Professional Documents
Culture Documents
kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui
lambing-lambang tulis yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang
sesungguhnya.
C.
Kelemahan yang mendasar dari penggunaan metode eja ini meskipun murid mengenal
dan hafal abjad dengan baik, namun murid tetap mengalami kesulitan dalam mengenal
rangkaian huruf yang berupa suku kata atau kata.
2.
Metode Global
Metode Global artinya secara utuh dan bulat. Dalam metode global yang disajikan
pertama kali pada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan dibawah
gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat
membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar.
Sebagai contoh dapat dilihat bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode global.
a. Memperkenalkan gambar dan kalimat
b. Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata.
Contoh: Kata menjadi huruf-huruf
Ini mama
in i
ma m a
i-ni
ma- ma
ini m-a m-a
4.
anak disuguhi sebuah struktur yang member makna lengkap, yakni skruktur kalimat. Hal ini
dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri anak. Akan lebih
baik jika struktur nya kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajan MMP dengan metode
ini adalah struktur kalimat yang digali dari pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri.
Untuk itu, sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) MMP yang sesungguh nya dimulai,
guru dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai cara.
Proses penguraian atau penganalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS
meliputi :
a. Kalimat menjadi kata-kata
b. Kata menjadi suku-suku kata
c. Suku kata menjadi huruf-huruf
Mengenai itu, Momo (1987) mengemukakan beberapa cara, yaitu:
a. Tahap tanpa Buku, dengan cara:
1) Merekam bahasa siswa.
2) Menampilkan gambarsambil bercerita.
3) Membaca gambar.
4) Membaca gambar dengan kartu kalimat.
5) Membaca kalimat secara struktural (S).
6) Proses analitik (A).
7) Proses sintetik (S).
b. Tahap dengan Buku, dengan cara:
1)
Membaca buku pelajaran.
2)
Membaca majalah bergambar.
3)
Membaca bacaan yang disusun oleh guru dan siswa.
4)
Membaca buku yang disusun oleh siswa secara berkelompok.
5)
Membaca buku yang disusun oleh siswa secara individual.
Metode ini yang dipandang paling cocok dengan jiwa anak atau siswa adalah metode
SAS menurut Supriyadi dkk (1992). Alasan mengapa metode SAS ini dipandang baik adalah:
a. Metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umumbahwa bentuk bahasa terkecil adalah
kalimat.
b. Metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak.
c. Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri.
Kelemahan metode SAS, yaitu:
a. Kurang praktis.
b. Membutuhkan banyak waktu
c. Membutuhkan alat peraga
5.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dengan memperagakan,
mempertunjukan, atau menayangkan sesuatu. Siswa dituntut memperhatikan objek yang
didemonstrasikan. Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan keterampilan mengamati,
menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan atau mengkomunikasikan.
6.
Metode Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota
kelompok saling bertukar ide atau pikiran tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan
suatu masalah, menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau
membuat suatu keputusan. Jadi setiap siswa harus aktif memecahkan masalah. Apabila proses
diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat terjadi secara langsung dan
bersifat berpusat pada siswa.
Dikatakan pembelajaran langsung karena guru menentukan tujuan yang harus dicapai
melalui diskusi, mengontrol aktivitas siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan
pembelajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besar input pembelajaran
berasal dari siswa, mereka secara aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka dapat
menemukan hasil diskusi mereka.
7.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan,
penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada siswa. Keberhasilan siswa melalui teknik
ceramah sangat bergantung kepada kemampuan siswa dalam menyimak.
8.
Metode Penugasan
Metode penugasan adalah teknik pengajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk atau instruksi guru. Tugas dapat
bersifat individu dan kelompok.
9.
a.
Tentu saja, model ini bukanlah satu-satunya acuan yang terbaik, sebab mengajar itu adalah
seni. Masing-masing orang mempunyai gaya dan seni tersendiri di dalam mengajar. Yang
perlu Anda pahami di sini, bukanlah persoalan teknik dan strategi mengajar, melainkan
konsep-konsep pokok langkah-langkah pembelajaran MMP yang berlandaskan pada
penggunaan metode MMP tertentu.
Mengenai pemilihan metode pembelajaran MMP apa yang paling tepat digunakan oleh
guru bagi pembelajar pemula tidaklah begitu penting. Guru dapat memilih metode MMP
yang paling tepat dan paling cocok sesuai dengan situasi dan kondisi siswanya. Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar MMP ini terbagi ke dalam dua tahapan, yakni (a) pembelaran tanpa
buku, dan (b) pembelajaran dengan menggunakan buku.
