Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah
besar. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah.
Persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya power yaitu kekuatan
his dan daya mengejan, passage (jalan lahir), passenger, psikis dan penolong.
Kekuatan his yang ada pada ibu tidak selalu menghasilkan his yang adekuat, tetapi
dapat juga timbul kelainan his. Kelainan his dapat berupa his yang terlampau kuat
(tetania uteri) atau his yang lebih lemah, singkat dan jarang yang disebut dengan
inersia uteri.
Diagnosis pada inersia uteri memerlukan pengalaman dan pengawasan yang
teliti terhadap persalinan. Inersia uteri dapat menyebabkan persalinan berlangsung
lama dan menimbulkan bahaya baik terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan
penilaian yang seksama untuk menentukan sikap yang harus diambil.
Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan penanganan yang serius agar tidak
menimbulkan komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
2. Definisi Inertia Uteri
Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk
melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar. (Rustam mochtar ; 2008)
Inertia uteri adalah pemanjangan fase laten atau fase aktif atau kedua-duanya
dari kala pembukaan. (FK UNPAD)
Kelainan tenaga atau his adalah his tidak normal/ sifatanya menyebabkan
rintangan pada jalan dan tidak dapat ditasi sehingga menyebabkan persalinan macet (
saarwono, 2003)
3. Etiologi Inertia Uteri
Menurut Rustam Mochtar (2008) sebab-sebab inersia uteri adalah :
a. Kelainan his sering dijumpai pada primipara
b. Faktor herediter, emosi dan ketakutan
c. Salah pimpinan persalinan dan obat-obat penenang
d. Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah rahim, ini
e.
f.
g.
h.
Anemia
Hidromnion
grande multipara
primipara
pasien dengan emosi kurang baik
Caesarea
2)
Bila kepala aatau bokong janin sudah masuk kedalam panggul penderita
disuruh berjalan-jalan.
-
inus intravena dengan kecepatan kira-kira 12 tetes permenit, dinaikkan setiap 10-15
menit sampai 40-50 tetes permenit
-
sebaiknya partus segera diselesaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan indikasi
obsbstetrik lainnya (ekstraksi vakum atau forsep atau SC).
7. Asuhan Keperawatan pada Inertia Uteri
a. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia
sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi,
anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar
dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin
(lintang, sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM,
eklamsi dan pre eklamsi
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe.
b. Mata :
Biasanya konjungtiva anemis
c. Thorak :
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada
bagian paru yang tertinggal saat pernafasan
d. Abdomen :
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal
persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan
sikap anak normal atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya anak
kembar/ tidak, lakukan perabaab pada simpisis biasanya blas penuh/ tidak untuk
mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih.
e. Vulva dan Vagina :
Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/
servik, biasanya teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan,
biasanya teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
f. Panggul :
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul
dan kelainan tulang belakang
b. Diagnosa Keperawatan
3
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama,
kontraksi tidak efektif
2. Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama,
CPD
3. Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah, pembatasan
masukan cairan
4. Resiko tinggi cedera maternal b/d kerusakan jaringan lunak karena persalinan
lama
c. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama,
kontraksi tidak efektif
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang
Kriteria :
1) Klien tidak merasakan nyeri lagi
2) Klientampak rilek
3) Kontraksi uterus efektif
4) Kemajuan persalinan baik
Intervensi :
a. Tentukansifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragic dan
nyeri tekan abdomen
Rasional : Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan
kepala pada servik yang berlangsung lama akan menyebabkan nyeri
b. Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri
Rasional : Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda,
denga skala dapat diketahui intensitas nyeri klien
c. Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadian
2. Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama,
CPD.
Tujuan : Cedera pada janin dapat dihindari
Kriteria : DJJ dalam batas normal, Kemajuan persalinan baik
Intervensi :
a. Melakukan manuver Leopold untuk menentukan posis janin dan presentasi
Rasional : Berbaring tranfersal atau presensasi bokong memerlukan kelahiran
sesarea. Abnormalitas lain seperti presentasi wajah, dagu, dan posterior juga
dapat memerlukan intervensi khusus untuk mencegah persalinan yang lama
b. Dapatkan data dasar DJJ secara manual dan atau elektronik, pantau dengan
sering perhatikan variasi DJJ dan perubahan periodic pada respon terhadap
kontraksi uterus
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC. Jakarta
FKUI Universitas Padjajaran. 2010. Obstetric Patologi. Bandung : Elstar offset
Wiknojosastro, Hanifa. 2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo