Professional Documents
Culture Documents
077
Ind
p
351.077
Ind
p
ii
TIM PENYUSUN
Pengarah
dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes
Sekretaris Jenderal Kemenkes RI
Ketua
drg. Oscar Primadi, MPH
Kepala Pusat Data dan Informasi
Editor
Anggota
Ir. Zulfi, MM; Supriyono Pangribowo, SKM, MKM;
Marlina Indah Susanti, SKM, M.Epid; Athi Susilowati Rois, SKM, MKM
Budi Prihantoro, S.Si; Margiyono, S.Kom; Dewi Roro Kumbini, S.Pd, MKM;
Annisa Harpini, SKM, MKM; Sarinah Bintang, SKM;
Diah Puspitasari, SKM, MKM; Eka Satriyani Sakti, SKM;
dr. Yoeyoen Aryantin Indrayani; Sri Hartati, S.Si;
B.B. Sigit; Hellena Maslinda; Hadi Nuramsyah
Kontributor
Biro Perencanaan dan Anggaran; Biro Kepegawaian; Biro Keuangan dan BMN;
Pusat Promosi Kesehatan; Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;
Set. Ditjen Bina Upaya Kesehatan; Dit. Bina Upaya Kesehatan Dasar;
Dit. Bina Upaya Kesehatan Rujukan; Set. Ditjen Bina Gizi dan KIA; Dit. Bina Kesehatan Ibu;
Dit. Bina Kesehatan Anak; Dit. Bina Gizi; Set. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
Set. Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; Dit. Surveilans Imunisasi,
Karantina, dan Kesehatan Matra; Dit. Pengendalian Penyakit Menular Langsung;
Dit. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang; Dit. Penyehatan Lingkungan
Set. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; Set. Badan PPSDM Kesehatan;
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan; Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia;
Konsil Kedokteran Indonesia; Badan Pusat Statistik; Kementerian Dalam Negeri;
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
iii
KATA PENGANTAR
SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI
iv
KATA SAMBUTAN
MENTERI KESEHATAN RI
DAFTAR SINGKATAN
vi
3M Plus
ABH
ABJ
ACT
ADB
ADD
AFP
AHH
AIDS
AKABA
AKB
- Infant Mortality Rate (IMR)
AKI
- Maternal Mortalite Rate (MMR)
AKN
- Neonatal Mortality Rate
ALKES
Alat Kesehatan
AMH
AMP
Andikpas
APBD
APBN
API
APK
APM
APS
ASEAN
ASI Eksklusif
BABS
BASNO
BB/TB
BB/U
BBLR
BCG
Bacille Calmette-Gurin
BJP
BOK
BPS
BPJS
BTA +
BUMD
BUMN
CBE
CBR
CDR
CFR
CNR
CR
CRPD
CSR
CTKI
vii
D/S
DAK
DBD
DBK
DIPA
DJA
DJPB
DJJ
DO Rate
DPT
DPT-HB
DTPK
EKG
Elektrokardiogram
EMAS
FCP
FKTP
FKRTL
viii
FGD
GHPR
HAM
Hb
Hemoglobin
HDI
HDK
HIV
IBI
ICCP
ICWRMIP
IDAI
IDU
IEBA
IFK
IGD
IMD
IMS
IMT
Body Mass Index (BMI)
IMT/U
IOT
IPM
IPKM
IR
Incidence Rate
ISPA
IVA
IUD
Jamkesmas
Jamkesda
Jampersal
Jaminan Persalinan
JKN
JMP
Jumantik
K1
K4
ix
KB
Keluarga Berencana
KEA
KF 3
KIA
KIE
KKI
KKP
KKS
Kabupaten/Kota Sehat
KLB
KMS
KN1
KN Lengkap
KOMNAS
Komisi Nasional
KPA
KPDT
KT
KtA
KTR
KUHAP
KVA
Kekurangan Vitamin A
Lapas
Lembaga Pemasyarakatan
LBH
LIL
LILA
LKSA
LMKM
LP/LS
LPA
LPP
LSL
LSM
MA
Madrasah Aliyah
MAK
MB
Multi Basiler
MDGs
MI
Madrasah Ibtidaiyah
MOP
MOW
MP ASI
MTBM
MTBS
xi
xii
MTs
Madrasah Tsanawiyah
MTKI
NAPZA
NCDR
NSPK
P4K
PAK
PAK
PAMSTBM
PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBF
PBI
PD3I
PDAM
PEMDA
Pemerintah Daerah
Perpres
Peraturan Presiden
PET
PHBS
PJB
PJK
PJPD
PK
PKH
PKHS
PKK
PKPR
PKRT
PKT
PMS
PN (Salinakes)
PNS
POGI
Polindes
POLRI
Poltekkes
Politeknik Kesehatan
POMP
PONED
PONEK
Posbindu
Poskesdes
Posyandu
PP
Peraturan Pemerintah
PPDS
PPDGS
PPA
PPT
PSN
PTM
PTT
PUS
Puskesmas
Pustu
Puskesmas Pembantu
RAN
Renstra
Rencana Strategis
xiii
xiv
Riskesdas
RITL
RITL
RITP
RJTL
RJTP
RPJMN
RPSA
RPTC
RSIA
RSK
RSU
Rutan
Rumah Tahanan
Satker
Satuan Kerja
SD
Sekolah Dasar
SDIDTK
SDKI
SDM
SEARO
Sentra P3T
SJSN
SK
Surat Keputusan
SKRT
SLB
SLTA
SLTP
SMK
SMP
SPAL
SPM
SR
SpOG
Srikandi
STBM
STBP
STR
STRA
STRTTK
STTB
Susenas
TB
Tuberkulosis
TB
Tinggi Badan
TB/U
THT
TKI
TNI
Toga
Tokoh Agama
Toma
Tokoh Masyarakat
TOT
Training of Trainer
TP
Tugas Pembantuan
TPAK
TPM
TPT
TT
Tetanus Toksoid
TTU
Tempat-Tempat Umum
xv
UCI
UHC
UKBM
xvi
UKGS
UKM
UKOT
UKP
UKS
UMOT
UNDP
UNICEF
UPPA
UPT
VAR
VCT
WDF
WHO
WNA
WUS
DAFTAR GAMBAR
BAB I. DEMOGRAFI
GAMBAR 1.1
GAMBAR 1.2
GAMBAR 1.3
GAMBAR 1.4
GAMBAR 1.6
GAMBAR 1.7
GAMBAR 1.8
11
12
13
14
15
GAMBAR 1.13
16
GAMBAR 1.14
17
18
GAMBAR 1.16
18
GAMBAR 1.17
19
20
GAMBAR 1.5
GAMBAR 1.9
GAMBAR 1.10
GAMBAR 1.11
GAMBAR 1.12
GAMBAR 1.15
GAMBAR 1.18
xvii
24
GAMBAR 2.2
24
GAMBAR 2.3
25
GAMBAR 2.4
26
27
JUMLAH
PUSKESMAS
YANG
MELAKSANAKAN
PELAYANAN
KESEHATAN KERJA DI INDONESIA TAHUN 2010 - 2014 ................................
28
29
30
32
GAMBAR 2.10
33
GAMBAR 2.11
34
GAMBAR 2.12
34
GAMBAR 2.13
35
36
37
38
39
40
41
42
GAMBAR 2.5
GAMBAR 2.6
GAMBAR 2.7
GAMBAR 2.8
GAMBAR 2.9
GAMBAR 2.14
GAMBAR 2.15
GAMBAR 2.16
GAMBAR 2.17
GAMBAR 2.18
GAMBAR 2.19
GAMBAR 2.20
xviii
GAMBAR 2.21
43
GAMBAR 3.14
GAMBAR 3.15
48
50
51
52
53
53
54
55
57
57
58
59
61
62
63
xix
GAMBAR 3.16
GAMBAR 3.17
64
65
69
GAMBAR 4.2
71
GAMBAR 4.3
72
73
GAMBAR 4.5
75
GAMBAR 4.6
76
GAMBAR 4.7
77
GAMBAR 4.8
77
78
79
80
GAMBAR 4.4
GAMBAR 4.9
GAMBAR 4.10
GAMBAR 4.11
86
GAMBAR 5.2
88
89
91
GAMBAR 5.3
GAMBAR 5.4
xx
GAMBAR 5.5
92
92
93
94
95
95
96
97
98
99
99
GAMBAR 5.16
100
GAMBAR 5.17
102
GAMBAR 5.18
GAMBAR 5.19
103
104
GAMBAR 5.21
105
GAMBAR 5.22
105
106
107
GAMBAR 5.6
GAMBAR 5.7
GAMBAR 5.8
GAMBAR 5.9
GAMBAR 5.10
GAMBAR 5.11
GAMBAR 5.12
GAMBAR 5.13
GAMBAR 5.14
GAMBAR 5.15
GAMBAR 5.20
GAMBAR 5.23
GAMBAR 5.24
xxi
GAMBAR 5.25
GAMBAR 5.26
GAMBAR 5.27
GAMBAR 5.28
GAMBAR 5.29
GAMBAR 5.30
GAMBAR 5.31
GAMBAR 5.32
GAMBAR 5.33
113
116
GAMBAR 5.34
GAMBAR 5.35
GAMBAR 5.36
GAMBAR 5.37
GAMBAR 5.38
GAMBAR 5.39
GAMBAR 5.40
GAMBAR 5.41
121
xxii
134
GAMBAR 6.3
GAMBAR 6.4
GAMBAR 6.5
GAMBAR 6.6
GAMBAR 6.7
GAMBAR 6.8
139
GAMBAR 6.9
140
GAMBAR 6.10
GAMBAR 6.11
GAMBAR 6.12
GAMBAR 6.13
GAMBAR 6.14
143
GAMBAR 6.15
GAMBAR 6.16
GAMBAR 6.17
GAMBAR 6.18
146
146
147
GAMBAR 6.19
GAMBAR 6.20
GAMBAR 6.21
xxiii
GAMBAR 6.22
GAMBAR 6.23
GAMBAR 6.24
GAMBAR 6.25
NON POLIO AFP RATE PER 100.000 ANAK < 15 TAHUN DI INDONESIA
TAHUN 2014 .......................................................................................................................... 152
GAMBAR 6.26
151
153
GAMBAR 6.27
GAMBAR 6.28
154
GAMBAR 6.29
155
GAMBAR 6.30
156
GAMBAR 6.31
157
GAMBAR 6.32
158
GAMBAR 6.33
158
GAMBAR 6.34
159
GAMBAR 6.35
159
160
GAMBAR 6.37
161
GAMBAR 6.38
162
GAMBAR 6.39
163
GAMBAR 6.40
164
GAMBAR 6.41
GAMBAR 6.36
xxiv
GAMBAR 7.1
GAMBAR 7.2
GAMBAR 7.3
GAMBAR 7.4
GAMBAR 7.5
GAMBAR 7.6
GAMBAR 7.7
GAMBAR 7.8
GAMBAR 7.9
GAMBAR 7.10
PERSENTASE
KABUPATEN/KOTA
YANG
MELAKSANAKAN
PEMBINAAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DI RUMAH SAKIT TAHUN
2014 ............................................................................................................................................ 183
173
xxv
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1
12
32
138
TABEL 6.2
148
TABEL 6.3
TABEL 1.2
TABEL 1.3
TABEL 1.4
TABEL 2.1
TABEL 6.1
****
xxvi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. DEMOGRAFI
Lampiran 1.1
Pembagian Wilayah
Tahun 2014
Administrasi
Pemerintahan
Menurut
Provinsi
Lampiran 1.2
Estimasi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Provinsi Tahun 2014
Lampiran 1.3
Lampiran 1.4
Lampiran 1.5
Estimasi Jumlah Lahir Hidup, Jumlah Bayi (0 Tahun), Jumlah Batita (0-2
Tahun), Jumlah Anak Balita (1 - 4 Tahun), Jumlah Balita (0 - 4 Tahun)
Menurut Provinsi Tahun 2014
Lampiran 1.6
Estimasi Jumlah Penduduk Menurut Penduduk Usia Muda, Usia Produktif dan
Usia Non Produktif Menurut Jenis Kelamin Provinsi Tahun 2014
Lampiran 1.7
Estimasi Jumlah Wanita Usia Subur (15 - 49 Tahun), WUS Imunisasi (15 - 39
Tahun), Ibu Hamil, Ibu Bersalin Dan Ibu Nifas Menurut Provinsi Tahun 2014
Lampiran 1.8
Estimasi Jumlah Anak Pra Sekolah, Jumlah Anak Usia Kelas 1 SD/Setingkat,
dan Jumlah Anak Usia SD/Setingkat Menurut Provinsi Tahun 2014
Lampiran 1.9
Lampiran 1.10
Lampiran 1.11
Lampiran 1.12
Lampiran 1.13
Lampiran 1.14
Lampiran 1.15
Lampiran 1.16
Lampiran 1.17
Lampiran 1.18
Angka Melek Huruf (Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Keatas Yang Melek
Huruf) Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Tahun 2011 2014
xxvii
Lampiran 1.19
Lampiran 1.20
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Tahun
2014
Lampiran 1.21
Lampiran 1.22
Lampiran 1.23
Lampiran 1.24
xxviii
Lampiran 2.1
Lampiran 2.2
Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap Menurut Provinsi Tahun
2010 - 2014
Lampiran 2.3
Lampiran 2.4
Lampiran 2.5
Lampiran 2.6
Lampiran 2.7
Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidur Per Menurut Jenis Rumah
Sakit Tahun 2010 - 2014
Lampiran 2.8
Jumlah Rumah Sakit, Tempat Tidur , Dan Rasio Tempat Tidur Per 100.000
Penduduk Menurut Kelas Rumah Sakit dan Provinsi Tahun 2014
Lampiran 2.9
Jumlah Tempat Tidur di Rumah Sakit Menurut Kelas Perawatan dan Provinsi
Tahun 2014
Lampiran 2.10
Jumlah Layanan HIV Aids dan Infeksi Penyakit Menular Seksual (IMS)
Menurut Provinsi Tahun 2014
Lampiran 2.11
Lampiran 2.12
Jumlah RW, Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Serta Posyandu Menurut Provinsi
dan Tingkatan (Strata) di Indonesia Tahun 2014
Lampiran 2.13
Lampiran 2.14
Lampiran 2.15
Jumlah Perserta Didik Diploma III Poltekkes Menurut Jenis Tenaga Kesehatan
Tahun Ajaran 2012/2013 Sampai Dengan 2014/2015
Lampiran 2.16
Lampiran 2.17
Lampiran 2.18
Lampiran 2.19
Lampiran 2.20
Lampiran 2.21
Lampiran 2.22
Lampiran 3.2
Lampiran 3.3
Rasio Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat, dan Bidan Terhadap Jumlah
Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2014
Lampiran 3.4
Lampiran 3.5
Jumlah Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis
yang Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Menurut Provinsi Sampai Dengan
31 Desember Tahun 2014
Lampiran 3.6
Lampiran 3.7
Lampiran 3.8
Jumlah Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis Sebagai Pegawai Tidak
Tetap (PTT) Aktif Menurut Kriteria Wilayah dan Provinsi per 31 Desember
Tahun 2014
Lampiran 3.9
Jumlah Dokter Umum Sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) Aktif Menurut
Kriteria Wilayah dan Provinsi Per 31 Desember Tahun 2014
Lampiran 3.10
Jumlah Dokter Gigi Sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) Aktif Menurut Kriteria
Wilayah dan Provinsi Per 31 Desember 2014
xxix
Lampiran 3.11
Jumlah Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) Aktif Menurut Kriteria
Wilayah dan Provinsi Kondisi 31 Desember 2014
Lampiran 3.12
Lampiran 3.13
Lampiran 3.14
Lampiran 3.15
Lampiran 3.16
Jumlah Keberadaan Aktif Tenaga Residen Dan Tenaga Penugasan Khusus D-III
Kesehatan di Kabupaten Prioritas DTPK dan DBK Menurut Provinsi Per 31
Desember Tahun 2014
Lampiran 3.17
Lampiran 3.18
Jumlah Lulusan Program Studi Diploma III Poltekkes Menurut Jenis Tenaga
Kesehatan Tahun 2012-2014
Lampiran 3.19
Jumlah Lulusan Program Studi Diploma III Poltekkes Menurut Jenis Program
Studi Tahun 2012-2014
Lampiran 3.20
xxx
Lampiran 4.1
Lampiran 4.2
Lampiran 4.3
Lampiran 4.4
Lampiran 4.5
Lampiran 4.6
Lampiran 4.7
Lampiran 4.8
Lampiran 4.9
Lampiran 4.10
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1, K4, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan,
Menurut Provinsi Tahun 2014
Lampiran 5.2
Lampiran 5.3
Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Provinsi Tahun 2014
Lampiran 5.4
Lampiran 5.5
Lampiran 5.6
Lampiran 5.7
Lampiran 5.8
Lampiran 5.9
Lampiran 5.10
Lampiran 5.11
Lampiran 5.12
Lampiran 5.13
Lampiran 5.14
Persentase Balita (0-59 Bulan) Menurut Berat Badan lahir dan Provinsi,
Riskesdas 2013
Lampiran 5.15
Lampiran 5.16
Lampiran 5.17
Lampiran 5.18
Lampiran 5.19
xxxi
Lampiran 5.20
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak balita Menurut Provinsi Tahun
2014
Lampiran 5.21
Lampiran 5.22
Lampiran 5.23
Lampiran 5.24
Lampiran 5.25
Kasus Gizi Buruk Pada Balita Ditemukan dan Mendapat Perawatan Menurut
Provinsi Tahun 2014
Lampiran 5.26
Lampiran 5.27
Lampiran 5.28
Lampiran 5.29
Lampiran 5.30
Lampiran 5.31
Lampiran 5.32
Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.33
Lampiran 5.34
Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Menurut Tinggi Badan
(BB/TB) Menurut Provinsi, Riskesdas 2013
Lampiran 5.35
Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan Menurut Umur Dan
Berat Badan Menurut Tinggi Badan (TB/U Dan BB/TB) Menurut Provinsi,
Riskesdas 2013
Lampiran 5.36
xxxii
Lampiran 6.1
Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Jenis Kelamin dan Provinsi
Tahun 2014
Lampiran 6.2
Jumlah Kasus Baru TB Paru BTA Positif Menurut Kelompok Umur, Jenis
Kelamin dan Provinsi Tahun 2014
Lampiran 6.3
Lampiran 6.4
Lampiran 6.5
Jumlah Kasus Baru Aids dan Kasus Kumulatif Aids Menurut Provinsi sampai
dengan Desember 2014
Lampiran 6.6
Lampiran 6.7
Jumlah Dan Persentase Kasus Aids pada Pengguna Napza Suntikan (IDU)
Menurut Provinsi Sampai Dengan Desember 2014
Lampiran 6.8
Jumlah Layanan dan Kunjungan Konseling Dan Tes HIV Menurut Provinsi
Tahun 2014
Lampiran 6.9
Jumlah Kasus Pneumonia Pada Balita Menurut Provinsi Dan Kelompok Umur
Tahun 2014
Lampiran 6.10
Case Fatality Rate Pneumonia pada Balita Menurut Provinsi dan Kelompok
Umur Tahun 2014
Lampiran 6.11
Lampiran 6.12
Jumlah Kasus Baru Kusta dan Case Detection Rate (CDR) Per 100.000
Penduduk Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin Tahun 2014
Lampiran 6.13
Proporsi Kecacatan Kusta dan Kasus Kusta pada Anak 0-14 Tahun Menurut
Provinsi Tahun 2014
Lampiran 6.14
Jumlah Kasus Kusta Yang Tercatat Dan Angka Prevalensi Per 100.000
Penduduk Menurut Provinsi Dan Jenis Kelamin Tahun 2014
Lampiran 6.15
Lampiran 6.16
Jumlah Kasus, Meninggal, dan Incidence Rate (IR) Campak Menurut Provinsi
Tahun 2014
Lampiran 6.17
Lampiran 6.18
Frekuensi KLB Dan Jumlah Kasus pada KLB Campak Menurut Provinsi Tahun
2014
Lampiran 6.19
Lampiran 6.20
Jumlah Kasus Difteri Menurut Kelompok Umur Dan Provinsi Tahun 2014
Lampiran 6.21
Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk Usia < 15 Tahun dan Persentase
Spesimen Adekuat Menurut Provinsi Tahun 2014
Lampiran 6.22
Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk Berisiko
Menurut Provinsi Tahun 2014
Lampiran 6.23
Lampiran 6.24
Lampiran 6.25
Lampiran 6.26
Lampiran 6.27
Lampiran 6.28
Jumlah Kasus, Meninggal, dan Case Fatality Rate (CFR) Leptospirosis Menurut
Provinsi Tahun 2012 2014; Situasi Antraks Pada Manusia Menurut Provinsi
Tahun 2012 2014
Lampiran 7.2
Lampiran 7.3
Lampiran 7.4
Persentase Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Air Minum Layak
Tahun 2013 2014
Lampiran 7.5
Lampiran 7.6
Lampiran 7.7
Lampiran 7.8
Lampiran 7.9
Lampiran 7.10
xxxiv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...............................................................................................................................................................
Kata Sambutan ...............................................................................................................................................................
Daftar Singkatan ............................................................................................................................................................
Daftar Gambar ................................................................................................................................................................
Daftar Tabel .....................................................................................................................................................................
Daftar Lampiran ............................................................................................................................................................
Daftar Isi ............................................................................................................................................................................
iv
v
vi
xvii
xxvi
xxvii
xxxv
BAB I DEMOGRAFI
A.
B.
C.
D.
1
6
13
18
B.
C.
D.
E.
23
26
28
29
30
31
31
35
35
37
38
39
41
41
42
B.
C.
D.
E.
47
51
55
56
60
62
64
xxxv
69
70
71
74
79
B.
KESEHATAN IBU...................................................................................................................................................
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil ..........................................................................................................
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin .....................................................................................................
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas ............................................................................................................
4. Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan .........................................................................
5. Pelayanan Kontrasepsi.............................................................................................................................
KESEHATAN ANAK ..............................................................................................................................................
1. Berat Badan Lahir Bayi ............................................................................................................................
2. Penanganan Komplikasi Neonatal ......................................................................................................
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal............................................................................................................
4. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi ..........................................................................................................
5. Pemberian ASI Eksklusif .........................................................................................................................
6. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita usia 6 59 Bulan..........................................
7. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S) ......................................................................
8. Imunisasi.........................................................................................................................................................
9. Pelayanan Kesehatan Anak Balita ......................................................................................................
10. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat ..................................................................
11. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) ...............................................................................
12. Pelayanan Kesehatan Pada Kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA)..................................
13. Pelayanan Kesehatan Anak Terlantar dan Anak Jalanan di Panti .......................................
14. Pelayanan Kesehatan Anak Dengan Disabilitas (ADD) ............................................................
15. Pelayanan Kesehatan Anak yang Berhadapan Hukum (ABH) ..............................................
85
87
91
96
98
101
106
107
108
109
112
113
114
116
117
121
122
124
125
128
129
130
B.
C.
D.
xxxvi
TUBERKULOSIS .....................................................................................................................................................
1. Kasus Baru BTA Positif (BTA+)............................................................................................................
2. Proporsi pasien baru BTA positif diantara semua kasus TB .................................................
3. Angka notifikasi kasus atau case notification rate (CNR) .......................................................
4. Angka keberhasilan pengobatan .........................................................................................................
5. Prevalensi tuberkulosis ..........................................................................................................................
HIV & AIDS ...............................................................................................................................................................
1. Jumlah kasus HIV positif dan AIDS .....................................................................................................
2. Angka kematian akibat AIDS .................................................................................................................
PNEUMONIA ...........................................................................................................................................................
KUSTA
.................................................................................................................................................................
1. Angka prevalensi dan angka penemuan kasus baru..................................................................
2. Angka cacat tingkat II ..............................................................................................................................
3. Proporsi kusta MB dan proporsi penderita kusta pada anak ...............................................
133
133
134
135
137
137
138
138
142
142
144
144
145
147
E.
F.
DIARE
.................................................................................................................................................................
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) ................................................
1. Tetanus Neonatorium ...............................................................................................................................
2. Campak ............................................................................................................................................................
3. Difteri................................................................................................................................................................
4. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut) .................................................
G. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) .........................................................................................................
1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate ..............................................................................................
2. Kabupaten/Kota terjangkit DBD .........................................................................................................
3. Angka Bebas Jentik.....................................................................................................................................
H. CHIKUNGUNYA ......................................................................................................................................................
I. FILARIASIS...............................................................................................................................................................
J. MALARIA ..................................................................................................................................................................
1. Angka Kesakitan Malaria ........................................................................................................................
2. Pengobatan Malaria ...................................................................................................................................
K. RABIES .......................................................................................................................................................................
L. LEPTOSPIROSIS.....................................................................................................................................................
M. ANTRAKS ..................................................................................................................................................................
N. FLU BURUNG ..........................................................................................................................................................
147
149
149
149
151
152
153
153
155
155
156
157
159
160
160
161
162
164
164
G.
H.
169
171
172
174
176
178
178
180
181
182
xxxvii
GAMBAR
.
Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua, Benua Asia dan Australia, di
antara dua samudera, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Secara astronomis Indonesia
terletak antara 6o Lintang Utara sampai 11o Lintang Selatan dan 95o sampai 141o Bujur Timur
yang meliputi rangkaian pulau antara Sabang sampai Merauke. Data yang bersumber dari Badan
Informasi Geospasial, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah
pulau sebanyak 13.466, luas daratan sebesar 1.922.570 km 2 dan luas perairan sebesar 3.257.483
km2.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2015 tentang Kode dan
Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 34
provinsi, 514 kabupaten/kota (416 kabupaten dan 98 kota), 7.094 kecamatan, 8.412 kelurahan
dan 74.093 desa. Jumlah provinsi bertambah satu dari tahun 2013, yaitu Provinsi Kalimantan
Utara. Provinsi Kalimantan Utara merupakan pemekaran dari Provinsi Kalimantan Timur,
dengan 5 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Malinau, Bulungan, Tana Tidung, Nunukan dan Kota
Tarakan. Pembagian wilayah administrasi pemerintahan menurut provinsi pada tahun 2014
dapat dilihat pada Lampiran 1.1.
Pada Bab ini akan diulas mengenai keadaan penduduk, ekonomi, pendidikan dan indeks
pembangunan manusia (IPM).
A. KEADAAN PENDUDUK
Hasil estimasi jumlah penduduk pada tahun 2014 sebesar 252.124.458 jiwa, yang terdiri
atas 126.921.864 jiwa penduduk laki-laki dan 125.202.594 jiwa penduduk perempuan. Angka
tersebut merupakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan dengan bimbingan dari Badan Pusat Statistik dengan menggunakan
metode geometrik. Metode ini menggunakan prinsip bahwa parameter dasar demografi yaitu
parameter fertilitas, mortalitas, dan migrasi per tahun tumbuh konstan. Metode ini lebih mudah
dilakukan dengan mengkaji pertumbuhan penduduk di dua atau lebih titik waktu yang berbeda.
Gambar 1.1 memperlihatkan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia tahun 2010
hingga 2014. Peningkatan ini relatif cepat, diperlukan kebijakan untuk mengatur atau
membatasi jumlah kelahiran agar kelahiran dapat dikendalikan dan kesejahteraan penduduk
makin meningkat. Rasio jenis kelamin pada tahun 2014 sama dengan tahun 2013 yaitu sebesar
101, yang artinya terdapat 101 laki-laki diantara 100 perempuan.
Demografi
GAMBAR 1.1
JUMLAH PENDUDUK INDONESIA MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2010 2014
Pada Gambar 1.2, berdasarkan hasil estimasi, jumlah penduduk tertinggi di Indonesia
terdapat di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk sebesar 46.300.543 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk terendah terdapat di Provinsi Papua Barat dengan jumlah penduduk sebesar
877.437 jiwa. Posisi urutan penduduk tertinggi hingga terendah ini tidak jauh berbeda dengan
tahun 2013, yang berbeda hanya Sumatera Selatan dan Lampung, serta Papua dan Jambi yang
bertukar posisi. Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan provinsi serta rasio jenis
kelamin terdapat pada Lampiran 1.2.
GAMBAR 1.2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2014, Hasil Estimasi
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk
piramida penduduk. Berdasarkan estimasi jumlah penduduk, dapat disusun sebuah piramida
penduduk tahun 2014. Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, badan piramida bagian
kiri menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan badan piramida bagian kanan
menunjukkan jumlah penduduk perempuan. Piramida tersebut merupakan gambaran struktur
penduduk yang terdiri dari struktur penduduk muda, dewasa, dan tua. Struktur penduduk ini
menjadi dasar bagi kebijakan kependudukan, sosial, budaya, dan ekonomi.
GAMBAR 1.3
PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2014
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2014, Hasil Estimasi
Pada Gambar 1.3 ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Indonesia termasuk struktur
penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari jumlah penduduk usia muda yang masih banyak.
Badan piramida besar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada
kelompok umur 25-29 tahun dan 30-34 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah
golongan penduduk usia tua juga cukup besar, terutama perempuan. Hal ini dapat dimaknai
dengan semakin tingginya usia harapan hidup, terutama perempuan. Kondisi ini menuntut
kebijakan terhadap penduduk usia tua. Bertambahnya jumlah penduduk tua dapat dimaknai
sebagai meningkatnya tingkat kesejahteraan, meningkatnya kondisi kesehatan tetapi juga dapat
dimaknai sebagai beban karena kelompok usia tua ini sudah tidak produktif lagi.
Konsentrasi penduduk di suatu wilayah dapat dipelajari dengan menggunakan ukuran
kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk per 1
kilometer persegi. Semakin besar angka kepadatan penduduk menunjukkan bahwa semakin
padat penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Rata-rata kepadatan penduduk di Indonesia
berdasarkan hasil estimasi sebesar 132 jiwa per km2, keadaan ini meningkat dari tahun
sebelumnya. Kepadatan penduduk berguna sebagai acuan dalam rangka mewujudkan
pemerataan dan persebaran penduduk. Kepadatan penduduk menurut provinsi tahun 2014
dapat dilihat pada Lampiran 1.4.
Demografi
GAMBAR 1.4
PETA PERSEBARAN KEPADATAN PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2014, Hasil Estimasi
Pada Gambar 1.4, kepadatan penduduk di Indonesia belum merata. Kepadatan penduduk
tertinggi terdapat di Pulau Jawa yaitu Provinsi DKI Jakarta sebesar 15.263 jiwa per km 2.
Kepadatan penduduk terendah terdapat di Provinsi Papua Barat sebesar 9 jiwa per km 2. Kondisi
ini tidak jauh berbeda dengan kondisi tahun sebelumnya. Dalam rangka pemerataan penduduk,
pemerintah melaksanakan beberapa cara, antara lain: (1) transmigrasi atau program
memindahkan penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang jarang penduduknya; (2)
pemerataan lapangan kerja dengan mengembangkan industri, terutama untuk provinsi yang
berada di luar Pulau Jawa; (3) pengendalian jumlah penduduk dengan menurunkan jumlah
kelahiran melalui program keluarga berencana atau penundaan umur nikah pertama.
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan
untuk mengetahui produktivitas penduduk yaitu Angka Beban Tanggungan atau Dependency
Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara
banyaknya orang berumur tidak produktif (belum produktif/umur di bawah 15 tahun dan tidak
produktif lagi/umur 65 tahun ke atas) dengan yang berumur produktif (umur 1564 tahun).
Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan
ekonomi suatu negara. Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tinggi
beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin
rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Pada Tabel 1.1, Angka Beban Tanggungan penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebesar
51,3. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk Indonesia yang produktif, di samping menanggung
dirinya sendiri, juga menanggung 51,3 orang yang tidak produktif. Kondisi ini tidak jauh berbeda
dengan tahun sebelumnya. Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka Angka Beban
Tanggungan perempuan sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan laki-laki. Pada tahun 2014,
angka beban tanggungan perempuan sebesar 51,4, yang berarti bahwa 100 orang penduduk
perempuan yang produktif, di samping menanggung dirinya sendiri, akan menanggung beban
51,4 penduduk perempuan yang tidak produktif.
TABEL 1.1
JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN NON PRODUKTIF
TAHUN 2014
No
Usia
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki dan
Perempuan
0 14 Tahun
37.439.660
35.337.708
72.773.368
15 64 Tahun
83.775.296
82.831.529
166.606.825
65 Tahun ke atas
5.706.908
7.033.357
12.740.265
Jumlah
126.921.864
125.202.594
252.120.458
51,5
51,4
51,3
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2014, Hasil Estimasi
Demografi
TABEL 1.2
PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
DI INDONESIA TAHUN 2014
No
Sasaran Program
Lahir Hidup
Bayi
Kelompok
Umur/Formula
-
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
2.47.130
2.339.174
4.809.304
0 Tahun
2.396.024
2.269.001
4.665.025
Batita
0 2 Tahun
7.313.483
6.915.434
14.228.917
Anak Balita
1 4 Tahun
9.973.365
9.415.426
19.388.791
Balita
0 4 Tahun
12.369.408
11.684.408
24.053.816
Pra Sekolah
5 6 Tahun
4.983.345
4.696.136
9.679.481
7 Tahun
2.541.878
2.394.269
4.936.147
7 12 Tahun
15.186.763
14.309.627
29.496.390
< 15 Tahun
37.439.660
35.337.708
72.777.368
15 64 Tahun
83.775.296
82.831.529
166.660.825
10
11
60 Tahun
8.795.184
10.347.677
19.142.861
12
70 Tahun
3.329.069
4.406.341
7.735.410
13
15 49 Tahun
69.148.825
69.148.825
14
15 39 Tahun
53.017.364
53.017.364
15
Ibu Hamil
5.290.235
5.290.235
16
Ibu Bersalin/Nifas
5.049.771
5.049.771
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2014, Hasil Estimasi
B. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan
keberhasilan pembangunan suatu negara. Berdasarkan data BPS, besaran pertumbuhan Produk
Domestik Bruto Indonesia pada tahun 2014 atas dasar harga berlaku sebesar Rp 10.542,7
triliun. Atas dasar harga konstan (tahun 2010) Produk Domestik Bruto Indonesia pada tahun
2014 sebesar Rp 8.568,1 triliun.
Produk Domestik Bruto per kapita merupakan Produk Domestik Bruto atas dasar harga
berlaku dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Dalam kurun waktu 20102014,
Produk Domestik Bruto per kapita atas dasar harga berlaku terus mengalami peningkatan, tahun
2010 sebesar Rp 28,8 juta, tahun 2011 sebesar Rp 32,4 juta, tahun 2012 sebesar Rp 35,1 juta,
tahun 2013 sebesar Rp 38,3 juta, dan tahun 2014 sebesar Rp 41,8 juta.
Gambar 1.5 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2014
sebesar 5,02%, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi
pada dua tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan masih terjadi krisis pada perekonomian
global, walaupun pemulihan terus berlangsung di berbagai ekonomi utama dunia namun dengan
kecepatan yang tidak sesuai dengan harapan dan tidak merata, dan diperberat dengan berbagai
permasalahan struktural pada perekonomian domestik yang telah berlangsung dalam beberapa
tahun terakhir. Permasalahan struktural tersebut antara lain ekspor yang masih didominasi
produk berbasis SDA (sumber daya alam), ketahanan pangan dan energi yang masih rendah,
pasar keuangan yang masih dangkal serta ketergantungan pada pembiayaan eksternal yang
meningkat.
GAMBAR 1.5
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2012 2014
(DALAM PERSEN)
Pada tahun 2014 beberapa kebijakan telah ditempuh pemerintah untuk memperbaiki
fundamental perekonomian agar tercipta fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan ekonomi. Ke
depannya, perekonomian Indonesia diperkirakan akan semakin baik, dengan kondisi
makroekonomi yang semakin kokoh, laju reformasi struktural yang semakin cepat, dan
fundamental ekonomi yang semakin kuat. Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi domestik
diperkirakan pada kisaran 5,4-5,8% dan tahun 2019 diperkirakan mencapai 6,5%. Namun perlu
dicermati pemulihan ekonomi dunia yang diperkirakan masih akan berjalan lambat dan tidak
merata serta tantangan baru di tingkat regional seiring dengan diberlakukannya Komunitas
Ekonomi ASEAN (KEA) pada akhir tahun 2015.
BPS melakukan pengukuran kemiskinan menggunakan konsep pemenuhan kebutuhan
dasar (basic need approach). Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau
sekelompok orang tidak mampu memenuhi hakhak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kemiskinan juga dipahami sebagai
ketidakmampuan ekonomi penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan maupun non
makanan yang diukur dari pengeluaran. Distribusi pendapatan merupakan ukuran kemiskinan
relatif. Namun karena data pendapatan sulit diperoleh, pengukuran distribusi pendapatan
menggunakan pendekatan data pengeluaran.
Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan cara menetapkan nilai standar kebutuhan
minimum, baik untuk makanan maupun untuk non makanan yang harus dipenuhi seseorang
untuk hidup secara layak. Nilai standar kebutuhan minimum tersebut digunakan sebagai garis
pembatas untuk memisahkan antara penduduk miskin dan tidak miskin. Garis pembatas
tersebut yang sering disebut dengan garis kemiskinan. Penduduk dengan tingkat pengeluaran
per kapita per bulan kurang dari atau di bawah garis kemiskinan dikategorikan miskin.
Demografi
GAMBAR 1.6
GARIS KEMISKINAN DI INDONESIA
TAHUN 2010 2014
GAMBAR 1.7
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
TABEL 1.3
PERSEBARAN JUMLAH DAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN
MENURUT KELOMPOK BESAR PULAU DI INDONESIA TAHUN 2012 2014
2012
No
Kelompok Pulau
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Jumlah
(ribu)
2013
%
Jumlah
(ribu)
2014
%
Jumlah
(ribu)
6.177,2
21,6
6.190,1
21,7
6.070,4
21,9
15.882,6
55,3
15.546,9
54,4
15.143,8
54,6
932,9
3,3
978,7
3,4
972,9
3,5
1.989,6
7,0
1.998,1
7,0
2.004,5
7,2
Sulawesi
2.045,6
7,1
2.139,6
7,5
2.054,9
7,4
1.626,8
5,7
1.700,5
6,0
1.481,4
5,3
28.553,9
11,47
27.727,8
10,96
Indonesia
28.594,7
11,66
Pada tabel 1.3 memperlihatkan persebaran jumlah dan proporsi penduduk miskin
berdasarkan kelompok pulau tahun 2012-2014 dan Gambar 1.9 memperlihatkan persentase
penduduk miskin menurut provinsi tahun 2014. Di Pulau Sumatera, persentase penduduk
miskin terbesar terdapat di Provinsi Aceh (16,98%) dan terrendah di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (4,97%). Di Pulau Jawa, persentase penduduk miskin terbesar terdapat di
Provinsi DI Yogyakarta (14,55%) dan terrendah di Provinsi DKI Jakarta (4,09%). Penduduk
Demografi
miskin di Pulau Kalimantan relatif kecil dan rata (6,07-8,07%). Secara lengkap jumlah dan
persentase penduduk miskin tahun 2000-2014 terdapat pada Lampiran 1.9. dan rincian
menurut provinsi tahun 2014 terdapat pada Lampiran 1.10.
Masalah kemiskinan juga perlu memperhatikan tingkat kedalaman dan keparahan
kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan merupakan ukuran rata-rata kesenjangan
pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin besar nilai
indeks semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis kemiskinan. Indeks
kedalaman kemiskinan secara nasional tahun 2014 sebesar 1,75. Indeks Keparahan Kemiskinan
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin
tinggi nilai indeks semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Indeks
keparahan kemiskinan secara nasional tahun 2014 sebesar 0,44. Rincian mengenai indeks
kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan menurut provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 1.11.
Ukuran yang dapat menggambarkan ketimpangan pendapatan yaitu koefisien
Gini/Indeks Gini (Gini Ratio). Indeks Gini adalah suatu koefisien yang menunjukkan tingkat
ketimpangan atau kemerataan distribusi pendapatan secara menyeluruh. Nilai indeks Gini ada
diantara 0 dan 1. Semakin tinggi nilai indeks Gini menunjukkan ketidakmerataan pendapatan
yang semakin tinggi. Apabila nilai indeks Gini 0 artinya terdapat kemerataan sempurna pada
distribusi pendapatan, sedangkan jika bernilai 1 berarti terjadi ketidakmerataan pendapatan
yang sempurna. Rincian mengenai indeks Gini dapat dilihat pada Lampiran 1.12.
Pendapatan yang diterima rumah tangga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan
rumah tangga tersebut. Namun informasi mengenai pendapatan rumah tangga yang akurat sulit
diperoleh, sehingga dilakukan pendekatan melalui data pengeluaran rumah tangga. Data
pengeluaran rumah tangga dibedakan menurut kelompok makanan dan bukan makanan, kedua
kelompok tersebut dapat menggambarkan bagaimana rumah tangga mengalokasikan kebutuhan
rumah tangganya. Menurut hukum ekonomi (Ernest Engel, 1857) bila selera tidak berbeda maka
persentase pengeluaran untuk makanan akan menurun seiring dengan meningkatnya
pendapatan. Dengan demikian secara umum semakin meningkat pendapatan (kesejahteraan),
semakin berkurang persentase pengeluaran untuk makanan.
Pada Gambar 1.8, berdasarkan hasi Susenas Maret 2014, persentase rata-rata
pengeluaran per kapita sebulan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan (50,04%)
masih lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran untuk non makanan (49,96%). Tiga
pengeluaran terbesar yaitu untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga (20,75%), makanan
dan minuman jadi (13,37%) dan pengeluaran untuk barang dan jasa (12,35%). Sedangkan
pengeluaran untuk kesehatan sebesar 3,29% dari total pengeluaran sebulan. Persentase ratarata pengeluaran kesehatan tersebut masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan
terhadap pengeluaran untuk tembakau dan sirih sebesar 6,33%.
10
GAMBAR 1.8
PERSENTASE RATA-RATA PENGELUARAN PER KAPITA PER BULAN
TAHUN 2014
Demografi
11
TABEL 1.4
PERKEMBANGAN ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJA,
DAN PENGANGGURAN TERBUKA TAHUN 2012 2014
2012
2013
2014
Angkatan Kerja
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
Agustus
121.819.813
119.849.734
123.170.509
120.172.003
125.316.991
121.872.931
69,59
67,76
69,15
66,77
69,17
66,60
114.061.982
112.504.868
115.929.612
112.761.072
118.169.922
114.628.026
7.757.831
7.344.866
7.240.897
7.410.931
7.147.069
7.244.905
6,37
6,13
5,88
6,17
5,70
5,94
12
C. KEADAAN PENDIDIKAN
Komponen pengukuran tingkat pembangunan manusia suatu negara yang cukup
berpengaruh yaitu komponen pendidikan. Perubahan yang terjadi secara terus menerus pada
perilaku masyarakat disebabkan oleh semakin meningkatnya tingkat pendidikan. Pendidikan
juga merupakan salah satu syarat mutlak pencapaian tujuan pembangunan manusia, dan
merupakan target pembangunan sekaligus sarana pembangunan nasional.Pendidikan
masyarakat dapat diukur dengan berbagai indikator, salah satu indikator yang secara sensitif
dapat mengukur tingkat pendidikan masyarakat yaitu rata-rata lama sekolah.
GAMBAR 1.10
RATA-RATA LAMA SEKOLAH PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS (DALAM TAHUN)
TAHUN 2010 - 2014
Rata-rata lama sekolah penduduk berumur 15 tahun ke atas sejak tahun 2011 cenderung
meningkat, yaitu 7,85 tahun pada tahun 2011 menjadi 8,28 tahun pada tahun 2014. Namun
begitu angka ini belum memenuhi tujuan program wajib belajar 9 tahun. Pada tahun 2014,
Demografi
13
terlihat kecenderungan rata-rata lama sekolah di perkotaan (9,7 tahun) lebih besar
dibandingkan di perdesaan (7,03 tahun). Hal ini terkait dengan keberadaan fasilitas sekolah
yang lebih banyak di perkotaan dibandingkan di perdesaan. Menurut jenis kelamin, laki-laki
(8,76 tahun) cenderung lebih lama bersekolah dibandingkan perempuan (8,04 tahun). Sebanyak
sembilan provinsi telah mencapai program wajib belajar 9 tahun, yaitu DKI Jakarta, Kepulauan
Riau, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Maluku, Papua Barat, Aceh, Sumatera Utara dan
Sulawesi Utara. Rata-rata lama bersekolah yang paling rendah di Provinsi Papua sebesar 6,32
tahun dan yang tertinggi di Provinsi DKI Jakarta sebesar 10,98 tahun. Rincian rata-rata lama
sekolah penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut provinsi dan jenis kelamin dapat dilihat
pada Lampiran 1.16.
Salah satu capaian dalam bidang pendidikan yaitu kepemilikan ijazah atau Surat Tanda
Tamat Belajar (STTB), yang pada akhirnya akan menjadi jalan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau menjadi dasar untuk mencari pekerjaan yang sesuai.
Selain itu, ijazah/STTB biasanya juga menjadi tolok ukur dalam pergaulan atau hubungan sosial.
Terkait dengan kualitas hidup manusia, ada kecenderungan semakin tinggi ijazah/STTB yang
dimiliki maka pengetahuan pun semakin banyak dan berakibat pada meningkatnya kualitas
hidup terutama di bidang kesehatan dan perumahan.
GAMBAR 1.11
PERSENTASE PENDUDUK UMUR 15 TAHUN KEATAS
MENURUT KEPEMILIKAN IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI TAHUN 2014
Pada tahun 2014, persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang memiliki
ijazah/STTB minimal SMA/sederajat sekitar 32,64%, sedangkan yang memiliki ijazah/STTB
SD/sederajat dan SMP/sederajat sekitar 48,23% dan yang tidak/belum pernah sekolah dan yang
tidak tamat SD (tidak memiliki ijazah/STTB) sekitar 19,14%. Apabila dibandingkan menurut
jenis kelamin, persentase penduduk laki-laki yang mempunyai ijazah/STTB minimal
SD/sederajat relatif lebih tinggi daripada penduduk perempuan.
Hal mendasar yang dibutuhkan oleh penduduk untuk menuju kehidupan yang lebih
sejahtera yaitu kemampuan membaca dan menulis. Penduduk yang bisa membaca dan menulis
secara umum memiliki akses ke berbagai hal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
14
penduduk yang tidak memiliki kemampuan tersebut, sehingga peluang untuk hidup lebih
sejahtera dimiliki oleh penduduk yang bisa membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan
menulis tercermin dari angka melek huruf dan angka buta huruf.
Angka buta huruf menjadi dasar pelaksanaan program pemberantasan buta huruf, dan
diharapkan angka buta huruf terus menurun. Tahun 2014 angka buta huruf sebesar 4,88% lebih
rendah jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 6,08%. Angka melek huruf (AMH)
merupakan kebalikan dari angka buta huruf. AMH merupakan persentase penduduk berumur 15
tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam
hidupnya sehari-hari. Angka melek huruf menunjukan kemampuan penduduk dalam menyerap
informasi dari berbagai media dan menunjukan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan
dan tulisan. Angka melek huruf yang semakin besar diharapkan dapat mengurangi tingkat
kemiskinan sehingga tingkat kesejahteraan diharapkan dapat semakin meningkat.
GAMBAR 1.12
ANGKA MELEK HURUF (DALAM PERSEN) MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Pada Gambar 1.12, AMH secara nasional tahun 2014 sebesar 95,12%. Kondisi ini terus
meningkat dari tahun ke tahun, peningkatan tahun 2014 sebesar 1,19% dari tahun 2013.
Provinsi Sulawesi Utara memiliki angka melek huruf tertinggi (99,60%) dan terendah di Provinsi
Papua (70,92%). Secara umum di 33 provinsi, AMH laki-laki lebih tinggi dari perempuan, kecuali
di Provinsi Gorontalo. Disparitas angka melek huruf antara laki-laki dan perempuan berkisar
antara 0,36% sampai dengan 12, 57%, terendah di Provinsi Sulawesi Utara dan tertinggi di
Provinsi Papua. Rincian angka melek huruf (persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas
yang melek huruf) menurut provinsi dan jenis kelamin dapat dilihat pada Lampiran 1.18.
Indikator angka partisipasi merupakan indikator pendidikan yang mengukur tingkat
partisipasi sekolah penduduk menurut kelompok umur sekolah atau jenjang pendidikan
tertentu. Ada tiga jenis indikator yang memberikan gambaran mengenai partisipasi sekolah
Demografi
15
yaitu angka partisipasi sekolah (APS), angka partisipasi kasar (APK), dan angka partisipasi
murni (APM).
APS merupakan persentase jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang
bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dibagi dengan penduduk kelompok usia sekolah
yang sesuai. Indikator ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang masih
bersekolah di semua jenjang pendidikan. APS secara umum dikategorikan menjadi 3 kelompok
umur, yaitu 7-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat
SMP/MTs, 16-18 tahun mewakili umur setingkat SMA/SMK dan 19-24 tahun mewakili umur
setingkat perguruan tinggi. Semakin tinggi APS berarti semakin banyak anak usia sekolah yang
bersekolah.
GAMBAR 1.13
PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH TAHUN 2011 2014
Gambar 1.13 memperlihatkan APS tahun 2011 sampai dengan 2014 untuk tiap kelompok
umur sekolah cenderung meningkat. Semakin tinggi kelompok umur maka tingkat partisipasi
sekolahnya semakin kecil, hal ini dimungkinkan pada kelompok umur 16-18 tahun dan 19-24
tahun telah masuk dalam angkatan kerja dan bekerja. Peningkatan terbesar terjadi pada
kelompok umur 16-18 tahun atau kelompok umur SMA/sederajat, hal ini sejalan dengan
program wajib belajar 12 tahun. Peningkatan APS pada kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15
tahun juga terjadi dan sejalan dengan program wajib belajar 9 tahun yang mendahului program
wajib belajar 12 tahun. Rincian APS menurut provinsi dan kelompok umur tahun 2011-2014
dapat dilihat pada Lampiran 1.19, sedangkan rincian APS menurut provinsi, jenis kelamin, dan
kelompok umur tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 1.20.
APK merupakan indikator yang dapat memberikan gambaran mengenai partisipasi
sekolah penduduk yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu tanpa memperhatikan
umur. APK adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat
pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tertentu, dinyatakan dalam persen. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk
secara umum di suatu jenjang pendidikan. Hasil perhitungan APK ini digunakan untuk
mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah
16
tertentu. Semakin tinggi APK menunjukkan semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah
di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.
Pada Gambar 1.14 diketahui nilai APK untuk SD/MI tahun 2011-2014 melebihi 100
persen yang menunjukkan masih adanya penduduk yang terlalu cepat sekolah (penduduk usia
dibawah 7 tahun yang sudah bersekolah) atau terlambat bersekolah (penduduk usia lebih dari
12 tahun masih bersekolah di SD/sederajat). Pada tahun 2014 nilai APK untuk SD/sederajat
sebesar 108,87%, SMP/sederajat sebesar 88,63%, SMA/sederajat sebesar 74,26% dan
perguruan tinggi sebesar 25,76%. Kondisi pada tahun 2014 ini lebih tinggi jika dibandingkan
dengan tahun 2013 pada semua jenjang pendidikan. Rincian APK menurut provinsi tahun 20112014 dapat dilihat pada Lampiran 1.21. Secara umum APK penduduk perempuan lebih tinggi
dibandingkan penduduk laki-laki di semua jenjang pendidikan, kecuali SD/sederajat. Hal ini
menunjukan lebih banyak penduduk perempuan yang melanjutkan pendidikan ke tingkat yang
lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki. Rincian APK menurut provinsi dan jenis kelamin
tahun 2014 terdapat pada Lampiran 1.22.
GAMBAR 1.14
PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI KASAR PENDIDIKAN TAHUN 2011 2014
Indikator pendidikan lainnya yaitu angka pendidikan murni (APM). APM merupakan
perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu
dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dengan usianya, dinyatakan dalam persen. Berbeda
dengan APK, APM menggunakan batasan kelompok umur. Indikator APM ini digunakan untuk
mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang
sesuai dengan usianya. Semakin tinggi APM menandakan semakin banyak anak usia sekolah
yang bersekolah di suatu daerah. Jika dibandingkan APK, APM merupakan indikator pendidikan
yang lebih baik karena memperhitungjkan juga partisipasi penduduk kelompok usia standar di
jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut.
Pada Gambar 1.15, tahun 2014 nilai APM untuk SD/sederajat sebesar 96,45%,
SMP/sederajat sebesar 77,53% dan SMA/sederajat sebesar 59,35%. Kondisi ini terus meningkat
pada semua jenjang pendidikan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Nilai APM lebih
mencerminkan kondisi partisipasi sekolah dibandingkan nilai APK. Rincian APM menurut
provinsi tahun 2011-2014 terdapat pada Lampiran 1.23.
Demografi
17
GAMBAR 1.15
PERSENTASE ANGKA PARTISIPASI MURNI PENDIDIKAN TAHUN 2011 2014
18
Gambar 1.17 menunjukkan nilai IPM menurut provinsi tahun 2013. Berdasarkan
pembagian tersebut, belum ada provinsi di Indonesia yang mempunyai nilai IPM kategori tinggi,
semua provinsi di Indonesia masuk dalam kategori pembangunan manusia menengah atas
(65IPM<80). Provinsi DKI Jakarta mempunyai nilai IPM tertinggi sebesar 78,59 dan Provinsi
Papua mempunyai nilai IPM terendah sebesar 66,25. Tahun 2013 sudah terdapat nilai IPM untuk
Provinsi Kalimantan Utara, yaitu sebesar 74,72. Pada Gambar 1.18 terlihat pula kesenjangan
capaian pembangunan manusia di wilayah barat dan timur Indonesia. Provinsi di wilayah timur
masih terlihat tertinggal daripada provinsi di wilayah barat. Otonomi daerah diharapkan dapat
meningkatkan kemajuan pembangunan khususnya dalam rangka meningkatkan kualitas
kehidupan manusia.
Keberhasilan pembangunan manusia tidak hanya diukur dari capaian IPM di suatu
wilayah, tetapi juga melihat kecepatan dalam peningkatan IPM. Untuk mengukur kecepatan
perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu digunakan ukuran reduksi shortfall per tahun.
Semakin rendah kecepatan peningkatan IPM, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai nilai IPM yang ideal karena reduksi shortfall merupakan gambaran laju pergerakan
IPM untuk mencapai nilai idealnya. Kecepatan Indonesia untuk mencapai IPM ideal tahun 20122013 yaitu 1,97, sedikit lebih cepat dibandingkan tahun 2011-2012. Dari 34 provinsi, reduksi
Demografi
19
shortfall terendah di Provinsi Kalimantan Tengah (0,88) dan tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta
(2,67).
Indikator terkait bidang kesehatan yang mempengaruhi nilai IPM, yaitu Angka Harapan
Hidup (AHH). AHH adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada
perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur. AHH merupakan angka pendekatan yang
menunjukkan kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama. Selain itu, AHH merupakan alat
untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada
umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.
GAMBAR 1.18
ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (DALAM TAHUN) TAHUN 2013
Pada tahun 2013, nilai AHH Indonesia mencapai 70,07 tahun lebih tinggi dari nilai AHH
tahun 2012 (69,87 tahun). Gambar 1.18 menunjukkan nilai AHH menurut provinsi di Indonesia
tahun 2013. Provinsi dengan nilai AHH tertinggi yaitu DI Yogyakarta sebesar 73,62 tahun dan
provinsi dengan nilai AHH terendah yaitu Nusa Tenggara Barat sebesar 63,21 tahun. Tahun
2013 nilai AHH untuk Provinsi Kalimantan Utara (pemekaran dari Kalimantan Timur) sebesar
69,70. Rincian komponen IPM menurut provinsi tahun 2012-2013 dapat dilihat pada Lampiran
1.24.
***
20
.
Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan sarana
kesehatan. Sarana kesehatan yang diulas pada pada bagian ini terdiri dari fasilitas pelayanan
kesehatan dan institusi pendidikan kesehatan milik pemerintah yang menghasilkan tenaga
kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dibahas pada bagian ini terdiri dari : puskesmas,
rumah sakit, dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa fasilitas
pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Sarana Kesehatan
23
GAMBAR 2.1
JUMLAH PUSKESMAS TAHUN 2010 2014
10.000
9.000
9.321
9.005
8.000
9.655
9.510
9.731
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0
2010
2013
2014
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa jumlah puskesmas meningkat sejak tahun
2010 sebesar 9.005 unit menjadi 9.731 unit pada tahun 2014. Namun demikian, peningkatan
jumlah puskesmas tidak secara langsung menggambarkan pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan dasar di suatu wilayah. Pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar dapat
digambarkan secara umum oleh indikator rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk.
Peningkatan jumlah puskesmas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015, ternyata sejalan
dengan peningkatan rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk, yaitu dari 1,14 menjadi 1,16.
GAMBAR 2.2
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK
TAHUN 20102014
1,14
1,16
1,17
1,17
1,16
0
2010
2011
2012
Tahun
2013
2014
Rasio puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2014 sebesar 1,16. Angka ini
menurun dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,17. Hal ini disebabkan laju pertambahan jumlah
puskesmas lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan jumlah penduduk.
24
Provinsi dengan rasio tertinggi yaitu Papua Barat sebesar 5,09 per 30.000 penduduk,
sedangkan Provinsi Banten memiliki rasio terendah sebesar 0,59 per 30.000 penduduk. Rasio
puskesmas per 30.000 penduduk belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya mengenai
aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar. Sebagai contoh, tiga provinsi
dengan rasio tertinggi seluruhnya berada di wilayah timur yaitu Papua Barat, Maluku, dan
Papua. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah penduduk yang relatif sedikit sedangkan wilayah
kerja yang luas.
GAMBAR 2.3
RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK DI INDONESIA
TAHUN 2014
Pada gambar di atas nampak bahwa selain Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur juga
memiliki rasio rendah yaitu sebesar 0,68 dan 0,75 per 30.000 penduduk. Selain 3 provinsi
tersebut, seluruh provinsi di Pulau Jawa memiliki rasio puskesmas yang rendah. Hal ini
disebabkan karena jumlah dan kepadatan populasi yang tinggi. Namun demikian,ketersediaan
pelayanan kesehatan dasar pada provinsi di Pulau Jawa relatif cukup karena selain berasal dari
sektor pemerintah, juga didukung oleh sektor swasta.Kondisi seperti ini sebetulnya tetap harus
diperhatikan, karena meskipun kebutuhan pelayanan kesehatan dasar dapat dipenuhi oleh
sektor swasta, suatu wilayah tetap membutuhkan entitas yang berperan sebagai
penanggungjawab upaya kesehatan masyarakat.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan dasar,
puskesmas melaksanakan upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan perseorangan yang diberikan terdiri dari pelayanan rawat jalan dan rawat inap
untuk puskesmas tertentu jika dianggap diperlukan. Meskipun pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan inti dari puskesmas, pelayanan kesehatan perseorangan juga menjadi perhatian dari
pemerintah. Bagi daerah yang termasuk Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (DTPK), Dana
Alokasi Khusus (DAK) digelontorkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota untuk
pembangunan puskesmas pembantu (pustu) dan puskesmas serta peningkatan puskesmas non
rawat inap menjadi puskesmas rawat inap. Bagi daerah di luar kategori DTPK, DAK bisa
Sarana Kesehatan
25
Pada gambar di atas diketahui bahwa jumlah puskesmasnon rawat inap meningkat dari
6.085unit pada tahun 2010 menjadi 6.353unit pada tahun 2014. Meskipun demikian, terjadi
penurunan dari 6.358 unit pada tahun 2012 menjadi 6.338 unit pada tahun 2013. Hal ini dapat
disebabkan karena adanya perubahan status dari puskesmasnon rawat inap menjadi
puskesmasrawat inap. Peningkatan jumlah juga terjadi pada puskesmasrawat inap yaitu dari
2.920 unit pada tahun 2010 menjadi 3.378 unit pada tahun 2014. Dapat dikatakan bahwa
terdapat 34,71% puskesmas rawat inap pada tahun 2014.
Puskesmas juga berkomitmen terhadap penurunan AKI dan AKB melalui upaya
kesehatan kesehatan ibu, anak, gizi, promosi kesehatan serta penyelenggaraan puskesmas
PONED. Bentuk pelayanan lain yang juga diberikan terkait dengan program kesehatan
yaitupelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR), upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan
olahraga, dan tatalaksana kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA). Bentuk pelayanan kesehatan
tersebut diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan yang ada di wilayah kerja. Sebagai contoh
upaya kesehatan kerja dibutuhkan pada puskesmas dengan wilayah kerja yang memiliki banyak
pusat industri. Gambaran lebih rinci tentang jumlah dan jenis puskesmas menurut provinsi
terdapat pada Lampiran 2.1 dan Lampiran 2.2.
26
Konsep rawat inap yang digunakan dalam Puskesmas PONED berbeda dengan konsep
yang digunakan puskesmas rawat inap. Konsep rawat inap pada Puskesmas PONED adalah
perawatan inap kepada pasien pasca tindakan emergensi (one day care). Dengan demikian,
puskesmas non rawat inap yang memiliki tempat tidur dan mampu melakukan tindakan
emergensi obstetri dan neonatal dasar, dapat menyelenggarakan PONED.
Sarana Kesehatan
27
Sumber: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015
28
Pada gambar 2.6 dapat diketahui bahwa indikator jumlah puskesmas melaksanakan
upaya kesehatan kerja pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatandan
melampui target yang ditetapkan.
Sumber: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015
Sarana Kesehatan
29
Gambar 2.7 menunjukkan bahwa pada tahun 2010, jumlah puskesmas dengan pelayanan
kesehatan olahraga sebanyak 160 unit. Jumlah ini meningkat menjadi 879 puskesmas pada
tahun 2014. Dalam kurun waktu tersebut, jumlah puskesmas dengan pelayanan kesehatan
olahraga berhasil mencapai target yang telah ditentukan. Data dan informasi lebih detail tentang
jumlah puskesmas yang melaksanakan upaya kesehatan olahraga tahun 2014 menurut provinsi
terdapat pada Lampiran 2.3.
30
memiliki puskesmas dengan tenaga kesehatan terlatih, meskipun belum semua puskesmas yang
ada di kabupaten/kota tersebut memiliki tenaga kesehatan terlatih. Selain puskesmas,
Kementerian Kesehatan juga telah melakukan pelatihan akupunktur dan herbal kepada 101
rumah sakit di 33 provinsi di Indonesia.
Gambaran menurut provinsi mengenai jumlah puskesmas, kabupaten/kota, dan
persentase kabupaten/kota dengan tenaga kesehatan terlatih dapat dilihat pada Lampiran 2.3
dan Lampiran 2.4.
B. RUMAH SAKIT
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga diperlukan upaya
kuratif dan rehabilitatif selain upaya promotif dan preventif. Upaya kesehatan yang bersifat
kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah sakit yang juga berfungsi sebagai
penyedia pelayanan kesehatan rujukan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang Perizinan
Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan kepemilikan, yaitu rumah sakit publik
dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola pemerintah,
pemerintah daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat
adalah rumah sakit yang dikelola oleh bahan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk
perseroan terbatas atau persero.
Sarana Kesehatan
31
TABEL 2.1
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT KEPEMILIKAN
DI INDONESIA TAHUN 2012 2014
No
1
Pengelola/Kepemilikan
2013
2014
Publik
Kementerian Kesehatan dan Pemerintah
Provinsi/ Kabupaten/Kota
656
676
687
TNI/Polri
154
159
169
Kementerian Lain
727
724
736
1.540
1.599
Jumlah Publik
2
2012
1.406
Privat
BUMN
75
67
67
Swasta
468
599
740
315
543
807
1.721
2.083
2.406
Jumlah Privat
Jumlah
Sumber: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
Jumlah rumah sakit umum dan rumah sakit khusus pada tahun 2014 adalah 1.855 unit
dan 551unit. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2013 yang masing-masing sebesar
1.725 dan 503. Gambar berikut ini menggambarkan perkembangan jumlah rumah sakit umum
dan rumah sakit khusus dalam lima tahun terakhir.
GAMBAR 2.9
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM DAN RUMAH SAKIT KHUSUS
DI INDONESIA TAHUN 2010 2014
32
Jumlah RSK pada tahun 2013 sebagian besar adalah rumah sakit ibu dan anak berjumlah
233 unit dengan persentase 42,29%. Proporsi jenis RSK di Indonesia pada tahun 2014 terdapat
pada gambar berikut.
GAMBAR 2.10
PERSENTASE RUMAH SAKIT KHUSUS (RSK)
MENURUT JENIS DI INDONESIA TAHUN 2014
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa persentase jenis RSK tertinggi yaitu Rumah
Sakit Ibu dan Anak. Persentase rumah sakit bersalin juga memiliki proporsi yang besar yaitu
20,51%.
Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan
dan perorangan di suatu wilayah dapat dilihat dari rasio tempat tidur terhadap 1.000 penduduk.
Rasio tempat tidur di rumah sakit di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 1,07 per 1.000
penduduk. Rasio ini lebih rendah dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,12 per 1.000 penduduk.
Rasio tempat tidur di rumah sakit di Indonesia sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014
ditampilkan pada Gambar 2.11.
Jika dilihat secara nasional, pada tahun 2014 jumlah tempat tidur telah mencukupi,
namun masih terdapat beberapa provinsi dengan rasio kurang dari 1 tempat tidur per 1.000
penduduk, yaitu sebanyaktiga belas provinsi.
Sarana Kesehatan
33
GAMBAR 2.11
RASIO JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
PER 1.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2010 2014
1,20
1,00
0,80
0,60
0,95
0,40
0,67
0,71
2010
2011
1,12
1,07
0,20
0,00
2012
Tahun
2013
2014
Rasio tertinggi terdapat di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 2,82, DKI Jakarta sebesar 2,11,
dan Sulawesi Utara sebesar 2,1. Sedangkan provinsi dengan rasio terendah yaitu Nusa Tenggara
Barat sebesar 0,64, Lampung sebesar 0,71, dan Jawa Barat sebesar 0,72.
GAMBAR 2.12
RASIO TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
PER 1.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014
34
Rumah sakit juga dikelompokkan menurut kelas berdasarkan fasilitas dan kemampuan
pelayanan menjadi kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas D. Pada tahun 2014, terdapat 60 unit RS
kelas A, 308 unit kelas B, 803 unit RS kelas C, 537 unit RS kelas D, dan sebanyak 700 unit RS
lainnya belum ditetapkan kelas.
GAMBAR 2.13
PERSENTASE RUMAH SAKIT MENURUT KELAS
DI INDONESIA TAHUN 2014
Pada Gambar 2.13 dapat diketahui bahwa rumah sakit kelas C memiliki persentase
tertinggi sebesar 33,35%. Sedangkan persentase terendah adalah rumah sakit kelas A sebesar
2,49%. Informasi lebih rinci tentang rumah sakit menurut provinsi terdapat pada Lampiran 2.5,
2.6, 2.7, 2.8, dan 2.9.
