Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran reading di sekolah Menengah Atas merupakan
pembelajaran yang bisa dikatakan dominan dan lebih sering diajarkan oleh
guru dikelas. Guru kelihatannya lebih banyak mengajarkan reading di kelas
bila dibandingkan skill lainnya seperti listening, speaking dan writing. Banyak
guru terpaku pada teks teks yang ada dalam buku pegangan guru, namun
masih banyak siswa yang tidak memahami strategi dan cara yang mudah
untuk memahami bacaan bahasa Inggris. Sesuai dengan apa yang dikehendaki
oleh Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) dan Tingkat Satuan Pelajaran
( KTSP ) adalah memahami makna dalam wacana tertulis interpersonal dan
transaksional secara formal maupun informal dalam bentuk recount, narrative,
procedure, descriptive, news item, report, analytical exposition, hartotory
exposition, spoof, explanation, discussion dan review dalam konteks
kehidupan sehari hari. Jenis teks yang diajarakan dikelas XII pada semester
genap adalah narrative, explanation , discussion , review, dan commentary .
Dalam kontek memahami makna dalam wacana tertulis interpersonal dan
transaksional dalam mengenali dan memahami akan jenis-jenis teks ini
kebanyakan siswa masih mengalami kesulitan-kesulitan dalam berbagai hal
seperti : a). ciri-ciri kalimat yang dipakai, b). kata-kata penghubung
(conjunctions), c). kata-kata transision antara kalimat dengan kalimat dan
paragraph dengan paragraph, dan d) alur cerita dalm teks bacaan. Persoalan
yang lebih komplek lagi adalah dalam hal memahami bacaan tersebut. Setiap
kelas yang diajar kelas XII IPA, siswa yang tergolong tidak begitu mengalami
kesulitan (tanpa banyak bantuan guru) setiap lokalnya hanya berkisar antara
20 % sampai dengan 25 % saja ( 8 sampai dengan 10 orang), yang berbanding
terbalik yang semestinya jumlah persentase diatas adalah bagi siswa yang
tergolong mendapat kesulitan dalam memahami makna dan isi bacaan.Siswa
yang diantara dua dikotomi tersebut yang memerlukan bimbingan guru
berkisar antara 50 % samapai dengan 55 % (20 sampai dengan 23 orang
siswa).
Khusus siswa yang tergolong kepada kelompok mayoritas tersebut, ada
berbagai hal yang mereka alami sewaktu memahami teks tersebut antara lain:
a). Banyaknya jumlah kosakata utama (key words) yang berhubungan dengan
topik bacaan yang belum begitu dipahami sehingga mereka harus membuka
kamus), b). Menghubungakan kata ganti dengan kata-kata tertentu dalam
bacaan seperti it, this, them, one, dan lain-lain, c). Memahami makna
pemakaian kata penghubung yang kurang lazim muncul dalam suatu bacaan
seperti instead of, inspite of,
therefore , in contrary , as , if
dan lainnya. d). Implikasi pemakaian tanda baca tertentu seperti semi colon,
colon, hypen, dan desh. Yang tidak kalah pentingnya adalah jenis jenis
pertanyaan subjetif yang dimulai dengan kata what, where, when, who,
whom, how, dan why jika dikaitkan dengan kandungan bacaan.
Mereka
karena dari kenyataan yang ada masih banyak siswa disetiap kelasnya lamban
dan lemah dalam mengolah kemampuan bacaan teks bahasa Inggris.
I.3. Rumusan Masalah
Berdasakan permasalahan yang terdapat pada identifikasi masalah diatas
maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apakah penggnaan Collaborative Strategic Reading dapat membantu siswa
mengatasi permasalahan keywords, hubungan antara satu ide dengan ide
yang lain, conjunction
Dalam kata lain, hasil penelitian tindakan kelas diharapkan dapat dijadikan
pegangan guru guru bahasa Inggris di SMA untuk menggunakan
collaborative strategic reading yang saat sangat popular tetapi jarang guru
mengenal dan menggunakannya untuk mengatasi masalah masalah yang
berkenaan dengan pemahaman akan bacaan terutama bagi siswa yang
tergolong kelompok mayoritas yang mengikuti kegiatan perbaikan
pengajaran ( remedial teaching ) .
