You are on page 1of 10

Matrix Metalloproteinase Dan Inhibitor Pada Penyakit

Neoplastic Otorhinolaringological
Abstrak
Matriks metalloproteinase adalah golongan zinc dan kalsium endopeptidase yang berperan
dalam degradasi matriks ekstraseluler. Mmp berperan penting dalam proses remodeling
normal. Peningkatan aktivasi mmp atau ketidakseimbangan pengaktifan mmp dan tissue
inhibitor of

metalloproteinase

berhubungan dengan berbagai penyakit spesifik yang

berhubungan dengan penghancuran dan romedeling dari matriks ekstraseluler. Mmp dan
timps berperan penting dalam pengembangan dan kemajuan kondisi pada akut dan kronis
otitis media, nasal poliposis dan penyakit sjogren dari kelenjar saliva. Peran rinitis alergi
belum bisa dibuktikan walaupun mereka kelihatan berhubungan dengan asma , kondisi yang
berhubungan

dengan rinitis. Penggunaan dari spektrum luas mmp inhibitor sudah

menunjukkan perubahan hasil dari akut otitis media dan otitis media dengan efusi. Strategi
terapeutik dengan anti mmp molekul dikembangkan dan berperan penting dalam modul
penyakit non neoplastic otorhinolaryngological di masa mendatang.
Pendahuluan
Matrix mettaloproteinase (mmp) adalah golongan zinc dan calcium endopeptidase yang
berperan penting dalam degradasi ektraseluler matrix. Ecm didegradasi menjadi kolagen,
elastin, proteoglikan, laminin, dan fibronektin. Mmp diproduksi oleh sel stroma, makrofag,
dan neutrofil.
Mmp berperan dalam proses remodel normal. Peningkatan aktivasi mmp atau
ketidakseimbangan dari aktif mmp dan tissue inhibitor matalloproteinase, yang berhubungan
dengan sejumlah penyakit spesifik yang berhububgab dengan penghancuran dan remodelling
dari matriks ektraseluler seperti reumatoid artitis, penyakit peridontal, invasi tumor dan
metastasis dan penyakit vascular seperti aterosklerosis, angiogenesis dan aneurisma.
Terdapat bukti bahwa mmp mengerjakan lebih daripada degradasi matriks ekstraseluler. Mmp
juga berperan dalam non matriks protein, seperti sitokin, kemokin, reseptor, dan peptide
antimikrobial seringkali potensiasi dari aktivitas protein ini.
Terdapat bukti kuat dari golongan

mmp yang berperan penting dalam pertumbuhan

skuamous sel karsinoma dari kepala dan leher. Ini sudah dibuktikan dengan demonstrasi dari

aktivitas dan ekspresi mmp yang bertambah dikepala dan leher skuamous sel karsinoma dan
disana terdapat bukti bahwa menaikan level mmp berakibat peningkatan pertumbuhan tumor
secara aggresive dan prognosis yang jelek.
Dalam artikel ini, peran dari mmp dan inhibitornya dalam penyakit non neoplastic
otorhinolaryngolical dieksplore.
Matrix Mataloproteinases
Terdapat 26 mmp yang dikenal, yang digroup berdasarkan spesifitas substrat. Kolagenase
termasuk mmp-1, mmp-8 dan mmp-13, stromlisin meliputi mmp-3, mmp-10 dan mmp -11
sementara gelatinase, mmp-2 dan mmp-9 paling banyak tersebar. Bagaimanapun, disana ada
persilangan diantara pola aktivitas group ini pada beberapa substrat. Untuk contoh, mmp-2
merupakan primer gelatinolitik dan tipe iv degradasi enzim kolagen juga efektif melawan
kolagen fibril tipe 1.
Mmp disekresi sebagai inaktif pro enzime. Mereka mempunyai 3 distict domain : zinc
containing katalis domain, sebuah amino terminal pro peptide domain berisi residu sistin
yang berisi ion zinc dalam katalis domain dan menyimpan enzim dalam latent pro form dan
carboxy- terminal haemapexin domain yang berkontribusi ke pengenalan substrat. Mereka
membutuhkan pembelahan proteolitik dari n-terminal peptida untuk aktivasi.
Regulasi Dari Sintesis, Sekresi, Dan Aktivitas
Mmp diregulasi

