Professional Documents
Culture Documents
1318
Volume5,Nomor1
ISSN14102315
Penelitian tentang sintesis film kemasan ramah lingkungan dari komposit pati, khitosan dan asam polilaktat dengan
pemlastik gliserol: studi morfologi dan karakteristik mekanik telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5
formula film kemasan yang dirancang dengan komposisi beragam, formula IV yang disintesis dari komposit pati-gliserolAPL-khitosan yang mengandung gliserol 10 mL (1% dari total aquades) memiliki karakteristik morfologi dan mekanik
yang relatif lebih baik dari formula lainnya. Morfologi film kemasan (formula IV) menunjukkan permukaan film yang
halus, tidak terdapat retak maupun gelembung udara secara morfologis dan stabil di suhu ruang/tidak higroskopis. Film
kemasan (formula IV) memiliki karakteristik mekanik lebih tinggi dibanding formula lainnya yang dapat dilihat pada nilai
kuat tarik, elongasi dan modulusnya. Formula IV memiliki kuat tarik: 104,42 N/m2, elongasi: 33,80%, dan modulus:
309,54 N/m2.
Keywords: film kemasan, ramah lingkungan, pati, khitosan, asam polilaktat, morfologi, karakteristik mekanik
PENDAHULUAN
Setiap tahun sekitar 100 juta ton plastik kemasan
sintetik diproduksi dunia untuk digunakan di berbagai
sektor industri, dan kira-kira sebesar itulah sampah
plastik yang dihasilkan setiap tahun. Sesuai perkiraan
Industri plastik dan Olefin Indonesia (INAAPLs),
kebutuhan plastik masyarakat Indonesia di tahun 2002
sekitar 1,9 juta ton kemudian meningkat menjadi 2,1 juta
ton di tahun 2003. Sementara kebutuhan plastik dalam
negeri di tahun 2004 diperkirakan mencapai 2,3 juta ton
(Martaningtyas, 2004). Plastik telah menjadi kebutuhan
hidup yang terus meningkat jumLahnya. Plastik yang
digunakan saat ini merupakan polimer sintetik, terbuat
dari minyak bumi (non-renewable) yang tidak dapat
terdegradasi mikroorganisme di lingkungan. Kondisi
demikian ini menyebabkan kemasan plastik sintetik
tersebut tidak dapat dipertahankan penggunaannya
secara meluas karena akan menambah persoalan
lingkungan dan kesehatan diwaktu mendatang.
Berdasarkan fakta dan kajian ilmiah yang ada serta
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan dan lingkungan lestari, perlu dilakukannya
penelitian dan pengembangan teknologi bahan kemasan
yang bersifat biodegradable (Latief, 2001).
Proyeksi kebutuhan plastik biodegradable hingga
tahun 2010 yang dikeluarkan oleh Japan Biodegradable
Plastic Society; di tahun 1999, produksi plastik
biodegradable hanya sebesar 2500 ton, yang merupakan
1/10.000 dari total produksi bahan plastik sintetik. Pada
tahun
2010,
diproyeksikan
produksi
plastik
14 FIRDAUS,MULYANINGSIH,ANSHORY
METODOLOGI
Bahan baku utama yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah pati standard yang berasal dari singkong
(Manihot esculenta) diperoleh dari Bratachem
LOGIKA
Yogyakarta. Bahan utama yang kedua adalah khitosan
yang diisolasi dari limbah kulit udang yang diperoleh
dari petani tambak udang di Cirebon, Jawa Barat. Bahan
utama yang ketiga adalah L (+) asam laktat 98% (pa)
yang dipolimerisasi menjadi asam polilaktat (APL).
Bahan pendukung lainnya yang diperlukan dalam proses
produksi adalah katalis SnCl2 (pa), gliserol 87% (pa)
sebagai bahan pemlastik, HCl (pa), NaOH (pa) dan asam
asetat (pa) digunakan dalam proses isolasi dan sampling
khitosan, semuanya diperoleh dari Sigma-Aldrich.
Peralatan utama yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Fourier Transform Infra-Red (FTIR/AwatarNicolet) untuk uji dan analisis derajat deasetilasi
khitosan yang terkait dengan tingkat aktivitasnya,
Electric Microscope-Integrated Colour Printout (Nikon
Labophot-Nikon HFX-DX) untuk uji dan analisis
morfologi produk film kemasan yang dihasilkan, Tenso
Lab-MEY (Shimadzhu) digunakan untuk uji dan analisis
karakteristik mekanik film kemasan, RH-meter
(Bollmann) digunakan untuk mengukur higroskopisitas
film kemasan, cetakan plastik (PE) digunakan untuk
mencetak film kemasan, oven dan desikator digunakan
untuk finishing dan conditioning, bejana gelas,
termometer dan kompor elektrik digunakan dalam proses
blending komposit (sintesis), thermal magnetic stirrer
diperlukan dalam proses polimerisasi asam laktat
menjadi APL.
Metode isolasi khitosan dari kulit udang melalui
proses demineralisasi, deproteinisasi dan deasetilasi, dan
uji derajat deasetilasinya dilakukan menggunakan
metodenya Sabnis dan Block (1997). Metode sintesis
film kemasan dari komposit pati-gliserol-APL-khitosan
dilakukan menggunakan metodenya Firdaus dan
Mulyaningsih (2008). Analisis morfologi dilakukan
dengan mengamati secara fisik film kemasan yang
dihasilkan menggunakan mikroskop (EM-ICP) dengan
cara meletakkan sampel ujinya (3x3 cm) di bawah lensa
microskop tersebut, gambar yang ditampilkan dalam
monitornya difoto dan dicetak. Analisis karakteristik
mekanik (kuat tarik, elongasi, modulus) dilakukan
dengan cara menyiapkan sampel uji berupa film
kemasan yang dihasilkan dengan ukuran 2x30 cm
kemudian dikaitkan pada penampang atas dan bawah
Tenso lab-MEY kemudian dilakukan peregangan sampai
putus, dan hasil pengukurannya dapat diamati di monitor
Tenso lab. Kekuatan maksimal film kemasan diukur
pada saat film menjelang putus, yakni kuat tariknya dan
persen mulurnya.
