You are on page 1of 22

ARTHROPODA

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Annisa Dwi Septiani


: B1J013100
: VI
:6
: Ezza Jidastya Suganda

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk membantu dalam mengenali atau
mempelajari makhluk hidup yang begitu banyak dan beraneka ragam sifat serta
ciricirinya. Manfaat klasifikasi adalah untuk mengetahui jenis-jenis makhluk hidup
dan hubungan antar makhluk hidup sehingga menjadi lebih mudah diketahui
kekerabatan antar makhluk hidup yang beraneka ragam. Makhluk hidup yang
diklasifikasikan dalam satu kelompok atau takson tertentu memiliki persamaanpersamaan sifat dan ciri-ciri. Identifikasi merupakan tugas untuk mencari dan
mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya
ke dalam suatu takson (Kotellat et al., 1993).
Identifikasi penting dalam mencari kebenaran terhadap suatu species.
Tahapan

dalam

klasifikasi

adalah

pencanderaan

ciri-ciri

makhluk

hidup,

pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri, dan pemberian nama takson (Kotellat et al.,


1993). Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi
individu yang beraneka ragam dan memasukkannya dalam suatu takson (Mayr,
1969). Klasifikasi hewan adalah pengelompokan berdasarkan kesamaan bentuk dan
fungsi pada tubuh hewan. Tujuan klasifikasi itu sendiri adalah untuk memudahkan
mengenali jenis- jenis hewan serta memudahkan komunikasi di dalam biologi.
Klasifikasi hewan bersifat dinamis. Hal itu disebabkan beberapa kemungkinan
seperti adanya perkembangan pengetahuan tentang hewan, penggunaan karakter
yang berbeda dalam klasifikasi. Klasifikasi hewan didasarkan atas persamaan dan
perbedaan karakter tertentu pada hewan yang bersangkutan (Mayr, 1969).
Hampir 90 % dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah
Arthropoda. Arthropoda merupakan invertebrate yang berkontruksi tubuh organ
dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripatus di Afrika
Selatan. Hewan ini adalah jenis cacing beludru yang dianggap setengah cacing dan
setengah

Arthropoda.

Arthropoda adalah filum yang

paling

besar

dalam

dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipang dan hewan sejenis
lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa
ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk
simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui

orang adalah Arthropoda. Spesies ini mememiliki beberapa karakteristik yang


membedakan dengan filum yang lain yaitu : Tubuh bersegmen; segmen biasanya
bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen
berpasangan (asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin;
secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, ekskresi
melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakea dan spirakel, tidak
ada silia atau nefridia (Rusyana, 2011).
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara Arthropoda, antara lain :
1. Mengenal beberapa anggota Filum Arthropoda
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota
Filum Arthropoda.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Arthropoda merupakan filum besar yang anggotanya meliputi 4/5 dari jumlah
hewan yang ada. Arthropoda (Yunani: Arthros = sendi; podos = kakii). Ciri-ciri
umum yang dimiliki arthopoda adalah tubuhnya simetri bilateral, terdiri atas segmensegmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki tiga lapisan germinal
sehingga merupakan hewan tripoblastik. Tubuhnya memiliki kerangka luar dan
dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu.
Setiap segmentubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada. Tubuh bersegmen,
mempunyai kulit keras terbuat dari zat kitin yang berfungsi sebagai eksoskelet. Kulit
akan mengalami pengelupasan (eksdisis) dalam interval waktu tertentu, bernafas
dengan insang atau trakea. Hidup pada habitat aquatik dan terrestrial. Respirasinya
menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan insang. Pada spesies terestial
bernapas menggunakan trakea atau pada arachinida menggunakan paru-paru buku
atau menggunakan keduanya yaitu paru-paru dan trakea. Ekskresi dengan
menggunakan tubukus Malpighi atau kelenjar koksal. Saluran pencernaan sudah
lengkap, terdiri atas mulut, usus, dan anus, sarafnya merupakan system saraf tangga
tali. Berkelamin terpisah, fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar.
Perkembangan individu baru terjadi secara langsung melalui stadium larva (Moore,
2006).
Arthropoda terdiri dari sub filum yang peranannya besar bagi kehidupan
manusia, yaitu Trilobita, Chelicerata, Crustacea, myriapoda, dan hexapoda. Hanya
kelas Crustacea yang habitatnya aquatik, sedangkan empat kelas lainnya pada
umumnya merupakan organisme terestrial terutama di habitat khusus dalam
ekosistem perkebunan (Brotowidjoyo, 1990). Trilobita diperkirakan hidup pada era
Palaeosoic, terutama semasa kala (periode) Cambrian dan Ordovician, kira-kira 600150 juta tahun yang lalu. Hanya fosilnya saja yang dikenal (Ross, 1982)
1. Chelicerata
Chelicerata berasal dari bahasa Yunani chele berarti capit dan keros yang
artinya tanduk. Kelompok Chelicerata ini dikenal karena anggotanya mempunya alat
mulut berupa chelicera yang terdiri dari dua segmen chelicerae merupakan pelengkap
pasangan

paling

anterior

dari

prosomal

dan

biasanya

digunakan

untuk

makan.Chelicerata meliputi berbagai jenis laba-laba, kalajengking, tungau, dan mimi.