Sarana Kesehatan
35
kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang
disebabkan oleh penyalahgunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan atau penggunaan yang
salah/tidak tepat serta tidak memenuhi mutu keamanan dan pemanfaatan yang dilakukan sejak
proses produksi, distribusi hingga penggunaannya di masyarakat. Cakupan sarana produksi
bidang kefarmasian dan alat kesehatan menggambarkan tingkat ketersediaan sarana pelayanan
kesehatan yang melakukan upaya produksi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan. Sarana
produksi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan antara lain Industri Farmasi, Industri Obat
Tradisional (IOT)/Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA), Industri Kosmetika, Usaha Kecil Obat
Tradisional (UKOT)/Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Produksi Alat Kesehatan (Alkes)
dan Produksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
Sarana produksi dan distribusi di Indonesia masih menunjukkan adanya ketimpangan
dalam hal persebaran jumlah. Sebagian besar sarana produksi maupun distribusi berlokasi di
Indonesia bagian barat yaitu Sumatera dan Jawa sebesar 94,7% sarana produksi dan 77,0%
sarana distribusi. Ketersediaan ini terkait dengan sumberdaya yang dimiliki dan kebutuhan pada
wilayah setempat. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam kebijakan untuk
mengembangkan jumlah sarana produksi dan distribusi kefarmasian dan alat kesehatan di
Indonesia bagian tengah dan timur, sehingga terjadi pemerataan jumlah sarana tersebut di
seluruh Indonesia. Selain itu, hal ini bertujuan untuk membuka akses keterjangkauan
masyarakat terhadap sarana kesehatan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
Jumlah sarana produksi pada tahun 2014 sebesar 2.817 sarana. Pada tahun 2014
terdapat 11 provinsi yang tidak memiliki seluruh jenis industri kefarmasian dan alat kesehatan
yang disebutkan di atas. Provinsi dengan jumlah sarana produksi terbanyak adalah Jawa Barat
sebesar 762 sarana.Hal ini dapat disebabkan karena Jawa Barat memiliki populasi yang besar
dan wilayah yang luas. Jumlah sarana produksi kefarmasian dan alat kesehatan pada tahun 2014
terdapat pada gambar berikut.
GAMBAR 2.14
JUMLAH SARANA PRODUKSI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DI INDONESIA TAHUN 2014
Sumber: Ditjen. Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
36
Sarana distribusi kefarmasian dan alat kesehatan yang dipantau jumlahnya oleh Ditjen
Binfar dan Alkes antara lain yaitu: Pedagang Besar Farmasi (PBF), Apotek, Toko Obat dan
Penyalur Alat Kesehatan (PAK). Jumlah sarana distribusi kefarmasian dan alat kesehatan pada
tahun 2014 sebesar 35.566 sarana. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan tahun 2013 yaitu
sebesar 33.731 sarana. Gambar berikut menyajikan jumlah sarana distribusi kefarmasian pada
tahun 2014. Data lebih rinci menurut provinsi mengenai jumlah sarana produksi dan distrbusi
kefarmasian terdapat pada Lampiran 2.18 dan Lampiran 2.19.
GAMBAR 2.15
JUMLAH SARANA DISTRIBUSI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DI INDONESIA TAHUN 2014
Sumber: Ditjen. Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
Sarana Kesehatan
37
dikirim oleh provinsi, maka relatif sulit bagi pemerintah pusat untuk menentukan langkahlangkah yang harus dilakukan. Adanya data ketersediaan obat di provinsi atau kabupaten/kota
akan mempermudah penyusunan prioritas bantuan maupun intervensi program di masa yang
akan datang.
Untuk mendapatkan gambaran ketersediaan obat dan vaksin di Indonesia, dilakukan
pemantauan ketersediaan obat dan vaksin. Obat yang dipantau ketersediaannya merupakan
obat indikator yang digunakan untuk pelayanan kesehatan dasar dan obat yang mendukung
pelaksanaan program kesehatan. Jumlah item obat yang dipantau adalah 144 item obat dan
vaksin yang terdiri dari 135 item obat untuk pelayanan kesehatan dasar dan 9 jenis vaksin untuk
imunisasi dasar.
Indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin tahun 2014 memiliki target sebesar
100%, dari data dan perhitungan yang dilakukan oleh Ditjen Binfar dan Alkes didapatkan
persentase ketersediaan rata-rata nasional pada tahun 2014 sebesar 100,51%. Dengan demikian
apabila dibandingkan dengan target tahun 2014, maka capaian kinerja indikator persentase
ketersediaan obat dan vaksin tersebut adalah sebesar 100,51%. Data dan informasi lebih rinci
mengenai ketersediaan obat dan vaksin 144 item terdapat pada Lampiran 2.20 dan 2.21.
Target Renstra2014 :
80%
Sumber : Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
38
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar provinsi telah memenuhi
target 80%, yaitu 28 provinsi (84,85%). Provinsi dengan rata-rata penggunaan tertinggi adalah
Sulawesi Utara sebesar 97,48% diikuti oleh Sulawesi Barat sebesar 96,24% dan Kepulauan Riau
sebesar 93,17%. Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Jawa Tengah sebesar
73,2% diikuti oleh Bali sebesar 73,9% dan Kalimantan Timur sebesar 77,3%. Data dan informasi
lebih rinci menurut provinsi mengenai penggunaan obat generik terdapat pada Lampiran 2.22.
Sarana Kesehatan
39
Jenis UKBM lainnya adalah Poskesdes, yaitu UKBM yang dibentuk di desa untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa sehingga mempermudah akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan utama poskesdes yaitu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat desa berupa pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan
ibu menyusui, pelayanan kesehatan anak, pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans
penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku berisiko, surveilans lingkungan dan masalah
kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan serta kesiapsiagaan terhadap
bencana. Jumlah poskesdes yang beroperasi pada tahun 2014 sebanyak 55.517 unit. Jumlah ini
meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 54.731 unit.
Salah satu UKBM yang memiliki peran signifikan dalam pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah posyandu. Posyandu dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat terutama ibu, bayi, dan anak balita. Posyandu memiliki 5 program prioritas
yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, serta pencegahan dan
penanggulangan diare.
Terdapat 289.635 Posyandu pada tahun 2014 di Indonesia. Dari jumlah tersebut,
posyandu pratama sebanyak 13,06%, madya sebanyak 27,74%, purnama sebanyak 31,6%, dan
mandiri sebanyak 8,71%.
GAMBAR 2.18
PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DI INDONESIA TAHUN 2014
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi adalah posyandu purnama
dan proporsi terendah adalah posyandu mandiri. Dengan demikian diperlukan upaya intensif
untuk meningkatkan jumlah posyandu mandiri. Dalam menjalankan fungsinya, perlu diketahui
rasio kecukupan posyandu terhadap masyarakat yang ada. Pada tahun 2014, rasio posyandu
terhadap jumlah desa/kelurahan adalah 3,42. Pada tingkat nasional, rasio posyandu terhadap
jumlah desa/keluarahan memang nampak telah mencukupi yaitu lebih dari satu. Namun jika
dilihat pada tingkat provinsi terdapat dua provinsi yang memiliki rasio kurang dari satu, yaitu
Papua dan Papua Barat.
40
GAMBAR 2.19
RASIO POSYANDU TERHADAP DESA/KELURAHAN
DI INDONESIA TAHUN 2014
Gambar di atas menunjukkan bahwa DKI Jakarta memiliki rasio tertinggi sebesar 15,78.
Papua dan Papua Barat memiliki rasio kurang dari satu, masing-masing sebesar 0,57 dan 0,65.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan juga memerlukan peran serta kader dan tokoh
masyarakat/agama. Sampai dengan dengan tahun 2014 terdapat 569.477 kader/toma/toga
terlatih. Data/informasi lebih rinci mengenai jumlah UKBM menurut provinsi tahun 2014
terdapat pada Lampiran 2.11, dan Lampiran 2.12.
Sarana Kesehatan
41
5. Keterapian fisik yang terdiri dari fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, dan
akupunktur
6. Keteknisan medis terdiri dari analis kesehatan, teknik gigi, teknik radiodiagnostik dan
radioterapi, perekam informasi kesehatan, teknik elektromedik, dan ortotik prostetik.
GAMBAR 2.20
JUMLAH PROGRAM STUDI POLTEKKES DIPLOMA III DAN IV
DI INDONESIA TAHUN 2014
2. PesertaDidik
Peserta didik pada Diploma III yang dimiliki oleh Poltekkes di Indonesia pada tahun
2014 terdiri dari peserta didik tingkat I (tahun ajaran 2014/2015), tingkat II (tahun ajaran
2013/2014), dan tingkat III (tahun ajaran 2012/2013) yaitu berjumlah 60.158. Jumlah terbesar
berasal dari program studi keperawatan sebanyak 39.275 mahasiswa, dan program studi
keterapian fisik memiliki jumlah peserta didik terendah yaitu 563 mahasiswa. Pola yang sama
terjadi pada program diploma IV dengan jumlah peserta didik tertinggi adalah program studi
keperawatan sebanyak 5.963 mahasiswa dan program studi keterapian fisik memiliki jumlah
peserta didik terendah sebanyak 739 mahasiswa.
42
GAMBAR 2.21
JUMLAH PESERTA DIDIK DIPLOMA III DAN DIPLOMA IV POLTEKKES
DI INDONESIA TAHUN 2014
Data dan informasi lebih rinci mengenai jumlah peserta didik di institusi Poltekkes
terdapat pada Lampiran 2.16 dan 2.17.
***
Sarana Kesehatan
43
44
.
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga di bidang kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan dan asisten tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam tiga belas jenis, yang terdiri atas: tenaga medis,
tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga
kesehatan masyarat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga
keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan
lainnya.
Tenaga Kesehatan
47
ijazah dan sertifikat kompetensi. STR berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang setiap
lima tahun.
Pendataan tenaga kesehatan yang dilakukan oleh Sekretariat Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI) menggunakan pendekatan jumlah tenaga medis (dokter/dokter spesialis, dokter
gigi/dokter gigi spesialis) yang mempunyai STR. Berdasarkan pendataan dari KKI dapat
diketahui jumlah tenaga medis di Indonesia yang ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut ini.
GAMBAR 3.1
JUMLAH TENAGA MEDIS YANG MEMPUNYAI SURAT TANDA REGISTRASI DI INDONESIA
SAMPAI TAHUN 2014
Jumlah tenaga medis yang mempunyai STR pada tahun 2014 di Indonesia berjumlah
157.393 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah dokter umum berjumlah 102.180,
dokter spesialis di Indonesia berjumlah 26.896, dokter gigi spesialis 2.436 dan jumlah dokter
gigi sebesar 25.881 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Rincian lengkap mengenai
jumlah dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang mempunyai STR
dapat dilihat pada Lampiran 3.5.
Jumlah tenaga medis terbanyak terdapat di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 27.721, Jawa
Barat sebanyak 24.171 dan Jawa Timur sebanyak 21.022 tenaga medis. Jumlah tenaga medis
terkecil terdapat di Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 201, Maluku Utara sebanyak 253 dan
Kalimantan Utara sebanyak 285 tenaga medis. Tenaga dokter umum terbanyak berada di
Provinsi DKI Jakarta sebanyak 16.092, Jawa Barat sebanyak 15.892 dan Jawa Timur sebanyak
12.738 tenaga dokter, sedangkan jumlah dokter terkecil terdapat di Provinsi Sulawesi Barat
sebanyak 111, Maluku Utara sebanyak 181 dan Kalimantan Utara sebanyak 189 tenaga dokter.
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Perkonsil Nomor 1/KKI/PER/I/2010 Tentang Registrasi Dokter Program Internsip dan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 299/MENKES/PER/II/2010 tentang Penyelenggaraan
Program Internsip dan Penempatan Dokter Pasca Internsip, menyebutkan bahwa terhadap
dokter lulusan program pendidikan kedokteran dengan kurikulum berbasis kompetensi
diperlukan proses pemahiran dan/atau untuk memantapkan mutu profesi dokter yang baru
lulus program studi pendidikan kedokteran berbasis kompetensi diselenggarakan melalui
program internsip setelah memperoleh sertifikat kompetensi dari Kolegium Dokter Primer
48
Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2014, total STR Dokter Peserta Internsip yang telah
diterbitkan KKI ada sejumlah 16.804 STR, selama tahun 2014 telah diterbitkan 6.522 STR dokter
peserta internsip.
Sesuai Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Registrasi
Dokter dan Dokter Gigi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis,
disebutkan bahwa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan Program Pendidikan Dokter
Gigi Spesialis (PPDGS) adalah program pendidikan profesi fase lanjutan dari program profesi
dokter dan dokter gigi dengan metode pembelajaran secara mandiri dan di bawah pengawasan
untuk menjadi dokter spesialis dan dokter gigi spesialis. STR PPDS/PPDGS adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh KKI kepada dokter dan dokter gigi peserta PPDS/PPDGS yang telah
diregistrasi. Sampai dengan akhir tahun 2014, jumlah STR Dokter peserta PPDS/Dokter Gigi
peserta PPDGS yang telah diterbitkan sebanyak 224.
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Registrasi
Sementara dan Registrasi Bersyarat Bagi Dokter dan Dokter Gigi Warga Negara Asing (WNA),
STR sementara diberikan kepada dokter WNA dan dokter gigi WNA yang diakui secara hukum
untuk melakukan kegiatan dalam rangka pendidikan, pelatihan, penelitian, pelayanan kesehatan
di bidang kedokteran atau kedokteran gigi yang bersifat sementara di Indonesia. STR bersyarat
diberikan kepada dokter WNA dan dokter gigi WNA yang diakui secara hukum untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan kedokteran spesialis atau kedokteran gigi spesialis di Indonesia.
Selama tahun 2014, penerbitan STR dokter dan dokter gigi WNA untuk STR sementara tidak ada
(total 8 STR sejak tahun 2010) dan STR bersyarat sebesar satu STR (total 13 STR Bersyarat sejak
tahun 2010).
Registrasi tenaga kefarmasian diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Tenaga teknis
kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalankan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga
menengah farmasi/asisten apoteker.
Setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki
surat tanda registrasi, yang disebut dengan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dan Surat
Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK). STRA adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh menteri kepada apoteker yang telah diregistrasi, STRTTK adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh menteri kepada tenaga teknis kefarmasian yang telah diregistrasi. Kedua
tanda registrasi tersebut berlaku selama lima tahun. Surat tanda registrasi juga diperlukan
untuk apoteker warga negara asing lulusan luar negeri yang akan menjalankan pekerjaan
kefarmasian di Indonesia yang disebut dengan Surat Tanda Registrasi Apoteker Khusus (STRA
Khusus). STRA, STRTTK dan STRA Khusus dikeluarkan oleh Komite Farmasi Nasional.
Pendataan tenaga kesehatan, selain tenaga medis dan kefarmasian, dilaksanakan oleh
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) Kementerian Kesehatan RI. Pendataan meliputi
tenaga perawat, bidan, fisioterapi, perawat gigi, refraksionis optisien, terapis wicara, radiografer,
okupasi terapis, tenaga gizi, rekam medis, teknisi gigi, kesehatan lingkungan, elektromedis,
teknologi laboratorium, perawat anestesi, tenaga akupuntur, fisika medis, ortotis prostetis dan
teknisi transfusi darah. Pendataan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan jumlah
Tenaga Kesehatan
49
tenaga kesehatan yang telah mempunyai STR. Jumlah tenaga kesehatan yang mempunyai STR
sampai tahun 2014 terlihat pada Gambar 3.2 berikut ini.
GAMBAR 3.2
JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG MEMPUNYAI SURAT TANDA REGISTRASI
DI INDONESIA SAMPAI TAHUN 2014
Jumlah tenaga kesehatan yang mempunyai STR hasil pendataan MTKI sampai tahun
2014 berjumlah 666.069 tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. Jumlah terbanyak tenaga
kesehatan pada jenis tenaga perawat dan bidan. Sampai tahun 2014, jumlah perawat yang
mempunyai STR di Indonesia sebesar 281.111, bidan yang mempunyai STR sebesar 280.263,
tenaga gizi sebesar 21.092. Rincian lengkap mengenai jumlah tenaga kesehatan yang
mempunyai STR dapat dilihat pada Lampiran 3.6.
Data jumlah tenaga kesehatan dikumpulkan oleh Badan PPSDM Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI dengan menggunakan pendekatan tenaga kesehatan yang menjalankan tugas
sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan fungsinya, pada tahun 2014 jumlah sumber daya manusia
kesehatan yang tercatat sebesar 772.078 yang terdiri atas 576.634 tenaga kesehatan dan
195.444 tenaga penunjang (non tenaga kesehatan).
Jumlah tenaga kesehatan di Indonesia terbesar ada di tenaga perawat dan bidan. Pada
Gambar 3.3, jumlah perawat pada tahun 2014 sebesar 237.181 dan jumlah bidan sebesar
124.948. Jumlah dokter spesialis sebesar 46.994 lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah
dokter umum yang sebesar 40.787. Hal ini dimungkinkan karena dokter umum lebih banyak
bekerja tidak sesuai dengan fungsinya, dokter umum lebih banyak berada di kegiatan
manajemen, sedangkan dokter spesialis lebih banyak bekerja sesuai dengan fungsinya sebagai
dokter spesialis. Rincian lengkap mengenai rekapitulasi sumber daya manusia kesehatan
menurut jenis tenaga dapat dilihat pada Lampiran 3.1.
50
GAMBAR 3.3
JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG BEKERJA SESUAI DENGAN FUNGSINYA
DI INDONESIA TAHUN 2014
Tenaga Kesehatan
51
GAMBAR 3.4
JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI PUSKESMAS
MENURUT JENIS DI INDONESIA TAHUN 2014
52
GAMBAR 3.5
RASIO DOKTER UMUM DI PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH PUSKESMAS DI INDONESIA
TAHUN 2014
Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2015; Pusdatin, Kemenkes RI, 2014
Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2015; Pusdatin, Kemenkes RI, 2014
Tenaga Kesehatan
53
Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2015; Pusdatin, Kemenkes RI, 2014
Berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014, jumlah minimal tenaga bidan adalah empat
bidan untuk puskesmas non rawat inap dan tujuh bidan untuk puskesmas rawat inap. Rasio
bidan di puskesmas terhadap jumlah puskesmas di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 10,52
bidan per puskesmas. Secara nasional jumlah bidan telah mencapai target, tetapi persebaran per
provinsi yang belum merata.
54
Rasio bidan terhadap jumlah puskesmas terbesar terdapat di Provinsi Aceh sebesar
23,70 bidan per puskesmas, Sumatera Utara sebesar 23,70 bidan per puskesmas dan Jambi
sebesar 14,73 bidan per puskesmas. Rasio bidan terhadap jumlah puskesmas terkecil terdapat di
Provinsi DKI Jakarta sebesar 3,03 bidan per puskesmas, Papua sebesar 3,43 bidan per
puskesmas, dan Papua Barat sebesar 3,56 bidan per puskesmas. Rincian lengkap mengenai rasio
perawat terhadap jumlah puskesmas menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.3.
Jumlah seluruh rumah sakit pada tahun 2014 sebanyak 2.406. Jumlah tenaga kesehatan
terbanyak pada posisi perawat dan dokter spesialis. Jumlah dokter spesialis yang bertugas di
rumah sakit sebanyak 46.863 orang. Apabila di perbandingkan dengan jumlah rumah sakit,
maka rata-rata terdapat sembilan belas dokter spesialis per rumah sakit. Jumlah dokter umum
Tenaga Kesehatan
55
yang bertugas di rumah sakit sebanyak 23.012 orang, dengan rata-rata sepuluh dokter umum
per rumah sakit, sedangkan dokter gigi yang bertugas di rumah sakit sebanyak 5.631 orang
dengan rata-rata dua dokter gigi per rumah sakit.
Jumlah perawat yang bertugas di rumah sakit sebanyak 122.689 orang, dengan rata-rata
51 perawat per rumah sakit dan bidan yang bertugas di rumah sakit sebanyak 22.598 orang,
dengan rata-rata sembilan bidan per rumah sakit. Total tenaga penunjang (non tenaga
kesehatan) sebanyak 160.548, dengan rata-rata 67 tenaga penunjang untuk setiap rumah sakit.
Rincian lengkap jumlah sumber daya manusia kesehatan di rumah sakit tahun 2014 dapat
dilihat pada Lampiran 3.4.
56
GAMBAR 3.9
RASIO DOKTER SPESIALIS TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA
TAHUN 2014
Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2015; Kemenkes RI, 2014
GAMBAR 3.10
RASIO DOKTER UMUM TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA
TAHUN 2014
Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2015; Pusdatin, Kemenkes RI, 2014
Tenaga Kesehatan
57
Pada tahun 2014, rasio dokter umum sebesar 16,18 per 100.000 penduduk lebih rendah
dari target yang telah ditetapkan, yaitu empat puluh dokter umum per 100.000 penduduk.
Belum ada satupun provinsi di Indonesia yang telah memenuhi target yang ditetapkan. Provinsi
dengan rasio dokter umum terhadap 100.000 penduduk tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi
Utara, Kalimantan Utara dan Aceh. Sedangkan rasio dokter umum per 100.000 penduduk
terendah terdapat di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung.
Jenis tenaga kesehatan berikutnya adalah tenaga keperawatan, yang terdiri dari tenaga
perawat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan
perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Rasio perawat terhadap jumlah penduduk digunakan sebagai indikator
untuk mengukur ketersediaan perawat untuk mencapai target pembangunan kesehatan pada
tahun tertentu.
GAMBAR 3.11
RASIO PERAWAT TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA
TAHUN 2014
Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2015; Pusdatin, Kemenkes RI, 2014
Rasio perawat terhadap jumlah penduduk menurut provinsi pada tahun 2014 terlihat
pada Gambar 3.11. Pada tahun 2014, rasio perawat terhadap penduduk sebesar 94,07 perawat
per 100.000 penduduk, lebih rendah jika dibandingkan dengan target yang
ditetapkan.Sebanyak10 provinsi telah memenuhi target rasio perawat terhadap penduduk dan
24 provinsi lainnya belum memenuhi target.
Provinsi dengan rasio tertinggi terdapat di Maluku sebesar 264,14 perawat per 100.000
penduduk, Papua Barat sebesar 231,47 perawat per 100.000 penduduk, dan Sulawesi Tengah
sebesar 221,77 perawat per 100.000 penduduk. Provinsi dengan rasio perawat terendah
58
terdapat di Jawa Barat sebesar 54,4 perawat per 100.000 penduduk, Banten sebesar 57,67
perawat per 100.000 penduduk dan Jawa Timur sebesar 65,73 perawat per 100.000 penduduk.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010
tentang Izin dan Penyelanggaraan Praktek Bidan, bidan adalah seorang perempuan yang lulus
dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
Untuk mengetahui ketersediaan bidan dapat digunakan rasio bidan terhadap penduduk. Rasio
bidan terhadap jumlah penduduk menurut provinsi pada tahun 2014 terlihat pada Gambar 3.12
berikut ini.
GAMBAR 3.12
RASIO BIDAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA
TAHUN 2014
Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI, 2015; Kemenkes RI, 2014
Pada tahun 2014, rasio bidan terhadap penduduk sebesar 49,56, lebih rendah jika
dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 100 bidan per 100.000 penduduk. Pada tahun
2014, baru ada dua provinsi yang telah mencapai target rasio bidan terhadap penduduk,
sedangkan 32 provinsi lainnya belum mencapai target yang telah ditetapkan.
Provinsi dengan rasio bidan terhadap penduduk tertinggi terdapat di Aceh sebesar
196,95 bidan per 100.000 penduduk, Bengkulu sebesar 133,24 bidan per 100.000 penduduk dan
Sulawesi Tengah sebesar 88,66 bidan per 100.000 penduduk. Rasio bidan terhadap penduduk
terendah terdapat di DKI Jakarta sebesar 20,4 bidan per 100.000 penduduk, Jawa Barat sebesar
26,13 bidan per 100.000 penduduk dan Banten sebesar 27,19 bidan per 100.000 penduduk.
Tenaga Kesehatan
59
60
Pemenuhan tenaga kesehatan dengan status PTT terdiri dari dokter umum, dokter gigi,
dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dan bidan. Konstribusi yang diberikan cukup besar
pengaruhnya dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Sampai dengan 31 Desember
2014 tercatat sebanyak 46.468 tenaga kesehatan PTT Pusat yang masih aktif bertugas dengan
komposisi dokter spesialis dan dokter gigi spesialis sejumlah 57 orang, dokter umum sejumlah
3.108 orang, dokter gigi sejumlah 1.270 orang dan bidan sejumlah 42.033 orang.
GAMBAR 3.13
JUMLAH DOKTER/DOKTER GIGI SPESIALIS, DOKTER UMUM, DOKTER GIGI DAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI
TIDAK TETAP AKTIF MENURUT KRITERIA WILAYAH DI INDONESIA
PER 31 DESEMBER TAHUN 2014
Pada Gambar 3.13, tahun 2014 dapat dilihat jumlah tenaga PTT terutama untuk dokter
umum dan dokter gigi terbesar terdapat pada daerah dengan kriteria sangat terpencil dan
terpencil. Dokter PTT di di daerah sangat terpencil berjumlah 1.811 orang, daerah terpencil
berjumlah 1.142 orang sedangkan dokter PTT di daerah biasa hanya 155 orang. Jumlah dokter
gigi PTT aktif di daerah sangat terpencil dan terpencil juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan
di daerah biasa. Jumlah dokter gigi di daerah sangat terpencil berjumlah 677 orang, daerah
terpencil berjumlah 561 orang sedangkan di daerah biasa hanya berjumlah 32 orang.
Hal berbeda terjadi pada tenaga bidan PTT aktif. Jumlah bidan PTT di daerah biasa lebih
besar jika dibandingkan dengan daerah terpencil atau daerah sangat terpencil. Jumlah bidan di
daerah biasa berjumlah 21.320 orang, sedangkan jumlah bidan di daerah terpencil berjumlah
11.602 orang dan daerah sangat terpencil berjumlah 9.111 orang. Rincian lengkap mengenai
jumlah dokter/dokter gigi spesialis PTT, dokter umum PTT, dokter gigi PTT, bidan PTT aktif
menurut kriteria wilayah dan provinsi di Indonesia per 31 Desember tahun 2014 dapat dilihat di
Lampiran 3.8 s.d. 3.11.
Pada tahun 2014 telah diangkat tenaga kesehatan PTT untuk daerah dengan kriteria
biasa, terpencil, dan sangat terpencil sebanyak 14.582, lebih rendah jika dibandingkan pada
tahun 2013 sebesar 15.931 orang. Pengangkatan tenaga PTT terdiri dari dokter spesialis dan
dokter gigi spesialis PTT sejumlah 59 orang, dokter umum PTT sejumlah 745 orang, dokter gigi
PTT sebanyak 322 orang dan bidan PTT sejumlah 14.582 orang.
Tenaga Kesehatan
61
GAMBAR 3.14
JUMLAH PENGANGKATAN DOKTER/DOKTER GIGI SPESIALIS, DOKTER UMUM, DOKTER GIGI DAN BIDAN
SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP MENURUT KRITERIA WILAYAH
DI INDONESIA TAHUN 2014
62
bidan, perawat, sanitarian, tenaga gizi, dan analis kesehatan. Tenaga kesehatan penugasan
khusus ditempatkan pada:
1. Puskesmas dan jejaringnya;
2. Rumah Sakit Kelas C dan Kelas D yang telah memiliki peralatan kesehatan, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi serta fasilitas lain sesuai kebutuhan medik spesialistik (tidak
termasuk Rumah Sakit Bergerak);
3. Rumah Sakit yang membutuhkan jenis pelayanan medik spesialistik tertentu.
Gambar 3.15 menunjukkan tentang jumlah keberadaan aktif tenaga residen dan tenaga
penugasan khusus Diploma III kesehatan pada kabupaten prioritas DBK dan DTPK.
GAMBAR 3.15
JUMLAH KEBERADAAN AKTIF TENAGA RESIDEN DAN TENAGA PENUGASAN KHUSUS
DIPLOMA III KESEHATAN DI KABUPATEN PRIORITAS DTPK DAN DBK
PER 31 DESEMBER TAHUN 2014
Jumlah keberadaan aktif tenaga residen dan tenaga penugasan khusus Diploma III
kesehatan di kabupaten prioritas DTPK dan DBK sampai tahun 2014 berjumlah 1.990 tenaga
kesehatan, yang terdiri dari 342 residen, 1.006 perawat, 217 tenaga gizi, 199 tenaga kesehatan
lingkungan, 143 analis kesehatan, 13 bidan, 49 farmasi, 18 tenaga kesehatan gigi, 1 fisioterapis, 1
radiografer dan 1 perekam dan info kesehatan. Secara lengkap, jumlah keberadaan aktif tenaga
residen dan tenaga penugasan khusus di kabupaten DBK dan DTPK sampai tahun 2014 dapat
dilihat pada Lampiran 3.16.
Selama tahun 2014 telah dilakukan pengangkatan penugasan khusus sebanyak 2.404
orang tenaga kesehatan, yang terdiri dari 756 residen, 1.006 perawat, 217 tenaga gizi, 199
tenaga kesehatan lingkungan, 143 analis kesehatan, 13 bidan, 49 farmasi, 18 tenaga kesehatan
gigi, 1 fisioterapis, 1 radiografer dan 1 perekam dan info kesehatan, selengkapnya pada Gambar
3.16 berikut ini:
Tenaga Kesehatan
63
GAMBAR 3.16
JUMLAH PENGANGKATAN TENAGA RESIDEN DAN TENAGA PENUGASAN KHUSUS
D-III KESEHATAN DIKABUPATEN PRIORITAS DTPK DAN DBK TAHUN 2014
Jumlah penugasan khusus tenaga kesehatan terbesar terdapat di Provinsi Aceh sebanyak
290 orang, Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 311 orang dan Provinsi Nusa Tenggara Timur
sebanyak 255 orang dan Provinsi Aceh sebanyak 251. Sedangkan jumlah penugasan khusus
tenaga kesehatan tidak terdapat di Provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. Secara lengkap,
jumlah pengangkatan tenaga residen dan tenaga penugasan khusus dapat dilihat pada Lampiran
3.17.
64
GAMBAR 3.17
JUMLAH LULUSAN DIPLOMA III DAN DIPLOMA IV POLTEKKES DI INDONESIA
TAHUN 2014
Sesuai dengan jumlah peserta didik yang memiliki jumlah terbesar dari program studi
keperawatan, hal serupa juga terjadi pada jumlah lulusan dengan jumlah lulusan terbanyak
adalah program studi keperawatan sebanyak 14.393 lulusan pada program Diploma III dan
1.292 lulusan pada program Diploma IV. Jumlah lulusan terendah adalah keterapian fisik
sebanyak 361 lulusan pada program Diploma III dan kesehatan masyarakat sebanyak 91 orang
pada program Diploma IV.
***
Tenaga Kesehatan
65
66
.
Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakarat. Salah satu sub sistem kesehatan nasional
adalah subsistem pembiayaan kesehatan. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009
menyebutkan bahwa pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan
kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan. Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi pembiayaan
bersumber dari anggaran pemerintah dan pembiayaan bersumber dari anggaran masyarakat.
Salah satu anggaran pemerintah disalurkan dalam bidang kesehatan, yang akan dibahas dalam
bab ini.
Pembiayaan Kesehatan
69
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan alokasi dan realisasi anggaran
Kementerian Kesehatan dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2009 Kementerian Kesehatan RI
memiliki alokasi anggaran sebesar 20,93 trilyun rupiah dengan realisasi 18,05 trilyun rupiah
dan persentase realisasi sebesar 86,11%, jumlah tersebut meningkat pada tahun 2014 menjadi
50,35 trilyun rupiah dengan realisasi sebesar 47,58 trilyun rupiah dan persentase realisasi
sebesar 95,49%.
Distribusi anggaran Kementerian Kesehatan RI menurut unit kerja eselon I menunjukkan
bahwa alokasi terbesar terdapat pada Sekretariat Jenderal (Setjen) sebesar 27,20 trilyun rupiah,
sedangkan alokasi terendah untuk Inspektorat Jenderal sebesar 92,92 miliar rupiah. Unit Eselon
I dengan persentase realisasi anggaran tertinggi adalah Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPPL) sebesar 100,33%, sedangkan realisasi
terendah adalah Inspektorat Jenderal dengan persentase realisasi sebesar 77,73%. Data dan
informasi mengenai alokasi dan realisasi anggaran Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2014
terdapat pada Lampiran 4.1.
70
GAMBAR 4.2
PERSENTASE ANGGARAN KESEHATAN TERHADAP APBD
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2014
Sumber: Direktorat Ditjen Perimbangan Keuangan; Kemenkeu diolah Biro Perencanaan dan Anggaran,
Kemkes, Desember 2014, sumber data dari web : http://www.djpk.kemenkeu.go.id/data-series/datakeuangan-daerah/setelah-ta-2006
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa
sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan
Pembiayaan Kesehatan
71
pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal
dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan. Pendanaan dalam rangka Tugas
Pembantuan dialokasikan untuk kegiatan bersifat fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan
keluaran yang menambah aset tetap antara lain pengadaan tanah, bangunan, peralatan dan
mesin, jalan, irigasi dan jaringan, pengadaan barang habis pakai, seperti obat-obatan, vaksin,
pengadaan bibit dan pupuk, atau sejenisnya.
Pada tahun Anggaran 2014 Anggaran Kementerian Kesehatan
sebesar
Rp.
50,355,789,266,000 dari alokasi tersebut sebesar 1.82% atau senilai Rp. 913,526,447,000
dialokasikan untuk dekonsentrasi yang tersebar di 33 dinas kesehatan provinsi di seluruh
Indonesia dalam enam program. Enam program tersebut adalah : (1) Program Dukungan
Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan, (2) Program Bina
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, (3) Program Pembinaan Upaya Kesehatan, (4) Program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, (5) Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, dan (6) Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Dana dekonsentrasi dialokasikan untuk mencapai sasaran program yang dapat
digunakan dalam rangka sinergisme dan koordinasi bagi kesinambungan program antara pusat
dan daerah dengan memperhatikan menu wajib dan pilihan.
Untuk alokasi dana Tugas Pembantuan tahun (TP) 2014 Kementerian Kesehatan
mengalokasikan dana sebesar 6.76% atau Rp. 3,399,563,200,000 yang tersebar di berbagai
daerah dalam 3 program yaitu : (1) Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, (2) Program
Pembinaan Upaya Kesehatan, dan (3) Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Alokasi dana dekonsentrasi yang ada di Kementerian Kesehatan didistribusikan ke
seluruh dinas kesehatan provinsi di Indonesia.
Realisasi dana dekonsentrasi kesehatan menurut provinsi tahun 2014 disajikan pada
gambar berikut:
GAMBAR 4.3
REALISASI DANA DEKONSENTRASI KESEHATAN
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2014
72
Berdasarkan grafik di atas, realisasi dana dekonsentrasi paling rendah pada Provinsi DKI
Jakarta yaitu sebesar 63,30%. Sedangkan propinsi yang realisasinya paling tinggi yaitu
Gorontalo sebesar 93,82%. Hal ini perlu dilakukan pengkajian serta reward and punishment, agar
daerah yang tidak mampu menyerap/ merealisasikan dana dekonsentrasi diberikan punishment,
misal pengurangan anggaran ditahun berikutnya begitu pula sebaliknya diberikan reward untuk
daerah yang mampu merealisasikan anggaran tinggi.
Realisasi dana Tugas Pembantuan (TP) Kementerian Kesehatan sebesar Rp.
2.832.639.001.830 dari total alokasi Rp. 3.399.563.200.000. Alokasi dana TP yang ada di
Kementerian Kesehatan didistribusikan ke seluruh kabupaten/kota yang ada di seluruh provinsi
di Indonesia.
GAMBAR 4.4
REALISASI DANA TUGAS PEMBANTUAN KESEHATAN
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2014
Dari data di atas realisasi persentase dana TP tertinggi yaitu provinsi Sulawesi Barat
sebesar 98,80% sedangkan realisasi terendah terdapat pada provinsi Bali. Hal ini dikarenakan
DIPA khusus dana TP terbitnya di akhir tahun (triwulan ke IV) yaitu pada akhir bulan Oktober.
Selain itu, pada beberapa provinsi sering terjadi kesalahan-kesalahan yang bersifat administratif
yang membuat satker harus melakukan revisi baik di Ditjen Perbendaharaan (DJPB) Kanwil
Provinsi maupun Ditjen Anggaran (DJA) Pusat. Belum diterbitkannya Surat Keputusan (SK)
pengelola/pelaksana kegiatan oleh KPA, proses lelang yang membutuhkan waktu yang cukup
lama, dan ketersediaan barang (pengadaan alat kesehatan) yang belum ready stock pada saat
pelaksanaan tender mengakibatkan realisasi penyerapan dana TP ini menjadi rendah. Data dan
informasi lebih rinci mengenai alokasi dan realisasi dana TP pada tahun 2014 terdapat pada
Lampiran 4.5.
Pembiayaan Kesehatan
73
74
POLRI, dan anggota keluarganya, peserta asuransi kesehatan sosial dari PT. Askes (Persero)
beserta anggota keluarganya, peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dari PT. (Persero)
Jamsostek dan anggota keluarganya, peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang telah
berintegrasi dan peserta mandiri (pekerja bukan penerima upah dan pekerja penerima upah).
Tahap selanjutnya sampai dengan tahun 2019 seluruh penduduk menjadi peserta JKN.
Sampai dengan Desember 2014 kepersertaan program JKN berjumlah 133.423.653
peserta yang terdiri dari peserta PBI yang berjumlah 95.167.229 dan peserta non PBI
berjumlah 38.256.424 peserta. Peserta PBI terdiri dari peserta dengan iuran bersumber
dari APBN berjumlah 86.400.000 peserta dan yang bersumber dari ABPD berjumlah
8.767.229 peserta. Sedangkan peserta non PBI terdiri atas pekerja penerima upah
berjumlah 24.327.149 peserta, pekerja bukan penerima upah berjumlah 9.052.859
peserta, dan bukan pekerja berjumlah 4.876.416 peserta.
GAMBAR 4.5
CAKUPAN KEPESERTAAN BPJS KESEHATAN
PER 31 DESEMBER 2014
Dari gambar diatas diketahui cakupan kepersertaan JKN adalah sebesar 52,5%. Provinsi
dengan cakupan kepesertaan tertinggi adalah Papua Barat dengan 91,5%. Sedangkan provinsi
dengan cakupan kepesertaan terendah adalah Kalimantan Utara dengan 31,4%. Data dan
informasi rinci mengenai cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan pada tahun 2014 terdapat pada
lampiran 4.8.
Setiap peserta JKN mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan meliputi: pelayanan
kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP),
pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL);
pelayanan gawat darurat; dan pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri.
Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari
Pembiayaan Kesehatan
75
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat
diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama, kecuali
pada keadaan gawat darurat, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan
geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas. Gambar berikut ini menyajikan jumlah
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
GAMBAR 4.6
JUMLAH FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP)
YANG BEKERJA SAMA DENGAN BPJS KESEHATAN
PER DESEMBER 2014
Dari gambar diatas diketahui jumlah FKTP yang bekerja sama dengan BPJS kesehatan
tertinggi ada pada Provinsi Jawa Barat dengan jumlah 2157. Sedangkan jumlah FKTP yang
bekerja sama dengan BPJS kesehatan terendah berada di provinsi Kalimantan Utara dengan
jumlah 91. Data dan informasi mengenai FKTP yang bekerja sama dengan BPJS pada tahun 2014
terdapat pada Lampiran 4.9.
76
GAMBAR 4.7
JUMLAH FKTP DAN JUMLAH FKRTL YANG BEKERJA SAMA DENGAN BPJS KESEHATAN
PER DESEMBER 2014
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa jumlah FKTP yang bekerja sama dengan
FKTP sebesar 17.427, sedangkan jumlah Fasilitas Kesehatan Rujukan Tindak Lanjut (FKRTL)
yang bekerja sama dengan BPJS sebesar 1.613.
GAMBAR 4.8
PERSENTASE JENIS FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP)
YANG BEKERJA SAMA DENGAN BPJS KESEHATAN
PER DESEMBER 2014
Dari gambar di atas diketahui jenis FKTP yang paling banyak bekerja sama dengan BPJS
per Desember 2015 adalah Puskesmas yakni berjumlah 9.731, kemudian diikuti oleh Dokter
Pembiayaan Kesehatan
77
Praktik Perorangan (DPP) sebanyak 3.984. Lalu klinik TNI sejumlah 755, dan yang terendah
adalah klinik TNI sejumlah 569.
FKRTL penerima rujukan wajib merujuk kembali peserta JKN disertai jawaban dan
tindak lanjut yang harus dilakukan jika secara medis peserta sudah dapat dilayani di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang merujuk. Jumlah fasilitas kesehatan rujukan tingkat
lanjut yang bekerja sama dengan BPJS di Indonesia disajikan pada gambar berikut.
GAMBAR 4.9
JUMLAH FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN (FKRTL)
YANG BEKERJA SAMA DENGAN BPJS KESEHATAN
PER DESEMBER 2014
Dari gambar diatas diketahui jumlah FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS kesehatan
tertinggi ada pada Provinsi Jawa Timur dengan jumlah 206. Sedangkan jumlah FKRTL yang
bekerja sama dengan BPJS kesehatan yang terendah berada di provinsi Kalimantan Utara dengan
jumlah 6. Data dan informasi mengenai FKRTL yang bekerja sama dengan BPJS pada tahun 2014
terdapat pada Lampiran 4.10.
Dari gambar diatas diketahui FKRTL yang paling banyak bekerja sama dengan BPJS per
Desember 2015 adalah rumah sakit swasta yakni berjumlah 46,44%, sedangkan jenis FKRTL
yang paling sedikit bekerja sama dengan BPJS adalah rumah sakit Tipe A.
78
GAMBAR 4.10
PERSENTASE JENIS FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN (FKRTL)
YANG BEKERJA SAMA DENGAN BPJS KESEHATAN
PER DESEMBER 2014
Pembiayaan Kesehatan
79
Pada proses pelaksanaan, penyaluran dana BOK melalui Tugas Pembantuan telah
dilakukan berbagai upaya penyempurnaan. Realisasi pemanfaatan dana BOK pada tahun 2014
sebesar Rp 1.147.963.867.391 dari alokasi sebesar Rp 1.171.688.390.000 dengan persentase
realisasi 97,98%. Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang sebesar
98,45%.
GAMBAR 4.11
PERSENTASE PENYERAPAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Dari gambar grafik diatas dapat diketahui provinsi yang memiliki penyerapan dana BOK
tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan angka 99,76% dan Provinsi Kalimantan
Timur memiliki penyerapan terendah sebesar 91,09%. Pada tahun 2014, terdapat 8 provinsi
dengan realisasi lebih rendah dari persentase penyerapan nasional. Data dan informasi
mengenai alokasi serta realisasi dana BOK menurut provinsi tahun 2013 terdapat pada
Lampiran 4.7.
Tahun 2014 merupakan tahun kelima atau tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2010
2014 dimana BOK merupakan salah satu indikator Kementerian Kesehatan untuk penilaian
pembangunan kesehatan. BOK sebagai suplemen pembiayaan operasional puskesmas
diharapkan mampu berkontribusi dalam pencapaian indikator pembangunan kesehatan secara
nasional melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas. Dinas kesehatan provinsi
sebagai perpanjangan tangan Kementerian Kesehatan juga memiliki peran serta yaitu
melakukan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan BOK di kabupaten/kota. Dengan kehadiran
BOK diharapkan petugas kesehatan/kader kesehatan tidak lagi mengalami kendala dalam
melakukan kegiatan untuk mendekatkan akses kesehatan pada masyarakat.
BOK tidak merupakan dana utama dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di
puskesmas dan jaringannya, namun hanya dana tambahan yang bersifat bantuan. Pemerintah
daerah tetap berkewajiban mengalokasikan dana operasional untuk puskesmas.
80
BOK tahun 2014 dialokasikan sebesar Rp. 1.171.688.390.000 untuk 9655 Puskesmas,
500 kabupaten/kota (495 satuan kerja). Mekanisme penyaluran dana BOK tahun 2014 masih
tetap menggunakan mekanisme Tugas Pembantuan.
Dana APBN Kementerian Kesehatan, termasuk Dana BOK, baru bisa digunakan setelah
tanggal 13 Februari 2014, karena DIPA Kementerian Kesehatan baru disetujui DPR pada tanggal
tersebut, sehingga pencairan dana BOK baru dilakukan setelah itu. Pencairan dana BOK pada
bulan Februari baru sebesar 0,15%. Pencairan dana BOK meningkat mulai bulan April sebesar
11,58% dan terus meningkat cukup hingga Desember. Namun sampai dengan triwulan 3 masih
terdapat 6 satker yang belum menyerap dana BOK. Berdasarkan data SAI per 18 Februari 2015,
penyerapan dana BOK Tahun 2014 sebesar 97,98 % (Rp. 1.147.963.867.391).
BOK berkontribusi dalam peningkatan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas dalam
pelaksanaan program bersifat promotif dan preventif terutama kegiatan operasional di
lapangan. Sebagian besar dana BOK di puskesmas digunakan untuk mendukung program KIA,
diikuti dengan program Gizi, Promosi Kesehatan, Imunisasi dan Pengendalian Penyakit dan
Kesehatan Lingkungan. Sesuai dengan Petunjuk Teknis BOK Tahun 2014, dana BOK minimal
60% digunakan untuk mendukung program kesehatan prioritas nasional khususnya target
MDGs. Hasil evaluasi tahun 2014 secara umum terjadi peningkatan capaian target indikator
program, khususnya untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Pengendalian Penyakit (HIV AIDS,TB
dan Malaria) serta Kesehatan Lingkungan (khususnya sanitasi). Hasil evaluasi di beberapa
kabupaten juga menunjukkan adanya peningkatan cakupan program dibandingkan tahun
sebelumnya.
Permasalahan utama dalam pelaksanaan BOK adalah kurangnya jumlah tenaga keuangan
dan kemampuan petugas puskesmas dalam menyusun pertanggung jawaban keuangan,
kurangnya motivasi tim pengelola Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, kurangnya koordinasi
antar program di Dinkes dalam melakukan verifikasi POA dan pertanggung jawaban keuangan,
kualitas POA yang disusun Puskesmas masih belum optimal. Permasalahan program terutama
adalah jumlah, distribusi dan kualitas SDM kesehatan; dan kurangnya sarana prasarana serta
alat kesehatan untuk mendukung pelaksanaan program. Selain itu yang harus menjadi perhatian
adalah kurangnya komitmen pemerintah daerah dalam mendukung penyediaan dana
operasional program kesehatan di puskesmas. Umumnya puskesmas, mengalami pengurangan
dana operasional sejak adanya BOK.
Pengaruh dana BOK terhadap cakupan program peningkatan kesehatan dapat dilihat
berdasarkan data capaian program yang diberikan dinas kesehatan kab/kota dari tahun 2013
sampai 2014. Tampak peningkatan setelah adanya kontribusi dana BOK, terutama program
pelayanan kesehatan dasar, misalnya Kota Cirebon. Berdasarkan data capaian program untuk
indikator cakupan KN Lengkap 90,21% menjadi 93,83%; kunjungan bumil (K4) mengalami
peningkatan dari 89,38% (tahun 2013) menjadi 90,51% (tahun 2014). Kabupaten Lampung
Utara capaian K4 pada tahun 80,25% menjadi 84,33%. Kab Lampung Tengah KN Lengkap
capaian 88,67% pada tahun 2013 menjadi 95,33% pada tahun 2014.
Berdasarkan masukan daerah pada saat monitoring evaluasi permasalahan dalam
pelaksanaan BOK dapat diatasi dengan 3 kata kunci yaitu : PROAKTIF, VERIFIKASI lebih cepat,
KOORDINASI antara KPPN, dinas kesehatan, puskesmas baik dari segi program maupun
keuangan.
***
Pembiayaan Kesehatan
81
82
.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang
Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga, yang dimaksud dengan keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri, dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Tentang
Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, Dan Sistem
Informasi Keluarga, pembangunan keluarga dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan keluarga
berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Selain lingkungan yang sehat, masih
menurut peraturan pemerintah tersebut, kondisi kesehatan dari tiap anggota keluarga sendiri
juga merupakan salah satu syarat dari keluarga yang berkualitas.
Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam mempengaruhi status kesehatan
anggotanya. Diantara fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat yaitu memenuhi kebutuhan gizi
dan merawat serta melindungi kesehatan para anggotanya. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk
mengoptimalkan pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya, oleh
karena keadaan kondisi kesehatan salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya.
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap
keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan
dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.
A. KESEHATAN IBU
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu pada
suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu (AKI). AKI merupakan salah satu
indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negaranegara tetangga di Kawasan ASEAN. Pada
tahun 2007, ketika AKI di Indonesia mencapai 228, AKI di Singapura hanya 6 per 100.000
kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran
hidup, serta Malaysia dan Vietnam sama-sama mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Tren
mengenai AKI di Indonesia dari tahun 1991 hingga 2012 hasil SDKI dapat dilihat pada Gambar
5.1 berikut.
Kesehatan Keluarga
85
GAMBAR 5.1
ANGKA KEMATIAN IBU DI INDONESIA
TAHUN 1991 2012
Dari Gambar 5.1 tersebut dapat dilihat bahwa AKI di Indonesia sejak tahun 1991 hingga
2007 mengalami penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah
sejak tahun 1990 telah melakukan upaya strategis dalam upaya menekan AKI dengan
pendekatan safe motherhood yaitu memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang
dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Di Indonesia, Safe
Motherhood Initiative ditindaklanjuti dengan peluncuran program Gerakan Sayang Ibu di tahun
1996 oleh presiden yang melibatkan berbagai sektor pemerintahan disamping sektor kesehatan.
Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu adalah
penempatan bidan di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk mendekatkan
akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat. Pada tahun 2000
Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi intervensi sektor kesehatan untuk mengatasi
kematian ibu dengan mencanangkan strategi Making Pregnancy Safer.
Namun, pada tahun 2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yakni
dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Oleh karena itu, pada tahun
2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival
(EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini
dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar,
yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar
pemilihan provinsi tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di
Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka kematian
ibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di
Indonesia secara signifikan.
Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal melalui program
EMAS dilakukan dengan cara:
Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150
rumah sakit (PONEK) dan 300 puskesmas/balkesmas (PONED).
Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit.
86
Selain itu, pemerintah bersama masyarakat juga bertanggung jawab untuk menjamin
setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, mulai dari saat
hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, perawatan pasca persalinan bagi
ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, memperoleh cuti hamil dan
melahirkan, serta akses terhadap keluarga berencana. Di samping itu, pentingnya melakukan
intervensi lebih ke hulu, yakni kepada kelompok remaja dan dewasa muda dalam upaya
percepatan penurunan AKI.
Upaya pelayanan kesehatan ibu meliputi: (1) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (2)
Pelayanan kesehatan ibu bersalin, (3) Pelayanan kesehatan ibu nifas, (4) Pelayanan/penanganan
komplikasi kebidanan, dan (5) Pelayanan kontrasepsi.
Kesehatan Keluarga
87
GAMBAR 5.2
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K1 DAN K4 DI INDONESIA
TAHUN 2005 2014
Pada Gambar 5.2 terlihat bahwa secara umum cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil
K1 dan K4 mengalami kenaikan. Cakupan K1 dan K4 yang secara umum mengalami kenaikan
tersebut menunjukkan semakin baiknya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu
hamil yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Dari gambar tersebut juga dapat dilihat bahwa
kenaikan cakupan K1 dari tahun ke tahun relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan cakupan
K4. Cakupan K1 hampir selalu mengalami peningkatan, kecuali pada dua tahun terakhir. Hal itu
sedikit berbeda dengan cakupan K4 yang tidak selalu mengalami kenaikan, meski selama kurun
waktu 10 tahun terakhir tetap memiliki kecenderungan meningkat.
Secara nasional, indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun
2014 belum mencapai target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan di tahun yang
sama, yakni sebesar 95%. Meski demikian, terdapat dua provinsi yang telah mencapai target
tersebut. Kedua provinsi tersebut yaitu Sulawesi Utara dan DKI Jakarta. Dari Gambar 5.3 juga
dapat diketahui bahwa terdapat tiga provinsi yang memiliki cakupan pelayanan ibu hamil K4
yang kurang dari 50%, yakni Papua Barat (39,74%), Maluku (47,87%), dan Papua (49,67%).
Secara nasional, cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2014 sebesar 86,70%.
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2014 dari masing-masing provinsi dapat
dilihat pada Gambar 5.3 berikut.
88
GAMBAR 5.3
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K4 MENURUT PROVINSI
TAHUN 2014
Target Renstra
2014: 95%
Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan untuk
mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat hingga ke
pelosok desa, termasuk untuk meningkatkan cakupan pelayanan antenatal. Dari segi sarana dan
fasilitas pelayanan kesehatan, hingga bulan Desember 2014, tercatat terdapat 9.731 puskesmas
di seluruh Indonesia dengan rasio 1,08 puskesmas per 30.000 penduduk. Dengan demikian,
rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk sudah mencapai rasio ideal 1:30.000 penduduk,
namun penyebarannya masih belum merata. Demikian pula dengan Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM) seperti poskesdes dan posyandu. Sampai dengan tahun
2014, tercatat terdapat 55.517 poskesdes yang beroperasi dan 289.635 posyandu di Indonesia.
Upaya meningkatkan cakupan pelayanan antenatal juga makin diperkuat dengan adanya
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010 dan diluncurkannya Jaminan
Persalinan (Jampersal) sejak tahun 2011 hingga tahun 2013, dimana keduanya saling bersinergi
dalam memperkuat upaya penurunan AKI di Indonesia. Selain digunakan untuk kegiatan di
dalam puskesmas, BOK juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan luar gedung, seperti pendataan,
pelayanan di posyandu, kunjungan rumah, sweeping kasus drop out, penyuluhan, pelaksanaan
kelas ibu hamil, serta penguatan kemitraan bidan dan dukun. Sementara itu, Jampersal
mendukung paket pelayanan antenatal, termasuk yang dilakukan pada saat kunjungan rumah
atau sweeping, baik pada kehamilan normal maupun kehamilan dengan risiko tinggi.
Semakin kuatnya kerja sama dan sinergi berbagai program yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat termasuk sektor swasta, diharapkan dapat
mendorong tercapainya target cakupan pelayanan antenatal yang berkualitas dan sekaligus
menurunkan AKI di Indonesia. Data kesehatan mengenai pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan
K4 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.1.
Kesehatan Keluarga
89
Pemberian zat besi pada ibu hamil merupakan salah satu syarat pelayanan kesehatan K4
pada ibu hamil. Dimana jumlah suplemen zat besi yang diberikan selama kehamilan ialah
sebanyak 90 tablet (Fe3). Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk
membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain digunakan untuk pembentukan sel darah
merah, zat besi juga berperan sebagai salah satu komponen dalam membentuk mioglobin
(protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat pada tulang, tulang
rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem pertahanan
tubuh.
Pada ibu hamil, zat besi memiliki peranan yang cukup penting untuk pertumbuhan janin.
Selama hamil, asupan zat besi harus ditambah mengingat selama kehamilan, volume darah pada
tubuh ibu meningkat. Sehingga, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai
makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta, dibutuhkan asupan zat besi yang lebih
banyak. Asupan zat besi yang diberikan oleh ibu hamil kepada janinnya melalui plasenta akan
digunakan janin untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, termasuk untuk perkembangan
otaknya, sekaligus menyimpannya dalam hati sebagai cadangan hingga bayi berusia 6 bulan.
Selain itu, zat besi juga membantu dalam mempercepat proses penyembuhan luka khususnya
luka yang timbul dalam proses persalinan.
Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu
hamil menderita anemia. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kematian pada saat melahirkan,
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi,
keguguran, dan meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Secara nasional cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe tahun 2014 sebesar 85,1%, data
tersebut belum mencapai target program tahun 2014 sebesar 95%. Provinsi di Indonesia pada
tahun 2014 dengan cakupan Fe3 tertinggi terdapat di Provinsi Bali (95%), DKI Jakarta (94,8%),
dan Jawa Tengah (92,5%). Sedangkan cakupan terendah terdapat di Provinsi Papua Barat
(38,3%), Papua (49,1%), dan Banten (61,4%). Data dan informasi mengenai cakupan pemberian
90 tablet tambah darah pada ibu hamil dapat dilihat di Lampiran 5.2. Selain itu, gambar cakupan
Fe3 pada tiap provinsi di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 5.4.
90
GAMBAR 5.4
CAKUPAN PEMBERIAN 90 TABLET TAMBAH DARAH (ZAT BESI) PADA IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Kesehatan Keluarga
91
GAMBAR 5.5
CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA
TAHUN 2005 2014
GAMBAR 5.6
CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI
TAHUN 2014
Target Renstra
2014: 90%
Analisis kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada tahun 2010
membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan penolong persalinan dan tempat/ fasilitas
persalinan. Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya
92
risiko kematian ibu. Demikian pula dengan tempat/fasilitas, jika persalinan dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan tetap konsisten dalam menerapkan kebijakan
bahwa seluruh persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan dan didorong untuk dilakukan
di fasilitas pelayanan kesehatan. Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan
menggariskan bahwa pembangunan puskesmas harus satu paket dengan rumah dinas tenaga
kesehatan. Demikian pula dengan pembangunan poskesdes yang harus bisa sekaligus menjadi
rumah tinggal bagi bidan di desa. Dengan disediakan rumah tinggal, maka tenaga kesehatan
termasuk bidan akan siaga di tempat tugasnya dan dapat memberikan pertolongan persalinan
setiap saat.
Untuk daerah dengan akses sulit, kebijakan Kementerian Kesehatan adalah dengan
mengembangkan program Kemitraan Bidan dan Dukun serta Rumah Tunggu Kelahiran. Para
dukun diupayakan bermitra dengan bidan dengan hak dan kewajiban yang jelas. Pemeriksaan
kehamilan dan pertolongan persalinan tidak lagi dikerjakan oleh dukun, namun dirujuk ke
bidan.
Bagi ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya tidak ada bidan atau jauh dari fasilitas
pelayanan kesehatan, maka menjelang hari taksiran persalinan diupayakan sudah berada di
dekat fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu di Rumah Tunggu Kelahiran. Rumah Tunggu Kelahiran
tersebut dapat berupa rumah tunggu khusus yang dikembangkan melalui pemberdayaan
masyarakat maupun di rumah sanak saudara yang letak rumahnya berdekatan dengan fasilitas
pelayanan kesehatan. Gambaran mengenai persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 5.7 berikut ini.
GAMBAR 5.7
PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Kesehatan Keluarga
93
Seperti terlihat pada Gambar 5.7, di Indonesia dapat diketahui bahwa sebesar 73,61%
ibu hamil melakukan persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan. Provinsi DI Yogyakarta memiliki cakupan tertinggi (99,46%) dan
Provinsi Papua memiliki cakupan terendah (12,97%) untuk persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Data dan informasi mengenai
cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dapat dilihat
pada Lampiran 5.5.
GAMBAR 5.8
CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 DAN CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN
OLEH TENAGA KESEHATAN (PN) DI INDONESIA TAHUN 2005 2014
Dari Gambar 5.8 dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan ibu hamil K4 tidak berbeda jauh
dengan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Diasumsikan bahwa ibu hamil
yang mendapatkan pelayanan antenatal K4 kemungkinan persalinannya akan ditolong tenaga
kesehatan. Diharapkan dengan meningkatkan cakupan pelayananan ibu hamil K4 akan
meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Dalam analisis Riskesdas, penolong persalinan dinyatakan dalam penolong persalinan
kualifikasi tertinggi dan kualifikasi terendah. Penolong persalinan dengan kualifikasi tertinggi
yakni apabila terdapat lebih dari satu penolong, maka dipilih yang kualifikasinya paling tinggi.
Begitu juga dengan kualifikasi yang terendah. Dari Gambar 5.9 terlihat bahwa penolong
persalinan terbanyak dilakukan oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non
tenaga kesehatan (11,8%). Namun sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, dan
hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh perawat.
94
GAMBAR 5.9
PROPORSI PENOLONG PERSALINAN DENGAN KUALIFIKASI TERTINGGI
DI INDONESIA, RISKESDAS TAHUN 2013
Selain melalui persalinan normal, persalinan juga dapat dilakukan dengan cara bedah
perut/sesar. Pada Riskesdas 2013 ditanyakan mengenai proses persalinan yang dialami. Gambar
5.10 menyajikan proporsi persalinan dengan bedah sesar menurut karakteristik. Dari gambar
tersebut dapat diketahui bahwa secara umum pola persalinan melalui bedah sesar menurut
karakteristik menunjukkan proporsi tertinggi pada ibu yang menyelesaikan D1-D3/perguruan
tinggi (PT) nya (25,1%), pekerjaannya sebagai pegawai (20,9%), tinggal di perkotaan (13,8%),
dan kuintil indeks kepemilikannya teratas (18,9%).
GAMBAR 5.10
PROPORSI PERSALINAN SESAR DARI KELAHIRAN PERIODE 1 JANUARI 2010
SAMPAI SAAT WAWANCARA MENURUT KARAKTERISTIK DI INDONESIA, RISKESDAS 2013
Kesehatan Keluarga
95
Dari Gambar 5.11 dapat dilihat bahwa capaian cakupan kunjungan nifas (KF3) di
Indonesia dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir secara umum mengalami kenaikan. Capaian
indikator KF3 yang meningkat dalam 7 tahun terakhir merupakan hasil dari berbagai upaya
yang dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat termasuk sektor swasta. Program penempatan
Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk dokter dan bidan terus dilaksanakan. Selain itu, dengan
diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010, puskesmas, poskesdes,
dan posyandu lebih terbantu dalam mengintensifkan implementasi upaya kesehatan termasuk
di dalamnya pelayanan kesehatan ibu nifas. Pelayanan kesehatan ibu nifas termasuk di
antaranya kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan. Dukungan Pemerintah makin meningkat sejak diluncurkannya Jampersal
96
pada tahun 2011 hingga 2013, dimana pelayanan nifas termasuk paket manfaat yang dijamin
oleh Jampersal. Dalam paket Jampersal tersebut, pelayanan persalinan didorong untuk
menggunakan KB pasca persalinan. Gambaran mengenai cakupan kunjungan nifas lengkap di
Indonesia menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 5.12.
GAMBAR 5.12
CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3) DI INDONESIA MENURUT PROVINSI
TAHUN 2014
Pada Gambar 5.12 digambarkan bahwa tiga provinsi yang memiliki cakupan kunjungan
nifas lengkap tertinggi yaitu Provinsi DKI Jakarta (94,64%), DI Yogyakarta (94,54%), dan
Sumatera Utara (94,15%). Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan kunjungan nifas lengkap
terendah ialah Papua Barat (29,13%), Papua (38,61%), dan Maluku (43,39%).
Gambar 5.13 memperlihatkan bahwa pada tahun 2008 hingga tahun 2011 terdapat
perbedaan cakupan yang cukup besar antara persalinan ditolong tenaga kesehatan (Pn) dan
kunjungan nifas (KF3). Hal tersebut menunjukkan bahwa meski proses kelahirannya ditolong
oleh tenaga kesehatan, namun banyak ibu bersalin yang tidak melakukan kunjungan nifas ke
fasilitas kesehatan. Namun, sejak tahun 2012 hingga tahun 2014 cakupan indikator tersebut
secara nasional tidak menunjukkan perbedaan yang cukup berarti. Hal itu menunjukkan bahwa
ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan sebagian besar telah melakukan kunjungan nifas ke
fasilitas pelayanan kesehatan. Kemampuan petugas kesehatan dalam menjaring ibu bersalin
untuk mendapatkan pelayanan nifas merupakan faktor yang sangat penting.
Kesehatan Keluarga
97
GAMBAR 5.13
CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3) DAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN (PN)
DI INDONESIA TAHUN 2008 2014
98
GAMBAR 5.14
CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DI INDONESIA
TAHUN 2008 2014
Kesehatan Keluarga
99
Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan
(HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. Kematian ibu di Indonesia masih didominasi
oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan
infeksi. Namun proporsinya telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung
mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 25%
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK. Lebih jelasnya mengenai hal
itu dapat dilihat pada Gambar 5.16.
GAMBAR 5.16
PENYEBAB KEMATIAN IBU DI INDONESIA
TAHUN 2010 - 2013
Diperkirakan 20% dari kehamilan akan mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini
dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila : 1)
ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur
penanganan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan
persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah perdarahan
pasca-salin; 3) tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi; 4) apabila
komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan
tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6) pelayanan
di RS yang cepat dan tepat guna.
Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian
dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui : 1) peningkatan pelayanan antenatal yang mampu
mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai; 2) pertolongan persalinan yang
bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinan dan kelahiran;
serta 3) pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK)
yang dapat dijangkau secara tepat waktu oleh masyarakat yang membutuhkan.
Upaya terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia salah satunya dilakukan
melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program tersebut
menitikberatkan kepedulian dan peran keluarga dan masyarakat dalam melakukan upaya
deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil, serta menyediakan akses dan
pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas (PONED) dan
100
5. Pelayanan Kontrasepsi
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Tentang
Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, Dan Sistem
Informasi Keluarga, yang dimaksud dengan program keluarga berencana (KB) adalah upaya
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas.
Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, Dan
Sistem Informasi Keluarga, program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi
untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di
bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua
melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk meningkatkan
kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih
baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
Kesehatan Keluarga
101
KB merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan
keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan
informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan
kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta
kapan akan berhenti mempunyai anak.
Baik suami maupun istri memiliki hak yang sama untuk menetapkan berapa jumlah anak
yang akan dimiliki dan kapan akan memiliki anak. Melalui tahapan konseling pelayanan KB,
pasangan usia subur (PUS) dapat menentukan pilihan kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan
kebutuhannya berdasarkan informasi yang telah mereka pahami, termasuk keuntungan dan
kerugian, risiko metode kontrasepsi dari petugas kesehatan.
Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan diantaranya dalam rangka mengatur
jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia
Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada
pada kisaran usia 15-49 tahun.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan
kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau masyarakat, termasuk keluarga
berencana. Pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk pengaturan
kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas.
PUS bisa mendapatkan pelayanan kontrasepsi di tempat-tempat yang melayani program KB.
Gambaran mengenai tempat pelayanan KB di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 5.17 berikut.
GAMBAR 5.17
PRESENTASE TEMPAT PELAYANAN KB DI INDONESIA
TAHUN 2014
Saat ini, tempat pelayanan KB di Indonesia didominasi oleh bidan swasta (56,34%).
Tempat pelayanan KB terbanyak selanjutnya ialah klinik KB pemerintah (25,15%) dan dokter
praktik swasta (12,61%). Sedangkan, tempat pelayanan KB yang paling sedikit ialah klinik KB
swasta (5,89%). Data dan informasi tentang tempat pelayanan kontrasepsi di Indonesia tahun
2014 dapat dilihat di Lampiran 5.11.
102
GAMBAR 5.18
PERSENTASE PEMAKAIAN ALAT/CARA KB PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN)
YANG BERSTATUS KAWIN DI INDONESIA, RISKESDAS 2013
Dari Gambar 5.18 dapat kita lihat bahwa sebagian besar WUS saat ini menggunakan
kontrasepsi, yakni sebanyak 59,7%. Sebanyak 59,3% wanita usia subur menggunakan
kontrasepsi modern, dan hanya 0,4% lainnya menggunakan kontrasepsi cara tradisional. Selain
itu, dapat diketahui pula bahwa sebanyak 24,8% dari wanita usia subur mengaku pernah
menggunakan kontrasepsi, meski saat ini tidak sedang menggunakannya. Sedangkan 15,5%
wanita usia subur mengaku tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
GAMBAR 5.19
PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT METODE KONTRASEPSI
DI INDONESIA TAHUN 2014
Kesehatan Keluarga
103
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami-istri yang terikat dalam perkawinan
yang sah, yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun. Peserta KB Aktif adalah
Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa
diselingi kehamilan. Peserta KB Baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali
menggunakan alat/cara kontrasepsi dan atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan
metode kontrasepsi setelah melahirkan/keguguran.
