Professional Documents
Culture Documents
TEKNOLOGI KOSMETIKA
OLEH:
KELOMPOK 6
Bahagia Wiba Cyntia
(1306400894)
Gerardo Laudus
(1306411934)
Jeanetha Inees M
(1306480553)
(1306396946)
(1306376856)
Satya Muslimah
(1306377171)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehinga
penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang Kosmetika Perawatan Kulit untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Teknologi Kosmetika pada semester ini. Ungkapan terima
kasih juga tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran
penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen kami, Dra. Juheini M.Si yang telah memberikan
bimbingan dan masukan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusunan makalah bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca
mengenai jenis-jenis kosmetika perawatan kulit, termasuk didalamnya tentang berbagai produk
dan bahan-bahan yang terkandung pada kosmetika pembersih,pelembab,pelindung, serta pemutih
kulit.
Penulis
menyadari
bahwa
dalam
pembuatan
makalah
ini
masih
terdapat
kekurangan.Untuk itu, besar harapan penulis kepada pembaca agar dapat memberikan saran dan
pendapat yang dapat membangun kearah perbaikan dan kesempurnaan dalam pembuatan
makalah yang lebih baik nantinya.Akhirnya,semoga makalah ini dapat berguna sebagai
tambahan ilmu pengetahuan dan bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Depok, 09 April 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................5
1.4. Metode Penulisan.....................................................................................5
1.5. Sistematika Penulisan...............................................................................5
BAB II ISI
2.1 Kosmetika Pembersih Kulit .....................................................................7
2.2 Kosmetika Pelembab Kulit.......................................................................25
2.3 Kosmetika Pelindung Kulit.......................................................................28
2.4 Kosmetika Pemutih Kulit..........................................................................35
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan..............................................................................................
3.2. Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit merupakan bagian tubuh yang penting. Kulit menjadi agen pelindung pertama
tubuh dari mikroorganisme, kotoran, dan serangan mekanik. Kulit menjadi penghalang fisik bagi
jalan masuk patogen ke dalam tubuh. Lapisan luar sel-sel kulit mati yang keras mengandung
keratin dan sangat sedikit air, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Pada kulit,
terdapat kelenjar keringat yang menghasilkan keringat mengandung lisozim. Lisozim ini
merupakan zat kimia yang dapat membunuh bakteri. Beberapa bakteri tidak berbahaya yang
hidup di kulit dapat mencegah pertumbuhan bakteri patogen dengan berkompetisi mendapatkan
nutrien. Dengan mengetahui hal ini, disadari bahwa kulit harus dijaga dan dirawat untuk
kesehatan tubuh itu sendiri.
Selain menjadi pelindung tubuh, kulit juga penting dalam dunia kecantikan. Cantik
seringkali diidentikkan dengan kulit putih, cerah, bersih, dan lentur. Banyak hal yang diupayakan
masyarakat untuk mendapatkan kulit cantik tersebut, mulai dari penggunaan bahan kosmetika
kimia sampai bahan alam yang dapat diperoleh sendiri.
Melihat pentingnya kulit bagi kesehatan dan kecantikan, telah banyak produk-produk
perawatan dan kecantikan kulit yang tersedia. Produk pembersih kulit digunaan untuk
membersihkan kulit dari kotoran dan mikroorganisme. Pelembab menjaga kesehatan kulit agar
tetap elastis dan lembut. Untuk mendapatkan kulit yang putih dan cerah digunakan produk
pemutih kulit dan pelindung tabir surya sebagai pelindung kulit dari sinar matahari. Masingmasing produk perawatan kulit ini akan dibahas lebih rinci dalam makalah ini.
d. apa yang dimaksud dengan kosmetika pelindung kulit beserta bahan aktif dan contoh
produk yang umumnya digunakan?
apa yang dimaksud dengan kosmetika pemutih kulit beserta bahan aktif dan contoh produk
yang umumnya digunakan?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai berbagai jenis kosmetik yang termasuk kedalam kosmetika perawatan kulit, bahanbahan aktif yang umumnya digunakan serta berbagai produk kosmetika perawatan kulit yang
beredar dipasaran.