Kebanyakan anggotanya berukuran kecil dan terdapat di daerah yang kering dan

hangat, namun beberapa hidup di peraianan. Chelicerata termasuk dalam filum


Arthropoda. Banyak jenis Chelicerata yang mempunyai kelenjar racun yang terdapat
dirahang atau taring racun sebagai sarana untuk membunuh mangsa, kemudian
menghisap cairan tubuh atau jaringan lunaknya. Gigitan atau sengatan berbagai jenis
laba-laba atau kalajengking menimbulkan kesakitan bahkan kematian. Beberapa jenis
tungau merupakan hama tumbuhan dan jenis lainnya, juga sebagai parasit pada
manusia dan ternak atau menjadi inang perantara berbagai protozoa dan virus yang
menyebabkan penyakit tertentu.

Tubuh biasanya terdiri atas cephalothorax dan

abdomen yang tampak jelas, kecuali pada Acarina. Pada cephalothorax terdapat
enam pasang apendik bersendi , yaitu sepasang chelicerae, sepasang pedipalpi dan
empat pasang kaki. Antena dan mandibel tidak. Chelicerata merupakan sufilum dari
Merostomata, Arachnida, Xiphosura, kelompok yang punah Eurypteridadan
Chasmataspidida dan juga Pycnogonida (Sharma, 2012).
Merostomata adalah kelompok hewan-hewan laut dengan bentuk mirip cakram
dengan organ mirp ekor (telson) yang lancip dan agak panjang. Anggota kelas ini
adalah mimi yang merupakan hewan prasejarah yang telah ada sejak jaman dahulu
kala. Kelas Arachnida memiliki chelisera sebagai alat makan, di dekatnya biasanya
terdapat pedipalpi yang berfungsi sebagai alat potong. Alat potong ini mengalami
modifikasi menjadi capit pada kalajengking. Kelas ini beranggotakan ordo opiliones,
scorpiones, araneae, dan acari. Ordo piliones beranggotakan dady longlegs,
scorpiones beranggotakan kalajengking, araneae beranggotakan laba-laba, sedangkan
acari beranggotakan kutu dan kutu busuk. Kelas Pynognida ini adalah kelompok
untuk laba-laba laut. Hewan mirip laba-laba berukuran kecil yang hidup di laut.
Mereka umumnya adalah parasit pada hewan lain atau predator pemakan anemone
(Hickman, 2001).
2. Crustacea
Subfilum ini merupakan hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air
tawar. Kata Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti
cangkang yang keras. Ilmu yang mempelajari tentang crustacean adalah karsinologi.
Jumlah udang di perairan seluruh dunia diperkirakan sebanyak 343 spesies yang
potensial secara komersil. Dari jumlah itu 110 spesies termasuk didalam famili
Penaidae. Udang digolongkan kedalam Filum Arthropoda dan merupakan Filum
terbesar dalam Kingdom Animalia. Klasifikasi Crustacea dibagi menjadi 2 sub-kelas,
yaitu Entomostraca (udang-udangan rendah)dan Malacostrata (udang-udangan