1.5. Ruang Lingkup
Untuk mengatasi permasalahan , maka ruang lingkup penelitian terdiri dari :
1.
2.
3.
2. Strategy
Rebecca Oxford and Andrew cohens ( 1992, p.1 ) memberi batasan yang
jelas bahwa strategi belajar ( learning strategies ) adalah langkah
langkah yang diambil oleh siswa untuk memajukan pelajarannya.
Robecca Oxfords (1990, p.8 )
Comprehension
caracara
membaca
siswa
tersebut
dalam
BAB II
KAJIAN TEORI / PUSTAKA
2.1. Pengertian Strategi Belajar
Rebecca L. Oxford ( 1990 ) memberi batasan yang jelas bahwa
strategi belajar ( learning strategies ) adalah langkah langkah yang diambil
oleh siswa untuk memajukan pelajarannya. Strategi belajar diperlukan oleh
siswa adalah sebagai alat untuk aktif keterlibatan yang ditentukan sendiri
dalam suatu kegiatan.
Dari batasan tersebut itu umumnya bersumber dari dalam diri siswa itu
sendiri untuk menentukan langkah-langkah yang perlu diambil , dengan
demikian , keaktifan seorang siswa dan keterlibatannya dalam suatu kegiatan
sangatlah ditentukan oleh diri sendiri siswa itu sendiri ( self directed
involvement).
Pengertian Strategi Membaca adalah langkah-langkah atau cara cara
yang dipilih oleh sipembaca ( siswa ) dalam memahami suatu bacaan.
Strategi membaca yang lazimnya digunakan oleh sipembaca adalah
tergantung kepada klasifikasi pembaca itu sendiri apakah ia tergolong
kepada pembaca yang belum berpengalaman ( unexperienced reader). Bagi
pembaca yang belum berpengalaman cenderung menggunakan pendekatan
bottom up approached , sedangkan pembaca yang tergolong berpengalaman
menggunakan pendekatan atau cara-cara membaca top down approach
( lihat Don Burner and Clenda Page : 1985 ).
Pendekatan bottom up bercirikan langkah langkah yang ditempuh
pembaca adalah pemaksimalan pemamfaatan segala yang ada dalam bacaan
yang identik dengan meaning emphasis pada makna ( ideas , feeling , words
and sensory impressions ( lihat Clymer 1972 ).
Yang pertama diatas , Cambourne ( 1979 ) mengemukakan istilahnya
dengan menggunakan outside in yang intinya adalah bahwa informasi
itu sedang berjalan, inside out
pemahaman yang luas diproses oleh sesorang tentang bagaimana dunia ini
sebenarnya dan lain sebagainya.
Selanjutnya, pemahaman bacaan itu adalah suatu interactive process
dimana sipembaca mengalami ide-ide penulis melalui suatu texts Patricia
L.Carrell ( Eds )( 1988 ). Dengan demikian, kesamaan alur pikiran sipenulis
dengan sipembaca merupakan suatu persyaratan dalam memahami suatu
bacaan. Dalam kontek ini, jenis jenis bacaan ( genre ) seperti expository ,
narrative banyak memberi pengaruh kepada tingkat pemahaman sipembaca.
Disamping itu, ada juga berbagai hal yang patut pula menjadi perhatian bagi
sipembaca adalah penguasaanya tentang kosa kata dan konsep konsep
yang ada didalamnya, perngkat-perankat sinteksis dan perangkat-perangkat
simantik. Lebih lanjut, latar belakang pengetahuan ( prior knowledge of the
reader ) adalah suatu hal yang tidak dapat dinafikan oleh sipembaca untuk
dimamfaatkan dalam pemahaman suatu bacaan.
2.3. Pendekatan Callaborative Strategic Reading ( CSR)
Salah satu cara yang akhir-akhir ini popular diperkenalkan kepada
siswa untuk memahami isi isi bacaan adalah strategi membaca secara
bersama sama
10
11
guru memperkenalkan satu atau dua kali strategi yang akan digunakan,
dimulai dari aplikasi termudah dan diakhiri dengan aplikasi tersulit dari
strategi yang akan diterapkan. Disamping itu, guru juga harus menjelaskan
pentingnya penerapan strategi ini, dan kapan waktu yang tepat untuk
menerapkan strategi tersebut.