banyak level termasuk gen transkripsi, aktivasi dari enzim laten, dan

inaktivasi oleh spesifik inhibitor , tissue inhibitors metalloproteinase(timps). Deregulasi mmp


sudah dimplikasi dalam degradasi matriks secara abnormal yang memicu kerusakan jaringan
dalam invasi tumor, artitis reumatoid , penyakit inflamasi lain.
Transkripsi gen
Banyak mmp diekperesikan banyak tipe sell. Pengekspresian gen mmp dikontrol

level

transkripsi atau post transkripsi. Mmp gen bisa dimodifikasi secara fisiologis dan
farmakologis termasuk endotoxin bakteri, hormon, sitokin, dan faktor pertumbuhan.
Umumnya mmp diatur oleh interleukin (il-1), tumor necrosis factor-a (tnf-a), transforming
growth factor-a(tgf-a), epidermal growth factor(egf) dan platelet derived growth factor
(pdgf). Sedangkan ekspresi mmp diturunkan oleh interferon-a (ifn-a), tranforming gowth
factor-b(tgf-b) dan glucocorticoid. Perbedaan diantara mmp dalam pola dipengaruhi oleh
sitokin dan factor pertumbuhan

Semua mmp disintesis sebagai pre pro enzim dalam sel. Banyak disekresi dari sel sebagai
inaktif pro enzim. Pro enzim ini membutuhkan aktivasi sebelum menjadi aktif.
Pro enzim aktivasi
Latensi dari mmp diperoleh melalui hubungan antara sistein dalam domain pro peptide ke
atom zinc dari sisi aktif. Aktivasi terjadi dengan disosiasi dari ikatan sistein- zink,
menghasilkan molekul air kompleks dengan atom zink yang membuat enzim menjadi katalis
aktif.
Dalam in vitro, aktivasi terjadi akibat variasi dari proteinase seperti plasmin tripsin dan
neutofil elastase. Disosiasi kimia bisa juga dibawa dengan beberapa organomercuri dan
reagen seperti sodium dodecilsulfat.
Banyak enzim yang diperkirakan berperan penting dalam aktivasi mmp untuk contoh mast sel
proteinase. Mmp bisa memulai aktivasi dari laten mmp lain.
Tissue inhibitor of metallproteinase
Tissue inhibitor dari metalloproteinase atau timps adalah inhibitor endogen berat molekul
rendah dari aktivitas protease mmp. Timp berfungsi menetralisasi aktifitas mmp melalui
interaksi dari n-terminal domain dengan sisi katalis dari mmp. Empat timps sudah diklone,
dipurifikasi dan dikataristikan. Golongan timps memiliki selektif afinitas dari golongan
matrix metalloproteinase. Contohnya timp-2 10 kali lebih efektif daripada timp-1
menghalangi aktivasi mmp-2.
Funsi dari timps lebih kompleks bukan hanya memblok sisi aktif dari mmp yang aktif.
Banyak mmp hanya berinteraksi dengan timps setelah aktivasi. Bagaimanapun, mmp-2 dan
mmp-9 bisa disekresi sebagai kompleks biomolekular dengan timp-2 dan timp-1, sebab
timps bisa juga berpengaruh aktivasi pro-mmp.
Peran MMP
Degradasi matriks ektraseluler
Peran utama mmp adalah degradasi matriks ektraseluler. Mmp bertindak sebagai substrat
protein dan bisa bertindak sebagai substrat dibawah kondisi berbeda. Aktivitas ini adalah
penting dalam respon inflamasi ke trauma, infeksi, toksik, kondisi autoimun. Degradasi dari
dasar membran membuat migrasi sel yang merupkan komponen intergral inflamasi.
Ini bertambah jelas, yang mmp berpengaruh dalam respon inflamasi oleh kemokin, sitokin,
dan reseptor lain.