besar). Entomostraca umumnya berukuran kecil danmerupakan zooplankton yang


banyak ditemukan di perairan laut atau air tawar (Demarjati et al., 1990).
3. Myriapoda
Hewan-hewan dalam kelas ini memiliki banyak kaki. Myriapoda merupakan
subfilum yang terdiri dari kelas Chilopoda dan Diplopoda. Subfilum ini memiliki
ruas-ruas tubuh dengan jumlah kaki satu pasang atau dua pasang setiap ruasnya.
Chilopoda Chilopoda disebut juga dengan centipede. Tubuhnya secara
dorsoventrral pipih, terdiri dari 15-173 segmen, masing-masing dengan satu pasang
kaki, kecuali pada dua buah segmen terakhir dan satu segmen dibelakang kepala.
Pada segmen dibelakang kepala terdapat sepasang cakar racun yang disebut
maxilleped yang berguna untuk membunuh mangsanya. Antenanya panjang
memiliki kira-kira 12 segmen. Makanan Chilopoda adalah insekta, molusca, dan
bintang kecil lainnya. Alat pencernaan makanannya sempurna artinya dari mulut
sampai dengan anus ada. Kedalam pencernaan makanan ini menempel dua buah
saluran Malpighi yang berfungsi sebagai alat eksresi. Respirasi dengan menggunakan
trachea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka pada hampir setiap
segmen. Alat reproduksi terpisah, pembuahan terjadi secara internal dan alat
reproduksi ini dihubungkan dengan beberapa kelenjar accessories. Telur yang telah
dibuahi diletakkan dibawah batu, dibawah sampah, atau ditutupi oleh tanah.
Chilopoda menarik sedikit perhatian sebagian karena, meskipun beberapa spesies
berwarna cerah, sebagian besar hewan uncharismatic, bahkan dibandingkan dengan
lainnya. myriapoda dengan 15 atau lebih pasang kaki dan satu pasang kaki per
segmen, berbeda dengan kaki seribu (kelas Diplopoda), yang memiliki dua pasang
per segmen (Sisto, 2014).
Diplopoda disebut millipede. Tubuhnya subsilindris, dan terdiri atas 25 atau
lebih dai 100 segmen tergantung pada spesiesnya. Hampir setiap segmen memiliki
dua pasang kaki. Diperkirakan bahwa segmen tersebut merupakan gabungan dari dua
buah segmen. Satu atau dua kaki pada segmen yang ke tujuh mengalami modifikasi
sebagi organ kopulasi. Bagian-bagian mullut terdiri atas sepasang mandibula dan
sepasang maxilla. Hewan ini juga mempunyai sepasang antenna dan mata. Pada
bagian antena terdapat rambut-rambut pencium serta sepasang kelenjar pembau pada
tiap-tiap segmennya, terbuka kearah ventral. Kelenjar bau atau kelenjar repugnatorial

memiliki racun yang disebut asam hydrocianin. Pada beberapa spesiesdaerah ini
dapat menyebarkan zat tersebut hampir satu meter. Di daerah tropis ada yang dapat
menyebabkan kebutuhan pada anak-anak. Tabung pernafasan umumnya tidak
bercabang dan keluar sebagai tonjolan dari sebuah kantung yang terbuka tepat
disebelah depan kakinya. Eksresi dengan menggunakan dua atau empat saluran
Malphigi. Jantung merupakan pembuluh dorsal dengan ostila lateral, dari bagian ini
akan keluar arteri-arteri kebagian kepala. Diplopoda bergerak sangat lambat
meskipun memiliki kaki yang banyak. Beberapa diantara hewan-hewan yang
termasuk Diplopoda dapat menggabungkan dirinya menjadi bentuk seperti bola atau
spiral. Hal ini terjadi bila hewan terzebut diganggu. Hewan ini hidup pada tempat
yang gelap, lembab, dan pada yang banyak mengandung tumbuh-tumbuhan yang
yang telah membusuk sebagai makanannya. Alat reproduksinya terpisah (derumah
dua), telur yang telah dibuahi diletakkan pada tanah yang lembab. Hewan yang baru
menetas mempunyai beberapa segmen dengan tiga pasang kaki (Alan, 1994)
4. Insekta
Subfilum ini termasuk dalam filum arthropoda. Insecta sering disebut serangga
atau heksapoda. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah
insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Anggota insekta sangat
beragam, tetapi memiliki ciri khusus,yaitu kakinya berjumlah enam buah,sehingga
disebut juga hexapoda ( hexa = enam, podos = kaki ). Tubuh terbagi menjadi tiga
bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satunya invertebrata
yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitat yang sangat
luas insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. peranan
yang menguntungkan antara lain: penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain,
tetapi ada juga yang merugikan, misalnya wereng coklat menyerang hektaran
tanaman padi. secara umum karakteristik insekta yaitu tubuh terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan abodemen (perut). memiliki sepasang
kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya tiga pasang dan berfungsi
untuk berjalan . kebanyakan insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen
ketiga di daerah dada, pada jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak
memiliki sayap. makanan insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang
hidup sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta

bersimbiosis dengan organisme lain. alat pernapasan insekta berupa trakea. alat
ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian posterior saluran
pencernaan . sistem sirkulasinya terbuka. organ kelamin insekta berumah dua artinya
insekta jantan dan insekta betina terpisah, alat kelaminnya terletak pada segmen
terakhir dari abodemen . fertilasi terjadi secara internal. insekta mengalami ekdisis
pada tahap tertentu selama perkembangan hidupnya (Johnson, 1992).
Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas,
yaitu Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota
dan insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota. Sub kelas
Apterygota ini memiliki ciri-ciri, yaitu tidak bersayap, tidak mengalami
metamorfosis (ametabola), tipe mulutnya menggigit, batas antara kepala, dada, dan
perut tidak jelas, antenanya panjang tidak beruas-ruas, contoh speciesnya yaitu kutu
buku (Lepisma sacharina), kutu buku dapat merusak buku karena dapat
mengeluarkan enzim selulase. Sub kelas Pterygota memiliki ciri-ciri, yaitu memiliki
sayap, mengalami metamorphosis, tipe mulutnya bervariasi (Johnson, 1992).
Berdasarkan asal tumbuhnya sayap sub kelas Pterygota dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu Eksopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal dari
tonjolan

luar

dinding

tubuh.