Dari Gambar 5.19 dapat dilihat bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan (47,54%) dan terbanyak ke dua adalah pil
(23,58%). Sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit dipilih oleh peserta KB aktif yaitu
Metoda Operasi Pria (MOP) sebanyak 0,69%, kemudian kondom sebanyak 3,15%. Data dan
informasi mengenai KB aktif di Indonesia tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 5.9.
Sedangkan pada peserta KB baru, persentase metode kontrasepsi yang terbanyak
digunakan yaitu suntikan sebesar 49,67%. Metode terbanyak ke dua yaitu pil, sebesar 25,14%.
Metode yang paling sedikit dipilih oleh para peserta KB baru adalah metode operasi pria (MOP)
sebanyak 0,21%, kemudian metode operasi wanita (MOW) sebanyak 1,50%, dan kondom
(5,68%). Gambaran mengenai persentase peserta KB baru menurut metode kontrasepsi tahun
2014 selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.20.
GAMBAR 5.20
PERSENTASE PESERTA KB BARU MENURUT METODE KONTRASEPSI
TAHUN 2014
Pada Gambar 5.21 dapat dilihat bahwa provinsi dengan persentase peserta KB baru
tertinggi ialah Provinsi DKI Jakarta (32,02%), kemudian Papua (29,74%), dan Bengkulu
(27,34%). Sedangkan provinsi dengan persentase peserta KB baru terendah ialah Provinsi Bali
(9,90%), DI Yogyakarta (9,99%), dan Jawa Timur (13,27%). Secara nasional, persentase peserta
KB baru pada tahun 2014 sebesar 16,51%. Data dan informasi mengenai KB baru di Indonesia
tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 5.8.
104
GAMBAR 5.21
CAKUPAN PESERTA KB BARU MENURUT PROVINSI
TAHUN 2014
Dari Gambar 5.22 dapat kita lihat bahwa terdapat tiga metode kontrasepsi dengan
persentase peserta KB baru yang lebih rendah daripada persentase KB aktif, yakni intrauterine
device (IUD), MOW, dan MOP. Sedangkan pada metode lainnya persentase peserta KB baru nya
lebih banyak daripada persentase KB aktif.
Kesehatan Keluarga
105
GAMBAR 5.23
PERSENTASE PUS BUKAN PESERTA KB (UNMET NEED) MENURUT PROVINSI
HASIL PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2014
Unmet need diartikan sebagai wanita yang tidak ingin memiliki anak lagi tetapi wanita
tersebut tidak menggunakan alat kontrasepsi. Di Indonesia, unmet need diidentifikasikan sebagai
Pasangan usia subur yang bukan merupakan peserta keluarga berencana. Saat ini, persentase
unmet need di Indonesia tertinggi di Provinsi Papua Barat yaitu sebesar 38,23%. Sedangkan
persentase unmet need yang terendah yaitu di provinsi Bali sebesar 5,12%. Persentase unmet
need secara nasional sendiri pada tahun 2014 sebesar 14,87%. Sebanyak 7,13% PUS tidak
menggunakan alat kontrasepsi namun ingin menunda memiliki anak, dan 7,73% PUS tidak
menggunakan alat kontrasepsi meski sebenarnya tidak menginkan anak lagi. Data dan informasi
mengenai situasi pelayanan kontrasepsi di Indonesia selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
5.7 hingga Lampiran 5.13.
B. KESEHATAN ANAK
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang
akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian anak.
Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan,
setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun.
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian
anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal
(AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Perhatian terhadap
upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian
neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012
sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun
106
2007 dan hanya menurun 1 point dibanding SDKI tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran
hidup.
GAMBAR 5.24
TREN ANGKA KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA
Angka Kematian
Neonatal
120
97
100
80
57
60
40
81
68
32
30
58
46
26
20
46
35
44
34
20
19
40
32
19
2003
2007
2012
32
23
14
0
1991
1995
1999
2014
2015
Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDG 2015 yaitu sebesar 23 per 1.000
kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir (neonatal)
menjadi prioritas utama. Komitmen global dalam MDGs menetapkan target terkait kematian
anak yaitu menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 19902015.
Data dan informasi yang akan disajikan berikut ini menerangkan berbagai indikator
kesehatan anak yang meliputi prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR), penanganan
komplikasi neonatal, pelayanan kesehatan neonatal, pelayanan kesehatan bayi, pemberian ASI
eksklusif, pemberian vitamin A, penimbangan balita di Posyandu, imunisasi dasar, pelayanan
kesehatan balita, pelayanan kesehatan pada siswa SD/setingkat, pelayanan kesehatan peduli
remaja, pelayanan kesehatan pada kasus kekerasan anak, dan pelayanan kesehatan anak
terlantar dan anak jalanan di panti.
Kesehatan Keluarga
107
GAMBAR 5.25
PERSENTASE BERAT BAYI LAHIR RENDAH
MENURUT PROVINSI, RISKESDAS 2013
Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa persentase balita (0-59 bulan) dengan
BBLR sebesar 10,2%. Persentase BBLR tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah (16,8%)
dan terendah di Sumatera Utara (7,2%).
Masalah BBLR terutama pada kelahiran prematur terjadi karena ketidakmatangan
sistem organ pada bayi tersebut. Bayi berat lahir rendah mempunyai kecenderungan ke arah
peningkatan terjadinya infeksi dan mudah terserang komplikasi. Masalah pada BBLR yang sering
terjadi adalah gangguan pada sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular,
hematologi, gastro intestinal, ginjal, dan termoregulasi.
108
Kesehatan Keluarga
109
dilakukan untuk mengendalikan risiko pada kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan
agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.
Kejadian kematian tertinggi pada bayi dan balita terjadi pada masa neonatus. Hasil
Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa 78,5% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari.
Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi dan berbagai serangan komplikasi pada
minggu pertama kelahiran, maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai
standar lebih sering, minimal dua kali dalam minggu pertama. Langkah ini dilakukan untuk
menemukan secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga
pertolongan dapat segera diberikan untuk mencegah penyakit bertambah berat yang dapat
menyebabkan kematian. Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk
menurunkan kematian bayi baru lahir.
Terkait hal tersebut, pada tahun 2008 ditetapkan perubahan kebijakan dalam
pelaksanaan kunjungan neonatal, dari dua kali (satu kali pada minggu pertama dan satu kali
pada 8-28 hari) menjadi tiga kali (dua kali pada minggu pertama dan satu kali pada 828 hari).
Dengan demikian, jadwal kunjungan neonatal yang dilaksanakan saat ini yaitu pada umur 6-48
jam, umur 3-7 hari, dan umur 8-28 hari. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen
program Kesehatan Ibu Anak (KIA) dalam menyelenggarakan pelayanan neonatal yang
komprehensif.
GAMBAR 5.27
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
target Renstra
2014: 90%
Kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
(umur 6 jam-48 jam) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai
standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan yang
diberikan saat kunjungan neonatal yaitu pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan
110
tali pusat. Pada kunjungan neonatal pertama (KN1), bayi baru lahir mendapatkan vitamin K1
injeksi dan imunisasi hepatitis B0 (bila belum diberikan pada saat lahir). Cakupan indikator
kunjungan neonatal pertama menurut provinsi digambarkan pada gambar 5.27.
Capaian KN1 Indonesia pada tahun 2014 sebesar 97,07%. Capaian ini telah memenuhi
target Renstra tahun 2014 yang sebesar 90%. Terdapat 17 provinsi yang telah memenuhi target
tersebut.
Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi neonatal adalah
Kunjungan Neonatal Lengkap (KN lengkap) yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir
memperoleh pelayanan Kunjungan Neonatal minimal tiga kali sesuai standar di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Gambaran cakupan kunjungan KN lengkap menurut provinsi
di Indonesia terdapat pada Gambar 5.28 berikut ini.
GAMBAR 5.28
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
target program
2014: 88%
Capaian KN lengkap di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 93,33%. Pada gambar di atas
terlihat bahwa pencapaian indikator KN lengkap di Indonesia cukup baik yang dapat dilihat dari
capaian yang cukup tinggi di sebagian besar provinsi. Terdapat 16 provinsi telah mencapai
target program tahun 2014 yaitu 88%, dimana capaian tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat,
diikuti oleh Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Sedangkan dua provinsi dengan capaian
terendah yaitu Papua Barat (6,79%) dan Papua (23,88%). Gambar berikut ini menampilkan
cakupan KN lengkap dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014.
Kesehatan Keluarga
111
GAMBAR 5.29
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP
DI INDONESIA TAHUN 2009-2014
112
GAMBAR 5.30
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT PROVINSI
TAHUN 2014
Tiga provinsi dengan capaian tertinggi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat,
dan Kepulauan Riau. Dua provinsi dengan capaian terendah ialah Papua (13,27%) dan Papua
Barat (56,54%). Informasi lebih rinci menurut provinsi terkait pelayanan kesehatan pada bayi
tahun 2014 terdapat pada Lampiran 5.20.
Kesehatan Keluarga
113
Susu formula tidak mengandung enzim sehingga penyerapan makanan tergantung pada enzim
yang terdapat di usus bayi.
Mengacu pada target program pada tahun 2014 sebesar 80%, maka secara nasional
cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 52,3% belum mencapai target. Menurut provinsi,
hanya terdapat satu provinsi yang berhasil mencapai target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebesar 84,7%. Provinsi Jawa Barat, Papua Barat, dan Sumatera Utara merupakan tiga provinsi
dengan capaian terendah.
GAMBAR 5.31
CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 5.23.
114
kondisi dimana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang, akan berdampak kelainan pada
mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai dengan 4 tahun yang menjadi
penyebab utama kebutaan. KVA biasa terjadi pada anak yang menderita kurang energi protein
atau gizi buruk tetapi dapat juga terjadi karena gangguan penyerapan pada usus. Tahap awal
KVA ditandai dengan gejala rabun senja atau kurang jelas melihat pada malam hari atau
menurunnya kadar serum retinol dalam darah. Selanjutnya terdapat kelainan jaringan epitel
pada paru-paru, usus, kulit, dan mata.
Penanggulangan masalah KVA pada anak balita sudah dilaksanakan secara intensif sejak
tahun 1970-an, melalui distribusi kapsul vitamin A di posyandu setiap enam bulan yaitu bulan
Februari dan Agustus dan peningkatan promosi konsumsi makanan sumber vitamin A. Ada dua
jenis vitamin A yang diberikan, yaitu yang berwarna biru (100.000 IU) untuk bayi usia 6-11
bulan dan yang berwarna merah (200.000 IU) untuk anak usia 12-59 bulan.
Berdasarkan target program pada tahun 2014 sebesar 90%, maka cakupan pemberian
vitamin A secara nasional (85,4%) belum mencapai target namun ada tujuh provinsi telah
mencapai target program yaitu DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Aceh,
Bengkulu, Jawa Timur. Cakupan pemberian vitamin A pada balita 6-59 bulan tertinggi yaitu DI
Yogyakarta sebesar 99,2% dan terendah di Provinsi Papua sebesar 40,5%. Terdapat seperti yang
terlihat pada Gambar 5.32 berikut ini.
GAMBAR 5.32
CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BALITA (6-59 BULAN)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Kesehatan Keluarga
115
tinggi. Begitu pula sebaliknya, provinsi yang memiliki cakupan vitamin A yang rendah seperti
Papua dan Papua Barat disebabkan oleh tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan
balita di posyandu (D/S) juga rendah karena kendala geografis.
Capaian pemberian vitamin A pada bayi, anak balita, dan balita menurut provinsi secara
rinci dapat dilihat di Lampiran 5.22.
100
75
67.87
71,4
75,1
80,3
80,8
2013
2014
50
25
0
2010
2011
2012
116
Cakupan penimbangan balita dari tahun 2010 sampai tahun 2014 di Indonesia
cenderung meningkat. Cakupan balita ditimbang pada tahun 2014 di Indonesia sebesar 80,8%.
Sejak tahun 2010 sampai tahun 2013 cakupan penimbangan balita telah mencapai target
Renstra 2010-2013, namun pada tahun 2014 target Renstra sebesar 85% tidak tercapai.
Cakupan tertinggi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan cakupan 91,2% dan
Jawa Barat sebesar 90,2%. Sedangkan cakupan penimbangan balita terendah terjadi di Provinsi
Papua dan Papua Barat. Cakupan penimbangan balita di posyandu per provinsi secara rinci
dapat dilihat pada Lampiran 5.24.
8. Imunisasi
Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai penyakit yang
sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang
Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain: TBC, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis,
Campak, Polio, radang selaput otak, dan radang paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi
akan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan
atau kematian.
Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/bakteri/protozoa/jamur, masuk ke
dalam tubuh. Setiap makhluk hidup yang masuk ke dalam tubuh manusia akan dianggap benda
asing oleh tubuh atau yang disebut dengan antigen. Secara alamiah sistem kekebalan tubuh akan
membentuk zat anti yang disebut antibodi untuk melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali
antibodi berinteraksi dengan antigen, respon yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini
disebabkan antibodi belum mengenali antigen. Pada interaksi antibodi-antigen yang kedua dan
seterusnya, sistem kekebalan tubuh sudah mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh,
sehingga antibodi yang terbentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih cepat.
Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut imunisasi
alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian vaksin adalah upaya stimulasi
terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit
dengan melumpuhkan antigen yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin.
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap
penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan
terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, balita, anak-anak, wanita usia subur, dan ibu hamil.
a. Imunisasi Dasar pada Bayi
Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi dengan vaksin yang disuntikkan pada lokasi
tertentu atau diteteskan melalui mulut.
Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi, setiap bayi wajib
mendapatkan imunisasi dasar Lengkap yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB dan atau
DPT-HB-Hib, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak. Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan
tersebut, campak merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih, hal ini sesuai komitmen
Indonesia pada global untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90% secara
tinggi dan merata. Hal ini terkait dengan realita bahwa campak adalah salah satu penyebab
utama kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan
dalam penurunan angka kematian balita.
Kesehatan Keluarga
117
Indonesia memiliki cakupan imunisasi campak pada tahun 2014 sebesar 94,67% yang
berarti telah memenuhi target 90% dari yang telah ditetapkan secara nasional. Menurut
provinsi, terdapat 16 provinsi yang telah berhasil mencapai target 90% seperti yang disajikan
pada Gambar 5.34 berikut.
GAMBAR 5.34
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Jawa Barat
Kepulauan Riau
Lampung
Nusa Tenggara Barat
Jawa Timur
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Jambi
Bali
Sumatera Selatan
INDONESIA
Banten
Sulawesi Selatan
Sumatera Utara
Kep. Bangka Belitung
Bengkulu
Kalimantan Tengah
Gorontalo
Kalimantan Barat
Riau
Sulawesi Tengah
Maluku
Sulawesi Utara
Sulawesi Barat
Kalimantan Timur
Aceh
Sumatera Barat
Maluku Utara
DI Yogyakarta
Sulawesi Tenggara
Papua Barat
Kalimantan Selatan
Nusa Tenggara Timur
Papua
61.0
0
10
20
30
40
50
60
70.2
69.5
69.2
70
105.7
102.8
102.4
101.0
99.9
99.2
98.0
97.6
97.6
95.0
94.7
93.9
93.4
92.5
92.4
91.1
90.0
89.0
88.3
87.1
85.2
84.7
84.5
83.7
83.5
82.8
82.6
78.7
78.5
78.1
target renstra
80
90
100
110
(%)
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2015
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa seluruh bayi di Provinsi Jawa Barat,
Kepulauan Riau, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat telah mendapatkan imunisasi campak.
Sedangkan provinsi dengan cakupan terendah yaitu Papua sebesar 61%, diikuti oleh Nusa
Tenggara Timur sebesar 69,20% dan Kalimantan Selatan sebesar 69,55%.
Sedangkan berdasarkan laporan Riskesdas 2013, persentase imunisasi campak pada
anak 1223 bulan secara nasional sebesar 82,1%. Capaian tersebut belum memenuhi target 90%
dari yang ditetapkan secara nasional. Menurut Riskesdas 2013, pada tingkat provinsi, hanya
delapan provinsi yang telah berhasil mencapai target 90% yaitu DI Yogyakarta, Gorontalo,
Sulawesi Utara, Bali, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, NTB, dan Bengkulu.
b. Imunisasi Lengkap pada Bayi
Program imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi mendapatkan imunisasi
dasar secara lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan imunisasi dasar tersebut
diukur melalui indikator imunisasi dasar lengkap. Capaian indikator ini di Indonesia pada tahun
2014 sebesar 86,9%. Angka ini belum mencapai target Renstra pada tahun 2014 yang sebesar
90%. Sedangkan menurut provinsi, terdapat sembilan provinsi (27,27%) yang mencapai target
Renstra tahun 2014.
118
GAMBAR 5.35
CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Kepulauan Riau
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Timur
Bali
Jawa Tengah
Kep. Bangka
Nusa Tenggara
Sulawesi Selatan
Banten
Sumatera Selatan
INDONESIA
Jambi
Jawa Barat
Bengkulu
Kalimantan Barat
Riau
Kalimantan Timur
Sulawesi Barat
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sumatera Utara
Sumatera Barat
DI Yogyakarta
Aceh
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Maluku
Kalimantan
Nusa Tenggara
Kalimantan
Papua
Papua Barat
48.0
45.0
10
20
30
40
50
(%)
57.0
60
65.3
64.8
70
101.8
99.6
98.7
97.7
96.4
93.3
92.8
92.4
91.2
89.9
87.3
86.9
86.8
86.0
84.5
84.1
82.2
82.1
81.9
81.4
80.8
80.7
79.9
79.1
78.2
77.6
77.3
76.1
72.7
target renstra
80
90
100
110
Tiga provinsi dengan capaian imunisasi dasar lengkap pada bayi yang tertinggi pada
tahun 2014 yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Lampung, dan DKI Jakarta. Sedangkan tiga provinsi
dengan capaian terendah yaitu Papua Barat sebesar 44,95%, diikuti oleh Papua sebesar 47,95%,
dan Kalimantan Tengah sebesar 57,01%. Data dan informasi terkait imunisasi dasar pada bayi
yang dirinci menurut provinsi tahun 2014 terdapat pada Lampiran 5.17.
c. Angka Drop Out Cakupan Imunisasi DPT/HB1-Campak
Imunisasi dasar pada bayi seharusnya diberikan pada anak sesuai dengan umurnya.
Pada kondisi ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal. Namun
demikian, pada kondisi tertentu beberapa bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar secara
lengkap. Kelompok inilah yang disebut dengan drop out (DO) imunisasi. Bayi yang mendapatkan
imunisasi DPT/HB1 pada awal pemberian imunisasi, namun tidak mendapatkan imunisasi
campak, disebut angka drop out imunisasi DPT/HB1-Campak. Indikator ini diperoleh dengan
menghitung selisih penurunan cakupan imunisasi Campak terhadap cakupan imunisasi
DPT/HB1.
Angka drop out imunisasi DPT/HB1-Campak pada tahun 2014 sebesar 3,1%. Angka ini
lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 3,3%. Angka drop out imunisasi DPT/HB1Campak menunjukkan kecenderungan penurunan sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2014
yang asumsinya semakin sedikit bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap.
Kecenderungan penurunan tersebut dijelaskan pada gambar berikut ini.
Kesehatan Keluarga
119
GAMBAR 5.36
ANGKA DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT/HB1-CAMPAK PADA BAYI
TAHUN 2007-2014
DO rate DPT/HB1-Campak diharapkan agar tidak melebihi 5%. Batas maksimal tersebut
telah berhasil dipenuhi sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data dan informasi lebih
rinci mengenai angka drop out cakupan imunisasi DPT/HB1-Campak dan DPT/HB(1)DPT/HB(3) pada tahun 2012 -2014 terdapat pada Lampiran 5.18.
120
GAMBAR 5.37
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Lampung
Jambi
Kep. Bangka Belitung
DI Yogyakarta
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Bali
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
Kepulauan Riau
Sumatera Selatan
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Bengkulu
Jawa Timur
Gorontalo
Kalimantan Selatan
INDONESIA
Maluku Utara
Sulawesi Utara
Maluku
Sumatera Utara
Banten
Kalimantan Barat
Sumatera Barat
Nusa Tenggara Timur
Riau
Kalimantan Timur
Sulawesi Barat
Aceh
Kalimantan Tengah
Papua Barat
Papua
104.75
103.18
100.82
100.00
100.00
99.70
98.46
96.34
94.43
93.77
93.40
91.10
90.85
89.37
89.32
85.84
85.20
83.45
81.82
80.67
79.30
78.36
78.01
77.85
77.83
77.39
76.49
74.08
71.66
71.29
69.81
target :
66.93
100%
34.55
13.66
10
20
30
40
50
(%)
60
70
80
90
100
110
Kesehatan Keluarga
121
menunjukkan bahwa sebagian besar provinsi di Indonesia memiliki capaian di bawah 85%
seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.
GAMBAR 5.38
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Pada tahun 2014 terdapat enam provinsi yang mencapai target 85%, yaitu Bali,
Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Lampung seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 5.38 diatas. Provinsi Bali memiliki capaian tertinggi yaitu sebesar
95,28%. Sedangkan provinsi dengan capaian terendah yaitu Papua sebesar 14,78%. Data dan
informasi menurut provinsi terkait upaya pelayanan kesehatan anak balita disajikan pada
Lampiran 5.20
122
kesehatan yang dimaksud yaitu tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas puskesmas
lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru
kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang
UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas
4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan kesehatan gigi bisa
dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan siswa
tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada khususnya dan kesehatan tubuh
serta lingkungan pada umumnya.
Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui penjaringan kesehatan
terhadap murid SD/MI kelas satu juga menjadi salah satu indikator yang dievaluasi
keberhasilannya melalui Renstra Kementerian Kesehatan. Kegiatan penjaringan kesehatan
selain untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat
dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk
memperoleh data atau informasi dalam menilai perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun
untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, pemantauan dan evaluasi
kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Penjaringan kesehatan diukur dengan menghitung persentase SD/MI yang melakukan
penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang menjadi sasaran penjaringan. Cakupan SD
atau sederajat yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk siswa kelas satu pada tahun
2014 di Indonesia sebesar 82,17%, mengalami peningkatan dibandingkan cakupan tahun 2013
yang sebesar 73,91%. Namun, belum mencapai target Renstra 2014 sebesar 95%.
GAMBAR 5.39
CAKUPAN SEKOLAH DASAR/SETINGKAT YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN
SISWA SD/SETINGKAT KELAS 1 MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Kesehatan Keluarga
123
Dari Gambar 5.39 diketahui bahwa sebagian besar provinsi belum memenuhi target
Renstra 2014 yang sebesar 95%, hanya delapan provinsi yang telah mencapai target. Terdapat
empat provinsi dengan capaian 100%, yakni Provinsi Kalimantan Barat, Bali, DI Yogyakarta, dan
Kepulauan Bangka Belitung. Capaian terendah terdapat di Provinsi Papua sebesar 0%, diikuti
oleh Nusa Tenggara Timur sebesar 13,51%, dan Papua Barat sebesar 41,81%.
Sulitnya memenuhi target penjaringan SD/MI dapat disebabkan oleh beberapa masalah.
Masalah utama yang sering ditemukan di daerah yaitu kurangnya tenaga di puskesmas
sedangkan jumlah SD/MI cukup banyak, sehingga untuk melaksanakan penjaringan kesehatan
membutuhkan waktu lebih lama. Selain itu juga manajemen pelaporan belum terintegrasi
dengan baik. Walaupun kegiatan penjaringan kesehatan telah dilaksanakan di puskesmas namun
di beberapa provinsi, pengelola program UKS di kabupaten/kota berada pada struktur
organisasi yang berbeda sehingga menjadi penyebab koordinasi pencatatan dan pelaporan tidak
berjalan dengan baik. Data dan informasi tentang cakupan penjaringan siswa SD/sederajat kelas
satu menurut provinsi terdapat pada Lampiran 5.29.
124
pertolongan pertama serta rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat ditanggulangi di
sekolah.
Persentase kabupaten/kota dengan minimal empat puskesmas mampu tata laksana
PKPR menurut provinsi pada tahun 2014 terdapat pada Gambar 5.40.
GAMBAR 5.40
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA
DENGAN MINIMAL 4 PUSKESMAS MAMPU TATA LAKSANA PKPR
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Terdapat empat belas provinsi (42,4%) telah mencapai target program tahun 2014 yang
sebesar 90%. Persentase kabupaten/kota dengan minimal empat puskesmas mampu tata
laksana PKPR di Indonesia tahun 2014 sebesar 81,49%, sedikit mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 81,6%.
Jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal empat puskesmas PKPR pada tahun
2014 sebanyak 405 kabupaten/kota. Sedangkan jumlah puskesmas PKPR tahun 2014 sebanyak
2.995 puskesmas yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Data dan informasi lebih rinci
menurut provinsi terkait persentase kabupaten/kota dengan puskesmas mampu laksana PKPR
disajikan pada Lampiran 5.27.
Kesehatan Keluarga
125
dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Dari jutaan anak di dunia yang tidak mendapat perlindungan penuh, banyak diantara
mereka terlibat dalam kekerasan, terbuang, terlantar, dijadikan pekerja, terabaikan dan
dilecehkan. Berbagai bentuk kekerasan membatasi kesempatan anak-anak untuk bertahan
hidup, tumbuh, berkembang dan mewujudkan impian mereka.
Menurut KOMNAS Perlindungan Anak (2006), pemicu kekerasan terhadap anak
diantaranya adalah : 1) Kekerasan dalam rumah tangga, yaitu dalam keluarga terjadi kekerasan
yang melibatkan baik pihak ayah, ibu dan saudara yang lainnya. Anak seringkali menjadi sasaran
kemarahan orang tua, 2) Disfungsi keluarga, yaitu peran orang tua tidak berjalan sebagaimana
seharusnya. Adanya disfungsi peran ayah sebagai pemimpin keluarga dan peran ibu sebagai
sosok yang membimbing dan menyayangi, 3) Faktor ekonomi, yaitu kekerasan timbul karena
tekanan ekonomi. 4) Pandangan keliru tentang posisi anak dalam keluarga. Orang tua
menganggap bahwa anak adalah seseorang yang tidak tahu apa-apa. Dengan demikian pola asuh
apapun berhak dilakukan oleh orang tua. Disamping itu, kekerasan pada anak terinspirasi dari
tayangan-tayangan televisi maupun media-media lainnya yang tersebar dilingkungan
masyarakat.
Organisasi Kesehatan Dunia/WHO mendefinisikan kekerasan terhadap anak sebagai
semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional,
penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi, komersial atau lainnya yang mengakibatkan
cedera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak,
tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggung
jawab.
Dalam bidang kesehatan, pemerintah melakukan intervensi dalam bentuk penyediaan
akses pelayanan kesehatan bagi korban kekerasan pada anak yang terdiri dari pelayanan di
tingkat dasar melalui puskesmas. Pendekatan pelayanan kesehatan KtA di puskesmas dilakukan
melalui tiga aspek yaitu meliputi aspek medis (pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang),
medikolegal (visum et repertum) dan psikososial (rumah aman). Penatalaksanaan kasus
merupakan multidisiplin dengan melibatkan lembaga pelayanan kesehatan, lembaga
perlindungan anak, lembaga bantuan hukum, aparat penegak hukum dan lembaga sosial lainnya,
yang terbentuk dalam mekanismes kerja jejaring.
Pelayanan kesehatan lebih difokuskan pada upaya promotif dan preventif seperti
penyuluhan mengenai dampak KtA terhadap tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun
psikologis di sekolah melalui program UKS dan di tingkat masyarakat memberikan penyuluhan
kepada ibu-ibu PKK dan lain-lain. Selain itu, puskesmas juga memberikan pelayanan kuratif
yaitu penanganan darurat medis, pelayanan rehabilitatif dengan memberikan konseling.
pelayanan rujukan medikolegal dan psikososial.
Program KtA diarahkan untuk menyediakan akses pelayanan kesehatan secara
komprehensif di pelayanan tingkat dasar dan rujukan. Target puskesmas mampu tata laksana
KtA adalah setiap kabupaten/kota memiliki minimal dua puskesmas mampu tata laksana KtA.
Kriterianya adalah memiliki tenaga terlatih tata laksana kasus KtA (dokter atau dokter gigi dan
perawat atau bidan) dan melakukan pelayanan rujukan kasus KtA.
Upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melalui penyiapan fasilitator
pusat dan daerah serta tenaga pemberi pelayanan di puskesmas yang dilakukan dengan
menyelenggarakan pelatihan (training of trainer) secara berjenjang dalam rangka menyediakan
puskesmas mampu tata laksana KtA dengan menggunakan dana APBN maupun dekonsentrasi.
Selain itu, pada tahun 20122013 telah dilaksanakan penguatan pelayanan rujukan di rumah
126
sakit. Jumlah puskesmas mampu tata laksana KtA pada tahun 2014 sebanyak 1.694 puskesmas.
Persentase kabupaten/kota dengan minimal dua puskesmas mampu tata laksana KtA yaitu
78,07%, meningkat dibanding tahun 2013 sebesar 76,26%. Saat ini, sudah tersedia 71 RS
Umum/RS Bhayangkara di 28 provinsi yang memiliki PPT/PKT (menjadi Pusat Pelayanan
Terpadu untuk korban KtA) dan 39 RS di 33 provinsi yang melakukan pelayanan KtA di IGD oleh
tenaga kesehatan terlatih. Pada tahun 2014 target program perlindungan kesehatan anak yaitu
puskesmas mampu tata laksana KtA dengan indikator tiap kabupaten/kota memiliki minimal
dua puskesmas yang mampu tata laksana kasus KtA sebesar 90% belum tercapai. Hal itu
disebabkan karena program tersebut bukan merupakan program prioritas. Akibatnya dukungan
dan komitmen pemerintah daerah terhadap program KtA dirasakan kurang. Hal itu dapat dilihat
dari dukungan anggaran yang belum memadai dan sebagian besar tenaga kesehatan yang telah
dilatih penanganan KtA dimutasi khususnya dokter.
Dalam Pasal 108 KUHAP ayat (3) dinyatakan bahwa setiap pegawai negeri dalam rangka
melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya peristiwa yang merupakan tindak
pidana wajib segera melaporkan hal itu kepada penyelidik atau penyidik. Untuk itu, telah dibuat
Permenkes Nomor 68 tahun 2013 tentang Kewajiban Pemberi Layanan Kesehatan untuk
memberikan informasi atas adanya dugaan kekerasan terhadap anak. Diharapkan dengan
Permenkes ini, tenaga kesehatan dapat bekerja lebih profesional.
GAMBAR 5.41
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA
DENGAN MINIMAL 2 PUSKESMAS MAMPU TATA LAKSANA KTA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Pada Gambar 5.41 dapat diketahui bahwa pada tahun 2014 terdapat 78,07%
kabupaten/kota di Indonesia yang telah memiliki dua puskesmas mampu tata laksana KtA. Pada
tahun 2014 terdapat empat belas provinsi dengan persentase 100%. Jumlah tersebut sama
dengan kondisi pada tahun 2013. Provinsi dengan persentase 100% artinya seluruh
kabupaten/kota di provinsi tersebut telah memiliki sedikitnya dua puskesmas mampu tata
laksana KtA. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, terdapat enam provinsi yang mengalami
Kesehatan Keluarga
127
penurunan dari 100% yaitu Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Penurunan ini disebabkan karena dukungan
anggaran yang kurang sebagai dampak efisiensi.
Sebanyak enam belas provinsi sudah memenuhi target program tahun 2014 sebesar
90%. Data dan informasi lebih rinci menurut provinsi terkait persentase kabupaten/kota dengan
puskesmas mampu tata laksana KtA disajikan pada Lampiran 5.26.
128
perlindungan anak yang melibatkan pengelola program perlindungan anak di dinkes provinsi,
dinkes kabupaten/kota, puskesmas yang membina panti, lintas sektor, organisasi profesi dan
LSM. Data dan informasi berdasarkan provinsi terkait puskesmas yang melakukan pembinaan di
panti anak terlantar dapat dilihat pada Lampiran 5.28.
Kesehatan Keluarga
129
Tahun 2014 capaian Rencana Aksi Nasional Hak Azasi Manusia (RAN HAM) untuk
pembinaan kesehatan anak di SLB melalui program UKS dengan target dilakukan di 27 Provinsi
hanya 18 provinsi yang capaiannya 100%. Dari sebanyak 501 puskesmas yang memiliki SLB di
wilayah kerjanya, hanya 89,62 % (449 puskesmas) yang membina kesehatan anak penyandang
cacat di SLB. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 498
puskesmas. Penyebab turunnya capaian dan belum dilaksanakannya pembinaan di Provinsi
Nusa Tenggara Barat adalah karena program tersebut bukan merupakan program prioritas
sehingga sosialisasi dan pembinaan yang dilakukan masih kurang sehingga perlu ditingkatkan
koordinasi dan sosialisasi internal terkait Rencana Aksi Nasional Hak Azasi Manusia (RAN HAM).
Kegiatan yang sudah dilakukan di tahun 2014 yaitu, Pertemuan Koordinasi Pelayanan Kesehatan
Perlindungan Anak LP/LS Tingkat Pusat, Asistensi terpadu yankes perlindungan anak dan
orientasi pedoman yankes anak dengan disabilitas (untuk petugas dan keluarga) dan pedoman
pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja penyandang disabilitas.
130
.
Angka kesakitan dan kematian penyakit merupakan indikator dalam menilai derajat
kesehatan suatu masyarakat. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit perlu
upaya pengendalian penyakit. Pengendalian penyakit yang akan dibahas pada bab ini yaitu
pengendalian penyakit menular meliputi penyakit menular langsung dan penyakit yang
ditularkan melalui binatang.
Selain membahas pengendalian penyakit yang menjadi prioritas pembangunan
kesehatan nasional, pada subbab ini juga dibahas pengendalian penyakit di daerah tropis yang
salah satunya disebabkan oleh nyamuk, juga penyakit neglected disease seperti filariasis.
A. TUBERKULOSIS
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi
basil tuberkulosis.
Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan Case
Notification Rate (CNR), prevalensi (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu
titik waktu tertentu), dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat
tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).
Pengendalian Penyakit
133
GAMBAR 6.1
PROPORSI KASUS BARU BTA+ MENURUT KELOMPOK UMUR
TAHUN 2014
Kasus baru BTA+ pada kelompok umur 0-14 tahun merupakan proporsi yang paling
rendah. Dengan demikian terlihat bahwa kasus baru BTA+ rata-rata terjadi pada kelompok umur
dewasa.
134
Gambar 6.2 memperlihatkan bahwa sampai dengan tahun 2014 proporsi pasien baru
BTA+ di antara seluruh kasus belum mencapai target yang diharapkan. Hal itu mengindikasikan
mutu diagnosis yang rendah dan kurangnya prioritas menemukan kasus BTA+ di Indonesia.
Namun, sebanyak 63,6% provinsi telah mencapai target tersebut. Papua Barat merupakan
provinsi dengan proporsi pasien baru BTA+ di antara seluruh kasus yang terendah yaitu 38%.
GAMBAR 6.3
PROPORSI BTA POSITIF DI ANTARA SELURUH KASUS TB PARU
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Pengendalian Penyakit
135
GAMBAR 6.4
ANGKA NOTIFIKASI KASUS BTA+ DAN SELURUH KASUS
PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2008-2014
Gambar 6.5 berikut memperlihatkan besarnya angka notifikasi atau case notification rate
(CNR) BTA+ menurut provinsi tahun 2014.
GAMBAR 6.5
ANGKA NOTIFIKASI KASUS TB PARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
136
Provinsi dengan CNR BTA+ tertinggi yaitu Sulawesi Utara (219), Sulawesi Tenggara
(163), dan Gorontalo (133). Sedangkan CNR BTA+ terendah yaitu DI Yogyakarta (34), Bali (38),
dan Banten (40). CNR dianggap baik jika terjadi peningkatan minimal 5% dibandingkan dengan
sebelumnya.
Pada Gambar 6.6 terlihat penurunan angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2014
dibandingkan 6 tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 angka keberhasilan pengobatan sebesar
81,3%. WHO menetapkan standar angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%. Dengan
demikian pada tahun 2014, Indonesia tidak mencapai standar tersebut.
Sementara Kementerian Kesehatan menetapkan target Renstra minimal 88% untuk
angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2014. Berdasarkan hal tersebut, capaian angka
keberhasilan pengobatan tahun 2013 yang sebesar 81,3% juga tidak memenuhi target Renstra
tahun 2014.
5. Prevalensi tuberkulosis
Menurut hasil Riskesdas 2013, prevalensi TB berdasarkan diagnosis sebesar 0,4% dari
jumlah penduduk. Menurut provinsi, prevalensi TB paru tertinggi berdasarkan diagnosis yaitu
Jawa Barat sebesar 0,7%, DKI Jakarta dan Papua masing-masing sebesar 0,6%. Sedangkan
Provinsi Riau, Lampung, dan Bali merupakan provinsi dengan prevalensi TB paru terendah
berdasarkan diagnosis yaitu masing-masing sebesar 0,1%.
Sedangkan menurut Global Tuberculosis Control, estimasi insidens semua tipe TB tahun
2013 yang sebesar 183 per 100.000 penduduk mengalami penurunan dibandingkan tahun 1990
Pengendalian Penyakit
137
yang sebesar 343 per 100.000 penduduk. Begitu juga dengan prevalensi TB dan mortalitas yang
mengalami penurunan pada tahun 2013 seperti yang terlihat pada Tabel 6.1. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa program pengendalian TB di Indonesia telah berhasil menurunkan
insidens, prevalensi, dan mortalitas akibat penyakit TB.
TABEL 6.1
ESTIMASI INSIDENS, PREVALENSI, DAN MORTALITAS TB PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 1990 DAN 2013
Kasus Tb
Tahun 1990
Tahun 2013
Insidens tuberkulosis
343
183
Prevalensi tuberkulosis
423
272
Mortalitas
51
25
Menurut jenis kelamin, prevalensi TB paru pada laki-laki lebih tinggi yaitu sebesar 0,4%
dibandingkan pada perempuan yang sebesar 0,3%. Sedangkan menurut tipe daerah, prevalensi
TB paru pada penduduk di perkotaan sebesar 0,4%, lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk
di perdesaan yang sebesar 0,3%.
Informasi mengenai tuberkulosis menurut indikator, jenis kelamin, dan provinsi secara
rinci dapat dilihat pada Lampiran 6.1-6.4.
138
GAMBAR 6.7
JUMLAH KASUS BARU HIV POSITIF
SAMPAI TAHUN 2014
Pemetaan epidemi HIV di Indonesia dibagi menjadi lima kategori, yaitu <90 kasus, 90206 kasus, 207-323 kasus, 324-440 kasus, dan >440 kasus. Gambar 6.8 berikut ini
memperlihatkan distribusi HIV di Indonesia.
GAMBAR 6.8
PETA EPIDEMI HIV DI INDONESIA
TAHUN 2014
Pengendalian Penyakit
139
GAMBAR 6.9
JUMLAH KASUS BARU AIDS
SAMPAI TAHUN 2014
Pada gambar di atas terlihat adanya kecenderungan peningkatan penemuan kasus baru
sampai tahun 2013. Namun pada tahun 2014 terjadi penurunan kasus AIDS menjadi sebesar
5.494 kasus. Diperkirakan hal tersebut terjadi karena jumlah pelaporan kasus AIDS dari daerah
masih rendah. Secara kumulatif, kasus AIDS sampai dengan tahun 2014 sebesar 65.790 kasus.
Menurut jenis kelamin, persentase kasus baru AIDS tahun 2014 pada kelompok laki-laki
1,8 kali lebih besar dibandingkan pada kelompok perempuan seperti digambarkan di bawah ini.
GAMBAR 6.10
PROPORSI KASUS BARU AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
DI INDONESIA TAHUN 2014
Penderita AIDS pada laki-laki sebesar 61,6% dan pada perempuan sebesar 34,4%.
Sebesar 4% penderita AIDS tidak diketahui jenis kelaminnya. Beberapa kasus baru AIDS dari
Provinsi DKI Jakarta dan Papua Barat tidak dilaporkan jenis kelaminnya.
140
Gambar 6.11 berikut ini disajikan penderita AIDS menurut kelompok umur.
GAMBAR 6.11
PERSENTASE KASUS BARU AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR
TAHUN 2014
Gambaran kasus baru AIDS menurut kelompok umur menunjukkan bahwa sebagian
besar kasus baru AIDS terdapat pada usia 20-29 tahun, 30-39 tahun, dan 40-49 tahun. Kelompok
umur tersebut masuk ke dalam kelompok usia produktif yang aktif secara seksual dan termasuk
kelompok umur yang menggunakan NAPZA suntik.
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui beberapa cara penularan, yaitu hubungan seksual
lawan jenis (heteroseksual), hubungan sejenis homoseksual/biseksual, penggunaan alat suntik
(penasun) secara bergantian, transfusi darah, dan penularan dari ibu ke anak (perinatal).
Berikut ini disajikan persentase kasus AIDS menurut cara penularan tersebut.
GAMBAR 6.12
PERSENTASE KASUS AIDS MENURUT FAKTOR RISIKO
DI INDONESIA TAHUN 2014
Pengendalian Penyakit
141
Pada gambar di atas terlihat bahwa hubungan heteroseksual merupakan cara penularan
dengan persentase tertinggi pada kasus AIDS yaitu sebesar 81,3%, diikuti oleh homoseksual
sebesar 5,1% dan perinatal sebesar 3,5%. Sedangkan penasun yang biasanya cara penularan
tertinggi kedua, pada tahun 2014 turun secara signifikan menjadi 3,3% dibandingkan tahun
2013 yang sebesar 9,3%.
Penyakit AIDS dilaporkan bersamaan dengan penyakit penyerta. Pada tahun 2014
penyakit kandidiasis, tuberkulosis, dan diare merupakan penyakit penyerta AIDS tertinggi
masing-masing sebesar 1.316 kasus, 1.085 kasus, dan 1.036 kasus.
C. PNEUMONIA
Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman Pneumococcus, Staphylococcus,
Streptococcus, dan virus. Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk,
mengeluarkan dahak, dan sesak napas. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anakanak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah
kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Menurut hasil Riskesdas 2013, period prevalence pneumonia berdasarkan diagnosis
selama 1 bulan sebelum wawancara sebesar 0,2%. Sedangkan berdasarkan diagnosis/gejala
sebesar 1,8%.
Dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2007 yang sebesar 2,13%, period prevalence
pneumonia pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 1,8%. Pada balita, period prevalence
berdasarkan diagnosis sebesar 2,4 per 1.000 balita dan berdasarkan diagnosis/gejala sebesar
18,5 per 1.000 balita.
142
GAMBAR 6.14
PERIOD PREVALENCE PNEUMONIA MENURUT PROVINSI
RISKESDAS 2007 DAN 2013
Pada Gambar 6.14 terlihat bahwa sebagian besar provinsi mengalami penurunan period
prevalence pneumonia pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2007. Terdapat sebelas provinsi
(33,3%) yang mengalami kenaikan period prevalence pneumonia pada tahun 2013.
Menurut umur, period prevalence pneumonia tertinggi terjadi pada kelompok umur
balita terutama usia <1 tahun. Menurut daerah tempat tinggal, period prevalence pneumonia di
perdesaan (2,0%) lebih tinggi dibandingkan di perkotaan (1,6%). Sedangkan menurut status
ekonomi dengan menggunakan indeks kepemilikan, semakin rendah status ekonomi semakin
tinggi period prevalence pneumonia.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu dengan
meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia pada balita di
suatu wilayah sebesar 10% dari jumlah balita di wilayah tersebut. Berikut ini gambaran
penemuan pneumonia pada balita tahun 2008-2014.
GAMBAR 6.15
CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA PADA BALITA
DI INDONESIA TAHUN 2008-2014
Pengendalian Penyakit
143
Sampai dengan tahun 2014, angka cakupan penemuan pneumonia balita tidak
mengalami perkembangan berarti yaitu berkisar antara 20%-30%. Selama beberapa tahun
terakhir cakupan penemuan pneumonia tidak pernah mencapai target nasional, termasuk target
tahun 2014 sebesar 80%.
Angka kematian akibat pneumonia pada balita sebesar 0,08%, lebih rendah
dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 1,19%. Pada kelompok bayi angka kematian
lebih tinggi yaitu sebesar 0,11% dibandingkan pada kelompok umur 1-4 tahun yang sebesar
0,06%. Cakupan penemuan pneumonia dan kematiannya menurut provinsi dan kelompok umur
dapat dilihat pada Lampiran 6.9 dan 6.10.
D. KUSTA
Penyakit Kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses pembelahan cukup lama antara
23 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman
kusta memiliki masa inkubasi 25 tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun.
Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan
kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.
144
Berdasarkan bebannya, kusta dibagi menjadi 2 kelompok yaitu beban kusta tinggi (high
burden) dan beban kusta rendah (low burden). Provinsi disebut high burden jika NCDR (new case
detection rate: angka penemuan kasus baru) > 10 per 100.000 penduduk dan atau jumlah kasus
baru lebih dari 1.000, sedangkan low burden jika NCDR < 10 per 100.000 penduduk dan atau
jumlah kasus baru kurang dari 1.000 kasus.
Pada Gambar 6.17 terlihat bahwa dari 33 provinsi, sebanyak 13 provinsi (39,4%)
termasuk dalam beban kusta tinggi. Sedangkan 20 provinsi lainnya (60,6%) termasuk dalam
beban kusta rendah. Seluruh provinsi di bagian timur Indonesia merupakan daerah dengan
beban kusta tinggi.
GAMBAR 6.17
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU KUSTA PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2014
Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah walaupun memiliki NCDR <10 per 100.000
penduduk namun jumlah kasus baru melebihi 1.000 kasus sehingga dikategorikan sebagai
daerah dengan beban kusta tinggi.
Pengendalian Penyakit
145
GAMBAR 6.18
ANGKA CACAT TINGKAT II PER 1.000.000 PENDUDUK
TAHUN 2008-2014
Provinsi dengan angka cacat tingkat II per 1.000.000 penduduk tertinggi pada tahun
2014 yaitu Maluku Utara (27,16), Aceh (14,37), dan Jawa Timur (13,7). Hal itu menunjukkan
kemampuan mendeteksi kasus baru kusta di provinsi tersebut masih rendah.
GAMBAR 6.19
ANGKA CACAT TINGKAT II KUSTA PER 1.000.000 PENDUDUK
PER PROVINSI TAHUN 2014
146
Proporsi kusta MB periode 2008-2014 relatif statis yaitu antara 80%-84%. Provinsi
dengan proporsi kusta MB tertinggi pada tahun 2014 yaitu Bengkulu (100%), Kalimantan Timur
(95,7%), dan Kalimantan Selatan (95,1%).
Sedangkan proporsi kusta anak pada periode yang sama yaitu sekitar 10%-13%.
Provinsi dengan proporsi kusta pada anak tertinggi yaitu Papua Barat (33,49%), Papua (24,6%),
dan Kepulauan Riau (23,53%). Data/informasi terkait penyakit kusta menurut provinsi terdapat
pada Lampiran 6.12 sampai Lampiran 6.14.
E. DIARE
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit
potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Menurut hasil Riskesdas 2007, diare
merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%),
sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke-empat (13,2%).
Pada tahun 2012 angka kesakitan diare pada semua umur sebesar 214 per 1.000 penduduk dan
angka kesakitan diare pada balita 900 per 1.000 penduduk (Kajian Morbiditas Diare 2012).
Menurut Riskesdas 2013, insiden diare ( 2 minggu terakhir sebelum wawancara)
berdasarkan gejala sebesar 3,5% (kisaran provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada balita
sebesar 6,7% (kisaran provinsi 3,3%-10,2%). Sedangkan period prevalence diare (>2 minggu-1
bulan terakhir sebelum wawancara) berdasarkan gejala sebesar 7%. Gambar 6.21 berikut ini
menggambarkan period prevalence diare menurut provinsi.
Pengendalian Penyakit
147
GAMBAR 6.21
PERIOD PREVALENCE DIARE (> 2 MINGGU 1 BULAN SEBELUM WAWANCARA)
MENURUT GEJALA, RISKESDAS 2013
Pada tahun 2013 terjadi 8 KLB yang tersebar di 6 Propinsi, 8 kabupaten dengan jumlah
penderita 646 orang dengan kematian 7 orang (CFR 1,08%). Sedangkan pada tahun 2014 terjadi
6 KLB Diare yang tersebar di 5 propinsi, 6 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 2.549
orang dengan kematian 29 orang (CFR 1,14%).
TABEL 6.2
SITUASI KLB DIARE TAHUN 2014
No
Provinsi
1
Sumatera Utara
Kabupaten
Kasus
Meninggal
CFR (%)
Tapanuli Selatan
79
3,57
78
0,00
Sulawesi Selatan
Enrekang
44
0,00
Lampung
Pesawaran
100
NTT
2.089
23
1,10
Jawa Timur
Pasuruan
258
0,00
2.549
29
1,14
TOTAL
Sumber: Ditjen PP&PL, Kemenkes RI, 2015
Secara nasional angka kematian (CFR) pada KLB diare pada tahun 2014 sebesar 1,14%.
Sedangkan target CFR pada KLB Diare diharapkan <1%. Dengan demikian secara nasional, CFR
KLB diare tidak mencapai target program.
148
2. Campak
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak golongan Paramyxovirus. Penularan
dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah
terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika
seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
tersebut seumur hidupnya.
Pada tahun 2014, dilaporkan terdapat 12.943 kasus campak, lebih tinggi dibandingkan
tahun 2013 yang sebesar 11.521 kasus. Jumlah kasus meninggal sebanyak 8 kasus, yang
dilaporkan dari 5 provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, dan Kalimantan
Timur. Incidence rate (IR) campak pada tahun 2014 sebesar 5,13 per 100.000 penduduk,
meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,64 per 100.000 penduduk.
Gambar 6.22 menyajikan IR campak menurut provinsi. Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat,
dan Jawa Tengah merupakan provinsi dengan IR campak terendah. Sedangkan Aceh, DI
Yogyakarta, dan Kalimantan Barat merupakan provinsi dengan IR campak tertinggi.
Pengendalian Penyakit
149
GAMBAR 6.22
INCIDENCE RATE (IR) CAMPAK PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2014
Menurut kelompok umur, proporsi kasus campak terbesar terdapat pada kelompok
umur 5-9 tahun dan kelompok umur 1-4 tahun dengan proporsi masing-masing sebesar 30%
dan 27,6%. Namun jika dihitung rata-rata umur tunggal, kasus campak pada bayi <1 tahun
merupakan kasus yang tertinggi, yaitu sebanyak 1.117 kasus (8,6%). Gambar 6.23 berikut
memperlihatkan proporsi kasus campak per kelompok umur.
GAMBAR 6.23
PROPORSI KASUS CAMPAK PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT KELOMPOK UMUR DI INDONESIA TAHUN 2014
150
Campak dinyatakan sebagai KLB apabila terdapat 5 atau lebih kasus klinis dalam waktu
4 minggu berturut-turut yang terjadi secara mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan
epidemiologis. Pada tahun 2014, jumlah KLB campak yang terjadi sebanyak 173 KLB dengan
jumlah kasus sebanyak 2.104 kasus.
Frekuensi KLB campak tertinggi terjadi di Jawa Timur sebanyak 41 kejadian dengan 187
kasus. Diikuti Banten sebanyak 18 KLB dan Jambi serta Sumatera Selatan masing-masing 14
KLB. Namun jumlah kasus terbanyak terjadi di Maluku yaitu sebesar 326 kasus. Jumlah kasus
yang meninggal pada KLB campak tersebut sebanyak 21 kasus yang dilaporkan dari Jawa Timur
dan Sumatera Selatan, jauh meningkat dibandingkan tahun 2013 dengan kematian hanya 1
kasus.
3. Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang
sistem pernapasan bagian atas. Penyakit difteri pada umumnya menyerang anak-anak usia 1-10
tahun.
Jumlah kasus difteri pada tahun 2014 sebanyak 396 kasus dengan jumlah kasus
meninggal sebanyak 16 kasus sehingga CFR difteri sebesar 4,04%. Dari 22 provinsi yang
melaporkan adanya kasus difteri, kasus tertinggi terjadi di Jawa Timur yaitu sebanyak 295 kasus
yang berkontribusi sebesar 74% dari total kasus. Jumlah kasus difteri di Jawa Timur pada tahun
2014 menurun setengahnya dibandingkan tahun 2013 yang sebanyak 610 kasus. Dari seluruh
kasus tersebut, sebesar 37% tidak mendapatkan vaksin campak.
GAMBAR 6.24
PROPORSI KASUS DIFTERI MENURUT KELOMPOK UMUR
DI INDONESIA TAHUN 2014
Gambaran kasus menurut kelompok umur pada tahun 2014 menunjukkan jumlah
distribusi kasus tertinggi terjadi pada kelompok umur 5-9 tahun, >14 tahun, dan 1-4 tahun.
Namun kelompok umur 14 tahun memiliki rentang usia yang panjang dibanding kelompok
umur lainnya sehingga jika dihitung per umur tunggal, kelompok ini memiliki jumlah kasus yang
rendah.
Pengendalian Penyakit
151
Dari 34 provinsi, 24 di antaranya (70,6%) telah mencapai target non polio AFP rate 2
per 100.000 penduduk kurang dari 15 tahun pada tahun 2014.
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan
dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus polio liar. Untuk itu
diperlukan spesimen adekuat yang sesuai dengan persyaratan yaitu diambil 14 hari setelah
kelumpuhan dan suhu spesimen 0C - 8C sampai di laboratorium.
152
GAMBAR 6.26
PERSENTASE SPESIMEN ADEKUAT AFP
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Standar spesimen adekuat yaitu 80%. Pada tahun 2014 spesimen adekuat di Indonesia
sebesar 86,4%. Dengan demikian spesimen adekuat secara nasional telah sesuai standar.
Sebanyak 22 provinsi (64,7%) telah mencapai standar spesimen adekuat pada tahun
2014. Informasi lebih rinci mengenai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi menurut
provinsi dan kelompok umur dapat dilihat pada Lampiran 6.15 - 6.21.
Pengendalian Penyakit
153
GAMBAR 6.27
ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE
PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2008-2014
Gambaran angka kesakitan DBD menurut provinsi tahun 2014 dapat dilihat pada
Gambar 6.28. Pada tahun 2014 terdapat sebanyak 26 provinsi (76,5%) yang telah mencapai
target renstra 2014. Provinsi dengan angka kesakitan DBD tertinggi tahun 2014 yaitu Bali
sebesar 204,22, Kalimantan Timur sebesar 135,46, dan Kalimantan Utara sebesar 128,51 per
100.000 penduduk.
GAMBAR 6.28
ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
154
Pengendalian Penyakit
155
GAMBAR 6.30
ANGKA BEBAS JENTIK
DI INDONESIA TAHUN 2010-2014
Pada tahun 2014 ABJ di Indonesia sebesar 24,06%, menurun secara signifikan
dibandingkan dengan rata-rata capaian selama 4 tahun sebelumnya. Namun validitas data ABJ di
atas belum dapat dijadikan ukuran pasti untuk menggambarkan kepadatan jentik secara
nasional. Hal tersebut dikarenakan pelaporan data ABJ belum mencakup seluruh wilayah
kabupaten/kota di Indonesia. Sebagian besar puskesmas tidak melaksanakan kegiatan
Pemantauan Jentik Berkala (PJB) secara rutin, disamping itu kegiatan kader Juru Pemantau
Jentik (JUMANTIK) tidak berjalan di sebagian besar wilayah dikarenakan keterbatasan alokasi
anggaran di daerah untuk kedua kegiatan tersebut.
Informasi lebih rinci menurut provinsi terkait dengan penyakit DBD dapat dilihat pada
Lampiran 6.24 dan Lampiran 6.25.
H. CHIKUNGUNYA
Demam chikungunya (demam chik) adalah suatu penyakit menular dengan gejala utama
demam mendadak, nyeri pada persendian, terutama pada sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan
tangan serta tulang belakang, serta ruam pada kulit. Demam chik ditularkan oleh nyamuk Aedes
albopictus dan Aedes aegypty yang juga merupakan nyamuk penular penyakit DBD.
Demam chik dijumpai terutama di daerah tropis/subtropis dan sering menimbulkan
epidemi. Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya demam chik yaitu rendahnya status
kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya
tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan.
Selama tahun 2014 terdapat 8 kabupaten/kota dari 4 provinsi yang melaporkan
terjadinya KLB Chikungunya yaitu: Kabupaten Tulungagung, Kab. Pamekasan, Kab Ngawi
(Provinsi Jawa Timur), Kabupaten Tapanuli Selatan (Provinsi Sumatera Utara), Kabupaten
Banggai (Provinsi Sulawesi Tengah), Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur, Kotamobagu (Provinsi Sulawesi Utara). Pada tahun 2014 kejadian KLB lebih
banyak dan terjadi di 3 pulau di Indonesia dibandingkan tahun 2013 dengan kejadian KLB hanya
terjadi di 2 kabupaten/kota dari 1 provinsi.
156
GAMBAR 6.31
JUMLAH KASUS CHIKUNGUNYA DI INDONESIA
TAHUN 2010-2014
Kejadian Demam Chikungunya mengalami penurunan kasus yang cukup signifikan pada
tahun 2009-2012, namun kembali meningkat secara signifikan pada tahun 2013 dan turun lebih
dari setengahnya pada tahun 2014. Hingga saat ini belum pernah dilaporkan adanya kematian
akibat Chikungunya. Faktor penyebab turunnya kasus antara lain kondisi cuaca yang relatif
kering dengan curah hujan yang rendah, adanya imunitas pada daerah yang pernah terjangkit,
sebagian daerah tidak melaporkan kasus Chikungunya dan lain-lain.
I. FILARIASIS
Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh parasit berupa cacing
filaria, yang terdiri dari tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori.
Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular melalui gigitan
nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut
tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan
pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital.
WHO menetapkan kesepakatan global untuk mengeliminasi filariasis pada tahun 2020
(The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health problem by The Year
2020). Di dunia terdapat 1,3 miliar penduduk yang berisiko tertular penyakit kaki gajah di lebih
dari 83 negara dan 60% kasus berada di Asia Tenggara. Di Indonesia, pada tahun 2014 terdapat
14.932 kasus filariasis. Grafik berikut menggambarkan peningkatan kasus filariasis di Indonesia
sejak tahun 2010.
Pengendalian Penyakit
157
GAMBAR 6.32
JUMLAH KASUS KLINIS FILARIASIS
DI INDONESIA TAHUN 2010 2014
Provinsi dengan kasus klinis filariasis tertinggi pada tahun 2014 yaitu Nusa Tenggara
Timur (3.175), Aceh (2.375), dan Papua Barat (1.765).
Indonesia memberantas filariasis sebagai bagian dari eliminas filariasis global melalui
dua pilar kegiatan yaitu: 1. memutuskan mata rantai penularan filariasis dengan Pemberian Obat
Pencegahan Massal (POPM) filariasis di daerah endemis sekali setahun selama lima tahun
berturut-turut; 2. mencegah dan membatasi kecacatan dengan penatalaksanaan kasus filariasis
mandiri.
Sampai tahun 2014 berdasarkan survei darah jari, sebanyak 235 kabupaten/kota telah
dipetakan sebagai daerah endemis filariasis. Namun, baru 142 kabupaten/kota yang
melaksanakan POPM filariasis. Sebanyak 42 kabupaten/kota telah melaksanakan POPM filariasis
minimal lima tahun berturut-turut dengan cakupan pengobatan diatas 65%.
Cakupan POPM filariasis selama empat tahun terakhir terus meningkat, dari 37,7% pada
tahun 2011 menjadi 73,9% pada tahun 2014 seperti terlihat pada Gambar 6.33 berikut ini.
GAMBAR 6.33
CAKUPAN POPM FILARIASIS
TAHUN 2010 2014
158
J. MALARIA
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup
dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria
(Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada
semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa. Berikut gambaran peta
endemisitas malaria per kabupaten/kota di Indonesia tahun 2013 dan 2014.
GAMBAR 6.34
PETA ENDEMISITAS MALARIA DI INDONESIA
TAHUN 2013 DAN 2014
Tahun 2013
Tahun 2014
Pengendalian Penyakit
159
Tiga provinsi dengan API per 1.000 penduduk tertinggi yaitu Papua (29,57), Papua Barat
(20,85) dan Nusa Tenggara Timur (12,81). Sedangkan provinsi dengan API terendah yaitu DKI
Jakarta, Banten, dan Bali masing-masing sebesar 0,00. Sebanyak 80% kasus berasal dari NTT,
Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Secara nasional, sebesar 84% sediaan darah dites dengan pemeriksaan mikroskopis dan
16% lainnya dites dengan Rapid Diagnostic Test. Hanya di Provinsi Kalimantan Tengah dengan
proporsi Rapid Diagnostic Test lebih tinggi dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopik.
Informasi lengkap mengenai jumlah kasus malaria dan jenis tes sediaan darah menurut provinsi
dapat dilihat pada Lampiran 6.22 dan Lampiran 6.23.
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, insiden malaria berdasarkan diagnosis sebesar
0,35% atau 3,5 per 1.000 penduduk. Pada survei ini tiga provinsi dengan insiden tertinggi sama
dengan hasil laporan rutin yaitu Papua (6,1%), Papua Barat (4,5%), dan Nusa Tenggara Timur
(2,6%). Sementara insiden malaria berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 1,9% atau 19 per
1.000 penduduk.
2. Pengobatan Malaria
Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat harus benar
dan cara meminumnya harus tepat waktu yang sesuai dengan acuan program pengendalian
malaria. Pengobatan efektif adalah pemberian ACT (Artemicin-based Combination Therapy) pada
24 jam pertama pasien panas dan obat harus diminum habis dalam tiga hari. Hasil Riskesdas
160
2013 menyatakan bahwa proporsi pengobatan efektif Indonesia sebesar 45,5%. Lima provinsi
tertinggi dalam mengobati malaria secara efektif yaitu Kep. Bangka Belitung (59,2%), Sumatera
Utara (55,7%), Bengkulu (53,6%), Kalimantan Tengah (50,5%), dan Papua (50,0%).
K. RABIES
Rabies merupakan penyakit mematikan baik pada manusia maupun hewan yang
disebabkan oleh infeksi virus (golongan Rabdovirus) yang ditularkan melalui gigitan hewan
seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya
mengandung virus.
Terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian
rabies, yaitu: GHPR (kasus Gigitan Hewan Penular Rabies), PET/Post Exposure Treatment
(penatalaksanaan kasus gigitan), dan kasus yang positif rabies dan mati berdasarkan uji Lyssa.
Tahun 2014 terdapat 25 provinsi tertular rabies dari 34 provinsi di Indonesia
(Kementerian Pertanian). Sebanyak sembilan provinsi lainnya bebas rabies, lima diantaranya
provinsi bebas historis (Papua, Papua Barat, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan NTB), dan
enpat provinsi dibebaskan (Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan DKI Jakarta).
Kasus kematian karena rabies (Lyssa) di tahun 2014 secara signifikan mengalami
penurunan dari 195 pada tahun 2009 menjadi 81 kasus Lyssa pada tahun 2014. Demikian juga
dengan jumlah kasus GHPR pada tahun 2014 mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir.
Gambar 6.37 memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan PET dari 78,5% pada tahun
2013 menjadi 79,4% pada tahun 2014.
GAMBAR 6.37
SITUASI RABIES DI INDONESIA
TAHUN 2009 - 2014
Gambar 6.38 berikut ini merupakan sebaran kasus rabies di Indonesia selama tahun
2014.
Pengendalian Penyakit
161
GAMBAR 6.38
SEBARAN KASUS GHPR DAN KEMATIAN AKIBAT RABIES (LYSSA) DI INDONESIA
TAHUN 2014
Pada tahun 2014 terdapat 42.958 kasus gigitan hewan penular rabies. Kasus GHPR
paling banyak terjadi di Bali yaitu sebanyak 21.161 kasus dengan kasus meninggal berdasarkan
tes lyssa yang positif rabies berjumlah satu orang. Diikuti oleh Nusa Tenggara Timur dengan
5.340 kasus GHPR serta Sulawesi Utara sebanyak 3.601 kasus GHPR dengan 22 positif rabies.
Sebanyak enam belas provinsi yang terdapat positif rabies tersebar di lima puluh
kabupaten/kota.
L. LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Leptospira sp. Sumber
infeksi pada manusia biasanya akibat kontak secara langsung atau tidak langsung dengan urine
hewan yang terinfeksi. Penyakit ini bersifat musiman, di daerah yang beriklim sedang masa
puncak insiden dijumpai pada musim panas dan musim gugur karena temperatur merupakan
faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup Leptospira, sedangkan di daerah tropis insiden
tertinggi selama musim hujan. Namun, dikarenakan sulitnya diagnosa klinis dan mahalnya biaya
pemeriksaan laboratorium, banyak kasus leptospirosis yang tidak terlaporkan.
Terdapat empat provinsi yang melaporkan adanya kasus leptopirosis tahun 2014 yaitu
DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Dibandingkan tahun 2013, terdapat penurunan jumlah kasus dari 640 kasus menjadi 519
kasus pada tahun 2014. Penurunan kasus leptospirosis secara signifikan terjadi di Jawa Timur
dengan penurunan sekitar dua pertiga dibandingkan tahun sebelumnya. Namun di DKI Jakarta
dan Jawa Tengah terjadi kenaikan kasus bahkan merupakan kasus tertinggi di kedua provinsi
tersebut dalam lima tahun terakhir.
162
TABEL 6.3
DISTRIBUSI KASUS LEPTOSPIROSIS DI 6 PROVINSI
DI INDONESIA TAHUN 2005 2014
Provinsi
Tahun
2011
2012
0
0
2009
0
2010
0
2013
1
2014
0
DKI Jakarta
15
11
10
66
106
Jawa Barat
29
Jawa Tengah
232
133
184
129
156
198
DI Yogyakarta
95
230
626
72
163
154
Jawa Timur
19
28
244
61
Banten
10
Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan
11
335
409
857
239
641
519
Sumatera Selatan
Total
Angka kematian akibat leptospirosis tertinggi terjadi di DKI Jakarta dengan CFR sebesar
16,98%. Gambar 6.39 berikut ini merupakan gambaran jumlah kasus dan jumlah kasus
meninggal akibat leptospirosis selama tujuh tahun terakhir.
GAMBAR 6.39
SITUASI LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA
TAHUN 2008 - 2014
Walaupun jumlah kasus pada tahun 2014 menurun dibandingkan tahun 2013, namun
CFR akibat leptospirosis meningkat dari 9,36% pada tahun 2013 menjadi 11,75% pada tahun
2014.
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) leptospirosis dilakukan melalui upaya
penemuan dini serta pengobatan segera penderita untuk mencegah kematian, intervensi
lingkungan untuk mencegah munculnya sarang-sarang atau tempat persembunyaian tikus, dan
vaksinasi hewan peliharaan terhadap Leptospira.
Pengendalian Penyakit
163
M. ANTRAKS
Penyakit antraks disebabkan oleh kuman antraks (Bacillus anthracis). Kuman ini dapat
membentuk spora yang tahan terhadap perubahan lingkungan dan dapat bertahan hidup dalam
waktu yang lama didalam tanah, sehingga sulit dimusnahkan. Sumber penularan antraks yaitu
hewan peliharaan seperti sapi, kerbau, kambing dan domba yang terinfeksi Bacillus anthracis.