Mmps dan kemokin


Kemokin adalah group molekul kemotaksis yang secara spesifik menarik banyak sell imun
dari tempat peradangan. Banyak penelitian yang mendemontrasikan bahwa aktivitas spesifik
mmp kontrol kemokin. Ini merupakan interaksi langsung antara mmp dan molekul kemokin
atau indirek melalui efek substrat lain yang mempengaruhi aktivitas kemokin.
Contoh interaksi langsung bahwa monocyte chemoattractant protein-3 (mcp-3). Ini sudah
diindentifikasi sebagai subsrat fisiologis dari mmp-2. Pecahan mcp-3 berikatan reseptor cc
kemokin reseptor sebagai mcp -3 tapi tidak lagi memicu kemotaksis, malahan bertidak
sebagai kemokin antagonis yang memicu inflamasi. Ini manyatakan bahwa matriks
metalloproteinase adalah efektor dan regulator dari respon inflamasi.
Perbedaan, mmp bisa bertindak secara tidak langsung dengan meregulasi formasi dari gradien
kemokin. Ini berikatan dengan substrat yang normalnya akan berikatan dengan kemokin.
Hasil akhir dari tipe interaksi ini seringkali mempunyai efek yang berlawanan.
Mmps dan sitokin
Fungsi sitokin dalam mediasi inflamasi dan proses perbaikan. Sudah disebutkan produksi dan
aktivasi mmp bisa dipengaruhi oleh sitokin. Mmp mempunyai peran penting dalan aktivitas
sitokin. Beberapa group mmp termasuk substrat spesifik dan aktivitas digambarkan dibawah.
Koleganase
Dari mmp (mmp 1.8 dan 1.3) dikenal penghancuran tipe kolagen 1. Mmp-1 kelihatan
menyebar. Ini diekpresikan oleh banyak jaringan berbeda termasuk fibroblas, sel endotel
keratinosit, makrofag, dan lainnya.
Mmp-1
Mmp-1 diproduksi dengan mensintesis respon spesifik stimulus. Ini

tidak disimpan

intraseluler, tapi disekresikan sebagai pro enzim. Yang kemudian mengalami aktivasi
ekstraseluler. Aktivasinya terjadi 42 kda dan flicosilate 46 kda. Kolagen menyebar dan
degradasi i, ii, iii, vii, viii, x dan gelatin. Ini juga mengaktivasi pro-mmp-9.
Mmp-8
Mmp-8 (kolagenase 2, neutrofil kolagenase) mempunyai substrat untuk natif kolagen
termasuk tipe i, ii dan iii. Mmp -8 terdapat dalam polimonuclerar leukosit dalam granul dan
disekresi saat aktivasi. Penelitian terbaru menunjukan bahwa mmp -8 diekspresikan oleh sel
lain seperti kondrosit osteoatritis. Sinovial fibroblas dan sel endotel. Mmp -8 seperti golongan