Berdasarkan

tipe

sayap,

tipe

mulut,

dan

metamorfosisnya, eksopterygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo


Isoptera (Insekta bersayap sama), ordo Orthoptera (Insekta bersayap lurus) , ordo
Hemiptera (memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan satu pasang seperti
berkulit dan sayap belakang transparan), ordo Odonata (memiliki dua pasang sayap
tipis seperti selaput). Endopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal
dari tonjolan kearah dalam dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan
metamorfosisnya, endoptrygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo
Coleoptera (memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang.
Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk
sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput), ordo
Hymenoptera (memiliki , ordo Diptera (memiliki satu pasang sayap depan dan sayap
belakang mengalami redukasi membentuk halter sebagai alat keseimbangan), ordo
Lepidoptera (memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus) (Johnson, 1992).
Preparat yang digunakan dalam praktikum yaitu

1. Nephila pilipes
Nephila pilipes (Golden Orb Spider) adalah spesies umum laba-laba yang dapat
ditemukan di hutan primer dan sekunder dari Singapura (Kuntner, 2012). Spesies ini
dikenal masyarakat karena kemampuannya untuk membangun jaring laba-laba besar,
spektakuler dengan sutra yang lebih kuat dari kevlar. Namun, sehingga dengan jaring
besar

berarti mangsa lebih mudah tertangkap, namun rentan terhadap parasite.

Seperti semua laba-laba dari keluarga Nephilidae, betina mengalami gigantisme


dengan ukuran besar laba-laba betina dewasa, mencapai panjang tubuh 40mm ke
50mm (Robinson, 1973). Klasifikasi menurut Fabricius (1787),
Kingdom
Phylum
Class
Order
Suborder
Family
Genus
Species

Animalia
Arthropoda
Arachnida
Araneae
Araneomorphae
Nephilidae
Nephila
: Nephila pilipes
:
:
:
:
:
:
:

1. Argiope appensa
Hewan ini adalah spesies laba-laba yang tergolong familia Araneidae. Spesies ini
juga merupakan bagian dari genus Argiope dan ordo Araneae. Laba-laba ini
ditemukan di beberapa pulau di Samudera Pasifik Barat. Telah diperkenalkan ke
Hawaii, dan ditemukan di Taiwan dan New Guinea. Habitat spesies ini mendiami
berbagai habitat, dari pantai ke hutan. Betina mencapai panjang tubuh hingga 7 cm
dan mencolok hitam dan kuning, sedangkan jantan berwarna coklat hanya mencapai
sekitar 2 cm. Di Hawaii mereka disebut laba-laba kebun sebagai Hawaii '. Di Guam,
Argiope appensa sering disamakan dengan Argyrodes argentatus. Penduduk setempat
ada merujuk mereka sebagai laba-laba pisang. Klasifikasi menurut Fabricius (1787),
Kerajaan
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

:
:
:
:
:
:
:

Animalia
Arthropoda
Arachnida
Araneae
Araneidae
Argiope
Argiope appensa

2. Yutuk (Undur-undur laut)


Yutuk adalah salah satu ordo decapoda yang dapat ditemukan di pantai berpasir
Kebumen yang memiliki sebaran dan kelimpahan yang relatif tinggi (Mursyidin,
2007). Undur-undur laut atau dikenal sebagai yutuk yang ditemukan di pantai
Kebumen terdapat 3 jenis, yaitu Emerita emeritus, Hippa adactyla, dan Albunea
symmysta. Jenis Emerita emeritus merupakan jenis undur-undur laut paling banyak
ditemukan di pantai berpasir Kebumen.
Klasifikasi Hippa adactyla menurut Fabricius (1787),
Kingdom

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Subfilum

: Crustacea

Kelas

: Malacostraca

Ordo

: Decapoda

Famili

: Hippidae

Genus

: Hippa

Spesies

: Hippa adactyla
Hippa adactyla merupakan spesies lain dari yutuk yang termasuk Crustaceae

dengan karapas yang menutupi tubuh, Antennal flagela terdiri dari 3-7 (biasanya 5)
artikel. Pereopod Saya dactylus flattish. Pereopods II dan III masing-masing dengan
dactyli indent yang berbeda dipotong menjadi sudut kanan tepi dorsal. Telson dengan
margin lateral yang hampir lurus; apex sempit bulat. Karapas dan perut umumnya
abu-abu kebiruan, margin dan pegunungan di karapas dan anterior dari somit perut
coklat kemerahan atau coklat kebiruan dengan berbagai teratur berbentuk, putih atau
pucat dengan tanda coklat. Segmen distal pedunculus mata putih, dengan tanda
coklat. Peduncles Antennular dan flagella abu-abu atau kebiruan coklat. Pereopod
Icoklat umumnya kebiruan, kadang-kadang dengan tanda putih tidak teratur

berbentuk, margin segmen kadang kemerahan coklat. Pereopods II dan III putih
dactyli.
Klasifikasi Emerita emeritus menurut Fabricius (1787),
Kingdom
Filum