Langkah-langkah Pembelajaran MMP Tanpa Buku
Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada awal-awal anak
bersekolah pada minggu-minggu pertama mereka duduk di bangku sekolah. Hal ini dapat
berlangsung kira-kira 8-10 minggu. Jika memungkinkan tenggang waktu tersebut dapat
dipersingkat lagi, sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Berikut ini akan disajikan salah
satu model alternatif pembelajaran membaca permulaan tanpa buku. Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut. Sebelum KBM dilakukan sebaiknya guru mengawalinya dengan
berbagai kegiatan pra-KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman berbahasa
anak. Percakapan-percakapan ringan antara guru dan siswa sebelum KBM dimulai
merupakan langkah awal yang bagus untuk membuka pintu komunikasi. Sapaan-sapaan
hangat dan berbagai pertanyaan ringan kepada mereka akan membuat siswa termotivasi
untuk betah dan mau belajar di sekolah. Pilihan variasi-variasi kegiatan belajar mengajar
berikut.
1)
Menunjukkan gambar
Variasi ini dilakukan dengan cara guru memperlihatkan sebuah gambar yang
melukiskan sebuah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak (laki-laki dan
perempuan). Hal ini dimaksudkan utnuk menarik minat dan perhatian anak.
2)
Menceritakan gambar
Guru menceritakan gambar tersebut dengan memberi nama terhadap peran-peran yang
terdapat di dalam gambar. Penamaan tokoh-tokoh hendaknya menggunakan huruf-huruf yang
pertama-tama hendak diperkenalkan kepada anak. GBPP dan Buku Paket dapat dijadikan
acuan
untuk
penamaan
tokoh-tokoh
tersebut.
Misalnya,
Anda
dapat
menyebutkan: mama untuk gambar ibu, mimi untuk gambar anak perempuan,
dannana untuk gambar anak laki-laki, bapak untuk gambar ayah. Tema cerita dapat
disesuaikan dengana tema-tema yang terdapat dalam GBPP/Kurikulum atau tema-tema yang
diperkirakan menarik perhatian anak dan akrab dengan kehidupan anak.
3)
Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
Selanjutnya, satu dua orang siswa diminta menceritakan kembali gambar tersebut
dengan bahasanya sendiri.
4)
Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar
Pada fasse ini, guru mulai melepaskan gambar-gambar tadi secara terpisah dan
menempelinya dengan tulisan sebagai keterangan atas gambar tadi. Sebagai contoh: dibawah
gambar ibu tertera tulisan yang berbunyi, ini mama atau ini ibu(bergantung kepada
7)
pemilihan metode MMP yang Anda gunakan: Metode SAS, Metode Kata, Metode Eja, dan
seterusnya).
5)
Membaca tulisan bergambar
Pada fase ini, guru mulai melakukan proses pembelajaran membaca sesuai dengan
metode yang dipilihnya. Jika menggunakan Metode Eja atau Metode Bunyi pengenalan
lambang tulisan akan diawali dengan pengenalan huruf-huruf melalui proses drill (teknik
tubian) atau proses hafalan. Jika menggunakan Metode Global atau Metode 26
6)
Membaca tulisan tanpa gambar
Setelah proses ini dilalui, langkah selanjutnya guru secara perlahan-lahan dapat
menyingkirkan gambar-gambar tadi dan siswa diupayakan untuk melihat bentuk tuliannya
saja. Kegiatan ini dapat disertai dengan penyalinan bentuk tulisan di papan tulisan dan guru
menyajikan wacana sederhana yang dapat memberikan keutuhan makna atau keutuhan
informasi kepada anak. Misalnya, guru dapat menyajikan wacana seperti berikut. ini mama
ini mimi ini nana ini mama mimi ini mama nana
Memperkenalkan huruf, suku kata, kata, atau kalimat dengan bantuan kartu
Berikut ini akan disajikan berbagai alternatif pengenalan berbagai unsur bahasa melalui
kartu-kartu.
(a) memperkenalkan unsur kalimat/kata
ini
mama
mama
ini
.
Salah satu metode pembelajaran membaca permulaan yang akan diangkat dalam
tulisan ini adalah metode membaca global. Menurut Purwanto (1997:32), Metode global
adalah metode yang melihat segala sesuatu sebagai keseluruhan. Penemu metode ini ialah
seorang ahli ilmu jiwa dan ahli pendidikan bangsa Belgia yang bernama Decroly. Kemudian
Depdiknas (2000:6) mendefinisikan bahwa metode global adalah cara belajar membaca
kalimat secara utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Caranya ialah
guru mengajarkan membaca dan menulis dengan menampilkan kalimat di bawah gambar.
Metode global dapat juga diterapkan dengan kalimat tanpa bantuan gambar. Selanjutnya,
siswa menguraikan kalimat menjadi kata, menguraikan kata menjadi suku kata, dan
menguraikan suku kata menjadi huruf.
Langkah-langkah penerapan metode global adalah sebagai berikut:
1) Siswa membaca kalimat dengan bantuan gambar. Jika sudah lancar, siswa membaca tanpa
bantuan gambar, misalnya:
Ini nani
2) Menguraikan kalimat dengan kata-kata: /ini/ /nani/
3) Menguraikan kata-kata menjadi suku kata: i ni na ni
4) Menguraikan suku kata menjadi huruf-huruf, misalnya: i n i a n