You are on page 1of 196

A.

Identifikasi Ciri-ciri
Lapisan Atmosfer dan
Pemanfaatannya
1. Pengertian Atmosfer
2. Lapisan Atmosfer
3. Pemanfaatan Penyelidikan Atmosfer

1. Pengertian
Atmosfer
Atmosfer: lapisan udara yang terdiri atas beberapa gas

yang dipertahankan oleh gravitasi bumi dan digunakan


untuk melindungi bumi dari serangan luar.
Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas
permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari
atas permukaan bumi
Atmosfer semakin keatas cenderung berubah menjadi
atom-atom gas
Meteorologi: ilmu yang mempelajari atmosfer. Hal yang
dipelajari meliputi awan, angin, guntur, gejala cahaya,
endapan air di udara, dll.

A.1. Pengertian
Atmosfer (lanj.)
Bagian-bagian atmosfer yang diselidiki:
a) Atmosfer bagian bawah, diselidiki dengan alat sinopsis
secara langsung, seperti termometer, barometer,
barograf, dll.
b) Atmosfer bagian atas, diselidiki dengan:
1. Balon yang dilengkapi dengan meteograf
(alat
pencatat temperatur, tekanan dan
basah udara)
2. Balon yang dilengkapi dengan radio sonde yang
dapat memancarkan hasil penyelidikan mengenai
temperatur, tekanan dan legas udara ke permukaan
bumi.

Meteograf

Radio Sonde

Komposisi
Atmosfer Bumi

Atmosfer tersusun oleh :


Nitrogen (78%)
Oksigen (21%)
Argon (1%)
Air (0% - 7%)
Ozon (0-0.01%)
Karbondioksida (0.010.1%)

Lapisan Atmosfer
Gambar lapisan atmosfer

Penampang
Lapisan Atmosfer

Pembagian Lapisan
Atmosfer
Berdasarkan Suhu

A.2. Lapisan

Atmosfer
a. Troposfer
b. Stratosfer
c. Mesosfer
d. Termosfer
e.

Ionosfer

f.

Eksosfer

a. Troposfer

0 12 km.
Tebal : 10 km.
Sangat mempengaruhi kehidupan di bumi karena merupakan
tempat terjadinya peristiwa-peristiwa cuaca, seperti angin,
hujan, awan, halilintar, dll.
Terdiri atas
a) Lapisan planetair
: 0 1 km
b) Lapisan konveksi
: 1 8 km
c) Lapisan tropopause
: 8 12 km
Lapisan ini merupakan pembatas antara lapisan
troposfer dengan stratosfer
Temperaturnya relatif konstan
Kegiatan udara secara vertikal (konveksi) terhenti
pada lapisan ini

a. Troposfer (lanj.)
Pada lapisan ini terdapat penurunan suhu, terjadi
karena sangat sedikitnya troposfer menyerap radiasi
gelombang pendek dari matahari.
Sebaliknya permukaan tanah memberikan panas
pada lapisan troposfer yang terletak di atasnya;
melalui konduksi, konveksi, kondensasi dan
sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer.
Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer
bawah sehingga suhu turun dengan bertambahnya
ketinggian.
Udara troposfer atas sangat dingin.

a. Troposfer
(lanj.)

Temperatur troposfer relatif tidak konstan,


semakin tinggi suhu semakin rendah
Ketinggian troposfer:
1. Di kutub, ketinggian +/- 8km, suhu +/- -460
C
2. Di daerah sedang, ketinggian +/- 11km, suhu
+/- -500 C
3. Di daerah ekuator , ketinggian +/- 16km,
suhu +/- -500 C

b. Stratosfer

12 60 km
Terdiri atas tiga lapisan:
a. Lapisan isoterm :lapisan paling bawah dari
stratosfer
b. Lapisan panas : terjadi peningkatan suhu.
c. Lapisan campuran teratas
Di lapisan ini, O3 terbentuk pada ketinggian
35 km
Perbedaan ketinggian menyebabkan
terjadinya perbedaan temperatur di lapisan ini
(inversi suhu).

Stratosfer (lanj.)
Suhu di lapisan stratosfer yang paling
bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu
- 70 F atau sekitar - 57 C
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola
suhunya berubah menjadi semakin
bertambah semakin naik, karena
bertambahnya lapisan dengan konsentrasi
ozon yang bertambah.
Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang
terjadi di lapisan paling bawah

b. Stratosfer
(lanj.)
Lapisan ozon: lapisan
pelindung troposfer dan
permukaan bumi dari pancaran sinar ultraviolet
ungu yang berlebihan, sehingga tidak merusak
kehidupan di bumi.

Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18 C


pada ketinggian sekitar 40 km
Stratopause: lapisan peralihan antara stratosfer dan
mesosfer
Suhu di stratopause umumnya konstan
Daerah stratopause terletak pada ketinggian 50 km
dan suhu 50 C

c. Mesosfer
60 80 km
Terletak di antara lapisan stratopause dan
mesopause
Mesopause: lapisan peralihan antara
mesosfer dengan stratosfer
Temperaturnya - 500 C - 700 C
Merupakan lapisan pelindung bumi dari
kejatuhan meteor.
Suhu yang rendah memungkinkan terjadi
awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal
es.

d. Termosfer
80 -100 km
Temperaturnya antara -400 C sampai -50 C
Lapisan yang paling tinggi dalan termosfer
adalah termopause
Merupakan tempat terjadinya ionisasi bagi
molekul dan atom-atom udara sehingga dapat
memberikan efek pada perambatan
gelombang radio, baik gelombang panjang
maupun gelombang pendek

e. Ionosfer
100 800 km
Temperaturnya antara 00 C sampai lebih dari 700 C
Merupakan tempat dimana seluruh atom udara
mengalami ionisasi
Terdapat tiga lapisan:
a) Lapisan E atau lapisan Kennelly Heavyside (100 200
km)
b) Lapisan F atau lapisan Appleton ( 200 400 km)
c) Lapisan atom (400 800 km)
Pada lapisan E dan F, gelombang radio mengalami
pemantulan, yakni gelombang panjang dan pendek
Terjadi fenomena aurora

Fenomena Aurora

f. Eksosfer
Lebih dari 800 km
Merupakan lapisan atmosfer bumi
paling luar
Pengaruh gaya berat pada lapisan ini
sangat kecil
Benturan antar bagian udara jarang
terjadi
Pada lapisan ini, meteor mulai
berinteraksi dengan susunan gas
atmosfer bumi

A.3. Pemanfaatan
Penyelidikan
Atmosfer
Kegunaan penyelidikan atmosfer:
Mengadakan ramalan cuaca, baik jangka pendek
maupun panjang.
Menyelidiki kemungkinan diadakannya hujan
buatan
Mengetahui penyebab gangguan radio, televisi dan
cara memperbaiki hubungan melalui udara
Mengetahui syarat-syarat hidup di lapisan udara
bagian atas
Tempat menyelidiki atmosfer disebut stasiun
meteorologi atau observatorium meteorologi

B. Dinamika Unsur-unsur
Cuaca dan Iklim
Keadaan atmosfer dapat diamati setiap hari
Keadaan cuaca pada suatu tempat berubah-ubah
setiap waktu
Cuaca terjadi pada tempat yang tidak luas dan pada
suatu saat
Iklim merupakan rata-rata cuaca pada suatu
wilayah yang luas dalam waktu yang lebih lama (30
tahun)

Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu
saat, dan pada daerah yang sempit.
Contoh: cuaca di Manado cerah, tidak
berawan, temperatur udara 200C sampai
300C, dan kecepatan angin 10 Km/jam.
Ilmu tentang cuaca dinamakan meteorologi.

Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata
pada daerah yang luas dan dalam waktu
yang lama (30 tahun).