: Animalia
: Arthropoda

Subfilum

: Crustacea

Kelas

: Malacostraca

Ordo

: Decapoda

Famili

: Hippidae

Genus

: Emerita

Spesies

: Emerita emeritus

Emerita sp. dikelompokan dalam subphyllum Crustacea yang secara umum


berkerabat dengan udang, kepiting, lobster dan teritip. Hewan ini memiliki morfologi
yang sangat khas, yakni secara umum berupa karapaks, dua antena seperti sisir yang
meneyrupai huruf V. Emerita sp termasuk juga kedalam family Hippoidea, yang
memiliki ciri-ciri khusus: tubuh sangat pendek dan melengkung; abdomen bilateral
simetris, lunak, pipih dorsoventral, atau sedikit membulat; ujung posterior abdomen
terlipat ke arah ventral dan ke depan; cephalothoraks tumbuh sangat baik, rata
atau lebih kurang silindris; rostrum kecil atau mereduksi; telson di bawah thoraks,
memanjang dan meruncing; kaki pertama chelate atau subchelate; kaki kelima benarbenar tereduksi dan melipat, serta selalu berada di bawah karapaks. Emerita sp
memiliki sisitem reproduksi yang dilengkapi dengan spermatophore dengan siklus
hidup dari larva hingga dewasa yang mampu mencapai usia 1-2 tahun (Harvey,
1993).
Bentuk dari karapas sangat mirip antara genus Hippa, ukuran panjang dan lebar,
jumlah setose pit yang berkisar antara 25-45 tiap pinggirnya, alur-alur ada yang

bergerigi dan lurus, pada anterior terdapat jumlah lobe yang berbeda, pada Emerita
terdapat duri pada samping kiri dan kanan anterior (Boyko, 2002). Pareopod I-IV.
Bentuk pareopod pada Hippa memanjang (subchaeta) dan ujungnya tidak terdapat
capit sedangkan pada Emerita pada ujungnya pipih dan pendek.Antenna. Jumlah dari
article pada antena samping berkisar antara 1-6 berbeda untuk Genus Emerita yang
mempunyai antena yang panjang yang sering tersimpan menggulung ditorak. Daktil.
Pada famili Hippidae bentuk daktil hampir sama membulat dan meruncing pada
ujungnya, terdapat pada pareopod II IV. Secara keseluruhan Hippdae memiliki 27
spesies di wilayah Pasifik Barat Indonesia, sedangkan dalam penelitian ini hanya
menggunakan enam spesies yang berasal dari Indonesia saja (Sumatera, Jawa,
Sulawesi, Bali, Tual dan Gili Meno). Perairan Indonesia adalah tempat yang paling
potensial bagi kehidupan kepiting pasir. Genus Hippa adalah yang paling bersifat
regional serta menghuni hampir di semua wilayah Pesisir Barat Sumatera, pesisir
selatan Jawa dan hampir keseluruhan bagian Sulawesi hingga menuju selatan Tual,
sedangkan untuk E.emeritus dan H. adactyla hanya dijumpai di pesisir Sumatra dan
Selatan Jawa. Adapun faktor yang dapat menjelaskan pola persebaran selain dari
habitat adalah sejarah geografi, iklim, ketersediaan makanan dan kompetisi. Selain
itu adanya pengaruh dari tahapan larva yang berbeda-beda dari masing-masing
spesies, tidak menutup kemungkinan terbentuknya spesies baru dan meningkatnya
biodiversitas. Menurut Harvey (1993), larva Emerita melayang dipermukaan perairan
dan terbawa arus selama 23-43 hari.Emerita mempunyai tahapan larva planktonik
yang panjang, sehingga memungkinkan persebaran menjadi luas. Hal tersebut juga
dipengaruhi arus laut sehingga larva yang ikut terbawa arus laut akan tersebar sesuai
dengan kondisi dimana ia tinggal (Tam et al., 1996), sedangkan untuk larva dari
Hippa belum ada penelitian dilakukan untuk lamanya tahapan larva dipermukaan
perairan. Klasifikasi Albunea symmista menurut Linneaus (1758),
Kingdom