lainnya disekresi sebagai bentuk prekusor. Aktivitas mmp-8 dihalangi oleh ikatan timp-1
atau timp-2 dalam 1:1 molar ratio.
Mmp-13
Mmp-13 mempunyai pola pergerakan terbatas dalam jaringan ikat dan diproduksi boleh
kartilago dan tulang selama perkembangan dan kondrosit dalam osteoartitis.
Gelatinases
Mmp-2
Mmp-2 (gelatinase a, 72 kda gelatinase, kolagenase tipe iv-a) mungkin distribusi mmp dan
diekspresikan oleh banyak tipe sel termasuk fibroblas, limfosit, dan sel tumor. Ini juga
disekresi dari sel endotel, neutrofil, dan makrofag. Khususnya tipe iv kolagen, komponen
struktur utama dari membran dasar.
Bentuk 72 kda adalah inaktif dan disekresi sebagai laten pro enzim, yang dikomplekskan
dengan tissue inhibitor metalloproteinase -2 (timp-2). Seperti anggota kolagen , kompleks
enzim ini harus dikonversi ke bentuk aktif katalis untuk remodeling proteolitik dari matriks
ektraseluler. Ini terjadi dengan pembelahan menghasilkan 62 kda enzim aktif.
Mmp-2 bertindak pro-il-1b, pro tgf b2 dan pro tnf-a. Ini juga bertindak sebagai pro mmp-1,
pro mmp-9, dan subtansi p inaktif.
Mmp-9
Mmp-9 diproduksi oleh makrofag dan granulosit seperti t-sell, dendrit sel, epitel sel,
fibroblas, keratinosit, dan osteoblas. Aktivasi dari neutrofil oleh il-8 diinduksi pelepasan
mmp-9.
Non-neutrofil pro mmp-9 disekresi dengan kompleks timp-1, yang berikatan melalui c
terminal domain. Neutrofil pro mmp-9 disekresi sebagai non kompleks monomer . Ketika pro
-mmp-9 dipersembahkan dalam kelebihan timp-1. Ini bisa membentuk hemodimer timpbebas tapi kompleks dicegah ketika timp kelebihan.
Mmp-9 bertindak pro-il-1b, pro tgf b2 dan pro tnf-a. Ini membelah dan menaktifkan il-8 dan
menginaktifasi il-1b.

Stromolisin, Stromilis Seperti MMP Dan Membran Tipe MMPS


Stromolisne meliputi mmp-3 (stromelisin-1). Mmp-10 dan mmp-11. Ini bertindak sebagai
substrat fibronektin, laminin, kolagen iv,v,ix,x, elastin, pro-mmp-1 dan pro-mmp-9,. Mmp 3
sudah dipelajari dalam kolesteatoma.
Stromilisn seperti mmp mengandung dari mmp-7(matrilisin),

mmp-12(makrofag

metaloleastase) dan mmp-26 (matrilisin-2). Tipe membran mmps termasuk mmp-14, mmp15, mmp-16, mmp-17,mmp-24 dan mmp-25. Mereka berbeda dari mmp lainnya,
membrannya berbentuk seperti jangkar yang mempunyai ekor dari sitoplasma. Mereka
mengaktivasi mmp lainnya , utamanya mmp-2. Mereka meregulasi periseluler protelisis
sangat efisien oleh aktivitas sekitar permukaan sel. Mmp 7, 10, 11, 12 dan tipe membran
belum diteliti mengenai penyakit telinga benigna dan hidung.
MMPS Dan Penyakit Telinga
Akut otitis media
Akut otitis media dikataristikan oleh bakteri atau inflamasi virus dari mukosa telinga telinga.
Baik manusia dan baketri protease mempunyai peran penting dalam patogenesis otitis media.
Mmps diproduksi oleh pseudomonas aeruginosa, staphylococus aureus dan bakteri lain yang
dimplikasi dalam patogenesi akut otitis media. Dalam penelitian efek inhibitor ilomostat, ini
menunjukan yang ilomostat memimpin inhibisi protease yang lebih baik dalam sampel dari
telinga tengah otorhea ketika riwayat kurang daripada satu minggu atau ketika disana terdapat
infeksi p. Aeruginosa. Maka ini terasa yang proses infektive ketika respon inflamasi tidak
begitu kuat, bakterial protease lebih aktif daripada manusia.
Bacetrial endotoxin sudah didemonstrasikan menyebabkan naik mmp-9 tapi tidak mmp-2
ekspresi pada sel host. Leukosit didapat dari protease termasuk mmp bisa mencegah atau
eradikasi bakteri infeksi tapi mereka berkontribusi ke kerusakan jaringan memimpin sekuel
atau persisten.
Otitis media dengan efusi
Otitis media dengan efusi dikataristikan oleh persisten cairan dalam telinga tengah. Banyak
teori tentang ini tapi yang paling diterima adalah infeksi sekuel.
Penelitian dari mmp pada efusi telinga tengah, ini menyatakan bahwa aktivitas mmp-2 dan
mmp-9 adalah lebih tinggi pada efusi tebal daripada efusi tipis. Ini juga menunjukan bahwa
konsentrasi mmp-2 berhubungan dengan penyakit kronis bisa dilihat dengan jumlah dari
pipa ventilasi yang dimasukan sebelumnya sementara konsentrasi mmp-9 tidak. Peneliti