Ilmu tentang iklim dinamakan klimatologi.

B. Dinamika Unsur-unsur
Cuaca dan Iklim (lanj.)
Keadaan cuaca dapat diperkirakan melalui pengamatan
terhadap unsur-unsur cuaca seperti:
1. Penyinaran matahari
2. Suhu udara
3. Tekanan udara
4. Angin
5. Awan
6. Kelembaban Udara
7. Curah Hujan
8. Massa udara
9. Pemanasan global

B.1. Penyinaran
Matahari
Temperatur di
Indonesia dipengaruhi oleh letak
lintang dan bentuk keadaan alamnya
Letak lintang Indonesia antara 6008 LU dan 11015
LS
Indonesia beriklim tropis, artinya semua tempat di
Indonesia menerima panas matahari lebih banyak
Semua panas dari penyinaran matahari diterima
oleh permukaan bumi, ada yang dipantulkan
kembali dan ada yang diserap oleh udara dan awan

B.1. Penyinaran
Matahari
(lanj.)
Letak astronomis Indonesia di 94 45 BT 141 05 BT
0

dan 6008 LU dan 11015 LS dan dilalui oleh garis


khatulistiwa berpengaruh besar terhadap keadaan
suhu udara rata-rata setiap hari sepanjang tahun
Posisi Indonesia yang berada pada lintang rendah
mengakibatkan Indonesia memiliki suhu rata-rata
tahunan yang tinggi, yaitu +/- 260C
Amplitudo suhu tahunan di Indonesia hanya sekitar
+/- 10C karena pemanasan matahari yang tinggi
sepanjang tahun

B.1. Penyinaran
Matahari
(lanj.)
Banyak sedikitnya sinar matahari yang

diterima oleh bumi bergantung pada:


a)Lama penyinaran.
b)Sudut datangnya sinar matahari.
c) Tinggi rendahnya tempat
d)Keadaan udara.
e) Angin dan arus laut.
f) Keadaan tanah.
g)Sifat permukaan.

B.1. Penyinaran
Matahari
(lanj.)
Udara bersifat diaterman, artinya dapat melewatkan

panas matahari
Sifat diaterman ini terdapat pada udara murni
Panas matahari yang sampai ke bumi digunakan oleh
bumi untuk memanasi udara di sekitarnya
Beberapa proses yang dapat mengubah udara menjadi
panas:
a. Konveksi
b. Adveksi
c. Turbulensi
d. Konduksi

a. Konveksi
Adalah pemanasan secara vertikal
Terjadi akibat adanya gerakan udara secara
vertikal, sehingga udara di atas yang belum
panas akan menjadi panas karena pengaruh
udara di bawahnya yang sudah menjadi
panas

b. Adveksi
Adalah penyebaran panas secara
horizontal
Terjadi sebagai akibat gerakan udara
panas secara horizontal dan menyebabkan
udara di sekitarnya juga menjadi panas

d. Konduksi
Adalah pemanasan secara kontak/ bersinggungan
Terjadi karena molekul-molekul udara yang dekat
dengan permukaan bumi akan menjadi panas setelah
bersinggungan dengan bumi yang memiliki panas dari
dalam.
Molekul-molekul udara yang sudah panas
bersinggungan dengan molekul-molekul udara yang
belum panas, sehingga menjadi sama-sama panas

B.1. Penyinaran
Matahari
(lanj.)
Tingginya suhu rata-rata tahunan di Indonesia

dapat diamati pada beberapa kota besar,


antara lain:
Medan
(25,30C)
Jakarta
(25,90C)
Ambon
(25,90C)
Kupang
(26,20C)
Manokwari (26,00C)
Padang
(26,20C)
Pontianak
(26,20C)

B.1. Penyinaran
Matahari (lanj.)

Perbedaan suhu udara dipengaruhi oleh


ketinggian suatu daerah dari permukaan laut.
Makin tinggi suatu tempat makin rendah
suhunya.
Wilayah Indonesia yang luas perairannya,
memberikan pengaruh yang besar terhadap
pengendalian suhu sehingga tidak terdapat
perbedaan yang besar antara suhu maksimum
dan suhu minimum tahunan

B.1. Penyinaran
Matahari (lanj.)

Faktor penyebab terjadinya perubahan suhu


di Indonesia :
1. Ketinggian tempat dari permukaan laut
berbeda-beda. Setiap naik 100m, suhunya
turun +/- 0,50C.
2. Adanya perbedaan siang dan malam.

B.2. Suhu Udara


Udara menjadi panas karena mendapat pemanasan
matahari.
Alat untuk mengukur suhu udara adalah
termometer.
Termometer yang sederhana adalah termometer
dinding, dan termometer maksimum-minimum.
Termometer yang dapat mencatat sendiri disebut
termograph.
Kertas yang berisikan catatan suhu disebut
termogram

Termome
ter

B.2. Suhu Udara


Perbedaan Suhu (lanj.)
Udara
Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah
didaerah tropis sekitar equator dan makin ke
kutub makin dingin.
Suhu udara di daerah equator sekitar 27 0C
Suhu di daerah kutub mencapai beberapa
derajat dibawah 0.

B.2. Suhu
Udara
(lanj.)
Tinggi rendahnya suhu suatu daerah dipengaruhi
oleh:
a. Sudut datang sinar matahari
b. Keadaan cuaca
c. Letak lintang
d. Ketinggian tempat

c. Turbulensi
Adalah penyebaran panas secara
berputar-putar
Penyebaran panas ini akan
menyebabkan udara yang sudah panas
bercampur dengan udara yang belum
panas

B.3. Tekanan Udara


Di muka bumi terdapat tumpukan massa
udara.
Massa udara terpengaruh gravitasi bumi
sehingga makin dekat dengan permukaan bumi
tekanannya semakin besar begitu pula
sebaliknya.
Udara apabila terkena panas memuai, dan bila
mengalami pendinginan menyusut.

B.3. Tekanan Udara


(lanj.)
Alat untuk mengukur
tekanan udara adalah

barometer.
Barometer yang dapat mencatat sendiri disebut
barograph.
Tekanan udara dihitung dengan menggunakan
satuan milibar
Garis pada peta yang menghubungkan tekanan
udara sama disebut isobar.
Besarnya tekanan udara di permukaan bumi
adalah 76 cmHg atau 760 mmHg atau 1 atmosfer.

Barometer

Barograf

B.3. Tekanan
Udara (lanj.)

Tekanan udara antara 1 tempat dengan


lainnya di muka bumi berbeda-beda
karena perbedaan pemanasan.
Makin tinggi suatu tempat dari muka
laut, makin rendah tekanan udaranya.
Hal ini disebabkan oleh makin
berkurangnya udara yang menekan.

B.3. Tekanan Udara


(lanj.)
Barometer air raksa
merupakan hasil
percobaan Toricelli pada tahun 1643.
Karena barometer air raksa tidak mudah
dibawa ke mana-mana, maka dipergunakan
barometer aneroid.
Barometer aneroid sebagai alat pengukur
ketinggian tempat dinamakan juga altimeter.
Altimeter biasanya digunakan untuk
mengukur ketinggian kapal udara yang sedang
terbang.

Barometer
Aneroid

B.4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari
tekanan udara yang tinggi ke tempat yang
tekanan udaranya rendah.
Alat untuk mengukur kecepatan angin
dinamakan anemometer.
Hasil catatan anemometer disebut
anemogram
Alat untuk mengetahui arah angin ialah
panah angin atau kantong angin.

Anemometer

B.4. Angin (lanj.)


Dalam penyelidikan angin biasanya
digunakan balon pilot.
Balon pilot terbuat dari karet, berwarna
merah, dan diisi dengan gas hidrogen.
Setelah balon pilot dilepaskan, diikuti
dengan theodolit (teropong yang dapat
mengukur sudut vertikal dan horisontal.
Pengukuran ini hanya mampu mencapai
angin pada ketinggian 6 atau 7 km.

