You are on page 1of 21

Analisis

Nadira Putri Pinasthika


1306370814

ANALISIS PERCOBAAN

1. Pembuatan Larutan Phosphate


Buffer
Buffer dibuat dari K2HPO4 (asam lemah) dan
KH2PO4 (basa konjugasi) yang akan digunakan
sebagai pelarut enzim lipase Candida rugosa
Buffer berfungsi untuk menjaga pH enzim yang
digunakan pada kisaran 6-8 agar pengamatan
terhadap jumlah produk tidak terganggu
Pemilihan buffer harus memperhatikan kinerja
dari buffer tersebut dalam mempertahankan
pH serta sifat biologisnya

2. Pembuatan Larutan Enzim Lipase


Larutan enzim = enzim lipase +
larutan buffer fosfat
Diaduk secara perlahan agar enzim
tidak rusak dan terlarut sempurna
Enzim yang digunakan adalah enzim
lipase yang berguna untuk
menurunkan energi aktivasi reaksi
pemecahan trigliserida menjadi asam
lemak dan gliserol

3. Standardisasi KOH 0,1 N


Standardisasi dilakukan untuk mengecek
keakuratan konsentrasi KOH yang digunakan
Standardisasi menggunakan metode titrasi
dengan asam oksalat sebagai titrat
KOH dipiih sebagai dasar standardisasi karena
merupakan basa kuat yang dapat digunakan
untuk menetralisir asam lemak
Asam oksalat mempunya karakteristik yang
mirip dengan asam lemak bebas hasil hidrolisis,
sehingga dapat digunakan untuk kalibrasi
Penambahan indikator PP untuk mengetahui
titik ekuivalen titrasi

4. Eksperimen hidrolisis
Suhu operasi 37C
Suhu yang digunakan adalah 37C karena suhu
tersebut merupakan suhu optimum Candida
rugosa untuk bekerja
Pencampuran minyak ke dalam enzim lipase
Minyak goreng berperan sebagai trigliserida
yang akan dipecah menjadi asam lemak dan
gliserol dengan bantuan enzim lipase
Pengadukan dilakukan untuk mempercepat
reaksi hidrolisis dan memperluas kontak antara
minyak goreng dengan enzim

5. Kandungan Asam Lemak


Sampel minyak goreng dicampurkan dengan
etanol yang berfungsi untuk melarutkan
minyak agar dapat bereaksi dengan basa alkali
Untuk menganalisis kandungan asam lemak
yang terbentuk, menggunakan metode titrasi
dengan pH sebagai tolak ukur
Sampel dititrasi dengan KOH dan ditambahkan
indikator PP sebagai penentu titik ekuivalen
titrasi yang menandakan titrasi harus berhenti

ANALISIS HASIL

Analisis Hasil
Data yang diperoleh adalah volume KOH
yang diperoleh dari metode titrasi
Volume KOH berbanding lurus dengan
jumlah kandungan asam lemak bebas
pada minyak goreng
Seiring dengan lamanya waktu tinggal
reaksi hidrolisis, maka semakin banyak
asam lemak bebas yang terbentuk dari
hasil pemecahan trigliserida
Semakin banyak asam lemak bebas yang
terbentuk, maka semakin banyak KOH

Berdasarkan persamaan reaksi:


Dimana RCOOH adalah asam lemak bebas yang
terbentuk dari reaksi hidrolisis pada praktikum

Dapat dilihat dari reaksi tersebut,


perbandingan mol RCOOH dan mol
KOH adalah 1:1

Dari standardisasi didapatkan M KOH


adalah 0,086 M

Berdasarkan tabel di atas, semakin lama waktu


tinggal, semakin banyak mol FFA yang terbentuk
karena peran lipase Candida rugosa yang berfungsi
sebagai katalis yang memudahkan proses
pemecahan trigliserida menjadi asam lemak bebas
dan gliserol
Lipase akan menurunkan energi aktivasi reaksi
hidrolisis tersebut
Pada t = 0, ternyata sudah terdapat 0,07 mmol FFA
yang berarti trigliserida sudah terhidrolisis sedikti