BAB II
ISI
2.1
2.1.1. Pendahuluan
Kulit adalah organ terbesar dari tubuh yang membatasi organisme dengan
lingkungannya, memiliki berat yaitu 16% dari berat badan, dengan luas permukaan 1,8
m2. Kulit memiliki fungsi untuk menjaga tubuh dan sel dari kekeringan dengan cara
menjaga kadar air dalam tubuh sehingga kelembaban tetap terjaga. Selain itu, kulit juga
memiliki fungsi melindungi tubuh dari sinar UV dengan adanya pigmen melanin,
meregulasi suhu tubuh dan mencegah stimulus/rangsangan dari luar melalui kemampuan
menetralisirnya. Fungsi dari kulit dan mekanismenya dapat berkurang akibat lingkungan
dan penuaan. Sehingga diperlukan kosmetik perawatan kulit untuk menjaga fungsi dan
mekanisme normal dari kulit. Produk perawatan kulit yang ideal mampu melindungi kulit
dari efek berbahaya akibat kekeringan, radiasi UV dan oksidasi dan mengembalikan
fungsi homeostasis kulit. (Mitsui, 1997)
Jenis dari kosmetika perawatan kulit, diantaranya :
Pelembab kulit/Moisturizer
bahkan berbahaya pada kulit dan tidak memiliki efek pada jaringan kulit, seperti debudebu di udara dan asap kendaraan.
Pada produk pembersih untuk pakaian, dan objek lain harus mampu membersihkan
dan menghilangkan minyak, tapi pada produk pembersih kulit wajah terdapat organisme
alami yang berada disana sehingga kemampuan untuk membersihkan dan menghilangkan
minyak tidak terlalu kuat. Untuk mendapatkan kulit yang sehat, sangatlah penting untuk
memilih pembersih wajah yang tepat dan menggunakannya dengan cara yg tepat
juga.Pada dasarnya ada 4 cara pembersihan kulit, diantaranya yaitu dengan air, dengan
minyak, dengan bahan padat yang menyerap kotoran, dan dengan penggosokan secara
mekanis. Pembersih wajah dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Solvent-based type, yang akan bercampur dengan kotoran di wajah kemudian seka atau
bilas dengan air.
10
Cara pembuatan :
Panaskan asam lemak, emolien, humektaan dan preservative bersama hingga
meleleh dan jaga pada suhu 70 C.Larutkan basa dalam air yg terpurifikasi dan
tambahkan pada fase minyak sambal terus diadukJaga suhu tetap di 70 C hingga reaksi
netralisasi selesaiPanaskan surfaktan dan larutkan chelating agent, perfume, dan pewarna
campurkan pada campuran surfaktan-chelating agent De-air, saring dan dinginkan.
Kekerasan dari produk akhir dipengaruhi oleh kondisi pada saat pendinginan sehingga
kondisi optimum harus dipilih.
12
Gambar 5. Contoh formulasi umum pembersih wajah basis surfaktan asam amino
Cara pembuatan :
Larutkan humektan dalam air yang terpurifikasi lalu tambahkan N-acylglutamate
sedikit demi sedikit agar tidak terbentuk gumpalan. Tambahkan chelating agent, panaskan
dan aduk hingga larut. Pada wadah lain, panaskan emolien, surfaktan dan preservative
bersama, lelehkan dan tambahkan ke fase air. De-air, filler dan dinginkan. Pada
13
pembersih wajah tipe ini, jika suhu akhir lebih rendah, akan dihasilkan produk yang
stabilitasnya tinggi dan seragam
14
menimbulkan efek lembut pada kulit sehingga cocok untuk orang yang tidak dapat
mentoleransi sabun.
2. Kosmetika pembersih kulit yang dinamakan rolling creams
Kosmetika pembersih kulit bernama rolling creams ini merupakan sediaan emulsi
minyak dalam air yang sensitif terhadap tekanan, sehingga ketika diusapkan pada kulit
akan membentuk seperti gulungan (rolls) yang lengket. Rolls atau partikel kecil tak
beraturan yang terbentuk ketika krim diaplikasikan di wajah mengandung kotoran yang
diangkat oleh rolling cream. Tujuan dari rolling creams ini yaitu untuk mengangkat
kotoran, minyak, dan sel-sel kulit mati dari permukaan kulit dengan pengelupasan dan
membersihkannya.Bahan aktif dari rolling creams ini biasanya berupa selulosa eter dan
kadang-kadang tepung tapioka atau paraffin wax murni.