Pada tahun 2014 telah dilaporkan sebanyak 13 kasus antraks di Kabupaten Maros
Provinsi Sulawesi Selatan tanpa kejadian meninggal (CFR=0%). Dari gambaran kasus antraks
tahun 2008-2014. Berikut ini digambarkan distribusi kasus antraks selama tujuh tahun terakhir.
GAMBAR 6.40
JUMLAH KASUS DAN CFR ANTRAKS
DI INDONESIA TAHUN 2008-2014
N.
FLU BURUNG
Pengendalian flu burung yang dilakukan secara terpadu secara signifikan telah berhasil
menurunkan jumlah kasus konfirmasi flu burung H5N1 di Indonesia pada tahun 2014. Sejak
munculnya penyakit flu burung pertama kali pada tahun 2005, jumlah kasus terus menurun
pada periode tahun 2006-2014 dari 55 kasus pada tahun 2006 menjadi dua kasus pada tahun
2014. Namun, keseluruhan kasus konfirmasi flu burung pada tahun 2014 tersebut meninggal
(CFR=100%). Gambaran penurunan jumlah kasus konfirmasi flu burung H5N1 dapat dilihat
pada grafik berikut ini.
164
GAMBAR 6.41
JUMLAH KASUS, KEMATIAN, DAN CASE FATALITY RATE (CFR) FLU BURUNG
DI INDONESIA TAHUN 2005-2014
Sejak dilaporkan kasus pertama pada tahun 2005, penyebaran kasus flu burung H5N1
pada manusia telah terjadi di 15 provinsi di Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa
Timur, Banten, Bali, NTB, dan Sulawesi Selatan. Secara kumulatif, jumlah kasus tertinggi
ditemukan di Provinsi DKI Jakarta sebesar 52 kasus, Jawa Barat sebesar 51 kasus, dan Banten
sebesar 32 kasus.
Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh tim terpadu (Ditjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan serta Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan) terdapat beberapa hal yang mempengaruhi tingginya CFR pada tahun 2014 yaitu:
1. Keterlambatan diagnosis;
2. Keterlambatan pemberian Oseltamivir;
3. Faktor virulensi virus dan hostnya;
4. Memiliki histori kontak secara tidak langsung dengan faktor risiko, sehingga petugas
kesehatan menjadi kurang waspada terhadap gejala yang mengarah ke Flu Burung.
***
Pengendalian Penyakit
165
166
.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Sedangkan menurut WHO, kesehatan
lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi dari luar tubuh manusia dan segala
faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan kontrol dari kesehatan
lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan.
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya
kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,
kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja,
tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum, harus bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan, diantaranya limbah (cair, padat, dan gas), sampah yang tidak diproses
sesuai dengan persyaratan, vektor penyakit, zat kimia berbahaya, kebisingan yang melebihi
ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yang tercemar, dan makanan yang
terkontaminasi.
A.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat, yang dimaksud dengan STBM adalah pendekatan untuk mengubah
perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku yang higienis dan saniter secara
mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dalam pelaksanaan STBM berpedoman pada lima pilar yaitu:
1. Stop buang air besar sembarangan (BABS),
2. Cuci tangan pakai sabun,
3. Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga,
4. Pengamanan sampah rumah tangga, dan
5. Pengamanan limbah cair rumah tangga
Desa STBM adalah desa yang sudah stop BABS minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja
STBM atau natural leader, dan telah mempunyai rencana kerja STBM atau rencana tindak lanjut.
Jumlah desa STBM mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2012 jumlah desa STBM
adalah 11.165 desa dan meningkat menjadi 16.228 desa pada tahun 2013. Pada tahun 2014
jumlah desa STBM mencapai 20.497 desa, melebihi target Renstra Kementerian Kesehatan tahun
2014 yaitu 20.000 desa. Jika dilihat dari jumlah desanya, maka yang terbanyak adalah Provinsi
Jawa Timur yaitu 4.737 desa, diikuti oleh Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Pencapaian provinsi-provinsi di atas sebagai provinsi dengan desa STBM terbanyak
dikarenakan provinsi-provinsi tersebut termasuk ke dalam tiga belas provinsi prioritas pertama
Kesehatan Lingkungan
169
bersama dengan Provinsi Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi
Selatan. Provinsi-provinsi ini memiliki jumlah penduduk yang cukup tinggi dan tergolong dalam
klasifikasi mudah dalam hal pemetaan wilayah dan penduduk. Dukungan dari pemerintah
daerah pun menjadi salah satu faktor keberhasilan pencapaian tersebut seperti terbitnya Surat
Edaran Gubernur Jawa Timur No. 440/11841/031/2013 tanggal 21 Juni 2013 tentang
Pelaksanaan Program STBM yang ditindaklanjuti dengan Instruksi Bupati se Provinsi Jawa
Timur, Peraturan Gubernur NTB tentang Buang Air Besar Sembarangan No (BASNO), dan
sebagainya.
Jika dibandingkan dengan total desa dan kelurahan di setiap provinsi, maka persentase
tertinggi desa yang melaksanakan STBM adalah Provinsi DI Yogyakarta (86,07%) dan Nusa
Tenggara Barat (81,97%). Sedangkan persentase terendah desa yang melaksanakan STBM
adalah Provinsi Papua sebesar 0,34% dan Kalimantan Timur sebesar 0,58% (Gambar 7.1).
Rincian lengkap tentang persentase desa yang melaksanakan STBM tahun 2014 dapat dilihat
pada Lampiran 7.1.
GAMBAR 7.1
PERSENTASE DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
TAHUN 2014
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
Dalam upaya pencapaian ini masih ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya
dalam hal perubahan perilaku dan kesenjangan pencapaian desa/kelurahan yang melaksanakan
STBM. Proses perubahan perilaku membutuhkan waktu yang relatif lama dan tidak dapat
dilakukan secara instan sehingga diperlukan pendampingan dari petugas agar masyarakat mau
berubah untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dan tetap konsisten dalam
menjalankannya. Kesenjangan pencapaian desa/kelurahan STBM disebabkan oleh belum semua
petugas melaporkan hasil kegiatan di daerahnya. Dari total 9.738 tenaga kesehatan lingkungan
yang terdaftar, hanya 4.285 tenaga kesehatan lingkungan (44%) yang melaksanakan monitoring
kegiatan STBM sampai dengan tahun 2014.
Untuk mengatasi kendala ini, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan seperti
melakukan advokasi dan sosialisasi secara terpadu bersama lintas program dan lintas sektor
serta mitra terkait (Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes, Poltekkes, Bappenas, Kemendagri,
170
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dalam rangka internalisasi program di
provinsi dan kabupaten/kota, meningkatkan dan memperkuat strategi kemitraan antara
pemerintah dengan swasta dalam rangka efektivitas intervensi kegiatan, dan memperkuat
sistem monitoring dan evaluasi STBM menggunakan sistem monev berbasis web dan SMS
gateway dalam skala nasional.
Berdasarkan Gambar 7.2 tentang pencapaian rumah tangga ber-PHBS tahun 2014, secara
nasional persentase rumah tangga ber-PHBS sebesar 56,58%. Persentase tertinggi rumah tangga
yang ber-PHBS adalah di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 76,61% diikuti oleh Provinsi
Kalimantan Timur sebesar 75,26%. Sedangkan persentase terendah terdapat di Provinsi Papua
Barat sebesar 25,50% kemudian Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 29,48%.
Kesehatan Lingkungan
171
GAMBAR 7.2
PENCAPAIAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
TAHUN 2014
172
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
Dalam pelaksanaan kegiatan KKS ini, masih terdapat masalah yang dihadapi, diantaranya
standar indikator pelaksanaan kegiatan per tatanan dalam KKS masih belum sempurna,
koordinasi lintas sektor yang masih sulit antara kementerian/lembaga terkait dalam merespon
kerja sama dengan Kemenkes untuk mewujudkan KKS, kurangnya sosialisasi dan komitmen
pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan akibat seringnya mutasi kepegawaian di
daerah, fungsi tim pembina yang belum optimal baik di tingkat pusat, provinsi maupun
kabupaten/kota, dan kurangnya advokasi dan sosialisasi kegiatan penyehatan kawasan yang
terdiri dari KKS, pasar sehat, pelabuhan sehat dan DTPK di setiap provinsi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, upaya yang dapat dilakukan adalah mengembangkan
jejaring dengan lintas sektor dan lintas program yang terkait dengan penyelenggaraan KKS dan
menyusun rancangan Peraturan Presiden tentang KKS.
Kesehatan Lingkungan
173
D. AIR MINUM
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Pada
Permenkes tersebut juga disebutkan bahwa penyelenggara air minum wajib menjamin air
minum yang diproduksinya aman bagi kesehatan. Dalam hal ini penyelenggara air minum
diantaranya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),
koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan/atau individual
yang menyelenggarakan penyediaan air minum.
Air minum yang aman bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhi persyaratan
secara fisik, mikrobiologis, kimia, dan radioaktif. Secara fisik, air minum yang sehat adalah tidak
berbau, tidak berasa, tidak berwarna serta memiliki total zat padat terlarut, kekeruhan, dan suhu
sesuai ambang batas yang ditetapkan. Secara mikrobiologis, air minum yang sehat harus bebas
dari bakteri E.Coli dan total bakteri koliform. Secara kimiawi, zat kimia yang terkandung dalam
air minum seperti besi, aluminium, klor, arsen, dan lainnya harus di bawah ambang batas yang
ditentukan. Secara radioaktif, kadar gross alpha activity tidak boleh melebihi 0,1 becquerel per
liter (Bq/l) dan kadar gross beta activity tidak boleh melebihi 1 Bq/l.
Pada tahun 2014, dilakukan pengambilan sampel air minum oleh Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan untuk mengetahui air minum yang sudah memenuhi syarat. Dari 1.473
sampel yang diperiksa, secara nasional terdapat 1.137 sampel yang memenuhi syarat atau
sekitar 77,19% (Gambar 7.4). Hasil ini belum memenuhi target Rentra Kementerian Kesehatan
tahun 2014 yaitu 100% sampel yang diperiksa sudah memenuhi syarat. Secara provinsi,
terdapat sembilan provinsi yang sudah memenuhi target Renstra Kemenkes tahun 2014 dengan
memperoleh hasil 100%. Namun masih ada enam provinsi yang belum dilakukan pengambilan
sampel air minum ini. Rincian lengkap tentang persentase kualitas air minum yang memenuhi
syarat tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 7.5.
GAMBAR 7.4
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT
TAHUN 2014
Target Renstra
2014: 100%
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
174
Belum optimalnya pelaksanaan pengambilan sampel uji kualitas air minum disebabkan
pengawasan kualitas air minum belum menjadi prioritas kegiatan di provinsi dan
kabupaten/kota sehingga dukungan kebijakan dan pendanaan masih minim. Selain itu belum
semua kabupaten/kota memiliki laboratorium uji kualitas air minum, peralatan uji kualitas air
yang memenuhi standar dan SDM yang kompeten. Peran aktif unit pelaksana teknis (UPT) yaitu
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (B/BTKLPP) dan Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) dalam hal pengawasan, pembinaan, dan koordinasi dengan lintas
sektor terutama PDAM juga menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan kegiatan uji
kualitas air minum.
Untuk mengatasi masalah tersebut, upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan
advokasi dan sosialisasi Permenkes nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum dan Permenkes nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana
Pengawasan Kualitas Air Minum, meningkatkan Kemitraan Pemerintah Swasta (KPS) serta
melibatkan lintas program, lintas sektor dan lembaga Internasional seperti WHO, mendukung
ketersediaan peralatan pengawasan kualitas air minum untuk seluruh provinsi dan
kabupaten/kota, mengoptimalisasi peran UPT (B/BTKLPP), dan monitoring dan evaluasi yang
berkeinambungan.
Badan Pusat Statistik setiap tahunnya melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) yang diantaranya melakukan survei rumah tangga yang memiliki akses air minum
layak. Berdasarkan kuesioner Susenas, rumah tangga dikatakan menggunakan/mempunyai
akses air minum layak apabila sumber air minum yang digunakan rumah tangga berasal dari
leding (leding meteran dan eceran), air terlindung (pompa/sumur bor, sumur terlindung, mata
air terlindung) dengan jarak 10 m dari penampungan kotoran/limbah, atau air hujan. Apabila
sumber air minum utama tidak berasal dari leding, air terlindung dengan jarak 10 m dari
penampungan kotoran/limbah, dan air hujan maka tetap mempunyai akses air minum layak
apabila sumber air mandi/cucinya yang berasal dari leding (leding meteran dan eceran), air
terlindung (pompa/sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung) atau air hujan.
GAMBAR 7.5
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP AIR MINUM LAYAK
TAHUN 2014
Target Renstra
2014: 67%
Kesehatan Lingkungan
175
Gambar 7.5 menunjukkan bahwa secara nasional persentase penduduk yang memiliki
akses terhadap air minum layak sebesar 68,11% dan sudah melebihi target Renstra
Kementerian Kesehatan tahun 2014 yaitu sebesar 67%. Provinsi dengan persentase rumah
tangga yang memiliki akses air minum layak tertinggi yaitu Bali sebesar 93,22%, diikuti oleh DKI
Jakarta dengan persentase sebesar 91,23% dan Kepulauan Riau dengan persentase sebesar
83,27%. Sedangkan provinsi dengan persentase rumah tangga yang memiliki akses air minum
layak terendah yaitu Bengkulu sebesar 35,17%, diikuti Papua sebesar 49,42% dan Sulawesi
Barat sebesar 50,88%. Rincian lengkap tentang persentase rumah tangga yang memiliki akses
terhadap air minum layak tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 7.4.
Upaya peningkatan akses air minum layak secara nasional terus menerus dilakukan
melalui pengalokasian dana APBN dalam bentuk kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (PAMSTBM). Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
akses penduduk terhadap sumber air dan sanitasi yang layak di 102 kabupaten pada 28 provinsi.
Selain itu dilakukan juga penguatan KPS dengan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) lokal/nasional/internasional, Corporate Social Responsibility (CSR), donor agensi
internasional, seperti World Bank dan Asian Development Bank (ADB). Kerjasama ini
diimplementasikan melalui kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Pamsimas) dan Integrated Citarum Water Resource Management Investment Program
(ICWRMIP), serta kegiatan lain yang berorientasi pada pembinaan, penyediaan sarana air
minum dan sanitasi dasar yang layak serta terbangunnya perilaku hidup bersih dan sehat bagi
masyarakat dengan menggunakan pendekatan STBM.
Namun masih ada kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akses air minum
layak. Adanya kecenderungan meningkatnya penggunaan air kemasan dan isi ulang sebagai
sumber air minum, sementara itu air kemasan dan isi ulang tidak termasuk sebagai sumber air
minum layak. Hal ini terjadi disebabkan oleh pendataan yang dilakukan saat ini hanya memotret
akses terhadap sumber air yang digunakan untuk minum, belum memperhitungkan kondisi
rumah tangga yang memiliki lebih dari satu sumber air yang layak untuk diminum. Penyediaan
infrastruktur air minum yang ada juga belum dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.
Selain itu, anggaran daerah untuk perbaikan sarana air minum yang dipakai di masyarakat
belum teralokasi, termasuk sumber air minum bukan jaringan perpipaan yang tidak terlindungi.
E. SANITASI LAYAK
Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu pondasi inti dari masyarakat yang
sehat. Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia.
Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan,
mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi
masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa penyakit.
Berdasarkan konsep dan definisi MDGs, rumah tangga memiliki akses sanitasi layak
apabila fasilitas sanitasi yang digunakan memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi
dengan leher angsa, tanki septik (septic tank)/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang
digunakan sendiri atau bersama.
176
GAMBAR 7.6
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP SANITASI LAYAK
TAHUN 2014
Target Renstra
2014: 75%
Gambar 7.6 menunjukkan hasil Susenas 2014 mengenai persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap sanitasi layak. Secara nasional, terdapat 61,06% rumah tangga yang
memiliki akses sanitasi layak. Hasil ini belum memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan
tahun 2014 yaitu 75%. Provinsi dengan persentase rumah tangga yang memiliki akses sanitasi
layak tertinggi yaitu DKI Jakarta sebesar 86,81%, DI Yogyakarta sebesar 82,54% dan Kepulauan
Bangka Belitung sebesar 80,13%. Sedangkan provinsi dengan persentase rumah tangga yang
memiliki akses sanitasi layak terendah yaitu Nusa Tenggara Timur sebesar 12,77%. Rincian
lengkap tentang persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak tahun
2014 dapat dilihat pada Lampiran 7.6.
Pembangunan sanitasi masih belum menjadi kegiatan prioritas di provinsi dan
kabupaten/kota. Hal ini berdampak pada ketersediaan sarana sanitasi yang mudah, murah, dan
terjangkau oleh masyarakat. Kendala lain pada program sanitasi diantaranya kerjasama dan
kemitraaan pada program sanitasi yang belum optimal dan investasi pada sektor sanitasi masih
minim karena belum mempunyai nilai ekonomis secara langsung. Selain itu perubahan perilaku
masyarakat terhadap PHBS yang relatif lama juga menjadi kendala tersendiri.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala di atas, yaitu dengan
melakukan advokasi dan sosialisasi secara terpadu bersama lintas program dan lintas sektor,
mengalokasikan anggaran APBD yang cukup untuk monitoring dan pendampingan kepada
masyarakat oleh sanitarian/fasilitator/kader untuk mewujudkan perubahan perilaku higiene di
masyarakat secara berkesinambungan, melakukan pelatihan dan pembinaan calon wirausaha
sanitasi di provinsi dan kabupaten/kota, dan mengoptimalisasi peran UPT (B/BTKLPP) dalam
menciptakan pilihan opsi teknologi sarana sanitasi untuk daerah khusus seperti daerah pasang
surut, daerah sulit air, dan sebagainya.
Kesehatan Lingkungan
177
F.
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah rumah yang memiliki kriteria minimal akses air minum, akses
jamban sehat, lantai, pencahayaan, dan ventilasi sesuai dengan Kepmenkes RI Nomor
829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Permenkes Nomor
1077/MENKES/PER/2012 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah.
Menurut Kepmenkes RI No. 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan
Perumahan, ketentuan rumah yang memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut:
1. Bahan bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan
kesehatan, antara lain: debu total kurang dari 150 g/m2, asbestos kurang dari 0,5
serat/m3 per 24 jam, dan timah hitam (Pb) kurang dari 300 mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen
2. Komponen dan penataan ruangan rumah
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan
c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir
e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak
menyilaukan mata.
4. Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman antara 18 30OC
b. Kelembaban udara 40 70 %
c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni
e. Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam
f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai
6. Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah
7. Penyediaan air
a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/
orang/hari
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
8. Sarana penyimpanan makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman
9. Pembuangan Limbah
178
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah
b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah
10. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan untuk lebih dari dua orang tidur
Persyaratan ini juga berlaku juga terhadap rumah susun atau kondominium, rumah toko,
dan rumah kantor pada zona permukiman.
GAMBAR 7.7
PERSENTASE RUMAH YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
TAHUN 2014
Target Renstra
2014: 77%
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
Gambar 7.7 menunjukkan bahwa secara nasional terdapat 61,81% rumah yang
memenuhi syarat kesehatan. Hasil ini belum memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan
tahun 2014 yaitu 77%. Provinsi dengan persentase tertinggi adalah Bali yaitu 88,12% dan
Maluku Utara dengan 81,80%. Sedangkan provinsi terendah adalah Maluku dengan persentase
33,05%. Pada provinsi Papua belum dilakukan penilaian rumah yang memenuhi syarat
kesehatan. Rincian lengkap tentang persentase rumah yang memenuhi syarat kesehatan tahun
2014 dapat dilihat pada Lampiran 7.7.
Program penyehatan pemukiman memang belum menjadi program prioritas di daerah.
Selain itu koordinasi dan kemitraan terkait penyehatan pemukiman yang belum optimal dan
minimnya SDM dan dana untuk melakukan penilaian rumah sehat juga menjadi penghambat
dalam program penyehatan pemukiman. Hambatan lainnya adalah tidak semua pemilik rumah
mampu memperbaiki rumah sesuai rekomendasi sanitarian puskesmas.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain melakukan
koordinasi dan kemitraan antar stakeholder yang terkait, advokasi dan sosialisasi ke daerah
untuk melakukan penilaian dan pendataan rumah sehat, menyebarluaskan media komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) terkait rumah sehat, dan mengoptimalkan kegiatan pelayanan
kesehatan lingkungan (klinik sanitasi) di puskesmas.
Kesehatan Lingkungan
179
Target Renstra
2014: 78%
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
Pada gambar 7.8, secara nasional TTU yang telah memenuhi syarat belum sesuai dengan
target Renstra Kementerian Kesehatan yaitu hanya sebesar 68,24%. Provinsi dengan persentase
tertinggi adalah Sulawesi Tengah dengan persentase 89,41%. Provinsi dengan persentase
terendah adalah Lampung (47,35%), sedangkan provinsi Nusa Tenggara Timur dan Papua
belum melakukan penilaian TTU sehat. Rincian lengkap tentang persentase TTU yang memenuhi
syarat kesehatan tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 7.8.
180
Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan peningkatan jumlah TTU yang memenuhi
syarat diantaranya adalah koordinasi antar program dan lintas sektor yang belum optimal,
alokasi dana dalam anggaran daerah untuk kegiatan penyehatan dan pengawasan TTU yang
masih terbatas, mekanisme pendataan dan pelaporan yang belum efektif, dan peralatan
pengukuran parameter kualitas lingkungan yang belum lengkap. Oleh karena itu, dapat
dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan melakukan advokasi
dan sosialisasi terpadu antar program dan lintas sektor, memenuhi kebutuhan peralatan
pengukuran parameter kesehatan lingkungan, meningkatkan sistem monitoring dan evaluasi,
dan meningkatkan kapasitas pemilik/penyelenggara TTU agar ikut serta dalam peningkatan
kualitas kesehatan lingkungan.
G.
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN
PENGELOLAAN MAKANAN
PENYEHATAN
TEMPAT
Tempat pengelolaan makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan yang meliputi
jasaboga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin, dan makanan
jajanan. TPM dinyatakan sehat sesuai dengan Kepmenkes Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003
tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan
Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran, persyaratan hygiene sanitasi yang harus dipenuhi
meliputi:
1. Persyaratan lokasi dan bangunan
2. Persyaratan fasilitas sanitasi
3. Persyaratan dapur, rumah makan, dan gudang makanan
4. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
5. Persyaratan pengolahan makanan
6. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
7. Persyaratan penyajian makanan jadi
8. Persyaratan peralatan yang digunakan
Gambar 7.9 menunjukkan bahwa secara nasional terdapat 75,21% TPM yang memenuhi
syarat kesehatan. Hasil ini sudah memenuhi target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014
yaitu sebesar 75%. Provinsi dengan persentase tertinggi TPM yang memenuhi syarat kesehatan
adalah Maluku yaitu sebesar 93,58%, diikuti dengan Provinsi Papua Barat (93,18%) dan Bali
(93,18%). Sedangkan provinsi dengan persentase terendah TPM yang memenuhi syarat
kesehatan adalah Sulawesi Tenggara (55,65%) diikuti oleh Sulawesi Barat (60,45%) dan
Lampung (62,46%). Rincian lengkap tentang persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan
tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 7.9.
Kesehatan Lingkungan
181
GAMBAR 7.9
PERSENTASE TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
TAHUN 2014
Target Renstra
2014: 75%
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah TPM yang memenuhi syarat
diantaranya dengan memberikan dukungan aspek legal untuk operasionalisasi pembinaan dan
pengawasan TPM dan Tempat Pengolahan Pangan (TPP), meningkatkan jejaring kemitraan,
meningkatkan kapasitas SDM, menyediakan sarana dan prasarana seperti media KIE tentang
higiene sanitasi pangan dan alat deteksi cepat sistem kewaspadaan dini KLB keracunan pangan,
menyediakan pengelolaan data dan informasi yang up to date dan real time dengan e monev
Higiene Sanitasi Pangan (HSP), mengembangkan daerah intervensi kabupaten/kota yang
berkomitmen untuk pelaksanaan pembinaan dan pengendalian TPM terstandar, dan
memfasilitasi tugas perbantuan sentra pangan jajanan di kabupaten/kota.
182
alat pereduksi emisi gas dan debu pada proses pembuangannya. Selain itu perlu dilakukan pula
upaya minimalisasi limbah yaitu dengan mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara
mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali (reuse), dan daur ulang (recycle).
Penghijauan juga baik dilakukan untuk mengurangi polusi dari limbah yang berbentuk gas dan
untuk menyerap debu.
GAMBAR 7.10
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA
YANG MELAKSANAKAN PEMBINAAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DI RUMAH SAKIT
TAHUN 2014
Target Renstra
2014: 75%
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
Kesehatan Lingkungan
183
(Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Lingkungan Hidup (BLH), dan
rumah sakit)
3. Melakukan pemantauan evaluasi radiasi
***
184
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2009. Pedoman Program Perencanaan
Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi Dengan Stiker: Dalam Rangka Mempercepat Penurunan
AKI. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Kementerian Dalam Negeri. 2005. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2005
tentang Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.
Kementerian Dalam Negeri. 2014. Peraturan Menteri Dalam Negri 27 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015.
Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.
Kementerian Kesehatan RI. 1999. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829 Tahun 1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian
Kesehatan
RI.
2003.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian
Kesehatan
RI.
2004.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 248 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengelolaan Dana Tugas Pembantuan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian
Kesehatan
RI.
2010.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelanggaraan Praktek Bidan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
021/MENKES/SK/1/2011 tentang Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian
Kesehatan
RI.
2011.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik Dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian
Kesehatan
RI.
2011.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kesehatan Lingkungan
185
186
Environmental
Health.
***
Kesehatan Lingkungan
187
188
Lampiran 1.1
PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Pembagian Wilayah
Kabupaten
Kota
Kabupaten + Kota
Kecamatan
Kelurahan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
7.094
8.412
18
25
12
10
9
13
9
13
6
5
1
18
29
4
29
4
8
8
21
12
13
11
7
4
11
12
21
15
5
6
9
8
12
28
416
5
8
7
2
2
4
1
2
1
2
5
9
6
1
9
4
1
2
1
2
1
2
3
1
4
1
3
2
1
0
2
2
1
1
98
23
33
19
12
11
17
10
15
7
7
6
27
35
5
38
8
9
10
22
14
14
13
10
5
15
13
24
17
6
6
11
10
13
29
514
289
436
179
163
138
231
126
225
47
66
44
626
573
78
664
155
57
116
306
174
136
152
103
50
167
174
306
209
77
69
118
113
203
524
0
691
259
243
163
377
172
205
78
141
267
641
750
46
776
313
80
142
318
89
138
143
196
35
332
168
785
377
72
71
33
117
87
107
Desa
(8)
6.474
5.389
880
1.592
1.398
2.817
1.341
2.435
309
275
0
5.319
7.809
392
7.723
1.238
636
995
2.950
1.908
1.434
1.864
833
447
1.490
1.839
2.253
1.820
657
576
1.191
1.063
1.628
5.118
74.093
Lampiran 1.2
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN RASIO JENIS KELAMIN MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Laki-Laki
(3)
2.365.626
6.753.829
2.527.260
3.273.675
1.742.763
4.068.596
932.755
4.101.852
714.779
1.041.183
5.136.173
23.557.049
16.286.404
1.774.459
19.021.215
6.051.954
2.127.969
2.279.683
2.516.606
2.321.739
1.233.335
1.979.604
1.842.870
323.114
1.215.227
1.453.503
4.098.674
1.212.907
567.181
642.684
861.747
582.295
462.254
1.850.900
126.921.864
Perempuan
(4)
2.366.079
6.774.108
2.571.530
3.084.961
1.669.696
3.927.939
895.536
3.870.394
665.983
990.712
4.998.857
22.743.494
16.493.428
1.819.831
19.508.266
5.782.133
2.097.415
2.422.706
2.554.140
2.224.700
1.135.319
1.934.304
1.665.142
284.615
1.167.714
1.385.787
4.297.073
1.205.055
567.317
641.936
846.443
559.266
415.183
1.635.532
125.202.594
Total
(5)
(6)
4.731.705
13.527.937
5.098.790
6.358.636
3.412.459
7.996.535
1.828.291
7.972.246
1.380.762
2.031.895
10.135.030
46.300.543
32.779.832
3.594.290
38.529.481
11.834.087
4.225.384
4.702.389
5.070.746
4.546.439
2.368.654
3.913.908
3.508.012
607.729
2.382.941
2.839.290
8.395.747
2.417.962
1.134.498
1.284.620
1.708.190
1.141.561
877.437
3.486.432
252.124.458
100,0
99,7
98,3
106,1
104,4
103,6
104,2
106,0
107,3
105,1
102,7
103,6
98,7
97,5
97,5
104,7
101,5
94,1
98,5
104,4
108,6
102,3
110,7
113,5
104,1
104,9
95,4
100,7
100,0
100,1
101,8
104,1
111,3
113,2
101,4
Lampiran 1.3
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2014
No
Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
0-4
12.374.083
11.688.023
24.062.106
10-14
12.374.565
11.693.303
24.067.868
20-24
2
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
5-9
15-19
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
Jumlah
12.705.167
11.261.010
10.488.191
11.278.351
10.555.312
9.906.309
8.829.820
7.461.442
6.223.475
4.668.655
3.105.577
2.360.724
1.624.855
1.704.328
126.921.864
11.967.310
10.889.693
10.608.966
11.327.641
10.482.188
9.725.280
8.701.398
7.435.054
6.041.940
4.294.477
3.322.039
2.619.093
2.042.153
2.364.036
125.202.594
24.672.477
22.150.703
21.097.157
22.605.992
21.037.500
19.631.589
17.531.218
14.896.496
12.265.415
8.963.132
6.427.616
4.979.817
3.667.008
4.068.364
252.124.458
Lampiran 1.4
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, LUAS WILAYAH DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Laki-Laki
(3)
2.365.626
6.753.829
2.527.260
3.273.675
1.742.763
4.068.596
932.755
4.101.852
714.779
1.041.183
5.136.173
23.557.049
16.286.404
1.774.459
19.021.215
6.051.954
2.127.969
2.279.683
2.516.606
2.321.739
1.233.335
1.979.604
1.842.870
323.114
1.215.227
1.453.503
4.098.674
1.212.907
567.181
642.684
861.747
582.295
462.254
1.850.900
126.921.864
Perempuan
(4)
2.366.079
6.774.108
2.571.530
3.084.961
1.669.696
3.927.939
895.536
3.870.394
665.983
990.712
4.998.857
22.743.494
16.493.428
1.819.831
19.508.266
5.782.133
2.097.415
2.422.706
2.554.140
2.224.700
1.135.319
1.934.304
1.665.142
284.615
1.167.714
1.385.787
4.297.073
1.205.055
567.317
641.936
846.443
559.266
415.183
1.635.532
125.202.594
Total
Kepadatan Penduduk
2
(Jiwa per Km )
(5)
(6)
(7)
4.731.705
13.527.937
5.098.790
6.358.636
3.412.459
7.996.535
1.828.291
7.972.246
1.380.762
2.031.895
10.135.030
46.300.543
32.779.832
3.594.290
38.529.481
11.834.087
4.225.384
4.702.389
5.070.746
4.546.439
2.368.654
3.913.908
3.508.012
607.729
2.382.941
2.839.290
8.395.747
2.417.962
1.134.498
1.284.620
1.708.190
1.141.561
877.437
3.486.432
252.124.458
57.956,00
72.981,23
42.012,89
87.023,66
50.058,16
91.592,43
19.919,33
34.623,80
16.424,06
8.201,72
664,01
35.377,76
32.800,69
3.133,15
47.799,75
9.662,92
5.780,06
18.572,32
48.718,10
147.307,00
153.564,50
38.744,23
129.066,64
75.467,70
13.851,64
61.841,29
46.717,48
38.067,70
11.257,07
16.787,18
46.914,03
31.982,50
99.671,63
319.036,05
1.913.578,68
81,64
185,36
121,36
73,07
68,17
87,31
91,78
230,25
84,07
247,74
15.263,37
1.308,75
999,36
1.147,18
806,06
1.224,69
731,03
253,19
104,08
30,86
15,42
101,02
27,18
8,05
172,03
45,91
179,71
63,52
100,78
76,52
36,41
35,69
8,80
10,93
131,76
Lampiran 1.5
ESTIMASI JUMLAH LAHIR HIDUP, JUMLAH BAYI (0 TAHUN), JUMLAH BATITA (0-2 TAHUN), JUMLAH ANAK BALITA (1 - 4 TAHUN), JUMLAH BALITA (0 - 4 TAHUN) MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
Aceh
Sumatera Barat
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Laki-laki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
51.333
48.474
99.807
160.025
151.152
311.177
214.852
203.103
417.955
266.194
251.569
104.998
160.049
151.729
311.778
218.037
204.455
422.492
271.651
255.836
52.363
49.447
101.810
53.541
109.336
156.993
150.514
75.323
70.691
55.795
36.568
85.648
19.642
84.754
15.244
26.426
88.715
34.656
150.762
144.542
295.304
146.014
73.087
68.593
141.680
71.224
81.225
166.873
79.135
163.889
24.435
50.861
18.602
14.316
38.244
29.560
88.279
176.994
271.789
565.002
451.417
427.730
28.055
26.718
293.213
307.507
53.581
35.483
82.249
18.862
81.390
14.791
25.641
86.969
51.417
33.628
226.731
108.489
213.619
102.850
160.251
75.995
157.385
241.020
226.795
23.710
49.351
77.068
17.865
13.891
36.727
28.682
86.542
173.511
266.441
553.883
438.018
415.034
54.773
27.502
26.193
251.836
435.612
78.002
879.147
287.442
69.111
457.220
56.779
44.425
268.739
238.636
53.638
892.832
440.350
211.339
490.472
110.417
622.292
307.102
146.233
339.244
77.146
589.072
1.211.364
290.239
597.341
138.643
320.705
72.703
467.815
315.583
298.334
71.772
148.840
99.578
93.510
41.915
257.773
86.340
526.512
59.077
362.027
56.044
336.785
284.876
659.949
149.849
773.059
380.202
181.723
421.499
96.016
1.506.665
358.822
739.024
172.263
398.699
90.559
613.917
396.960
374.332
193.088
125.225
117.212
115.121
698.812
73.874
448.889
69.929
423.427
853.052
1.334.989
1.263.690
2.598.679
1.832.754
1.732.314
3.565.068
2.270.787
2.147.339
53.695
83.457
78.761
162.218
109.600
102.879
212.479
137.101
129.070
848.912
796.154
1.645.066
1.120.313
1.061.279
2.181.592
1.407.634
517.763
733.606
1.327.814
527.487
353.986
820.198
186.575
771.292
143.803
242.437
872.316
4.418.126
2.735.448
266.171
299.380
286.459
585.839
293.487
280.821
574.308
899.234
857.380
1.756.614
1.240.670
1.179.125
2.419.795
1.534.169
1.459.941
2.994.110
36.780
33.612
70.392
36.056
32.950
69.006
112.325
103.746
216.071
151.735
141.533
293.268
187.793
174.481
362.274
117.759
53.747
64.384
47.277
23.781
41.617
46.528
21.406
30.682
85.726
30.200
11.916
15.114
20.610
13.388
10.996
28.683
2.470.130
111.169
228.928
50.459
104.206
44.743
92.020
61.368
22.467
39.155
43.877
20.364
29.155
125.752
46.248
80.772
90.405
41.770
59.837
81.695
167.421
11.300
23.216
28.717
14.382
19.831
12.894
10.403
26.046
2.339.174
58.917
29.496
40.441
26.282
21.399
54.729
4.809.304
113.085
51.614
61.828
45.401
23.312
39.965
45.612
20.770
29.464
82.323
29.001
11.443
14.514
19.792
12.857
10.559
27.831
2.396.024
106.758
219.843
48.457
100.071
42.967
88.368
58.934
22.026
37.601
43.014
19.760
27.999
120.762
45.338
351.852
150.037
190.412
140.963
74.380
331.971
141.589
181.424
133.368
70.329
77.566
118.769
111.615
40.530
63.690
60.153
88.626
57.463
140.106
92.200
131.913
87.263
78.454
160.777
249.213
236.021
10.852
22.295
35.074
33.111
27.578
13.812
19.044
12.383
9.990
25.274
2.269.001
56.579
28.326
38.836
25.240
20.549
53.105
4.665.025
87.328
45.125
62.128
41.096
33.001
106.811
7.313.483
82.628
42.706
683.823
291.626
371.836
274.331
144.709
230.384
272.019
123.843
193.985
104.392
254.216
183.829
98.717
157.689
148.101
88.257
82.627
187.178
175.782
123.047
169.956
120.025
113.087
485.234
68.185
87.831
31.065
64.066
6.915.434
267.395
192.322
130.338
121.400
96.357
202.751
458.689
179.463
59.272
39.427
486.582
80.523
203.168
14.228.917
341.228
48.172
63.839
87.105
58.523
44.982
174.681
9.973.365
321.635
45.512
945.271
395.073
521.611
377.814
203.109
305.790
362.960
170.884
253.385
662.863
233.112
93.684
60.305
124.144
55.913
114.436
82.269
42.226
156.426
9.415.426
599.675
254.369
329.234
239.394
127.715
197.662
232.798
109.041
159.816
423.584
149.036
59.623
78.364
565.445
240.771
313.144
226.791
120.736
185.691
218.788
102.373
151.036
400.053
140.655
56.356
74.108
169.374
106.905
101.306
87.208
55.547
52.210
331.107
19.388.791
71.387
202.482
12.369.408
68.291
181.755
11.684.408
1.165.120
495.140
642.378
466.185
248.451
383.353
451.586
211.414
310.852
823.637
289.691
115.979
152.472
208.211
139.678
107.757
384.237
24.053.816
Lampiran 1.6
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK MENURUT PENDUDUK USIA MUDA, USIA PRODUKTIF DAN USIA NON PRODUKTIF
MENURUT JENIS KELAMIN PROVINSI TAHUN 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64 Tahun) Jumlah Penduduk Usia Non Produktif (65+ Tahun)
Laki-laki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
775.602
2.306.494
836.315
1.082.030
533.779
1.240.375
286.507
1.204.253
207.996
306.478
1.241.320
6.940.762
4.419.211
404.987
4.845.323
1.821.822
564.163
749.330
970.262
740.601
376.133
586.103
648.085
342.454
484.240
1.330.840
435.384
185.535
237.534
318.367
208.598
154.646
654.131
37.439.660
734.645
2.179.344
786.594
1.020.454
505.912
1.172.992
270.810
1.136.216
197.953
288.180
1.176.464
6.570.519
4.179.894
382.445
4.601.517
1.711.438
527.008
711.845
917.155
703.980
354.990
550.659
607.635
319.621
456.708
1.256.847
409.718
176.955
224.379
297.786
196.683
144.170
566.192
35.337.708
1.510.247
4.485.838
1.622.909
2.102.484
1.039.691
2.413.367
557.317
2.340.469
405.949
594.658
2.417.784
13.511.281
8.599.105
787.432
9.446.840
3.533.260
1.091.171
1.461.175
1.887.417
1.444.581
731.123
1.136.762
1.255.720
662.075
940.948
2.587.687
845.102
362.490
461.913
616.153
405.281
298.816
1.220.323
72.777.368
1.511.535
4.224.241
1.573.114
2.111.844
1.150.182
2.676.218
612.670
2.702.152
483.768
713.962
3.746.554
15.609.903
10.815.461
1.218.422
13.009.267
4.075.955
1.434.355
1.429.804
1.424.414
1.499.677
822.759
1.333.290
1.467.305
814.136
918.623
2.571.173
735.311
363.699
380.965
510.441
357.840
299.608
1.176.648
83.775.296
1.526.993
4.283.690
1.609.726
1.979.131
1.099.993
2.576.693
586.541
2.536.907
439.873
680.799
3.656.168
15.017.695
10.998.332
1.244.184
13.325.632
3.885.769
1.418.997
1.594.198
1.503.635
1.436.615
744.690
1.300.750
1.292.804
772.378
875.558
2.770.589
744.034
366.938
388.505
511.514
344.828
263.843
1.053.527
82.831.529
3.038.528
8.507.931
3.182.840
4.090.975
2.250.175
5.252.911
1.199.211
5.239.059
923.641
1.394.761
7.402.722
30.627.598
21.813.793
2.462.606
26.334.899
7.961.724
2.853.352
3.024.002
2.928.049
2.936.292
1.567.449
2.634.040
2.760.109
1.586.514
1.794.181
5.341.762
1.479.345
730.637
769.470
1.021.955
702.668
563.451
2.230.175
166.606.825
78.489
223.094
117.831
79.801
58.802
152.003
33.578
195.447
23.015
20.743
148.299
1.006.384
1.051.732
151.050
1.166.625
154.177
129.451
100.549
121.930
81.461
34.443
60.211
50.594
58.637
50.640
196.661
42.212
17.947
24.185
32.939
15.857
8.000
20.121
5.706.908
104.441
311.074
175.210
85.376
63.791
178.254
38.185
197.271
28.157
21.733
166.225
1.155.280
1.315.202
193.202
1.581.117
184.926
151.410
116.663
133.350
84.105
35.639
82.895
49.318
75.715
53.521
269.637
51.303
23.424
29.052
37.143
17.755
7.170
15.813
7.033.357
182.930
534.168
293.041
165.177
122.593
330.257
71.763
392.718
51.172
42.476
314.524
2.161.664
2.366.934
344.252
2.747.742
339.103
280.861
217.212
255.280
165.566
70.082
143.106
99.912
134.352
104.161
466.298
93.515
41.371
53.237
70.082
33.612
15.170
35.934
12.740.265
Lampiran 1.7
ESTIMASI JUMLAH WANITA USIA SUBUR (15 - 49 TAHUN), WUS IMUNISASI (15 - 39 TAHUN),
IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
1.313.901
3.602.259
1.310.498
1.750.304
948.218
2.195.170
505.313
2.149.211
372.008
616.858
3.152.821
12.630.355
8.800.984
979.991
10.646.613
3.418.977
1.155.318
1.345.188
1.250.389
1.221.830
653.446
1.112.543
1.138.193
622.050
747.124
2.293.737
639.717
307.811
330.932
431.923
297.279
234.066
973.798
69.148.825
(4)
1.051.652
2.794.408
1.004.139
1.412.692
750.904
1.725.601
398.142
1.661.038
295.776
524.294
2.500.032
9.761.161
6.405.053
711.689
7.731.799
2.735.352
858.995
1.062.297
967.345
965.071
524.405
865.982
900.562
462.332
586.663
1.768.809
514.257
239.099
264.213
342.108
240.789
190.475
800.230
53.017.364
(15 -
111.991
338.258
120.270
160.615
78.347
183.561
42.069
180.278
32.515
55.947
194.693
967.062
621.502
60.250
644.423
251.820
77.431
114.627
138.327
101.222
50.873
88.849
99.445
45.947
65.821
184.163
64.809
25.538
32.446
44.485
28.911
23.538
60.202
5.290.235
106.901
322.883
114.803
153.314
74.786
175.217
40.157
172.084
31.037
53.404
185.843
923.105
593.252
57.511
615.131
240.374
73.911
109.417
132.039
96.621
48.561
84.810
94.925
43.859
62.829
175.792
61.863
24.377
30.971
42.463
27.597
22.468
57.466
5.049.771
Lampiran 1.8
ESTIMASI JUMLAH ANAK PRA SEKOLAH, JUMLAH ANAK USIA KELAS 1 SD/SETINGKAT, DAN JUMLAH ANAK USIA SD/SETINGKAT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Laki-laki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
Laki-laki
Perempuan
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
309.893
921.980
340.996
421.172
212.703
492.102
114.881
487.306
80.699
107.643
479.659
2.824.034
1.823.562
160.566
2.005.074
743.296
230.372
302.519
385.387
305.591
151.898
236.537
250.942
139.797
198.298
558.793
173.755
75.308
97.176
128.650
82.339
59.902
283.933
293.411
867.444
319.530
396.947
201.415
465.238
108.626
460.739
77.165
101.210
450.941
2.673.704
1.728.355
151.455
1.898.596
696.092
215.963
287.191
362.847
290.603
143.223
221.980
235.018
130.076
186.604
526.229
162.857
71.995
91.503
119.355
76.944
55.533
240.838
603.304
1.789.424
660.526
818.119
414.118
957.340
223.507
948.045
157.864
208.853
930.600
5.497.738
3.551.917
312.021
3.903.670
1.439.388
446.335
589.710
748.234
596.194
295.121
458.517
485.960
269.873
384.902
1.085.022
336.612
147.303
188.679
248.005
159.283
115.435
524.771
Indonesia
98.496
311.671
112.631
150.950
71.624
167.281
38.274
153.121
28.541
44.902
169.736
924.566
559.289
52.203
625.575
238.041
75.442
96.056
140.351
100.942
51.953
79.072
89.786
48.915
70.449
176.878
60.763
26.887
33.487
44.918
30.105
22.034
88.406
4.983.345
93.249
293.264
104.921
142.628
67.807
157.216
35.978
144.076
27.216
42.515
157.664
872.018
531.542
49.322
593.181
223.862
70.805
91.364
132.460
96.145
48.997
74.267
83.885
45.258
66.481
166.500
57.079
25.684
31.758
41.795
28.527
20.686
77.986
4.696.136
191.745
604.935
217.552
293.578
139.431
324.497
74.252
297.197
55.757
87.417
327.400
1.796.584
1.090.831
101.525
1.218.756
461.903
146.247
187.420
272.811
197.087
100.950
153.339
173.671
94.173
136.930
343.378
117.842
52.571
65.245
86.713
58.632
42.720
166.392
9.679.481
50.946
156.097
56.583
74.017
36.064
83.707
19.105
78.268
14.250
20.942
84.963
473.970
292.007
26.650
326.914
122.186
38.795
49.885
67.882
51.969
26.466
40.985
44.476
24.403
35.131
92.387
29.942
13.052
16.873
22.272
14.557
10.496
45.638
2.541.878
48.237
146.768
52.781
69.820
34.116
78.617
17.971
73.470
13.604
19.811
79.782
447.126
276.886
25.276
309.823
114.712
36.388
47.383
63.874
49.556
24.929
38.489
41.513
22.552
33.149
87.010
28.108
12.519
16.010
20.642
13.727
9.841
39.779
2.394.269
99.183
302.865
109.364
143.837
70.180
162.324
37.076
151.738
27.854
40.753
164.745
921.096
568.893
51.926
636.737
236.898
75.183
97.268
131.756
101.525
51.395
79.474
85.989
46.955
68.280
179.397
58.050
25.571
32.883
42.914
28.284
20.337
85.417
4.936.147
15.186.763
14.309.627
29.496.390
Lampiran 1.9
JUMLAH PENDUDUK MISKIN, PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DAN GARIS KEMISKINAN
TAHUN 2000 - 2014
No
Tahun
Perdesaan
Total
Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
2000
12,31
26,43
38,74
14,6
22,38
19,14
2002
13,32
25,08
38,39
14,46
21,1
18,2
2004
11,37
36,15
12,13
2006
2008
11
2010
2
4
6
8
10
12
2001
2003
2005
2007
2009
Maret 2011
13
September 2011
15
September 2012
17
September 2013
19
September 2014
14
16
18
Maret 2012
Maret 2013
Maret 2014
8,60
12,26
12,40
29,27
25,08
24,78
22,7
14,49
24,81
12,77
22,19
13,56
11,91
11,10
11,05
10,95
10,65
10,51
10,33
10,63
10,51
10,36
37,87
37,34
35,1
39,3
23,61
37,17
20,62
32,53
19,93
18,97
18,94
18,49
18,09
17,74
17,92
17,77
17,37
34,96
31,02
30,02
29,89
29,13
28,59
9,79
24,84
10,72
9,87
9,23
9,09
8,78
8,6
18,93
17,35
16,56
15,72
15,59
15,12
14,7
28,07
8,39
14,32
28,28
8,34
14,17
28,55
27,73
117.365,00
15,97
11,65
8,52
8,16
14,42
13,76
96.512,00
165.565,00
19,98
20,37
130.499,00
105.888,00
11,68
12,52
73.648,00
138.803,00
17,42
21,81
(10)
91.632,00
100.011,00
20,23
13,47
(9)
Perdesaan
18,41
13,57
20,11
Perkotaan
16,66
17,75
16,58
15,42
14,15
13,33
12,49
12,36
11,96
11,66
11,37
11,47
11,25
10,96
143.455,00
174.290,00
187.942,00
204.895,99
222.123,10
232.989,00
253.015,51
263.593,84
267.407,53
277.381,99
289.042,00
308.626,00
318.514,00
326.853,00
80.382,00
108.725,00
130.584,00
146.837,00
161.830,79
179.834,57
192.353,83
213.394,51
223.180,69
229.225,78
240.441,35
253.273,00
275.779,00
286.097,00
296.681,00
Lampiran 1.10
GARIS KEMISKINAN, JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT PROVINSI DAN TIPE DAERAH TAHUN 2014
Maret
Perkotaan
No
Provinsi
(1)
(2)
(4)
September
Perdesaan
Persentase
Penduduk
Miskin (%)
(5)
(7)
Kota+Desa
Persentase
Penduduk
Miskin (%)
(8)
(10)
Aceh
383.186
161,94
11,76
350.204
719,31
20,52
359.504
Sumatera Barat
374.968
108,08
5,43
333.511
271,12
8,68
349.656
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
338.234
375.286
379.183
336.929
362.614
336.927
439.377
421.733
447.797
288.742
279.036
632,20
166,36
100,12
9,35
6,90
12,93
230,63
11,08
22,33
97,38
393,98
2.578,36
6,09
3,92
8,47
287.582
1.535,81
8,35
310.321
99,90
315.239
375,69
13,81
4,73
4,01
307.147
370,18
18,54
291.533
82,05
5,76
337.367
307.382
322.006
448.220
265.093
336.900
100,34
40,78
62,51
97,89
59,18
67,08
240.276
162,49
246.633
25,21
241.921
235.934
362.783
321.231
416.158
404.944
318.514
48,25
26,31
49,83
12,19
14,78
35,37
10.507,20
277.509
325.261
295.931
3,39
12,68
333,03
291.534
18,22
1.945,29
327.273
357.009
9,85
367,12
104,54
299.145
10,23
4,98
3,79
4,01
5,51
9,77
5,22
7,06
6,60
9,16
7,80
3,95
5,86
4,47
8,34
448.817
-
385.071
277.645
267.991
286.137
654,47
333,52
163,68
8,92
7,07
733,71
14,46
912,28
15,41
216,41
49,31
30,42
17,14
7,27
9,86
1.748,71
11,35
211,84
17,36
2.891,17
278.429
3.250,98
271.646
85,30
281.925
9,40
247,14
15,96
16,13
6,67
5,34
274.136
450,64
16,31
279.049
319,46
9,76
248.606
323.556
298.656
404.554
257.845
303.975
211.271
226.220
241.936
233.215
345.536
286.242
894,33
105,55
120,37
22,15
6,57
5,33
155,71
10,33
325,57
15,27
149,05
701,81
294,01
168,96
127,58
266,28
70,45
11,41
13,25
16,78
23,10
13,19
26,28
8,56
389.812
214,65
36,16
286.097
17.772,81
14,17
338.206
889,04
38,92
Persentase
Penduduk
Miskin (%)
(11)
7,41
390.862
108,53
5,41
349.824
246,21
7,84
365.827
263,80
8,12
7,92
415.800
127,80
285.013
4.327,07
320,95
71,64
393,98
17,48
5,36
6,70
3,92
9,44
4.836,45
14,46
282.796
4.786,79
12,42
295.210
185,20
318.094
308.512
431.560
261.117
311.993
222.003
230.627
243.547
233.838
352.208
295.787
544,87
622,84
15,00
5,35
4,53
820,82
17,25
401,51
8,54
994,68
146,32
182,88
253,60
208,23
19,82
6,03
4,68
6,42
8,75
392,65
13,93
342,26
14,05
864,30
194,17
153,89
316,11
82,64
10,28
17,44
12,27
19,13
7,30
397.662
229,43
27,13
302.735
28.280,01
11,25
355.380
(19)
379,20
9,38
14,28
282.835
(18)
377.049
1.142,92
265.955
(17)
19,19
306.600
287.987
(16)
679,38
13,91
304.636
(15)
369.232
1.100,83
313.452
(14)
11,36
298.824
273.056
(13)
158,04
499,89
447.797
(12)
396.939
364.176
444.171
Kota+Desa
Persentase
Penduduk
Miskin (%)
18,05
1.286,67
336.930
Desa
Persentase
Penduduk
Miskin (%)
881,26
318.398
318.262
Kota
924,41
30,05
349.372
386.606
390.931
346.238
378.881
667,47
159,53
10,67
99,59
17,19
370,86
224,21
431.127
91,27
459.560
294.700
286.014
20,27
412,79
2.554,06
5,61
4,09
8,32
1.531,89
8,30
316.235
109,20
315.470
340.459
307.789
316.683
336.782
459.004
269.212
349.978
381,18
5,47
39,45
61,21
98,48
60,08
440.241
408.419
326.853
4,75
3,68
3,98
5,57
10,35
45,79
6,62
23,88
339.561
10,68
71,56
250.157
369.738
4,35
78,53
154,40
245.959
4,74
19,17
246.416
254.015
13,36
385,31
105,70
29,87
47,58
11,17
14,06
35,61
10.356,69
285.791
346.395
307.818
3,04
293.391
324.902
302.162
10,68
11,50
324,43
374.466
12,96
1.771,53
333.561
312.493
6,53
109,07
350.024
458.055
9,81
4,93
6,24
9,99
7,35
3,58
5,52
4,46
8,16
481.226
-
399.063
285.076
277.802
296.429
693,13
338,75
172,68
8,93
7,39
714,94
13,99
919,73
15,46
216,91
46,96
17,04
6,84
32,90
10,54
1.684,90
10,88
208,15
16,88
2.790,29
286.798
3.216,53
279.140
86,76
296.241
9,89
268,01
15,35
15,92
7,18
5,39
285.205
431,31
15,52
294.044
303,38
9,20
251.040
338.130
313.954
420.427
264.321
321.009
219.109
238.745
246.290
246.695
355.478
307.374
886,18
109,37
128,28
21,78
6,74
5,64
154,20
10,06
315,41
14,66
137,48
651,95
268,30
171,22
124,82
259,44
73,62
10,47
12,25
15,17
23,21
12,67
25,49
8,85
423.701
211,40
35,01
296.681
17.371,09
13,76
340.846
828,50
35,87
(20)
837,42
16,98
354,74
6,89
330.663
1.360,60
379.223
498,28
329.181
Persentase
Penduduk
Miskin (%)
281,75
9,85
7,99
8,39
307.488
1.085,80
13,62
318.822
1.143,94
14,21
425.967
124,17
291.474
4.238,96
356.554
469.814
459.560
281.570
316,50
67,23
412,79
17,09
4,97
6,40
4,09
9,18
4.561,82
13,58
289.945
4.748,42
12,28
301.747
195,96
321.056
315.819
297.907
268.536
298.212
330.869
323.594
444.248
266.528
328.063
229.222
243.036
247.611
246.524
361.022
316.160
532,58
649,19
14,55
5,51
4,76
816,62
17,05
381,91
8,07
991,88
148,82
189,49
252,68
197,56
19,60
6,07
4,81
6,31
8,26
387,06
13,61
314,09
12,77
154,69
12,05
806,35
195,10
307,02
84,79
9,54
17,41
18,44
7,41
428.608
225,46
26,26
312.328
27.727,78
10,96
358.204
864,11
27,80
Lampiran 1.11
INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1) DAN INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P2) MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Maret
No
Provinsi
September
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)**
Perkotaan
Perdesaan
Total
Perkotaan
Perdesaan
Total
Perkotaan
Perdesaan
Total
Perkotaan
Perdesaan
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
1,82
1,24
0,65
0,89
1,35
2,11
2,90
1,85
0,65
1,00
0,39
1,40
1,85
2,22
1,16
0,76
0,45
2,73
1,82
0,83
0,80
0,68
0,70
0,74
1,21
0,80
0,86
0,93
0,98
1,53
0,44
1,30
0,73
3,34
1,69
1,12
1,09
0,91
2,33
2,72
2,36
0,81
0,61
0,00
1,78
2,59
2,11
2,49
0,98
0,38
2,44
3,71
1,05
0,72
0,59
1,68
1,59
2,49
2,01
2,43
4,52
1,58
5,23
1,35
8,28
8,96
2,91
1,47
0,94
1,01
1,05
2,25
2,78
2,23
0,73
0,94
0,39
1,52
2,25
2,19
1,85
0,83
0,42
2,56
3,34
0,98
0,75
0,63
1,08
1,21
2,18
1,56
1,99
3,29
1,44
3,80
1,10
6,20
6,84
0,43
0,30
0,13
0,18
0,32
0,55
0,74
0,44
0,16
0,31
0,07
0,37
0,45
0,53
0,27
0,18
0,08
0,61
0,56
0,16
0,19
0,18
0,19
0,17
0,23
0,20
0,22
0,21
0,16
0,52
0,07
0,40
0,17
0,83
0,44
0,28
0,23
0,19
0,61
0,69
0,56
0,15
0,09
0,00
0,41
0,66
0,40
0,60
0,19
0,05
0,61
0,89
0,19
0,15
0,12
0,43
0,33
0,61
0,47
0,54
1,26
0,28
1,49
0,33
2,75
3,04
0,72
0,37
0,22
0,21
0,23
0,59
0,70
0,53
0,16
0,27
0,07
0,38
0,57
0,48
0,44
0,19
0,07
0,61
0,83
0,18
0,17
0,14
0,28
0,26
0,52
0,37
0,45
0,90
0,25
1,12
0,26
2,05
2,30
1,71
1,56
0,54
0,73
1,19
2,34
2,69
1,90
0,48
0,67
0,60
1,31
1,69
2,03
1,24
0,65
0,68
3,90
1,66
0,85
0,44
0,41
0,55
0,98
2,18
0,75
0,96
1,09
2,21
1,14
0,40
1,00
0,48
3,70
1,86
0,89
1,50
1,10
2,44
2,92
2,43
0,72
1,09
0,00
1,55
2,42
2,98
2,42
1,08
1,15
2,22
3,64
1,44
1,24
0,83
1,19
1,53
2,09
1,80
2,53
4,19
1,86
5,99
1,44
8,00
8,48
3,14
1,71
0,75
1,20
1,12
2,41
2,85
2,30
0,60
0,74
0,60
1,39
2,09
2,35
1,86
0,79
0,86
2,92
3,25
1,26
0,97
0,65
0,79
1,28
2,11
1,41
2,09
3,13
1,94
4,11
1,16
5,92
6,42
0,38
0,39
0,10
0,11
0,27
0,62
0,75
0,51
0,10
0,17
0,13
0,32
0,42
0,52
0,31
0,13
0,18
1,10
0,34
0,19
0,07
0,08
0,13
0,24
0,65
0,19
0,21
0,23
0,76
0,26
0,07
0,29
0,10
1,05
0,51
0,18
0,40
0,22
0,62
0,75
0,58
0,13
0,24
0,00
0,35
0,58
0,79
0,59
0,27
0,37
0,45
0,90
0,42
0,34
0,20
0,25
0,34
0,52
0,40
0,64
1,14
0,44
2,08
0,31
2,54
2,91
0,86
0,45
0,15
0,29
0,23
0,62
0,75
0,56
0,12
0,18
0,13
0,33
0,51
0,61
0,45
0,18
0,26
0,72
0,79
0,35
0,25
0,15
0,18
0,30
0,55
0,32
0,52
0,83
0,51
1,37
0,24
1,88
2,18
Indonesia
1,25
2,26
1,75
0,31
0,57
0,44
1,25
2,25
1,75
Catatan :
0,31
0,57
*) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing - masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
**) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin, semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
0,44
Lampiran 1.12
INDEKS GINI MENURUT PROVINSI TAHUN 2010 - 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
2010
2011
2012
2013
2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
0,30
0,35
0,33
0,33
0,30
0,34
0,37
0,36
0,30
0,29
0,36
0,36
0,34
0,41
0,34
0,42
0,37
0,40
0,38
0,37
0,30
0,37
0,37
0,37
0,37
0,40
0,42
0,43
0,36
0,33
0,34
0,38
0,41
0,38
0,33
0,35
0,35
0,36
0,34
0,34
0,36
0,37
0,30
0,32
0,44
0,41
0,38
0,40
0,37
0,40
0,41
0,36
0,36
0,40
0,34
0,37
0,38
0,39
0,38
0,41
0,41
0,46
0,34
0,41
0,33
0,40
0,42
0,41
Keterangan : Indeks Gini adalah suatu koefisien yang menunjukkan tingkat ketimpangan atau kemerataan distribusi pendapatan, nilai koefisien adalah 0 - 1
Nilai 0 menunjukkan distribusi yang sangat merata dan nilai 1 menunjukkan distribusi yang timpang
0,32
0,33
0,36
0,40
0,34
0,40
0,35
0,36
0,29
0,35
0,42
0,41
0,38
0,43
0,36
0,39
0,43
0,35
0,36
0,38
0,33
0,38
0,36
0,43
0,40
0,41
0,40
0,44
0,31
0,38
0,34
0,43
0,44
0,41
0,34
0,35
0,36
0,37
0,35
0,38
0,39
0,36
0,31
0,36
0,43
0,41
0,39
0,44
0,36
0,40
0,40
0,36
0,35
0,40
0,35
0,36
0,37
0,42
0,41
0,43
0,43
0,44
0,35
0,37
0,32
0,43
0,44
0,41
0,34
0,31
0,33
0,38
0,34
0,38
0,36
0,33
0,30
0,44
0,44
0,40
0,39
0,43
0,40
0,42
0,44
0,39
0,35
0,40
0,36
0,33
0,36
0,44
0,35
0,45
0,40
0,45
0,38
0,33
0,32
0,41
0,46
0,41
Lampiran 1.13
PERSENTASE RATA-RATA PENGELUARAN PER KAPITA SEBULAN MENURUT
KELOMPOK BARANG TAHUN 2014
No
KELOMPOK BARANG
Rata-rata Pengeluaran
per Kapita Sebulan (%)
(1)
(2)
(3)
Makanan
Padi-padian
7,76
Ikan
4,10
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Umbi-umbian
0,46
Daging
1,93
3,08
Sayur-sayuran
3,87
Kacang-kacangan
1,33
Buah-buahan
2,48
1,64
Bahan minuman
1,73
Bumbu-bumbuan
0,95
Konsumsi lainnya
Jumlah Makanan
II
Bukan Makanan
Pendidikan
2
4
5
6
7
8
1,01
13,37
6,33
50,04
20,75
12,35
3,92
Kesehatan
3,29
1,91
4,45
1,78
1,51
49,96
100,00
Lampiran 1.14
PERSENTASE RATA-RATA PENGELUARAN BUKAN MAKANAN PER KAPITA PER BULAN TAHUN 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Perumahan dan
fasilitas rumah
tangga
(3)
41,08
41,19
38,46
43,12
43,00
40,29
39,65
41,23
47,10
46,24
47,85
44,20
33,95
34,87
36,00
41,96
41,94
45,40
45,69
42,75
44,90
42,04
49,59
41,54
42,55
36,26
42,72
40,67
38,31
49,09
59,71
48,06
35,68
41,54
Aneka barang
dan jasa
Pendidikan
Kesehatan
Pakaian, alas
kaki dan tutup
kepala
Barang-barang
tahan lama
(4)
(6)
(7)
(8)
(5)
4,71
5,75
4,05
4,09
3,58
5,72
3,61
4,30
4,79
4,13
3,67
3,08
3,32
3,27
2,86
3,04
3,32
3,86
7,85
5,65
3,52
4,06
3,34
10,42
4,68
4,58
4,06
3,89
5,10
7,59
5,01
4,50
7,80
4,02
3,62
7,45
3,82
7,99
5,90
12,32
6,73
6,94
9,45
7,60
7,95
12,83
8,61
13,85
8,42
8,94
9,27
5,64
8,55
9,77
13,53
4,04
4,17
7,49
12,18
14,02
6,21
15,84
4,96
2,24
5,67
4,90
29,32
29,46
26,68
27,12
27,44
26,71
26,68
27,05
24,36
26,52
22,11
23,96
23,75
26,46
23,84
26,48
20,45
23,18
23,66
25,66
24,91
22,01
25,11
23,58
24,57
26,11
23,88
29,22
22,73
27,32
24,02
28,16
36,28
24,71
7,96
8,10
9,52
8,90
5,64
8,72
8,07
9,49
5,87
5,00
6,21
8,66
8,31
12,84
7,82
8,32
7,64
8,68
8,94
7,47
4,09
5,56
6,20
6,58
6,80
8,26
6,21
6,99
5,47
5,69
4,79
2,84
6,80
7,84
6,98
6,06
7,01
6,60
5,04
5,76
4,16
5,22
6,02
4,53
5,15
5,68
10,45
7,15
9,31
4,82
5,74
5,69
4,37
5,58
6,27
6,93
6,19
5,50
7,21
5,89
3,82
6,30
7,32
2,47
2,14
3,42
3,05
6,58
3,82
8,92
3,13
3,56
2,99
4,20
3,17
2,93
3,18
3,71
3,97
2,59
3,93
3,60
3,62
3,73
3,56
5,15
4,87
2,39
2,15
2,62
2,28
2,89
3,64
3,70
2,36
3,46
2,90
2,36
2,89
0,99
1,02
1,85
2,05
3,57
(10)
2,80
2,26
3,84
2,15
4,14
3,97
2,33
2,27
0,95
1,54
3,48
2,87
3,77
3,07
2,76
1,81
7,10
1,53
1,70
1,72
4,26
2,98
1,89
4,51
4,34
3,26
2,39
4,36
2,34
1,89
1,07
5,50
3,44
3,02
Total
(11)
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Lampiran 1.15
PERSENTASE TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT PENDIDIKAN TAHUN 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Tidak/belum
pernah
sekolah
(3)
1,86
1,85
1,48
1,53
0,77
0,79
0,00
0,70
0,78
0,90
24,75
3,26
2,47
0,00
0,40
2,24
0,70
1,91
0,49
0,91
1,35
0,00
0,91
0,00
0,51
0,48
1,23
0,00
1,30
0,94
0,00
0,00
0,90
1,42
Tidak tamat
SD
(4)
3,53
2,75
3,43
4,13
2,29
1,82
1,66
2,08
1,89
1,74
12,28
3,35
2,99
0,60
1,07
4,12
0,42
1,81
0,97
2,19
1,26
1,58
3,30
3,74
1,22
1,28
0,76
1,59
2,69
2,01
2,28
1,19
1,59
2,40
SD/MI/ Paket
A
(5)
4,98
2,98
4,45
3,83
1,79
2,17
1,47
2,45
3,71
5,36
9,34
4,91
4,13
1,38
2,35
7,19
0,60
3,86
1,65
2,31
1,83
1,87
4,56
3,47
2,33
2,17
1,80
1,92
2,07
3,50
1,60
1,25
2,19
3,60
SMP/MTs/
Paket B
(6)
8,39
5,75
6,19
5,36
5,10
4,34
2,88
4,37
6,06
5,90
9,56
12,08
7,77
2,26
5,73
11,99
1,78
6,04
2,92
4,31
3,17
4,93
7,48
5,55
2,94
4,50
2,64
5,48
0,84
3,77
3,31
3,56
3,67
7,15
SMA/MA/
SMK/Paket C
(7)
14,07
9,03
9,89
9,35
9,43
10,78
6,15
9,66
8,44
9,20
8,70
14,27
9,67
5,65
8,73
12,35
3,09
12,45
7,67
8,56
6,22
7,60
10,95
11,71
7,05
9,08
8,94
10,36
2,71
19,89
10,26
8,05
8,44
10,17
PT
(8)
9,95
8,68
7,69
10,84
8,44
6,16
5,31
5,85
6,66
3,11
5,31
4,78
3,42
4,48
3,74
4,85
2,89
6,69
8,49
5,78
4,37
4,11
5,87
10,32
5,70
9,58
7,01
7,19
1,99
16,35
8,57
11,36
9,88
5,78
Total
(9)
9,02
6,23
6,50
6,56
5,08
4,96
3,47
4,79
5,14
6,69
8,47
8,45
5,68
3,33
4,19
9,07
1,90
5,75
3,26
4,04
3,24
3,80
7,38
7,54
3,68
5,08
4,43
4,18
2,08
10,51
5,29
5,02
3,44
5,94
Lampiran 1.16
RATA-RATA LAMA SEKOLAH PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Perkotaan
Perdesaan
Total
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki+Perempuan
Laki-laki
Perempuan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
11,25
10,63
10,50
10,73
10,59
10,34
11,35
10,08
9,24
10,67
11,36
9,61
9,11
11,22
9,60
10,25
10,63
9,30
10,83
9,82
10,44
10,08
10,75
9,83
10,23
11,29
10,70
11,39
9,47
9,31
11,26
11,35
11,0
10,80
11,11
10,33
10,68
10,67
10,02
9,91
11,16
9,71
8,98
10,42
10,61
8,87
8,31
10,31
8,74
9,36
9,28
8,0
10,40
9,27
9,89
9,38
10,18
9,33
10,39
10,73
10,39
10,83
9,97
9,39
11,24
10,54
11,0
10,13
9,64
9,65
8,86
9,13
8,86
8,56
9,07
8,27
8,01
10,05
11,36
8,76
8,04
10,17
8,26
9,25
9,64
8,22
7,64
7,81
8,74
8,59
9,92
8,97
9,19
8,61
8,51
9,15
7,28
7,66
9,76
9,32
9,82
7,11
9,26
9,23
9,01
8,86
8,12
8,06
8,61
7,81
7,72
9,78
10,61
8,01
7,21
9,19
7,30
8,34
8,11
7,0
7,27
7,13
8,19
7,82
9,29
8,39
9,34
8,28
8,15
8,51
8,10
7,44
9,48
8,53
9,27
5,44
10,05
9,36
11,18
10,47
10,59
10,70
10,30
10,13
11,26
9,90
9,11
10,55
10,98
9,24
8,70
10,76
9,16
9,81
9,96
8,61
10,61
9,55
10,17
9,73
10,48
9,59
10,31
11,01
10,54
11,11
9,72
9,35
11,25
10,95
11,00
10,50
9,70
8,98
8,64
7,72
8,10
8,11
7,58
8,06
7,64
6,82
7,02
8,52
8,09
7,87
7,66
7,26
6,98
7,41
7,10
6,45
6,38
7,4
6,66
6,98
7,12
8,02
7,01
7,01
8,02
7,41
6,75
6,93
7,87
7,48
8,52
7,94
8,32
7,72
7,15
8,21
6,11
7,24
8,73
8,50
9,06
5,61
6,22
6,27
7,04
5,99
6,03
6,26
6,25
6,43
6,13
7,25
6,67
7,66
7,18
8,41
7,43
6,80
7,51
7,04
6,92
8,24
7,70
8,18
3,76
8,74
8,36
7,80
7,89
7,69
7,29
7,74
7,38
6,64
6,72
.
6,60
6,68
7,51
6,48
6,53
7,13
6,80
6,59
6,54
7,58
7,08
8,13
7,59
8,36
7,58
6,97
7,86
6,57
7,08
8,49
8,11
8,65
4,72
7,03
8,76
8,04
Laki-laki+Perempuan
(11)
9,45
9,44
8,94
9,00
8,50
8,31
8,85
8,05
7,87
9,92
10,98
8,39
7,62
9,67
7,77
8,80
8,88
7,58
7,45
7,47
8,48
8,21
9,62
8,70
9,26
8,45
8,32
8,83
7,69
7,55
9,62
8,93
9,56
6,32
8,40
Lampiran 1.17
PERSENTASE IJAZAH TERTINGGI YANG DIMILIKI (PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN) PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2014
Laki-laki
No
Provinsi
(1)
(2)
Tidak/belum
pernah
sekolah
(3)
(5)
Perempuan
SMP/MTs/
Paket B
SMA/MA/
SMK/Paket C
PT
(6)
(7)
(8)
Tidak/belum
pernah
sekolah
(9)
Laki-laki+Perempuan
Tidak tamat
SD
SD/MI/
Paket A
SMP/MTs/
Paket B
SMA/MA/
SMK/Paket C
PT
(10)
11
(12)
(13)
(14)
Tidak/belum
pernah
sekolah
(15)
Tidak tamat
SD
SD/MI/
Paket A
SMP/MTs/
Paket B
SMA/MA/
SMK/Paket C
PT
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
Aceh
0,57
3,91
13,48
20,20
47,98
13,87
1,69
6,20
15,92
20,40
35,76
20,04
1,13
5,06
14,71
20,30
41,82
16,98
Sumatera Barat
0,63
9,59
16,41
21,60
39,67
12,09
1,62
10,52
15,31
18,83
36,54
17,18
1,14
10,06
15,85
20,19
38,08
14,68
2,84
9,20
1,97
7,83
2
4
5
6
7
8
9
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 B a l i
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
25 Sulawesi Utara
26 Sulawesi Tengah
27 Sulawesi Selatan
28 Sulawesi Tenggara
29 Gorontalo
30 Sulawesi Barat
31 Maluku
32 Maluku Utara
33 Papua Barat
34 Papua
Indonesia
0,64
0,62
1,12
1,07
0,45
1,14
4,26
4,30
6,51
9,26
4,93
9,95
1,58
10,93
0,60
3,95
1,21
1,70
5,76
8,62
2,69
10,87
2,17
10,07
1,67
1,58
2,16
6,30
8,19
7,24
5,93
12,73
2,76
10,52
0,79
10,20
0,59
10,36
2,08
8,32
1,58
0,92
0,56
0,63
1,25
0,82
7,09
7,63
4,79
6,24
5,70
19,0
2,28
15,25
0,41
4,39
0,33
0,37
0,94
1,66
3,68
3,77
3,10
8,22
16,19
17,46
15,91
17,29
14,54
18,48
21,60
13,95
13,56
24,39
25,28
13,53
22,20
17,73
16,94
20,88
16,02
17,62
20,23
21,14
15,65
14,50
16,14
17,91
12,43
20,92
17,88
11,98
12,77
14,14
13,22
20,21
24,21
21,11
20,78
19,44
20,37
22,18
21,51
17,71
44,61
45,77
43,13
40,16
40,75
36,43
35,28
10,08
10,74
12,55
12,79
18,97
11,82
9,10
1,26
1,87
6,79
6,67
2,46
11,64
3,74
11,35
2,26
6,06
1,64
3,73
6,68
14,53
49,55
11,82
21,47
34,27
9,56
18,98
43,99
15,53
39,53
12,59
31,95
11,27
12,57
13,75
12,63
6,85
10,77
2,80
13,42
20,29
23,13
21,08
20,39
16,82
17,24
19,99
19,30
20,56
20,02
22,21
20,51
21,87
18,71
19,69
17,69
19,25
16,76
19,30
21,30
19,73
21,09
45,0
29,48
34,75
40,82
39,83
37,17
37,41
35,32
44,86
42,18
39,44
35,94
43,29
32,12
16,58
8,55
9,73
16,01
15,49
13,25
12,53
11,93
11,86
15,69
17,04
17,64
9,45
29,84
15,51
47,26
15,87
51,86
44,61
48,12
37,41
15,40
15,81
14,89
11,41
1,82
6,05
4,38
10,82
5,86
8,43
7,97
7,20
5,09
9,16
3,18
2,75
1,82
13,32
12,51
9,94
9,14
8,26
10,16
8,28
0,49
10,33
3,98
8,56
1,37
3,34
7,12
6,98
0,95
16,41
0,70
4,47
4,79
0,92
1,31
2,49
4,81
15,36
8,69
5,98
5,66
10,36
18,09
18,53
16,97
18,22
14,78
19,61
21,56
15,39
17,49
26,82
23,91
14,36
23,48
19,26
18,99
23,06
17,87
17,55
21,45
21,71
18,21
14,20
18,33
20,28
13,41
19,29
18,95
12,02
14,91
15,29
15,94
21,71
23,66
20,07
20,10
20,01
20,77
21,02
21,01
18,66
21,68
22,50
21,81
17,24
20,13
23,53
17,67
17,90
19,32
20,17
21,33
21,82
23,39
20,96
20,51
19,37
20,51
18,24
20,41
18,15
20,37
23,46
21,97
21,33
38,98
37,54
35,87
33,24
34,91
31,46
28,92
47,01
36,51
26,76
24,68
11,22
15,33
15,02
14,43
21,22
12,81
10,24
10,61
16,45
8,72
8,30
37,67
16,44
31,47
10,70
24,18
8,53
26,98
32,03
9,70
13,02
36,29
31,12
37,53
31,55
25,90
47,50
39,39
38,30
38,16
30,49
10,45
2,44
10,65
1,73
5,91
1,05
2,62
1,21
3,02
5,81
12,68
5,0
9,71
5,39
12,13
4,74
11,31
3,78
3,31
5,63
7,38
9,06
8,19
10,65
1,79
11,80
0,54
10,35
16,69
3,06
8,44
13,57
0,89
17,67
0,52
4,08
12,69
41,27
1,76
4,82
31,62
37,29
5,45
13,27
15,37
28,81
1,22
5,54
9,44
36,01
31,40
0,96
13,26
11,45
11,01
12,74
16,39
18,23
14,58
17,16
15,71
15,66
15,78
11,30
2,39
1,80
1,16
1,0
2,31
3,57
0,66
0,81
1,65
3,24
7,68
8,85
6,45
6,68
6,35
15,31
17,16
17,98
16,43
17,75
14,66
19,04
21,58
14,66
15,52
25,59
24,58
13,95
22,85
18,48
17,96
22,03
16,95
17,59
20,82
21,42
16,86
14,35
17,24
19,14
12,93
20,09
18,43
12,0
6,54
13,84
4,27
14,46
4,80
9,29
14,68
20,96
23,93
20,61
20,45
19,73
20,57
21,60
21,27
18,18
20,99
21,98
22,46
18,10
20,60
21,94
17,24
17,59
19,65
19,74
20,93
20,91
22,77
20,74
21,19
19,05
20,10
17,97
19,84
17,46
19,84
22,31
20,76
21,21
41,75
41,80
39,55
36,70
37,82
33,96
32,19
10,66
12,95
13,77
13,61
20,10
12,31
9,66
48,30
11,23
30,56
9,15
40,76
27,02
16,52
8,42
40,80
15,99
35,56
11,66
30,79
36,46
27,84
9,71
14,53
9,82
37,91
15,43
34,61
12,98
34,26
32,08
41,27
41,73
37,85
33,45
40,37
31,83
27,82
49,66
43,33
41,66
43,56
33,94
12,95
11,99
11,50
12,30
16,04
16,86
17,94
11,56
15,03
16,29
15,79
15,74
15,30
11,36
Lampiran 1.18
ANGKA MELEK HURUF (PERSENTASE PENDUDUK UMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF) MENURUT PROVINSI DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2011 - 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
Laki-Laki
2011
(3)
2012
(4)
Perempuan
2013
(5)
2014
(6)
2011
(7)
2012
(8)
Total
2013
(9)
2014
(10)
2011
2012
(11)
(12)
2013
(13)
2014
(14)
Aceh
97,62
97,88
98,32
98,41
93,69
94,25
95,06
96,45
95,63
96,04
96,66
97,42
Sumatera Barat
97,60
97,80
98,41
98,94
94,69
95,48
96,40
97,95
96,12
96,62
97,38
98,44
2
4
5
6
7
8
9
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 B a l i
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
26 Sulawesi Selatan
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua Barat
33 Papua
Indonesia
98,19
98,43
97,58
98,57
98,66
98,0
98,02
98,33
97,28
97,21
97,54
97,37
98,11
99,39
97,46
94,09
95,91
92,77
97,74
94,41
88,14
89,98
94,23
98,13
97,57
97,96
98,94
95,88
90,05
94,33
94,30
91,47
97,54
97,35
95,17
71,26
95,39
97,81
97,80
98,38
99,63
97,69
94,20
95,77
93,26
98,30
95,16
88,31
90,58
94,61
98,44
98,06
98,26
99,02
95,92
90,69
94,07
94,94
91,12
98,02
97,75
96,02
71,28
95,69
98,86
98,78
98,27
98,43
98,52
97,84
97,77
98,97
99,65
98,28
95,33
96,74
94,42
98,34
95,93
89,22
92,13
95,33
98,84
98,72
98,52
99,32
96,98
92,53
95,75
96,56
93,58
98,53
98,34
97,51
73,63
96,47
99,28
99,28
98,76
98,96
99,13
97,38
98,65
99,26
99,90
98,92
95,64
96,99
93,89
98,51
96,28
95,42
96,31
93,06
94,97
92,39
92,17
93,36
96,47
98,22
93,71
85,58
86,38
83,08
93,86
83,0
90,56
77,73
95,36
84,92
92,39
99,46
99,32
99,19
99,78
97,99
93,10
96,82
97,16
93,79
99,17
99,18
98,72
76,70
96,79
85,83
95,02
93,33
95,22
98,60
92,52
85,49
87,31
94,92
84,12
95,64
94,17
89,65
56,77
89,51
96,08
96,59
93,48
95,24
93,24
92,44
93,40
96,79
98,37
94,16
85,83
88,42
84,62
94,19
84,65
78,12
87,05
86,70
96,31
94,34
96,30
98,63
93,34
86,50
88,35
95,30
86,79
96,15
94,90
90,94
58,49
90,27
96,79
96,94
95,10
96,01
94,37
93,66
94,94
96,82
98,62
95,09
87,38
89,06
86,07
94,89
85,73
80,60
88,69
87,21
96,91
95,34
96,38
98,92
94,87
87,99
89,55
97,10
88,06
97,14
96,37
93,41
60,15
91,4
97,88
98,18
96,73
97,29
95,85
95,66
96,47
98,14
99,17
96,97
90,42
91,98
88,96
95,92
88,85
83,76
90,04
89,14
98,12
97,05
97,92
99,42
96,11
89,58
91,29
98,63
90,77
98,38
97,51
94,49
64,13
93,45
96,78
97,40
95,37
96,52
95,02
94,80
95,46
97,31
98,81
97,31
97,65
95,79
96,80
95,56
94,89
95,70
97,60
99,0
95,61
95,95
91,04
92,0
89,75
89,93
87,80
88,82
88,69
89,92
95,84
82,65
87,85
89,64
96,66
95,46
96,68
98,77
94,23
87,66
90,79
94,61
87,75
96,59
95,79
92,58
64,53
92,44
96,28
82,92
88,77
90,72
97,43
96,20
97,34
98,83
94,66
88,50
91,18
95,12
88,93
97,09
96,35
93,62
65,30
92,97
97,81
97,88
96,72
97,24
96,48
95,81
96,41
97,91
99,14
96,70
91,27
92,82
90,14
96,64
90,84
84,67
90,36
91,34
97,93
97,04
97,51
99,13
95,95
90,16
92,61
96,83
90,79
97,83
97,37
95,59
67,31
93,92
98,57
98,75
97,77
98,14
97,52
96,54
97,60
98,71
99,54
97,96
92,98
94,44
91,36
97,24
92,56
86,96
91,18
92,30
98,82
98,19
98,59
99,60
97,08
91,26
94,03
97,90
92,27
98,77
98,36
96,75
70,78
95,12
Lampiran 1.19
ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) MENURUT PROVINSI TAHUN 2011 - 2014
No
Provinsi
(2)
2011
2012
2013
2014
7 - 12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun 7 - 12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun 7 - 12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun 7 - 12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
Aceh
98,99
94,37
72,14
27,68
99,36
94,34
74,59
28,55
99,66
95,23
74,70
29,18
99,84
97,38
80,89
32,93
Sumatera Barat
98,09
90,12
68,84
23,95
98,34
90,50
71,24
27,55
98,81
92,20
74,10
30,66
99,27
95,84
81,97
32,89
(1)
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
98,34
97,68
98,27
97,95
98,41
97,94
97,28
97,61
98,14
97,89
98,61
99,43
98,27
98,22
98,38
97,85
96,03
96,28
98,12
97,75
98,62
98,02
97,00
97,22
97,36
96,91
95,86
98,39
97,15
94,50
72,61
97,62
(4)
89,00
88,28
88,08
86,45
90,97
86,39
84,53
96,57
92,38
85,97
88,38
97,66
90,11
88,47
92,36
91,40
86,01
83,94
85,53
83,05
92,40
87,59
85,32
84,67
86,89
83,75
82,69
92,06
90,11
88,37
70,43
87,99
(5)
67,10
65,41
59,99
56,54
62,86
56,24
49,92
68,17
(6)
16,94
15,34
15,64
12,75
17,02
10,39
8,63
9,67
59,72
17,83
54,76
11,51
50,36
75,60
58,54
56,01
68,22
60,09
60,06
50,17
55,75
53,89
69,10
60,77
59,49
57,15
62,29
58,14
57,30
67,34
65,12
65,53
49,71
57,95
11,15
44,17
12,69
13,56
18,93
16,99
17,40
11,94
13,05
13,62
16,92
15,16
16,72
21,46
21,48
19,85
13,03
26,71
19,33
16,46
12,81
14,82
(7)
98,60
98,13
98,70
98,11
98,97
98,64
97,72
98,44
99,04
98,36
98,87
99,77
98,65
98,26
99,18
98,18
96,15
96,66
98,62
97,85
99,12
98,16
96,87
97,62
97,57
97,74
96,19
98,27
98,31
95,59
75,45
98,02
Keterangan : APS tahun 2011-2013 dihitung ulang dengan mempertimbangkan perubahan angka proyeksi penduduk tahun 2010-2035
(8)
90,83
88,01
91,11
88,75
93,22
90,00
84,09
94,93
94,07
88,68
89,59
98,35
91,62
91,10
95,04
91,25
88,62
85,52
85,68
85,62
96,32
88,34
85,81
87,85
88,25
82,91
82,17
94,76
90,83
91,13
69,07
89,76
(9)
69,86
66,55
59,71
58,66
67,76
60,43
52,02
17,27
15,81
15,22
13,91
19,64
11,90
9,30
70,94
10,14
56,30
12,25
61,87
58,65
80,04
61,87
59,80
71,44
61,07
61,92
55,13
55,06
58,16
71,73
65,28
61,05
62,16
65,04
59,37
56,80
68,33
69,01
65,04
50,01
61,49
18,02
11,83
44,69
14,59
15,97
18,99
17,82
17,92
14,17
14,04
16,48
20,33
16,12
16,74
23,17
23,62
20,46
14,65
28,98
21,79
20,03
13,86
16,05
99,03
98,59
98,81
98,57
99,50
99,03
98,13
98,63
99,40
98,85
99,28
99,96
99,05
98,60
99,26
98,20
97,34
96,91
99,05
98,76
99,46
98,92
97,70
98,24
98,00
97,90
95,20
98,79
98,02
95,59
75,23
98,42
92,11
90,35
91,96
89,47
93,16
91,06
84,63
96,67
95,47
89,40
90,73
96,79
92,83
91,32
95,90
92,23
89,43
85,94
86,14
86,60
96,49
90,48
87,49
89,66
89,12
86,23
84,55
94,44
93,40
92,94
72,64
90,81
71,24
69,79
63,97
60,74
71,21
64,41
56,42
21,81
22,04
20,25
14,08
24,12
16,19
9,46
73,66
14,85
59,98
17,34
66,09
59,88
81,41
62,32
62,89
74,03
66,40
64,81
58,80
59,18
60,19
73,92
66,88
66,12
62,67
65,84
59,91
59,62
70,28
69,04
71,89
53,19
63,84
19,65
17,42
45,86
19,49
18,08
19,84
22,64
22,88
19,27
19,89
16,95
25,04
16,36
21,76
27,80
24,00
23,27
18,04
33,80
26,42
24,10
17,50
20,14
99,26
98,67
99,46
99,47
99,45
99,56
99,16
99,12
99,47
99,30
99,51
99,94
99,38
99,29
99,36
99,11
97,99
98,18
99,46
99,24
99,46
98,95
97,71
98,91
99,11
98,40
97,91
99,19
98,89
96,65
80,69
98,92
96,06
94,36
94,88
93,36
96,71
94,01
91,53
98,56
96,69
92,84
94,85
99,48
96,36
94,87
97,23
97,27
94,26
91,76
92,94
91,83
97,89
94,34
91,23
92,57
93,53
90,47
89,26
96,35
96,24
96,28
78,07
94,44
75,78
75,30
70,41
67,84
77,92
68,75
65,78
81,57
70,23
65,48
67,54
86,44
70,25
66,25
81,59
75,68
73,96
66,48
65,84
67,18
80,50
71,98
73,64
69,38
72,25
68,69
66,97
77,48
74,83
79,87
61,63
70,31
24,82
24,48
22,11
16,87
28,14
18,67
12,22
17,40
22,52
19,27
20,48
49,08
21,84
19,61
23,59
26,73
26,22
23,18
22,31
20,36
27,34
20,91
25,05
30,23
28,78
27,94
21,53
36,44
30,85
29,66
22,48
22,82
Lampiran 1.20
ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) MENURUT PROVINSI DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2014
Laki-laki
No
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
7 - 12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun 7 - 12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun 7 - 12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Aceh
99,81
96,67
79,25
30,14
99,89
98,13
82,57
36,06
99,84
97,38
80,89
32,93
Riau
98,92
94,30
73,31
25,59
98,41
94,42
77,57
23,19
98,67
94,36
75,30
24,48
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
99,36
99,26
99,11
99,47
99,42
99,53
98,67
99,07
99,42
99,25
99,38
100,00
99,26
98,98
99,58
98,76
97,35
97,98
99,30
99,00
99,48
98,80
97,50
98,54
98,94
97,63
97,67
99,41
98,79
97,02
81,52
98,82
(4)
95,25
93,69
93,41
92,41
97,34
91,93
91,64
97,90
96,88
91,72
94,26
99,29
96,07
94,90
97,18
97,03
93,81
90,98
92,36
89,54
97,70
92,82
89,25
91,21
92,49
88,51
84,47
96,35
95,92
96,48
77,00
93,66
(5)
72,33
75,73
68,64
65,96
75,78
68,08
64,37
78,62
72,53
66,04
66,93
87,18
72,40
67,12
83,99
76,03
73,70
63,27
67,41
66,99
80,23
68,78
70,53
67,46
71,32
63,95
59,54
74,15
74,42
80,51
60,79
69,91
(6)
23,15
30,48
22,19
17,95
26,75
18,52
11,68
15,61
22,26
19,83
21,33
51,63
23,19
19,16
25,32
28,60
26,48
22,46
22,94
19,32
26,13
18,53
22,78
29,21
28,29
27,00
21,51
33,92
30,41
33,32
23,38
22,98
(7)
99,16
99,29
99,83
99,47
99,48
99,59
99,68
99,18
99,51
99,35
99,64
99,88
99,50
99,62
99,12
99,52
98,66
98,40
99,62
99,49
99,45
99,11
97,94
99,31
99,27
99,17
98,14
98,95
99,00
96,27
79,78
99,02
(8)
96,89
98,00
96,29
94,42
96,08
96,35
91,43
99,31
96,48
93,99
95,47
99,69
96,68
94,85
97,27
97,51
94,77
92,57
93,55
94,39
98,13
95,99
93,22
93,90
94,77
92,73
94,36
96,35
96,57
96,07
79,29
95,27
(9)
79,41
88,00
72,28
69,90
80,17
69,48
67,26
84,36
68,16
64,88
68,20
85,48
68,10
65,31
78,97
75,35
74,24
69,80
64,14
67,38
80,78
75,44
77,33
71,40
73,22
73,19
74,55
81,11
75,26
79,06
62,69
70,73
26,66
35,45
22,03
15,72
29,65
18,82
12,83
19,22
22,77
18,69
19,68
46,55
20,50
20,10
21,76
24,91
25,97
23,91
21,59
21,55
28,70
23,60
27,49
31,20
29,25
28,90
21,56
39,04
31,29
25,62
21,42
22,66
99,26
99,27
99,46
99,47
99,45
99,56
99,16
99,12
99,47
99,30
99,51
99,94
99,38
99,29
99,36
99,11
97,99
98,18
99,46
99,24
99,46
98,95
97,71
98,91
99,11
98,40
97,91
99,19
98,89
96,65
80,69
98,92
96,06
95,84
94,88
93,36
96,71
94,01
91,53
98,56
96,69
92,84
94,85
99,48
96,36
94,87
97,23
97,27
94,26
91,76
92,94
91,83
97,89
94,34
91,23
92,57
93,53
90,47
89,26
96,35
96,24
96,28
78,07
94,44
75,78
81,97
70,41
67,84
77,92
68,75
65,78
81,57
70,23
65,48
67,54
86,44
70,25
66,25
81,59
75,68
73,96
66,48
65,84
67,18
80,50
71,98
73,64
69,38
72,25
68,69
66,97
77,48
74,83
79,87
61,63
70,31
24,82
32,89
22,11
16,87
28,14
18,67
12,22
17,40
22,52
19,27
20,48
49,08
21,84
19,61
23,59
26,73
26,22
23,18
22,31
20,36
27,34
20,91
25,05
30,23
28,78
27,94
21,53
36,44
30,85
29,66
22,48
22,82
Lampiran 1.21
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) PENDIDIKAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2011 - 2014
2011
No
Provinsi
SD/MI/Paket A
SMP/Mts/
Paket B
2012
SM/SMK/MA/
Paket C
PT
SD/MI/Paket A
SMP/Mts/
Paket B
2013
SM/SMK/MA/
Paket C
PT
SD/MI/Paket A
SMP/Mts/
Paket B
2014
SM/SMK/MA/
Paket C
PT
SD/MI/Paket A
SMP/Mts/
Paket B
SM/SMK/MA/
Paket C
PT
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
105,67
104,76
104,02
103,59
105,01
103,74
105,45
104,02
106,14
102,56
98,28
101,09
102,67
104,54
101,01
104,12
99,34
102,74
110,90
107,07
104,47
103,22
104,92
102,31
102,40
101,87
103,42
104,25
101,43
104,67
107,75
103,57
84,06
97,15
89,18
88,70
89,96
87,14
90,61
91,33
89,25
81,34
96,96
91,92
87,96
92,80
90,08
92,65
91,62
92,43
92,93
80,23
78,44
90,19
88,21
97,59
92,46
85,93
87,69
93,23
84,82
84,87
94,83
90,48
88,06
67,39
79,29
78,97
70,00
71,82
66,66
64,49
67,61
61,76
61,34
80,96
72,53
56,09
64,02
86,51
63,58
60,10
82,18
69,04
57,92
52,75
58,32
56,04
73,55
75,71
68,65
66,68
71,30
61,13
63,13
87,49
81,85
67,35
46,29
32,19
17,74
28,86
18,75
19,67
16,65
21,57
12,41
11,49
11,66
21,50
13,87
13,78
57,78
14,83
16,27
25,13
20,76
19,39
13,04
14,14
17,66
20,17
21,77
26,89
27,94
33,02
27,63
19,55
34,39
17,62
21,87
11,88
108,69
106,41
107,00
103,57
106,73
106,12
107,60
106,57
109,50
105,59
98,37
103,28
104,92
107,18
102,37
104,79
98,79
104,91
112,29
108,16
109,19
104,47
107,05
104,69
103,13
102,81
108,17
105,44
102,64
107,90
107,85
106,44
84,32
96,47
88,59
87,81
93,30
88,11
86,65
95,93
93,41
78,35
92,45
94,58
87,44
91,51
89,05
93,60
87,96
94,78
93,89
82,05
82,24
79,20
84,55
92,90
94,02
81,22
88,30
89,83
81,34
81,06
91,16
87,57
89,15
71,71
77,62
80,81
72,53
68,73
65,80
69,73
67,42
62,03
59,69
74,38
75,34
64,90
67,03
83,02
67,25
69,65
86,83
68,52
59,96
52,57
60,65
66,75
81,33
74,58
71,83
74,87
71,55
62,39
64,16
83,08
85,45
67,83
44,23
33,85
18,32
30,24
18,69
20,54
15,71
23,29
13,66
12,76
18,23
22,32
13,83
14,73
54,32
16,27
17,61
24,20
19,42
19,15
15,94
16,87
20,61
22,61
23,86
25,62
28,73
31,57
27,92
22,02
36,62
22,65
25,49
13,22
110,71
110,01
109,92
107,30
109,41
110,74
111,36
110,73
109,97
108,85
103,91
106,75
108,95
108,50
105,82
107,47
105,60
107,90
113,44
110,61
110,83
108,81
107,14
107,39
103,12
108,48
110,22
109,79
105,84
109,74
110,55
105,23
85,95
94,39
86,84
85,46
88,49
85,17
86,07
85,00
85,47
73,38
90,21
86,35
85,26
87,42
83,37
90,34
89,85
93,88
88,72
80,25
75,68
80,85
79,52
90,79
84,68
86,10
78,72
81,91
73,88
70,13
87,77
82,08
87,45
65,01
75,09
77,15
71,00
69,60
65,61
63,78
72,71
63,81
68,50
80,26
72,72
60,12
64,02
90,04
62,91
63,32
79,92
65,00
64,85
59,02
58,85
62,14
83,02
80,88
77,98
74,71
72,31
65,60
71,57
85,44
81,19
73,24
53,48
34,42
24,09
33,24
24,22
24,67
16,50
29,33
18,49
11,68
18,13
24,62
19,62
20,13
50,82
21,69
19,64
23,84
26,31
25,10
19,08
22,05
20,97
27,16
22,80
30,70
32,70
32,54
28,71
22,49
40,61
28,77
32,38
16,65
111,66
110,34
110,89
109,42
110,73
112,01
113,95
112,74
113,22
108,99
104,18
106,98
110,18
109,11
106,88
109,89
105,59
109,08
114,68
113,75
112,01
110,52
110,32
108,86
104,71
109,06
112,40
111,88
108,42
111,35
110,75
109,36
90,67
95,87
90,29
88,05
90,79
87,83
88,43
88,23
86,76
82,52
91,06
90,86
87,50
89,40
90,66
91,98
89,55
95,99
92,44
88,66
80,15
84,89
82,45
92,04
87,70
88,53
82,77
85,97
78,64
80,41
90,50
86,06
87,86
71,02
81,53
82,96
80,46
76,33
73,63
72,51
79,49
68,49
75,51
81,36
74,71
68,55
73,55
94,62
72,24
72,94
85,27
76,68
71,86
65,72
67,74
71,36
85,97
83,48
83,35
78,51
82,22
76,95
76,30
86,04
84,23
83,12
61,53
38,32
26,75
35,27
26,46
26,28
19,53
32,47
21,68
13,46
23,34
27,60
21,70
22,85
56,13
23,96
21,88
27,41
29,20
27,75
23,76
24,41
23,02
29,74
28,34
31,96
34,96
37,86
32,33
26,49
45,56
34,19
34,98
22,45
Indonesia
102,57
89,83
64,90
18,06
104,33
Keterangan : APK tahun 2011-2013 dihitung ulang dengan mempertimbangkan perubahan angka proyeksi penduduk tahun 2010-2035
89,49
68,80
18,85
107,71
85,96
66,61
23,06
108,87
88,63
74,26
25,76
Lampiran 1.22
ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) PENDIDIKAN MENURUT PROVINSI DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2014
Laki-laki
No
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
SD/MI/Paket A
SMP/Mts/
Paket B
SM/SMK/MA/
Paket C
PT
SD/MI/Paket A
SMP/Mts/
Paket B
SM/SMK/MA/
Paket C
PT
SD/MI/Paket A
SMP/Mts/
Paket B
SM/SMK/MA/
Paket C
PT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Aceh
111,75
95,20
80,74
34,53
111,57
96,57
82,33
42,59
111,66
95,87
81,53
38,32
Riau
111,94
88,42
72,08
27,98
106,85
93,11
81,19
24,68
109,42
90,79
76,33
26,46
2
3
5
6
7
8
9
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 B a l i
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
26 Sulawesi Selatan
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua Barat
33 Papua
Indonesia
112,63
111,38
111,35
113,34
114,70
113,72
114,43
109,15
104,93
106,98
109,76
108,72
106,56
111,95
107,51
108,70
116,06
114,78
112,28
111,36
110,37
108,51
105,91
109,46
114,00
111,24
107,66
111,44
110,65
110,01
92,18
109,37
87,88
83,61
85,81
85,39
90,27
84,83
80,52
88,63
87,67
85,21
88,76
94,75
92,58
89,33
94,59
91,59
84,94
76,59
84,13
78,10
93,10
84,34
84,09
81,09
84,53
77,67
78,72
93,35
89,07
89,32
72,35
87,26
80,09
76,31
70,67
71,25
74,15
67,98
71,74
81,77
79,52
69,00
72,89
96,15
75,80
71,67
88,33
76,89
70,96
62,40
68,69
73,48
86,04
82,20
78,75
76,23
83,48
70,30
68,06
81,63
79,49
84,17
59,46
74,03
25,00
30,98
25,39
19,83
29,41
20,56
12,50
20,65
27,86
22,20
22,74
57,72
24,23
20,75
28,06
30,69
26,23
22,54
24,09
20,58
28,06
23,65
27,61
32,58
36,36
29,35
25,56
41,87
34,72
38,27
21,82
25,24
108,04
110,36
110,06
110,63
113,17
111,71
111,94
108,80
103,43
106,98
110,63
109,47
107,21
107,75
103,59
109,53
113,25
112,64
111,71
109,61
110,50
109,24
103,43
108,63
110,78
112,52
109,19
111,26
110,85
108,68
88,98
108,35
92,77
92,50
89,76
91,81
86,20
88,94
84,58
93,82
94,19
89,86
90,06
85,94
91,32
89,79
97,39
93,29
92,75
83,85
85,69
87,29
90,78
91,35
92,99
84,40
87,70
79,76
82,22
87,68
83,00
86,34
69,50
90,08
85,97
84,48
76,75
73,89
85,13
69,04
79,46
80,97
70,39
68,08
74,27
92,65
68,71
74,30
81,92
76,48
72,84
69,18
66,71
69,20
85,90
84,87
88,82
80,91
80,90
83,27
84,71
90,84
89,08
81,79
64,11
74,50
28,68
39,83
27,26
19,22
35,80
22,82
14,55
26,10
27,34
21,17
22,95
54,54
23,70
23,10
26,72
27,74
29,18
25,01
24,78
25,80
31,63
33,66
36,63
37,22
39,28
35,36
27,42
49,36
33,65
31,34
23,19
26,30
110,34
110,89
110,73
112,01
113,95
112,74
113,22
108,99
104,18
106,98
110,18
109,11
106,88
109,89
105,59
109,08
114,68
113,75
112,01
110,52
110,43
108,86
104,71
109,06
112,40
111,88
108,42
111,35
110,75
109,36
90,67
108,88
90,29
88,05
87,83
88,43
88,23
86,76
82,52
91,06
90,86
87,50
89,40
90,66
91,98
89,55
95,99
92,44
88,66
80,15
84,89
82,45
92,04
87,70
88,53
82,77
85,97
78,64
80,41
90,50
86,06
87,86
71,02
88,63
82,96
80,46
73,63
72,51
79,49
68,49
75,51
81,36
74,71
68,55
73,55
94,62
72,24
72,94
85,27
76,68
71,86
65,72
67,74
71,36
85,97
83,48
83,35
78,51
82,22
76,95
76,30
86,04
84,23
83,12
61,53
74,26
26,75
35,27
26,28
19,53
32,47
21,68
13,46
23,34
27,60
21,70
22,85
56,13
23,96
21,88
27,41
29,20
27,75
23,76
24,41
23,02
29,74
28,34
31,96
34,96
37,86
32,33
26,49
45,56
34,19
34,98
22,45
25,76
Lampiran 1.23
ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) PENDIDIKAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2011 - 2014
2011
No
Provinsi
(1)
2012
SM/SMK/MA/
Paket C
SMP/Mts/ Paket
SD/MI/Paket A
B
2013
SM/SMK/MA/
Paket C
SMP/Mts/ Paket
SD/MI/Paket A
B
2014
SM/SMK/MA/
Paket C
SMP/Mts/ Paket
SD/MI/Paket A
B
SM/SMK/MA/
Paket C
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Aceh
92,51
74,87
61,37
94,66
78,61
61,82
97,09
82,57
63,43
97,80
85,20
69,20
Sumatera Barat
93,44
67,77
54,78
95,77
70,08
55,68
97,10
72,56
61,00
97,92
75,61
66,52
2
4
5
6
7
8
9
(2)
SMP/Mts/ Paket
SD/MI/Paket A
B
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 B a l i
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
26 Sulawesi Selatan
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua Barat
33 Papua
Indonesia
91,61
91,63
92,36
89,57
92,60
91,63
90,92
92,24
90,26
92,26
90,20
92,04
91,90
92,41
90,08
92,61
91,97
92,30
92,15
92,24
92,29
85,88
90,08
89,48
88,55
90,03
89,18
88,38
89,83
87,77
69,60
91,07
68,08
66,26
67,43
64,74
68,81
67,06
60,85
74,29
69,66
69,89
69,92
69,48
71,78
71,01
69,53
76,56
56,51
59,05
66,62
66,35
72,50
60,94
62,99
65,87
64,22
60,43
62,76
63,19
65,99
56,68
44,44
68,36
57,48
53,31
49,46
45,79
50,78
46,05
41,92
56,85
49,91
42,45
47,17
59,25
49,29
46,24
59,48
53,41
40,33
36,86
44,99
43,36
55,52
50,15
48,50
48,17
51,32
44,46
48,41
52,78
52,36
48,33
30,82
48,07
93,35
92,62
94,10
92,79
94,10
93,50
94,12
94,50
90,48
93,41
92,05
96,11
92,93
93,67
91,01
93,61
92,16
92,93
96,03
93,16
94,06
87,78
90,79
90,61
92,54
92,00
91,29
90,05
92,59
88,84
70,78
92,54
Keterangan : APM tahun 2011-2013 dihitung ulang dengan mempertimbangkan perubahan angka proyeksi penduduk tahun 2010-2035
70,57
70,18
69,56
67,94
71,97
72,08
63,28
78,67
70,31
73,54
72,52
72,44
74,42
73,79
74,46
77,44
55,83
59,72
65,11
66,94
74,12
62,39
62,36
69,68
68,84
60,48
61,75
66,03
64,43
57,90
43,61
70,93
60,29
53,06
46,09
49,34
50,83
46,14
42,93
63,53
54,25
51,24
51,11
63,54
52,36
53,00
63,55
53,81
38,19
37,44
43,55
49,39
60,34
51,15
52,25
54,20
50,67
45,47
44,54
50,20
56,76
44,98
29,16
51,88
95,64
95,33
96,43
95,12
97,37
97,41
95,72
97,64
96,07
97,08
95,68
98,75
96,10
96,24
94,11
96,71
93,53
94,39
97,41
96,74
95,76
91,61
90,27
95,67
95,15
95,93
93,52
92,25
95,47
89,71
72,57
95,59
73,98
74,23
73,23
72,06
73,07
74,96
63,83
83,31
75,46
76,76
74,94
75,64
77,36
78,17
80,69
80,21
59,32
59,53
68,15
69,57
75,79
64,55
63,72
69,79
69,68
64,26
62,00
67,06
70,73
60,90
45,76
73,88
62,19
58,74
52,13
51,67
60,32
53,48
50,80
67,62
55,40
52,25
51,81
64,86
53,30
53,28
67,04
58,00
47,30
44,79
45,43
50,05
62,91
57,26
58,38
54,26
55,50
48,91
52,22
55,59
59,54
53,80
36,73
54,25
96,29
96,42
97,15
96,13
98,03
97,98
96,49
98,22
96,84
97,60
96,45
98,98
96,98
96,69
95,29
97,62
94,56
95,75
98,13
97,44
96,92
93,42
91,77
96,39
95,97
96,74
94,97
93,74
96,21
92,76
78,36
96,45
78,33
77,67
77,34
75,87
76,44
77,98
71,83
83,36
79,61
79,30
78,57
82,20
80,94
79,56
84,58
82,29
65,86
64,23
75,40
72,40
78,96
72,32
70,62
73,18
74,77
68,29
68,37
73,10
75,03
68,18
53,68
77,53
65,80
62,31
59,22
57,92
64,61
57,64
56,93
70,52
58,79
56,48
58,11
68,46
60,00
56,87
70,83
64,11
52,15
50,06
51,75
55,04
67,41
61,69
63,13
59,10
61,91
56,07
56,65
62,60
63,10
62,29
43,11
59,35
Lampiran 1.24
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KOMPONEN MENURUT PROVINSI TAHUN 2012 - 2013
2012
No.
Provinsi
Angka Harapan
Hidup (Tahun)
Rata-rata Lama
Sekolah (Tahun)
Angka Melek
Huruf (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2013
Pengeluaran
Riil / Kapita
(Rp.000)
(6)
IPM
Peringkat
Angka Harapan
Hidup (Tahun)
Rata-rata Lama
Sekolah (Tahun)
Angka Melek
Huruf (%)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Pengeluaran
Riil / Kapita
(Rp.000)
(12)
IPM
Peringkat
(13)
(14)
Aceh
68,94
8,93
96,99
618,79
72,51
19
69,40
9,02
97,04
621,40
73,05
Riau
71,69
8,64
98,45
654,48
76,90
71,73
8,78
98,48
657,26
77,25
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
69,81
70,02
69,44
70,05
70,39
70,05
69,21
69,91
9,07
8,60
8,20
7,99
8,48
7,87
7,68
9,81
73,49
10,98
73,33
9,21
68,60
71,71
70,09
65,23
70,84
62,73
68,04
66,92
71,41
64,52
71,58
72,44
8,08
7,39
7,45
8,61
8,57
7,19
7,09
7,14
8,15
7,89
9,22
9,0
67,11
8,13
67,47
7,49
70,45
68,21
68,27
67,84
66,65
69,14
69,12
69,87
7,95
8,25
7,32
9,15
8,71
8,45
6,87
8,08
97,51
97,23
96,20
97,50
95,69
95,13
95,88
97,80
99,21
96,39
90,45
92,02
89,28
96,51
90,17
83,68
89,23
91,13
97,88
96,43
97,55
99,53
96,16
88,73
92,04
96,16
88,79
98,17
96,43
93,74
75,83
93,25
643,63
641,85
640,82
637,47
634,74
625,52
648,49
648,92
635,29
638,90
643,53
653,78
651,04
636,73
640,86
645,72
610,29
638,82
644,21
643,66
649,85
643,20
637,34
643,59
625,81
630,01
639,56
620,08
606,22
601,56
611,99
641,04
75,13
74,70
8
9
73,78
13
72,45
20
73,99
73,93
73,78
76,20
78,33
10
11
12
6
1
73,11
16
72,83
17
73,36
76,75
71,49
73,49
66,89
68,28
70,31
75,46
71,08
76,71
76,95
15
23
14
32
31
28
25
5
2
72,14
22
71,31
24
72,70
71,05
70,73
72,42
69,98
70,22
65,86
73,29
18
26
27
21
30
29
33
69,90
70,09
69,61
70,10
70,44
70,09
69,46
69,97
9,13
8,63
8,32
8,04
8,55
7,89
7,73
9,91
73,56
11,00
73,62
9,33
68,84
71,97
70,37
65,47
71,20
63,21
68,05
67,40
71,47
64,82
71,78
69,70
72,62
67,21
70,60
68,56
67,54
68,34
67,88
66,97
69,14
69,13
70,07
8,11
7,43
7,53
8,61
8,58
7,20
7,16
7,17
8,17
8,01
9,39
8,52
9,09
8,22
8,01
8,44
7,52
7,35
9,20
8,72
8,53
6,87
8,14
97,84
97,38
96,85
97,55
96,55
95,92
96,44
98,07
99,22
96,87
91,71
92,86
90,49
96,87
91,03
85,19
90,34
91,70
97,99
97,18
97,95
96,40
99,56
96,22
89,69
92,59
96,87
90,54
98,25
97,45
94,14
75,92
94,14
646,83
644,59
644,05
641,35
637,50
628,24
651,22
651,37
637,92
641,63
646,44
656,19
654,02
639,28
643,78
648,66
612,88
641,41
646,01
646,77
653,70
647,51
646,19
640,69
646,71
628,77
633,14
642,66
622,59
609,26
604,82
616,76
643,36
75,55
75,01
20
8
9
5
74,35
13
72,87
21
74,36
74,41
74,29
76,56
78,59
12
11
14
6
1
73,58
17
73,54
18
74,05
77,37
71,90
74,11
67,73
68,77
70,93
75,68
71,74
77,33
74,72
77,36
72,54
73,28
71,73
71,77
71,41
72,70
70,63
70,62
66,25
73,81
16
24
15
33
32
29
26
10
23
19
27
25
28
22
30
31
34
Tabel 2.1
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Rasio Puskesmas
Jumlah Puskesmas
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
315
506
246
193
169
293
170
265
58
66
341
1.028
867
121
946
217
114
150
309
231
174
214
217
325
542
254
203
174
304
178
269
58
67
340
1.046
867
121
956
226
114
152
342
235
179
224
215
330
555
260
207
176
317
178
276
60
69
340
1.046
873
121
960
228
118
157
349
237
190
226
217
334
570
262
207
176
319
180
280
60
70
340
1.050
873
121
960
230
120
158
362
237
194
228
222
2,10
1,17
1,52
1,05
1,64
1,18
2,97
1,04
1,42
1,18
1,06
0,72
0,80
1,05
0,76
0,61
0,88
1,00
1,98
1,58
2,36
1,77
1,83
2,14
1,24
1,55
1,06
1,65
1,20
2,15
1,26
1,57
1,05
1,63
1,23
1,05
0,72
0,80
1,04
0,76
0,62
0,86
1,03
0,70
0,80
1,03
0,76
0,61
0,87
2,14
1,28
1,56
1,01
1,59
1,22
3,00
1,07
1,34
1,08
1,02
0,69
0,80
1,02
0,75
0,60
0,87
1,02
2,18
1,58
2,50
1,78
1,68
9.005
9.321
9.510
9.655
337
570
264
211
176
321
180
290
61
73
340
1.050
875
121
960
231
120
158
370
238
195
228
174
48
187
184
446
269
93
94
197
127
149
394
2,14
1,26
1,55
1,00
1,55
1,20
2,95
1,09
1,33
1,08
1,01
0,68
0,80
1,01
0,75
0,59
0,85
1,01
2,19
1,57
2,47
1,75
1,49
2,37
2,35
1,94
1,59
3,34
2,46
2,20
3,46
3,34
5,09
3,39
170
160
416
233
76
81
156
100
106
297
170
173
421
249
86
86
170
115
126
334
177
176
425
258
87
91
178
119
128
381
183
183
440
264
91
92
190
125
143
391
9.731
2,25
1,82
1,55
3,13
2,19
2,10
3,05
2,89
4,18
3,14
1,14
3,06
1,05
1,38
1,14
1,00
2,15
1,59
2,39
1,82
1,75
2,22
1,93
1,55
3,28
2,43
2,17
3,24
3,24
4,80
3,36
1,16
3,01
1,06
1,38
1,12
1,02
2,15
1,59
2,49
1,80
1,70
2,28
1,93
1,55
3,33
2,40
2,24
3,30
3,28
4,70
3,64
1,17
2,33
1,97
1,59
3,34
2,46
2,20
3,43
3,36
5,07
3,54
1,17
1,16
Tabel 2.2
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2010
2011
2012
2013
2014
2010
2011
2012
2013
2014
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
116
140
85
53
59
82
39
58
18
26
52
237
252
42
396
50
28
81
110
93
69
48
93
84
68
208
70
23
35
56
27
36
86
2.920
137
153
86
55
62
86
43
60
19
26
52
220
265
40
400
53
28
84
123
94
69
48
94
85
72
218
74
23
35
56
28
39
92
3.019
Sumber: Pusat Data dan Informasi, Ditjen. Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
144
157
89
63
62
106
43
69
20
26
52
220
268
42
441
56
29
84
128
96
70
49
94
88
72
225
74
23
35
61
28
39
99
3.152
149
164
88
75
68
95
45
91
20
26
30
176
309
42
504
56
34
109
128
94
73
45
127
88
78
225
79
25
43
63
27
39
102
3.317
143
164
91
79
68
95
45
101
20
29
30
176
318
42
518
56
34
109
137
95
73
45
95
32
92
78
228
78
25
44
64
27
43
104
3.378
199
366
161
140
110
211
131
207
40
40
289
791
615
79
550
167
86
69
199
138
105
166
124
86
92
208
163
53
46
100
73
70
211
6.085
188
389
168
148
112
218
135
209
39
41
288
826
602
81
556
173
86
68
219
141
110
176
121
85
101
203
175
63
51
114
87
87
242
6.302
186
398
171
144
114
211
135
207
40
43
288
826
605
79
519
172
89
73
221
141
120
177
123
89
104
200
184
64
56
117
91
89
282
6.358
185
406
174
132
108
224
135
189
40
44
310
874
564
79
456
174
86
49
234
143
121
183
95
95
105
215
185
66
49
127
98
104
289
6.338
194
406
173
132
108
226
135
189
41
44
310
874
557
79
442
175
86
49
233
143
122
183
79
16
95
106
218
191
68
50
133
100
106
290
6.353
Tabel 2.3
No
Provinsi
(1)
(2)
Aceh
Riau
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Pelayanan Obstetrik
dan Neonatal
Emergensi Dasar
(PONED)
(3)
89
Pelayanan
Upaya
Kesehatan Peduli
Kesehatan Kerja
Remaja (PKPR)
(4)
(5)
40
26
30
31
71
127
24
24
39
0
0
47
68
11
22
40
33
13
25
25
18
30
156
Jawa Timur
283
277
164
91
40
74
DI Yogyakarta
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
68
72
54
61
76
54
50
94
146
60
85
66
63
81
25
87
90
124
181
120
0
0
57
23
51
78
41
34
21
33
2.855
92
22
41
25
2.999
Sumber: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Ditjen Bina Gizi dan KIA, Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2015
0
7
55
24
18
22
0
0
0
0
1.112
25
879
33
55
22
31
33
53
43
17
11
15
13
25
10
28
20
62
12
23
1.167
32
27
85
53
44
45
20
39
67
47
18
16
10
0
0
1.370
16
12
6
7
225
40
12
28
32
19
11
13
85
29
25
31
160
33
31
324
0
0
14
49
110
30
45
122
86
130
48
(11)
17
19
67
(10)
62
85
54
38
12
39
24
26
50
103
127
32
57
101
49
49
24
153
73
31
36
16
56
48
112
20
356
265
24
44
232
293
70
41
Jawa Barat
Jawa Tengah
(9)
83
85
134
17
(8)
52
119
25
(7)
41
54
82
(6)
31
58
54
Pembinaan Panti
Anak Terlantar
38
241
70
Upaya Kesehatan
Tradisional,
Alternatif dan
Komplementer
92
155
101
Upaya
Kesehatan
Olahraga
28
76
18
20
76
72
32
40
47
59
22
59
25
10
34
14
40
19
1.696
18
32
51
12
10
10
11
12
14
20
10
32
8
6
3
9
4
4
8
476
5
6
4
4
3
3
3
3
8
9
2
7
3
2
2
2
3
3
2
1
0
2
2
2
2
3
2
1
1
1
2
101
Tabel 2.4
JUMLAH KABUPATEN/KOTA DENGAN PUSKESMAS YANG NAKESNYA DILATIH KESEHATAN TRADISIONAL, ALTERNATIF, DAN KOMPLEMENTER
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
Provinsi
Jumlah Kabupaten/Kota
(2)
(3)
(3)
(4)
(5)
(1)
Aceh
23
14
60,9
41
Riau
12
10
83,3
30
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
33
19
11
17
10
15
7
7
6
23
10
16
57,1
Bali
10
Kalimantan Tengah
14
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
22
103
92,9
38
4
0
7
3
Papua
29
Indonesia
11
Papua Barat
23
Maluku
Maluku Utara
24
17
10
13
514
Sumber: Direktorat Bina Kesehatan Tradisional, Alternatif, dan Komplementer; Ditjen Bina Gizi dan KIA, Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014
100,0
13
10
50
48
13
15
32
100,0
20
14
13
56
15
57,1
24
44
38
Banten
93,3
70
83,3
Jawa Timur
94,1
11
DI Yogyakarta
27,3
100,0
14
27
35
52,6
10
Jawa Barat
Jawa Tengah
69,7
12
40,7
57,1
39,5
100,0
50,0
18,2
35,7
30,8
30,0
0,0
46,7
23,1
13
11
15
13
25
10
33
30,0
289
85
100,0
70,6
3
2
49
110
100,0
54
95,8
6
9
25
81,8
23,1
6,9
56,2
28
20
62
12
23
1.167
Tabel 2.5
No
Kemenkes
Provinsi
(1)
(2)
RS
Umum
RS
Khusus
(3)
(4)
Pemda
Jumlah
RS
Umum
RS
Khusus
(5)
(3)
(4)
TNI/POLRI
Jumlah
RS
Umum
RS
Khusus
(5)
(6)
(7)
Kementerian Lain
Jumlah
RS
Umum
RS
Khusus
(8)
(9)
(10)
Jumlah
RS
Umum
RS
Khusus
(11)
(12)
(13)
Swasta
Jumlah
RS
Umum
RS
Khusus
(14)
(15)
(16)
Aceh
25
27
15
15
Sumatera Barat
19
20
11
20
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
1
0
0
1
0
0
0
0
3
1
2
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
14
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
19
12
13
40
21
3
1
13
11
10
16
7
4
34
50
3
3
1
4
1
1
1
37
19
14
25
13
14
9
4
2
4
3
2
0
11
44
13
2
6
56
2
9
12
55
10
65
29
11
10
12
16
0
0
0
0
0
19
15
14
11
15
28
0
0
0
0
16
13
9
8
15
10
0
0
33
13
21
589
0
1
0
3
1
2
2
0
10
13
19
19
16
16
13
16
35
1
1
0
0
17
14
9
8
16
10
0
2
65
13
23
654
2
2
5
6
2
5
4
1
4
2
8
2
0
0
4
2
3
7
163
0
0
0
0
0
0
0
0
9
4
2
4
3
2
0
2
12
12
0
0
13
4
31
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
2
2
5
6
2
5
4
1
4
2
9
2
0
0
4
2
3
7
169
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
67
5
1
8
2
13
9
1
76
22
53
104
43
147
84
33
117
22
0
0
0
0
0
53
26
11
17
13
0
0
0
0
7
3
4
0
14
31
20
13
5
0
0
8
8
5
3
7
1
3
0
24
10
0
0
0
0
0
1
7
4
1
5
539
0
0
0
0
0
197
1
7
4
1
5
736
21
66
50
153
18
75
0
0
0
2
4
4
3
0
0
12
20
12
15
15
35
0
0
11
14
30
119
0
4
14
49
14
39
7
1
70
1
0
25
12
50
29
13
37
39
17
103
4
1
73
16
(20)
12
16
(19)
15
(18)
13
(17)
34
11
Jumlah
14
3
0
RS
Khusus
22
Jumlah
13
BUMN
RS
Umum
1
0
1
0
0
3
2
485
20
0
0
55
5
3
11
20
1
3
1
4
16
4
0
0
0
0
1
255
4
1
0
0
3
3
740
1
0
0
1
0
2
2
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
60
15
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
5
0
0
0
2
5
5
3
1
13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
2
2
0
0
0
2
1
0
0
0
0
1
0
67
Tabel 2.6
No
Pengelola
(1)
(2)
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kementerian Kesehatan
13
8.873
14
9.724
14
10.832
14
11.028
14
10.673
Pemerintah Provinsi
45
13.854
47
14.065
49
16.292
53
18.526
52
17.030
Pemerintah Kab/Kota
445
43.341
472
52.536
508
74.741
525
84.694
537
81.954
TNI/POLRI
129
11.771
132
12.272
151
19.830
155
20.832
163
20.312
72
6.925
73
8.535
71
8.040
63
7.444
65
7.285
591
52.306
634
52.694
815
74.033
915
102.816
1.024
99.356
1.295
137.070
1.372
149.826
1.608
203.768
1.725
245.340
1.855
236.610
Jumlah
Sumber: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
Keterangan : Rumah Sakit yang telah memiliki kode RS
Tabel 2.7
No
(1)
(2)
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
RS Jiwa
52
8.760
52
7.541
53
8.542
51
10.349
51
10.585
RS Kusta
23
2.326
23
1.854
22
1.989
18
2.048
16
1.807
RS Tuberkulosa Paru
10
757
10
778
12
915
11
919
12
933
RS Mata
12
448
13
519
14
520
15
647
18
637
RS Bersalin
62
2.453
65
2.334
94
3.150
99
3.457
113
3.631
106
4.809
114
5.267
169
7.697
159
8.147
233
10.761
RS Khusus Lainnya
72
2.521
72
2.537
111
4.851
150
7.543
108
4.779
Jumlah
337
22.074
349
20.830
475
27.664
503
33.110
551
33.133
Tabel 2.8
JUMLAH RUMAH SAKIT, TEMPAT TIDUR, DAN RASIO TEMPAT TIDUR PER 1.000 PENDUDUK
MENURUT KELAS RUMAH SAKIT DAN PROVINSI TAHUN 2014
Kelas A
No
Provinsi
(1)
(2)
Kelas B
Persentase RS
RS
TT
Persentase RS
RS
TT
Persentase RS
RS
TT
Persentase RS
RS
TT
Persentase RS
RS
TT
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
64
7.118
1,50
5.994
1,18
813
4,69
Sumatera Barat
264
1,61
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
1
1
0
721
182
1.682
0
0
0
0
0
0
DKI Jakarta
13
5.028
Jawa Tengah
3.951
Jawa Barat
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Total
TT
(3)
Aceh
Sumatera Utara
Kelas D
RS
1
2
Kelas C
7
3
2.181
992
3.563
1.167
2
0
275
0
486
1.064
0
2
983
278
1.495
0
0
0
0
0
0
0
60
0
0
0
0
0
0
0
25.125
1.428
1.564
0,56
23
1,61
0,00
5,45
0,00
0,00
0,00
0,00
5,26
0,00
0,00
6,45
22
2.818
35,48
12,90
1.031
9,09
1.262
3
2
684
9,09
696
10,53
120
6,25
58
27
12
24
6.526
2.510
1.466
3.351
400
7,55
25
2.621
1.008
20,00
11
977
47
11.963
16,04
111
11.157
11
2.364
15,49
11
4.335
31
2,35
39,06
1.874
2,67
1,73
3.046
12,99
43
4,23
25
5.572
8,23
2,39
9,38
9.044
9.952
42
10.239
1.397
16
679
110
2.983
12.575
12,10
107
11.841
12,28
17
1.891
18,82
12,50
27
8
2.380
1.319
12
505
10,53
1.246
13,64
1.182
4,76
16
2.265
3,41
18
3.803
20,45
33
4.544
0,00
591
16,67
461
7,41
0,00
5,56
4,55
0,00
2,38
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
2,49
3
2
2
1
3
2
0
1
2
308
361
10,33
40
811
2,27
2,22
3.946
27,22
947
491
271
1.012
526
0
284
452
76.955
6,67
14
1.510
1.660
746
5,56
17
2.101
14,29
431
9,68
8,00
0,00
5,26
0,00
5,26
12,80
14
9
7
2
5
3
4
9
803
1.868
1.347
579
330
351
519
270
636
1.623
93.787
536
12,50
22
1.295
34,38
552
25,81
19
796
30,65
32,77
28
2.122
43,55
14
906
36,36
16
6
43,64
11
47,17
21,05
37,50
44,00
10
6
5
25,32
12
36,67
95
37,88
15,49
30,84
31,76
425
715
583
482
392
212
847
4.263
31,82
18
38,10
10
37,50
29,03
28,00
25,00
20,00
3
4
8
4
1
18,52
15
22,22
15,79
23,68
33,37
11
537
12
615
788
202
1.320
20,00
122
37,50
125
7,59
50
3.523
31,67
56
2.766
76
18
4.370
950
123
6.799
690
21,05
18
727
50,00
555
378
12
420
19,88
11
12
5.069
17
39,44
69
67
13,21
1.494
1.616
42,86
52,63
28
6.064
22
47,22
20,00
17,75
27,27
36,84
18,18
3.470
12
31,11
22,58
52
29,82
33,33
15,82
925
825
294
702
107
550
245
523
397
222
138
762
654
434
747
33.827
8,24
45,83
33
2
9
2.204
99
62
5.892
36,36
21,82
15,79
32,08
18,75
16,00
11
367
42,86
246
62
33
55
19
53
16
25
3.190
7.567
1.881
5.685
1.448
2.319
31,65
158
21.425
18,67
300
35.308
25,94
25,35
293
71
35,45
347
31,58
57
38,82
8,33
21,05
11,11
19,35
160
1.256
40,91
20.010
20,45
18
177
603
20,00
31,58
37,85
40,00
30,56
9,09
0,00
85
24
44
45
19
36
44
33.141
10.135
36.705
9.360
5.872
3.022
4.090
5.174
1.789
4.317
5.045
809
23,81
13
733
30,95
42
5.008
10,23
25
1.192
28,41
88
11.557
149
12
1.292
12,90
32,00
33,33
10,00
55,56
47,37
38,89
28,95
22,32
15
8
7
5
6
7
16
698
829
403
449
402
142
312
616
40.049
48,39
32,00
25,00
70,00
18,52
31,58
38,89
42,11
29,01
31
25
10
3.433
1.905
938
27
2.144
18
1.382
19
38
2.406
1.350
3.438
269.743
Rasio TT
(20)
1,48
0,93
0,93
0,95
1,03
0,71
1,05
1,14
2,11
0,72
1,08
2,82
0,95
0,79
1,39
0,64
0,81
1,14
0,76
1,10
1,44
1,33
2,10
1,21
1,38
0,79
1,14
0,73
1,26
1,18
1,58
0,99
1,07
Tabel 2.9
No
Provinsi
Total
Tempat
Tidur*
(1)
(2)
(3)
Aceh
Sumatera Utara
Riau
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Kelas Perawatan
VVIP
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
416
196
74
159
5.685
144
2.319
21
46
26
DKI Jakarta
21.425
722
Jawa Tengah
35.308
622
Jawa Barat
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
33.141
10.135
36.705
9.360
5.872
3.022
4.090
5.174
1.789
4.317
116
152
34
35
27
21
77
96
3.433
15
6
11.557
301
1.292
31
1.905
938
Papua Barat
1.382
Indonesia
602
5.008
2.144
Papua
176
138
Maluku
Maluku Utara
514
5.045
809
1.350
3.438
269.743
14
18
15
32
21
5.140
1,92
2,08
2,17
3,33
2,32
2,10
1,12
2,53
3,18
1,12
513
1.494
451
549
306
508
127
422
85
165
3,37
2.271
1,74
608
1,55
1,76
1,64
1,24
2,59
1,13
0,86
0,52
1,17
1,78
2,74
1,85
1,92
0,17
2,60
0,73
2,40
1,92
0,70
2,37
0,43
0,61
1,91
2.616
3.438
3.115
730
784
258
234
270
189
437
578
59
270
247
1.246
135
125
55
116
141
56
126
22.724
677
7,21
2.928
7,47
792
7,52
770
9,32
435
9,59
1.009
6,71
211
6,75
634
7,42
169
5,87
248
7,12
10,60
3.033
6,00
855
4.408
7,89
9,74
4.956
5.022
8,49
1.420
7,80
707
13,35
401
8,54
391
5,72
556
5,22
181
10,56
505
10,12
706
11,46
54
7,29
542
5,39
380
7,19
1.448
10,78
204
7,09
109
9,67
101
5,86
206
5,41
155
10,44
4,05
3,66
8,42
97
319
34.629
*
**
***
Jumlah
7.567
1.448
130
1.881
Kelas III
(5)
5.994
3.190
Kelas II
(4)
137
5.892
Kelas I
Jumlah
7.118
20.010
VIP
Total tempat tidur mencakup VVIP, VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III, dan Tempat tidur di ruang rawat inap lainnya
Tempat tidur di ruang rawat inap lainnya mencakup ICU, PICU, NICU, HCU, ICCU, Tempat tidur bayi baru lahir, dan tempat tidur ruang isolasi
Tempat tidur di ruang non rawat inap mencakup tempat tidur di IGD, Kamar Bersalin dan Ruang Operasi. Persentase terhadap total tempat tidur perawatan
9,51
14,63
13,21
13,07
13,64
13,33
11,22
11,15
11,67
10,69
923
4.432
1.358
1.019
540
1.543
398
1.109
329
455
14,16
4.354
8,44
1.584
13,30
14,04
13,68
15,17
12,04
13,27
9,56
10,75
10,12
11,70
13,99
6,67
10,82
11,07
12,53
10,71
8,44
10,77
9,61
11,48
7,02
9,28
12,84
7.170
6.285
7.689
2.162
977
383
709
967
345
836
1.047
149
1.030
505
1.912
303
221
196
355
228
282
698
52.493
12,97
22,15
22,66
17,29
16,93
20,39
21,16
19,51
22,72
19,62
20,32
21,63
17,80
15,63
20,95
23,10
16,64
12,67
17,33
18,69
19,28
19,37
20,75
18,42
20,57
14,71
16,54
15,91
17,11
20,90
16,56
16,89
20,41
20,30
19,46
4.033
8.357
2.608
2.450
1.411
3.514
860
2.561
647
1.113
8.036
13.401
15.230
6.078
15.230
3.623
2.448
1.496
2.201
2.674
762
1.904
1.954
360
2.419
1.746
4.932
1.014
650
422
1.215
608
824
1.910
118.691
56,66
41,76
43,51
41,58
44,23
46,44
45,72
45,05
44,68
47,99
835
2.383
655
908
424
834
264
815
172
312
37,51
3.009
59,97
834
40,44
43,13
41,49
38,71
41,69
49,50
53,81
51,68
42,59
44,10
38,73
44,50
48,30
50,86
42,68
53,23
50,31
44,99
56,67
45,04
59,62
55,56
44,00
5.032
4.777
5.047
1.309
804
450
520
680
291
558
622
172
651
549
1.718
235
156
146
237
186
117
364
36.066
11,73
11,91
10,93
15,41
13,29
11,02
14,04
14,34
11,88
13,45
769
1.509
563
540
349
551
246
503
171
238
14,04
1.663
8,23
485
15,18
13,53
13,75
13,99
13,69
14,89
12,71
13,14
16,27
12,93
12,33
21,26
13,00
15,99
14,87
12,34
12,07
15,57
11,05
13,78
8,47
10,59
13,37
3.201
2.993
3.091
1.099
637
333
466
480
183
356
508
106
392
391
1.215
329
131
124
241
171
177
483
24.694
10,80
7,54
9,39
9,16
10,94
7,28
13,08
8,85
11,81
10,26
7,76
9,66
8,48
4,79
8,42
11,74
10,85
11,02
11,39
9,28
10,23
8,25
10,07
13,10
7,83
11,39
10,51
17,27
10,14
13,22
11,24
12,67
12,81
14,05
9,15
Tabel 2.10
JUMLAH LAYANAN HIV AIDS DAN INFEKSI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (IMS)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
Provinsi
Rumah Sakit
Rujukan ODHA
(2)
(3)
(1)
Aceh
Sumatera Barat
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
(4)
14
23
22
10
13
10
Kepulauan Riau
10
Jawa Barat
50
DKI Jakarta
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(5)
13
Lampung
Pencegahan Penularan
Konseling dan Tes HIV
Ibu ke Anak (PPIA)
2
2
2
2
1
1
2
10
(6)
(7)
(8)
(9)
12
23
10
11
12
16
380
39
23
Layanan Infeksi
Menular Seksual (IMS)
40
21
48
Layanan TB HIV
16
17
15
Layanan Program
Terapi Rumatan
Metadon
49
25
Perawatan, Dukungan,
dan Pengobatan
10
2
2
3
7
14
31
30
1
2
0
1
0
1
2
2
5
2
5
4
7
77
53
18
19
174
46
16
42
8
15
19
8
18
10
10
9
8
7
7
53
340
96
26
43
11
211
48
10
20
168
11
48
12
21
11
11
19
11
4
7
15
3
6
9
17
5
4
4
7
21
9
2
66
21
25
15
35
25
89
0
7
1
0
11
7
8
9
6
3
9
0
6
10
20
1
0
21
30
40
15
450
214
1.583
465
2
17
30
76
3
3
68
7
0
0
3
0
0
2
5
6
2
6
3
4
160
29
19
16
36
10
10
27
0
0
0
0
0
0
0
0
0
90
0
2
3
2
3
2
12
25
10
2
9
3
26
223
1.290
21
55
Lampiran 2.11
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Provinsi
Desa
Kelurahan
(2)
(3)
(4)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
6.474
5.389
880
1.592
1.398
2.817
1.341
2.435
309
275
0
5.319
7.809
392
7.723
1.238
636
995
2.950
1.908
1.434
1.864
833
447
1.490
1.839
2.253
1.820
657
576
1.191
1.063
1.628
5.118
74.093
0
691
259
243
163
377
172
205
78
141
267
641
750
46
776
313
80
142
318
89
138
143
196
35
332
168
785
377
72
71
33
117
87
107
8.412
Persentase
Nagari, Desa dan
Desa, Kelurahan
Nagari, Desa dan
Kelurahan Siaga
dan Nagari
Kelurahan Siaga
Aktif
Aktif
Poskesdes yang
Beroperasi
Posyandu
Kader / Toma /
Toga Terlatih
Rasio Posyandu
terhadap
Desa/Kelurahan
(6)
(8)
(11)
(12)
(13)
(5)
6.474
6.080
3.283
1.835
1.561
3.194
1.513
2.640
387
416
267
5.960
8.578
438
8.499
1.551
716
1.137
3.268
1.997
1.572
2.007
1.029
482
1.822
2.007
3.038
2.197
729
647
1.224
1.180
1.715
5.225
84.668
Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan per April 2015; Kementerian Dalam Negeri
2.577
3.680
2.611
1.259
1.092
2.808
1.467
2.376
257
377
207
5.865
8.577
433
8.135
1.416
610
1.085
502
974
609
1.424
545
1.024
1.313
2.752
1.829
357
216
509
916
31
1.016
58.849
(7)
39,81
60,53
79,53
68,61
69,96
87,91
96,96
90,00
66,41
90,63
77,53
98,41
99,99
98,86
95,72
91,30
85,20
95,43
15,36
48,77
38,74
70,95
52,96
56,20
65,42
90,59
83,25
48,97
33,38
41,58
77,63
1,81
19,44
69,51
2.298
3.953
2.493
1.152
954
2.497
1.559
1.467
312
202
1.176
5.529
7.720
421
8.618
524
490
826
672
1.386
538
1.732
655
1.064
1.177
2.887
1.073
310
123
605
276
90
738
55.517
6.914
15.307
6.956
5.134
3.324
6.584
1.983
8.018
1.027
1.246
4.212
54.709
48.293
5.703
46.179
10.281
4.783
6.910
8.573
4.626
2.210
3.865
4.116
2.199
3.267
9.184
3.207
1.302
1.731
2.153
1.526
1.122
2.991
289.635
14.957
11.949
26.804
8.195
8.216
2.928
10.508
2.438
27.305
115.496
3.738
190.466
34.513
9.211
8.753
600
957
11.811
10.509
-
17.616
33.585
0
612
1.227
605
3.148
360
12.970
569.477
1,07
2,52
2,12
2,80
2,13
2,06
1,31
3,04
2,65
3,00
15,78
9,18
5,63
13,02
5,43
6,63
6,68
6,08
2,62
2,32
1,41
1,93
4,00
1,21
1,63
3,02
1,46
1,79
2,68
1,76
1,29
0,65
0,57
3,42
Lampiran 2.12
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Posyandu
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Jumlah
Pratama
Madya
Purnama
Mandiri
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
2.049
3.286
2.116
692
564
1.274
961
1.246
211
201
0
3.105
117
4.736
972
392
715
502
961
483
1.105
443
706
1.180
1.570
1.248
246
133
485
625
31
1.016
33.371
491
209
398
312
355
838
403
624
22
94
5
3.287
126
2.667
349
159
308
0
10
76
178
60
226
112
729
316
84
83
24
222
0
0
12.767
35
185
88
183
90
223
96
393
17
30
47
1.609
115
635
91
57
58
0
3
38
29
26
89
15
389
219
26
0
0
57
0
0
4.843
2
0
9
72
83
473
7
113
7
52
155
576
75
97
4
2
4
0
0
12
112
16
3
6
64
46
1
0
0
12
0
0
2.003
2.577
3.680
2.611
1.259
1.092
2.808
1.467
2.376
257
377
207
5.865
8.577
433
8.135
1.416
610
1.085
502
974
609
1.424
545
1.024
1.313
2.752
1.829
357
216
509
916
31
1.016
58.849
1.306
1.750
573
775
441
588
408
474
50
172
11
4.365
135
1.850
1.957
113
937
8.573
1.278
995
1.191
784
283
953
1.289
645
32
777
1.026
416
1.122
2.560
37.829
4.494
7.322
1.979
1.977
1.462
2.062
1.057
2.895
349
538
311
14.778
930
13.795
5.056
1.359
3.250
0
2.391
936
1.803
1.611
1.100
1.455
3.062
1.320
975
696
716
557
0
116
80.352
1.001
5.878
3.180
1.894
1.112
3.319
421
3.557
499
425
1.391
19.156
2.486
27.992
2.748
3.065
2.430
0
848
217
771
1.367
779
782
3.791
999
286
239
365
392
0
128
91.518
113
357
1.224
488
309
615
97
1.092
129
111
2.499
9.994
2.152
2.542
520
246
293
0
109
62
100
354
37
77
1.042
243
9
19
46
161
0
187
25.227
6.914
15.307
6.956
5.134
3.324
6.584
1.983
8.018
1.027
1.246
4.212
54.709
48.293
5.703
46.179
10.281
4.783
6.910
8.573
4.626
2.210
3.865
4.116
2.199
3.267
9.184
3.207
1.302
1.731
2.153
1.526
1.122
2.991
289.635
Lampiran 2.13
Fisioterapi
Okupasi
Terapi
Terapi Wicara
Akupunktur
Analis
Kesehatan
Teknik
Elektromedik
Teknik
Radiodiagnosti
k
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
Aceh
Riau
No
Poltekkes
(1)
2
3
5
6
7
8
9
(2)
Medan
Padang
Jambi
Palembang
Bengkulu
Tanjung Karang
Tanjung Pinang
10 Pangkal Pinang
11 Jakarta I
12 Jakarta II
13 Jakarta III
14 Bandung
15 Tasikmalaya
16 Semarang
17 Surakarta
18 DI Yogyakarta
19 Surabaya
20 Malang
21 Banten
1
0
0
0
0
0
1
2
2
1
1
1
2
1
23 Mataram
24 Kupang
25 Pontianak
26 Palangkaraya
27 Banjarmasin
28 Kalimantan Timur
29 Manado
30 Palu
31 Makassar
1
2
1
1
1
1
1
1
32 Kendari
33 Gorontalo
34 Mamuju
35 Maluku
36 Ternate
38 Sorong
22 Denpasar
37 Jayapura
1
Jumlah
1
1
34
1
1
1
1
1
2
0
0
0
0
1
1
2
2
1
1
1
3
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
36
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
13
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ortotik
Prostetik
Gizi
Keteknisian Medis
Kesehatan
Lingkungan
Keterapian Fisik
Farmasi
Gizi
Keperawatan
Gigi
Kesehatan Masyarakat
Kebidanan
Kefarmasian
Keperawatan
Keperawatan
(16)
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Total
(17)
3
3
3
3
3
5
0
0
1
4
3
6
5
8
7
6
6
6
1
4
5
2
6
3
6
2
4
2
8
2
2
0
0
2
3
2
133
Lampiran 2.14
Kesehatan
Lingkungan
Gizi
Fisioterapi
Okupasi Terapi
Terapi Wicara
Akupunktur
Analis
Kesehatan
Teknik
Elektromedik
Teknik
Radiodiagnostik
dan Radioterapi
Teknik Gigi
Ortotik
Prostetik
Perekam
Informasi
Kesehatan
Total
Jamu
Keteknisian Medis
Farmasi
Keterapian Fisik
Keperawatan
Gigi
Gizi
Kebidanan
Kesmas
Keperawatan
Keperawatan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
Aceh
10
Riau
No
Poltekkes
(2)
(1)
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Medan
Padang
Jambi
Palembang
Bengkulu
Tanjung Karang
Tanjung Pinang
Pangkal Pinang
Jakarta I
Jakarta II
Jakarta III
Bandung
Tasikmalaya
Semarang
Surakarta
DI Yogyakarta
Surabaya
Malang
Banten
Denpasar
Mataram
Kupang
Pontianak
Palangkaraya
Banjarmasin
Kalimantan Timur
Manado
Palu
Makassar
Kendari
Gorontalo
Mamuju
Maluku
Ternate
Jayapura
Sorong
Jumlah
1
2
1
3
2
2
1
1
1
0
2
2
2
5
1
1
4
3
1
1
2
3
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
3
1
7
3
71
3
2
1
1
2
2
1
1
1
0
2
3
2
4
1
1
3
3
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
2
1
4
2
62
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
18
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
2
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
2
0
25
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
2
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
32
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
22
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
7
4
8
7
10
0
0
0
0
3
4
7
5
10
2
1
0
10
16
6
13