menduga bahwa pencernaan dari kolagen membran dasar dipicu oleh mmp-2 bisa
berkontribusi merusak yang mengakibatkan otitis media dengan efusi.
Pemberian lokal dari mmp inhibitor sudah menunjukan perbaikan hasil dalam model binatang
dari otitis media dengan efusi. Penelitian terbaru oleh antonbelli et al. Level signifikan dari
aktivitas total mmp didapatkan 52 persen dari efusi telinga dites dan ilomosat dihalangi 64
persen dari mmp aktivitas. Maka, mmp diproduksi oleh sel dalam mukosa telinga tengah,
sebagai hasil respon inflamasi yang panjang, yang bisa berakibat kronisitas dan kataristik dari
efusi telinga tengah.
Kolesteatoma
Matriks dari kolesteatoma menyatakan aktivitas proteolitik yang memicu proses
penghancuran dengan karateristik kondisi. Dalam penelitian dengan memperbandingkan
aktivitas kolesteatoma, granulasi telinga tengah dan kulit meatal dalam, terdapat aktivitas
yang lebih tinggi pada 45-47 kda dengan respon mmp-1 dalam kolesteatoma dan granulasi
telinga tengah dalam kontrol. Semua kolesteatoma dan granulasi telinga tengah adalah positif
pada daerah barat untuk mmp-1. Analisis zimografik menyatakan ekspresi heterogen dari
mmp-2 dan mmp-9 dalam spesimen kolesteatoma, mmp-9 tapi tidak mmp-2 bertambah dalam
kolesteatoma ketika diperbandingkan dalam sampel kulit meatal dalam.
Imunokimia dari kolesteatoma kiroseksi, ekspresi dari mmp-2, mmp-9 dan mmp-3 dibatasi
basal dan lapisan suprabasal sel dari kolesteatoma epitelium. Kolagenase epitel . Neutrofil
kolagen (mmp-8) menunjukan lebih ekspresi dalam epitelium dan jaringan granulasi. Timp-1
bisa dideteksi hanya pada area terbatas dari jaringan granulasi dengan metode random. Ini
juga menyatakan bahwa disana ekspresi tidak terdeteksi dari aktivitas metalloproteinase
dalam membran timpani normal atau mukosa telinga tengah.
Penelitian dari migrasi makrofag inhibitor faktor dalam kolesteatoma. Ekspresi mmp-3 dan
mmp-9 didapatkan berhubungan dengan mif ekspresi kolesteatoma infeksi., sementara
ekspresi mmp-2 tidak. Mmp-3 mempunyai potential untuk mengaktivasi pro-mmp kedalam
mmp-9. Ini merupakan catatan menarik sementara aktivasi mmp-3 dan mmp-9 dimulai oleh
sitokin berbeda dan sistem urokinase, aktivasi pro-mmp-2 dimulai oleh mt-mmps dan tidak
sitokin.
Menurut wilmoth et al, bahwa mediator inflmasi memproduksi bakteri yang merangsang
respon host yang termasuk sitokin dan mmps. Ketika mereka mengkulture gebril membran
timpani dengan lipopolisakarida, mereka mendapatkan tnf-a dan mmps dalam membran
supranatan kultur media, tidak dalam membran timpani homogen. Ini membuat mereka