3. Kosmetika Pembersih Kulit yang Menipiskan Kulit (scrub cream)
Kosmetika pembersih kulit yang bersifat mengampelas kulit ini berguna untuk
membersihkan kotoran kulit yang tidak bisa dibersihkan dengan kosmetik pembersih lain
seperti sabun, krim pembersih, susu pembersih. Kosmetika ini bertujuan untuk
mengangkat sel-sel mati yang ada di epidermis kulit, karena apabila tidak diangkat akan
menyebabkan kulit menebal, kusam, dan pori-pori mudah tersumbat sehingga
memudahkan timbulnya jerawat. Selain itu, pergantian (regenerasi) sel-sel kulit yang
lama dengan sel kulit yang baru menjadi terhambat.
Mekanisme scrub cream diantaranya yaitu mempercepat keratinisasi kulit,
menghapus
kotoran
dan
unsur
yang
tidak
diinginkan,
menghaluskan
kulit,
mengelupaskan kulit mati, meningkatkan absorpsi dari zat aktif untuk menjaga
kelembutan dan aktivitas metabolisme kulit yang sehat.
Bahan dasar pembuatan scrub cream ini sama dengan bahan dasar krim, namun
dalam scrub cream terdapat butiran-butiran kasar yang bersifat sebagai pengampelas
(abrasiver) agar dapat mengangkat sel-sel kulit mati dari epidermis. Butiran pengampelas
pernah dicoba mulai dari butiran pasir, biji keras tanaman, butiran abrasiver sintetis.
Butiran tidak boleh terlalu kasar karena dapat melukai kulit dan tidak terlalu halus karena
dikhawatirkan tidak dapat bekerja sebagai pengampelas.
15
10 %
Lanolin anhidrat
9,30 %
Cetyl alcohol
6,70 %
Cera alba
1,60 %
Nipagin
0,15 %
Vaselin album
18 %
SLS
0,70 %
Cara pembuatan scrub ini sama dengan krim biasa yaitu ada fase minyak dan fase air.
1. Pembuatan fase minyak
Campurkan paraffin liquid, lanolin anhidrat, setil alkohol, cera alba dan vaseline
album ke dalam cawan penguap.
Diamkan hingga ketiga bahan tersebut meleleh sempurna dan pertahankan suhu.
Campurkan SLS dan nipagin ke dalam air panas dengan suhu 70C
Campurkan kedua fase yang memiliki suhu yang sama (70C) di dalam homogenizer
hingga terbentuk basis krim
Tambahkan SiO2 ke dalam basis krim yang sudah diturunkan suhunya hingga 50C.
16
5. Pengemasan
Garam kalium-alumunium-sulfat, zink fenol sulfat, asam tanat dalam jumlah kecil
pada kulit.
Borax yang dapat menambah daya pembersih, tetapi dapat membuat lotion agak
akalis.
Asam borat dan asam benzoate sebagai antiseptic, tetapi dosisnya harus sangat kecil
agar tidak menimbulkan iritasi.
17
Parfum dengan pemberian yang sedikit karena baunya mudah terpancar dalam
alkohol. Biasanya dilarutkan dalam mg karbonat atau bahan pelarut (tween 20 atau
diantaranya :
Alkalisasi : Hidroksil bebas [OH-] selalu ada di dalam larutan sabun yang menyebabkan
larutan sabun bersifat alkalis dengan pH 9,5-10,8 jauh di atas pH fisiologis kulit 4,5-6,5
jika pH ini digunakan pada kulit hal ini akan menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah.
Pembengkakan keratin kulit, hal ini diakibatkan adanya perbedaan pH yang jauh dari
isoeletrik keratin kulit (pH 5) sehingga terjadi penyerapan larutan surfaktan oleh keratin
kulit. Penyerapan surfaktan ini dapat menyebabkan lapisan stratum korneum melunak
18
Absorbsi sabun oleh keratin kulit : Dapat menghalangi masuknya bahan yang diperlukan
kulit, seperti pelembab kulit, sehingga kulit menjadi kering dan pecah-pecah
Iritasi oleh molekul asam atau ion-ion, pada sabun berisi C12 lebih mudah menimbulkan
iritasi daripada sabun berisi C14. Adanya bahan asam oleat menyebabkan sediaan lebih
Bagian hidrofilik dari molekul tersebut diperkuat oleh kelompok amida yang terkumpul
sehingga bukan hanya garam natrium yang larut dalam air, tetapi juga kalsium dan
magnesium, karenanya produk ini efisien di dalam air sadah. Efek pembasahnya lemah,
tetapi kemampuan mengemulsi dan mendispersinya baik. Daya pengurangan minyak
pada kulit lebih kuat daripada sabun, tapi masih dapat ditoleransi oleh pasien yang
kulitnya sensitif terhadap sabun biasa.