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
3
5
9
6
3
6
4
7
6
9
4
3
4
8
5
16
6
262
Lampiran 2.15
No
JUMLAH PESERTA DIDIK DIPLOMA III POLTEKKES MENURUT JENIS TENAGA KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2012/2013 SAMPAI DENGAN 2014/2015
Institusi Poltekkes
(2)
(1)
KEPERAWATAN
1 Keperawatan
2 Kebidanan
3 Keperawatan Gigi
Sub Total
KEFARMASIAN
Jumlah
2012
2013
2014*
(3)
(4)
(5)
(6)
22.931
22.250
20.524
65.705
44.810
47.398
39.275
131.483
16.959
4.920
285
2.305
19.278
5.870
222
2.490
15.503
3.248
148
2.602
51.740
14.038
655
7.397
3 Jamu
Sub Total
64
2.654
75
2.787
76
2.826
215
8.267
1 Kesehatan Lingkungan
Sub Total
7.000
7.000
5.945
5.945
5.158
5.158
18.103
18.103
Sub Total
7.570
7.570
6.097
6.097
6.009
6.009
19.676
19.676
1 Fisioterapi
760
944
335
2.039
4 Akupunktur
220
191
45
456
KESEHATAN MASYARAKAT
GIZI
KETERAPIAN FISIK
2 Okupasi Terapi
3 Terapi Wicara
300
Sub Total
KETEKNISIAN MEDIS
1 Analis Kesehatan
2 Teknik Gigi
Sub Total
Total
220
334
259
94
89
728
568
1.500
1.728
563
3.791
4.730
4.766
4.763
14.259
180
119
421
440
915
715
440
7.420
70.954
294
910
503
201
6.793
70.748
164
579
332
68
6.327
60.158
898
2.404
720
1.550
709
20.540
201.860
Lampiran 2.16
JUMLAH PESERTA DIDIK PRORAM DIPLOMA III POLTEKKES BERDASARKAN JENIS TENAGA KESEHATAN TAHUN 2014
190
252
171
251
Riau
167
167
238
2
3
5
6
7
8
9
Medan
Padang
Jambi
Palembang
Bengkulu
Tanjung Karang
Tanjung Pinang
10 Pangkal Pinang
11 Jakarta I
12 Jakarta II
13 Jakarta III
14 Bandung
15 Tasikmalaya
332
607
281
975
444
398
240
143
224
616
565
565
16 Semarang
1.374
19 Surabaya
843
17 Surakarta
18 DI Yogyakarta
20 Malang
21 Banten
22 Denpasar
23 Mataram
24 Kupang
25 Pontianak
26 Palangkaraya
27 Banjarmasin
28 Kalimantan Timur
29 Manado
30 Palu
31 Makassar
32 Kendari
33 Gorontalo
34 Mamuju
203
230
914
376
295
511
1.059
337
230
193
425
332
490
868
281
425
332
35 Maluku
1.036
38 Sorong
722
36 Ternate
37 Jayapura
Total
381
2.255
20.524
903
706
301
242
460
458
249
144
225
335
241
160
0
118
0
0
104
0
338
150
552
567
871
117
244
519
799
245
0
156
246
0
200
0
0
175
0
119
288
199
333
604
233
219
420
309
416
299
290
423
309
564
382
1.045
499
15.503
304
0
0
221
129
129
329
0
0
174
0
0
0
0
3.248
0
0
0
0
0
204
0
0
0
0
0
0
0
83
154
174
148
247
190
0
199
0
0
0
0
0
198
324
0
0
198
0
0
123
2.602
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
295
377
149
215
244
228
0
0
95
183
76
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
148
0
0
0
0
0
230
229
370
0
0
128
204
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
268
122
198
310
268
0
0
198
225
0
0
0
76
315
136
5.158
300
405
193
243
163
128
111
223
245
218
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
68
48
94
89
45
346
191
0
0
148
131
223
216
118
129
170
165
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
283
287
170
230
219
277
113
118
44
6.009
0
0
0
0
0
0
335
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
94
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
89
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
45
572
0
0
0
0
2.307
145
211
275
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
248
239
452
225
0
0
0
0
295
228
228
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
133
180
211
121
230
274
296
80
274
169
0
0
0
164
206
162
4.763
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
579
0
0
0
0
0
107
127
261
43
0
0
(24)
(20)
(19)
(18)
297
96
(17)
Jumlah
0
0
(16)
PIKES
(15)
588
Ortotik
Prostetik
(14)
855
Teknik
Elektromedik
(13)
Aceh
Teknik Radio
Diagnostik
(12)
Analis
Kesehatan
(11)
Teknik Gigi
(10)
Akupunktur
(9)
Terapi Wicara
(8)
Keteknisian Medis
Okupasi
Terapi
(7)
Fisioterapi
(6)
Gizi
(5)
Keterapian Fisik
Gizi
Kesehatan
Lingkungan
(4)
Jamu
(3)
Analis
Farmasi dan
Makanan
(2)
Kesmas
Farmasi
(1)
Keperawatan
Gigi
Poltekkes
Kefarmasian
Kebidanan
No
Keperawatan
Keperawatan
0
0
0
0
0
0
0
2.336
891
1.776
717
0
0
0
0
0
1.573
1.881
544
596
846
1.416
104
3.734
208
2.766
1.589
25
109
1.155
581
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
332
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
68
2.159
0
0
0
0
0
0
697
1.389
1.957
2.168
849
998
2.828
1.455
938
1.075
2.954
0
0
0
0
0
0
0
0
0
421
1.655
1.381
881
1.067
1.655
2.398
1.174
3.935
1.265
60.158
Lampiran 2.17
JUMLAH PESERTA DIDIK PRORAM DIPLOMA IV POLTEKKES BERDASARKAN JENIS TENAGA KESEHATAN TAHUN 2014
Analis
Kesehatan
(5)
(6)
(12)
(13)
(14)
(16)
0
59
110
77
79
40
83
158
0
0
0
0
40
0
144
155
77
80
78
400
0
59
148
0
118
39
80
86
170
118
50
77
80
39
140
109
2.893
154
0
0
0
46
0
0
0
0
0
0
0
0
0
57
113
0
40
66
0
0
0
0
0
0
0
79
0
0
0
49
0
0
0
0
0
604
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
98
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
98
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
94
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
94
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
78
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
78
0
0
0
0
0
0
0
80
0
0
0
0
40
35
0
0
0
40
86
0
0
0
139
0
91
0
77
0
0
0
100
0
0
0
0
0
688
Ortotik
Prostetik
Akupunktur
(4)
78
0
0
77
66
50
83
81
0
0
0
0
0
0
0
139
130
76
37
229
91
79
242
0
215
39
78
84
178
117
51
0
0
41
89
116
2.466
Teknik Radio
Diagnostik
Terapi
Wicara
(3)
Keperawatan
Gigi
Okupasi
Terapi
(2)
Aceh
Medan
Padang
Riau
Jambi
Palembang
Bengkulu
Tanjung Karang
Tanjung Pinang
Pangkal Pinang
Jakarta I
Jakarta II
Jakarta III
Bandung
Tasikmalaya
Semarang
Surakarta
DI Yogyakarta
Surabaya
Malang
Banten
Denpasar
Mataram
Kupang
Pontianak
Palangkaraya
Banjarmasin
Kalimantan Timur
Manado
Palu
Makassar
Kendari
Gorontalo
Ternate
Jayapura
Sorong
Total
Farmasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
36
37
38
Kebidanan
(1)
Poltekkes
Keteknisian Medis
Keperawatan
No
Keterapian Fisik
Kefarmasian
Teknik
Elektromedik
Keperawatan
(18)
(19)
(20)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
296
0
0
0
0
0
0
75
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
371
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
260
0
0
0
155
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
415
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
0
0
0
0
0
90
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
115
Jumlah
(24)
427
271
315
154
191
90
280
392
0
0
25
912
273
67
201
756
748
434
431
778
91
243
647
0
737
118
551
170
700
235
544
132
80
80
293
225
11.591
Lampiran 2.18
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Industri Farmasi
(2)
(3)
(4)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Sumber: Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI, 2014
0
5
0
0
0
1
0
0
0
0
37
94
23
2
47
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
239
Produksi Perbekalan
Usaha Kecil Obat Tradisional
Produksi Alat Kesehatan Kesehatan dan Rumah Tangga
(UKOT)
(PKRT)
(5)
0
94
0
0
0
0
0
5
0
0
11
190
12
73
15
58
1
1
0
9
2
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
473
(6)
9
6
22
0
2
0
0
5
0
2
105
222
283
73
216
63
10
8
0
7
0
13
0
8
0
33
0
1
0
0
0
0
0
1.088
(7)
0
8
1
0
0
1
0
0
0
5
41
46
19
3
23
17
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
166
Industri Kosmetika
(8)
0
13
0
1
0
1
0
2
0
2
48
59
20
0
48
48
1
0
0
0
0
0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
246
0
47
12
0
1
0
0
4
0
0
67
151
45
10
116
104
24
0
0
1
0
21
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
605
Lampiran 2.19
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Apotek
Toko Obat
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Sumber: Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI, 2014
26
133
53
89
34
65
18
55
15
34
432
513
333
50
367
96
75
29
24
46
4
41
44
39
27
102
14
7
1
17
7
10
46
2.846
292
1.265
509
480
298
418
210
465
148
244
2.329
3.677
2.681
560
3.250
1.152
606
265
198
224
242
356
486
186
326
675
254
119
69
139
103
122
286
22.634
569
934
324
249
172
134
73
95
88
282
326
1.105
297
51
404
192
249
82
104
336
181
405
213
105
211
368
137
37
46
113
21
52
54
8.009
32
56
32
19
19
54
20
30
3
14
840
204
100
24
227
87
30
29
24
36
4
21
27
15
8
85
8
0
0
4
4
1
20
2.077
Lampiran 2.20
No
Nama Obat
Kemasan
Kebutuhan
Ketersediaan
Ketersediaan
(%)
No
Nama Obat
Kemasan
Kebutuhan
Ketersediaan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
tablet
28.833.065
36.575.040
126,85%
38
ampul
tablet
17.677.729
20.857.886
117,99%
39
ampul
645.877
378.569
58,61%
tablet
571.563
595.150
104,13%
40
Fenobarbital tablet 30 mg
tablet
13.113.450
16.712.573
127,45%
tablet
4.568.173
6.906.233
151,18%
41
tablet
1.140.951
1.614.179
141,48%
kapsul
51.917.170
89.691.325
172,76%
42
tablet
2.744.017
3.623.214
132,04%
kaplet
337.967.423
398.719.963
117,98%
43
botol
791.242
621.896
78,60%
botol
13.848.877
14.327.775
103,46%
44
ampul
2.577.450
2.690.431
104,38%
tablet
120.673.705
110.581.051
91,64%
45
tablet
11.057.849
12.190.269
110,24%
ampul
8.117.790
6.839.474
84,25%
46
Furosemid tablet 40 mg
tablet
10.917.942
14.922.937
136,68%
10
tablet
223.634.801
275.267.066
123,09%
47
Gameksan lotion 1 %
botol
625.420
601.458
96,17%
48
sach
25.935.711
34.224.978
131,96%
3.787.829
3.713.773
98,04%
supp
939.540
698.333
74,33%
mg + Heksaklorofen 250 mg
13
54.443
67,71%
80.408
Ketersediaan (%)
pot
1.053.584
1.026.869
97,46%
Asam Salisilat 3%
49
botol
1.621.037
1.759.402
108,54%
50
Glibenklamida tablet 5 mg
tablet
32.543.776
44.095.436
135,50%
51
tablet
226.260.560
296.660.968
131,11%
52
Gliserin
botol
1.060.287
799.810
75,43%
53
botol
1.509.353
1.947.984
129,06%
110,89%
54
botol
186.811
207.153
14
tablet
3.310.065
3.167.607
95,70%
55
ampul
593.866
521.730
87,85%
15
tablet
1.174.247
426.067
36,28%
56
tablet
17.748.244
23.996.981
135,21%
57
tablet
2.915.361
4.416.234
151,48%
vial
6.348.633
3.924.770
61,82%
58
tablet
7.425.414
10.965.395
147,67%
mg + Levodopa 250 mg
16
17
tablet
198.882.276
198.760.714
99,94%
59
Haloperidol tablet 5 mg
tablet
4.825.271
8.174.296
169,41%
18
tablet
2.609.773
4.275.935
163,84%
60
Hidroklorotiazida tablet 25 mg
tablet
23.692.590
23.702.500
100,04%
19
tablet
1.301.791
2.016.900
154,93%
61
tube
4.597.228
4.765.435
103,66%
20
tablet
886.806
860.323
97,01%
62
tablet
35.540.861
37.417.635
105,28%
21
botol
15.155
10.786
71,17%
63
tablet
67.679.571
75.917.983
112,17%
22
ampul
524.733
415.530
79,19%
64
tablet
9.920.490
9.157.086
92,30%
23
3.293.832
3.913.102
118,80%
65
tablet
118.206.808
135.498.291
114,63%
24
ampul
9.866.067
10.283.859
104,23%
66
tablet
43.612.125
53.280.289
122,17%
25
tablet
194.131.328
216.789.453
111,67%
67
Kaptopril tablet 25 mg
tablet
74.541.751
96.972.466
130,09%
26
botol
623.272
413.690
66,37%
68
tablet
4.329.070
5.310.429
122,67%
27
botol
3.781.159
2.561.722
67,75%
69
vial
1.491.916
479.822
32,16%
28
tablet
52.588.427
41.814.499
79,51%
70
kapsul
1.645.894
1.260.788
76,60%
29
ampul
2.069.444
1.682.937
81,32%
71
kapsul
35.008.527
29.638.149
84,66%
30
Diazepam tablet 2 mg
tablet
20.238.220
22.054.276
108,97%
72
botol
12.961.762
11.166.134
86,15%
31
Diazepam tablet 5 mg
tablet
5.366.743
3.344.338
62,32%
73
tablet
377.694.059
399.938.909
105,89%
32
ampul
3.580.184
4.527.897
126,47%
74
ampul
2.203.838
2.128.917
96,60%
33
tablet
5.685.574
6.495.937
114,25%
75
ampul
479.556
338.205
70,52%
34
tablet
23.417.268
19.562.060
83,54%
76
tablet
4.409.260
4.741.711
107,54%
35
tablet
11.994.418
15.200.893
126,73%
77
tablet
9.139.604
12.663.839
138,56%
36
ampul
5.144.653
3.319.374
64,52%
78
tablet
2.932.013
1.454.048
49,59%
37
botol
544.419
423.105
77,72%
krim
Sulfadoxin 500 mg
Lampiran 2.21
No
Nama Obat
Kemasan
(1)
(2)
(3)
79
Kebutuhan Ketersediaan
(4)
(5)
Ketersediaan
(%)
(6)
botol
9.253.499
9.310.180
100,61%
tablet
73.871.815
87.079.179
117,88%
81
tablet
13.456.732
16.125.507
119,83%
No
Nama Obat
Kemasan
Kebutuhan
Ketersediaan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Ketersediaan
(%)
(6)
tablet
12.800.074
14.135.092
110,43%
tablet
3.540.343
3.814.752
107,75%
tablet
3.715.197
5.161.195
138,92%
tablet
826.823
410.900
49,70%
tablet
7.212.127
6.395.428
88,68%
botol
7.036.941
9.042.060
128,49%
tube
1.444.330
1.479.854
102,46%
kotak
82
tablet
5.762.052
3.363.586
58,37%
83
ampul
316.277
358.480
113,34%
84
vial
4.921.903
5.307.618
107,84%
2.646.810
2.836.597
107,17%
85
vial
209.837
107.989
51,46%
vial
63.208
65.685
103,92%
86
vial
209.227
151.330
72,33%
vial
15.946
11.541
72,38%
87
sach
42.341
37.254
87,99%
vial
8.427
4.072
48,32%
88
botol
66.838
58.974
88,23%
247.747
75.474
30,46%
89
tablet
884.689
781.490
88,33%
90
tablet
7.969.107
7.748.766
97,24%
salut 0,125 mg
Belerang endap 4%
ampul
(A.T.S.)
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.)
137.146
217.460
158,56%
ampul
vial
6.090.463
6.529.048
107,20%
60,00%
91
ampul
2.104.247
2.384.798
113,33%
botol
2.085.308
1.251.119
92
tablet
22.497.982
26.241.413
116,64%
botol
1.682.126
1.406.893
83,64%
93
tablet
18.972.799
19.119.110
100,77%
kapsul
38.632.511
39.808.511
103,04%
94
botol
435.429
593.847
136,38%
kapsul
17.258.505
16.111.414
93,35%
95
botol
1.527.304
2.048.740
134,14%
ampul
6.635.814
10.141.671
152,83%
96
ampul
159.095
93.014
58,46%
tablet
170.289.980
159.072.228
93,41%
97
tablet
1.534.252
2.305.084
150,24%
ampul
1.838.614
1.853.689
100,82%
98
tablet
2.090.428
2.795.828
133,74%
tablet
14.172.161
14.549.048
102,66%
99
botol
5.607.316
3.773.631
67,30%
vial
7.757.286
7.212.875
92,98%
tube
2.453.717
2.646.619
107,86%
307.566.554
292.546.158
95,12%
vial
278.661
253.838
91,09%
tablet
ampul
2.782.262
2.424.875
87,15%
136 BCG
vial
2.369.743
1.038.422
43,82%
botol
9.706.534
11.717.486
120,72%
137 T T
vial
2.076.888
906.375
43,64%
tablet
22.699.315
23.589.472
103,92%
138 D T
vial
621.323
400.758
64,50%
tablet
500.270.213
587.721.593
117,48%
vial
2.134.807
1.357.531
63,59%
botol
6.180.002
7.679.805
124,27%
vial
3.303.649
2.006.741
60,74%
tablet
12.445.482
15.149.711
121,73%
141 DTP-HB
vial
2.940.847
1.520.162
51,69%
tablet
140.460.490
146.272.031
104,14%
vial
2.726.460
1.967.082
72,15%
botol
4.983.561
5.107.492
102,49%
vial
197.061
274.392
139,24%
vial
175.996
130.823
74,33%
botol
5.703.359
6.247.443
109,54%
tablet
117.628.116
102.076.187
86,78%
Lampiran 2.22
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Penggunaan di Puskesmas
(%)
Rata-Rata Penggunaan
(%)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Bengkulu
Jambi
Sumatera Selatan
Lampung
Kepuluan Bangka Belitung
Banten
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Jawa Barat
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
Indonesia
99,59
96,94
98,16
94,50
97,00
92,00
97,96
87,55
96,49
97,27
94,42
95,50
82,07
98,67
98,22
88,13
96,14
98,66
86,61
96,44
93,40
95,52
97,71
100,00
100,00
95,00
99,56
88,54
100,00
97,28
94,50
100,00
91,04
95,30
72,91
84,47
73,12
75,25
89,33
78,00
65,69
80,18
79,63
86,35
65,82
66,31
64,32
73,53
68,84
84,39
51,66
76,32
73,22
73,77
61,20
67,75
61,15
94,96
92,47
87,00
78,31
93,67
84,07
81,23
80,50
71,13
87,25
76,48
86,25
90,71
85,64
84,88
93,17
85,00
81,83
83,87
88,06
91,81
80,12
80,91
73,20
86,10
83,53
86,26
73,90
87,49
79,92
85,11
77,30
81,64
79,43
97,48
96,24
91,00
88,94
91,11
92,04
89,26
87,50
85,57
89,15
85,89
Lampiran 3.1
No
Provinsi
(1)
(2)
Aceh
Sumatera Barat
2
4
5
6
7
8
9
Sumatera Utara
Dokter
Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
(5)
(3)
(4)
1.191
1.452
278
819
1.083
386
3.514
3.042
Riau
1.163
Sumatera Selatan
1.315
1.112
621
1.002
300
488
Jambi
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
527
128
164
1.184
723
426
331
Perawat
(13)
(14)
(15)
(16)
618
378
1.355
28.282
4.777
33.059
4.391
899
973
375
429
129
1.123
16.639
3.971
20.610
6.032
4.028
6.127
2.975
5.489
2.032
1.163
1.324
27.421
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Kalimantan Utara
25 Sulawesi Utara
26 Sulawesi Tengah
27 Sulawesi Selatan
28 Sulawesi Tenggara
29 Gorontalo
30 Sulawesi Barat
533
552
523
932
1.651
468
757
505
212
234
2.069
2.779
15.639
3.706
760
145
164
506
534
220
286
519
194
412
97
73
259
903
233
174
627
13.552
260
5.939
124
97
29.850
97.359
118
247
279
4.477
2.177
510
457
310
296
347
434
190
675
747
47
650
707
655
473
156
146
96
826
202
203
61
828
273
899
102
1.902
1.496
147
256
361
135
60
100
112
244
46.994
509
403
220
5.292
4.341
1.303
1.717
2.645
1.663
462
629
11.326
5.058
43
1.101
646
112
107
83
178
35
40.787
3.963
2.215
1.259
120
711
7.527
2.743
4.049
385
268
5.436
2.020
52
98
12.502
Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
6.301
3.501
1.854
2.517
1.679
919
4.512
1.197
2.031
734
2.486
4.006
237.181
982
1.602
124.948
346
640
517
345
616
550
106
394
368
529
581
388
837
482
189
419
576
336
197
434
187
48
333
448
382
374
342
431
206
53
378
138
420
198
70
52
85
51
24
43
81
3.126
1.083
3.086
1.113
538
610
569
622
290
140
1.287
2.225
701
831
279
1.533
218
434
198
18
87
362
180
147
218
150
327
30.408
634
301
321
494
385
162
169
224
77
70
101
24.354
12.909
212
175
153
472
181
269
163
126
280
14.064
47
32
4.283
12.170
13.458
8.025
9.903
108
126
370
28.204
6.780
3.304
4.125
3.179
1.727
2.948
4.244
386
86.845
17.202
94.014
24.946
17.803
13.662
16.295
16.637
9.752
15.544
14.147
2.960
8.503
2.272
10.775
27.267
5.063
32.330
7.911
130
31
10.358
201
29
15
6.249
12.156
159
21
11.554
18.166
211
41
5.757
31.796
2.574
85
25.769
62.218
95
545
322
417
11.445
12.596
356
991
61.076
595
247
537
8.052
67.509
292
4.867
5.842
4.182
1.049
161
2.113
666
1.378
616
1.535
9.263
17.298
1.509
1.469
451
3.746
23.571
49.065
763
177
4.307
1.182
13.111
18.505
1.231
747
295
5.924
19.064
30.560
1.066
1.056
32
8.081
2.653
1.509
1.113
3.218
37
305
4.140
43.454
236
1.144
6.825
31
17.647
5.738
302
3.600
606
10.458
82
13.903
1.520
463
14.924
240
214
25.324
2.373
68
618
37.716
1.026
1.126
1.183
80
1.104
120
3.371
1.870
279
382
1.590
33 Papua Barat
Indonesia
947
1.437
4.606
126
34 Papua
1.760
5.963
31 Maluku
32 Maluku Utara
805
4.870
4.587
336
3.580
12.098
5.422
998
2.436
25.181
13 Jawa Tengah
1.450
4.221
1.032
11.916
14 DI Yogyakarta
2.951
3.128
1.205
1.789
Total SDM
Kesehatan
880
2.723
4.828
(12)
Tenaga Non
Kesehatan
(9)
7.056
6.882
(11)
Jumlah
2.121
4.056
65
(10)
Keteknisian
Medis
(8)
5.498
131
Keterapian
Fisik
1.193
373
274
Gizi
(7)
11.832
107
Kesehatan
Lingkungan
9.319
12.465
242
Kesehatan
Masyarakat
(6)
846
182
Farmasi
9.497
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
Bidan
1.537
842
3.310
1.338
7.430
974
4.167
5.011
3.666
8.056
576.634
406
663
670
1.281
195.444
13.693
8.753
4.648
4.573
8.404
5.674
4.336
9.337
772.078
Lampiran 3.2
No
Provinsi
Jumlah
Puskesmas
Teregistrasi
Dokter
Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat
Perawat Gigi
Bidan
Farmasi
Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan
Lingkungan
Gizi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(1)
Aceh
337
Sumatera Barat
264
2
4
5
6
7
8
9
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 B a l i
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Kalimantan Utara
570
211
176
321
180
290
61
73
7
0
4
0
3
338
457
254
370
238
195
228
174
48
184
269
93
94
149
127
394
9.731
2
3
1
0
1
0
3
0
0
0
1
0
2
3
131
254
370
314
274
3.375
1.650
308
96
181
806
8.398
1.251
863
245
177
964
2.333
7.213
945
10.104
170
1.057
273
105
109
79
58
137
51
158
1.804
2.583
2.994
5.397
2.553
2.638
1.961
739
65
19.921
3.838
417
906
299
284
39
357
9.970
707
10.677
2.593
3.551
2.091
3.028
617
764
665
298
256
37
726
62
602
926
219
145
61
393
17.775
Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
1.164
33
1.766
155
2.911
22
91
14
46
6.871
3.492
1.215
104.273
57
93
26
10.219
81
61
1.056
973
1.296
120
409
2.436
1.645
2.361
1.845
1.502
2.266
1.200
359
174
158
325
244
150
289
184
64
21
65
63
164
11.379
121
153
64
137
906
3.874
46
320
268
826
165
538
106
160
1.880
1.416
453
787
981
801
530
1.353
102.350
93
468
348
485
543
370
795
447
175
886
163
831
134
212
375
491
267
178
325
143
41
15
1.751
776
4.744
652
427
47
122
1.004
9.667
386
2.298
234
154
144
690
66
170
753
189
188
265
423
386
1.025
201
88
149
223
3.567
636
90
1.852
63
447
251
355
26
244
492
1.583
213
114
1.096
340
980
392
(18)
1.257
12.714
212
(17)
18.664
927
651
(16)
370
245
370
(15)
159
1.029
186
(14)
484
235
203
Total SDM
Kesehatan
710
3.078
285
Tenaga Non
Kesehatan
1.956
176
1.620
134
479
2.149
Jumlah
748
11.228
87
38
446
342
2.672
Keteknisian
Medis
7.987
472
394
738
475
6.872
3.158
1.931
365
66
484
93
645
1.889
106
307
140
320
158
217
193
530
518
33 Papua Barat
Indonesia
120
231
197
34 Papua
365
1.833
31 Maluku
32 Maluku Utara
2.590
31
446
30 Sulawesi Barat
287
960
27 Sulawesi Selatan
29 Gorontalo
585
578
187
28 Sulawesi Tenggara
394
875
25 Sulawesi Utara
26 Sulawesi Tengah
4.925
1.459
34
121
156
340
1.050
774
Keterapian
Fisik
20
189
8.945
66
83
911
47
3
5
130
46
6
0
176
274
242
23
488
1.907
541
560
38
138
382
140
132
206
192
90
48
82
42
115
9.851
863
588
278
257
422
46
165
21.332
339
346
151
155
68
79
124
10.148
98
387
4.021
1
0
268
91
36
9.624
599
3.910
1.265
2.537
3.775
7.030
29.575
34.629
4.573
8.371
38.100
512
4.533
747
7.159
6.283
1.187
9.890
690
10.580
524
8.394
8.004
5.643
7.870
4.777
1.685
692
385
901
90
7.470
8.696
6.028
5.678
1.775
15.136
2.090
291
2.381
41
27
381
909
189
9.553
349
5.784
14.227
148
608
270
458
49
54
96
7.121
11.505
209
22
8.590
4.511
156
196
6.412
24.585
794
5.618
90
113
386
29.011
29.729
187
543
1.181
663
225
717
5.849
3.308
253
3.394
278
3
0
2.188
25.665
255
231
5.514
426
18
311
68
119
294
291
67
17
366
6.735
165
129
190
8.047
10.711
10
217
203
23.868
282
795
887
317
16
10
165
6.850
7.511
5.705
2.977
5.556
3.653
2.122
5.488
300.023
364
228
177
257
123
48
205
34.896
4.720
7.875
5.933
3.154
5.813
3.776
2.170
5.693
334.919
Lampiran 3.3
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
RASIO DOKTER UMUM, DOKTER GIGI, PERAWAT DAN BIDAN TERHADAP JUMLAH PUSKESMAS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Provinsi
Jumlah
Puskesmas
Dokter Umum
Dokter Gigi
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
337
570
264
211
176
321
180
290
61
73
340
1.050
875
121
960
231
120
158
370
238
195
228
174
48
187
184
446
269
93
94
197
127
149
394
9.731
774
1.459
585
578
338
457
254
518
140
307
645
1.889
1.931
365
1.833
475
320
254
370
314
274
446
342
137
479
244
690
265
121
153
219
145
61
393
17.775
Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI, 2015
156
530
287
217
106
93
66
193
38
87
484
806
738
177
945
273
170
104
109
79
58
134
158
51
26
63
386
66
21
65
91
33
14
46
6.870
Perawat
(6)
4.925
6.872
2.590
2.672
2.149
3.375
1.650
3.158
964
1.620
2.333
8.398
7.213
863
10.104
1.804
1.057
2.583
2.994
5.397
2.553
2.638
1.961
739
1.852
3.567
4.744
2.298
652
1.164
3.492
1.766
1.215
2.911
104.273
Bidan
(7)
7.987
11.228
3.838
3.078
2.593
3.551
2.091
3.028
617
764
1.029
9.667
12.714
776
11.379
2.436
1.296
1.645
2.361
1.845
1.502
2.266
1.200
359
1.025
1.880
3.874
1.416
453
787
981
801
530
1.353
102.350
Rasio Dokter
Rasio Dokter Gigi
Umum terhadap
terhadap
Puskesmas
Puskesmas
(8)
2,30
2,56
2,22
2,74
1,92
1,42
1,41
1,79
2,30
4,21
1,90
1,80
2,21
3,02
1,91
2,06
2,67
1,61
1,00
1,32
1,41
1,96
1,97
2,85
2,56
1,33
1,55
0,99
1,30
1,63
1,11
1,14
0,41
1,00
1,83
(9)
0,46
0,93
1,09
1,03
0,60
0,29
0,37
0,67
0,62
1,19
1,42
0,77
0,84
1,46
0,98
1,18
1,42
0,66
0,29
0,33
0,30
0,59
0,91
1,06
0,14
0,34
0,87
0,25
0,23
0,69
0,46
0,26
0,09
0,12
0,71
Rasio Perawat
terhadap
Puskesmas
Rasio Bidan
terhadap
Puskesmas
(10)
(11)
14,61
12,06
9,81
12,66
12,21
10,51
9,17
10,89
15,80
22,19
6,86
8,00
8,24
7,13
10,53
7,81
8,81
16,35
8,09
22,68
13,09
11,57
11,27
15,40
9,90
19,39
10,64
8,54
7,01
12,38
17,73
13,91
8,15
7,39
23,70
19,70
14,54
14,59
14,73
11,06
11,62
10,44
10,11
10,47
3,03
9,21
14,53
6,41
11,85
10,55
10,80
10,41
6,38
7,75
7,70
9,94
6,90
7,48
5,48
10,22
8,69
5,26
4,87
8,37
4,98
6,31
3,56
3,43
10,72
10,52
Lampiran 3.4
No
Provinsi
Jumlah Rumah
Sakit
(2)
(3)
(1)
Aceh
Sumatera Barat
2
4
5
6
7
8
9
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
Dokter
Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
(4)
(5)
(6)
64
1.190
62
816
177
(7)
655
149
53
617
484
81
385
172
191
181
316
76
41
27
44
11 DKI Jakarta
158
7.022
2.078
721
13 Jawa Tengah
300
5.415
2.656
586
12 Jawa Barat
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Kalimantan Utara
293
71
347
85
57
24
44
45
19
36
45
6.873
1.449
2.939
633
5.932
2.773
1.378
729
2.373
451
347
431
188
672
746
47
1.045
362
337
341
199
380
33 Papua Barat
34 Papua
Indonesia
265
138
67
98
117
46.863
1.327
(16)
123
318
23.012
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
482
67
76
145
90
766
604
1.095
978
649
358
670
345
552
188
268
277
592
341
60
76
68
150
124
150
57
217
144
31
15
9.348
1.040
2.534
120
19.281
2.925
2.702
119
2.431
387
2.769
598
111
50
52
56
47
67
38
68
2.098
2.072
1.479
1.198
2.262
10
49
41
18
29
19
21
52
5.631
2.266
527
375
382
370
215
379
463
103
188
76
82
33
10
315
273
195
327
366
42
234
206
6.044
1.184
799
403
193
2.533
1.097
633
927
565
790
1.073
122.689
637
263
132
216
136
249
212
22.598
108
20.557
438
227
194
5.130
12.066
4.607
3.138
7.745
2.545
1.732
3.723
6.936
2.567
2.119
2.267
912
1.186
5.990
3.479
3.305
4.277
357
603
583
3.271
38.498
24.232
62.730
43
44
85
69
436
114
582
116
167
82
88
83
19
111
44
76
120
368
121
2.700
805
35.411
8.137
21.859
4.492
373
2.423
32.489
23.425
65
448
7.533
5.737
195
44
67
48
24
40
75
888
355
382
369
177
327
454
59
11.754
4.075
4.166
3.568
2.382
4.726
5.126
889
6.033
2.117
3.433
2.489
1.342
2.424
3.343
296
57.270
12.629
55.914
17.787
13.270
6.192
7.599
6.057
3.724
7.150
8.469
1.185
71
82
80
62
138
3.992
2.063
318
160
271
241
1.075
13.040
4.154
17.194
52
22
66
17
83
1.220
1.047
2.267
1.874
717
46
99
238
10.474
42.035
170
90
744
9.933
3.597
17.324
14
128
80
6.877
24.711
109
35
29
415
18.869
1.390
42
331
181
204
18
36
36
3.264
5.021
230
84
38
43
29
6.669
13.138
158
25
44
77
3.520
13.848
273
(17)
9.618
787
Total SDM
Kesehatan
70
180
20
53
92
34
200
279
52
77
100
98
882
79
232
114
48
782
150
92
390
4.818
1.974
18
2.406
1.003
76
66
166
241
1.937
115
125
38
1.229
486
27
112
(15)
985
881
22
19
(14)
219
3.207
135
32 Maluku Utara
(13)
134
122
333
147
31 Maluku
(12)
170
282
12
60
(11)
165
171
243
10
(10)
445
2.544
806
30 Sulawesi Barat
(9)
2.524
1.899
135
(8)
14.240
88
25
Tenaga Non
Kesehatan
645
27 Sulawesi Selatan
29 Gorontalo
2.444
3.762
420
28 Sulawesi Tenggara
1.594
159
649
361
2.650
15.532
42
31
5.121
983
25 Sulawesi Utara
26 Sulawesi Tengah
Jumlah
553
1.308
297
Keteknisian
Medis
3.077
55
25
Keterapian
Fisik
99
156
164
Gizi
498
606
16
Kesehatan
Lingkungan
1.332
1.157
128
Kesehatan
Masyarakat
4.178
62
19
Farmasi
122
1.583
527
Bidan
678
3.508
33
Perawat
23
64
72
78
39
18
69
24
22
3.022
2.761
47
51
55
85
25
73
15
30
91
4.440
46
32
162
160
19
105
23
103
29
205
14
14
3.684
92
116
21.354
4.645
2.206
1.190
1.358
1.544
2.568
276.611
1.173
614
229
540
622
1.076
160.548
6.055
5.818
2.820
1.419
2.591
1.898
2.166
3.644
437.159
Lampiran 3.5
JUMLAH DOKTER UMUM, DOKTER SPESIALIS, DOKTER GIGI DAN DOKTER GIGI SPESIALIS YANG MEMILIKI SURAT TANDA REGISTRASI
MENURUT PROVINSI SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER TAHUN 2014
Sumatera Barat
2.658
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Sumatera Utara
Riau
Jambi
10
218
147
236
2.590
50
65
43
87
962
92
23
119
Lampung
1.738
37
Kepulauan Riau
20
199
2.510
68
7.933
Sumatera Selatan
Bengkulu
11
531
356
709
10
11
14
60
17
88
10
36
11
33
63
20
34
67
128
38
10
7
15
80
24
11
12
226
12
11
13
34
14
21
4
12
81
2
6
15
622
49
16
18
48
194
369
104
252
79
199
(17)
150
641
(16)
13
213
(15)
1.696
24
(14)
570
262
0
2
0
3
1
2
5
3
0
3
0
1
2
0
(18)
10
0
1
1
1
3
0
1
3
2
1
2
0
2
0
2
5
0
0
2
0
2
1
2
1
0
0
0
0
0
0
0
DKI Jakarta
16.092
553
665
338
717
356
213
153
73
2.544
5.269
89
186
59
193
98
91
31
Jawa Tengah
9.756
366
285
252
313
178
123
79
38
1.027
1.639
20
35
30
14
13
Jawa Barat
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
15.892
3.061
12.738
4.857
3.122
805
581
819
549
1.060
1.486
189
406
154
398
105
112
21
17
25
21
564
134
291
91
412
281
121
89
157
19
13
23
68
12
13
22
35
31
22
41
38
34
498
119
259
61
204
170
165
87
31
143
23
17
77
8
2
14
111
108
143
84
274
10
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
111
263
181
210
677
102.180
4
6
7
6
11
3.151
5
4
5
7
23
3.321
12
3
6
5
8
19
2.188
19
21
6
9
5
9
13
3.601
24
136
62
3.767
12
915
18
Sulawesi Selatan
398
332
15
Gorontalo
21
17
11
0
0
0
2
5
1.660
992
15
30
35
15
61
Sulawesi Tenggara
364
3.982
3.850
12
31
15
21
1.472
1.678
10
61
12
36
54
74
28
67
19
43
238
2.329
451
50
148
447
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
172
9
9
14
4
4
9
2
3
2
6
401
55
19
58
26
1.556
169
170
173
95
89
198
11
51
133
137
121
0
1
48
372
92
83
26
1
0
2
1
1
6
1
2
1
432
1.341
11
21
40
1
2
0
4
3
1.112
1
1
2
2
6
930
19
0
1
459
30
10.474
154
63
58
38
34
91
25.881
22
29
24
47
10
163
15
0
0
0
0
0
1
327
23
48
35
71
70
1
0
0
0
3
6
1
3
1
6
0
1
0
2
2
0
0
580
113
43
43
112
0
0
0
1
1
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
1
168
17
2
1
0
0
1
8
0
2
0
55
21
80
17
6
1
0
1
0
0
2
0
0
0
12
0
0
0
1
0
0
596
0
0
0
0
0
0
323
74
32
11
77
18
24
2
0
2
2
1
3
2
1
0
7
1
1
0
1
0
0
0
356
3
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
72
Total
(22)
(21)
34
(20)
4
0
(19)
Spesialis Radiologi
Kedokteran Gigi
(13)
160
41
46
14
(12)
80
12
(11)
40
22
15
(10)
25
Spesialis Kedokteran
Gigi Anak
(9)
54
Spesialis Prostodonsia
(8)
37
Spesialis Ortodonsia
(7)
60
Spesialis Periodonsia
Spesialis Radiologi
(6)
59
Spesialis Anestesiologi
(5)
2.525
(4)
Aceh
Dokter Gigi
Spesialis Bedah
(3)
Spesialis Lain
Spesialis Anak
(2)
(1)
Provinsi
Spesialis Penyakit
Dalam
No
Dokter Umum
3.223
11.307
3.682
0
0
0
3.884
1.325
3.573
707
2.285
1.090
512
27.721
14.175
4
1
24.171
5.272
21.022
5.043
0
0
0
7.546
1.132
849
1.188
1.527
0
0
0
751
2.249
285
2.849
6.309
386
0
0
0
0
0
0
0
14
680
655
201
373
253
286
882
157.393
Lampiran 3.6
No
Provinsi
(1)
(2)
Aceh
Sumatera Barat
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumatera Utara
Perawat
Bidan
Fisioterapi
Perawat
Gigi
Refraksionis
Optisien
Terapis
Wicara
Radiografer
Okupasi
Terapis
Gizi
Rekam
Medis
Teknisi
Gigi
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(3)
(4)
16.690
18.643
528
914
8.194
12.455
249
672
15.666
34.443
323
42
237
61
9.864
77
237
26
64
4.476
3.088
1.648
2.375
2.149
16
39
177
7.743
3.116
299
600
282
Lampung
10
11.188
Bengkulu
252
60
11.439
79
254
Sumatera Selatan
3.408
305
163
11.258
4.601
191
638
Riau
Jambi
17.079
352
55
374
56
108
12
11
3
30
3
0
1
398
127
57
41
65
10
Ortotis
Prostetis
Teknisi
Transfusi
Darah
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
171
186
1.055
34
783
594
18
50
110
464
91
381
607
126
423
(16)
Fisika
Medis
16
(15)
Tenaga
Akupunktur
243
1.187
(14)
Perawat
Anestesi
844
Kesehatan
Teknologi
Elektromedis
Lingkungan
Laboratorium
95
255
46
627
180
521
36
44
79
409
233
0
4
20
430
15
946
756
121
85
172
30
14
25
16
488
698
104
725
40
398
229
22
1.037
26
138
18
83
155
30
29
83
11
DKI Jakarta
21.495
13.550
913
1.037
758
397
1.169
200
1.033
592
135
587
658
2.133
251
Jawa Tengah
45.403
34.556
1.476
1.556
713
165
1.057
189
2.582
1.856
12
951
361
3.820
9.413
21.961
316
45
510
521
757
196
3.523
3.969
18
10
Jawa Barat
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
19.327
5.014
6.772
5.311
4.048
238
58
3.765
39
79
46
3.177
114
1.185
54
723
2.082
212
104
4.504
5.330
828
3.503
1.576
3.708
123
1.623
616
278
57
810
510
498
36
223
185
596
596
176
57
24
21
20
668
30
311
139
55
7
3
27.778
23.798
232
845
17
979
1.318
20
56
5.290
1.142
Indonesia
3.811
6.931
Maluku Utara
Papua
7.596
4.540
3.313
Papua Barat
4.763
5.901
Sulawesi Barat
Maluku
21.845
3.892
1.720
3.150
1.883
13
2.277
4.214
281.111
574
1.228
280.263
25
11
10
15
116
34
37
13
38
6.813
14.207
41
74
4
0
4
0
0
0
3.362
108
13
7
7
1
1
1
2
698
437
248
58
14
45
84
22
29
224
21
14
180
1
3
101
94
54
1
0
2
6
8
5
1
1.522
504
322
513
842
618
544
421
880
631
73
68
89
25
738
48
413
411
173
36
0
11
7
415
718
30
363
575
300
10
17
27
633
24
634
17
13
45
15
630
12
485
12
1.504
488
108
1.307
235
1.313
24
461
10
19
51
0
0
24
31
18
0
802
11
7.382
0
0
933
34
641
208
0
1
653
271
396
21.092
1
9
5
0
8
8
7.039
4
4
1
708
30
10
8
77
31
27
734
11.579
2
5
55
263
20
0
0
23
20.734
0
0
0
2
8.534
5.516
5.064
192
13
57
42
28
27
38
67
11
24
71
23
10
249
2.807
23.368
558
26.583
486
10
9.984
95.332
175
19
62
30.569
51
63
11
117
52
11
579
80
449
655
43
54.178
33
122
51
24.258
354
425
249
691
10
45.375
45
49
394
18
228
39
2.173
4
13
930
39.708
34
325
384
57
58
2.450
14
773
1
2
175
31
(22)
Total
18
2.825
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
13
1
6
1
1
0
3
4
0
1
0
38
0
0
0
0
0
0
225
0
0
0
0
0
0
250
116
416
57
97
6
50.842
14.572
39.164
15.761
9.273
11
10.297
10.974
0
0
19
12.825
8.251
15
12.663
11
6.287
0
0
29
1
10.424
3.671
15
58.252
2.964
0
0
0
0
0
0
189
6
0
3
4
5
9
1.368
11.275
5.207
5.928
1.548
3.426
6.630
666.069
Lampiran 3.7
No
Provinsi
(1)
(2)
Aceh
Sumatera Barat
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Perawat
(3)
10.581
Kalimantan Tengah
2.375
6.136
570
858
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(8)
(9)
(10)
(11)
5.554
15
1.061
16
4.016
950
374
4.303
7.023
2.417
623
1.390
2.525
95
2.066
1.050
64
0
7
26
12
0
0
66
58
0
0
0
1
500
81
44
481
8.790
154
102
1.905
58
21
1.569
1.478
1.069
236
1.224
393
30
56
60
123
7.118
232
569
202
219
6.911
3.009
155
32
54
258
38
65
371
69
22
38
0
1
25
38
206
10
1.004
441
13
11
96.254
88.557
3.046
2.107
1.106
104
1.026
8.797
2.410
470
277
4.352
429
68
36
1.634
13
61
111
1.162
3.253
82
66
108
177
1.767
32
291
38
898
376
3.978
258
1.992
Sulawesi Tenggara
(7)
539
Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan
(6)
57
1.829
Sulawesi Tengah
(5)
22
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
(4)
3.165
2.664
Kalimantan Barat
Gizi
2.083
Jawa Timur
Okupasi
Terapis
3.127
11.796
Radiografer
42
Jawa Tengah
Bali
Terapis
Wicara
321
7.192
Banten
Refraksionis
Optisien
200
DKI Jakarta
DI Yogyakarta
Perawat
Gigi
15.771
3.730
1.255
Jawa Barat
Fisioterapi
7.862
Bidan
587
15
19
0
0
6
63
0
0
8
0
5
1
7
1
2
1
2
1
0
0
0
0
0
0
481
0
0
31
203
41
15
11
123
0
0
0
0
7
1
5
90
10
0
0
0
0
0
54
0
4
2
1
11
80
1.634
Rekam
Medis
Teknisi
Gigi
(12)
(13)
(14)
68
12
81
205
35
10
68
67
45
15
38
61
0
0
0
0
0
0
37
44
11
17
267
16
107
0
0
144
275
28
572
30
54
130
17
55
0
0
40
63
7
0
401
152
62
0
0
0
0
208
13
71
62
2.339
64
0
6
0
0
3
4
1.618
13
44
10
243
53
0
0
70
1
16
92
344
108
982
253
0
0
232
158
23
41
373
20
0
0
26
6
42
29
144
17
14
10
27
66
1.662
21
0
0
0
(21)
5
4
0
1
3
6
2
7
8
79
48
270
79
160
12
(20)
0
2
(19)
84
382
(18)
88
6
0
(17)
Teknisi
Transfusi
Darah
Ortotis
Prostetis
64
357
26
Fisika
Medis
156
Tenaga
Akupunktur
Perawat
Anestesi
81
105
(16)
28
18
10
16
126
12
250
0
0
(15)
Kesehatan
Teknologi
Elektromedis
Lingkungan
Laboratorium
13
96
2
0
298
69
498
4.581
9.912
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
2
8
0
8
0
0
17
0
0
0
0
0
396
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
12
0
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
0
76
5.293
4.636
10.779
2.073
0
0
0
1.804
1.681
1.731
24.931
12.721
25.037
145
10
21
13
43
23
13.996
45
322
125
1
0
11
(22)
Total
162
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
43
12.243
2.707
12.285
2.666
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4.129
3.088
3.494
1.291
1.515
3.479
7.242
2.650
2.278
15.373
6.693
840
1.903
728
488
1.644
310
203.567
2.237
Lampiran 3.8
JUMLAH DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) AKTIF
MENURUT KRITERIA WILAYAH DAN PROVINSI PER 31 DESEMBER 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Terpencil
Sangat Terpencil
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
0
1
0
0
0
0
0
2
0
0
0
3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
2
0
0
0
3
0
3
0
0
0
0
0
0
0
1
3
3
12
0
0
0
3
2
5
0
0
0
0
0
4
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
0
2
0
0
0
5
0
3
0
3
1
0
0
0
0
1
3
3
12
2
0
0
3
2
5
0
0
0
0
0
4
5
48
57
Lampiran 3.9
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
Aceh
Sumatera Utara
Jambi
3
4
6
7
8
9
Sumatera Barat
Riau
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
Terpencil
Sangat Terpencil
(3)
(4)
(5)
181
112
107
57
300
194
57
35
96
27
0
0
10
0
1
7
10
15 Jawa Timur
19
14 DI Yogyakarta
16 Banten
17 Bali
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Kalimantan Utara
25 Sulawesi Utara
26 Sulawesi Tengah
27 Sulawesi Selatan
28 Sulawesi Tenggara
29 Gorontalo
30 Sulawesi Barat
31 Maluku
32 Maluku Utara
33 Papua Barat
34 Papua
Indonesia
(6)
12
25
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
Total
12
11
10
43
58
39
41
45
5
8
0
0
0
0
0
0
0
27
41
0
0
0
0
0
2
0
3
0
0
0
0
0
0
0
155
24
17
29
14
1
6
0
0
0
0
0
0
0
11
68
102
41
70
69
15
10
12
11
19
10
38
56
265
321
44
29
73
25
15
11
88
51
17
113
92
21
28
47
101
150
30
31
61
61
87
30
14
16
18
22
1.142
95
32
160
23
169
75
133
233
1.811
156
122
190
37
178
91
151
255
3.108
Lampiran 3.10
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Terpencil
Sangat Terpencil
(3)
(4)
(5)
0
5
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
4
18
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
32
45
54
40
46
36
24
12
24
4
5
0
0
0
0
0
0
0
12
15
10
20
20
12
6
17
17
79
25
11
8
2
4
3
10
561
37
21
9
9
21
3
19
11
3
9
0
0
0
0
0
0
0
8
87
29
21
12
11
11
16
36
27
105
12
19
64
28
15
34
677
Total
(6)
82
80
50
55
57
27
31
35
7
14
0
0
1
4
18
0
1
20
102
39
41
32
23
17
34
53
106
130
23
28
66
32
18
44
1.270
Lampiran 3.11
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Total
Biasa
Terpencil
Sangat Terpencil
(3)
(4)
(5)
(6)
341
3.036
1.203
561
513
645
164
1.425
49
85
0
2.004
4.900
273
3.227
732
416
359
3
29
18
46
81
1
47
1
973
19
76
87
0
0
0
6
2.390
2.439
488
640
545
249
491
526
38
74
0
437
59
0
58
194
25
239
167
232
166
230
113
27
34
370
511
317
128
196
0
71
55
93
1.584
500
171
267
235
5
152
188
1
45
0
0
0
0
84
0
0
68
941
460
174
125
80
45
63
603
229
880
130
249
300
437
516
579
4.315
5.975
1.862
1.468
1.293
899
807
2.139
88
204
0
2.441
4.959
273
3.369
926
441
666
1.111
721
358
401
274
73
144
974
1.713
1.216
334
532
300
508
571
678
21.320
11.602
9.111
42.033
Lampiran 3.12
JUMLAH PENGANGKATAN DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER GIGI SPESIALIS SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT)
MENURUT KRITERIA WILAYAH DAN PROVINSI TAHUN 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Terpencil
Sangat Terpencil
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
0
1
0
0
0
0
0
2
0
0
0
3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
2
0
0
0
3
0
3
0
0
0
0
0
0
0
1
3
3
12
0
0
0
3
3
5
0
0
0
0
0
5
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
0
2
0
0
0
5
0
3
0
3
1
0
0
0
0
1
3
3
12
2
0
0
3
3
5
0
0
0
0
0
5
5
50
59
Lampiran 3.13
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Terpencil
Sangat Terpencil
(3)
(4)
(5)
9
6
0
19
0
0
0
6
0
0
3
0
2
5
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
51
37
15
16
10
17
6
15
10
1
3
0
0
0
0
0
0
0
19
15
9
6
14
8
5
13
11
26
14
14
8
0
3
9
3
307
17
17
10
4
5
0
3
4
2
2
0
0
0
0
0
0
0
4
85
9
6
10
5
4
14
12
14
47
4
3
32
13
16
45
387
Total
(6)
63
38
26
33
22
6
18
20
3
5
3
0
2
5
1
0
0
23
100
18
12
24
13
9
27
23
40
61
18
11
32
16
25
48
745
Lampiran 3.14
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Terpencil
Sangat Terpencil
(3)
(4)
(5)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
17
15
20
11
4
9
9
4
3
0
0
0
0
0
0
0
6
1
2
1
3
6
0
11
4
27
7
1
2
1
0
0
1
179
10
5
2
4
2
0
9
4
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
18
7
5
1
3
2
7
6
9
17
1
5
7
6
1
3
137
Total
(6)
24
22
17
24
13
4
18
13
5
4
0
0
0
0
6
0
0
7
19
9
6
4
9
2
18
10
36
24
2
7
8
6
1
4
322
Lampiran 3.15
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Terpencil
Sangat Terpencil
(3)
(4)
(5)
110
1.214
211
208
143
110
43
509
11
30
0
669
1.682
136
1.334
206
202
91
0
11
5
17
21
1
0
0
252
1
9
9
0
0
0
0
836
1.122
81
258
185
64
239
188
24
19
0
139
6
0
21
50
18
96
29
26
83
110
48
20
9
189
146
116
57
35
0
24
42
39
7.235
4.319
540
109
55
122
88
4
59
61
5
26
0
0
0
0
22
0
0
29
255
93
78
34
56
29
11
160
56
356
65
39
89
118
199
270
3.028
Total
(6)
1.486
2.445
347
588
416
178
341
758
40
75
0
808
1.688
136
1.377
256
220
216
284
130
166
161
125
50
20
349
454
473
131
83
89
142
241
309
14.582
Lampiran 3.16
No
JUMLAH KEBERADAAN AKTIF TENAGA RESIDEN DAN TENAGA PENUGASAN KHUSUS D-III KESEHATAN
DI KABUPATEN PRIORITAS DTPK DAN DBK MENURUT PROVINSI PER 31 DESEMBER TAHUN 2014
Provinsi
Residen
Perawat
(2)
(3)
(4)
(1)
Gizi
Kesehatan
Lingkungan
Analis Kesehatan
Bidan
(5)
(6)
(7)
Farmasi
Kesehatan Gigi
Fisioterapis
Radiografer
Perekam dan
Infokes
Total
(13)
(14)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Aceh
20
91
45
35
20
10
231
Sumatera Barat
15
20
2
4
5
6
7
8
9
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
18
19
5
7
19
23
0
4
13
10 Kepulauan Riau
15
28
12 Jawa Barat
16
17
11 DKI Jakarta
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Kalimantan Utara
0
8
19
0
1
6
32 Maluku Utara
33 Papua Barat
34 Papua
Indonesia
0
0
3
0
1
1
0
3
4
1
0
0
7
0
2
1
0
4
4
4
0
0
3
0
1
0
0
5
12
10
17
92
17
131
26
11
15
0
3
28 Sulawesi Tenggara
31 Maluku
46
12
30 Sulawesi Barat
26 Sulawesi Tengah
29 Gorontalo
25
45
27 Sulawesi Selatan
25 Sulawesi Utara
0
0
25
4
0
0
2
0
26
1
0
0
0
0
20
4
0
0
10
10
38
16
19
11
16
174
32
31
30
48
17
6
10
13
18
342
26
10
29
14
22
29
43
1.006
5
3
6
2
1
4
11
18
3
4
217
3
3
199
3
0
0
1
2
4
0
143
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
3
3
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
2
20
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
13
1
0
0
0
0
2
1
5
0
0
0
0
0
0
49
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
1
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
50
52
22
0
0
29
56
41
0
0
0
0
0
0
0
11
41
34
99
240
43
0
0
0
122
15
79
98
0
0
37
32
288
57
0
0
0
0
0
45
44
43
67
69
1.990
Lampiran 3.17
No
JUMLAH PENGANGKATAN TENAGA RESIDEN DAN TENAGA PENUGASAN KHUSUS D-III KESEHATAN
DI KABUPATEN PRIORITAS DTPK DAN DBK MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Provinsi
Residen
Perawat
Tenaga Gizi
Kesehatan
Lingkungan
Analis
Kesehatan
Bidan
Farmasi
Kesehatan Gigi
Fisioterapis
Radiografer
Perekam dan
Infokes
(2)
(1)
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Aceh
40
91
45
35
20
10
251
Sumatera Barat
32
37
2
4
5
6
7
8
9
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10 Kepulauan Riau
55
35
10
13
19
23
0
4
19
13
13
35
28
12 Jawa Barat
22
17
14 DI Yogyakarta
11 DKI Jakarta
13 Jawa Tengah
17
15 Jawa Timur
41
17 Bali
16 Banten
0
1
6
3
3
0
3
5
0
0
3
0
1
1
0
3
3
1
0
4
1
0
0
7
0
2
1
0
4
0
3
0
4
4
0
0
3
0
1
0
0
5
16
25
17
46
12
10
17
20 Kalimantan Barat
24
92
32
131
15
26
28
12
0
3
18
45
26 Sulawesi Tengah
34
28 Sulawesi Tenggara
25 Sulawesi Utara
27 Sulawesi Selatan
29 Gorontalo
30 Sulawesi Barat
0
0
26
1
0
0
0
0
20
4
0
0
38
16
19
11
39
174
32
31
30
48
48
13
17
756
10
33 Papua Barat
Indonesia
25
10
20
34 Papua
31 Maluku
32 Maluku Utara
38
34
26
10
29
14
5
3
6
2
1
4
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
3
3
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
2
20
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
1
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
143
13
49
18
63
43
5
255
51
28
15
88
40
62
199
20
217
47
311
1.006
76
13
120
42
43
28
135
10
68
107
87
18
29
11
22
0
0
0
63
52
54
68
75
85
2.404
Lampiran 3.18
No
Institusi Diknakes
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
C
D
E
KEPERAWATAN
1 Keperawatan
2 Kebidanan
3 Keperawatan Gigi
Sub Total
KEFARMASIAN
1 Analisa Farmasi dan Makanan
2 Farmasi
3 Jamu
Sub Total
KESEHATAN MASYARAKAT
1 Kesehatan Lingkungan
2 Promkes
Sub Total
GIZI
1 Gizi
KETERAPIAN FISIK
1 Fisioterapi
2 Okupasi Terapi
3 Terapi Wicara
4 Akupunktur
Sub Total
Sub Total
KETEKNISIAN MEDIS
1 Analis Kesehatan
2 Teknik Gigi
3 Teknik Radiologi & Radioterapi
4 Rekam Medis dan Infokes
5 Teknik Elektro Medik
6 Ortetik Prostetik
Sub Total
Total
7.183
5.652
1.641
14.476
6.608
7.604
1.569
15.781
6.909
6.112
1.372
14.393
125
885
0
1.010
72
672
0
744
68
726
31
825
2.089
1.676
10
1.686
1.559
2.068
2.068
2.034
2.034
1.903
1.903
123
52
36
33
244
243
99
46
42
430
133
94
89
45
361
1.125
92
285
0
225
16
1.743
21.630
1.384
80
346
38
230
44
2.122
22.797
1.561
79
243
40
162
40
2.125
21.166
2.089
Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
1.559
Lampiran 3.19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Kesehatan
Lingkungan
Gizi
Farmasi
Analis
Kesehatan
Teknik
Elektro
Medik
Teknik Radio
Diagnostik
Teknik Gigi
Analis
Farmasi Dan
Makanan
Fisioterapi
Okupasi
Etrapi
Ortetik
Prostetik
Terapi
Wicara
Akupunktur
Jamu
Perekam dan
Informasi
Kesehatan
Promkes
(2)
Aceh
Medan
Padang
Pekanbaru
Jambi
Bengkulu
Palembang
T.Karang
Gorontalo
Jakarta I
Jakarta II
Jakarta III
Bandung
Tasikmalaya
Semarang
Surakarta
Yogyakarta
Malang
Surabaya
Denpasar
Mataram
Kupang
Pontianak
Palangkaraya
Banjarmasin
Samarinda
Manado
Palu
Makassar
Kendari
Ambon
Ternate
Jayapura
T. Pinang
Pangkal Pinang
Banten
Mamuju
Sorong
Total
Keperawatan
Gigi
(1)
Nama Poltekkes
Kebidanan
No
Keperawatan
PROGRAM STUDI
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
289
112
166
60
74
243
145
204
69
39
77
0
120
145
155
507
203
40
269
311
76
187
129
330
184
143
40
184
71
265
224
149
176
36
394
135
612
346
6.909
224
316
191
103
130
157
156
156
69
38
38
0
160
247
104
329
117
83
223
295
76
59
218
350
132
88
45
155
94
253
90
102
124
51
210
201
394
334
6.112
90
148
85
0
33
43
0
27
0
0
33
0
0
75
38
83
0
103
104
0
0
78
0
57
90
0
46
0
70
0
169
0
0
0
0
0
0
0
1.372
73
84
99
0
43
0
39
65
74
0
0
82
0
62
0
89
0
112
137
0
0
80
0
59
25
0
34
0
75
73
77
0
0
34
61
0
82
0
1.559
95
96
86
77
0
73
75
58
0
34
0
87
0
59
79
89
0
98
34
115
0
47
43
75
49
42
45
0
48
0
78
57
49
34
56
41
37
47
1.903
Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
72
80
0
0
0
133
0
30
0
35
0
139
0
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
84
0
0
0
0
45
0
91
0
0
0
0
0
0
0
726
73
84
99
0
0
49
39
72
0
0
0
0
81
118
0
82
0
79
82
0
86
85
50
48
81
0
47
71
66
0
147
0
0
0
0
0
22
0
1.561
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
102
0
0
0
0
0
0
60
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
162
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
81
0
0
0
162
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
243
0
0
0
0
0
0
0
17
0
0
0
62
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
79
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
68
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
68
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
48
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
85
0
0
0
0
0
0
0
133
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
94
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
94
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
0
0
0
0
0
25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
89
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
89
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
45
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
45
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
31
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
31
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40
Total
(22)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
916
920
726
240
280
698
454
629
212
146
163
621
361
723
416
1.341
652
515
909
721
238
536
440
1.003
561
273
257
410
469
591
961
308
349
155
721
377
1.147
727
21.166
Lampiran 3.20
JUMLAH LULUSAN PRORAM DIPLOMA IV POLTEKKES BERDASARKAN JENIS TENAGA KESEHATAN TAHUN 2014
Sumber : Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kemenkes RI, 2015
Akupunktur
Analis
Kesehatan
Teknik
Elektromedik
Teknik Radio
Diagnostik dan
Radioterapi
Ortotik
Prostetik
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Terapi Wicara
(6)
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
69
3
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
92
0
0
0
0
0
0
0
207
Okupasi
Terapi
(5)
9
0
0
0
0
0
45
1
0
0
0
0
0
0
73
160
204
5
0
3
0
109
0
0
61
0
0
29
26
1
1
0
0
0
0
0
0
0
727
Fisioterapi
(4)
24
0
0
0
2
0
18
0
0
0
0
0
0
0
0
45
62
82
0
6
0
19
77
0
0
0
0
22
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
358
Keteknisian Medis
Gizi
(3)
Keterapian Fisik
Gizi
Kesehatan
Lingkungan
(2)
Aceh
Medan
Padang
Riau
Jambi
Palembang
Bengkulu
Tanjung Karang
Tanjung Pinang
Pangkal Pinang
Jakarta I
Jakarta II
Jakarta III
Bandung
Tasikmalaya
Semarang
Surakarta
Di Yogyakarta
Surabaya
Malang
Banten
Denpasar
Mataram
Kupang
Pontianak
Palangkaraya
Banjarmasin
Kalimantan Timur
Manado
Palu
Makassar
Kendari
Gorontalo
Mamuju
Maluku
Ternate
Jayapura
Sorong
Total
Farmasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Keperawatan
Gigi
(1)
Poltekkes
Kesmas
Kebidanan
No
Kefarmasian
Keperawatan
Keperawatan
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(16)
(18)
(19)
(20)
5
0
0
0
0
0
41
0
0
0
0
0
0
0
0
17
0
34
0
1
0
26
2
0
17
0
0
0
17
0
0
3
0
0
0
0
0
0
163
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
144
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
144
0
0
0
0
0
0
0
14
0
0
0
1
0
0
0
1
0
38
0
0
0
0
0
0
25
0
2
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
91
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
43
2
0
0
0
0
0
23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
70
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
36
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
36
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
95
0
0
0
43
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
138
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah
(24)
41
0
0
0
2
0
104
17
0
0
0
132
0
0
142
269
440
242
2
10
0
154
79
0
126
0
2
51
53
2
93
3
0
0
0
0
0
0
1.964
Lampiran 4.1
ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
MENURUT ESELON I TAHUN 2014
Anggaran Kementerian Kesehatan
No
Kantor Pusat
Unit Eselon I
Alokasi (Rp)
(1)
(2)
(3)
Kantor Daerah
Dekonsentrasi
Realisasi (Rp)
Alokasi (Rp)
Realisasi (Rp)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Alokasi (Rp)
(9)
Realisasi (Rp)
Alokasi (Rp)
(10)
(11)
(12)
83,05
(13)
(14)
Sekretariat Jenderal
26.975.518.359.000
26.537.666.581.547
98,38
Inspektorat Jenderal
92.926.900.000
72.233.409.205
77,73
387.657.919.000
250.001.347.336
64,49
33.683.335.000
27.461.925.170
81,53
368.451.305.000
300.377.859.360
81,52
1.171.688.390.000
1.148.069.467.391
386.200.000.000
203.680.589.408
52,74
11.351.581.972.000
10.748.754.431.647
94,69
36.517.280.000
32.127.567.948
87,98
2.138.017.690.000
1.465.726.181.000
1.635.998.794.170
111,62
676.626.523.000
580.718.741.083
85,83
213.968.055.000
160.823.978.117
75,16
89.857.120.000
1.719.029.366.000
1.429.401.763.716
83,15
54.486.889.000
49.246.081.458
90,38
272.016.836.000
219.703.845.303
80,77
255.316.036.000
219.052.563.001
85,80
926.571.524.000
760.531.756.385
82,08
1.499.844.668.000
1.324.016.695.710
88,28
5.763.153.000
4.980.500.650
32.225.647.085.000
31.109.218.087.070
96,54
13.817.052.534.000
12.900.004.356.611
93,36
913.526.447.000
742.171.496.902
Kementerian Kesehatan
194.615.509.369
Realisasi (Rp)
234.339.765.000
Tugas Pembantuan
Jumlah Alokasi
(Rp)
(18)
Jumlah Realisasi
(Rp)
(19)
(20)
27.209.858.124.000
26.732.282.090.916
98,24
92.926.900.000
72.233.409.205
77,73
98,36
1.961.480.949.000
1.725.910.599.257
87,99
1.607.396.342.624
87,06
13.912.316.942.000
12.591.958.931.627
90,51
76.811.545.815
78,82
2.446.177.879.000
2.454.353.059.185
100,33
1.773.516.255.000
1.478.647.845.174
83,37
527.332.872.000
438.756.408.304
83,20
86,42
2.432.179.345.000
2.089.528.952.745
85,91
81,24
3.399.563.200.000
50.355.789.266.000
47.583.671.296.413
94,49
2.832.277.355.830
83,31
Lampiran 4.2
JENIS BELANJA
(1)
(2)
A.
