You are on page 1of 14
ewww wee > BAB VIL TRAY DRYER Oleh : Ir. Nurcahyo, MT. 1. PENDAHULUAN Pengeringan merupakan bagian dalam rangkaian opera Pengeringan adalah pemisahan sejumlah keeil air atau zat eair schingga mengurangi kandungan sisa zat cair di da yang dapat diterima. pada industri proses. fin dari bahan padat am zat padat sampai dengan bi Zat padat yang akan dikeringkan terdapat dalam berbagai macam bentuk antata lain serpih, biji-bijian, serbuk, kristal, lempe Untuk mengeringkan bahan-bahan tersebut di industri telah terdapat berbagai hentuk alat pengering. Alat-alat pengering itu antara lain rray dryer, screen conveyor dryer tower dryer, rotary dryer, fluidized-bed dryer, flash dryer, dan spray dryer (Geankoplis, 1993) , atau lembaran sinambua; H. TINJAUAN PUS KA 2.41 Pengeringan Pada umumnya pengeringan zat padat berarti pengur: air atau zat cair Jain dari bahan padat, schingga zat cair di dalam zat padat itu: mempunya kandungan yang rendah dan dapat diterima, Setiap bahan yang akan dikeringkan mempunyai kandungan zat cair yang berbeda, dan ada pula yang tidak sama sekali mengandung zat cair, yang disebut bone dry. Zat padat yang dikeringkan biasanya berbentuk seperti serpih (flake), bijian (gramule), kristal (crystal), serbuk (powder), Jempeng (slab), atau lembaran sinambung (continuous sheet) dengan sifat-sifat yany mungkin sangat berbeda dari setiap jenis bahan yang dikeringkan. Pada proses pengeringan, ada bahan yang tahan terhadap penanganan kasar han (erhadap lingkungan operasi dengan suhu yang sangat tinggi, tetapi ada pula yang memerlukan penanganan yang sangat hati-hati, karena bahan yang, akan dikeringkan tidak tahan terhadap suhu yang terlalu tinggi. Bila zat seperti. itu dioperasikan pada suhu tinggi, kandungan zat lain selain air yang terkandung pads bahan itu akan ikut teruapkan, Mengingat banyaknya ragam bahan yang dikeringkan, maka tidak ada satu teori pun mengenai pengeringan yang dapat meliputi semua jenis bahan dan peralatan yang ada. Variasi bentuk dan aliran bahan, keseimbangan kebasahannya di dalam zat padat, serta metode pemberian kalor yang diperlukan untuk penguapan, semuanya menycbabkan tidak bisa dilakukan suatu pembahasan tunggal secara kescluruhan atau Noereahyo. vuin wowwww wo Akan tetapi pada prinsipnya, pada saat pengeringan dilakukan terhadap kandungan di permukaan bahan, maka air pada permukaan bahan akan menguap. Pada saat pengeringan meneapai kandungan air di dalam pori-pori bahan, terjadi perubahan laju pengeringan tergantung dari sifat bahan yang bersangkutan. 2.2 Klasifikasi Pengering Bentuk fisik umpan yang akan dikeringkan sangat berpengaruh pada raneangan alat pengering, terutama dalam hal pemilihan cara pengaliran umpan dan pemberian panas dalam alat pengering, Tipe-tipe alat pengering 1) Alat pengering continue dan batch 2) Alat pengering dengan pengadukan dan tanpa pengadukan 3) Alat pengering adiabatik dan non-adiabatik Pada pengeringan yang dilakukan secara adiabatik, dilakukan_pengontakan Jangsung antara padatan dengan udara panas, dapat berlangsung dengan berbagai cara diantaranya Gambar 2.1. Macam-macam Proses Pengeringan Adiabatik Beberapa alat pengering yang menggunakan prinsip ketja adiabatik adalah 1) Spray Diyer an yang dikeringkan dengan cara ini berupa bahan yang memiliki kandungan air cukup besar (biasanya masih berbentuk cairan), balan tersebut disemprotkan ke udara panas di dalam spray chamber maka kandungan air yang terdapat pada bahan tersebut akan menguap, sedangkan padatannya akan jatuh ke bawah Biasanya cara atau alat ini digunakan untuk menghasilkan susuy bubuk dari sust car. 2) Fluidized Bed Dryer Baha in yang dikeringkan dengan cara ini berupa butiran, Butiran tersebut dialirkan udara panas atau gas dengan kecepatan tertentu sehinnga butiran tersebut bersifat seperti fluida, Noereahyo vue d eeuwwewwe we 3) Continuous Through Circulation Dryer Bahan yang dikeringkan dengan cara ini berupa lembaran. Lembaran tersebut dihamparkan kemudian dilewatkan pada udara panas, Proses ini berjalan secara kontinyu. 