c. Produk-produk kondensasi asam lemak
Walaupun senyawa ini disiapkan dari asam lemak atau kloridanya, tapi sifatnya berbeda
dari sabun. Gugus karboksil diblokir dan gugus asam sulfonik mrupakan gugus ujung,
dengan rumus berikut:
Sediaan jenis ini memiliki efek pembasah, efek deterjen, dan sifat pendispersi yang
sangat baik. Kelebihan dari produk yang mengandung asam lemak terkondednsasi ini
yaitu tidak menyebabkan kulit menjadi alkalis, karena larutan dalam air dari kondensat
19
asam lemak bereaksi netral. Tetapi, produk ini juga masih memiliki kekurangan karena
dapat menyebabkan dehidrasi epidermis jika pembilasannya kurang bersih.
d. Sulfonated oils (turkey red oils)
Bila castor oil ditambah denganasam sulfat pekat akan menghasilkan trigliserida yang
terhidrolisis dan terjadinya reaksi esterifikasi antara asam sulfat dan kelompok hidroksil
asam risinoleat.Hasilnya adalah bahan dengan rumus kimia, sebagai berikut :
Turkey red oilsdigunakan sebagai pembersih karena memiliki sifat sifat surfaktan,
antara lain :
pembasah dan pendispersi yang baik
memiliki daya pengemulsi yang cukup,
daya pembersih yang cukup,
mempunyai daya membusa yang lemah.
Turkey red oilsdigunakan dalam kosmetik pembersih kulit bagi kulit yang sensitif
terhadap sabun dengan hasil yang cukup memuaskan.
e. Surfaktan anionik
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah garam kalsium dan magnesium dari asam kuat
yang larut dalam air sehingga tidak akan terjadi presipitasi bahkan di dalam air sadah
sekalipun.
kebanyakan efektif dalam air sadah maupun lingkungan yang banyak mengandung
garam, sehingga proses alkilasi tidak terjadi karena larutannya dalam air memiliki reaksi
netral.Dalam penggunaannya yang normal, bahan ini hanya menimbulkan efek dehidrasi
dan bukan pembengkakan, pada lapisan tanduk kulit.
20
21
Pembersih jenis ini diperkenalkan pertama kali tahun 1920-an. Dibuat dari
campuran sederhana dari minyak dan wax. Dan,merupakan sediaan yang bebas air.
Sediaan ini didesain agar segera mencair atau meleleh ketika menyentuh kulit. Sehingga
rheologi yang diharapkan dari sediaan jenis ini adalah aliran tiksotropi. Viskositas dari
sediaan ini juga merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan, viskositas
yang diharapkan adalah viskositas rendah sehingga memudahkan pembersihan setelah
pemakaian. Formulasi utamanya mengandung mineral oil sebagai pembersih dan basis
lemak seperti parafin, petrolatum, ceresin, danspermaseti. Terkadang ditambahkan
lanolin, cetyl alkohol, atau bahan pengemulsi W/O lainnya, yang akan meningkatkan
permeabilitas terhadap air serta memperbesar afinitas krim terhadap kulit. Serta
mencegah terjadinya lapisan minyak di muara saluran folikel rambut atau pori-pori kulit.