UNIT ESELON 1
SETJEN
ITJEN
BINA GIZI
BUK
PP dan PL
BINA FARMASI
LITBANGKES
BADAN PPSDM
TOTAL
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
BELANJA PEGAWAI
Anggaran
2.751.745.744.000
14.893.290.000
27.983.405.000
1.867.900.433.000
237.075.104.000
13.292.615.000
82.613.323.000
698.121.256.000
5.693.625.170.000
Realisasi
2.482.404.192.086
13.854.979.578
24.356.441.829
1.823.675.223.366
203.162.881.449
11.985.764.119
76.264.928.484
650.484.358.945
5.286.188.769.856
98,53
95,21
85,33
92,56
89,57
84,90
94,10
86,75
92,84
1.066.336.393.000
75.459.893.000
1.911.519.303.000
8.462.592.695.000
1.892.286.690.000
1.752.842.258.000
388.525.352.000
1.641.810.800.000
17.191.373.384.000
891.717.789.615
56.201.296.064
1.683.943.484.228
7.981.979.283.488
1.974.038.332.768
1.460.397.547.755
320.901.067.225
1.356.722.192.340
15.725.900.993.483
83,78
75,09
93,00
91,82
104,32
92,62
95,05
81,64
91,48
Anggaran
90.295.987.000
2.573.717.000
21.978.241.000
3.581.823.814.000
316.816.085.000
7.381.382.000
56.194.197.000
92.247.289.000
4.169.310.712.000
Realisasi
66.058.130.555
2.177.133.563
17.610.673.200
2.786.304.424.773
277.151.844.968
6.264.533.300
41.590.412.595
82.322.401.460
3.279.479.554.414
74,85
99,49
95,61
82,97
88,28
68,05
95,67
79,67
78,66
%
B.
BELANJA BARANG
Anggaran
Realisasi
%
C.
BELANJA MODAL
%
D.
BELANJA BANSOS
Anggaran
23.301.480.000.000
23.301.480.000.000
Realisasi
23.292.101.978.660
23.292.101.978.660
99,91
99,96
TOTAL
Anggaran
27.209.858.124.000
92.926.900.000
1.961.480.949.000
13.912.316.942.000
2.446.177.879.000
1.773.516.255.000
527.332.872.000
2.432.179.345.000
50.355.789.266.000
Realisasi
26.732.282.090.916
72.233.409.205
1.725.910.599.257
12.591.958.931.627
2.454.353.059.185
1.478.647.845.174
438.756.408.304
2.089.528.952.745
47.583.671.296.413
98,24
77,73
87,99
90,51
100,33
83,37
83,20
85,91
94,49
Lampiran 4.3
LAPORAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2014
KONDISI PER 31 DESEMBER
BERDASARKAN SUMBER DANA
NO
SUMBER DANA
(1)
(2)
UNIT ESELON 1
SETJEN
(3)
ITJEN
(4)
BINA GIZI
(5)
BUK
(6)
PP dan PL
(7)
BINA FARMASI
(8)
LITBANGKES
(9)
BADAN PPSDM
(10)
TOTAL
(11)
A. RUPIAH MURNI
Anggaran
27.185.015.464.000
92.926.900.000
1.926.030.250.000
5.826.600.099.000
1.645.694.552.000
1.755.529.568.000
508.411.400.000
1.876.658.350.000
40.816.866.583.000
Realisasi
26.708.709.916.959
72.233.409.205
1.698.477.227.925
4.966.636.865.133
1.381.148.534.412
1.462.081.150.774
420.165.572.874
1.637.106.826.695
38.346.559.503.977
98,25
77,73
88,19
85,24
83,92
83,28
82,64
87,24
93,95
Anggaran
32.820.429.000
1.261.000.000
34.081.429.000
Realisasi
18.467.772.928
840.964.294
19.308.737.222
56,27
66,69
56,65
Anggaran
30.907.677.000
30.907.677.000
Realisasi
21.333.150.471
21.333.150.471
69,02
69,02
%
B. PINJAMAN LUAR NEGERI
%
C. RUPIAH MURNI PENDAMPING
%
D. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
Anggaran
4.940.980.000
495.603.000
34.688.681.000
105.635.656.000
9.151.695.000
1.181.202.000
241.219.365.000
397.313.182.000
Realisasi
4.851.878.670
372.723.413
17.261.657.282
85.981.338.376
7.731.702.400
1.028.083.580
195.257.348.703
312.484.732.424
98,20
75,21
49,76
81,39
84,48
87,04
80,95
78,65
%
E. BADAN LAYANAN UMUM
Anggaran
8.016.411.919.000
314.301.630.000
8.330.713.549.000
Realisasi
7.588.348.359.284
256.879.360.165
7.845.227.719.449
%
F. HIBAH
Anggaran
19.901.680.000
34.955.096.000
1.795.814.000
662.678.994.000
8.834.992.000
17.740.270.000
745.906.846.000
Realisasi
18.720.295.287
27.060.647.919
1.244.277.000
965.049.071.632
8.834.992.000
17.562.751.850
285.417.182
1.038.757.452.870
94,06
77,42
69,29
145,63
100,00
99,00
139,26
TOTAL
Anggaran
27.209.858.124.000
92.926.900.000
1.961.480.949.000
13.912.316.942.000
2.446.177.879.000
1.773.516.255.000
527.332.872.000
2.432.179.345.000
50.355.789.266.000
Realisasi
26.732.282.090.916
72.233.409.205
1.725.910.599.257
12.591.958.931.627
2.454.353.059.185
1.478.647.845.174
438.756.408.304
2.089.528.952.745
47.583.671.296.413
%
Sumber: Biro Keuangan dan BMN, Kemenkes RI, 2014
98,24
77,73
87,99
90,51
100,33
83,37
83,20
85,91
94,49
Lampiran 4.4
REALISASI DANA DEKONSENTRASI KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarata
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
REALISASI-DIPA (Rp)
Persentase
(3)
32.895.976.000
39.761.762.000
27.450.112.000
23.407.072.000
21.413.345.000
31.059.452.000
20.540.594.000
27.772.732.000
18.079.624.000
19.438.826.000
17.949.792.000
43.760.085.000
49.695.171.000
17.628.516.000
50.327.188.000
23.365.627.000
20.513.313.000
24.011.888.000
35.798.816.000
25.236.144.000
23.860.247.000
25.094.649.000
24.389.316.000
24.647.681.000
26.065.613.000
38.657.797.000
25.787.817.000
19.270.057.000
17.713.519.000
26.318.152.000
23.087.621.000
26.748.142.000
41.779.801.000
(4)
24.000.611.471
34.290.521.640
25.199.722.827
19.342.141.484
19.444.166.967
25.778.696.286
18.174.051.494
25.628.708.375
13.404.820.481
15.109.076.890
11.361.613.810
29.393.056.670
41.669.929.607
14.442.087.992
35.868.214.720
18.122.088.460
17.356.012.730
20.412.808.237
30.232.596.856
20.008.150.009
19.726.839.180
20.325.377.895
15.950.059.491
22.919.012.829
23.654.588.040
34.217.466.446
23.745.149.340
18.078.777.108
12.142.696.500
22.272.271.942
20.389.241.283
19.852.707.716
29.992.197.051
(5)
72,96
86,24
91,80
82,63
90,80
83,00
88,48
92,28
74,14
77,73
63,30
67,17
83,85
81,92
71,27
77,56
84,61
85,01
84,45
79,28
82,68
80,99
65,40
92,99
90,75
88,51
92,08
93,82
68,55
84,63
88,31
74,22
71,79
913.526.447.000
742.505.461.827
81,28
Lampiran 4.5
ALOKASI DAN REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
Provinsi
REALISASI-DIPA
(Rp)
Persentase
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
(3)
47.125.835.000
77.915.975.000
97.135.470.000
39.016.114.000
106.365.760.000
58.731.690.000
(4)
42.196.589.732
66.532.829.219
63.769.094.957
36.490.325.887
98.313.562.070
53.771.634.431
(5)
89,54
85,39
65,65
93,53
92,43
91,55
7
8
9
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
30.354.400.000
115.568.640.000
47.330.683.000
28.731.946.473
95.682.531.607
43.528.609.530
94,65
82,79
91,97
10
11
12
13
14
15
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarata
Jawa Timur
51.008.467.000
31.036.200.000
228.360.165.000
292.876.810.000
56.671.055.000
340.961.581.000
45.606.339.300
30.083.049.140
175.636.002.871
238.178.764.551
45.409.259.151
268.544.361.786
89,41
96,93
76,91
81,32
80,13
78,76
16
Banten
34.701.585.000
27.782.600.100
80,06
17
Bali
84.698.300.000
41.953.251.974
49,53
18
75.529.355.000
67.882.507.462
89,88
19
171.104.685.000
150.231.540.513
87,80
20
21
22
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
108.590.000.000
57.419.428.000
68.798.257.000
88.541.147.105
45.377.041.450
39.750.546.100
81,54
79,03
57,78
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
41.280.620.000
12.000.000.000
81.420.138.000
64.156.115.000
296.598.277.000
65.254.050.000
71.405.900.000
102.674.340.000
75.334.880.000
123.446.130.000
48.753.100.000
195.939.195.000
35.908.001.088
8.319.102.736
77.204.711.859
57.282.705.098
271.183.550.104
62.177.214.350
46.629.897.415
101.394.100.638
50.808.599.810
98.332.927.924
44.804.764.205
184.599.891.194
86,99
69,33
94,82
89,29
91,43
95,28
65,30
98,75
67,44
79,66
91,90
94,21
3.399.563.200.000
2.832.639.001.830
83,32
Indonesia
Lampiran 4.6
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PEMERINTAH PROVINSI
MENURUT FUNGSI KESEHATAN DAN PROVINSI TAHUN 2014
Fungsi
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarata
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Kesehatan (Rp)
% Kesehatan
(4)
3.541.295.818.529
3.754.411.925.591
2.058.155.193.235
2.428.557.707.569
1.342.354.334.034
2.133.028.048.922
873.323.392.511
1.637.561.073.613
781.911.340.845
1.111.423.220.184
6.208.631.460.265
7.796.452.668.179
7.970.070.643.353
888.530.465.855
9.366.472.939.406
3.194.821.757.554
840.678.749.627
980.499.910.696
1.233.233.394.809
1.556.990.354.505
1.319.001.101.432
2.496.802.696.540
3.344.741.288.380
955.461.868.414
1.165.869.993.186
2.702.444.198.949
742.766.174.886
580.521.243.473
390.199.492.546
492.261.663.562
397.649.601.788
999.533.614.964
2.759.315.808.862
(5)
34.059.953.035.110
39.911.575.856.308
20.060.280.747.416
67.354.625.288.413
14.427.176.545.319
29.253.454.585.061
8.693.584.808.440
19.981.120.296.744
7.042.171.375.143
12.406.671.135.126
37.764.668.506.597
81.021.730.843.123
66.010.569.134.834
9.121.732.882.986
75.622.283.450.357
21.403.736.402.512
7.973.078.272.309
8.766.902.727.455
12.641.954.287.887
16.452.555.325.857
14.932.033.164.563
20.277.535.609.339
44.336.340.232.618
11.155.329.991.256
11.727.681.030.167
26.807.042.542.141
8.606.551.791.281
5.247.388.452.277
4.937.035.201.105
5.733.888.608.642
5.359.036.180.390
14.395.504.511.901
37.112.846.561.046
(6)
10,40
9,41
10,26
3,61
9,30
7,29
10,05
8,20
11,10
8,96
16,44
9,62
12,07
9,74
12,39
14,93
10,54
11,18
9,76
9,46
8,83
12,39
7,54
8,57
9,94
10,08
8,63
11,06
7,90
8,59
7,42
6,94
7,43
78.044.973.146.265
800.598.039.383.722
9,75
Sumber: Biro Perencanaan dan Anggaran, Kemenkes RI, 2015 ; Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kemenkeu, 2015
Keterangan : dalam juta rupiah
Total (Rp)
Lampiran 4.7
ALOKASI DAN REALISASI BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Alokasi (Rp)
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Realisasi (Rp)
(3)
29.584.700.000
54.796.030.000
23.759.230.000
18.207.850.000
15.521.600.000
29.782.250.000
15.902.000.000
25.981.320.000
5.553.000.000
6.799.350.000
31.036.200.000
96.417.900.000
81.012.150.000
10.681.460.000
89.104.400.000
20.375.595.000
10.485.700.000
42.940.100.000
98.681.300.000
28.470.000.000
22.775.028.000
26.064.000.000
27.132.800.000
22.117.200.000
21.344.635.000
51.941.952.000
29.578.240.000
10.753.000.000
10.444.200.000
41.153.200.000
27.528.600.000
38.803.100.000
106.960.300.000
(4)
29.169.790.017
53.981.583.299
23.325.894.050
18.055.116.000
15.424.194.620
29.477.989.800
15.792.586.854
25.743.489.777
5.447.299.730
6.590.542.500
30.083.049.140
94.914.854.385
80.491.998.100
10.587.967.250
87.710.067.130
20.056.393.100
10.434.715.400
42.188.799.438
93.426.858.513
28.165.053.840
22.158.808.550
25.468.079.750
24.714.128.188
21.893.788.900
21.117.227.280
51.281.057.750
29.506.806.550
10.680.015.315
10.335.832.000
39.805.569.810
27.232.002.200
36.935.356.205
105.766.951.950
(5)
98,60
98,51
98,18
99,16
99,37
98,98
99,31
99,08
98,10
96,93
96,93
98,44
99,36
99,12
98,44
98,43
99,51
98,25
94,68
98,93
97,29
97,71
91,09
98,99
98,93
98,73
99,76
99,32
98,96
96,73
98,92
95,19
98,88
1.171.688.390.000
1.147.963.867.391
97,98
Lampiran 4.8
CAKUPAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
PER 31 DESEMBER 2014
PBI
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D I Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Total
Sumber
Jumlah Penduduk
APBN
Non PBI
APBD
Pekerja
Penerima Upah
Pekerja
Bukan
Penerima
Upah
Bukan Pekerja
Total
(3)
5.046.182
14.510.668
5.366.763
5.831.888
3.375.079
7.975.149
1.909.986
9.499.116
1.269.381
1.802.229
9.768.250
42.223.484
34.798.486
3.535.644
38.999.837
9.916.848
4.151.630
5.128.563
5.240.337
5.281.941
2.425.226
3.805.002
3.185.555
1.054.238
2.559.223
2.795.470
9.414.387
2.482.921
1.132.510
1.514.837
1.785.652
1.239.677
1.060.142
3.847.747
(4)
2.170.963
4.192.296
1.533.170
1.304.716
821.556
2.433.664
628.605
3.087.543
212.827
333.636
1.271.293
14.758.325
14.151.033
1.572.154
14.001.869
3.221.967
904.863
2.259.556
2.671.319
1.343.862
449.376
753.528
639.937
144.076
790.857
1.131.065
2.944.923
984.912
504.293
504.423
754.627
328.965
760.422
2.833.379
(5)
1.652.085
534.496
744.933
46.243
88.706
191.996
71.948
11.411
2.747.462
733.179
146.366
388.230
78.019
127.002
132.983
81.125
87.500
9.535
29.003
156.721
26.554
47.934
16.719
378.399
171.921
15.998
38.634
12.127
(6)
593.138
1.280.672
561.877
605.949
335.135
701.160
228.572
540.054
130.627
432.499
2.589.612
3.515.978
2.560.361
441.852
3.071.184
1.077.637
540.242
334.647
385.874
381.034
256.615
378.938
656.140
105.511
304.016
293.940
820.528
257.433
119.212
93.400
206.539
130.639
133.513
262.621
(7)
10.010
494.926
231.913
244.416
140.617
271.052
70.787
227.975
72.283
133.790
987.961
2.126.142
977.936
113.087
958.067
594.171
101.735
68.440
64.759
172.732
72.680
103.368
161.981
45.562
113.568
63.694
249.555
43.304
13.242
24.336
18.408
14.238
21.431
44.693
(8)
110.909
238.802
127.765
41.732
41.247
114.618
27.177
90.347
9.903
12.778
338.046
861.236
753.364
155.947
819.596
125.757
96.610
57.700
81.240
63.369
38.647
77.632
46.351
7.081
86.376
45.304
238.599
34.664
18.403
20.588
34.368
15.516
15.674
29.070
(9)
4.537.105
6.741.192
3.199.658
2.196.813
1.384.798
3.520.494
1.043.847
4.137.915
497.588
924.114
7.934.374
21.994.860
18.589.060
2.283.040
19.238.946
5.097.551
1.643.450
2.847.345
3.336.175
2.042.122
904.818
1.323.001
1.504.409
331.233
1.451.538
1.560.557
4.301.539
1.337.032
1.033.549
814.668
1.013.942
505.356
969.674
3.181.890
(10)
90
46
60
38
41
44
55
44
39
51
81
52
53
65
49
51
40
56
64
39
37
35
47
31
57
56
46
54
91
54
57
41
91
83
253.934.048
86.400.000
8.767.229
24.327.149
9.052.859
4.876.416
133.423.653
53
Keterangan : Data kumulatif sampai dengan Data per Desember 2014, Data Jumlah Penduduk: BPS, 2014
Lampiran 4.9
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA YANG BEKERJA SAMA DENGAN BPJS KESEHATAN
PER DESEMBER 2014
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
NO
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
PROVINSI
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D I Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
TOTAL
TOTAL
PUSKESMAS
DOKTER PRAKTEK
PRIBADI
KLINIK POLRI
KLINIK PRATAMA
KLINIK TNI
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
337
570
264
211
176
321
180
290
61
73
340
1.050
875
121
960
231
120
158
370
238
195
228
174
48
187
184
446
269
93
94
197
127
149
394
9.731
63
83
91
75
56
135
65
83
34
8
3
424
944
100
564
6
243
76
85
38
50
106
104
25
107
34
156
48
29
21
27
34
25
42
3.984
26
35
22
14
12
18
13
11
8
7
22
44
42
6
45
14
12
12
21
16
18
17
13
4
15
12
31
13
7
5
9
9
5
11
569
55
231
49
89
14
59
9
68
7
68
129
568
234
35
330
206
45
6
12
10
8
11
42
2
5
11
51
8
8
2
1
3
6
6
2.388
(8)
26
31
16
15
5
21
5
14
4
17
84
71
54
9
103
16
15
10
20
23
8
20
22
12
13
8
39
8
8
3
12
8
6
29
755
507
950
442
404
263
554
272
466
114
173
578
2.157
2.149
271
2.002
473
435
262
508
325
279
382
355
91
327
249
723
346
145
125
246
181
191
482
17.427
Lampiran 4.10
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN YANG BEKERJA SAMA DENGAN BPJS KESEHATAN
PER DESEMBER 2014
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
PROVINSI
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D I Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
TOTAL
RS KHUSUS
RS KHUSUS JIWA
(3)
(4)
2
2
3
12
12
8
6
10
1
1
1
1
1
1
1
(6)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
5
1
2
4
2
2
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
62
1
34
(7)
5
10
3
2
1
1
1
2
2
6
21
21
4
26
5
6
2
1
2
2
2
3
1
1
2
7
1
2
1
1
18
1
145
14
21
17
11
10
11
4
11
3
7
3
15
20
1
32
3
3
7
9
9
6
11
9
3
6
8
20
8
3
2
3
2
4
6
302
(8)
7
8
1
3
2
13
7
1
4
3
1
7
9
2
9
3
1
2
9
5
6
1
1
7
3
2
4
4
4
10
6
6
9
160
TOTAL
RS SWASTA
RS TNI/POLRI
(9)
(10)
26
57
12
16
5
11
3
19
5
8
43
132
129
35
100
35
18
8
17
4
1
9
11
5
20
4
3
1
6
3
1
2
749
(11)
4
8
4
3
2
4
2
2
1
8
12
10
3
25
2
3
2
3
5
2
4
4
1
4
2
8
2
5
1
2
5
143
58
108
40
36
21
45
18
36
13
21
80
202
204
53
206
49
34
22
40
28
18
21
28
6
30
21
60
20
12
7
26
13
13
24
1613
Lampiran 5.1
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1, K4, DAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Ibu Hamil
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Ibu Bersalin
Ibu Nifas
Jumlah
K1
% K1
K4
% K4
Jumlah
Ditolong Nakes
% Ditolong
Nakes
Kunjungan Nifas
3 kali
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
117.907
321.670
111.897
147.717
79.489
188.609
38.556
189.876
31.811
62.518
194.693
1.091.854
613.243
50.133
675.789
250.935
73.201
120.837
127.010
104.762
50.610
80.837
74.638
13.112
44.358
65.821
166.131
55.221
22.638
29.253
43.050
28.035
22.720
57.203
5.346.133
106.750
297.879
106.070
130.945
78.604
171.470
37.398
181.865
30.587
58.821
194.545
1.057.400
610.771
50.133
650.057
235.267
72.171
101.110
109.134
99.300
48.398
79.467
76.315
13.085
45.650
57.879
164.665
53.089
22.729
27.545
24.077
22.507
17.192
45.265
5.078.140
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015 (Update sampai dengan .. 2015)
90,54
92,60
94,79
88,65
98,89
90,91
97,00
95,78
96,15
94,09
99,92
96,84
99,60
100,00
96,19
93,76
98,59
83,67
85,93
94,79
95,63
98,31
102,25
99,79
102,91
87,93
99,12
96,14
100,40
94,16
55,93
80,28
75,67
79,13
94,99
96.479
277.675
92.539
118.725
74.236
165.207
35.095
170.165
28.643
55.397
186.918
973.201
570.965
46.526
599.162
212.119
68.919
92.131
78.467
90.080
44.155
66.809
66.740
11.459
45.650
50.473
151.537
44.957
20.221
22.879
20.609
19.677
9.030
28.415
4.635.260
81,83
86,32
82,70
80,37
93,39
87,59
91,02
89,62
90,04
88,61
96,01
89,13
93,11
92,81
88,66
84,53
94,15
76,24
61,78
85,99
87,25
82,65
89,42
87,39
102,91
76,68
91,22
81,41
89,32
78,21
47,87
70,19
39,74
49,67
86,70
112.547
306.863
106.285
140.997
76.110
178.793
37.018
180.671
30.344
59.665
185.844
1.040.974
565.013
45.575
645.071
232.143
69.853
114.422
120.351
99.825
46.715
76.969
71.038
12.516
46.461
62.829
158.632
52.771
21.203
24.880
41.480
26.826
21.687
54.601
5.066.973
95.272
267.706
92.012
109.592
69.963
157.985
33.708
155.676
27.655
53.313
180.622
911.262
560.323
45.556
596.376
214.483
68.219
85.524
93.797
84.085
42.099
68.789
65.317
12.036
38.580
48.312
147.189
45.284
19.115
21.834
19.455
18.063
9.701
34.480
4.493.383
84,65
87,24
86,57
77,73
91,92
88,36
91,06
86,17
91,14
89,35
97,19
87,54
99,17
99,96
92,45
92,39
97,66
74,74
77,94
84,23
90,12
89,37
91,95
96,16
83,04
76,89
92,79
85,81
90,15
87,76
46,90
67,33
44,73
63,15
88,68
90.166
288.897
87.272
112.143
69.319
154.296
32.490
152.036
26.708
50.921
175.879
909.080
521.912
43.085
588.013
208.009
65.557
84.734
83.174
81.888
41.113
67.173
60.976
11.387
37.148
47.066
141.960
44.319
17.867
20.053
17.998
18.402
6.317
21.080
4.378.437
% Kf-3
(12)
80,11
94,15
82,11
79,54
91,08
86,30
87,77
84,15
88,02
85,34
94,64
87,33
92,37
94,54
91,15
89,60
93,85
74,05
69,11
82,03
88,01
87,27
85,84
90,98
79,96
74,91
89,49
83,98
84,27
80,60
43,39
68,60
29,13
38,61
86,41
Lampiran 5.2
CAKUPAN PEMBERIAN 90 TABLET TAMBAH DARAH PADA IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
(4)
117.923
321.057
112.252
155.885
79.402
223.576
38.703
191.610
31.744
64.063
194.693
1.039.921
613.243
50.133
675.789
240.936
73.176
120.744
126.228
104.762
52.145
81.017
79.002
13.112
46.410
65.656
166.442
55.395
22.580
29.009
43.933
26.837
23.539
30.498
5.311.415
93.783
270.611
90.996
128.946
72.304
193.117
35.190
160.061
26.783
52.321
184.553
940.967
567.162
45.918
573.989
147.830
69.521
111.591
93.633
89.132
42.403
64.642
63.892
11.830
37.227
46.235
148.009
43.768
19.241
22.884
27.463
21.579
7.640
14.982
4.520.203
(5)
79,53
84,29
81,06
82,72
91,06
86,38
90,92
83,53
84,37
81,67
94,79
90,48
92,49
91,59
84,94
61,36
95,01
92,42
74,18
85,08
81,32
79,79
80,87
90,22
80,21
70,42
88,93
79,01
85,21
78,89
62,51
80,41
32,46
49,12
85,10
Lampiran 5.3
NO
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
PROVINSI
2
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
INDONESIA
JUMLAH
WANITA USIA
SUBUR (WUS)
JUMLAH
TT1
1.051.652
2.794.408
1.004.139
1.412.692
750.904
1.725.601
398.142
1.661.038
295.776
524.294
2.500.032
9.761.161
6.405.053
711.689
7.731.799
2.735.352
858.995
1.062.297
967.345
965.071
524.405
865.982
780.607
119.955
462.332
586.663
1.768.809
514.257
239.099
264.213
342.108
240.789
190.475
800.230
53.017.364
Update sampai dengan 30 April 2015 (data sasaran menggunakan data Sekjen)
30.958
61.346
23.003
19.956
29.249
44.267
19.738
13.725
3.286
20.371
48.041
501.643
433.791
1.301
71.386
92.489
61
22.325
16.681
23.505
10.141
28.580
13.637
835
27.641
15.406
65.126
12.457
17.692
8.765
29.749
11.509
2.188
3.943
1.724.791
TT2
%
JUMLAH
2,9
2,2
2,3
1,4
3,9
2,6
5,0
0,8
1,1
3,9
1,9
5,1
6,8
0,2
0,9
3,4
0,0
2,1
1,7
2,4
1,9
3,3
1,7
0,7
6,0
2,6
3,7
2,4
7,4
3,3
8,7
4,8
1,1
0,5
3,3
26.493
52.536
19.447
19.954
25.068
38.969
17.291
14.359
4.051
18.692
45.539
453.179
406.248
2.272
55.195
87.334
103
23.179
13.871
19.068
7.858
23.805
11.722
981
23.437
13.735
61.154
10.751
15.820
7.019
24.964
10.173
2.602
2.750
1.559.619
JUMLAH
2,5
1,9
1,9
1,4
3,3
2,3
4,3
0,9
1,4
3,6
1,8
4,6
6,3
0,3
0,7
3,2
0,0
2,2
1,4
2,0
1,5
2,7
1,5
0,8
5,1
2,3
3,5
2,1
6,6
2,7
7,3
4,2
1,4
0,3
2,9
16.267
26.050
17.556
23.198
11.410
1.479
2.565
13.606
6.415
11.312
25.912
118.168
358.769
24.040
92.036
56.184
2.497
11.329
9.779
12.281
1.888
8.137
8.935
1.029
2.760
5.916
16.684
4.817
2.322
2.735
14.723
3.584
2.493
1.205
918.081
TT4
JUMLAH
1,5
0,9
1,7
1,6
1,5
0,1
0,6
0,8
2,2
2,2
1,0
1,2
5,6
3,4
1,2
2,1
0,3
1,1
1,0
1,3
0,4
0,9
1,1
0,9
0,6
1,0
0,9
0,9
1,0
1,0
4,3
1,5
1,3
0,2
1,7
TT5
%
JUMLAH
10
11
12
11.537
16.930
15.122
21.630
7.521
1.067
2.654
13.565
5.663
8.472
31.991
72.215
244.462
14.549
152.416
47.085
11.622
7.850
6.917
8.954
1.062
5.149
7.982
1.054
1.357
3.939
9.516
3.388
1.364
1.120
6.515
2.366
2.060
687
749.781
1,1
0,6
1,5
1,5
1,0
0,1
0,7
0,8
1,9
1,6
1,3
0,7
3,8
2,0
2,0
1,7
1,4
0,7
0,7
0,9
0,2
0,6
1,0
0,9
0,3
0,7
0,5
0,7
0,6
0,4
1,9
1,0
1,1
0,1
1,4
12.286
14.148
17.551
19.648
6.160
681
2.713
12.618
4.421
7.471
33.925
54.965
219.638
17.786
533.381
50.756
32.820
6.083
6.725
8.512
864
2.904
8.639
915
1.142
3.338
7.808
5.864
971
898
5.620
2.381
1.507
924
1.106.063
%
13
1,2
0,5
1,7
1,4
0,8
0,0
0,7
0,8
1,5
1,4
1,4
0,6
3,4
2,5
6,9
1,9
3,8
0,6
0,7
0,9
0,2
0,3
1,1
0,8
0,2
0,6
0,4
1,1
0,4
0,3
1,6
1,0
0,8
0,1
2,1
Lampiran 5.4
NO
PROVINSI
2
1
1 Aceh
2 Sumatera Utara
3 Sumatera Barat
4 Riau
5 Jambi
6 Sumatera Selatan
7 Bengkulu
8 Lampung
9 Kepulauan Bangka Belitung
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
19 Nusa Tenggara Timur
20 Kalimantan Barat
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Kalimantan Utara
25 Sulawesi Utara
26 Sulawesi Tengah
27 Sulawesi Selatan
28 Sulawesi Tenggara
29 Gorontalo
30 Sulawesi Barat
31 Maluku
32 Maluku Utara
33 Papua Barat
34 Papua
INDONESIA
TT1
TT2
JUMLAH
JUMLAH
4
22.227
38.689
16.948
16.868
23.385
44.224
19.037
11.017
3.124
13.816
44.003
501.643
127.874
830
16.869
79.447
57
22.325
12.958
21.904
8.140
17.626
9.297
558
26.064
14.538
56.732
12.457
17.334
8.693
15.983
9.789
1.555
3.162
1.239.173
5
19,8
11,4
14,1
10,5
29,8
24,1
45,3
6,1
9,6
24,7
22,6
51,9
20,6
1,4
2,6
31,5
0,1
19,5
9,4
21,6
16,0
19,8
11,0
3,8
56,7
22,1
30,8
19,2
67,9
26,8
35,9
33,9
6,6
5,3
23,4
6
20.897
35.548
16.329
17.895
21.534
38.956
16.867
11.574
3.741
12.342
41.471
453.179
135.889
1.894
18.442
70.133
103
23.179
10.556
17.958
6.828
17.985
8.588
645
23.282
13.062
57.498
10.751
15.653
6.933
13.677
8.852
1.315
2.351
1.155.907
7
18,7
10,5
13,6
11,1
27,5
21,2
40,1
6,4
11,5
22,1
21,3
46,9
21,9
3,1
2,9
27,9
0,1
20,2
7,6
17,7
13,4
20,2
10,1
4,4
50,7
19,8
31,2
16,6
61,3
21,4
30,7
30,6
5,6
3,9
21,8
Update sampai dengan 30 April 2015 (data sasaran menggunakan data Sekjen)
JUMLAH
8
10.610
15.984
12.350
19.802
10.181
1.479
1.969
10.251
5.516
8.308
22.413
118.168
99.223
13.859
31.868
32.426
2.487
11.329
6.633
9.149
1.392
6.163
5.468
603
2.029
5.233
15.104
4.817
2.098
2.675
4.665
2.095
1.045
1.023
498.415
%
9
9,5
4,7
10,3
12,3
13,0
0,8
4,7
5,7
17,0
14,8
11,5
12,2
16,0
23,0
4,9
12,9
3,2
9,9
4,8
9,0
2,7
6,9
6,4
4,1
4,4
8,0
8,2
7,4
8,2
8,2
10,5
7,2
4,4
1,7
9,4
TT4
JUMLAH
10
6.937
11.127
10.792
19.648
6.431
1.067
1.972
11.029
4.984
6.024
25.352
72.215
81.139
13.108
52.107
24.117
11.309
7.850
4.191
7.023
933
4.238
4.466
459
867
3.433
8.831
3.388
1.313
1.092
2.241
1.046
735
594
412.058
TT 2+
TT5
%
11
6,2
3,3
9,0
12,2
8,2
0,6
4,7
6,1
15,3
10,8
13,0
7,5
13,1
21,8
8,1
9,6
14,6
6,8
3,0
6,9
1,8
4,8
5,3
3,1
1,9
5,2
4,8
5,2
5,1
3,4
5,0
3,6
3,1
1,0
7,8
JUMLAH
12
7.310
8.991
9.615
18.184
4.372
681
2.107
10.062
3.776
5.258
23.944
54.965
71.500
16.734
95.193
21.111
32.449
6.083
4.127
6.589
768
2.421
4.798
381
627
3.035
7.515
5.864
905
880
2.426
1.221
624
682
435.198
JUMLAH
13
6,5
2,7
8,0
11,3
5,6
0,4
5,0
5,6
11,6
9,4
12,3
5,7
11,5
27,8
14,8
8,4
41,9
5,3
3,0
6,5
1,5
2,7
5,7
2,6
1,4
4,6
4,1
9,0
3,5
2,7
5,5
4,2
2,7
1,1
8,2
14
45.754
71.650
49.086
75.529
42.518
42.183
22.915
42.916
18.017
31.932
113.180
698.527
387.751
45.595
197.610
147.787
46.348
48.441
25.507
40.719
9.921
30.807
23.320
2.088
26.805
24.763
88.948
24.820
19.969
11.580
23.009
13.214
3.719
4.650
2.501.578
%
15
40,9
21,2
40,8
47,0
54,3
23,0
54,5
23,8
55,4
57,1
58,1
72,2
62,4
75,7
30,7
58,7
59,9
42,3
18,4
40,2
19,5
34,7
27,5
14,3
58,3
37,6
48,3
38,3
78,2
35,7
51,7
45,7
15,8
7,7
47,3
Lampiran 5.5
No
Provinsi
Jumlah
Ibu Bersalin
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
112.547
306.863
106.285
140.997
76.110
178.793
37.018
180.671
30.344
59.665
185.844
1.040.974
565.013
45.575
645.071
232.143
69.853
114.422
120.351
99.825
46.715
76.969
71.038
12.516
46.461
62.829
158.632
52.771
21.203
24.880
41.480
26.826
21.687
54.601
5.066.973
PN di Fasyankes
PN di Non Fasyankes
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
66,65
27,38
76,63
57,58
49,22
36,30
58,30
60,32
91,14
89,23
96,22
80,08
95,02
99,46
91,32
78,08
97,17
67,27
67,69
53,39
46,31
55,78
85,87
79,72
74,73
62,40
81,96
53,38
89,25
80,74
32,83
53,87
35,79
12,97
73,61
20.264
183.695
10.567
28.411
32.503
93.078
12.127
46.703
0
74
1.806
77.681
23.452
228
7.322
33.214
341
8.552
12.332
30.793
20.464
25.854
4.318
2.058
3.858
9.106
17.171
17.115
191
1.745
5.837
3.613
1.940
27.397
763.810
18,00
59,86
9,94
20,15
42,71
52,06
32,76
25,85
0,00
0,12
0,97
7,46
4,15
0,50
1,14
14,31
0,49
7,47
10,25
30,85
43,81
33,59
6,08
16,44
8,30
14,49
10,82
32,43
0,90
7,01
14,07
13,47
8,95
50,18
15,07
95.272
267.706
92.012
109.592
69.963
157.985
33.708
155.676
27.655
53.313
180.622
911.262
560.323
45.556
596.376
214.483
68.219
85.524
93.797
84.085
42.099
68.789
65.317
12.036
38.580
48.312
147.189
45.284
19.115
21.834
19.455
18.063
9.701
34.480
4.493.383
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015 (Update sampai dengan .. 2015)
84,65
87,24
86,57
77,73
91,92
88,36
91,06
86,17
91,14
89,35
97,19
87,54
99,17
99,96
92,45
92,39
97,66
74,74
77,94
84,23
90,12
89,37
91,95
96,16
83,04
76,89
92,79
85,81
90,15
87,76
46,90
67,33
44,73
63,15
88,68
75.008
84.011
81.445
81.181
37.460
64.907
21.581
108.973
27.655
53.239
178.816
833.581
536.871
45.328
589.054
181.269
67.878
76.972
81.465
53.292
21.635
42.935
60.999
9.978
34.722
39.206
130.018
28.169
18.924
20.089
13.619
14.450
7.761
7.083
3.729.573
Lampiran 5.6
No
Provinsi
Perkiraan Komplikasi
Kebidanan
(1)
(2)
(3)
(4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
117.907
321.670
111.897
147.717
79.489
188.609
38.556
189.876
31.811
62.518
194.693
1.091.854
613.243
50.133
675.789
250.935
73.201
120.837
127.010
104.762
50.610
80.837
74.638
13.112
44.358
65.821
166.131
55.221
22.638
29.253
43.050
28.035
22.720
57.203
5.346.133
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015 (Update sampai dengan .. 2015)
23.581
64.334
22.379
29.543
15.898
37.722
7.711
37.975
6.362
12.504
38.939
218.371
122.649
10.027
135.158
50.187
14.640
24.167
25.402
20.952
10.122
16.167
14.928
2.622
8.872
13.164
33.226
11.044
4.528
5.851
8.610
5.607
4.544
11.441
1.069.227
(5)
(6)
11.635
24.815
12.556
8.498
13.440
23.288
5.376
23.851
5.430
7.345
32.227
178.244
123.942
8.993
123.640
41.107
11.300
21.992
13.239
13.161
5.073
13.964
12.551
1.554
7.285
6.790
24.582
5.502
3.307
3.160
2.703
2.842
437
3.380
797.209
49,34
38,57
56,11
28,76
84,54
61,74
69,72
62,81
85,35
58,74
82,76
81,62
101,05
89,69
91,48
81,91
77,18
91,00
52,12
62,81
50,12
86,37
84,08
59,26
82,12
51,58
73,98
49,82
73,04
54,01
31,39
50,69
9,61
29,54
74,56
Lampiran 5.7
No
Provinsi
Jumlah PUS
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
839.048
2.201.509
852.342
1.055.439
701.995
1.637.066
354.628
1.708.325
252.481
313.272
1.376.384
9.562.623
6.745.397
551.676
8.064.939
2.121.049
685.450
1.085.847
686.397
733.013
462.048
812.521
432.434
399.028
489.323
1.387.345
431.255
218.562
201.068
245.539
178.342
75.199
157.458
47.019.002
Peserta KB Baru
Jumlah
(4)
(5)
155.861
419.691
157.096
191.373
130.992
367.324
96.964
343.200
37.576
52.199
440.694
1.414.608
934.305
55.107
1.070.195
350.759
67.834
183.473
101.381
122.446
69.533
151.867
90.641
79.253
78.142
284.814
73.477
36.458
37.249
61.740
39.950
18.933
46.826
7.761.961
18,58
19,06
18,43
18,13
18,66
22,44
27,34
20,09
14,88
16,66
32,02
14,79
13,85
9,99
13,27
16,54
9,90
16,90
14,77
16,70
15,05
18,69
20,96
19,86
15,97
20,53
17,04
16,68
18,53
25,14
22,40
25,18
29,74
16,51
Peserta KB Aktif
Jumlah
(6)
639.409
1.525.388
628.473
767.316
563.566
1.263.556
316.095
1.208.590
206.608
228.418
1.108.841
6.998.177
5.299.177
441.663
6.115.178
1.458.473
572.937
804.252
409.743
528.238
353.322
643.738
311.097
328.562
385.315
1.012.913
324.069
182.548
141.477
162.726
122.171
71.075
79.797
35.202.908
(7)
76,21
69,29
73,73
72,70
80,28
77,18
89,13
70,75
81,83
72,91
80,56
73,18
78,56
80,06
75,82
68,76
83,59
74,07
59,69
72,06
76,47
79,23
71,94
82,34
78,74
73,01
75,15
83,52
70,36
66,27
68,50
94,52
50,68
74,87
Lampiran 5.8
PERSENTASE PESERTA KB BARU
MENURUT METODE KONTRASEPSI DAN PROVINSI TAHUN 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
IUD
Jumlah
(3)
4,935
30,612
10,983
6,820
4,327
10,354
4,229
21,121
1,511
2,623
61,991
124,625
69,738
15,203
81,273
19,710
21,313
14,887
6,621
6,594
1,255
1,694
7,300
4,545
4,771
6,935
1,366
2,682
871
1,815
1,237
686
614
555,241
%
(4)
3.17
7.29
6.99
3.56
3.30
2.82
4.36
6.15
4.02
5.03
14.07
8.81
7.46
27.59
7.59
5.62
31.42
8.11
6.53
5.39
1.80
1.12
8.05
5.73
6.11
2.43
1.86
7.36
2.34
2.94
3.10
3.62
1.31
7.15
MOW
Jumlah
(5)
1,577
10,176
2,576
2,600
999
2,355
633
2,498
682
894
5,496
17,916
20,731
1,630
20,219
2,211
3,046
1,057
3,161
2,336
896
922
2,543
1,337
1,305
3,278
402
500
342
512
391
286
877
116,384
MOP
%
Jumlah
(6)
(7)
1.01
2.42
1.64
1.36
0.76
0.64
0.65
0.73
1.81
1.71
1.25
1.27
2.22
2.96
1.89
0.63
4.49
0.58
3.12
1.91
1.29
0.61
2.81
1.69
1.67
1.15
0.55
1.37
0.92
0.83
0.98
1.51
1.87
1.50
34
3,671
491
360
51
652
87
86
99
79
918
2,381
1,404
334
2,343
253
216
498
65
708
27
249
74
61
125
265
86
56
66
188
65
46
24
16,062
Kondom
%
(8)
0.02
0.87
0.31
0.19
0.04
0.18
0.09
0.03
0.26
0.15
0.21
0.17
0.15
0.61
0.22
0.07
0.32
0.27
0.06
0.58
0.04
0.16
0.08
0.08
0.16
0.09
0.12
0.15
0.18
0.30
0.16
0.24
0.05
0.21
Implan
Suntikan
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
14,952
49,431
11,550
10,987
6,055
35,203
6,865
20,068
1,854
9,270
29,232
38,552
39,102
5,415
35,565
22,657
4,836
5,583
4,433
6,005
2,884
4,779
4,247
5,438
3,270
24,397
5,861
1,383
2,525
7,023
3,974
1,074
16,671
441,141
9.59
11.78
7.35
5.74
4.62
9.58
7.08
5.85
4.93
17.76
6.63
2.73
4.19
9.83
3.32
6.46
7.13
3.04
4.37
4.90
4.15
3.15
4.69
6.86
4.18
8.57
7.98
3.79
6.78
11.38
9.95
5.67
35.60
5.68
5,274
58,034
19,410
13,687
12,458
55,386
14,977
36,838
2,708
2,158
24,598
110,835
129,951
5,190
115,042
41,926
3,710
25,164
26,852
7,720
5,163
8,787
4,074
10,206
7,334
31,702
8,337
8,295
2,782
9,397
12,513
2,550
3,569
826,627
3.38
13.83
12.36
7.15
9.51
15.08
15.45
10.73
7.21
4.13
5.58
7.84
13.91
9.42
10.75
11.95
5.47
13.72
26.49
6.30
7.43
5.79
4.49
12.88
9.39
11.13
11.35
22.75
7.47
15.22
31.32
13.47
7.62
10.65
70,278
135,252
79,250
100,689
64,927
154,263
43,655
144,697
20,503
23,747
204,055
760,140
526,909
23,412
586,520
168,974
28,224
108,547
48,501
62,362
37,322
70,009
51,024
38,900
35,314
131,984
30,637
15,091
18,525
26,555
16,832
9,167
18,989
3,855,254
Pil
%
Jumlah
(14)
(15)
45.09
32.23
50.45
52.61
49.57
42.00
45.02
42.16
54.56
45.49
46.30
53.74
56.40
42.48
54.80
48.17
41.61
59.16
47.84
50.93
53.68
46.10
56.29
49.08
45.19
46.34
41.70
41.39
49.73
43.01
42.13
48.42
40.55
49.67
58,811
132,515
32,836
56,230
42,175
109,111
26,518
117,892
10,219
13,428
114,404
360,159
146,470
3,923
229,233
95,028
6,489
27,737
11,748
36,721
21,986
65,427
21,379
18,766
26,023
86,253
26,788
8,451
12,138
16,250
4,938
5,124
6,082
1,951,252
%
(16)
37.73
31.57
20.90
29.38
32.20
29.70
27.35
34.35
27.20
25.72
25.96
25.46
15.68
7.12
21.42
27.09
9.57
15.12
11.59
29.99
31.62
43.08
23.59
23.68
33.30
30.28
36.46
23.18
32.59
26.32
12.36
27.06
12.99
25.14
Total
(17)
155,861
419,691
157,096
191,373
130,992
367,324
96,964
343,200
37,576
52,199
440,694
1,414,608
934,305
55,107
1,070,195
350,759
67,834
183,473
101,381
122,446
69,533
151,867
90,641
79,253
78,142
284,814
73,477
36,458
37,249
61,740
39,950
18,933
46,826
7,761,961
Lampiran 5.9
No
Provinsi
(1)
(2)
Aceh
Sumatera Barat
2
4
5
6
7
8
9
Jumlah PUS
Peserta KB Aktif
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
639.409
76,21
628.473
73,73
1.055.439
767.316
Sumatera Selatan
1.637.066
1.263.556
Lampung
1.708.325
1.208.590
313.272
228.418
10 Kepulauan Riau
354.628
252.481
563.566
316.095
206.608
11 DKI Jakarta
1.376.384
1.108.841
13 Jawa Tengah
6.745.397
5.299.177
12 Jawa Barat
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
26 Sulawesi Selatan
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua Barat
33 Papua
Indonesia
9.562.623
551.676
6.998.177
441.663
8.064.939
6.115.178
685.450
572.937
2.121.049
1.458.473
1.085.847
804.252
686.397
409.743
733.013
528.238
462.048
353.322
812.521
643.738
432.434
311.097
399.028
489.323
328.562
385.315
1.387.345
1.012.913
218.562
182.548
431.255
324.069
201.068
141.477
245.539
162.726
178.342
75.199
157.458
47.019.002
Pil
Jumlah
Riau
Bengkulu
Suntikan
1.525.388
701.995
Kondom
Jumlah
2.201.509
Jambi
Metode Kontrasepsi
Implan
MOP
Sumatera Utara
852.342
MOW
Jumlah
(3)
839.048
IUD
122.171
71.075
79.797
35.202.908
21.448
3,35
6.521
1,02
20.976
3,34
69,29
165.584
10,86
107.242
72,70
44.972
5,86
12.308
80,28
77,18
89,13
61.223
36.210
62.807
21.155
9,74
6,43
4.662
4,97
41.808
6,69
6.547
70,75
168.967
13,98
16.659
72,91
17.433
7,63
6.534
81,83
9.318
4,51
80,56
237.392
21,41
78,56
463.036
8,74
73,18
80,06
75,82
68,76
83,59
74,07
59,69
72,06
76,47
854.301
189.860
105.952
23,99
20.930
126.229
8,65
839.686
301.939
252.357
44,05
21.889
47.484
11,59
102.094
41.950
6.825
82,34
35.143
73,01
75,15
12,69
7,94
1,93
1,88
40.133
12,90
25.218
6,54
44.653
9.394
10,70
66,27
6.912
4,25
94,52
50,68
74,87
3.988
2.959
1.656
3.896.081
24.503
7.632
3.995
7.881
8.582
6.940
7.301
3.213
2,90
11,48
68,50
16.971
18.306
20.960
6.548
28.144
4,41
83,52
70,36
282.094
13,73
12.094
78,74
40.922
12,21
79,23
71,94
5.290
4,63
3,26
4,16
2,08
11,07
7.011
2.377
4.155
2.202
1.896
1.459
1.238.749
226
0,04
2.398
0,38
7,03
13.297
1,60
1.593
0,83
3,31
2,07
1.347
6.691
1.147
1,38
13.773
2,86
962
2,56
448
3,69
13.120
5,32
52.234
2,71
4,74
59.239
3.412
4,94
29.027
3,82
3.261
1,93
2,11
5,98
1,44
1,13
14.718
4.507
2.730
3.884
716
1,22
2.666
2,11
900
2,76
786
1,89
1.181
2,16
1.634
1,81
1,76
1,68
1.904
991
536
2,55
1.052
2,67
377
1,80
1,83
3,52
833
52
241.642
22.245
3,48
56.755
8,88
280.585
43,88
251.629
39,35
30.895
4,92
314.069
49,97
111.060
17,67
0,87
201.913
13,24
116.271
0,21
72.650
9,47
33.946
0,24
87.852
80.165
14,22
56.880
17,99
0,53
259.761
1,14
207.198
0,42
16.928
0,36
0,22
1,18
22.290
87.966
0,85
386.529
0,77
29.643
0,99
13,98
20,56
17,14
10,79
13.751
78.522
10.975
33.580
7.846
7,41
15.220
5,52
108.182
6,71
29.085
7,93
51.441
608.505
11,48
0,47
625.434
10,23
106.978
0,57
13.886
2,42
21.660
1,01
147.935
10,14
123.127
40.499
0,56
135.705
16,87
0,74
38.052
7,20
14.501
7,78
14.283
0,67
0,20
0,41
0,25
0,27
81.553
19,90
40.242
11,39
17.762
5,71
50.067
19.168
8.172
10.815
9.737
60.305
18,35
0,19
121.442
11,99
62.971
0,54
37.919
20,77
5.350
0,31
0,50
0,38
0,65
0,68
0,53
0,07
0,69
36.509
45.452
15.357
27.932
25.492
6.311
12.936
3.680.816
9,48
14,03
9.167
9.490
19.160
10,85
12.332
20,87
9.797
17,17
8,88
16,21
10,46
8.595
6.718
11.352
1.110.341
7,62
4,42
2,44
6,21
3,47
2,78
3,80
6,66
4,64
475.944
339.582
234.289
497.900
139.284
409.351
95.085
95.410
406.389
1,55
3.708.615
6,59
201.994
2,32
3.003.259
1,75
2.976.918
3,78
206.707
2,78
2,38
1,99
2,75
3,06
2,22
3,13
2,79
2,46
6,22
5,91
2,93
8,72
5,28
8,02
9,45
14,23
3,15
768.463
394.883
198.037
234.457
170.020
237.604
131.754
135.505
168.099
461.639
125.988
67.944
52.744
75.548
53.271
31.094
42.486
16.734.917
31,20
44,26
41,57
39,40
44,06
445.137
262.265
193.142
316.067
80.107
33,87
359.062
41,77
75.931
46,02
36,65
66.331
271.611
52,99
1.691.451
45,73
50.647
56,67
766.922
48,68
1.235.196
36,08
53.177
52,69
332.485
29,18
34,18
34,27
25,01
25,34
29,71
32,10
33,24
24,50
24,17
14,47
11,47
20,20
22,80
9,28
49,10
130.924
16,28
44,38
187.762
35,54
36,91
319.143
48,33
48,12
42,35
41,24
47.264
120.709
102.343
80.602
43,63
137.517
38,88
115.430
45,58
37,22
37,28
46,43
43,60
43,75
53,24
47,54
301.998
46.171
51.583
38.532
26.588
21.720
9.856
8.300.362
11,54
34,16
49,58
32,90
24,53
35,69
29,81
35,62
25,29
36,46
23,68
21,76
30,56
12,35
23,58
Lampiran 5.10
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Klinik KB Pemerintah
Peserta
(3)
(4)
102.734
328.950
100.193
106.799
81.576
247.083
66.065
259.140
27.234
21.876
164.489
800.503
461.267
20.580
704.278
218.673
27.209
169.814
98.107
85.199
48.917
89.682
49.651
53.686
68.587
246.909
68.331
31.243
31.632
53.956
32.053
18.104
45.583
4.930.103
65,91
78,38
63,78
55,81
62,28
67,27
68,13
75,51
72,48
41,91
37,32
56,59
49,37
37,35
65,81
62,34
40,11
92,56
96,77
69,58
70,35
59,05
54,78
67,74
87,77
86,69
93,00
85,70
84,92
87,39
80,23
95,62
97,35
63,52
Klinik KB Swasta
Peserta
(5)
(6)
17.537
56.568
2.099
18.131
4.060
43.426
4.873
8.265
2.522
9.815
30.763
215.379
79.041
16.152
57.456
38.631
5.920
6.553
2.151
18.726
8.008
4.148
15.324
18.414
2.276
12.316
1.390
3.072
1.281
2.653
6.523
448
1.142
715.063
11,25
13,48
1,34
9,47
3,10
11,82
5,03
2,41
6,71
18,80
6,98
15,23
8,46
29,31
5,37
11,01
8,73
3,57
2,12
15,29
11,52
2,73
16,91
23,23
2,91
4,32
1,89
8,43
3,44
4,30
16,33
2,37
2,44
9,21
Peserta
(7)
(8)
685
1.940
3.042
5.883
3.525
2.826
921
3.725
163
1.560
43.139
18.768
24.613
718
7.538
6.141
1.718
169
24
244
803
2.517
1.935
1.415
632
1.240
379
127
135
990
243
15
8
137.781
Bidan Swasta
0,44
0,46
1,94
3,07
2,69
0,77
0,95
1,09
0,43
2,99
9,79
1,33
2,63
1,30
0,70
1,75
2,53
0,09
0,02
0,20
1,15
1,66
2,13
1,79
0,81
0,44
0,52
0,35
0,36
1,60
0,61
0,08
0,02
1,78
Jumlah Peserta
Peserta
(9)
(10)
34.905
32.233
51.762
60.560
41.831
73.989
25.105
72.070
7.657
18.948
202.303
379.958
369.384
17.657
300.923
87.314
32.987
6.937
1.099
18.277
11.805
55.520
23.731
5.738
6.647
24.349
3.377
2.016
4.201
4.141
1.131
366
93
1.979.014
22,39
7,68
32,95
31,65
31,93
20,14
25,89
21,00
20,38
36,30
45,91
26,86
39,54
32,04
28,12
24,89
48,63
3,78
1,08
14,93
16,98
36,56
26,18
7,24
8,51
8,55
4,60
5,53
11,28
6,71
2,83
1,93
0,20
25,50
(11)
155.861
419.691
157.096
191.373
130.992
367.324
96.964
343.200
37.576
52.199
440.694
1.414.608
934.305
55.107
1.070.195
350.759
67.834
183.473
101.381
122.446
69.533
151.867
90.641
79.253
78.142
284.814
73.477
36.458
37.249
61.740
39.950
18.933
46.826
7.761.961
Lampiran 5.11
No
Provinsi
Jumlah
Klinik KB
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2.628
3.140
3.374
2.420
2.202
3.741
1.534
3.839
468
494
2.110
12.688
14.963
1.152
14.060
2.394
2.166
1.938
632
1.409
1.252
2.460
1.254
702
1.268
1.922
584
464
347
441
282
226
422
88.976
Klinik KB Pemerintah
Klinik KB Swasta
Bidan Swasta
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
142
334
18
91
45
288
26
54
14
47
102
1.438
614
174
453
348
47
79
39
131
106
30
150
138
49
79
14
39
16
45
43
14
36
5.243
5,40
10,64
0,53
3,76
2,04
7,70
1,69
1,41
2,99
9,51
4,83
11,33
4,10
15,10
3,22
14,54
2,17
4,08
6,17
9,30
8,47
1,22
11,96
19,66
3,86
4,11
2,40
8,41
4,61
10,20
15,25
6,19
8,53
5,89
706
1.239
781
389
839
1.097
365
956
281
165
424
2.218
1.243
166
3.569
415
546
1.046
539
302
649
369
418
231
986
755
414
140
162
290
191
164
326
22.381
26,86
39,46
23,15
16,07
38,10
29,32
23,79
24,90
60,04
33,40
20,09
17,48
8,31
14,41
25,38
17,34
25,21
53,97
85,28
21,43
51,84
15,00
33,33
32,91
77,76
39,28
70,89
30,17
46,69
65,76
67,73
72,57
77,25
25,15
282
241
433
389
276
332
162
380
52
73
416
1.781
2.319
145
1.637
339
360
188
22
148
101
310
173
107
61
272
56
54
48
24
14
11
13
11.219
10,73
7,68
12,83
16,07
12,53
8,87
10,56
9,90
11,11
14,78
19,72
14,04
15,50
12,59
11,64
14,16
16,62
9,70
3,48
10,50
8,07
12,60
13,80
15,24
4,81
14,15
9,59
11,64
13,83
5,44
4,96
4,87
3,08
12,61
1.498
1.326
2.142
1.551
1.042
2.024
981
2.449
121
209
1.168
7.251
10.787
667
8.401
1.292
1.213
625
32
828
396
1.751
513
226
172
816
100
231
121
82
34
37
47
50.133
57,00
42,23
63,49
64,09
47,32
54,10
63,95
63,79
25,85
42,31
55,36
57,15
72,09
57,90
59,75
53,97
56,00
32,25
5,06
58,77
31,63
71,18
40,91
32,19
13,56
42,46
17,12
49,78
34,87
18,59
12,06
16,37
11,14
56,34
Lampiran 5.12
HASIL PELAYANAN PESERTA KB BARU PASCA PERSALINAN/PASCA KEGUGURAN (PP/PK)
MENURUT METODE KONTRASEPSI TAHUN 2014
Metode Kontrasepsi
No
Nama Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Dki Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Di Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
IUD
MOW
MOP
Kondom
Implan
Suntikan
Jumlah
Pil
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
1.051
2.052
3.531
898
1.078
2.258
879
4.220
273
202
4.681
33.992
19.621
6.251
21.828
4.495
8.084
3.659
1.674
1.736
331
399
1.763
1.271
1.440
1.647
267
466
100
454
261
112
21
130.995
3,94
9,09
20,86
3,42
4,48
3,99
5,48
15,30
1,86
3,04
41,41
14,92
14,98
53,48
14,18
12,77
43,98
13,69
8,83
8,90
2,46
1,42
11,88
8,62
9,38
4,30
2,14
7,58
3,48
5,56
4,88
3,65
3,72
12,40
491
1.947
1.134
705
498
1.171
60
1.074
196
174
461
5.015
5.952
680
7.342
729
958
416
1.509
933
312
331
909
726
654
1.538
135
256
17
107
104
85
88
36.707
1,84
8,63
6,70
2,68
2,07
2,07
0,37
3,89
1,33
2,62
4,08
2,20
4,54
5,82
4,77
2,07
5,21
1,56
7,96
4,79
2,32
1,18
6,12
4,93
4,26
4,01
1,08
4,16
0,59
1,31
1,94
2,77
15,60
3,48
7
56
4
6
5
59
6
6
37
9
184
43
13
73
7
28
13
2
3
9
22
2
13
6
25
35
673
0,03
0,25
0,02
0,02
0,02
0,10
0,04
0,02
0,25
0,00
0,08
0,08
0,03
0,11
0,05
0,02
0,15
0,05
0,01
0,00
0,02
0,00
0,06
0,15
0,01
0,03
0,00
0,10
0,00
0,31
0,00
1,14
0,00
0,06
1.942
2.343
576
963
1.241
3.755
844
857
395
355
459
4.151
2.677
506
2.868
1.107
1.127
460
496
440
274
545
981
535
232
1.528
567
109
161
280
81
270
2
33.127
7,28
10,38
3,40
3,67
5,15
6,63
5,26
3,11
2,69
5,35
4,06
1,82
2,04
4,33
1,86
3,14
6,13
1,72
2,62
2,26
2,04
1,94
6,61
3,63
1,51
3,99
4,54
1,77
5,61
3,43
1,51
8,79
0,35
3,14
1.170
2.536
2.269
1.859
1.655
6.554
2.475
2.616
866
280
789
22.799
19.617
814
11.997
5.495
723
3.452
4.193
685
875
1.123
697
1.591
984
2.459
697
1.312
183
1.428
1.067
502
73
105.835
4,38
11,24
13,40
7,08
6,87
11,58
15,43
9,48
5,89
4,22
6,98
10,01
14,97
6,96
7,80
15,61
3,93
12,92
22,11
3,51
6,50
4,00
4,70
10,80
6,41
6,41
5,58
21,34
6,38
17,48
19,94
16,34
12,94
10,02
12.214
7.851
7.520
14.980
13.791
27.979
8.046
12.605
9.249
3.981
3.180
119.839
73.127
3.016
89.977
16.671
6.387
16.587
9.374
11.667
7.631
15.884
7.740
8.552
7.611
22.560
6.130
2.690
1.578
4.265
3.505
1.469
319
557.975
45,76
34,80
44,42
57,02
57,26
49,43
50,17
45,70
62,95
59,95
28,13
52,61
55,82
25,80
58,47
47,36
34,75
62,07
49,43
59,84
56,70
56,54
52,15
58,03
49,58
58,84
49,03
43,75
54,98
52,22
65,50
47,82
56,56
52,84
9.815
5.778
1.896
6.861
5.815
14.827
3.727
6.205
3.677
1.649
1.726
41.786
9.970
409
19.812
6.700
1.072
2.138
1.718
4.035
4.032
9.809
2.742
2.040
4.427
8.594
4.706
1.309
831
1.609
333
599
61
190.708
36,77
25,61
11,20
26,12
24,15
26,19
23,24
22,50
25,03
24,83
15,27
18,35
7,61
3,50
12,87
19,03
5,83
8,00
9,06
20,70
29,96
34,92
18,48
13,84
28,84
22,42
37,64
21,29
28,95
19,70
6,22
19,50
10,82
18,06
(17)
26.690
22.563
16.930
26.272
24.083
56.603
16.037
27.583
14.693
6.641
11.305
227.766
131.007
11.689
153.897
35.204
18.379
26.725
18.966
19.496
13.458
28.091
14.841
14.737
15.350
38.339
12.502
6.148
2.870
8.168
5.351
3.072
564
1.056.020
Lampiran 5.13
JUMLAH DAN PERSENTASE PUS BUKAN PESERTA KB (UNMET NEED )
HASIL PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2014
Alasan Unmet Need
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Ingin Anak
Ditunda
%
Terhadap PUS
(3)
(4)
72.364
200.674
60.619
96.827
36.936
114.792
22.215
146.229
11.754
17.372
76.164
574.636
