Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk membantu dalam mengenali atau
mempelajari makhluk hidup yang begitu banyak dan beraneka ragam sifat serta
ciricirinya. Manfaat klasifikasi adalah untuk mengetahui jenis-jenis makhluk hidup
dan hubungan antar makhluk hidup sehingga menjadi lebih mudah diketahui
kekerabatan antar makhluk hidup yang beraneka ragam. Makhluk hidup yang
diklasifikasikan dalam satu kelompok atau takson tertentu memiliki persamaanpersamaan sifat dan ciri-ciri. Identifikasi merupakan tugas untuk mencari dan
mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya
ke dalam suatu takson (Kotellat et al., 1993).
Identifikasi penting dalam mencari kebenaran terhadap suatu species.
Tahapan
dalam
klasifikasi
adalah
pencanderaan
ciri-ciri
makhluk
hidup,
Arthropoda.
paling
besar
dalam
dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipang dan hewan sejenis
lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa
ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk
simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui
paling
anterior
dari
prosomal
dan
biasanya
digunakan
untuk
abdomen yang tampak jelas, kecuali pada Acarina. Pada cephalothorax terdapat
enam pasang apendik bersendi , yaitu sepasang chelicerae, sepasang pedipalpi dan
empat pasang kaki. Antena dan mandibel tidak. Chelicerata merupakan sufilum dari
Merostomata, Arachnida, Xiphosura, kelompok yang punah Eurypteridadan
Chasmataspidida dan juga Pycnogonida (Sharma, 2012).
Merostomata adalah kelompok hewan-hewan laut dengan bentuk mirip cakram
dengan organ mirp ekor (telson) yang lancip dan agak panjang. Anggota kelas ini
adalah mimi yang merupakan hewan prasejarah yang telah ada sejak jaman dahulu
kala. Kelas Arachnida memiliki chelisera sebagai alat makan, di dekatnya biasanya
terdapat pedipalpi yang berfungsi sebagai alat potong. Alat potong ini mengalami
modifikasi menjadi capit pada kalajengking. Kelas ini beranggotakan ordo opiliones,
scorpiones, araneae, dan acari. Ordo piliones beranggotakan dady longlegs,
scorpiones beranggotakan kalajengking, araneae beranggotakan laba-laba, sedangkan
acari beranggotakan kutu dan kutu busuk. Kelas Pynognida ini adalah kelompok
untuk laba-laba laut. Hewan mirip laba-laba berukuran kecil yang hidup di laut.
Mereka umumnya adalah parasit pada hewan lain atau predator pemakan anemone
(Hickman, 2001).
2. Crustacea
Subfilum ini merupakan hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air
tawar. Kata Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti
cangkang yang keras. Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi.
Jumlah udang di perairan seluruh dunia diperkirakan sebanyak 343 spesies yang
potensial secara komersil. Dari jumlah itu 110 spesies termasuk didalam famili
Penaidae. Udang digolongkan kedalam Filum Arthropoda dan merupakan Filum
terbesar dalam Kingdom Animalia. Klasifikasi Crustacea dibagi menjadi 2 sub-kelas,
yaitu Entomostraca (udang-udangan rendah)dan Malacostrata (udang-udangan
memiliki racun yang disebut asam hydrocianin. Pada beberapa spesiesdaerah ini
dapat menyebarkan zat tersebut hampir satu meter. Di daerah tropis ada yang dapat
menyebabkan kebutuhan pada anak-anak. Tabung pernafasan umumnya tidak
bercabang dan keluar sebagai tonjolan dari sebuah kantung yang terbuka tepat
disebelah depan kakinya. Eksresi dengan menggunakan dua atau empat saluran
Malphigi. Jantung merupakan pembuluh dorsal dengan ostila lateral, dari bagian ini
akan keluar arteri-arteri kebagian kepala. Diplopoda bergerak sangat lambat
meskipun memiliki kaki yang banyak. Beberapa diantara hewan-hewan yang
termasuk Diplopoda dapat menggabungkan dirinya menjadi bentuk seperti bola atau
spiral. Hal ini terjadi bila hewan terzebut diganggu. Hewan ini hidup pada tempat
yang gelap, lembab, dan pada yang banyak mengandung tumbuh-tumbuhan yang
yang telah membusuk sebagai makanannya. Alat reproduksinya terpisah (derumah
dua), telur yang telah dibuahi diletakkan pada tanah yang lembab. Hewan yang baru
menetas mempunyai beberapa segmen dengan tiga pasang kaki (Alan, 1994)
4. Insekta
Subfilum ini termasuk dalam filum arthropoda. Insecta sering disebut serangga
atau heksapoda. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah
insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Anggota insekta sangat
beragam, tetapi memiliki ciri khusus,yaitu kakinya berjumlah enam buah,sehingga
disebut juga hexapoda ( hexa = enam, podos = kaki ). Tubuh terbagi menjadi tiga
bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satunya invertebrata
yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitat yang sangat
luas insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. peranan
yang menguntungkan antara lain: penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain,
tetapi ada juga yang merugikan, misalnya wereng coklat menyerang hektaran
tanaman padi. secara umum karakteristik insekta yaitu tubuh terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan abodemen (perut). memiliki sepasang
kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi
untuk berjalan . kebanyakan insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen
ketiga di daerah dada, pada jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak
memiliki sayap. makanan insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang
hidup sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta
bersimbiosis dengan organisme lain. alat pernapasan insekta berupa trakea. alat
ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian posterior saluran
pencernaan . sistem sirkulasinya terbuka. organ kelamin insekta berumah dua artinya
insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya terletak pada segmen
terakhir dari abodemen . fertilasi terjadi secara internal. insekta mengalami ekdisis
pada tahap tertentu selama perkembangan hidupnya (Johnson, 1992).
Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas,
yaitu Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota
dan insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota. Sub kelas
Apterygota ini memiliki ciri-ciri, yaitu tidak bersayap, tidak mengalami
metamorfosis (ametabola), tipe mulutnya menggigit, batas antara kepala, dada, dan
perut tidak jelas, antenanya panjang tidak beruas-ruas, contoh speciesnya yaitu kutu
buku (Lepisma sacharina), kutu buku dapat merusak buku karena dapat
mengeluarkan enzim selulase. Sub kelas Pterygota memiliki ciri-ciri, yaitu memiliki
sayap, mengalami metamorphosis, tipe mulutnya bervariasi (Johnson, 1992).
Berdasarkan asal tumbuhnya sayap sub kelas Pterygota dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu Eksopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal dari
tonjolan
luar
dinding
tubuh.
Berdasarkan
tipe
sayap,
tipe
mulut,
dan
1. Nephila pilipes
Nephila pilipes (Golden Orb Spider) adalah spesies umum laba-laba yang dapat
ditemukan di hutan primer dan sekunder dari Singapura (Kuntner, 2012). Spesies ini
dikenal masyarakat karena kemampuannya untuk membangun jaring laba-laba besar,
spektakuler dengan sutra yang lebih kuat dari kevlar. Namun, sehingga dengan jaring
besar
Animalia
Arthropoda
Arachnida
Araneae
Araneomorphae
Nephilidae
Nephila
: Nephila pilipes
:
:
:
:
:
:
:
1. Argiope appensa
Hewan ini adalah spesies laba-laba yang tergolong familia Araneidae. Spesies ini
juga merupakan bagian dari genus Argiope dan ordo Araneae. Laba-laba ini
ditemukan di beberapa pulau di Samudera Pasifik Barat. Telah diperkenalkan ke
Hawaii, dan ditemukan di Taiwan dan New Guinea. Habitat spesies ini mendiami
berbagai habitat, dari pantai ke hutan. Betina mencapai panjang tubuh hingga 7 cm
dan mencolok hitam dan kuning, sedangkan jantan berwarna coklat hanya mencapai
sekitar 2 cm. Di Hawaii mereka disebut laba-laba kebun sebagai Hawaii '. Di Guam,
Argiope appensa sering disamakan dengan Argyrodes argentatus. Penduduk setempat
ada merujuk mereka sebagai laba-laba pisang. Klasifikasi menurut Fabricius (1787),
Kerajaan
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
:
Animalia
Arthropoda
Arachnida
Araneae
Araneidae
Argiope
Argiope appensa
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Subfilum
: Crustacea
Kelas
: Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Famili
: Hippidae
Genus
: Hippa
Spesies
: Hippa adactyla
Hippa adactyla merupakan spesies lain dari yutuk yang termasuk Crustaceae
dengan karapas yang menutupi tubuh, Antennal flagela terdiri dari 3-7 (biasanya 5)
artikel. Pereopod Saya dactylus flattish. Pereopods II dan III masing-masing dengan
dactyli indent yang berbeda dipotong menjadi sudut kanan tepi dorsal. Telson dengan
margin lateral yang hampir lurus; apex sempit bulat. Karapas dan perut umumnya
abu-abu kebiruan, margin dan pegunungan di karapas dan anterior dari somit perut
coklat kemerahan atau coklat kebiruan dengan berbagai teratur berbentuk, putih atau
pucat dengan tanda coklat. Segmen distal pedunculus mata putih, dengan tanda
coklat. Peduncles Antennular dan flagella abu-abu atau kebiruan coklat. Pereopod
Icoklat umumnya kebiruan, kadang-kadang dengan tanda putih tidak teratur
berbentuk, margin segmen kadang kemerahan coklat. Pereopods II dan III putih
dactyli.