Bahan
De Navarre
Keithler
62 %
40 %
Emolient/solvent
15 %
41.5 %
Ceresine
Fase minyak
18 %
12 %
Spermaceti
Sebagai basa
5%
Mineral oil
Petrolatum
Stearic acid
Fungsi
Fase
minyak/emolient
6%
bermartabat tinggi
Tabel 1. Contoh formulasi sediaan Liquefying cleansing cream
Bahan
Konsentrasi(%)
Paraffin Oil
5,0
22
Isopropil Myristate
20,0
Peanut Oil
7,0
Stearil Alkohol
1,0
Asam Stearat
3,0
2,0
Air
62,0
23
Campuran beeswax/na-borat dapat digunakan baik untuk emulsi tipe o/w maupun
w/o tana penambahan agen pengemulsi. Faktor yang mempengaruhi tipe emulsinya
adalah perbandingan antar minyak dan air, persentase beeswax tersaponifikasi, dan bahan
lain (yg akan mempengaruhi HLB) dan suhu.Dalam proses pembuatan kemungkinan
akan terjadi infers fasa, yaitu pada saat emulsi O/W diterapkan pd kulit. Inversi fasa
terjadi ada saat fase air menguapkan agen pengemulsi nonionic yg digunakan pada emulsi
24
Dahulu, peneliti mengganggap bahwa komponen lemaklah yang berperan melembutkan kulit.
Namun, pada tahun 1950an, Irving Blank dalam penelitiannya menemukan bahwa pembuat sifat
plastis yang sebenarnya adalah air. Kini, konsep melembapkan kulit yang penting adalah hidrasi.
Jika kadar air di kulit tidak terjaga, kulit akan menjadi kaku, kasar, bersisik, dan
berkeriput. Namun, sampai saat ini, tidak ada patokan pasti mengenai seberapa kulit dikatakan
kering. Kulit kering menjadi pandangan subjektif menurut masing-masing individu. Kadar air
dalam keratinosit pada kulit menurun dari stratum basal (sekitar 70%) ke lapisan atas berikutnya,
stratum granulosum (sekitar 65%), berkurang drastis pada stratum corneum bagian bawah
(sekitar 35%), sampai 15-20% pada stratum corneum terluar.
Kadar air pada kulit bervariasi antarbagian tubuh. Telapak tangan memiliki tingkat
kelembapan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dahi kemudian punggung atau perut,
dan lengan. Terlihatnya kulit keriput pada orang tua menunjukkan bahwa kulit muda memiliki
tingkat hidrasi atau kelembapan lebih baik dari pada kulit tua.
Dehidrasi kulit disebabkan oleh beberapa faktor:
Udara dingin
Pada kondisi udara dingin, kelembaban udara menurun drastis. Penurunan ini
disebabkan karena uap air mengembun menjadi air pada udara yang dingin,
sehingga uap air di udara sedikit.
25
Sinar matahari dapat merusak barrier penahan air di kulit. Rusaknya barrier ini
akan meningkatkan jumlah air yang menguap dari kulit setiap waktunya.
Usia
Kulit muda memiliki tingkat hidrasi yang lebih baik dibandingkan kulit tua.
Melembapkan kulit dapat dilakukan dengan penggunaan kosmetik. Terdapat dua cara untuk
meningkatkan kelembapan kulit, yaitu dengan agen oklusi dan dengan humektan.
1. Melembapkan kulit dengan agen oklusif
Agen oklusif memperbaiki kelembapan dengan menahan penguapan air dari kulit
di lapisan paling atas. Agen oklusif yang digunakan merupakan bahan lemak yang tidak
permeabel terhadap air. Emulsifikasi agen oklusif atau kombinasi dengan bahan
higroskopis dapat menurunkan tingkat oklusi suatu agen oklusif.
Beberapa agen oklusif yang sering digunakan sebagai pelembab kulit antara lain (Harrs
Cosmeticology, 2000):
Arakidil behenat
Kolesteril oleat
Dimetikon
Glikol stearat
Paraffin
Petrolatum
26
Polietilen
Tripalmitolein
Penggunaan agen oklusif dalam waktu yang lama dapat menyebabkan tingkat
kadar air yang tinggi secara persisten. Hal ini dapat mengganggu proses alami di kulit
seperti menurunkan perbaikan barrier. Pemakaian agen oklusif secara teratur dapat
memperbaiki masalah kulit (gatal, eritrema, kulit berkerak), memperbaiki pelindung
epidermis oleh proses normal fisiologis, mempercepat penyembuhan luka, dan
meningkatkan penetrasi obat.
