Professional Documents
Culture Documents
Abon
Abon merupakan hasil olahan dari daging atau ikan yang fungsinya untuk
mengawetkan daya simpan dari daging atau ikan tersebut. Abon merupakan jenis
lauk pauk kering berbentuk khas dengan bahan baku pokok berupa daging atau
ikan. Pengolahan abon dilakukan dengan cara direbus, dicabik-cabik, dibumbui,
digoreng, dipres. Bahan campuran abon dapat menggunakan bahan nabati,
misalnya keluwih atau jantung pisang (Fachruddin, 1997).
Menurut SNI (1992), definisi abon adalah suatu jenis makanan kering
berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus, disayat-disayat, dibumbui, digoreng
dan dipres. Berdasarkan SNI 01-3707-1995, abon merupakan hasil pengolahan
yang berupa pengeringan bahan baku yang telah ditambahkan bumbu-bumbu
untuk meningkatkan cita rasa dan memperpanjang daya simpan. Abon merupakan
daging kering yang telah disayat-sayat menjadi serat-serat yang halus dan
umumnya dibuat dari daging sapi (Astawan, 2006).
Abon umumnya memiliki komposisi gizi yang cukup baik karena umumnya
terbuat dari daging. Manusia menemukan keseimbangan jumlah dan jenis zat
yang diperlukan dalam daging daripada dalam bahan pangan nabati (Desrosier,
1988).
Menurut Astawan (2006), proses pembuatan abon belum dibakukan, karena
banyak cara dan bumbu yang ditambahkan sehingga terdapat variasi macam dan
jumlah bumbu yang di gunakan, hal ini menyebabkan kualitas abon beraneka
ragam terutama dalam hal rasa dan warna. Prinsip pembuatan abon adalah
perebusan daging, penyeratan, pencampuran bumbu, gula merah, garam dan
penggorengan minyak sampai kering.
Data BPS (1993) dalam Sianturi (2000) menunjukan bahwa abon
merupakan produk nomor empat terbanyak diproduksi. Abon termasuk makanan
ringan atau lauk yang siap saji. Produk tersebut sudah dikenal oleh masyarakat
umum sejak dulu. Abon dibuat dari daging yang diolah sedemikian rupa sehingga
memiliki karakteristik kering, renyah dan gurih. Pada umumnya daging yang
digunakan dalam pembuatan abon yaitu daging sapi atau kerbau (Suryani et al,
2007).
Kriteria Uji
1. Keadaan kenampakan :
Satuan
Persyaratan
a. Bentuk
Normal
b. Bau
Normal
c. Rasa
Normal
% b/b
Normal
Maks. 7
garam % b/b
Maks. 7
d. Warna
2. Air
3. Abu
(tidak
dihitung
termasuk
atas
dasar
bahan
kering)
4. Abu yang tidak larut dalam asam % b/b
Maks. 0,1
5. Lemak
% b/b
Maks. 30
6. Protein
% b/b
Min. 15
7. Serat Kasar
% b/b
Maks. 1,04
8. Gula jumlah
Maks. 30
9. Pengawet
Sesuai
dengan
SNI 0222-1987
10.Cemaran logam
a. Raksa (Hg)
mg/kg
Maks. 0,05
b. Timbal (Pb)
mg/kg
Maks. 2,0
c. Tembaga (Cu)
mg/kg
Maks. 20,0
d. Seng (Zn)
mg/kg
Maks. 40,0
e. Timah (Sn)
mg/kg
Maks. 40,0
mg/kg
Maks. 1,0
koloni/g
Maks. 5 x 104
b. MPN Coliform
koloni/g
Maks. 10
c. Salmonella
koloni/25 g
Negatif
d. Staphylococcus aureus
koloni/g
Sumber : Standar Nasional Indonesia, 1995
2. Abon ikan
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut yang
diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang
dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya
simpan yang relatif lama. Menurut Suryani (2007) Abon ikan merupakan jenis
makanan olahan ikan yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan
penggorengan. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau
khas, dan mempunyai daya simpan yang relatif lama. Karyono dan Wachid (1982)
menyatakan, abon ikan adalah produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari
daging ikan, melalui kombinasi dari proses penggilingan, penggorengan,
pengeringan dengan cara menggoreng, serta penambahan bahan pembantu dan
bahan penyedap terhadap daging ikan. Seperti halnya produk abon yang terbuat
dari daging ternak, abon ikan cocok dikonsumsi sebagai pelengkap makan roti
ataupun sebagai laukpauk.
3. Bahan yang digunakan
Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan abon ikan
menurut Suryani (2007):
a.
Ikan
Ikan yang digunakan untuk pembuatan abon harus ikan yang masih
segar atau dalam fase pre-rigor atau rigor mortis. Apabila ikan telah
masuk ke fase pasca-rigor, maka dagingnya akan lunak dan rusak. Selain
b.
itu pada fase ini, ikan telah mengalami pembusukan oleh mikroba.
Santan kelapa
Santan kelapa merupakan emulsi lemak dalam air yang terkandung
dalam kelapa yang berwarna putih yang diperoleh dari daging buah
kelapa. Kepekatan santan kelapa yang diperoleh tergantung pada tua
atau muda kelapa yang akan digunakan dan jumlah dalam pembuatan air
yang ditambahkan. Penambahan santan kelapa akan menambah cita rasa
dan nilai gizi suatu produk yang akan dihasilkan oleh abon. Santan akan
d.
e.
DAFTAR PUSTAKA