Christine, dkk mengemukakan ada tiga langkah dasar untuk menerapkan
CSR dengan menggunakan jenis teks sebagai salah satu strategi dalam
meningkakan pemahaman membaca siswa, sebagaimana yang tertera
dibawah ini:
Langkah pertama: Perkenalan kelas secara keseluruhan
Pada langkah ini, guru memperkenalkan topik yang akan dipelajari
oleh siswa. Pada langkah ini, guru mengajarkan kunci vocabulary dalam
sebuah teks, dan mengembangkan instruksi-instruksi yang perlu diterapkan.
Pada langkah ini juga, guru memberikan CSR leader cue card and CSR
learning log ( alat yang digunakan sebagai pedoman dalam menerapkan
strategi). Strategi ini digunakan untuk membuat siswa lebih menguasai
strategi yang akan diterapkan.
Pada
langkah
ini,
guru
menerapkan
strategi
pengajaran
12
13
Pada langkah ini penulis membagi siswa dalam kelompok. MasingMasing kelompok terdiri dari empat siswa yang memiliki kemampuan yang
beranekeragam. Kemudian, guru membagi siswa dalam peranan-peranan
yang berbeda. Peranan-Peranan yang meliputi: Leader, Clunk expert, Gist
Expert and Announcer. Pada langkah ini masing-masing anggota kelompok
memainkan peranan yang penting dan pembelajaran CSR melalui aktivitas
pembelajaran.
1). Leader: menginformasikan kelompok apa yang akan di baca selanjutnya
dan strategi apa yang akan di gunakan selanjutnya.
2) Clunk expert: menggunakan clunk cards untuk mengingatkan grup pada
langkah yang di ikuti ketika mencoba menemukan arti dan kata kata sulit/
tidak dimengerti.
3) Gist expert; membimbing grup melalui ringkasan dan yang terdiri dari ideide penting tapi tidak dibutuhkan secara terperinci.
4) Announcer: memanggil anggota kelompok untuk membacakan atau
mempresentasikan hasil kerja group dan berbagi ide ide kepada yang lain .
Langkah ketiga: Strategi pengelompokan seluruh kelas
Pada langkah terakhir ini, penulis mendiskusikan hasil bacaan,
pengulangan Clunk Card, serta jawaban-jawaban pertanyaan atau beberapa
pengulangan ide yang terdapat dalam teks yang telah dipelajari oleh siswa.
Pada kenyataannya selama aktivitas pengelompokan, peranan guru megacu
pada keseluruhan kerja kelompok, perbedaan Clunk cards pada setiap
kelompok, penggunaan model strategi, dan teknik pembelajaran kooperatif
yang secara langsung berhubungan dengan tugas-tugas siswa.
14
meningkatkan
pemahaman
membaca
mereka.
CSR
dapat
Ketika Membaca
Membaca
Setelah Membaca
Wrap Up
Sekarang mari
tentang..
membaca session
mengembangkan
selanjutnya?
pertanyaan untuk
Mari mengingat
kembali
sudah benar-benar
Click and Clunk
dibaca.
Pertanyaan dengan
menggunakan Who,
Logs
Why, or How.
membagi
{seseorang yang
pertanyaannya?
berperan sebagai
predikisikan. Lihat
dan masing-masing
15
memberi bantuanya}.
Compliments and
mendapat ide-ide.
Suggestions
Logs
Waktunya Time
Expert, untuk
membantu.
mengemukakan
pendapanya?
as a group today.
masing-masing section
Adapted from Texas Center For Reading and language Arts (2000).
Figure 2: CSR Learning Log
Name:
Date:
yang
tidak
mengerti).
3. The gist (main idea): Tulis ideide dari apa yang sudah kamu
baca.
4. Making Questions: Membuat
pertanyaan tentang ide-ide utama.