Asam amino
40%
PCA
12%
Laktat
12%
Urea
7%
tak teridentifikasi
sekitar 10%
kolagen, glukosa, glukosamin, gliserin, sorbitol, urea, silitol, PCA, asam laktat, histidin,
madu, dan lain-lain. Humektan hidrofilik tidak boleh mengganggu proses deskuamasi
terkendali enzim. Degradasi desmosom membutuhkan beberapa enzim dan air. Usaha
mengubah kadar air seperti melembapkan stratum corneum dengan humektan harus
mempertimbangkan dampaknya terhadap proses hidrolitik. Beberapa humektan polimer
hidrofilik yang sering digunakan:
Betaglukan
Dekstran
Glikosaminoglikan
Kemampuan kulit untuk merespon perubahan kelembapan lingkungan tergantung dari efektivitas
lapisan lemak dan jumlah NMF yang cukup. Jika NMF rendah, humektan eksternal cocok
digunakan sebagai pelembab.
Preparat yang melindungi kulit dari bahan-bahan kimia (bahan kimia yang membakar,
larutan detergen, urin yang sudah terurai, dll)
Preparat untuk melindungi kulit dari debu ,kotoran, dan bahan pelumas, dll.
Preparat untuk melindungi kulit dari benda fisik yang membahayakan kulit (sinar UV,
panas)
28
Preparat untuk melindungi kulit dari luka secara mekanis (dalam bentuk kosmetik
pelumas)
Kulit pada dasarnya merupakan organ tubuh yang memiliki mekanisme perlindungan
tersendiri saat terpapar sinar matahari yang sekiranya dapat merusak. Jika kulit terpapar
matahari, akan timbul dua reaksi melanin:
1. Penambahan melanin dengan cepat ke permukan kulit
2. Pembentukan tambahan melanin baru
Jika pembentukan tambahan melanin itu berlebihan dan terus-menerus, noda hitam dalam
kulit dapat terjadi. Selain itu cara perlindungan tubuh umumnya dapat dibedakan menjadi dua
cara, antara lain perlindungan secara fisik dan perlindungan secara kimiawi. Perlindungan secara
fisik dapat dilakukan dengan menggunakan Memakai payung, topi lebar, serta baju panjang saat
keluar rumah atau daerah yang terpapar sinar matahari. Selain itu dapat juga dilakukan dengan
memberikan zat-zat kimiawi yang dapat memberikan perlindungan kulit secara fisik atau sebagai
barrier fisik seperti TiO2, ZnO, kaolin, kalsium karbonat, talcum. Bahan-bahan tersebut memiliki
mekanisme perlindungan kulit dengan memantulkan sinar yang mengenai kulit. Sedangkan pada
perlindungan kulit secara kimiawi dapat dilakukan dengan mengkonsumsi bahan-bahan seperti
Bahan yang menimbulkan dan mempercepat proses penggelapan kulit (tanning), misalnya dioxy
acetone, 8-metoxy psoralen. Bahan seperti ini dapat dikonsumsi 2 jam sebelum beraktivitas di
luar ruangan serta dapat pula digunakan bahan-bahan yang menyerap UV-B tetapi meneruskan
UV-A ke dalam kulit, misalnya Para Amino Benzoic Acid (PABA).
Bentuk Preparat Sediaan
Preparat sediaan untuk kosmetika pelindung kulit dapat dibagi menjadi tiga, antara lain :
a. Preparat anhidrat
Preparat ini Biasanya ditambahkan minyak tumbuhan, dengan campuran 10-15% bubuk
bahan alami murni penolak sinar matahari, misalnya ZnO. Preparat anhidrat memiliki
keuntungan yaitu daya tahannya sangat baik terhadap air, sehingga tidak terganggu oleh
perspirasi dan air kolam renang atau laut.
29
b. Preparat emulsi
Preparat ini menyediakan keuntungan yaitu memiliki penampakan yang menarik,
konsistensinya menyenangkan sehingga memudahkan pemakaian.
c. Preparat tanpa lemak
Ciri dari preparat ini adalah tidak berlemak, tidak lengket, sehingga lebih menyenangkan
untuk dipakai. Namun kekurangan dari preparat ini adalah preparat ini mudah larut dalam
air. Preparat ini dibagi berdasarkan tinggi-rendahnya kandungan alcohol, yaitu ethyl
alcohol atau isopropyl alcohol yang terutama digunakan dalam aerosol.