B.4. Angin (lanj.)


Data di atas 7 km diperoleh dengan
menggunakan alat yang disebut rawin.
Rawin terdiri dari balon yang lebih besar
dan dilengkapi dengan reflektor atau
pemancar radio.
Pengamatan lapisan udara telah dilakukan
melalui satelit.

B.4. Angin (lanj.)


Hal-hal yang mempengaruhi kecepatan
angin:
1) Gradien barometrik
2) Hukum Stevenson
3) Relief permukaan bumi
4) Ada tidaknya pohon-pohon yang tinggi
dan lebat

B.4. Angin (lanj.)


Kecepatan angin menentukan kekuatan
angin.
Makin cepat angin bergerak, maka akan
semakin kuat.
Arah angin dipengaruhi oleh letak lintang

1. Gradien
Barometrik

Adalah angka yang menunjukkan perbedaan


tekanan udara melalui 2 garis isobar.

Tiap-tiap 111 km = 1 di ekuator.

Satuan jarak diambil dari 1 di ekuator yang


panjangnya sama dengan 111 km. ( 1/360 x
40.000 km = 111 km )

1. Gradien
Barometrik (lanj.)
Contoh soal :
Bila diketahui garis isobar I tekanan
Udaranya 3010 mb dan garis isobar II
tekanan udaranya 3000 mb, serta jarak
kedua garis isobar adalah 444 km,
tentukan gradien Barometriknya

1. Gradien
Barometrik(lanj.)
Penyelesaian :
Garis isobar I = 3010 mb
Garis isobar II = 3000 mb
Selisih tekanan = 10 mb dan jarak antar garis
isobar = 444 km.
Maka gradien barometrik = 10 : ( 444 : 111 )
= 2,5 mb

2. Hukum
Stevenson
Bunyi Hukum Stevenson :
Kecepatan angin bertiup berbanding
lurus dengan gradien barometriknya.
Semakin besar gradien barometriknya,
semakin besar pula kecepatannya

3. Relief
Permukaan Bumi
Angin bertiup kencang pada daerah yang
reliefnya rata dan tidak ada rintangan.
Sebaliknya angin bertiup pelan pada
daerah yang reliefnya kasar dan penuh
dengan rintangan.

4. Ada tidaknya pohon


pohon yang tinggi
dan lebat
Pohonpohon yang tinggi dapat menghambat
kecepatan angin

B.5. Awan
Adalah kumpulan tetesan air (kristalkristal es) dalam udara di atmosfer yang
terjadi karena pengembunan setelah
melampaui keadaan jenuh.
Awan yang menempel di permukaan bumi
disebut kabut

B.5. Awan (lanj.)


Pembagian awan menurut morfologinya :

1.) cumulus
2.) stratus
3.) cirrus
Jika beberapa awan tersebut bergabung,akan

terbentuk morfologi gabungan.

B.5. Awan (lanj.)


Pembagian awan berdasarkan material
pembentuk :
a. awan cair: seluruhnya terdiri atas
bahan cair.
b. awan es: seluruhnya terdiri atas
kristal- kristal es.
c. awan campuran: terdiri atas bahan
cair dan kristal es

B.5. Awan (lanj.)


Pembagian awan menurut hasil kongres
international tentang awan di Munchen dan
Uppsala ( Swedia ) :
1. Awan tinggi
2. Awan menengah
3. Awan rendah
4. Awan yang terjadi karena udara naik

1. Awan Tinggi

Terdapat pada ketinggian 6 km 12 km.


Terdiri dari kristal kristal es karena
ketinggiannya
Awan yang tergolong awan tinggi:
a. Cirrus (Ci)
b. Cirro Stratus (Ci-St)
c. Cirro Cumulus

a. Awan Cirrus

Halus
Strukturnya seperti serat
Bentuknya seperti bulu burung
Tersusun seperti pita yang melengkung di
langit
Sering terdapat kristal es
Tidak menimbulkan hujan

Awan Cirrus
.

b. Awan Cirro
Stratus
Berbentuk seperti kelambu putih yang halus

dan rata
Tampak cerah
Terlihat seperti anyaman yang tidak teratur
Sering menimbulkan terjadinya hallo
Biasanya terjadi pada musim kering
Hallo: lingkaran bulat yang mengelilingi
bulan atau matahari

Awan Cirro
Stratus

c. Awan Cirro
Cumulus

Terputus-putus

Penuh dengan kristal es


Bentuknya seperti gerombolan domba
Dapat menimbulkan bayangan

c. Awan Cirro
Cumulus

2. Awan Menengah
Terdapat pada ketinggian 3 6 km
Yang termasuk awan menengah:
a. Alto Cumulus (A-Cu)
b.Alto Stratus (A-St)

a. Awan Alto
Cumulus
Kecil-kecil
Jumlahnya banyak
Berbentuk bola agak tebal berwarna
putih sampai pucat, ada bagian yang
kelabu
Bergerombol
Sering berdekatan

a. Awan Alto
Cumulus

b. Awan Alto
Stratus
Sifatnya luas dan tebal
Warnanya kelabu
Pada matahari dan bulan akan tampak
terang

b. Awan Alto
Stratus

3. Awan Rendah
Terdapat pada ketinggian kurang dari 3
km
Yang tergolong awan rendah:
a. Strato Cumulus (St-Cu)
b. Stratus (St)
c. Nimbo Stratus (Ni-St)

a. Awan Strato
Cumulus

Bentuknya seperti bola-bola

Tampak seperti gelombang di lautan


Lapisannya tipis
Tidak menimbulkan hujan

a. Awan Strato
Cumulus

b. Awan Stratus
Rendah dan sangat luas
Tingginya di bawah 2.000 m
Lapisannya melebar seperti kabut dan
berlapis-lapis
Pada dasarnya, tidak berbeda dengan
kabut

b. Awan Stratus

c. Awan Nimbo
Stratus

Bentuknya tidak menentu


Tepinya compang-camping tak
beraturan
Di Indonesia hanya menimbulkan hujan
gerimis
Berwarna putih kegelapan
Penyebarannya di langit cukup luas

c. Awan Nimbo
Stratus

4. Awan yang terjadi


karena udara naik

Terdapat pada ketinggian 500 m 1500 m


Yang tergolong ke dalam awan ini:
a. Cumulus (Cu)
b. Cumulo Nimbus (Cu-Ni)

a. Awan
Cumulus
Awan tebal dengan puncak agak tinggi
Terbentuk pada siang hari
Jika berhadapan dengan matahari akan
tampak terang
Jika hanya memeperoleh sinar sebelah akan
menimbulkan bayangan kelabu.

a. Awan
Cumulus

a. Awan Cumulus dengan


Cirro Stratus

b. Awan
Cumulo
Nimbus
Dapat menimbulkan hujan dengan kilat

dan guntur
Volumenya besar
Posisinya rendah dan memiliki puncak
yang tinggi dan melebar
Merupakan awan tebal
Biasanya terdapat awan Cirro Stratus di
atasnya
Sering terjadi pada waktu angin ribut.

b. Awan
Cumulo Nimbus

B.5. Awan (lanj.)