Klasifikasi Emerita emeritus menurut Fabricius (1787),
Kingdom
Filum
: Animalia
: Arthropoda
Subfilum
: Crustacea
Kelas
: Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Famili
: Hippidae
Genus
: Emerita
Spesies
: Emerita emeritus
bergerigi dan lurus, pada anterior terdapat jumlah lobe yang berbeda, pada Emerita
terdapat duri pada samping kiri dan kanan anterior (Boyko, 2002). Pareopod I-IV.
Bentuk pareopod pada Hippa memanjang (subchaeta) dan ujungnya tidak terdapat
capit sedangkan pada Emerita pada ujungnya pipih dan pendek.Antenna. Jumlah dari
article pada antena samping berkisar antara 1-6 berbeda untuk Genus Emerita yang
mempunyai antena yang panjang yang sering tersimpan menggulung ditorak. Daktil.
Pada famili Hippidae bentuk daktil hampir sama membulat dan meruncing pada
ujungnya, terdapat pada pareopod II IV. Secara keseluruhan Hippdae memiliki 27
spesies di wilayah Pasifik Barat Indonesia, sedangkan dalam penelitian ini hanya
menggunakan enam spesies yang berasal dari Indonesia saja (Sumatera, Jawa,
Sulawesi, Bali, Tual dan Gili Meno). Perairan Indonesia adalah tempat yang paling
potensial bagi kehidupan kepiting pasir. Genus Hippa adalah yang paling bersifat
regional serta menghuni hampir di semua wilayah Pesisir Barat Sumatera, pesisir
selatan Jawa dan hampir keseluruhan bagian Sulawesi hingga menuju selatan Tual,
sedangkan untuk E.emeritus dan H. adactyla hanya dijumpai di pesisir Sumatra dan
Selatan Jawa. Adapun faktor yang dapat menjelaskan pola persebaran selain dari
habitat adalah sejarah geografi, iklim, ketersediaan makanan dan kompetisi. Selain
itu adanya pengaruh dari tahapan larva yang berbeda-beda dari masing-masing
spesies, tidak menutup kemungkinan terbentuknya spesies baru dan meningkatnya
biodiversitas. Menurut Harvey (1993), larva Emerita melayang dipermukaan perairan
dan terbawa arus selama 23-43 hari.Emerita mempunyai tahapan larva planktonik
yang panjang, sehingga memungkinkan persebaran menjadi luas. Hal tersebut juga
dipengaruhi arus laut sehingga larva yang ikut terbawa arus laut akan tersebar sesuai
dengan kondisi dimana ia tinggal (Tam et al., 1996), sedangkan untuk larva dari
Hippa belum ada penelitian dilakukan untuk lamanya tahapan larva dipermukaan
perairan. Klasifikasi Albunea symmista menurut Linneaus (1758),
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Subfilum
: Crustacea
Kelas
: Malacostraca
Ordo
: Decapoda
Family
: Albuneidae
Genus
: Albunea
Spesies
: Albunea symmista
: Animalia
Sub Kingdom
: Invertebrata
Phylum
: Arthropoda
Classis
: Chilopoda
Ordo
: Centipedes
Familia
: Scolopendridae
Genus
: Hemiscolopendra
Species
: Hemiscolopendra sp
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Lepidoptera
Family
: Satyrinae
Genus
: Saturina
Spesies
: Saturina sp.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara 2 yaitu bak preparat, kaca
pembesar, mikroskop, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan yaitu Emerita emeritus, Hippa adactyla, Albunea
symmista, Xylotropus glideon, Nephila pilipes, Argiope appensa, Hemiselopendra,
dan Saturnia sp.