Volume5,2008
Formula I
LOGIKA 15
cukup transparan dan kelihatan lebih jernih/transparan
dibanding film kemasan dari komposit pati-gliserolkhitosan pada Gambar 2. Tetapi secara visual tampak
banyak dijumpai gelembung-gelembung udara yang
terjebak dalam film kemasan yang terbentuk dari
komposit pati-gliserol-khitosan tersebut.
c.
Formula III
b. Formula II
16 FIRDAUS,MULYANINGSIH,ANSHORY
Formula V
LOGIKA
Hasil analisis morfologi film kemasan yang
dihasilkan dari komposit pati-gliserol-APL yang
mengandung 50 mL cairan kental APL (5% dari total
aquades) dan gliserol sebanyak 25 mL (2,5% dari total
aquades) dapat diamati dalam Gambar 6. Morfologi film
kemasan yang dihasilkan dari komposit pati-APL
dengan gliserol 2,5% (v/v) tampak sangat porous dan
tampak pada pembesaran 4 kali terdapat distribusi bahan
yang tidak merata. Hal itu diprediksi karena terlalu
banyaknya persentase bahan gliserol dan komposisi APL
yang ditambahkan. Dalam Gambar 7 ditampilkan film
kemasan (formula II) yang dihasilkan dari komposit
pati-gliserol-khitosan dengan persentase bahan gliserol
yang sama dengan film kemasan (formula I);
Pembesaran 4 kali
Pembesaran 40 kali
Pembesaran 40 kali
Pembesaran 40 kali
Volume5,2008
Pembesaran 4 kali
LOGIKA 17
Pembesaran 40 kali
Pembesaran 40 kali
18 FIRDAUS,MULYANINGSIH,ANSHORY
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 formula
film kemasan yang dirancang dengan komposisi
beragam, formula IV yang disintesis dari komposit patigliserol-APL-khitosan yang mengandung gliserol 10 mL
(1% dari total aquades) memiliki karakteristik morfologi
dan mekanik yang relatif lebih baik dari formula lainnya.
Morfologi film kemasan (formula IV) menunjukkan
permukaan film yang halus, tidak terdapat retak maupun
gelembung udara secara morfologis dan stabil di suhu
ruang/tidak higroskopis. Film kemasan (formula IV)
memiliki karakteristik mekanik lebih tinggi dibanding
formula lainnya yang dapat dilihat pada nilai kuat tarik,
elongasi dan modulusnya. Formula IV memiliki kuat
tarik: 104,42 N/m2, elongasi: 33,80%, dan modulus:
309,54 N/m2.
UCAPAN TERIMAKASIH
LOGIKA
Ferrer, J., G. Paez, Z. Marmol, E. Ramons, H. Garcia
and C.F. Forster. (1996). Acid hydrolysis of Shrimp
Shell Wastes and The Production of Single Chell
Protein from The Hydrolysate. Journal Bioresource
Technology. 57(1):55 60.
Firdaus F dan Mulyaningsih S. (2008), Morfologi Film
Plastik Biodegradable dari Komposit Pati TropisPLA, Pati Tropis-Khitosan, dan Pati Tropis-PLAKhitosan, Jurnal TEKNOIN ISSN 0853-8697
(Terakreditasi) Edisi Juni 2008.
Habibie, S. 2000. Polimer Khitosan dan Penggunaannya.
Majalah Ilmiah Pengkajian Industri (Topik:
Material), Edidi No: 11/Agustus/2000 ISSN: 14103680 Penerbit: Deputi Teknologi Industri Rancang
Bangun dan Rekayasa, BPPT.
Latief, R. (2001). Teknologi Kemasan Kemasan
Biodegradable, Makalah Falsafah Sains (PPs 702)
Program
Pascasarjana/S3
IPB,
Bandung,
http://www.hayatiipb.com/users/rudyct/indiv2001/rindam_latief.htm
Marganof, (2003). Potensi Limbah Udang sebagai
Penyerap Logam Berat (timbal, kadmium dan
tembaga) di Perairan. Makalah Pengantar Falsafah
Sains (PPS702), Program Pasca Sarjana / S3, ITB.
Martaningtyas, D. (2004). Potensi Plastik
Biodegradable, 02 September 2004.
http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0904/02/cakrawala/lainnya06.htm
Mawarwati S., Widjanarko SB., dan Susanto T. (2001).
Mempelajari
Karakteristik
Edible
Film
Berantioksidan Dari Germ Gandum (Triticum
Aestivum
L.)
Dan
Pengaruhnya
Dalam
Pengendalian Pencoklatan Pada Irisan Apel (Malus
Sylvestris). Jurnal Biosain Vol.1, No.1 2001.
Pranamuda, H. (2003). Pengembangan Bahan Plastik
Biodegradabel
Berbahanbaku
PatiTropis,http://wwwstd.ryu.titech.ac.jp/~indonesia
/zoa/paper/htmL/paperHardaningPranamuda.htmL
DAFTAR PUSTAKA