Professional Documents
Culture Documents
Kata abortion dalam Blakss Law Dictionary, yang diterjemahkan menjadi aborsi
dalam bahasa Indonesia mengandung arti: The spontaneous or articially induced
expulsion of an embrio or featus. As used in illegal context refers to induced abortion.
Keguguran dengan keluarnya embrio atau fetus tidak semata-mata karena terjadi secara
alamiah, akan tetapi juga disengaja atau terjadi karena adanya campur tangan (provokasi)
manusia.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aborsi adalah terpencarnya
embrio yang tidak mungkin lagi hidup sebelum habis bulan keempat dari kehamilan atau
aborsi bisa didefinisikan pengguguran janin embrio setelah melebihi masa dua bulan
kehamilan. Menurut perspektif medis aborsi adalah penghentian kehamilan setalah
tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus) sebelum usia janin
(fetus) mencapai 20 minggu.2
Abortus provocatus adalah istilah latin yang secara resmi dipakai dalam kalangan
kedokteran dan hukum, yang artinya adalah dengan sengaja mengakhiri kehidupan
kandungan dalam rahim seorang wanita hamil. Berbeda dengan abortus spontaneous
yaitu kandungan seorang wanita hamil yang gugur secara spontan. Untuk itu perlu
dibedakan antara pengguguran kandungan dan keguguran. Pengguguran kandungan
dilakukan dengan sengaja, sedangkan keguguran terjadi tidak disengaja. Untuk
menunjukkan pengguguran kandungan, istilah yang sering digunakan sekarang adalah
aborsi.2
Abortus provocatus meliputi Abortus provocatus medicalis, yaitu penghentian
kehamilan (terminasi) yang disengaja karena alasan medis. Praktek ini dapat
dipertimbangkan, dapat dipertanggung-jawabkan, dan dibenarkan oleh hukum dan
abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian kehamilan atau pengguguran yang
melanggar kode etik kedokteran.2
Angka kejadian keguguran secara nasional adalah 4%. Dari semua kejadian
keguguran, ada 6,54% di antaranya aborsi. Aborsi lebih besar dilakukan oleh ibu berusia
di atas 35 tahun, berpendidikan tamat SMA, tidak bekerja dan tinggal di perkotaan. Cara
yang dominan digunakan untuk menghentikan kehamilan adalah kuret. Jamu, pil dan
suntik merupakan tindakan alternatifnya. Terkait dengan kejadian kehamilan yang tidak
direncanakan, kasus yang ditemukan berkisar antara 1,6% dan 5,8%. Dari semua kejadian
kehamilan tidak direncakan, 6,71% di antaranya sengaja digugurkan. Berdasarkan
karakteristik, aborsi banyak dilakukan oleh ibu berusia di atas 35 tahun, berpendidikan
SD, tidak bekerja, dari status sosial ekonomi kuatil ke 2 dan tinggal di perkotaan. Aborsi.
Dilakukan secara sendiri dengan jamu dan pil.3
b. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Kekerasan terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak
asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta merupakan bentuk
diskriminasi. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
Yaitu perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat
2) Kekerasan Psikis
Yaitu perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri,
hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/ atau penderitaan
psikis berat pada seseorang
3) Kekerasan Seksual
Yaitu setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual, pemaksaan
hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan/atau tidak disukai, pemaksaan
hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu
yang meliputi:
a) Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap
dalam lingkup rumah tangga tersebut
b) Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah
tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.
4) Penelantaran Rumah Tangga
Yaitu perbuatan menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangga,
padahal menurut hukum yang berlaku bagi yang bersangkutan atau karena
persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan,
atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Penelantaran juga berlaku bagi
setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara
membatasi dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di
luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut
c. Tindakan Asusila Terhadap Anak-Anak Dan Wanita
Berdasarkan data dari unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA)
Reskrim Poltabes Medan mulai tahun 2006 hingga April 2008, terdapat
sebanyak 781 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta 10 kasus
perdagangan wanita (human trafficking). Ke-871 kasus yang ditangani
tersebut termasuk kasus asusila seperti pemerkosaan, percabulan, kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap anak-anak lainnya . 6
d. Pelanggaran Lainnya
Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak pelanggaran pelanggaran HAM
yang terjadi dalam dunia kesehatan. Misalnya dana JAMKESMAS untuk untuk
masyarakat prasejaterah yang tidak tersalurkan dengan baik atau ada yang harus ditolak
oleh pihak rumah sakit karena mengalami masalah administrasi. Pelanggaran HAM
dalam bidang kesehatan lainnya adalah perbudakan, penyiksaan, penembakan dan
pembantaian terhadap manusia.6
DAFTAR PUSTAKA
1. DEPKES RI.www.hukor.depkes.go.id. UU RI No.39/1999 Tentang HAM.diakses ; tanggal
23/09/2013
2. Hardianto J.2010. Tinjauan Terhadap Konstruksi Hukum DakwaanDalam
Penuntutan Perkara Aborsi dan Implikasi Yuridis Terhadap Penjatuhan Sanksi
Pidana. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di unduh tanggal 28 September
2013
3 .
www.uninus.ac.id/data/datailmiah/kajianyuridissosiologisKDRT.pdf