menduga bahwa tnf-a dan mmps disekresi ke jaringan sekitar sebagai matriks ektraseluler
setelah produksi mereka. Mediator inflamasi lokal ini dalam matriks ekstraseluler bisa
menghancurkan lamina propia dan ke arah atelektasis,
MMPS Dan Penyakit Nasal
Nasal polip
Proses perkembangan nasal poliposis tinggal tidak jelas. Pada banyak kasus, lamina propia
dari nasal polip mendemonstrasi sejumlah besar eosinofil dan limfosit. Inflamasi memimpin
nasal poliposis yang dipicu oleh neuropeptide, sitokin, dan faktor pertumbuhan diproduksi
oleh sel sel ini. Fibroblas epitel dan sel endotel berkontribusi dalam regulasi respon inflamasi
pada nasal polip.
Ini menunjukan bahwa mmp juga berkontribusi damam proses ini. Penelitian perbandingan
nasal polip dengan nasal mukosa, zimografi dan analisi kuantitatif menunjukan bahwa mmp9 bentuk aktif signifikan bertambah (p<0.05) pada nasal polip diperbandingkan ke kontrol
nasal mukosa spesimen sementara ekspresi mmp-2

adalah sama pada kedua jaringan.

Penelitian gelatinase dari imunoekspresi menunjukan bahwa ekspresi mmp-9 ditingkatkan


pada permukaan epitelium. Kelenjar(p<0.05) dan sel inflamasi submukosa (p<0.05). Positif
mmp-9 ditandai bertambahnya sel endotel (p<0.01). Hasil ini mengupregulasi dari aktif
mmp-9 dalam kelenjar dan karateristik pembuluh darah dari polip nasal.
Up regulasi mmp-9 bisa didapatkan oleh beberapa molekul seperti plasminogen aktivator
atau tnf-a sudah dideteksi dalam nasal poliposis. Sirkulasi eosinofil tidak bisa dideteksi mmp9 sementara eosinofil memasuki nasal polip yang mengekspresikan mmp-9.
Ini sudah diduga bahwa mmp-9 diproduksi oleh sell inflamasi pada nasal polip, degradasi
komponen endotel basal membran, bisa menambah permeabilitas mikrovaskular, memimpin
oedema dan transmigrasi sel. Mmp-9 bisa memudahkan migrasi sel epitelial dan endotel
diamati selama perkembangan dan pertumbuhan polip.
Rintis alergi
Rinitis alergi termasuk fase cepat dan lambat. Fase cepat rinitis alergi berdasarkan interaksi
dari alergen dengan ikatan membran alergen spesifik ig e pada permukaan sel mediator,
contohnya basofil dan mast sel, memipin pelepasan mediator alergik, termasuk histamin.
Mediator lainnya termasuk prostaglandin, bradikinin, dan faktor aktivasi platelet. Terdapat
bukti kuat bahwa agen ini memicu respon alergi langsung. Mereka menyebabkan vasodilatasi

dan bertambahnya permeabilitas vaskular, stimulasi dari sekresi muskus dan stimulasi dari
nervus aferen.
Respon lambat dikataristikan oleh aktivasi t-limfosit. Ketika antigen dipresentasikan ke sel
th0 awal, yang mereka akan berdeferensiasi ke th1 atau th2 sel. Th1 sel beregulasi sel
melawan tumor, mikobakterial, dan fungal infeksi dan th2 sel diliputi pada non fagosit host
respon seperti respon alergi. Keberadaan il-4, antigen merangsang t-sel