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum antara lain:
1. Spesimen hewan anggota Arthropoda yang telah disiapkan diidentifikasi ciri-ciri
morfologinya.
2. Proses identifikasi hewan dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi.
3. Kunci identifikasi sederhana dan fenogram dibuat berdasarkan karakter
spesimen yang diamati.
4. Laporan sementara disusun.
Nephila pilipes
Bagian dorsal
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Family : Nephilidae
Genus : Nephila
Spesies : Nephila pilipes
1 4
Keterangan :
1. Pedipalpus
2. Ekstrimitas
3. Prosoma
4. Ophistosoma
5. Spinneret
6. Chelicerata
7. Mata
Bagian ventral
Argiope appensa
7
1
2
3
4
Bagian Dorsal
7
1 87
3 56 8
54
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthrpoda
Kelas
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Famili
: Araneidae
Genus
: Argiope
Spesies : Argiope appensa
Keterangan :
8. Pedipalpus
9. Ekstrimitas
10. Prosoma
11. Ophistosoma
12. Spinneret
13. Chelicerata
14. Mata
3
121
1 4
B. pembahasan
Praktikum pada acara arthropoda kali ini membahas mengenai karakter dan
beberapa anggota phyllum Arthropoda untuk tujuan identifikasi dan klasifikasi.
Preparat yang digunakan berupa Emerita emeritus, Hippa adactyla, Albunea
symmista, Xylotropus gideon, Nephila pilipes, Argiope appensa, Hemiselopendra,
dan Saturnia sp. Pengenalan karakter dilakukan melalui pengamatan dan identifikasi
preparat secara langsung. Karakter yang digunakan sebagai kunci identifikasi
spesies, meliputi bentuk tubuh, jumlah ekstrimitas, struktur alat gerak, tipe alat
gerak, organ respirasi, lempeng penyusun mandibula dan tipe tagma penyusun.
Emerita emeritus merupakan anggota Arthropoda dalam kelompok subphyllum
Crustacea, kelas Malacostraca. Spesies ini memiliki karakter tubuh yang tersusun
atas antennula, antena, mata, rostrum, karapaks, cephalothorax, abdomen, periopod,
pleopod dan uropod. Pleopod pada Emerita emeritus berfungsi untuk menyimpan
telur, sedangkan uropod untuk menggali pasir.
Nephila pilipes merupakan anggota Arthropoda dalam kelompok subphyllum
Chelicerata, kelas Arachnida . Spesies ini memiliki karakter tubuh yang terbagi
menjadi prosoma dan ophistostoma dengan spinerets yang berfungsi mengeluarkan
benang-benang dari dalam abdomennya. Chelicerac pada spesies ini berfungsi untuk
menangkap mangsa. Bagian-bagian tubuh Nephila pilipes terdiri atas mata,
pedipalpus, chelicerac, spinnerets, ekstrimitas, prosoma dan ophistostoma.
Hemiscolopendra sp. merupakan anggota Arthropoda dalam kelompok
subphyllum Myriapoda dengan ciri khas berupa kaki banyak (uniramous). Spesies ini
termasuk dalam kelompok Chilipoda, yakni dalam satu segmen tubuhnya hanya
terdapat satu pasang kaki. Berdasarkan pengamatan Hemiscolopendra memiliki
morfologi yaitu adanya antenna, segmen, ekstrimitas yang banyak telson, maxilla,
mandibulla, mata dan maxiliped.
Xylotropus gideon merupakan anggota Arthropoda dalam subphyllum Hexapoda
kelas insekta. Spesies ini merupakan insekta kelompok pterygota, dengan sayap jenis
eksopterygota yang memilki ciri khas sayapnya berkembang sejalan dengan
perkembangan usia. Xylotropus gideon memiliki sayap depan yang mengalami
pengerasan, oleh karena itu spesies ini dikelompokan pada kelompok inskta
Celeoptera.
DAFTAR REFERENSI
Tam YK, Kornfield, Ojeda FP. 1996. Divergence and zoogeography of mole crabs,
Emerita spp. (Decapoda: Hippidae), in the Americas. Marine Biology. 125: 489497.