Awan yang rendah pada permukaan bumi
disebut kabut
Macam-macam kabut:
a. Kabut sawah
b. Kabut adveksi
c. Kabut industri
d. Kabut pendinginan

Kabut sawah
Terjadi pada pagi atau malam hari
Terjadi pada cuaca terang dan udara
dingin
Terjadi melalui sungai, selokan atau
sawah

Kabut adveksi
Terjadi karena pengaruh udara panas
Mengandung uap air
Mengalir menuju ke daerah dingin

Kabut industri
Berwarna kehitaman
Terjadi di kota-kota industri
Akibat dari adanya asap pabrik
Terjadi karena jumlah inti kondensasi
bertambah banyak

Kabut
pendinginan
Terjadi pada malam hari
Terjadi pada udara terang
Terjadi karena pendinginan lapisan
mencapai lembab relatif 100%

B.6. Kelembaban
Udara
Dibedakan:
1. Kelembaban mutlak (absolut): berat uap air
dalam satu meter kubik udara
2. Kelembaban nisbi (relatif): perbandingan antara
jumlah uap air di udara saat saat pengukuran
dan jumlah uap air maksimum yang dapat
ditampung oleh udara, dirumuskan:
Kelembaban Nisbi = Kelembaban mutlak udara x 100%
Nilai jenuh udara

B.6. Kelembaban
Udara
(lanj.)
Kelembaban maksimum adalah udara yang jenuh

uap air.
Kelembaban spesifik adalah perbandingan uap air
dalam 1 kg udara.
Alat untuk mengukur kelembaban uara adalah
higrometer.
Higrometer yang mencatat sendiri disebut
higrograf.
Kelembapan udara juga dapat diukur dengan alat
yang dinamakan psychrometer.

Higrometer

B.6. Kelembaban
Udara
(lanj.)
Kelembaban relatif tertinggi adalah pada
pagi hari
Kelembaban relatif terendah adalah pada
sore hari
Kelembaban nisbi diukur dengan
menggunakan higrometer rambut

B.7. Curah Hujan


Curah hujan (presipitasi) adalah banyaknya
air hujan atau kristal es yang jatuh hingga
permukaan bumi.
Alat yang digunakan untuk mengukur curah
hujan disebut ombrometer.
Jumlah curah hujan tidak merata di seluruh
indonesia dan jumlahnya juga tidak sama
sepanjang tahun
Curah hujan paling banyak terjadi selama
bertiup angin musim barat

B.7. Curah Hujan


(lanj.)

Bermacam-macam jenis hujan:


a. Hujan zenital (hujan tropis)
b. Hujan musim
c. Hujan siklun
d. Hujan musim dingin
e. Hujan musim panas
f. Hujan pegunungan (hujan orografis)

a. Hujan Zenital
Terjadi di daerah tropis
Disebut juga hujan naik ekuatorial
Biasanya terjadi pada sore hari setelah pemanasan
maksimal
Terjadi bersamaan dengan kedudukan matahari
pada titik zenitnya
Terjadi karena gerakan udara vertikal
Dialami daerah tropis 2x selama satu tahun
Dialami daerah lintang 231/2o LU/ LS 1x selama
satu tahun

Hujan Zenital

b. Hujan Musim
Terjadi di daerah musim
Dipengaruhi oleh angin musim

c. Hujan Siklun
Terjadi di daerah sedang
Dipengaruhi oleh angin siklun
Angin di daerah sedang selalu disertai
dengan hujan

d. Hujan Musim
Dingin

Terjadi di daerah subtropis


Daerah subtropis di pesisir barat
kontinen-kontinen pada musim dingin
mengalami hujan saat matahari berada
pada posisi nadir

e. Hujan Musim
Panas
Terjadi di daerah subtropis (pesisir timur
kontinen-kontinen)

f. Hujan
Orografis
Terjadi di daerah pegunungan
Terjadi karena udara mendaki pegunungan
Sisi lereng yang dilalui udara kering disebut
daerah bayangan hujan.
Contoh : Angin Fohn di Pegunungan Alpina,
angin Bohorok di Bukit Barisan, Angin
Musim Barat Daya di Pegunungan pantai
barat India, dan angin Pasat Tenggara di
pegunungan pantai timur Brasil.

f. Hujan
Orografis

B.7. Curah Hujan


(lanj.)
Daerah yang jarang turun hujan adalah di

pedalaman benua
Data unsur cuaca digunakan untuk
mengetahui daerah-daerah basah, kering,
panas atau dingin
Curah hujan daerah basah biasanya tinggi,
yaitu diatas 3.000 mm/ tahun.
Curah hujan daerah kering rendah, yaitu
kurang dari 1.000 mm/ tahun

B.7. Curah Hujan


(lanj.)
Ketinggian tempat juga mempengaruhi panas
1.
2.
3.
4.

dinginnya suatu daerah di permukaan bumi:


Zona panas : 0 700 m di atas permukaan air laut
Zona sedang : 700 1500 m di atas permukaan air
laut
Zona sejuk : 1500 2500 m di atas permukaan air
laut
Zona dingin : 2500 3300 m di atas permukaan air
laut

B.8. Massa Udara


Massa udara merupakan kumpulan udara
pada daerah yang luas dan memiliki ciri-ciri
sama yaitu temperatur dan kelembaban
seragam.
Pembagian berdasarkan lokasi:
a) Massa udara polar(kutub)
b) Massa udara tropik
c) Massa udara kontinental
d) Massa udara maritim

B.8. Massa Udara


(lanj.)
Pembagian berdasarkan temperatur:
a) Massa udara panas
b) Massa udara dingin
Jika dua massa udara tersebut bertemu
(bertumbukan), terbentuklah bidang batas
yang disebut front.

B.9. Pemanasan
Global
Merupakan kejadian meningkatnya
temperatur rata-rata atmosfer, laut dan
daratan Bumi.
Planet Bumi telah menghangat (dan juga
mendingin) berkali-kali selama 4,65 milyar
tahun sejarahnya.
Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan
yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap
disebabkan aktivitas manusia.

B.9. Pemanasan
Global (lanj.)

B.9. Pemanasan
Global
(lanj.)
Temperatur rata-rata global 1856 sampai 2005

B.9. Pemanasan
Global (lanj.)
Rata-rata temperatur permukaan Bumi
sekitar 15C (59F).
Selama seratus tahun terakhir, rata-rata
temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6
derajat Celcius (1 derajat Fahrenheit).
Para ilmuan memperkirakan pemanasan
lebih jauh hingga 1,4 - 5,8 derajat Celcius
(2,5 - 10,4 derajat Fahrenheit) pada tahun
2100.

Efek Rumah Kaca


Merupakan sebuah proses di mana atmosfer
memanaskan sebuah planet.
Ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk
menunjuk dua hal berbeda yaitu efek rumah
kaca alami yang terjadi secara alami di bumi,
dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi
akibat aktivitas manusia

Penyebab Efek
Rumah
Kaca
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya
konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan
gas-gas lainnya di atmosfer.
Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan
oleh kenaikan pembakaran bahan bakar
minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar
organik lainnya yang melampaui kemampuan
tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
mengabsorbsinya yang menyebabkan
bocornya lapisan ozon.

Efek Rumah Kaca


(lanj.)
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan

oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap awan,


45% diabsorpsi permukaan bumi, 5% dipantulkan kembali
oleh permukaan bumi.
Energi yang diabsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk
radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi.
Infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan
dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke
permukaan bumi.
Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan,
dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Akibat Pemanasan
Perubahan cuacaGlobal
dan iklim yang sangat ekstrim

Tingginya permukaan laut.


Meningkatnya suhu laut.
Menenggelamkan pulau-pulau.
Mengganggu hutan dan ekosistem lainnya.
Hewan dan tanaman akan bermigrasi ke arah
kutub yang lebih dingin dan spesies yang tidak
mampu berpindah akan musnah.
Curah hujan yang tinggi akibat penguapan.

Dampak
Pemanasan Global

Menurut perkiraan efek rumah kaca telah


meningkatkan suhu bumi rata-rata 1o - 5o
Celcius.
Bila kecenderungan peningkatan gas rumah
kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan
peningkatan pemanasan global antara 1,5 - 4,5 o
Celcius sekitar tahun 2030 sehingga banyak
gelombang panas yang dipantulkan dari
permukaan bumi diserap atmosfer .
Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan
bumi menjadi meningkat.