4) Rotary Dryer Bahan yang dikeringkan dengan cara ini berupa biji-bijian atau butiran. Butiran tersebut dimasukkan ke dalam silinder yang dialiri udara panas, kemudian silinder tersebut diputar. 5) Tray Dryer Bahan yang dikeringkan dengan cara ini berupa lembaran. Lembaran tersebut disimpan pada tray kemudian ditiupkan udara panas pada permukaannya, sehingga air yang terkandung di dalamnya akan menguap (McCabe, 1999). 2.3 Tekanan Uap Air dan Kelembaban 23.1 Tekanan Uap Air Air muri dapat berada dalam tiga keadaan fisik yang berbeda, yaitu es padat, cair, dan uap. Keadaan fisik tersebut tergantung pada tekanan dan temperatur. Gambar 22. Diagram Fase untuk Air Gambar 2.2 menggambarkan tiga keadaan air dan hubungannya dengan tekanan-temperatur pada saat keseimbangan. Dalam gambar tersebut diperlihatkan daerah padat, cair, dan wap. Sepanjang garis AB, fase cair dan fase uap berada dalain keseimbangan. Keseimbangan fase es (padat) dan cair diperlihatkan garis AC, serta pada garis AD merupakan derah keseimbangan fase es (padat) dan fase uap. Jika es pada poin (1) dipanaskan pada tekanan konstan, temperatur naik dan keadaan fisik bergerak horizontal. Saat garis melintas AC, padatan meleleh, dan saat melintas AB cairan menguap. Bergerak dari titik (3) ke (4), es menyublim (menguap) menjadi uap tanpa menjadi cair. Cairan dan vap berada dalam kescimbangan sepanjang garis AB, yang merupakan garis tekanan uap air. Mendidih terjadi ketika tekanan uap air sama dengan tekanan total di atas permukaan air. Sebagai contoh, pada 100°C (212°F) tekanan uap-air adalah 101,3 kPa (1 atm) sehingga air akan mendididh pada tekanan Noereahyo vas eu ee w© ew ew w | atm. Dari steam table, pada 65,6°C (150°F) tekanan uap air adalah sebesar 25,7 kPa, schingga pada 25,7 kPa dan 65,6°C air akan mendidih (Geankoplis, 1993), 23.2. Sifat Campuran Udara-Air Diagram yang praktis untuk menunjukkan sifat-sifat campuran udara-air disebut grafik kelembaban (humidity chart) atau peta psikrometrik (psychrometric chart). Diagram untuk campuran udara dan air ada 1 atm disajikan pada gambar 2.3 Grafik ini terdapat dalam berbagai bentuk gambar 2.3 didasarkan atas grafik carier. Pada gambar 2.3, suhu dipetakan sebagai absis sedang ordinatnya adalah kelembaban. Setiap titik pada grafik itu menunjukkan kelembaban suatu campuran tertentu antara udara dan air. Garis kurva bertanda “100%” menunjukkan kelembaban uudara jenuh sebagai fungsi suhu udara. Setiap titik yang terletak di atas dan di sebelah kiridari garis jenuh itu menunjukkan suatu campuran udara dan air cair. Setiap titik yang berada di bawah garis jenuh menunjukkan udara yang tidak jenuh, dan titik-titk pada sumbu suhu adalah udara kering. Garis-garis lengkung antara garis jenuh dan sumbu suhu yang ditandai dengan persen menunjukkan campuran udara-ait pada persen kelembaban tertentu. Garis-garis miring ditarik ke bawah dan ke kanan garis jenuh disebut garis-garis pendinginn adiabatik (adiabatic-cooling lines). Pada gambar 2.3 tertera pula garis-garis mengenai volume speseifik udara kering dan volume jenuh. Kedua garis itu merupakan grafik volume terhadap suhu. Volume dibaca pada sebelah kiri, Noercahyo: vue oftyeo190N sna, oy susawoyetig ¢°Z AqUED Be weweudg 24 Kandungan Air Kesetimbangan Bahan Data kesetimbangan untuk zat padat lembab biasan ya diberikan sebagai hhubungan antara kelembaban relatif gas dan kandungan zat cair di dalam wat padat, dalam massa zat cair per satuan massa zat padat per kering-tulang, Contoh hubungan kesctimbangan itu terlihat pada gambar 2.4. Kurva jenis ini boleh dikatakan thick (ergantung terhadap suhu. Bila