berdefrensiasi

kedalam th2 sel. Th2 sel memproduksi sitokin termasuk il-3, il-4, il-5, il-6, il-9, il-10 dan il13. Sitokin ini menarik dan mengaktivasi eosnofil dan mast sel seperti menghalangi th1
respon. Th2 sitokin menurunkan regulasi keseimbangan protease dengan membatasi produksi
dari mmp-9 sementara merangsang produksi timp-1.
Ini sudah menunjukan bahwa sel manusia memproduksi mmp-9. Level dari mmp-9 pada
selang hidung menunjukan kenaikan respon untuk hidung dengan alergen. Bagaimanapun,
penelitian lainnya, disana tidak ada perbedaan signifikan diantara ekspresi dari mmp-9 rna
pada mukosa hidung peserta alergi dan non alergi yang tidak subjek penelitian. Maka ini
menjelaskan mmp-9 mempunyai aturan yang jelas pada fase cepat dari alergi rinitis yang
digranulasi oleh mediator dari mast sel, sementara fase lambat. Terdapat kompleks interaksi
antara mmp-9, th2 sitokin, mast sel dan eosinofil.
Terdapat lebih informasi mengenai mmp-9 dalam asma, kondisi dengan banyak kesamaan
dengan rinitis alergi. Mmp-9 adalah predominan mmp dalam jalan nafas asma. Perbandingan
kontrol dengan pasien asma stabil sudah menambah level mmp-9 dalam sputum, cairan
selang bronkhoalveolar dan kultur dari alveolar makrofag. Penelitian yang terbentuk selama
eksaserbasi asma bisa memicu ekspresi dari mmp-9 dengan turun level lebih rendah setelah
terapi dan stabilisasi penyakit. Setelah pengobatan dengan glukortikoid, mmp-9 level
berkurang tapi timp-1 level bertambah hasil dengan batas mmmp-9/timp-1 ratio.
Penelitian ini membutuhkan informasi untuk penelitian selanjutnya agar kita dapat mengerti
peran mmps dalam rinitis alergi.
MMPS Dan Penyakit Kelenjar Saliva Benigna
Sjogren sindrom
Diperkirakan bahwa sitokin dan faktor pertumbuhan berakibat kehancuran jaringan dalam
penyakit autoimune melalui regulasi level mmp. Disana tidak ada perbedaan level signifikan
dari mmp-2 dalam kelenjar saliva dari pasien dengan sjogren sindrom dan kontrol.
Bagaimanpun, level mmp-9 dalam saliva dari pasien dengan sjogren sindrom adalah lebih

tinggi daripada kontrol normal. Level dan bentuk aktif dari mmp-9 bertambah dengan
keparahan penyakit.
Karena itu yang mmp-9 bermain aturan krusial dalam bertambah remodelling dan
penghancur struktur dari membran basal

dalam kelenjar saliva dalam sjogren sindrom.

Aturan dari basal lamina sebagai molekul penting dan sinyal matriks ektraseluler, perubahan
patologis ini bisa berkontribusi ke patogenesis sindrom.

Matriks metaloproteinase dan inhibitornya berperan


penting dalam penyakit penghancuran membran dasar
Mereka berperan dalam penyakit malignansi
Mmps dan timps mempunyai pengaruh pada kondisi non
neoplastic otorhinolaryngological
Penelitian selanjutnya mengambarkan prinsipnya dan
memastikan apakah pengetahuan ini bisa digunakan
dalam terapi.

Kesimpulan
Data ini mengindikasikan bahwa mmps dan timps bermain dalam kompleks perkembangan
dan progresi dari kondisi akut dan kronik otitis media, nasal poliposis dan penyakit sjogren
dari kelenjar saliva. Penelitian selanjutnya membutuhkan penjelasan lebih jauh bahwa
mereka bermain dalam patogenesis dari kondisi seperti alergi rinitis.
Ini juga mendemonstrasikan bahwa penggunaan inhibitor mmp bisa mengubah hasil dari
otitis media akut dan otitis media efusi. Strategi terapi dengan anti-mmp molekul
dikembangkan. Kontrol lokal dari pelepasan atau/dan aktivasi dari mmps merupakan strategi
lain untuk pengobatan yang aktivasi penyakit dari mmps berperan.

You might also like