Dampak Pemanasan
Global (lanj.)
Para ilmuan telah memperkirakan dampak
pemanasan global terhadap :
1. Cuaca
2. Tinggi muka laut
3. Pantai
4. Pertanian
5. Kehidupan hewan liar
6. Kesehatan manusia

1. Cuaca
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama
pemanasan global, daerah Belahan Bumi
Utara akan memanas lebih dari daerah lain di
bumi.Akibatnya gunung-gunung es akan
mencair dan daratan akan mengecil.
Pada pegunungan di daerah sub tropis, bagian
yang ditututpi salju akan semakin sedikit serta
akan lebih cepat mencair, musim tanam akan
lebih panjang di beberapa area dan
temperatur musim dingin dan malam hari
cenderung untuk meningkat

1. Cuaca (lanj.)
Daerah hangat akan menjadi lembab karena
lebih anyak air yang menguap. Namun para
ilmuwan tidak yakin apakah kelembaban
tersebut malah akan menaikkan atau
menurunkan pemanasan. Hal ini disebabkan
karena uap air merupakan gas rumah kaca,
sehingga keberadaannya akan meningkatkan
efek insulasi pada atmosfer.akan tetapi, uap air
yang lebih banyak akan membentuk awan yang
lebih banyak, sehingga akan memantulkan
cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, di
mana hal ini akan menurunkan pemanasan.

2. Tinggi Muka Laut


Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan air
laut juga akan menghangat, sehingga volumenya
akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan
laut.
Pemanasan juga akan mencairkan es di
kutub,terutama di sekitar Greenland.
Tinggi permukaan laut di seluruh permukaan laut di
dunia meningkat 10-25 cm selama abad ke 20 dan
para ilmuwan memperkirakan peningkatan lebih
lanjut 9 88 m pada abad ke-21.

3. Pantai
Perubahan tinggi muka laut akan mempengaruhi
kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100 cm akan menenggelamkan 6%
daerah Belanda, 17,5 daerah Bangladesh, dan
banyak pulau pulau.
Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat.
Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai,
banjir akibat air pasang akan meningkat di
daratan.

3. Pantai (lanj.)
Sedikit kenaikan muka laut akan sangat
mempengaruhi ekosistem pantai.
Kenaikan 50 cm akan menenggelamkan separuh
dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat.
Rawa rawa baru juga akan terbentuk, tetapi
tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah
dibangun.
Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian
besar dari Florida Everglades.

4. Pertanian
Bagian Selatan Kanada mungkin akan mendapat
keuntungan dari tingginya curah hujan dan lebih
lamanya masa tanam.
Lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian
Afrika mungkin tidak dapat tumbuh.
Daerah pertanian gurun menggunakan air irigasi dari
gunung-gunung, jauh menderita jika kumpulan salju
musim dingin yang berfungsi sebagai reservoir alami
alan mencair sebelum puncak bulun bulan masa
tanam
Tanaman pangan dan hutan akan mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat.

5. Hewan dan
Hewan danTumbuhan
tumbuhan menjadi makhluk hidup yang

sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena


sebagian besar lahan telah dikuasai manusia.
Hewan cenderung bermigrasi ke arah kutub atau ke
atas pegunungan.
Tumbuhan denga mengubah arah
pertumbuhannya,mencari habitat baru karena
habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
Species species yang bermigrasi ke arah utara atau
selatan ini akan terhalangi oleh kota kota atau
lahan lahan pertanian mungkin atau mati.
Beberapa species yangtidak mampu berpindah ke
kutub akan musnah.

6. Kesehatan
Manusia
Para ilmuwan memprediksi bahwa lebih banyak

orang yang terkena penyakit atau meninggal karena


stress panas.
Penyakit yang ditimbulkan di daerah tropis adalah
nyamuk atau hewan pembawa penyakit lainnya akan
semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke
daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka.
Saat ini 45% penduduk dunia tinggal di daerah di
mana mereka dapat tergigit oleh nyamu pembawa
parasit malaria.
Presentase itu meningkat menjadi 60% jika
temperatur meningkat.

6. Kesehatan Manusia
(lanj.)
Penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar
seperti : demam dengue, demam kuning, dan
encephalitis.
Para ilmuwan juga memprediksi meningkatnya
insiden alergi dan penyakit pernafasan karena
udara yang lebih hanga akan memperbanyak
polutan.

Pengendalian
Pemanasan Global
Daerah pantai dapat dilindungi dengan
dinding dan penghalang untuk mencegah
masuknya air laut.
Pemerintah dapat membantu populasi di
pantai untuk pindah ke daerah yang
lebih tinggi.
Menanam tanaman

B. 9. Pemanasan
Global (lanj.)
Ada 2 pendekatan utama untuk
memperlambat
semakin bertambahnya gas rumah kaca :
1. Karbon dioksida dilepas ke atmosfer
dengan menyimpan gas tersebut atau
komponen karbon-nya di tempat lain
(carbon sequestration)
2. Mengurangi produksi gas rumah kaca

B.9. Pemanasan
Global
(lanj.)
Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh
pemanasan global ini sangat besar
sehingga ilmuwan-ilmuwan ternama
dunia menyerukan perlunya kerjasama
internasional serta reaksi yang cepat
untuk mengatasi masalah ini.

C. Klasifikasi
Berbagai Tipe Iklim
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
iklim
2. Macam-macam iklim

C.1. Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Iklim
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Letak garis lintang


Letak tinggi tempat
Pengaruh daratan yang luas
Lokasi daerah
Daerah gunung/ pegunungan yang dapat
mempengaruhi posisi bayangan hujan
Suhu udara dan awan
Kelembaban udara dan awan
Banyak sedikitnya curah hujan
Pengaruh arus laut
Panjang pendeknya musim
Pengaruh topografi dan vegetasi

D. Persebaran Curah Hujan di


Indonesia (lanj.)
Secara astronomis, Indonesia terletak di
daearah tenang ekuatorial (daerah doldrum).
Secara geografis memungkinkan adanya
penguapan yang besar.
Akibatnya tidak ada batasan jelas antara
musim kemarau dengan musim hujan.

C.2. MacamIklim
a. macam
Iklim Matahari
b. Iklim Fisis
c. Iklim menurut Kppen
d. Iklim menurut Schmidt Ferguson
e. Iklim menurut Oldeman

a. Iklim Matahari
Dasar perhitungan untuk membagi daerah iklim
matahari adalah banyaknya sinar matahari yang
diterima oleh permukaan bumi
Semakin jauh dari khatulistiwa, semakin besar sudut
datang sinar matahari, sehingga jumlah sinar
matahari yang diterima oleh permukaan bumi
semakin sedikit.
Pembagian daerah ikllim menurut iklim matahari
didasarkan pada teori bahwa temperatur udara
makin rendah jika letaknya makin jauh dari
khatulistiwa
Pada kenyataannya, temperatur beberapa tempat
menyimpang dari teori tersebut.

a. Iklim Matahari
(lanj.)
Pembagian daerah iklim matahari berdasarkan
letak lintang:
a. Daerah iklim tropis
b. Daerah iklim sedang
c. Daerah iklim kutub

: 0o LU 23o1/2 LU
0o LS 23o1/2 LS
: 23o1/2 LU - 66o1/2 LU
23o1/2 LS - 66o1/2 LS
: 66o1/2 LU - 90oLU
66o1/2 LS - 90oLS

b. Iklim Fisis
Adalah iklim yang didasarkan pada pembagian daerah.
Pengaruh dari faktor fisis:
a. Pengaruh daratan yang luas
b. Pengaruh lautan
c. Pengaruh angin
d. Pengaruh arus laut
e. Pengaruh vegetasi
f. Pengaruh topografi
Menurut pembagian iklim fisis ada daerah iklim
kontinental, daerah iklim gurun daerah iklim gunung
dan daerah iklim tundra

c.Iklim Menurut
Kppen

Koppen mengadakan pembagian iklim berdasarkan temperatur dan hujan.