Lower
Keithler
Rotheman
Mineral oil
90
75
n
20
Petrolatum
60
Ethyl stearate
Isopropyl palmitate
21,9
Isopropyl myristate
Lanolin, liquid
3
3
Cethylalcohol
Hexachlorophene
air
0,1
-
Preparat untuk melindungi kulit dari benda fisik yang membahayakan kulit
(Sinar UV dan panas)
Contoh produk yang umumnya dikenal dari jenis preparat ini adalah Sunscreen Agent atau
tabir surya. Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud
membaurkan atau menyerap secara emisi gelombang ultraviolet dan inframerah, sehingga dapat
mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya mahatari (Ditjen POM, 1985). Zat aktif yang
berpotensi sebagai agen tabir surya dapat digolongkan menjadi 2, yaitu agen tabir surya organik
dan anorganik. Organic sunscreen dalam kondisi stabil, akan memancarkan energi sebagai
radiasi hangat atau flouresen, sedangkan radiasi UV diabsorbsi. Contoh dari bahan organik ini
adalah PABA, kamfer, salisilat, benzofenon. Sedangkan Anorganic sunscreen merupakan agen
tabir surya yang dapat menyebarkan radiasi UV. Dalam ukuran mikron (10-100nm) partikel
dapat juga menyerap radiasi UV. Syarat dari agen tabir surya jenis ini adalah inert, tidak dapat
menginduksi alergi, serta segera bekerja setelah diaplikasikan. Contoh zat aktif yang umumnya
digunakan adalah PABA dan titanium dioksida.
terhadap eritema, terutama ukuran perlindungan UV B. Nomor SPF didefinisikan sebagai berapa
lama kita bisa tinggal di bawah sinar matahari sebelum kulit kita terbakar. Jika biasanya kita
31
memerlukan waktu 20 menit di bawah sinar matahari sebelum kulit terbakar, produk dengan SPF
15 akan membiarkan kita 15 kali lebih lama di bawah matahari: 20 menit x 15 (SPF) = 300 menit
(5 jam). American Academy of Dermatology merekomendasikan setiap orang memakai produk
dengan SPF minimal 15.
Rumus Menghitung persentase penyerapan sinar UV berdasarkan nilai SPF :
Pada dasarnya jika tabir surya digunakan secara benar, maka tabir surya yang mengandung
SPF 15 akan menahan 93 persen sengatan UVB, SPF 30 menahan 97 persen sengatan UVB dan
SPF 50 menahan 98 persen sengatan UVB. Pada penggunaannya, produk tabir surya dengan SPF
tinggi bukan berarti lebih baik dari tabir surya dengan SPF rendah jika salah mengaplikasikannya
ke seluruh tubuh. Takaran yang pas untuk tabir surya adalah satu ons untuk seluruh tubuh dan
sedikit saja untuk wajah. Penggunaan tabir surya juga harus dilakukan berulang meski nilai SPF
yang terkandung tinggi.
SPF
6 to 14
Medium protection
50 +
32
foundation dengan perpaduan antara pelembab, SPF, antioksidan dan formula lain yang berguna
untuk perawatan kecantikan kulit wajah. Perbedaan antara foundation dan BB Cream dapat
dilihat pada tabel berikut :
Perbedaan
Foundation
BB Cream
Fungsi
meregenerasi
Kandungan
UV
Bahan
A serta vitamin E.
kulit
Protection,
Vitamen
Mositurizer
baru
bahan
sebagai
karena
alami
yang
antioksidan,
untuk melembabkan
mampu
dapat
Squalane
wajah
dan
atau
Hazel,
ditambah
Lebih kental
33
zat
untuk
Cara
Penggunaan
dulu
dengan
moisture.
Setelah
BB
cream
mengandung tabir surya yang SPFnya lebih tinggi dan juga waterproof.
34
BB Cream dan CC Cream tidak di sarankan untuk orang yang memerlukan perawatan
kulit intensif, seperti perawatan jerawat ataupun flek hitam. BB cream dan CC cream ini
lebih bersifat perawatan kulit tambahan untuk orang yang ingin menggunakan perawatan
kulit sehari-hari.Sebelum membeli produk BB Cream atau CC Cream, sebaiknya Anda
mengetahui jenis kulit dan kebutuhan kulit anda terlebih dahulu, mengingat kedua cream ini
memiliki kegunaan dan formula yang berbeda.