Adapted from Texas Center for Reading and language arts (2000).
2.6. Pendiskusian Hasil yang Relevan
16
BAB. III
17
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Setting Penelitian
Penelitian ini diadakan di kelas XII IPA SMA Negeri 10 Pekanbaru ,
dan dilaksanakan pada semester genap Tahun pelajaran 2006 / 2007.
3.2. Populasi dan Sample
Populasi penelitian ini adalah 1 ( satu ) kelas dari 4 kelas siswa kelas XII
IPA SMA
40 orang siswa
1. Plan
3. Observasi
2. Act
yang
dimaksud
pembelajaran
dalam
dengan
penelitian
menggunakan
ini
adalah
Collaborative
tahap
persiapan,
pelaksanaan,
observasi
dan
refleksi.
18
aktivitas pembelajaran.
1). Leader:
19
20
No
1
2
3
4
Skor
80 - 100
60 - 79
40 - 59
0 - 39
21
dari hasil pengamatan apa- apa yang terjadi selanjutnya dipelajari dan
diadakan perbaiakan pada pertemuan berikutnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
22
4.1.
NILAI
80 - 100
60 - 79
40 - 59
0 - 39
Jumlah
ULANGAN HARIAN
1
2
Jumlah ( % )
Jumlah ( % )
3 (7.5 )
9 (22.5 )
20 ( 50)
26 ( 65 )
16 (15.25 )
5 (12.5 )
4 ( 10 )
40 ( 100 )
40 (100 )
Dari table 1 diatas dapat diketahui bahwa pada ulangan harian 1 siswa
yang mendapat nilai 80 100 ada 3 siswa (7,5 % ) ini artinya bahwa pada
ulangan harian pertama untuk mencapai nilai 80 sampai dengan 100 sedikit
sekali, sedangkan nilai 60 sampai dengan 79 ada 19 siswa (47.5 % ) nilai
yang tergolong sedangpun belum mencapai 60 % keatas, hanya mencapai
23
85 % secara
karena
siswa yang perlu bimbingan guru atau perbaiakan berjumlah 5 orang ( 12.5
%). Jadi pencapaian keberhasilan untuk teks narrative ini sudah mencapai
87.5 %.
Tabel. 2 Nilai Ulangan Harian siswa teks Explanation
NILAI
NO
1
2
3
4
80 - 100
60 - 79
40 - 59
0 - 39
Jumlah siswa
ULANGAN HARIAN
1
2
3
Jumlah ( % ) Jumlah ( % )
Jumlah ( % )
2(5)
2(5)
5 (12.5 )
20( 50 )
24( 60 )
26 (65 )
14( 35 )
14 ( 35 )
9 (22.5 )
4( 10 )
40 ( 100 )
40 ( 100 )
40 ( 100 )
24
inferences membutuhkan waktu yang cukup lama, hasi pencapaian pun agak
sedikit rendah bila dibandingkan dengan teks naratif. Untuk ulangan
pertemuan pertama dan kedua ada 2 orang ( 5 % ) siswa yang mendapat
nilai 80 keatas , ini menunjukkan masih terdapat kesulitan bagi siswa untuk
memahami penggunaan collaborative strategfis reading itu sendiri. Pada
jenjang menegah pada pertemuan pertama hanya terdapat 20 dari 40 siswa
sama dengan 50 % sedangakan pada pertemuan kedua ada peningkatan
sedikit menjadi 26 orang ( 65 % ) dan yang lainnya masih butuh remedial
dan bimbingan guru untuk memahami bacaan bahasa Inggris adalah 35 % .
Pada teks explanation masih perlu adanya siklus ke tiga untuk lebih
memantapkan akan pengertian siswa dalam memngaplikasikan collaborative
itu sendiri.
Dari penggabungan hasil yang dicapai siswa pada teks narative dan
explanation bahwa rata rata pada pada pencapaian tinggi pada siklus
pertama adalah 10 % sedangakan pada siklus kedua adalah 24 %. Pada
pencapaian sedang penggabungan narrative dan explanation text diperoleh
rata-rata 50 % sedangkan katagori pencapaian sedang dari kedua text pada
siklus ini adalah rata rata 65 % selebihnya termasuk katagori rendah pada
siklus pertama 40 % dan sangat rendah adalah 10 %, sedangakan pada siklus
kedua katagori rendah dari teks tersebut adalah 18.5 dan katagori sangat
rendah adalah 0 % ini menunjukkan adanya peningkatan yang cukup
signifikan.