suatu zat padat basah dikontakkan dengan udara yang kelembabannya jobih rendab dari kandungan kebasahan zat padat itu, seperti terlihat pada kurva Kecetimbangan Kelembaban, zat. padat itu akan ‘melepaskan sebagian - dar Kebasahannya dan mengering sampai seimbang dengan udara. Bila udara itu lembab dari zat padat yang berada dalam Kesetimbangan dengan udara itu, maka zat padal akan menyerap kebasahan dari udara, sehingga tercapailah keseimbangan Dalam fase fluida, difusi ditentukan oleh beda konsentrasi (dinyatakan dalam fraksi mol), Namun di dalam zat padat basah,istlah fraksi mol tidak banyak artnya Untuk mudahnya, perhitungan-perhitungan ‘pengeringan selalu dinyatakan dalan ‘massa air per satuan massa zat padat kering-tulang (Geankoplis, 1993). 2.4.1 Kandungan Air untuk Bahan Anorganik Apabila suatu bahan mengandung air lebih banyak daripada kandungan air Kesetimbangannnya, maka jika dikontakkan dengan gas yang mempunyai humiditas dan temperatur tertentu, bahan tersebut akan mengering hingga mencapai nil Kandungan air kesetimbangannya. Sebaliknya jika balan tersebut mengandung lebih Kecil dari nilsi Kandungan air kesetimbangannya, maka bahan tersebut. akan mengadsorbsi air sampai bahan tersebut mencapai kandungan air kesetimbangan Untuk udara yang mempunyai humiditas 0%, nilai kandungat! air kesetimbangan dari semua bahan adalah 0. Kandungan air kesetimbangan bervariasi tergantung fipe bahan untuk setiap Persen relatif “humiditas yang diberikan, seperti pada gambar 2.4 yang memperlihatkan beberapa tipe bahan pada temperatur kamAr. Padatan yang tidak dapat larut dan tidak berongga cemdering mempunyai kanditngan kebasaha culup rendal, seperti diperlihatkan pada bahan glass woo! dan kadtin. Untuk bahan yang bersel, berongga, seperti bahan organik dan biologi umumaya mempunyai kandungan air kesetimbangan yang besar. Contoh pada gambar 2.4 adalah Kulit, wool, dan kayu. Nosreahyo vis > eeeww w wee ) Ta ary so a = 36 00 io Gambar 2.4 Kurva Kandungan Kebasahan Berbagai Bahan 2.4.2 Kandungan Air Keseimbangan Udara yang memasuki pengering jarang sekali berada dalam keadaan benar- benar kering, tetapi selalu mengandung kebasahan yang mempunyai kelembaban relatif tertentu, Untuk udara yang mempunyai kelembaban relatif tertentu, kandungan kebasahan di dalam zat padat yang keluar dari pengering tidak bisa kurang dari kebasahan keseimbangan yang berkaitan dengan kelembaban udara masuk. Bagian air yang terdapat dalam zat padat yang basah itu tidak dapat dikeluarkan dengan udara masuk, karena udara masuk ini mengandung kelembaban pula, yang disebut kebasahan keseimbangan. 2.5 Laju Pengeringan dan Waktu Pengeringan Data dari proses pengeringan batch biasanya dapat di konversi ke dalam data Jaju pengeringan sesuai dengan cara berikut. Pertama, data dihitung kembali jika W (kg) adalah berat dari padatan basah (total berat padatan kering + berat air yang terkandung dalam padatan tersebut) dan Ws (kg) adalah berat padatan kering xe = Ws __kg total aie @1) Ws kg padatan_ kering Untuk kondisi pengeringan konstan, keseimbangan kandungan air (X") dalam kg keseimbangan kandungan air per kg padatan kering ditentukan. Kemudian kelembaban air bebas (X) dalam kg air bebas per kg padatan kering dihitung untuk ‘masing-masing harga dari X X=X-xX" (2-2) Dengan menggunakan data yang dihitung dari persamaan di atas, plot X Vs t seperti pada gambar 4(a). Untuk memperoleh kurva laju pengeringan dari grafik ini, Noereahyo vuw7 ata, oftyea120N “ueSuneBued npyem sisteue eped ueyreqeip Tuys0s ‘ny wep yopued >e8e eueseiq oVe7S-Kpeajsun ueepeay *.