Untuk ciri-ciri temperatur dan hujan digunakan huruf-huruf besar dan
huruf-huruf kecil:
A. Temperatur normal dari bulan-bulan yang terdingin paling rendah
18oC
B. Temperatur normal dari bulan-bulan yang terdingin paling rendah
18oC - 3oC
C. Temperatur bulan-bulan terdingin di bawah 3oC
D. Temperatur bulan-bulan terpanas di atas 0oC
E. Temperatur bulan-bulan terpanas di bawah 10oC
F. Temperatur bulan-bulan terpanas di antara 0oC - 10oC
G. Temperatur bulan-bulan terpanas di bawah 0oC

c.Iklim Menurut
Kppen (lanj.)

Lima kelompok utama iklim menurut Koppen:


1.
Iklim A (Iklim Khatulistiwa), terdiri atas:
1. Af : iklim hutan hujan tropis
2. Aw : iklim sabana
2.
Iklim B (iklim subtropik), terdiri atas:
1. BS: iklim stepa
2. BW : iklim gurun
3.
Iklim C (Iklim sedang maritim), terdiri atas:
1. Cf : iklim sedang maritim tidak dengan musim kering
2. Cw : iklim sedang maritim dengan musim dingin yang kering
3. Cs : iklim sedang maritim dengan musim panas yang kering
4.
Iklim D (Iklim sedang kontinental), terdiri atas
1. Df : iklim sedang kontinental yang selalu basah
2. Dw : iklim sedang kontinental dengan musim dingin yang kering
5.
Iklim E (Iklim arktis/ salju), terdiri atas:
1.
2.

ET : iklim tundra
EF : iklim dengan es abadi

c.Iklim Menurut
Kppen
(lanj.)
Ciri-ciri hujan:
B. Iklim kering hujan di bawah batas kering
f. Selalu basah
s. Bulan-bulan kering pada musim panas di
belahan bumi tempat yang bersangkutan
w. Bulan-bulan kering pada musim dingin di
belahan bumi tempat yang bersangkutan
m. Bentuk peralihan

c.Iklim Menurut
Kppen
(lanj.)
Karena iklim di pegunungan memiliki sifat tersendiri,
maka Koppen masih mengadakan pembagian:
1. Iklim RG : iklim pegunungan di bawah 3.000 m
2. Iklim H
: iklim pegunungan di atas 3.000 m
3. Iklim RT : iklim pegunungan sesuai dengan
ciri-ciri iklim ET

Menurut W. Koppen, penentuan tipe iklim suatu


daerah dapat ditentukan dengan menghubungkan
jumlah hujan pada bulan terkering dengan jumlah
hujan setahun secara lurus pada diagram Koppen.

d. Iklim menurut
Schmidt Ferguson

Dalam pembagian iklim lebih menitikberatkan pada tipe curah hujan dan
penggolongannya, cara penentuannya:
a.
Penentuan curah hujan didasarkan pada tingkat kebasahan yang disebut
gradient (Q)
Q = Banyaknya jumlah bulan kering x 100%
b.
Menghitung nilai Q
Banyaknya jumlah bulan basah
c.

d.

Bulan kering dan basah diklasifikasikan menurut Mohr


1. Bulan kering : curah hujannya kurang dari 60 mm
2. Bulan basah : curah hujannya lebih dari 100 mm
Tipe curah hujan berdasarkan rasio Q
Tipe A jika Q = 0% - 14,3%
Tipe B jika Q = 14,3% - 33,3%
Tipe C jika Q = 33,3% - 60%
Tipe D jika Q = 60% - 100%
Tipe E jika Q = 100% - 167%
Tipe F jika Q = 167% - 300%
Tipe G jika Q = 300% - 700%
Tipe H jika Q = lebih dari 700%

e. Iklim menurut
Oldeman
Pembagian iklim dititikberatkan pada banyaknya

bulan basah dan kering secara berturut-turut yang


dikaitkan dengan sistem pertanian untuk daerah
tertentu, sehingga dikenal dengan sebutan zona
agroklimat.
Zona agroklimat utama dibagi atas lima subdivisi yang
masing-masing subdivisnya terdiri dari bulan kering
berurutan yang dihubungkan dengan masa tanam.
Penggolongan ini dianggap lebih praktis dan dapat
memberi petunjuk untuk mencari kemungkinankemungkinan pemanfaatan lahan pertanian yang lebih
produktif.

e. Iklim menurut
Pembagian zona agroklimat
Oldeman
(lanj.)

Simbol
Bulan
Subdivisi Kering

Bulan
Basah

Masa
tanam
bulan

Keterangan

11 - 12 11 - 12 Kemungkinan penanaman tanaman pangan

1.

<2

2.

23

9 10

9 10 Penanaman tanaman dapat diusahakan


sepanjang tahun melalui perencanaan yang
teliti

3.

46

68

68

Periode bero tidak dapat dihindari, namun


penanaman 2 jenis tanaman secara bergantian
memungkinkan untuk dilakukan

4.

79

35

35

Kemungkinan penanaman tanaman pangan


hanya satu kali

5.

Tidak sesuai untuk tanaman bahan pangan


tanpa penamabahan sumber air dan irigasi
yang baik

dapat diusahakan sepanjang tahun

D. Persebaran Curah
Hujan di Indonesia

Daerah konvergensi antartropis (DKAT): daerah


atau zona dengan suhu tertinggi dibandingkan
dengan daerah sekitarnya.
DKAT disebut juga ekuator termal.
Daerah ini memiliki suhu tinggi, sehingga
kelembabannnya kecil. Akibatnya dapat
menimbulkan hujan zenit atau hujan konveksi
Letak DKAT bergeser dari utara ke selatan
setiap empat belas hari, yaitu dari 23 o1/2 LU 23o1/2 LS

D. Persebaran Curah Hujan di


Indonesia (lanj.)
Kelembaban udara yang selalu tinggi di Indonesia
mengakibatkan curah hujan yang tinggi pula.
Banyaknya curah hujan di tiap-tiap daerah
tergantung pada:
1. Letak daerah DKAT
2. Bentuk dan arah lereng medan
3. Arah angin yang sejajar dengan pantai
4. Jarak perjalanan angin di atas medan datar
5. Posisi geografis daerahnya

D. Persebaran Curah Hujan di


(lanj.)
Rata-rataIndonesia
curah hujan di Indonesia
tinggi, yaitu lebih dari
2000 mm/ tahun
Daerah dengan curah hujan tertinggi adalah daerah
Baturaden dengan curah hujan rata-rata +/- 589 mm/bulan
Daerah dengan curah hujan terendah adalah daerah Palu
dengan curah hujan rata-rata +/- 45,6 mm/ bulan
Hujan kiriman: Angin dari perairan yang menuju ke
daratan umumnya dapat menimbulkan hujan. Bila daratan
yang dilewati angin itu lebar dan sifat permukaannya tidak
berubah, maka kemungkinan akan terjadi hujan di daerah
pantai, tetapi tidak di daerah pedalaman. Hujan
kemungkinan akan turun lagi jika medannya mulai naik

E.Jenis-jenis Vegetasi Alam


menurut Iklim dan Bentang
Alam
serta
Persebarannya
1. Hubungan tipe iklim dan bentang alam
2. Jenis-jenis vegetasi alam menurut iklim
3. Pengaruh ketinggian daerah
4. Pengaruh bentang lahan dan keadaan tanah
5. Persebaran jenis-jenis vegetasi alam

E.1. Hubungan Tipe Iklim dan


Bentang
Alam

Adalah bagian yang tampak di alam.