2.4 Kosmetika Pemutih Kulit
Bahan Aktif Pemutih Kulit
1. Senyawa merkuri dan bismut.
Merkuri merupakan bahan aktif pemutih pertama yang dianggap paling efektif
pada masa lalu,karena kemampuannya dalam pengelupasan epidermis kulit. Namun,
karena toksi, merkuri tidak diizinkan kembali untuk digunakan dalam kosmetika kulit.
Hal tersebut dikarenakan dalam penggunaan lama, akan terjadi penumpukan pada organ
tubuh. Efek yang akan terjadi yaitu perubahan warna kulit yang akhirnya dapat
menyebabkan bintik bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pada pemakaian
dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanent pada susunan saraf otak,
ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis
tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan ginjal, serta merupakan
zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada manusia. Karena mercury sudah dilarang,
saat ini banyak produk pemutih yang mengandung bismuth yang juga toksik.
2. Hydroquinon
35
Bahan aktif yang dapat mengendalikan produksi pigmen yang tidak merata,
tepatnya mengurangi atau menghambat pembentukan melanin kulit, populer digunakan
dalam sediaan kosmetika pemutih. Diijinkan dalam kosmetika hanya maksimum 2%. Jika
kadar dalam kosmetika tinggi, akan terjadi efek toksik. Efek toksik terjadi karena
berkompetisi dengan tirosin sebagai substrat untuk tirosinase (enzim yang berperan
dalam pembentukan melanin), sehingga tirosinase mengoksidasi hidrokinon dan
menghasilkan benzokinon yang toksik terhadap melanosit. Dalam konsentrasi lebih
tinggi, hidroquinon dapat menyebabkan kulit merah dan mudah terbakar. Kelemahan dari
bahan ini akan memberikan efek mudah kembali hitam (rebound fenomena) dengan
adanya paparan matahari
3. Asam Retinoat
Asam retinoat yang berfungsi dalam pengelupasan sel-sel kulit yaitu menghilangkan noda
hitam, mencerahkan kulit dan menghaluskannya. Efek samping : Untuk kulit sensitif,
kulit menjadi gatal, memerah dan terasa panas serta pemakaian berlebihan pada wanita
hamil dapat menyebabkan cacat pada janin di kandungannya
(BADAN POM, 2008)
Bahan Aktif Pemutih Kulit Aman
1. Ascorbic Acid (Vit. C ) dan Derivat
Termasuk bahan yang aman . Merupakan suatu antioksidan kuat,dapat menekan reaksi
oksidasi dalam sintesa melanin. Selain itu, berperan dalam menstimulant pembentukan
jaringan kolagen kulit. Dengan pertimbangan kestabilan bahan maka, bentuk Magnesium
Ascorbyl Phosphate lebih banyak dipakai dalam sediaan kosmetika
2. Arbutin
Arbutin berasal dari ekstrak tanaman bearberry, yang dulu sering digunakan oleh bangsa
jepang. Jika dibandingkan dengan hidroquinon, maka daya pemutih arbutin tidak sekuat
hidroquinon. Selain bearberry, arbutin juga ditemukan pada tanaman gandum dan kulit
buah pear. Bekerja menghambat aktifitas tyrosinase ,melalui persaingan dengan DOPA
pada rangkaian pembentukan melanin.Tidak menimbulkan efek toxic
3. Ekstrak Licorice
Bahan ini bekerja dengan menghambat enzim tirosinase sehingga mengurangi
terbentuknya melanin
4. Ekstrak Camomile
Bahan ini bekerja dengan menghambat melanogenesis karena pengaruh UV matahari.
5. Ekstrak Mulberry
36
Ekstrak Mulberry merupakan ekstrak yang diperoleh dari akar paper mulberry. Ekstrak
ini mengandung oxyresveratrol sebagai komponen bahan aktif. Ekstrak mulberry bekerja
menghambat aktifitas tirosinase.
6. Ekstrak Teh Hijau
Ekstrak teh hijau diperoleh dari ekstrak Theae sinensis. Bekerja menghambat pelepasan
melanosom dari melanosit ke keratinosit dan mengurangi aktifitas tirosinase.
Contoh Formulasi Whitening Cream
37