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Subfilum

: Crustacea

Kelas

: Malacostraca

Ordo

: Decapoda

Family

: Albuneidae

Genus

: Albunea

Spesies

: Albunea symmista

Spesies ini secara luas didistribusikan di Asia, pertama kalinya ditemukan di


Taiwan. spesies yang bekerabat dengan A. groeningi dan A. occulta. Habitat spesies
ini yaitu di daerah berpasir dan intertidal dengan kedalaman mencapai 1,5 m.
Persebarannya dari pantai timur India ke seluruh Asia tenggara sejauh selatan
Taiwan, Filipina, Jawa di Indonesia, Queensland dan Pulau Lord Howe di Australia
(Boyko, 2002).
Berdasarkan habitatnya, undur-undur laut Emerita emeritus dan Hippa adactyla
berada di zona intertidal. Sementara A lbunea terdapat di zona sub-tidal, zona yang
lebih dalam, sehingga jumlah Albunea yang tertangkap sangat sedikit dibandingkan
Emerita emeritus ataupun Hippa adactyla. Selain itu, dominasi Emerita emeritus
dapat dikaitkan dengan ketahanan fisiknya. Pada umumnya, undur-undur laut genus
Emerita ditemukan, baik di daerah tropis maupun daerah subtropis. Oleh karena itu,
daya tahan tubuh genus Emerita eenderung lebih kuat dibandingkan dengan genus
Hippa yang hanya ditemukan di daerah tropis. Hal ini dikuatkan oleh Hanson (1965)
yang menyatakan bahwa genus Emerita ditemukan, baik di daerah tropis maupun di
daerah sub-trapis, sedangkan genus Hippa hanya ditemukan di daerah tropis.
3. Hemiscolopendra sp.
Klasifikasi menurut Jasin (1989),
Kingdom

: Animalia

Sub Kingdom

: Invertebrata

Phylum

: Arthropoda

Classis

: Chilopoda

Ordo

: Centipedes

Familia

: Scolopendridae

Genus

: Hemiscolopendra

Species

: Hemiscolopendra sp

Hemiscolopendra adalah salah satu contoh dari subfilum Myriapoda, yang


dikenalsebagai kelabang Amerika Utara. Spesies ini memiliki ukuran kecilmenengah dan tidak agresif. Spesies ini memiliki ocelli (mata) dan memiliki 21
pasang alat gerak. Hemiscolopendra dapat dibedakan dari Scolopendra dengan
memiliki lebih spinosus proceses coxopleural. Tubuh panjang dengan 21-23 segmen
berwarna hitam, biasa dikenal dengan kelabang hitam berkepala merah. Mempunyai
antenna dengan 17-31 segmen, hewan muda yang baru menetas memiliki banyak
segmen dan kaki. Spesies ini masuk ke dalam kelas Chilopoda yang dapat bergerak
dengan cepat dan gesit. Biasanya disebut dengan sebutan centipoda. Bertempat
tinggal di darat dan merupakan hewan terrestrial yang aktif memakan hewan lain
sehingga dapat juga disebut sebagai hewan karnivora. Bernapas dengan trakea.
Tubuh hewan ini pipih dan dan segmen terlihat dengan jelas. Pada masing-masing
segmen terdapat sepasang kaki pada bagian ventral. Hewan ini memiliki antena yang
panjang pada kepalanya. Hewan ini juga dilengkapi dengan sepasang rahang beracun
yang berfungsi untuk mengeluarkan racun guna meracuni mangsanya. Tubuhnya
cukup panjang berwarna cokelat gelap kehijau-hijauan. Alat kelaminnya terpisah,
alat kelamin terdapat pada bagian akhir segmen. Hewan ini sangat berbahaya
(Soemadji, 1995).
4. Saturina sp.
Spesies ini merupakan kupu-kupu yang juga anggota ordo Lepidoptera.
Serangga yang mempunyai sayap yg bersisik. Ukuran serangga ini ada yang kecil
dan ada yang besar. Jumlah sayapnya empat buah dan tertutup sisik. Badan dan
kakinya juga tertutup sisik. Antenanya ada yang seperti sikat dan ada yang seperti
benang. Bagian mulutnya dilengkapi dengan alat menggigit dan pengisap seperti
belalai yang disebut proboscis. Badan larva ini terdiri dari 13 segmen mempunyai 3
pasang kaki pada thoraks dan ada juga kaki pada bagian perut yang disebut kaki
semu. Tiap pasang kaki semu terikat pada segmen perut ke 6,7,8,9 dan 12, pada
ujung kaki semu terdapat semacam kait dari kitin. Sumber makanan lainnya adalah
buah-buahan yang busuk (Johnson, 2002). Klasifikasi dari spesies ini menurut
Johnson (1992),

Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Kelas

: Insekta

Ordo

: Lepidoptera

Family

: Satyrinae

Genus

: Saturina

Spesies

: Saturina sp.

Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomik dalam jumlah sedikit


(idealnya satu ciri), akan membawa spesimen ke dalam satu urutan kunci identifikasi,
sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciriciri (idealnya seluruh ciri yang dimiliki). Proses mengidentifikasi yaitu dimulai
dengan mengenali sifat dan tanda yang terdapat pada tubuh individu yang akan
diidentifiaksi dan disesuaikan dengan bagian-bagian nomor yag ada, kemudian
dilanjutkan pada nomor utama yang tercantum di belakang bagian-bagian yang
sesuai dengan sifat atau tanda yang ada pada benda/individu yang diidentifikasi
tersebut sehingga didapat nama spesiesnya. Jika yang diidentifikasi adalah hewan
akan didapat sub kelasis, ordo, subordo, famili, genus, subgenus dan spesies.
Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengadakan identifikasi terhadap
individu yaitu pencanderaan sifat-sifat, pengelompokkan berdasarkan ciri-ciri dan
pembagian nama kelompok. Mendeskripsikan tiap ciri baik secara morfologi,
anatomi, fisiologi, biokimia maupun genetika, spesies yang harus diteliti harus
diperhatikan dan dijadikan sebagai data utama (Mayr, 1969).
Langkah selanjutnya yaitu dibandingkan dengan data acuan yang telah ada
ketika suatu pola kemiripan maka masukkan spesies tersebut pada kelompok acuan.
Langkah terakhir yaitu setelah dikelompokkan, kelompok-kelompok tersebut akan
diberi nama sesuai dengan karakteristik umum spesies yang ada di dalamnya. Bila
diidentifkasi sudah masuk tahap yang spesifik, maka persamaan yang dimiliki oleh
suatu spesies yang berbeda ciri akan dimasukkan pada kelompok yang berbeda pula.
Terakhir, setelah dikelompokkan, maka kelompok tersebut akan diberikan nama
sesuai dengan karakteristik umum spesies-spesies yang ada di dalamnya (Eahran,
2000).
BAB III. MATERI DAN METODE
A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara 2 yaitu bak preparat, kaca
pembesar, mikroskop, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan yaitu Emerita emeritus, Hippa adactyla, Albunea
symmista, Xylotropus glideon, Nephila pilipes, Argiope appensa, Hemiselopendra,
dan Saturnia sp.
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum antara lain:
1. Spesimen hewan anggota Arthropoda yang telah disiapkan diidentifikasi ciri-ciri
morfologinya.
2. Proses identifikasi hewan dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi.
3. Kunci identifikasi sederhana dan fenogram dibuat berdasarkan karakter
spesimen yang diamati.
4. Laporan sementara disusun.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan

Nephila pilipes

Bagian dorsal

Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Family : Nephilidae
Genus : Nephila
Spesies : Nephila pilipes

1 4

Keterangan :
1. Pedipalpus
2. Ekstrimitas
3. Prosoma
4. Ophistosoma
5. Spinneret
6. Chelicerata
7. Mata

Bagian ventral

Argiope appensa

7
1
2
3
4

Bagian Dorsal
7
1 87

3 56 8

54

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthrpoda
Kelas
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Famili
: Araneidae
Genus
: Argiope
Spesies : Argiope appensa
Keterangan :
8. Pedipalpus
9. Ekstrimitas
10. Prosoma
11. Ophistosoma
12. Spinneret
13. Chelicerata
14. Mata
3