Perubahannya relatif konstan apabila dibandingkan dengan
bentang budaya.
a. Kaitannya dengan permukaan tanah
Iklim panas dengan temperatur dan curah hujan tinggi
dapat mempercepat proses pelapukan dan erosi, seperti:
1. Hanyutnya lapisan tanah tanah tandus
2. Terbentuknya jurang yang lebar dan dalam
3. Gunung-gunung yang tinggi menjadi datar
4. Banyaknya delta di muara sungai
b. Kaitannya dengan vegetasi
Di permukaan bumi terdapat beberapa macam vegetasi
yang tumbuh pada daerah dengan iklim yang berbeda-beda.

E.1. Hubungan Tipe Iklim dan


Bentang Alam (lanj.)

Bentang budaya merupakan perwujudan hubungan


timbal balik antara manusia dan lingkungan alam yang
mencerminkan tingkat penyesuaian dan penguasaan
manusia terhadap lingkungan alam
Iklim termasuk faktor yang menentukan tinggi
rendahnya, bahkan merupakan kunci kebudayaan
penduduk, sebab:
a. Iklim dapat membatasi atau mendukung kegiatan
manusia
b. Perubahan keadaan iklim berpengaruh terhadap
kesehatan manusia

a. Iklim dapat membatasi atau


mendukung kegiatan
manusia
1. Secara umum, manusia akan mencari tempat
tinggal di daerah yang beriklim baik
2. Daerah yang sangat dingin, sangat panas dan
daerah kering merupakan daerah yang sangat
mempengaruhi dan membatasi bidang pertanian
3. Daerah bertemperatur panas dapat melemahkan
energi dan kerja fisik
4. Usaha budi daya manusia di bidang industri
banyak berhubungan dengan iklim, lebih-lebih
yang bersifat biotik

b. Perubahan keadaan iklim


berpengaruh terhadap kesehatan
manusia
1. Pada musim penghujan dan di daerah yang
bertanah becek, banyak penyakit yang disebarkan
oleh nyamuk.
2. Pada musim panas dengan banyak hujan banyak
muncul penyakit muntaber.
3. Pada musim penghujan atau peralihan sering
ditemui penyakit pernafasan/ flu
4. Munculnya penakit alergi menjelang musim panen
padi atau gandum

E.2. Jenis-jenis Vegetasi Alam


Menurut Iklim

Flora/ vegetasi: tumbuh-tumbuhan yang hidup


secara alami.
Di Indonesia terdapat +/- 4.000 jenis pohon-pohonan,
1.500 paku-pakuan, dan 5.000 jenis anggrek.
Kehidupan tumbuhan dipengaruhi oleh iklim,
ketinggian tempat dan bentang lahan.
Faktor yang berpengaruh terhadap persebaran flora
adalah iklim, suhu udara dan curah hujan.
Karena beriklim tropis, maka tumbuh-tumbuhan di
Indonesia dapat hidup sepanjang tahun.
Banyaknya curah hujan mempengaruhi jenis dan
pertumbuhan flora.

E.2. Jenis-jenis Vegetasi Alam


Menurut
(lanj.)
Persebaran kelompok
tumbuhan diIklim
dunia dan kaitannya
dengan tipe iklim
Tipe iklim

Ciri-ciri Iklim

Bioma (Kel.Tumbuhan)

Kutub

Sangat dingin sepanjang tahun

Tundra

Dingin

Dingin sepanjang tahun

Hutan konifer (taiga)

Sedang-dingin (Batas Barat)

Hujan sepanjang tahun,


maksimum musim dingin
Terkadang hujan, maksimal
musim panas

Hutan sedang meranggas


Padang rumput

Hujan musim dingin

Mediterania

Beberapa tempat hujan


sepanjang tahun, maksimum
musim panas

Hutan tropis meranggas

(Kontinental)
Sedang-panas (Batas Barat:
Mediterania)
(Batas Timur:
Musim)

Tropis Gurun Kontinental Sedikit hujan


Musim tropis batas Hujan musim panas
timur
Ekuator

Hujan sepanjang tahun

Gurun (xerofit), sabana


Hutan lebat
Hutan hujan tropis

E.2. Jenis-jenis Vegetasi Alam


Menurut Iklim (lanj.)
Berdasarkan banyaknya curah hujan di tiap
daerah, flora di Indonesia dapat dibagi:
a. Hutan hujan tropis
b. Hutan musim
c. Sabana
d. Stepa

a. Hutan Hujan
Tropis
Terdapat di daerah yang suhu udara dan curah

hujannya tinggi
Terdiri dari tumbuhan-tumbuhan raksasa berdaun
hijau rindang yang dibelit oleh tumbuhan salur dan
ditempeli tumbuhan epifit
Di bawah tumbuhan raksasa hidup jenis tumbuhan
yang lebih kecil
Sangat lebat sehingga tidak dapat ditembus sinar
matahari
Terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan
Papua

Hutan Hujan
Tropis

b. Hutan Musim
Disebut juga hutam meranggas
Daunnya meranggas pada musim kemarau
dan tumbuh kembali pada musim hujan.
Terdapat di daerah lintang tinggi dengan
curah hujan sedang.
Perbedaan musim panas dan musim semi
tampak jelas
Di Indonesia berupa hutan jati, terutama di
Jawa dan Sulawesi (Buton)

Hutan Musim

c. Sabana
Adalah padang rumput yang diselingi semak
belukar
Terdapat di daerah bersuhu udara tinggi
dengan curah hujan yang rendah
Terdapat di NTB, NTT dan Sulawesi Tengah

Sabana

d. Stepa
Disebut juga padang rumput
Terdapat di daerah yang bersuhu udara
tinggi dengan curah hujan yang sangat
rendah
Terdapat di NTT dan Sulawesi Tengah

Stepa

E.3. Pengaruh
Ketinggian
Daerah
Semakin tinggi suatu daerah dari permukaan laut,
maka suhu akan semakin dingin

Manfaat hutan:
1. Menyimpan dan mengatur persediaan air
2. Mencegah terjadinya erosi
3. Membentuk tanah humus
4. Menghasilkan bahan mentah untuk bahan
industri dan bahan bangunan
5. Mengurangi polusi udara

E.3. Pengaruh Ketinggian


Daerah
(lanj.)
Pembagian kelompok tumbuhan berdasarkan tinggi rendahnya
a.
b.
c.
d.
e.

daerah di Indonesia menurut J.W Junghuhn, seorang ahli botani


berkebangsaan Jerman:
Daerah panas (0 700m). Cocok untuk tanaman perkebunan
seperti tebu, kelapa, cokelat, karet, tembakau. Tumbuhan alami
yang cocok adalah bambu
Daerah sedang (700 1.500 m). Cocok untuk tanaman
perkebunan seperti pinang, kopi, the dan kina. Tumbuhan alami
yang cocok adalah aren (enau)
Daerah dingin (1.500 2.500 m). Tumbuhan yang cocok adalah
jenis cemara
Daerah sangat dingin (2.500 3.500 m). Cocok untuk hutan
alpin dan rumput-rumput kerdil.
Daerah salju (> 3.500 m). Tidak ada tumbuhan yang hidup di
daerah ini

E.3. Pengaruh Ketinggian


Daerah (lanj.)
Pembagian tumbuh-tumbuhan menurut
Junghuhn bertitik berat pada tumbuhan
perkebunan.
Walaupun beriklim tropis, namun flora yang
ada di Indonesia bukan hanya flora daerah
tropis.
Di negara beriklim subtropis hanya terdapat
tumbuh-tumbuhan daerah subtropis, dingin
dan sangat dingin

E.4 Pengaruh Bentang Lahan dan


Keadaan Tanah
a. Di bentang lahan dengan tanah subur
terutama tanah vulkanis, terdapat hutan
heterogen (campuran).
b. Di bentang lahan daerah tanah tandus
terdapat tumbuhan hutan rumput dan sejenis
alang-alang.
c. Di bentang lahan daerah pantai berawa-rawa
dan bertanah lumpur terdapat tumbuhan
hutan, mangrove (hutan bakau) dan hutan
nipah.