¥ YN vped rejnUNp uEye upjunur nfey seued yee wXneme snjerodwa; ueyeped exif ide) “eXuueTuequitasoy vary Oy yexFuruoM ueeynued meoduiay g NN epeg ex ueye uedenedued mfey wep ‘npe myeioduray epeduep uisup Yugo] eXueseiq lwreped smeroduey ueejnuuad epeg “y nn eped uep{nfunp seqaq ste UeBuMpuEY, “0=1 ped “weysuoy ueTaueBued nie] eamy ueynfunnp (q)c'z sequTed epeg msuoy epousd nfery RAINY Sz ARGUED, ww (eno 4p 8470411 99) ¥ atmsow 9314 99 so yo £0 co 1a 0, t | wT A K- —} “(£661 ‘Sidoyuean) ur urelep uesuLesuad MUN ueEANULEd YeIoEP UEYANfuNUOU UEp “weyEUNSIp Buek Suuioy ueyeped wep (89) sy (finer Harga A didapat dengan cara mengukur Inas permukaan bahan padat. ‘Sebagai catatan, karena tray yang dipakai berlubang-lubang, maka luasan yang dipakai untuk perpindahan massa dan panas meliputi bagian atas dan ‘bawah padatan 4.5 Penetuan Titik Kesetimbangan 1. Perhatikan grafik X vs t, catatttik-titik yang membuat harga konstan atau berubah tidak signifikan dalam grafik W vs t atau grafik X vs t. 2. Buat harga X rata-rata atas ttik-titik yang hampir sama, atau tentukan satu titik X yang paling awal sebagai harga X* (X kesetimbangan) 4.6 Pembuatan Grafik R vs X 1, Buat garis datar di ruas Laju Pengeringan Konstan dengan mengalurkan Re terhadap X mulai Xyoa Sampai harga X terakhir yang membuat garis linier di kurva X vs t dalam grafik sebelumnya. X terakhir ini dideklarasikan sebagai Xe. . Plotkan harga X=X* dengan R=0 sehingga membentuk titik (X*, 0) Hubungkan (Xe, Re) dengan (X*, 0) 4. Dengan terbentuknya garis datar, garis miring, serta titik (X*, 0) maka urva karakteristik pengeringan telah lengkap. Dengan mudah dapat dilihat 3 harga karakteristik pengeringan, yaitu Xe, Re, serta X* DAFTAR PUSTAKA Falasah, Mohammada Ari dan Mukti, Wibawa, 1999. Rancang Bangun Pengering Talam untuk Granul NPK. Bandung: Jurusan Teknik Kimia POLBAN. Geankoplis, J. Christie. 1993. “Transport Process and Unit Operation 3" Edition”. New Jersey: University of Minnesota. ‘McCabe, Warren L., Julian C. Smith, dan Peter Harriot, 1999. Operasi Teknik Kimia Jilid ke- 4 Jakarta: PT. Erlangga. Perry, Robert H., Don Green. 1998. “Perry's Chemical Engineers Handbook”. Australia. McGraw-Hill Book. Rifandi, Ahmad. 2005. Peralatan Industri Proses. Bandung: Politeknik Negeri Bandung, Schefler, William C. 1987. Statistika untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Inu yang Bertautan, Bandung: Institut Teknologi Bandung. Noereahyo vu | LEMBAR DATA PRAKTIKUM TRAY 1. Obyek pengamatan (a) Jenis samplo : _____(b) Tebalirisan :_ . Variabel operasi (a) Laju alir udara diukur di keluaran tray dryer :_____meterldetik (b) Set point temperatur pemanas :_°C, (c) Tray yang dipakai : atas/bawah/semu: . Kondisi udara lingkungan (a) Suhu bola kering: _°C, (b) Suhu bola basah:___°C, (c) Cuaca:_ (d) Kelembaban relat %, (@) Kelembaban mutlak: kg H,Olkg udara kering 4. Pengukuran berat kering solid (2) Berat basah samplo gram, (b) Berat kering sample : N o ‘ER | milimeter gram 5. Pengamatan berat dalam tray dryer (a) Berat tray kosong: _gr, (b) Berat tray awal setelah diisi sample: gr, salinhasilini ke dalam tabelperkembangan bera otal untuk wakte<0 (c) Perkembangan berat total sample dan tray sepanjang waktu sesuai tabel berikut Wakl on a ‘Temperatur tu | Betat [Odara Masuk] Sebetin [Udara Keluay f [Kering} Basah| Tray [Kering| it sah 0 —}— ss | 5 | 2 65 10 | 70 * 15 | 75 = 20 80 | 25 85 iz 30 90 35 95 40 100 a 45 105 | 50 110 i 55 115) pz 60 120 ‘Satuan yang dipakai: waktu dalam menit, berat dalam gram, temperatur dalam "G Noereahyo viina . mperatur [Udara Keluar = Me Tray _|Kering]dasah | 125 185 > 130 190 e * 135 195 a : 140 200 e 145 205 . 150 210 Ps 155 215 Da 160 220 = 3 165 225 z ao 170 230 fae 175 235 1m 180 240 i * Satuan yang dipakal waktu dalamn ment, borat dalam gram, emperatur dalam °C ad \Wak|" aor 2 sia ” tu ie Keluar [Basah|- 1 Basal » 245 Ce 250 - 2 255 s 260 320 | oa a 265, 325 270 330 ’ 275 335 280 340 285 345 , 290 350 » 295 355 ie 300 360 “all ‘Satuan yang dipakal: waktu dalam menif, borat dalam gram, tomperatur dalam °C Noereahyo vinis

You might also like