Pada t = 0 sudah ada sedikit asam


lemak bebas karena minyak goreng
disimpan dalam waktu yang lama
dan disimpan pada kemasan tidak
kedap udara sehingga
memungkinkan adanya sedikit reaksi
hidrolisis oleh kandungan oksigen di
udara atau pun bakteri yang ada
Enzim yang digunakan sangat efektif
untuk mempercepat reaksi hidrolisis
minyak karena selalu terjadi
kenaikan kandungan asam lemak

Kurva CFFA (mmol) vs Waktu (menit)


0.2500

f(x) = 0x + 0.09
R = 0.89

0.2000

0.1500

CFFA (mmol)

Linear ()
0.1000

0.0500

0.0000

10

20

30

t (min)

40

50

60

70

Berdasarkan kurva di atas, semakin lama


waktunya maka semakin tinggi konsentrasi
FFAnya
Hal ini terjadi karena lipase masih
beraktivitas dengan baik dan menyebabkan
naiknya konsentrasi FFA yang nantinya akan
meningkatkan volume titrasi KOH
Peningkatan jumlah asam lemak juga
menunjukkan reaksi enzimatis masih berjalan
dengan baik. Di mana enzim lipase Candida
rugosa belum mengalami reaksi inhibisi oleh
produk berupa asam lemak bebas.

Kurva ln CFFA/CFFA0 (mmol) vs Waktu (menit))


0.0000

0 20 40 60 80

-0.0010
-0.0020
-0.0030

ln CFFA/CFFA0 (mmol)

f(x) = - 0x - 0
R = 0.74

-0.0040

ln(CFFAtotal-CFFA/CFFAtotal)
Linear (ln(CFFAtotalCFFA/CFFAtotal))

-0.0050
-0.0060
-0.0070
-0.0080

t (min)

Kurva di atas terlihat cenderung menurun sehingga


mengakibatkan nilai gradien (konstanta reaksi) nya
menjadi negatif
Hal dapat disebabkan karena reaksi cenderung ke arah
reaktan atau karena reaksi tersebut bukan merupaka
reaksi orde 1

Derajat Hidrolisis

Derajat Hidrolisis (%)

0.5
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0

f(x) = 0.01x + 0.08


R = 0.89

Linear ()

10

20

30

40

50

60

70

t (min)

Pada percobaan ini juga dihitung efektivitas


hidrolisis dari asam lemak. Kefektivitasan
hidrolisis dapat dilihat dari perhitungan derajat
hidrolisis karena dari perhitungan tersebut dapat
terlihat fraksi garam hasil kondisi setimbang saat
titrasi
Berdasarkan kurva efektivitas hidrolisis
cenderung meningkat secara konstan

ANALISIS KESALAHAN

Analisis Kesalahan
Waktu pengambilan tidak akurat
Deviasi ketidaktepatan waktu dapat mempengaruhi
kandungan asam lemak bebas yang terbentuk

Acuan warna titrasi tidak sama


Titrasi merupakan salah satu proses utama dalam
praktikum kali ini. Acuan warna yang tidak sama
akan mempengaruhi hasil perhitungan dan analisa
kandungan asam lemak bebas pada sampel

Suhu dan pH minyak tidak sesuai


Pada bioreaktor, suhu dan pH tidak bisa
sesuai dengan yang kita inginkan. Pasti akan
ada selisih yang cukup jauh dari harga
aktual. Suhu dan pH sangat mempengaruhi
proses hidrolisis trigliserida

KESIMPULAN

Kesimpulan
Volume KOH yang digunakan untuk
titrasi berbanding lurus dengan
kandungan asam lemak bebas pada
minyak goreng
Suhu dan pH sangat mempengaruhi
proses reaksi hidrolisis minyak
goreng

You might also like