E.5. Persebaran Jenis-jenis


Vegetasi Alam

Pada tahun 1889, C. Hart Meeriem mengemukakan


model persebaran tumbuhan berdasar variasi ketinggian
pada Gunung San Fransisco dari kaki hingga
puncaknya.
Meeriem berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan pada
suatu daerah dipengaruhi oleh temperatur.
Terbukti bahwa kelembaban lebih berpengaruh
daripada temperatur.
Curah hujan tinggi dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan tanaman besar.
Tumbuhan di daerah bercurah hujan rendah didominasi
oleh tumbuhan kecil, belukar, padang rumput, kaktus
dan tanaman padang pasir lainnya.

E.5. Persebaran Jenis-jenis


Vegetasi Alam (lanj.)
Macam komunitas tumbuhan berdasarkan
perubahan naik garis lintang dalam pembagian
zona temperatur:
1. Padang rumput
2. Gurun
3. Tundra
4. Hutan basah
5. Hutan gugur
6. Taiga

1. Padang Rumput
Terbentang dari daerah tropika sampai daerah
subtropika.
Curah hujan per tahun rata-rata 250 500 mm,
namun ada juga yang dapat mencapai 1.000 mm,
namun turunnya hujan tidak teratur.
Hujan yang tak teratur dan porositas yang
rendah membuat tumbuhan kesulitan mengambil
air.
Tumbuhan yang sesuai dengan lingkungan ini
adalah rumput.
Terdapat di daerah basah, seperti Ameika Utara
dan India.

Padang Rumput

2. Gurun
Banyak terdapat di daerah tropis dan
berbatasan dengan padang rumput.
Curah hujannya sangat rendah, sekitar 250
mm/ tahun atau kurang.
Perbedaan suhu antara siang hari dengan
malam hari sangat besar.
Tumbuhan yang sesuai dengan lingkungan ini
tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap
kekurangan air dan penguapan yang cepat.

Gurun

3. Tundra
Hanya terdapat di belahan bumi utara.
Kebanyakan terdapat di lingkungan kutub
utara.
Musim dingin yang panjang dan gelap serta
musim panjang yang panas dan terus menerus.
Tidak ada pohon yang tinggi.
Banyak terdapat lumut, terutama sphagnum
dan lichenes.
Tumbuhan semusim berbunga dengan warna
yang menyolok
Masa pertumbuhan vegetasi pendek

Tundra

4. Hutan Basah

Terdapat banyak sekali spesies tumbuhan yang berbeda dengan


yang lain.
Cukup mendapat air sepanjang tahun, sehingga memungkinkan
terjadinya pertumbuhan yang lama.
Tinggi pohon utama antara 20 40 m dengan cabang berdaun
lebat yang membentuk tudung.
Daerah tudung tersebut cukup mendapat cahaya matahari,
namun hanya memperoleh air dari air hujan.
Terdapat perubahan iklim mikro dari tudung hutan ke bawah
sampai ke dasar hutan.
Kelembaban tinggi dan suhu sepanjang hari hampir tetap, yaitu
+/- 25oC
Preadaptasi: adaptasi terhadap suatu daerah yang juga sesuai
bagi daerah lain yang lingkungannya sangat berbeda.

Hutan Basah

5. Hutan Gugur
Terdapat di daerah yang beriklim sedang
Penyebab terjadinya hutan gugur:
a. Curah hujan merata sepanjang tahun (75-100
cm/tahun )
b. Musim panas dan musim dingin
c. Musim gugur
Pohon-pohonnya tidak terlalu rapat dan spesiesnya
sedikit, antara 10 20 spesies.
Berbeda dengan hutan basah dalam hal kepadatan
pohonnya.
Ketinggian tumbuhan 10-20 m.

6. Taiga
Merupakan hutan pohon pinus yang daunnya
seperti jarum.
Merupakan bioma yang hanya terdiri dari
satu species pohon.
Pohon yang dapat ditemui, seperti: konifer,
spruce, alder, birch dan juniper.
Banyak terdapat di belahan bumi bagian
utara.
Penyebaran fauna atau hewan darat banyak
ditentukan oleh rintangan alam dan sebagian
adanya hubungan antar daratan

6. Taiga

F. Faktor-faktor Penyebab
Perubahan Iklim Global dan
Dampaknya Terhadap
Kehidupan
1. Keadaan Normal

2. Peristiwa El Nino
3. Peristiwa La Nina

F.1. Keadaan Normal


Angin pasat berhembus dari timur melintasi
Samudera Pasifik, sehingga mendorong air
hangat dari Pasifik tengah ke arah barat.
Air tersebut kemudian terkumpul di
sepanjang garis pantai Australia sebelah utara
dan juga mengalir ke perairan Indonesia.
Di atas air ini terbentuk awan yang kemudian
membawa hujan apabila bergerak di atas
Australia dan Indonesia.

F. 1. Keadaan
Normal

F.2. Peristiwa El
Nino
Terjadi setiap dua sampai tujuh tahun sekali
Samudera Pasifik, mulai dari Pasifik Tengah
sampai dengan Pantai Peru menjadi hangat.
Sedangkan di perairan Australia sebelah utara
dan Indonesia tidak demikian.
Apabila ini terjadi, maka angin pasat akan
melemah dan arahnya berbalik.
Udara tropis lembab beralih di Samudera
Pasifik Tengah dan meluas ke timur arah
Amerika Selatan.

F.2. Peristiwa El Nino


(lanj.)
Alih udara lembab tersebut menyebabkan turunnya
hujan di Samudera Pasifik, dan berkurangnya hujan
di Australia dan Indonesia.
Berkurangnya hujan tersebut menyebabkan timbul
kekeringan di Australia dan beberapa daerah di
Indonesia.
Kekeringan tersebut disertai dengan kebakaran
rumput dan hutan.
Selama peristiwa El Nino pada tahun 1994 dan
1997,baik di Indonesia maupun Australia mengalami
kebakaran

2. Peristiwa El Nino
(lanj.)
Kenaikan temperatur
air laut akibat El

Nino pada 1998 menyebabkan "mati"nya 16 persen terumbu karang dunia.


Gelombang itu menghangatkan
permukaan air laut di pesisir barat
Amerika Selatan dan memberi dampak
bagi pola cuaca di belahan bumi lainnya.
Merupakan kerusakan serius dalam 1.000
tahun terakhir, dan diperkirakan hanya
terjadi satu kali dalam 50 tahun ke depan.

F. 2. Peristiwa El
Nino

F. 2. Peristiwa El
Nino

Efek El Nino

3.Peristiwa La Nina

Terjadi ketika angin pasat berhembus dengan keras


dan terus menerus melintasi Samudera Pasifik ke
arah Australia.
Angin tersebut mendorong lebih banyak air hangat
ke arah Australia sebelah Utara dibandingkan
biasanya.
Akibatnya semakin banyak awan yang terkonsentrasi
dalam keadaan seperti ini dan menyebabkan banyak
turun hujan di Australia, di Pasifik sebelah barat,
dan di Indonesia.
Hujan tersebut mengakibatkan banjir dan air
pasang.

F. 3. Peristiwa La
Nina

La Nina

You might also like