibat sering mengalami ekstrusi
sehingga gigi terasa nyeri apabila dipakai mengunyah. Untuk meredakan keluhan
tersebut, gigi diasah sedikit agar tidak berkontak dengan gigi antagonisnya.
Pada waktu melakukan pengasahan, gigi ditekan dengan jari telunjuk untuk
meredam getaran yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. Tidak
jarang bahwa dalam usaha mencegah timbulnya ketidaknyaman pada gigi yang
terlibat bila diasah, yang diasah adalah gigi antagonisnya. Misalnya gigi geraham
memiliki ujung gigi yang berlebih dan terasa mengganjal pada saat rahang menutup
(menggigit) maka ujung geraham tersebut dikurangi secukupnya agar tidak
mengganggu pengunyahan. Dengan cara tersebut rasa nyeri pada sendi bisa
berkurang atau hilang.
Indikasi :
untuk mengurangi tekanan traumatic gigi geligi
untuk memperoleh hubungan fungsional dan efisiensi pengunyahan
sebagai terapi tambahan untuk mengurangi kerusakan akibat kebiasaan
parafungsional
untuk menyesuaikan relasi marginal ridge dan cusp yang menyebabkan impaksi
makanan
Klasifikasi :
teknik fungsional adalah teknik ini didasarkan kebiasaan oklusi yang
menyimpang dari oklusi sentrik termasuk premature kontak gigi. Cara
memperbaiki premature kontak gigi :
groving : tindakan untuk memperbaiki lekuk-lekuk, fisur-fisur, dan grove
yang hilang karena pemakaian.
Spheroiding : pengurangan premature kontak dan kemudian
mengembalikan bentuk atau kontur gigi sesuai bentuk aslinya.
Pointing : membentuk tonjol-tonjol gigi
Coronoplasti
Komperensif : dilakukan apabila ada cedera akibat trauma yang melibatkan
banyak gigi sehingga diperlukan perubahan posisi mandibular.
Setempat : dilakukan apabila cedera akibat trauma yang melibatkan satu
atau beberapa gigi saja.
LI.2.3 Pembuatan gigi tiruan
Gigi tiruan adalah alat yang dibuat untuk menggantikan gigi yang hilang dan
jaringan lunak di sekitarnya. Seiring majunya teknologi, bahan dan alat dalam
bidang kedokteran gigi, jenis gigi tiruan kini semakin bervariasi. Secara garis besar,
gigi tiruan terbagi dalam kelompok:
Gigi Tiruan Lepas

Gigi yang pemakaiannya dapat dilepas dan dapat digunakan untuk menggantikan
kehilangan beberapa gigi (gigi tiruan sebagian) atau semua gigi di rahang atas dan
rahang bawah (gigi tiruan penuh).

(Gambar Gigi Tiruan Lepas)


Gigi Tiruan Cekat
Gigi tiruan yang direkatkan secara permanen dengan bantuan semen ke gigi asli
atau akar gigi asli. Mahkota dan jembatan (crown dan bridge) merupakan jenis gigi
tiruan cekat. Mahkota tiruan (crown) adalah restorasi yang menutupi permukaan
luar mahkota gigi. Fungsi crown adalah mengembalikan fungsi dan melindungi
jaringan gigi. Pembuatan crown dilakukan bila gigi sudah tidak mungkin
direstorasi menggunakan bahan tambal biasa akibat kerusakannya. Atau, akibat
gigi tidak lagi didukung oleh struktur gigi sehat yang kuat untuk menahan beban
kunyah. Jembatan (bridge) adalah gigi tiruan cekat yang menggantikan satu atau
lebih gigi yang didukung beberapa gigi penyangga di sebelah gigi yang hilang.

(Gambar Gigi Tiruan Cekat)


LI.2.4 Perawatan orthodontic

Reposisi : Yaitu mengembalikan gigi ke posisinya semula. Gigi dimasukkan kembali


dengan bantuan jari bila gigi keluar tidak melebihi 1 2 mm dan tidak disertai
fraktur akar. Sebagai patokan dapat digunakan gigi sebelahnya.

LI.2.5 Ekstraksi
Pencabutan.
Dilakukan bila gigi mobiliti, keluar > 2 mm dan disertai fraktur akar.

Manson, J.D, Eley, B.M, 1993,Buku Ajar Periodonti, edisi 2 (terj.), Hipokrates,
Jakarta.
Suproyo, Hartati., 2009, Penatalaksanaan Penyakit Jaringan Periodontal, Kanwa
Publisher,Yogyakarta
Thomson, Hamish. 2007. Oklusi Edisi 2. Jakarta: EGC
Mueller. 2005. Periodontology : the Essentials. New York : Thieme
Reddy, Shantipryia. 2008. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics. 2nd..
NewDelhi : JAYPEE
Graber,T.M. and Swain,B.F.,Orthodontics, Principles and Technique, The C.V.
Mosby Co.,St.Louis,Toronto, Princeton,1985

You might also like