Pada siklus ketiga dari teks explanation menunjukkan ada sedikit
perubahan yang meningkat , yang sebelumnya pada siklus kedua jumlah
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1 Komponen Kemampuan Membaca
26
27
5.2.2 Kepada guru dan siswa diharapkan dapat menitik beratkan cooperative
learning , saling sharing dalam memahami bacaan bahasa Inggris dengan
mudah dan cepat.
5.2.3 Permasalahan yang cukup urgen adalah masih perlu dibina dan diajak
bersama akan
DAFTAR PUSTAKA
28
Burner, D, and Page ,G, ( Eds )( 1985 ) Insight and Strategies for Teaching
Reading. Sydney: Harcourt Brace Jovanovick Group.
Carrel P.L ( Eds ) ( 1988 ) Interactive Approach to Second language Reading.
Carewell, John W, ( 2005 ) Educational Research . University of NebraskaLincoln
Jackson, SH. L., ( 2003 ) Research Methods and Statistics: A critical thinking
approach. Belmont : Thomson Learning Academic Resource Center.
Klingner J.K. , and Vaughn SH., ( 1993 ). Using Collaborative Strategic
Reading
( csr )The cornel for exceptional children : pp 32 37
Hamalik, ), 1983. Metoda dan Kesulitan Mengajar, Tarsito Bandung
Mc Carthy, M., ( 1993 ) Discourse analysis for language teachers. New York :
Cambridge University press, syndicate.
Nuttal ch., ( 1982 ) Teaching Reading Skill in a foreign Language . Oxford :
Heineman
Oxford , R.L., ( 1990 ) Language Learning Strategies : What every teacher
should know . Boston : Heinle and Heinle Publisher.
29
Pertemuan ke
Hari / Tanggal
Siklus 1
1
2
Siklus 2
1
Februari 2007
Februari 2007
Siklus 3
1
2
Maret 2007
Maret 2007
Januari 2007
Januari 2007
Mata Pelajaran
Reading Narrative Text
1. Fable
2. Legend
Reading Explanation Text
1. Acid Rain
2. The Process of
photosynthesis
Reading Explanation Text
1. Tsunami
2. El Nino
predicting
fixup
Clik and
Clunk
Langkah 1
Perkenalan
Kelas
secara
Keseluruha
n
Click card
clunk card
Get idea
Get the gist
Get specific
information
generating
questions
Wrap up
reviewing
Strategy used
Mengingatkan
grup
Clunk
expert
Langkah 2
Aktivitas
kerja
kelompok
Berperan
Menemukan arti
sulit
Membimbing
Gist expert
Ringkasan ide
penting
Membaca
paragrap
Announcer:
32
Pengulanagan
Clunk card
Langkah 3
Strategi
pengelomp
okan
seluruh
kelas
Jawab
pertanyaa
Sharing ide
Penggunaan
Model Strategi
Teknik
Pembelajaran
Kooperatif
33
34
35
C6H12O6+6O2
36
b.
c.
d.
e.
must be present
interrupts the chemical reaction
is produced in carbohydrates
is decomposed by chemical energy
18. the word successively in paragraph two line three is closet meaning to
a. slowly
b. in a sequence
c. carefully
d. with effort
37
e. fast
19. Beside the manufacture of food for plants, what is another benefit of
photosynthesis?
a. it remains a balance of gases in the atmosphere
b. it produces solar energy
c. it removes harmful gases from the air
d. it diffuses additional carbon dioxide into the air
e. it produces a balance energy
20. Which of the following is NOT true of the oxygen used in photosynthesis?
a. Oxygen is absorbed by the roots
b. Oxygen is the product of photosynthesis
c. Oxygen is used in respiration
d. Oxygen is released into the atmosphere through the leaves.
e. Oxygen is release out
38
39