121
1 4

B. pembahasan
Praktikum pada acara arthropoda kali ini membahas mengenai karakter dan
beberapa anggota phyllum Arthropoda untuk tujuan identifikasi dan klasifikasi.
Preparat yang digunakan berupa Emerita emeritus, Hippa adactyla, Albunea
symmista, Xylotropus gideon, Nephila pilipes, Argiope appensa, Hemiselopendra,
dan Saturnia sp. Pengenalan karakter dilakukan melalui pengamatan dan identifikasi
preparat secara langsung. Karakter yang digunakan sebagai kunci identifikasi
spesies, meliputi bentuk tubuh, jumlah ekstrimitas, struktur alat gerak, tipe alat
gerak, organ respirasi, lempeng penyusun mandibula dan tipe tagma penyusun.
Emerita emeritus merupakan anggota Arthropoda dalam kelompok subphyllum
Crustacea, kelas Malacostraca. Spesies ini memiliki karakter tubuh yang tersusun
atas antennula, antena, mata, rostrum, karapaks, cephalothorax, abdomen, periopod,
pleopod dan uropod. Pleopod pada Emerita emeritus berfungsi untuk menyimpan
telur, sedangkan uropod untuk menggali pasir.
Nephila pilipes merupakan anggota Arthropoda dalam kelompok subphyllum
Chelicerata, kelas Arachnida . Spesies ini memiliki karakter tubuh yang terbagi
menjadi prosoma dan ophistostoma dengan spinerets yang berfungsi mengeluarkan
benang-benang dari dalam abdomennya. Chelicerac pada spesies ini berfungsi untuk
menangkap mangsa. Bagian-bagian tubuh Nephila pilipes terdiri atas mata,
pedipalpus, chelicerac, spinnerets, ekstrimitas, prosoma dan ophistostoma.
Hemiscolopendra sp. merupakan anggota Arthropoda dalam kelompok
subphyllum Myriapoda dengan ciri khas berupa kaki banyak (uniramous). Spesies ini
termasuk dalam kelompok Chilipoda, yakni dalam satu segmen tubuhnya hanya
terdapat satu pasang kaki. Berdasarkan pengamatan Hemiscolopendra memiliki
morfologi yaitu adanya antenna, segmen, ekstrimitas yang banyak telson, maxilla,
mandibulla, mata dan maxiliped.
Xylotropus gideon merupakan anggota Arthropoda dalam subphyllum Hexapoda
kelas insekta. Spesies ini merupakan insekta kelompok pterygota, dengan sayap jenis
eksopterygota yang memilki ciri khas sayapnya berkembang sejalan dengan
perkembangan usia. Xylotropus gideon memiliki sayap depan yang mengalami
pengerasan, oleh karena itu spesies ini dikelompokan pada kelompok inskta
Celeoptera.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan,
1. Arthropoda terdiri dari sub filum yang peranannya besar bagi kehidupan
manusia, yaitu Trilobita, Chelicerata, Crustacea, myriapoda, dan hexapoda.
2. Karakter penting dalam identifikasi dan klasifikasi Arthropoda adalah ciri tubuh
yang mengalami tagmatisasi. Simetri tubuh bilateral.
B. Saran
Preparat yang digunakan sebaiknya mewakili semua sub filum, serta penjelasan
dari asisten sebaiknya lebih jelas lagi.

DAFTAR REFERENSI

Alan, W. 1994. Arthropods of Human and Domestic Animals. A Guide to Preliminary


Identification. 1st. Ed. Chapman & Hall
Boyko CB, Harvey AW. 2002. Case 3106. Remipes pacificus Dana 1852 (currently
Hippa pacifica; Crustacea, Anomura): proposed precedence over Remipes
marmoratus Jacquinot. 59:12-16.
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1994. Zoologi Dasar. Erlangga : Jakarta
Eahran. M.C. 2000. Classfication of Definition. Armico, Bandung.
Fabricius, J. C. 1787. Mantissa insectorum sistens eorum species nuper detectas:
adjectis characteribus genericis, differentiis specificis, emendationibus,
observationibus.. Proft Hafniae. 1, pp 1-348.
Hanson A.J. 1965. Life history of the sand crab Hippa cubensis saussure living on a
small island. University of British Columbia. 80 p.
Harvey AW. 1993. Larva settlement and metamorphosis in sand crab Emerita
talpoida (Crustacea : Decapoda : Anoumura). J Mar Biol. 117:575-581.
Hickman, Cleveland.et al. 2001. Integreted Principles of Biology eleventh edition.Mc
Graw Hill.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya.
Johnson, N. F : & Triplehorn, C. A. 1992. An introduction to the study of insect. 6 th
ed. New York, NY : Reinhart and Winston.
Kottelat et al. 1993. Freshwater fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus
Editions, Hong Kong, pp. 66
Kuntner, Matja; Zhang, Shichang; Gregori, Matja; Li, Daiqin .2012. Nephila
Female Gigantism Attained through Post-maturity Molting. Journal of
Arachnology 40.3: 345347.
Linnaeus, C.1758. Systema naturae per regna tria naturae, secundum classes, ordines,
genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymies locis. 1: 824 pp.
Mashar, Ali dan Yusli Wardiatno. 2013. Aspek Pertumbuhan Undur-Undur Laut,
Emerita Emeritus dari Pantai Berpasir Kabupaten Kebumen. Jurnal Biologi
Trapis. Vol.13 No.1.
Moore, Janet. 2006. An Introduction Invertebrates Second Edition.Cambridge
University Press : New York
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Alfabeta, Bandung.
Sharma, Prashant P., Evelyn E. Schwager, Cassandra G. Extavour, & Gonzalo
Giribeta. 2012. Evolution of the chelicera: a dachshund domain is retained in the
deutocerebral appendage of Opiliones (Arthropoda, Chelicerata). Evolution and
Development 14 (6):522533.
Sisto, Joseph De. 2014. A First Survey of the Centipedes of Great Smoky Mountains
National Park. Holster Scholar Projects. 16.

Tam YK, Kornfield, Ojeda FP. 1996. Divergence and zoogeography of mole crabs,
Emerita spp. (Decapoda: Hippidae), in the Americas. Marine Biology. 125: 489497.

You might also like