352.484
22.677
466.114
178.821
19.001
91.519
94.492
82.141
33.224
45.475
58.320
21.093
37.095
131.226
53.382
11.287
24.775
34.429
32.455
29.613
66.162
3.316.367
9,03
8,90
7,37
10,40
5,67
7,19
6,00
8,80
4,47
6,15
6,14
6,31
5,34
4,94
5,89
8,51
2,85
8,56
13,84
9,24
7,34
6,29
8,98
4,74
7,36
9,55
11,71
5,37
11,79
12,65
15,09
16,98
15,28
7,13
Tdk Ingin
Anak Lagi
%
Terhadap PUS
(5)
(6)
65.198
218.039
70.011
87.057
37.281
110.167
23.836
143.728
18.611
21.581
110.444
719.822
434.994
31.033
501.470
199.958
15.199
72.351
73.238
88.445
33.836
49.824
68.448
26.367
40.185
114.793
45.170
11.880
18.357
32.401
22.733
37.045
50.765
3.594.267
8,14
9,67
8,51
9,35
5,72
6,90
6,44
8,65
7,08
7,64
8,90
7,90
6,59
6,76
6,34
9,51
2,28
6,77
10,72
9,95
7,48
6,89
10,54
5,92
7,97
8,35
9,91
5,65
8,73
11,90
10,57
21,24
11,72
7,73
Jumlah
%
Terhadap PUS
(7)
(8)
137.562
418.713
130.630
183.884
74.217
224.959
46.051
289.957
30.365
38.953
186.608
1.294.458
787.478
53.710
967.584
378.779
34.200
163.870
167.730
170.586
67.060
95.299
126.768
47.460
77.280
246.019
98.552
23.167
43.132
66.830
55.188
66.658
116.927
6.910.634
17,17
18,57
15,88
19,74
11,39
14,08
12,44
17,45
11,55
13,79
15,03
14,21
11,93
11,70
12,22
18,02
5,12
15,34
24,56
19,19
14,82
13,18
19,53
10,66
15,33
17,91
21,62
11,02
20,52
24,55
25,66
38,23
27,00
14,87
Lampiran 5.14
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2500-3999 gram
(3)
(4)
(5)
8,6
7,2
7,3
8,6
8,2
9,3
9,7
8,0
9,4
9,2
9,3
10,8
9,7
9,4
11,2
9,7
8,8
12,2
15,5
14,4
13,7
10,1
10,8
8,0
16,8
12,4
9,4
13,2
11,9
11,1
11,6
11,0
15,6
10,2
83,1
82,2
86,8
85,0
86,3
86,0
81,9
89,0
85,8
87,4
87,0
85,5
86,9
89,3
85,2
83,6
86,7
80,8
80,6
82,5
80,6
85,5
84,0
85,7
75,6
82,4
81,3
80,3
80,6
74,1
78,4
83,2
77,1
85,0
8,3
10,6
5,9
6,4
5,5
4,7
8,4
3,0
4,8
3,4
3,7
3,8
3,4
1,3
3,6
6,7
4,6
7,0
3,9
3,1
5,8
4,5
5,2
6,2
7,7
5,2
9,3
6,5
7,5
14,8
10,0
5,8
7,3
4,8
Lampiran 5.15
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah Bayi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D I Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
KN1
% KN1
KN Lengkap
%KN Lengkap
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
99.807
295.304
104.998
141.680
69.111
160.251
36.727
157.385
28.682
49.351
173.511
853.052
553.883
53.695
574.308
219.843
69.006
100.071
120.762
88.368
45.338
77.566
88.626
40.530
57.463
160.777
56.579
22.295
28.326
38.836
25.240
20.549
53.105
4.665.025
96.445
252.946
92.959
125.834
69.839
165.490
33.616
160.225
27.645
51.894
179.113
923.574
554.127
45.424
594.044
218.224
67.945
103.010
88.904
84.197
41.786
68.249
78.634
36.302
48.704
146.900
47.000
19.765
23.345
31.076
20.597
10.586
19.823
4.528.222
Sumber: Ditjen Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 10 Maret 2015)
96,63
85,66
88,53
88,82
101,05
103,27
91,53
101,80
96,38
105,15
103,23
108,27
100,04
84,60
103,44
99,26
98,46
102,94
73,62
95,28
92,17
87,99
88,73
89,57
84,76
91,37
83,07
88,65
82,42
80,02
81,60
51,52
37,33
97,07
93.861
234.360
88.024
121.096
68.322
160.175
32.175
155.406
26.881
48.632
171.812
896.788
544.417
43.185
581.712
203.346
67.210
100.672
85.565
80.604
40.669
65.116
73.140
34.877
44.695
140.895
45.907
17.897
22.372
30.048
19.987
1.395
12.680
4.353.921
94,04
79,36
83,83
85,47
98,86
99,95
87,61
98,74
93,72
98,54
99,02
105,13
98,29
80,43
101,29
92,50
97,40
100,60
70,85
91,21
89,70
83,95
82,53
86,05
77,78
87,63
81,14
80,27
78,98
77,37
79,19
6,79
23,88
93,33
Lampiran 5.16
No
Provinsi
Jumlah Bayi
Neonatal
Komplikasi
(1)
(2)
(3)
(4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
99.807
295.304
104.998
141.680
69.111
160.251
36.727
157.385
28.682
49.351
173.511
853.052
553.883
53.695
574.308
219.843
69.006
100.071
120.762
88.368
45.338
77.566
88.626
40.530
57.463
160.777
56.579
22.295
28.326
38.836
25.240
20.549
53.105
4.665.025
Sumber: Ditjen Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 10 Maret 2015)
14.971
44.296
15.750
21.252
10.367
24.038
5.509
23.608
4.302
7.403
26.027
127.958
83.082
8.054
86.146
32.976
10.351
15.011
18.114
13.255
6.801
11.635
13.294
6.080
8.619
24.117
8.487
3.344
4.249
5.825
3.786
3.082
7.966
699.754
(5)
(6)
7.981
12.495
4.543
5.659
8.231
13.982
3.485
12.138
3.967
4.202
18.502
73.613
70.256
6.182
72.329
21.876
7.087
12.791
5.774
6.675
2.183
6.015
7.329
3.999
3.535
12.771
1.966
1.291
1.602
2.080
1.464
103
1.523
417.629
53,31
28,21
28,84
26,63
79,40
58,17
63,26
51,42
92,21
56,76
71,09
57,53
84,56
76,75
83,96
66,34
68,47
85,21
31,88
50,36
32,10
51,70
55,13
65,78
41,01
52,96
23,17
38,60
37,70
35,71
38,67
3,34
19,12
59,68
Lampiran 5.17
CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
1 Aceh
2 Sumatera Utara
3 Sumatera Barat
4 Riau
5 Jambi
6 Sumatera Selatan
7 Bengkulu
8 Lampung
9 Kepulauan Bangka Belitung
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
19 Nusa Tenggara Timur
20 Kalimantan Barat
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
26 Sulawesi Selatan
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
30 Maluku
31 Maluku Utara
32 Papua Barat
33 Papua
Indonesia
BCG
HB0
DPT/HB1
DPT/HB3
Polio 4
Campak
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
84,4
79,7
76,1
71,4
92,7
84,0
79,6
86,7
91,3
97,8
88,3
99,4
94,0
77,7
94,8
91,0
93,8
92,1
52,9
66,9
71,3
63,7
66,1
62,8
62,0
85,1
57,7
81,1
71,6
52,7
66,1
43,4
43,0
86.236
200.888
92.535
105.408
68.103
97.752
30.823
74.335
27.288
50.857
110.891
0
147.148
3.378
307.305
130.724
0
0
90.497
56.607
36.348
46.461
63.699
36.097
27.642
69.702
33.987
19.943
23.758
30.728
14.780
15.915
36.945
86,4
68,0
88,1
74,4
98,5
61,0
83,9
47,2
95,1
103,1
63,9
0,0
26,6
6,3
53,5
59,5
0,0
0,0
74,9
64,1
80,2
59,9
71,9
89,1
48,1
43,4
60,1
89,5
83,9
79,1
58,6
77,4
69,6
81.657
211.970
88.185
102.567
67.364
110.866
31.707
95.882
26.125
50.584
121.558
0
217.013
3.001
346.432
153.074
0
0
85.857
62.689
34.634
47.052
62.605
35.025
34.650
77.848
36.747
19.764
23.409
27.598
16.581
13.197
31.418
81,8
71,8
84,0
72,4
97,5
69,2
86,3
60,9
91,1
102,5
70,1
0,0
39,2
5,6
60,3
69,6
0,0
0,0
71,1
70,9
76,4
60,7
70,6
86,4
60,3
48,4
64,9
88,6
82,6
71,1
65,7
64,2
59,2
83.842
272.615
87.948
124.492
67.400
152.131
32.848
161.152
25.945
51.074
173.620
903.962
564.909
0
571.757
209.606
66.180
102.828
81.628
79.293
40.019
54.038
73.713
35.213
49.412
152.415
43.943
19.805
23.499
31.887
19.845
14.344
30.793
84,0
92,3
83,8
87,9
97,5
94,9
89,4
102,4
90,5
103,5
100,1
106,0
102,0
0,0
99,6
95,3
95,9
102,8
67,6
89,7
88,3
69,7
83,2
86,9
86,0
94,8
77,7
88,8
83,0
82,1
78,6
69,8
58,0
82.656
273.041
86.721
123.393
67.481
152.294
33.466
161.126
26.515
50.750
172.058
901.925
542.966
42.135
573.773
206.439
67.355
101.029
83.562
78.060
40.822
53.944
74.019
34.263
48.930
150.155
44.215
19.838
23.698
32.912
19.868
14.424
32.393
82,8
92,5
82,6
87,1
97,6
95,0
91,1
102,4
92,4
102,8
99,2
105,7
98,0
78,5
99,9
93,9
97,6
101,0
69,2
88,3
90,0
69,5
83,5
84,5
85,2
93,4
78,1
89,0
83,7
84,7
78,7
70,2
61,0
87.173
273.977
92.010
127.022
65.531
154.017
34.343
161.332
27.033
51.774
178.543
935.737
552.167
42.510
576.605
215.365
66.363
98.637
85.485
81.495
43.455
57.440
76.988
36.067
51.713
153.749
47.333
20.126
23.438
31.706
21.345
16.093
35.403
4.521.975
Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 30 April 2015)
85,6
89,1
84,2
87,0
92,0
92,3
89,8
98,4
91,5
101,8
100,9
106,4
97,7
77,6
98,4
94,1
94,3
94,7
68,0
88,6
94,0
71,1
85,2
86,3
86,4
91,8
80,3
86,7
79,5
78,4
81,2
75,2
64,7
94,0
85.978
245.209
83.232
104.285
65.993
140.095
30.454
142.165
26.987
49.743
156.296
873.792
530.973
42.567
555.156
208.340
66.004
95.987
66.532
61.526
32.997
51.466
59.795
26.228
37.120
142.536
34.009
18.835
21.118
21.314
17.378
9.286
23.523
4.126.919
85,8
2.136.780
45,8
Catatan : sejak tahun 2013 sesuai kebijakan nasional, Provinsi DI Yogyakarta hanya memberikan tiga dosis polio secara suntik melalui pemberian IPV
2.317.059
49,7
4.402.156
94,4
4.416.226
94,7
77.425
235.855
83.040
116.499
60.014
139.855
31.041
156.728
26.621
50.257
171.197
733.611
516.807
41.991
561.335
197.688
66.545
92.506
78.246
74.324
25.847
50.666
72.780
32.993
46.381
146.607
43.722
18.013
23.205
28.249
19.200
9.238
25.465
4.053.949
77,6
79,9
79,1
82,2
86,8
87,3
84,5
99,6
92,8
101,8
98,7
86,0
93,3
78,2
97,7
89,9
96,4
92,4
64,8
84,1
57,0
65,3
82,1
81,4
80,7
91,2
77,3
80,8
81,9
72,7
76,1
45,0
48,0
86,9
Lampiran 5.18
DROP OUT RATE CAKUPAN IMUNISASI DPT/HB(1) - CAMPAK DAN CAKUPAN IMUNISASI DPT/HB(1) - DPT/HB(3)
PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2012-2014
Tahun
No
2012
Provinsi
DPT/HB(1)-Campak
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
5,0
5,1
7,7
3,9
0,0
2,5
1,5
1,5
5,9
6,9
7,1
2,4
1,7
1,4
2,6
5,6
3,2
1,7
7,3
6,7
7,7
7,0
4,9
4,2
6,0
3,5
5,2
5,1
4,1
6,7
7,8
10,6
7,6
3,6
Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 30 April 2015)
DPT/HB(1) DPT/HB(3)
2013
DPT/HB(1)-Campak
(4)
(5)
5,3
3,1
5,0
3,4
0,4
2,1
2,9
0,0
5,8
2,7
1,0
1,5
0,2
2,0
0,3
3,5
2,9
0,6
5,9
4,0
3,3
5,5
3,4
2,6
5,1
1,9
3,6
2,7
3,0
7,2
4,0
11,1
11,1
5,7
3,3
6,4
4,2
2,6
3,1
4,6
0,5
2,9
2,9
3,5
3,9
0,4
2,2
1,9
5,2
1,7
-0,9
7,5
6,6
5,8
7,5
5,7
5,5
6,8
3,1
7,5
0,5
0,8
5,8
5,6
0,5
7,9
2,1
3,3
2014
DPT/HB(1) DPT/HB(3)
DPT/HB(1)-Campak
(6)
(7)
5,8
2,7
3,7
2,4
1,1
1,8
4,7
-0,9
3,6
0,3
2,0
1,0
-0,2
5,1
0,8
3,6
2,5
0,2
5,7
4,1
4,0
5,2
3,0
1,2
3,6
1,8
7,6
-1,8
-11,4
5,0
3,7
-1,7
13,9
4,2
-1,6
6,3
3,1
0,9
3,7
5,9
2,5
2,5
0,2
4,0
3,1
3,8
0,8
-0,7
10,3
0,5
1,9
7,7
7,5
7,9
2,1
5,4
4,6
5,5
10,7
-26,0
0,5
0,3
6,6
-21,9
9,4
12,3
1,8
3,1
DPT/HB(1) DPT/HB(3)
(8)
5,3
4,4
4,7
2,3
1,1
1,3
4,6
11,5
4,0
0,5
0,7
2,3
2,0
0,3
0,0
5,0
2,3
-0,3
5,1
4,9
7,4
4,2
4,5
2,9
4,7
5,7
-26,7
0,9
1,5
8,5
0,3
17,1
15,0
2,8
Lampiran 5.19
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT PROVINSI TAHUN 2012-2014
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Jumlah Desa
Desa UCI
Jumlah Desa
Desa UCI
Jumlah Desa
Desa UCI
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
6.489
5.797
3.959
1.655
1.416
3.167
1.508
2.463
366
353
267
5.905
8.577
438
8.503
1.535
716
1.079
2.893
1.967
1.527
2.000
1.489
1.691
1.815
2.982
2.154
723
641
998
1.071
1.427
3.579
81.150
4.530
4.522
3.064
1.226
1.461
2.958
1.347
2.580
369
331
267
5.576
8.551
438
7.299
1.195
705
983
2.213
1.531
1.022
1.669
1.067
1.341
1.649
2.873
1.925
616
457
782
864
493
489
66.393
6.497
5.823
3.827
1.681
1.381
3.188
1.504
2.503
367
356
267
5.918
8.555
438
8.515
1.542
716
1.107
2.952
1.973
1.527
1.979
1.348
1.708
1.844
2.984
2.136
728
645
1.090
1.073
1.419
2.435
80.026
Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 30 April 2015)
4.508
3.991
3.483
1.146
1.276
2.892
1.217
2.252
349
284
267
5.427
8.454
438
7.298
1.343
675
986
2.150
1.387
1.112
1.330
879
1.247
1.535
2.598
1.627
488
486
774
752
420
403
63.474
69,39
68,54
91,01
68,17
92,40
90,72
80,92
89,97
95,10
79,78
100,00
91,70
98,82
100,00
85,71
87,09
94,27
89,07
72,83
70,30
72,82
67,21
65,21
73,01
83,24
87,06
76,17
67,03
75,35
71,01
70,08
29,60
16,55
79,32
6.489
5.797
3.959
1.655
1.416
3.167
1.508
2.463
366
353
267
5.905
8.577
438
8.503
1.535
716
1.079
2.893
1.967
1.527
2.000
1.465
1.691
1.815
2.982
2.154
723
641
998
1.071
1.427
3.579
81.126
4.622
4.393
2.817
1.327
1.416
2.900
1.334
2.445
354
250
267
5.687
8.503
438
7.215
1.259
689
1.028
2.248
1.370
1.136
1.628
1.097
1.414
1.599
2.720
1.217
584
525
733
817
588
467
65.087
71,23
75,78
71,15
80,18
100,00
91,57
88,46
99,27
96,72
70,82
100,00
96,31
99,14
100,00
84,85
82,02
96,23
95,27
77,70
69,65
74,39
81,40
74,88
83,62
88,10
91,21
56,50
80,77
81,90
73,45
76,28
41,21
13,05
80,23
69,81
78,01
77,39
74,08
103,18
93,40
89,32
104,75
100,82
93,77
100,00
94,43
99,70
100,00
85,84
77,85
98,46
91,10
76,49
77,83
66,93
83,45
71,66
79,30
90,85
96,34
89,37
85,20
71,29
78,36
80,67
34,55
13,66
81,82
Lampiran 5.20
No
Provinsi
Jumlah Bayi
(1)
(2)
(3)
(4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
99.807
295.304
104.998
141.680
69.111
160.251
36.727
157.385
28.682
49.351
173.511
853.052
553.883
53.695
574.308
219.843
69.006
100.071
120.762
88.368
45.338
77.566
88.626
40.530
57.463
160.777
56.579
22.295
28.326
38.836
25.240
20.549
53.105
4.665.025
Sumber: Ditjen Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 10 Maret 2015)
417.955
1.211.364
422.492
597.341
284.876
659.949
149.849
613.917
115.121
193.088
698.812
3.565.068
2.181.592
212.479
2.419.795
945.271
293.268
395.073
521.611
377.814
203.109
305.790
362.960
170.884
253.385
662.863
233.112
93.684
124.144
169.374
114.436
87.208
331.107
19.388.791
Jumlah
Jumlah
(5)
(6)
(7)
(8)
87.649
246.132
90.756
120.645
68.173
157.635
31.001
155.812
27.645
50.750
170.256
886.480
541.580
41.943
569.803
211.329
63.826
106.371
88.877
78.397
36.141
63.173
63.123
32.273
44.310
143.200
43.303
17.861
23.610
30.680
23.670
11.619
7.046
4.335.069
87,82
83,35
86,44
85,15
98,64
98,37
84,41
99,00
96,38
102,83
98,12
103,92
97,78
78,11
99,22
96,13
92,49
106,30
73,60
88,72
79,71
81,44
71,22
79,63
77,11
89,07
76,54
80,11
83,35
79,00
93,78
56,54
13,27
92,93
306.666
918.758
300.424
436.508
222.370
618.622
91.136
523.200
82.829
119.301
621.494
2.749.742
1.916.063
156.106
1.957.912
653.611
279.436
337.534
343.903
229.669
140.305
179.946
241.805
109.249
133.981
548.069
108.939
36.888
69.264
124.584
59.012
35.263
48.939
14.701.528
73,37
75,84
71,11
73,08
78,06
93,74
60,82
85,22
71,95
61,79
88,94
77,13
87,83
73,47
80,91
69,15
95,28
85,44
65,93
60,79
69,08
58,85
66,62
63,93
52,88
82,68
46,73
39,37
55,79
73,56
51,57
40,44
14,78
75,82
Lampiran 5.21
No
Provinsi
(1)
(2)
Campak (Kelas 1)
Kelas 2
Kelas 3
Kelas 2+3
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
89.205
88,0
182.947
87,8
132.297
94,9
265.848
94,5
111.119
106.945
101.365
208.310
Riau
149.627
149.627
142.070
139.348
281.418
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Td (Kelas 2+3)
(4)
111.119
Td (Kelas 3)
Kelas 1 DT
Aceh
Sumatera Utara
Td (Kelas 2)
(3)
1
2
DT (Kelas 1)
325.493
113.654
76.447
187.859
41.105
169.515
29.353
42.521
325.493
115.267
76.447
187.859
41.219
169.353
29.531
42.521
314.263
115.166
74.680
180.301
40.397
166.804
28.723
40.538
309.872
112.646
71.438
175.946
40.324
161.413
27.474
38.719
151.054
156.021
155.745
153.396
51.429
52.024
53.988
49.489
855.845
591.069
605.839
234.965
72.249
97.229
857.978
599.540
605.839
234.965
72.249
97.162
858.185
601.658
588.934
227.749
70.444
95.217
149.531
149.531
137.243
137.231
82.423
83.068
78.684
78.679
121.909
49.605
121.909
59.129
89.447
57.375
65.412
89.447
57.375
65.412
114.481
55.706
85.696
56.134
63.317
113.883
53.757
80.202
55.496
64.015
171.533
171.533
171.617
168.788
21.510
21.510
21.454
21.189
57.905
16.973
57.905
16.973
30.798
30.798
29005
13.135
23.605
4.886.538
29.005
13.135
23.605
4.914.549
Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 30 April 2015)
58.428
16.819
25.388
27.183
10.415
20.489
4.804.861
356.247
80.721
328.217
56.197
79.257
57.794
16.662
24.423
26.528
9.710
19.576
4.700.596
104.232
183.662
38.923
164.471
28.980
38.179
309.141
139.975
103.477
50.697
1.164.536
94.289
96,0
73.946
575.602
68.919
143.597
146.118
227.812
1.704.132
220.755
86,5
285.670
845.947
585.721
96.079
624.135
1.187.379
448.504
139.363
189.506
738.449
585.568
559.927
223.956
71.529
87.676
274.474
135.427
157.367
79.739
228.364
109.463
165.898
111.630
127.332
115.684
46.383
83.263
30.213
50.711
340.405
156.927
42.643
17.897
116.222
33.481
49.811
53.711
20.125
40.065
9.505.461
53.446
16.025
26.195
25.602
10.792
20.003
95.404
85,9
142.283
95,1
87,8
307.896
96,7
74.154
91,7
97,8
94,7
97,0
98,7
89,8
105.261
180.122
39.094
162.242
29.133
38.388
92,7
145.971
98,6
51.161
86,3
99,1
92,4
95,3
99,0
90,2
750.690
592.628
560.313
205.548
71.482
87.291
90,6
141.434
96,7
78.674
94,9
93,5
93,1
52,7
77,5
114.501
54.715
83.001
22.124
57.922
91,5
161.854
83,2
17.739
92,3
94,4
85,1
88,3
82,2
84,7
4.483.823 91,76
53.010
16.072
27.426
25.487
10.222
21.380
93.742
87,7
133.551
94,0
94,6
304.215
97,0
72.470
91,3
95,9
94,8
95,8
98,7
90,3
106.246
170.370
38.648
159.620
28.340
36.407
93,6
146.019
98,3
53.119
87,5
98,8
92,5
87,5
98,9
89,8
748.206
590.261
552.202
218.226
69.546
84.464
94,6
126.978
94,7
74.824
93,9
92,5
92,8
38,6
88,5
109.046
52.241
78.285
22.028
56.602
94,4
161.459
82,5
18.129
91,5
94,7
89,1
87,9
77,8
90,6
4.524.622 92,07
52.955
16.024
23.922
23.971
8.714
20.143
96,8
299.910
97,0
69.557
92,3
94,5
95,7
95,7
98,7
89,8
104.076
165.714
38.793
155.044
27.036
35.252
93,8
143.303
98,4
48.576
87,2
98,1
93,8
95,8
98,7
88,7
738.905
525.435
211.608
68.306
83.188
126.969
95,1
74.818
93,8
91,4
39,2
89,4
107.896
50.532
72.969
26.216
57.097
94,1
159.568
84,5
17.637
90,6
95,3
94,2
88,2
83,7
98,3
4.450.973 92,63
92,4
97,4
94,2
96,2
96,1
98,4
91,0
93,4
53.111
15.536
22.912
24.203
8.098
18.392
604.125
210.322
142.027
336.084
77.441
314.664
55.376
71.659
289.322
87,3
1.487.111
91,3
1.077.637
590.241 100,8
92,5
95,3
96,8
98,2
95,9
99,1
88,2
92,5
94,7
94,0
95,1
91,0
47,2
89,2
94,5
91,9
93,2
83,2
93,8
91,2
83,4
94,0
4.362.400 92,81
1.181.531
101.695
429.834
137.852
167.652
253.947
216.942
102.773
149.642
151.254
48.244
113.699
321.027
106.066
31.560
35.766
46.834
48.174
16.812
38.535
96,8
92,3
97,2
94,3
95,9
95,9
98,5
90,4
93,6
87,3
99,5
98,3
92,5
95,8
98,9
88,5
92,5
95,0
93,9
95,1
91,2
43,2
89,3
94,3
91,3
94,3
83,9
94,0
89,7
83,5
96,2
8.814.402 92,73
Lampiran 5.22
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
Dapat Vitamin A
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
56.035
192.948
56.537
140.263
41.605
90.117
40.557
83.302
14.653
28.411
90.404
482.904
301.432
45.494
308.091
118.056
56.657
110.076
37.351
49.112
26.042
36.281
38.837
7.579
34.096
171.959
82.603
26.874
11.086
13.885
tad
13.720
10.499
tad
2.817.466
52.436
162.741
50.667
121.042
37.977
81.734
37.218
71.997
13.269
24.481
68.671
432.505
299.719
45.387
299.249
76.896
55.525
107.745
32.846
40.949
19.422
33.226
31.679
6.809
30.171
138.738
73.789
23.087
9.623
11.001
tad
11.596
6.466
tad
2.508.661
93,6
84,3
89,6
86,3
91,3
90,7
91,8
86,4
90,6
86,2
76,0
89,6
99,4
99,8
97,1
65,1
98,0
97,9
87,9
83,4
74,6
91,6
81,6
89,8
88,5
80,7
89,3
85,9
86,8
79,2
tad
84,5
61,6
tad
89,0
Jumlah Anak
Dapat Vitamin A
Balita 12-59 Bulan
(6)
344.941
1.137.133
389.229
570.743
254.485
669.022
121.822
643.232
107.950
177.674
694.751
3.349.301
2.048.445
176.783
2.410.855
891.708
191.151
385.892
258.864
410.319
177.456
279.911
382.840
61.002
201.400
23.364
612.859
196.686
81.612
100.751
tad
60.247
84.193
tad
17.496.621
(7)
328.022
941.341
345.727
501.396
224.327
585.749
109.995
529.121
94.426
147.106
465.765
2.838.117
2.017.484
175.129
2.150.706
640.331
186.979
371.007
223.476
325.876
134.709
236.369
249.250
39.770
174.035
19.394
511.521
156.872
65.994
85.792
tad
51.117
33.198
tad
14.960.100
95,1
82,8
88,8
87,8
88,1
87,6
90,3
82,3
87,5
82,8
67,0
84,7
98,5
99,1
89,2
71,8
97,8
96,1
86,3
79,4
75,9
84,4
65,1
65,2
86,4
83,0
83,5
79,8
80,9
85,2
tad
84,8
39,4
tad
85,5
400.976
1.330.081
445.766
711.006
296.090
759.139
162.379
726.534
122.603
206.085
785.155
3.832.205
2.349.877
222.277
2.718.946
1.009.764
247.808
495.968
296.215
459.431
203.498
316.192
421.677
68.581
235.492
139.012
695.367
223.560
92.349
114.636
202.853
85.967
94.107
226.803
20.698.399
Dapat Vitamin A
(10)
(11)
380.458
1.104.082
396.394
622.438
262.304
667.483
147.213
601.118
107.695
171.587
534.436
3.270.622
2.317.203
220.516
2.455.802
717.227
242.504
478.752
256.322
366.825
154.131
269.595
280.929
46.579
203.902
114.750
585.310
179.959
75.617
96.793
134.075
72.713
39.663
91.791
17.666.788
94,9
83,0
88,9
87,5
88,6
87,9
90,7
82,7
87,8
83,3
68,1
85,3
98,6
99,2
90,3
71,0
97,9
96,5
86,5
79,8
75,7
85,3
66,6
67,9
86,6
82,5
84,2
80,5
81,9
84,4
66,1
84,6
42,1
40,5
85,4
Lampiran 5.23
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
16
13
14
15
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Eksklusif
(2)
(3)
(4)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
44.128
163.522
38.005
116.506
33.544
60.356
13.350
66.589
10.246
14.196
26.956
462.962
260.419
26.879
247.990
38.185
35.332
48.603
25.139
33.608
9.214
28.741
17.397
3.326
19.717
11.515
49.350
21.228
4.684
9.222
18.467
6.724
9.923
24.177
2.000.200
24.456
61.416
27.967
64.897
21.565
38.910
10.486
42.427
5.630
7.136
18.100
101.062
156.124
19.028
183.573
24.817
25.500
41.172
19.446
16.641
3.751
19.326
11.789
2.106
7.595
6.490
34.214
13.910
2.753
5.994
8.372
4.179
2.710
12.631
1.046.173
Persentase Mendapat
ASI Eksklusif
(5)
55,4
37,6
73,6
55,7
64,3
64,5
78,5
63,7
54,9
50,3
67,1
21,8
60,0
70,8
74,0
65,0
72,2
84,7
77,4
49,5
40,7
67,2
67,8
63,3
38,5
56,4
69,3
65,5
58,8
65,0
45,3
62,2
27,3
52,2
52,3
Lampiran 5.24
No
Provinsi
Jumlah Balita
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
453.311
1.558.123
491.329
1.059.058
306.606
763.119
158.732
812.981
134.233
246.501
836.594
4.306.505
2.623.995
208.648
3.045.458
1.059.617
247.171
487.284
452.989
410.653
200.035
367.038
317.465
58.503
183.865
417.085
746.267
277.389
103.452
123.970
208.163
107.676
70.826
374.959
23.219.600
Cakupan (%)
(4)
(5)
392.102
1.275.911
415.910
789.515
256.435
607.276
133.330
665.066
101.389
161.480
556.267
3.883.233
2.197.314
175.478
2.446.207
883.957
215.008
444.258
372.885
260.779
146.657
280.664
214.296
36.540
151.974
297.292
597.648
218.293
82.668
108.786
155.811
81.595
41.351
113.912
18.761.287
86,50
81,89
84,65
74,55
83,64
79,58
84,00
81,81
75,53
65,51
66,49
90,17
83,74
84,10
80,32
83,42
86,99
91,17
82,32
63,50
73,32
76,47
67,50
62,46
82,66
71,28
80,09
78,70
79,91
87,75
74,85
75,78
58,38
30,38
80,80
Lampiran 5.25
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
(4)
32.521
32.521
388
1.334
583
294
101
310
123
138
67
280
1.448
2.953
4.107
299
6.772
2.242
212
449
3.415
342
92
172
231
138
54
463
245
274
597
283
208
663
570
2.674
388
1.334
583
294
101
310
123
138
67
280
1.448
2.953
4.107
299
6.772
2.242
212
449
3.415
342
92
172
231
138
54
463
245
274
597
283
208
663
570
2.674
%
(5)
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Lampiran 5.26
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA
DENGAN MINIMAL 2 PUSKESMAS MAMPU TATALAKSANA KASUS KEKERASAN TERHADAP ANAK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Provinsi
Jumlah Kabupaten/Kota
(2)
(3)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
23
33
19
12
11
15
10
14
7
7
6
26
35
5
38
8
9
10
21
14
14
13
14
15
11
24
12
6
5
11
9
11
29
497
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 10 Maret 2015)
62
130
45
30
33
33
53
41
17
31
12
122
225
28
160
76
18
20
76
72
32
40
47
59
22
59
25
10
9
34
14
40
19
1.694
23
13
14
12
11
15
10
14
6
6
6
26
32
5
23
7
9
10
18
9
10
9
7
15
11
23
9
5
2
7
5
11
5
388
Persentase Kabupaten/Kota
dengan Minimal 2 Puskesmas
Mampu Tatalaksana Kasus
Kekerasasan terhadap Anak
(5)
100
39,39
73,68
100,00
100
100,00
100
100,00
85,71
85,71
100
100,00
91,43
100,00
60,53
87,50
100
100,00
85,71
64,29
71,43
69,23
50,00
100,00
100
95,83
75,00
83,33
40,00
63,64
55,56
100,00
17,24
78,07
Lampiran 5.27
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA
DENGAN MINIMAL 4 PUSKESMAS MAMPU LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah
Kabupaten/Kota
Jumlah Puskesmas
Mampu PKPR
Jumlah
Kabupaten/Kota
dengan PKPR
Persentase
Kabupaten/Kota
dengan PKPR
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
23
33
19
12
11
15
10
14
7
7
6
26
35
5
38
8
9
10
21
14
14
13
14
15
11
24
12
6
5
11
9
11
29
497
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 10 Maret 2015)
92
241
85
83
54
134
71
64
39
40
22
356
265
76
277
54
50
40
146
124
57
85
51
78
41
101
49
22
18
92
22
41
25
2.995
15
27
18
11
10
12
8
14
7
5
5
26
33
5
37
7
9
10
18
13
10
9
8
12
9
23
12
5
3
6
4
9
5
405
65,22
81,82
94,74
91,67
90,91
80,00
80,00
100,00
100
71,43
83,33
100,00
94,29
100,00
97,37
87,50
100
100,00
85,71
92,86
71,43
69,23
57,14
80,00
81,82
95,83
100
83,33
60,00
54,55
44,44
81,82
17,24
81,49
Lampiran 5.28
JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAKUKAN PEMBINAAN KESEHATAN ANAK
DI PANTI ANAK TERLANTAR MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
Provinsi
Puskesmas Memiliki
Panti Anak Terlantar
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
97
20
67
51
31
60
9
59
10
22
31
85
29
32
415
41
27
97
85
54
tad
44
45
20
56
150
50
18
tad
20
13
tad
tad
1.738
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 9 Januari 2015)
52
19
67
31
31
48
4
55
9
22
31
85
29
32
324
32
27
28
85
53
tad
44
45
20
39
67
47
18
tad
16
10
tad
tad
1.370
Persentase (%)
(5)
53,61
95,00
100
60,78
100
80,00
44,44
93,22
90,00
100,00
100
100,00
100
100,00
78,07
78,05
100
28,87
100
98,15
tad
100,00
100
100,00
69,64
44,67
94,00
100,00
tad
80,00
76,92
tad
tad
78,83
127
22
101
68
48
115
13
117
13
52
80
130
41
53
993
43
59
227
130
117
tad
84
65
34
112
215
70
29
tad
80
77
tad
tad
3.315
Lampiran 5.29
CAKUPAN SEKOLAH DASAR (SD) YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN SISWA SD/MI KELAS 1
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
Provinsi
Jumlah SD/MI
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Sumber: Ditjen Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2014 (update s.d. 10 Maret 2015)
3.948
9.517
4.276
2.999
2.644
4.827
1.412
5.116
816
899
3.394
22.932
23.195
2.041
24.779
4.993
2.464
3.870
2.976
4.326
2.728
3.221
1.913
2.153
2.769
6.877
2.305
994
1.426
1.658
1.061
751
2.140
161.420
3.158
5.517
4.233
2.143
2.534
2.037
1.220
4.794
816
833
3.374
21.832
19.927
2.041
22.702
3.363
2.464
3.549
411
4.326
1.987
2.829
1.709
1.387
2.533
5.965
1.647
918
674
830
579
314
0
132.646
(5)
79,99
57,97
98,99
71,46
95,84
42,20
86,40
93,71
100,00
92,66
99,41
95,20
85,91
100,00
91,62
67,35
100,00
91,71
13,81
100,00
72,84
87,83
89,34
64,42
91,48
86,74
71,45
92,35
47,27
50,06
54,57
41,81
0,00
82,17
Lampiran 5.30
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku Utara
Indonesia
Jumlah Puskesmas
Memiliki Lapas/Rutan
(3)
1
8
2
10
1
10
tad
2
4
tad
1
7
9
tad
38
2
2
1
22
1
tad
1
tad
1
9
2
5
2
tad
141
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 9 Januari 2015)
Persentase (%)
(4)
(5)
100
100
100
100
100
90
tad
50
100
tad
100
100
88,89
tad
100
100
100
100
95,45
100
tad
100
tad
100
44,44
100
100
100
tad
1
8
2
10
1
9
tad
1
4
tad
1
7
8
tad
38
2
2
1
21
1
tad
1
tad
1
4
2
5
2
tad
132
93,62
Jumlah Seluruh
Lapas/Rutan di Wilayah
Kerja Puskesmas
(6)
1
8
2
10
1
10
tad
2
4
tad
1
7
8
tad
38
2
2
1
22
1
tad
1
tad
1
9
2
6
2
tad
141
Lampiran 5.31
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Maluku Utara
Indonesia
Jumlah Puskesmas
Memiliki SLB
(3)
1
12
67
1
11
19
7
9
7
5
5
114
45
43
1
29
12
27
tad
tad
11
13
tad
8
43
8
3
501
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015 (update s.d. 9 Januari 2015)
Persentase (%)
(4)
(5)
1
12
67
1
11
18
7
4
7
5
5
114
45
43
1
21
12
5
tad
tad
11
12
tad
8
28
8
3
449
100
100
100
100
100
94,74
100
44,44
100
100
100
100
100
100
100
72,41
100
18,52
tad
tad
100
92,31
tad
100
65,12
100
100
90
(6)
1
13
96
1
11
28
14
9
7
5
0
132
49
47
1
29
12
28
tad
tad
11
18
tad
9
43
11
3
578
Lampiran 5.32
PREVALENSI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U)
MENURUT PROVINSI, RISKESDAS 2013
Status Gizi Menurut BB/U
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(3)
(4)
(5)
(6)
7,9
8,3
6,9
9,0
5,7
6,3
6,0
6,9
2,8
4,0
2,8
4,4
4,1
4,0
4,9
4,3
3,0
6,3
11,5
10,3
6,6
8,2
3,9
3,7
6,6
6,6
8,0
6,9
7,0
10,5
9,2
11,9
9,2
5,7
18,4
14,1
14,3
13,5
14,0
12,0
12,7
11,9
12,3
11,6
11,2
11,3
13,5
12,2
14,2
12,9
10,2
19,4
21,5
16,2
16,7
19,2
12,7
12,8
17,5
19,0
15,9
19,2
22,1
17,8
15,7
19,0
12,6
13,9
70,7
72,8
76,0
70,8
75,6
74,5
73,3
73,7
80,4
81,7
78,5
79,9
78,9
80,3
76,7
78,1
81,4
71,5
64,4
68,5
72,3
69,2
77,6
79,0
73,5
71,5
72,2
70,9
66,9
67,2
71,7
66,2
71,9
75,9
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2,9
4,8
2,8
6,7
4,8
7,2
8,0
7,6
4,6
2,6
7,5
4,3
3,5
3,5
4,1
4,7
5,5
2,8
2,5
5,0
4,4
3,4
5,8
4,5
2,5
2,9
3,9
3,0
4,0
4,5
3,4
2,9
6,3
4,5
Lampiran 5.33
PREVALENSI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U)
MENURUT PROVINSI, RISKESDAS 2013
Status Gizi Menurut TB/U
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Pendek (%)
Normal (%)
(3)
(4)
(5)
20,1
22,7
18,4
20,0
19,0
19,9
22,5
27,6
12,6
10,0
12,1
16,9
16,8
8,2
16,8
16,4
13,1
20,5
26,2
22,5
18,4
20,4
11,8
17,0
17,7
16,4
21,2
14,7
22,3
20,4
18,3
21,9
25,0
18,0
21,4
19,8
20,8
16,8
18,9
16,8
17,2
15,0
16,1
16,3
15,4
18,4
19,9
19,1
19,0
16,6
19,5
24,7
25,5
16,1
22,9
23,8
15,8
17,8
23,3
24,5
21,4
24,2
25,7
20,2
22,8
22,8
15,1
19,2
58,5
57,5
60,8
63,2
62,1
63,3
60,3
57,4
71,3
73,7
72,5
64,7
63,2
72,8
64,2
67,0
67,5
54,7
48,3
61,4
58,7
55,8
72,5
65,2
58,9
59,1
57,4
61,1
52,0
59,4
59,0
55,4
59,9
62,8
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Lampiran 5.34
PREVALENSI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN (BB/TB)
MENURUT PROVINSI, RISKESDAS 2013
Status Gizi Menurut BB/TB
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Kurus (%)
(3)
6,1
7,5
5,2
6,9
5,8
5,9
6,9
5,6
4,0
6,0
4,4
5,0
4,5
4,7
4,4
6,5
3,4
5,2
7,4
10,4
5,4
4,5
3,9
3,4
3,6
3,8
5,9
5,6
4,6
6,1
3,9
6,2
8,0
5,3
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Normal (%)
Gemuk (%)
(4)
(5)
(6)
9,6
7,4
7,4
8,7
7,7
6,4
7,9
6,2
6,2
6,3
5,8
5,9
6,6
4,7
7,0
7,3
5,4
6,7
8,1
8,3
7,0
8,3
7,7
6,5
5,8
7,2
5,5
6,1
6,2
10,1
8,3
9,2
6,8
6,8
74,5
72,2
77,3
70,2
73,3
70,9
68,7
66,8
76,1
78,7
78,1
77,3
76,9
80,2
76,9
74,4
78,6
79,7
76,6
68,9
76,7
77,4
75,9
79,6
82,1
82,2
79,0
81,4
81,3
77,4
80,5
77,1
70,2
76,1
9,8
12,8
10,1
14,3
13,1
16,7
16,4
21,4
13,6
8,9
11,7
11,8
12,0
10,3
11,8
11,8
12,6
8,5
8,0
12,5
10,9
9,9
12,6
10,5
8,5
6,8
9,6
6,9
7,9
6,4
7,3
7,5
15,0
11,8
Lampiran 5.35
PREVALENSI STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN TINGGI BADAN MENURUT UMUR DAN
BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN (TB/U DAN BB/TB) MENURUT PROVINSI, RISKESDAS 2013
Status Gizi Menurut TB/U dan BB/TB
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Pendek-Kurus (%) Pendek-Normal (%) Pendek-Gemuk (%) Normal-Kurus (%) Normal-Normal (%) Normal-Gemuk (%)
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
4,13
3,51
2,23
3,58
3,16
2,24
2,00
2,46
2,40
0,98
1,06
1,98
1,80
1,81
2,45
1,93
1,58
2,96
5,25
3,51
3,31
5,08
2,12
2,25
2,55
3,11
3,44
3,18
2,54
5,60
4,33
5,73
2,71
2,53
(4)
31,00
30,00
30,18
25,19
25,22
23,73
26,08
26,31
20,79
20,29
20,56
26,35
27,02
22,23
26,55
23,46
24,10
36,88
41,35
27,27
30,73
33,29
19,08
25,94
32,91
34,11
32,58
32,18
40,91
30,34
31,90
33,65
27,03
27,46
(5)
6,16
8,34
7,00
7,88
8,27
9,89
9,87
12,60
5,79
4,45
4,49
6,65
7,28
2,89
6,18
6,84
6,18
5,32
5,93
7,50
7,42
5,42
5,31
5,98
5,35
3,54
6,66
3,65
4,47
4,13
4,95
5,25
9,80
6,70
(6)
11,54
11,41
10,36
11,97
10,42
10,13
12,84
9,38
7,84
11,33
9,13
8,91
9,30
7,67
8,95
11,85
7,25
8,91
10,19
15,15
9,06
7,68
9,41
7,67
6,82
7,89
7,98
8,52
8,26
10,58
7,83
9,70
12,10
9,59
(7)
43,48
42,22
47,09
44,97
48,05
47,18
42,66
40,45
55,36
58,46
57,57
50,93
49,85
57,99
50,30
50,91
54,46
42,77
35,24
41,61
45,98
44,09
56,84
53,67
49,23
48,06
46,42
49,26
40,41
47,08
48,62
43,44
43,18
48,66
(8)
3,69
4,51
3,13
6,41
4,88
6,83
6,55
8,79
7,83
4,49
7,18
5,18
4,75
7,41
5,57
5,00
6,42
3,15
2,04
4,96
3,51
4,43
7,25
4,48
3,14
3,29
2,92
3,21
3,41
2,27
2,37
2,23
5,19
5,06
Lampiran 5.36
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Kurus (%)
(3)
11,07
6,46
11,84
8,89
10,42
11,08
8,77
8,41
9,20
8,58
9,28
10,97
12,22
15,15
11,97
12,46
8,70
15,05
19,50
9,93
11,45
15,10
7,87
5,56
10,46
12,74
10,31
8,59
11,59
12,11
7,73
8,14
6,98
11,09
Normal (%)
(4)
61,08
62,47
64,62
65,39
66,84
68,14
67,53
73,08
60,34
60,94
55,85
62,09
64,20
58,26
59,97
62,72
62,56
65,48
67,54
69,91
65,53
60,22
56,75
53,90
61,42
63,05
66,30
56,74
67,61
62,94
61,66
61,39
63,40
62,68
BB Lebih (%)
(5)
11,57
12,97
10,08
12,05
10,42
9,86
10,84
9,80
12,50
12,30
14,03
11,75
10,77
10,82
11,69
11,18
13,27
9,24
6,72
9,72
10,79
10,67
14,78
16,47
11,75
10,65
10,99
13,69
10,63
10,89
12,30
12,42
13,77
11,48
Obese (%)
(6)
16,28
18,09
13,46
13,68
12,32
10,92
12,86
8,72
17,96
18,18
20,84
15,19
12,81
15,76
16,36
13,64
15,46
10,23
6,23
10,45
12,23
14,01
20,61
24,07
16,37
13,56
12,40
20,98
10,16
14,06
18,30
18,04
15,86
14,76
Lampiran 6.1
No
Laki-laki
Provinsi
Jumlah
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
2.641
9.859
3.071
2.308
1.691
3.273
925
3.042
605
876
5.189
18.132
9.254
721
12.653
2.858
1.001
2.670
1.957
2.787
983
2.005
1.061
230
3.233
1.468
4.977
2.345
915
709
1.219
520
344
929
106.451
Perempuan
%
Jumlah
(4)
(5)
64,9
65,6
65,2
64,8
62,9
61,1
65,0
59,5
66,1
65,4
61,4
57,6
57,6
58,2
56,9
61,0
61,9
60,7
58,2
65,3
62,8
62,5
63,9
61,0
61,9
60,3
60,0
59,6
60,4
59,3
57,6
57,6
59,6
56,0
60,3
1.429
5.172
1.641
1.256
997
2.080
498
2.067
310
463
3.263
13.337
6.825
518
9.591
1.830
615
1.726
1.407
1.478
582
1.202
599
147
1.993
965
3.320
1.587
599
486
896
383
233
731
70.226
%
(6)
35,1
34,4
34,8
35,2
37,1
38,9
35,0
40,5
33,9
34,6
38,6
42,4
42,4
41,8
43,1
39,0
38,1
39,3
41,8
34,7
37,2
37,5
36,1
39,0
38,1
39,7
40,0
40,4
39,6
40,7
42,4
42,4
40,4
44,0
39,7
Laki-laki+ Perempuan
(7)
4.070
15.031
4.712
3.564
2.688
5.353
1.423
5.109
915
1.339
8.452
31.469
16.079
1.239
22.244
4.688
1.616
4.396
3.364
4.265
1.565
3.207
1.660
377
5.226
2.433
8.297
3.932
1.514
1.195
2.115
903
577
1.660
176.677
Lampiran 6.2
No
Provinsi
(1)
(2)
0 - 14
(3)
(4)
(5)
Aceh
10
11
Riau
11
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
21
19
16
30
0
5
22
15 - 24
225
295
224
13
195
25
1
2
39
(7)
289
1.098
10
(6)
29
21
380
322
12
18
12
15
2
9
22
10
8
1
5
22
12
6
1
10
13
12
14
11
4
5
7
2
4
21
509
0,66%
13
5
2
7
7
2
21
659
474
360
106
90
327
303
284
319
309
240
110
84
202
186
169
134
23
25
399
320
155
164
541
520
286
256
143
107
101
84
191
185
97
89
271
14.281
93
260
13.094
15,49%
52
474
169
109
555
417
120
74
240
145
1.553
310
683
117
1.417
325
494
1.295
101
13
624
667
1.167
111
239
198
64
1.073
501
347
3.191
290
236
3.283
48
583
326
156
273
(12)
157
91
36
527
(11)
2.205
86
858
299
(10)
1.061
53
129
489
(9)
2.045
277
75
(8)
1.181
75
307
2.059
284
110
953
283
384
25 - 34
161
1.810
755
448
205
162
484
311
411
329
499
302
218
123
358
213
246
168
44
43
579
365
239
224
920
651
454
362
172
103
150
102
254
198
128
98
281
21.370
86
91
206
15.300
20,76%
109
605
420
134
64
214
123
1.978
443
167
97
1.433
252
678
1.091
3.059
296
499
828
4.002
1.696
528
100
105
129
2.247
1.811
1.272
384
197
107
455
305
350
231
575
256
195
127
413
277
201
98
47
25
591
384
427
305
298
182
990
144
154
217
93
61
153
20.441
118
13.560
19,24%
1.429
338
146
175
74
2.308
1.256
560
568
183
539
109
93
636
256
143
298
71
299
47
41
333
354
160
342
189
88
530
379
330
183
568
302
206
107
441
241
191
94
51
34
652
388
491
305
295
183
684
190
100
98
223
154
71
43
110
21.307
68
35
65
13.264
19,57%
367
135
570
284
554
149
376
170
43
1.048
72
205
91
310
184
246
98
187
66
15
51
42
17
114
390
48
38
209
20
281
129
88
53
1.303
124
160
172
1.555
1.827
292
311
2.809
140
37
2.641
2.152
498
(18)
123
776
2.835
70
(17)
Total
P
257
689
1.152
1.301
208
1.521
1.848
(16)
2.764
110
67
638
(15)
2.244
1.003
158
53
65
3.352
639
129
54
147
1.006
2.588
546
125
486
333
420
(14)
199
88
616
(13)
1.655
399
177
55 - 64
967
300
633
629
3.488
1.641
606
199
134
60
39
83
42
18.471
15,94%
41
14
9.696
5.189
463
3.263
5.109
915
1.339
8.452
22.244
292
100
2.670
93
28
205
167
289
260
206
74
21
83
76
156
110
86
33
122
50
876
310
1.423
9.591
255
86
605
2.067
5.353
12.653
556
223
95
3.042
498
3.564
609
1.133
420
148
925
2.688
2.080
4.712
31.469
194
517
3.273
997
1.641
13.337
411
125
1.691
15.031
18.132
329
891
3.071
4.070
5.172
578
591
279
9.859
(19)
193
621
114
73
128
46
33
10.072
8,33%
79
296
60
40
9.254
721
2.858
1.001
1.957
2.787
983
2.005
1.061
230
615
1.726
1.407
1.478
582
1.202
599
147
2.345
1.587
1.468
4.977
915
709
22
929
4.653
1.830
1.993
1.219
518
3.233
60
21
6.825
520
344
106.451
965
3.320
599
486
896
383
233
731
70.226
100,00%
16.079
1.239
4.688
1.616
4.396
3.364
4.265
1.565
3.207
1.660
377
5.226
2.433
8.297
3.932
1.514
1.195
2.115
903
577
1.660
176.677
Lampiran 6.3
No
Provinsi
(1)
(2)
Aceh
Riau
2
3
5
6
7
8
9
Jumlah
penduduk
(3)
Sumatera Barat
Perempuan
(4)
(5)
Sumatera Selatan
1.828.291
Lampung
7.972.246
1.380.762
10 Kepulauan Riau
2.031.895
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat
15 Jawa Timur
4.225.384
4.702.389
5.070.746
20 Kalimantan Barat
4.546.439
21 Kalimantan Tengah
2.368.654
22 Kalimantan Selatan
3.913.908
23 Kalimantan Timur
3.508.012
24 Kalimantan Utara
607.729
25 Sulawesi Utara
2.382.941
26 Sulawesi Tengah
2.839.290
27 Sulawesi Selatan
8.395.747
28 Sulawesi Tenggara
2.417.962
29 Gorontalo
1.134.498
30 Sulawesi Barat
1.284.620
31 Maluku
32 Maluku Utara
1.692
538
982
18.248
3.799
2.726
3.525
1.503
2.881
1.912
382
3.555
2.013
6.668
2.570
981
839
11.779
2.981
1.192
2.537
1.960
1.904
901
1.866
1.225
266
2.228
1.348
575
655
117.960
9.859
3.071
1.691
3.273
925
3.042
605
876
5.189
3.564
75
997
2.688
498
2.067
310
463
3.263
(11)
110
15.031
2.080
BTA Positif
(10)
4.070
5.172
1.641
Semua Kasus
4.712
5.353
111
90
79
134
99
1.423
100
1.339
132
5.109
915
8.452
84
108
168
18.132
13.337
31.469
41.088
12.653
9.591
22.244
107
6.336
2.670
4.396
135
1.565
101
27.183
7.190
2.946
4.686
5.429
2.404
4.747
3.137
648
5.783
3.361
4.295
1.625
9.254
721
2.858
1.001
1.957
2.787
983
2.005
1.061
230
615
1.726
1.407
1.478
582
1.202
599
147
2.345
1.587
1.468
4.977
915
709
4.012
929
285.254
1.830
1.993
1.219
1.528
518
3.233
3.718
1.369
6.825
520
344
106.451
965
3.320
599
486
896
383
233
731
70.226
16.079
1.239
4.688
1.616
3.364
4.265
3.207
1.660
377
5.226
2.433
8.297
3.932
1.514
1.195
2.115
903
577
1.660
176.677
70,08%
86
141
61.974
1.430
644
1.809
167.294
2.674
591
1.725
2.203
873
1.491
11.199
3.486.432
794
6.682
4.531
1.655
877.437
1.821
2.544
22.840
1.754
7.955
1.129
27.402
4.209
1.256
17.074
34.572
15.404
2.308
6.843
6.877
2.063
252.124.458
953
2.753
(9)
4.748
3.072
649
(8)
1.429
1.157
3.146
Perempuan
(7)
2.641
19.062
2.520
Laki-laki
5.200
6.596
1.708.190
1.141.561
3.929
1.415
11.834.087
17 Bali
1.172
3.594.290
38.529.481
16 Banten
4.809
10.197
32.779.832
14 DI Yogyakarta
4.323
10.135.030
46.300.543
13 Jawa Tengah
1.719
1.915
7.996.535
Bengkulu
3.029
3.412.459
6.358.636
(6)
1.872
12.466
BTA Positif
Laki-laki +
Perempuan
3.328
13.527.937
5.098.790
Jambi
34 Papua
Indonesia
Laki-laki
4.731.705
Sumatera Utara
33 Papua Barat
Semua Kasus
134
83
71
61
70
92
119
121
89
107
92
56
67
78
64
66
66
83
68
49
34
58
40
38
93
66
94
66
82
47
62
243
219
178
163
218
124
118
133
143
111
120
174
115
113
86
99
133
93
79
66
48
70
Lampiran 6.4
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Jumlah
(3)
(4)
Aceh
3.424
1.511
Sumatera Utara
16.930
14.742
Sumatera Barat
4.810
3.917
Riau
3.513
2.539
Jambi
3.120
2.094
Sumatera Selatan
5.838
4.762
Bengkulu
1.703
1.331
Lampung
6.411
5.685
Kep. Bangka Belitung
980
795
Kepulauan Riau
1.429
613
DKI Jakarta
8.627
5.657
Jawa Barat
33.460
26.071
Jawa Tengah
20.446
12.928
DI Yogyakarta
1.278
513
Jawa Timur
23.703
20.245
Banten
7.985
4.764
Bali
1.475
1.111
Nusa Tenggara Barat
4.142
3.338
Nusa Tenggara Timur
4.303
3.659
Kalimantan Barat
4.555
1.988
Kalimantan Tengah
1.446
821
Kalimantan Selatan
3.424
3.044
Kalimantan Timur
2.079
1.675
Kalimantan Utara
516
331
Sulawesi Utara
5.175
4.944
Sulawesi Tengah
2.705
2.242
Sulawesi Selatan
8.932
6.842
Sulawesi Tenggara
4.210
2.522
Gorontalo
1.825
1.554
Sulawesi Barat
1.270
933
Maluku
2.242
1.461
Maluku Utara
1.049
333
Papua Barat
736
230
Papua
2.569
525
Indonesia
196.310
145.720
Sumber: Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2015
Keterangan: *kohort tahun 2014
(Per Tanggal 29 maret 2015, kab/kota yang sudah melaporkan lengkap dan valid 81%)
Pengobatan Lengkap
%
Jumlah
(5)
(6)
44,1
87,1
81,4
72,3
67,1
81,6
78,2
88,7
81,1
42,9
65,6
77,9
63,2
40,1
85,4
59,7
75,3
80,6
85,0
43,6
56,8
88,9
80,6
64,1
95,5
82,9
76,6
59,9
85,2
73,5
65,2
31,7
31,3
20,4
117
599
330
426
137
472
111
382
19
331
1.382
2.459
803
50
1.436
800
184
426
414
56
312
127
206
65
212
238
500
328
192
59
229
223
182
154
74,2
13.961
%
(7)
3,4
3,5
6,9
12,1
4,4
8,1
6,5
6,0
1,9
23,2
16,0
7,3
3,9
3,9
6,1
10,0
12,5
10,3
9,6
1,2
21,6
3,7
9,9
12,6
4,1
8,8
5,6
7,8
10,5
4,6
10,2
21,3
24,7
6,0
7,1
Keberhasilan Pengobatan
Jumlah
(8)
(9)
1.628
15.341
4.247
2.965
2.231
5.234
1.442
6.067
814
944
7.039
28.530
13.731
563
21.681
5.564
1.295
3.764
4.073
2.044
1.133
3.171
1.881
396
5.156
2.480
7.342
2.850
1.746
992
1.690
556
412
679
47,5
90,6
88,3
84,4
71,5
89,7
84,7
94,6
83,1
66,1
81,6
85,3
67,2
44,1
91,5
69,7
87,8
90,9
94,7
44,9
78,4
92,6
90,5
76,7
99,6
91,7
82,2
67,7
95,7
78,1
75,4
53,0
56,0
26,4
159.681
81,3
Lampiran 6.5
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah Kasus
Kumulatif
2013
2014
1987-2013
(3)
(4)
(5)
(6)
27
260
120
130
62
62
25
137
28
99
1.187
184
798
243
1.778
208
708
128
287
98
9
88
53
144
52
231
56
16
3
117
79
154
2.078
9.649
47
41
150
172
83
37
94
59
7
996
33
524
134
2.583
253
682
83
335
221
11
83
176
146
90
328
51
16
4
142
65
626
1.891
10.163
44
231
240
167
59
87
19
71
16
130
60
740
827
92
727
53
389
21
23
76
206
163
112
209
54
6
3
106
57
13
493
5.494
209
1.573
1.192
1.168
500
409
230
494
319
382
7.963
4.191
4.079
916
12.347
1.199
4.811
526
1.927
2.131
122
429
795
961
322
1.998
266
87
10
365
294
1.734
11.841
65.790
Lampiran 6.6
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2013
2014
(3)
(4)
(5)
29.037
32.711
26
1.337
133
314
203
230
40
335
132
792
3.926
1.416
1.110
272
2.912
395
1.737
110
242
465
46
88
392
212
86
524
71
8
7
295
92
535
3.028
21.511
46
1.603
222
412
208
262
79
189
97
926
5.865
3.041
2.322
489
3.391
502
1.690
170
259
525
57
174
467
264
147
792
100
26
0
236
54
448
3.974
60
1.628
321
550
170
252
92
256
113
973
5.851
3.740
2.867
614
4.508
680
2.129
149
249
699
113
227
539
392
131
839
160
24
30
414
63
600
3.278
Lampiran 6.7
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
JUMLAH DAN PERSENTASE KASUS AIDS PADA PENGGUNA NAPZA SUNTIKAN (IDU)
MENURUT PROVINSI SAMPAI DENGAN DESEMBER 2014
Provinsi
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
44
231
240
167
59
87
19
71
16
0
130
60
740
0
827
92
727
53
389
21
23
76
206
163
112
209
54
6
3
106
57
13
493
5.494
2
6
17
6
13
6
1
9
0
0
0
3
11
0
32
17
1
0
0
2
1
0
8
2
2
37
0
1
1
0
4
0
0
182
4,5
2,6
7,1
3,6
22,0
6,9
5,3
12,7
0,0
0,0
5,0
1,5
3,9
18,5
0,1
0,0
0,0
9,5
4,3
0,0
3,9
1,2
1,8
17,7
0,0
16,7
33,3
0,0
7,0
0,0
0,0
3,3
Lampiran 6.8
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jumlah
Layanan
(2)
(3)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
14
49
23
40
11
23
12
16
4
17
77
380
174
39
211
66
48
21
4
25
9
35
15
25
8
89
3
1
6
21
1
40
76
1.583
Jumlah Klien
Berkunjung
(4)
(5)
2.989
40.997
16.240
40.214
3.869
22.021
8.897
6.221
1.559
34.041
125.443
246.439
123.925
14.332
95.806
19.164
36.749
19.921
8.219
29.832
5.067
22.564
2.147
27.732
3.153
48.748
10.959
2.035
705
11.694
849
19.762
59.538
1.111.831
2.567
40.902
16.171
39.984
3.667
22.021
8.895
6.220
1.559
30.834
121.364
246.323
123.869
14.324
95.796
19.053
36.501
19.915
8.188
29.787
4.981
22.265
2.078
27.687
3.151
48.556
10.959
2.033
705
11.684
847
19.760
55.853
1.098.499
Jumlah Klien
Menjalani Tes HIV
Jumlah Klien
Positif HIV
% Klien Positif
HIV
(6)
(7)
(8)
(9)
2.584
40.952
16.369
39.612
3.765
22.021
8.899
6.216
1.558
30.664
120.704
246.135
123.645
14.294
96.013
19.003
36.531
19.864
8.188
29.498
5.038
22.408
2.114
27.343
3.146
48.506
10.959
2.035
701
11.858
847
19.537
54.141
1.095.148
2.577
40.953
16.183
39.646
3.694
22.021
8.898
6.200
1.557
30.349
120.189
245.187
125.221
14.398
95.297
18.967
36.016
19.857
8.190
29.451
4.982
22.214
2.110
28.041
3.127
47.956
10.959
2.035
703
11.796
847
19.201
53.175
1.091.997
60
1.628
321
550
170
252
92
256
113
973
5.851
3.740
2.867
614
4.508
680
2.129
149
249
699
227
539
113
392
131
839
160
24
30
414
63
600
3.278
32.711
2,3
4,0
2,0
1,4
4,5
1,1
1,0
4,1
7,3
3,2
4,8
1,5
2,3
4,3
4,7
3,6
5,8
0,8
3,0
2,4
4,5
2,4
5,3
1,4
4,2
1,7
1,5
1,2
4,3
3,5
7,4
3,1
6,1
3,0
Lampiran 6.9
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Target
Penemuan
Pneumonia
Balita
< 1 Tahun
1-4 Tahun
< 1 Tahun
1-4 Tahun
< 1 Tahun
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
30.811
135.914
49.377
59.526
31.916
77.840
18.350
79.755
13.602
101.350
457.362
332.801
25.219
301.312
114.356
41.065
46.813
46.895
26.163
37.247
22.639
27.780
78.951
24.033
11.370
12.352
15.269
11.071
2.231.138
311
13.180
3.528
2.513
1.276
5.670
338
2.806
2.214
13.372
67.094
23.841
724
31.480
11.218
1.279
8.389
681
180
6.311
215
3.617
2.158
1.193
1.883
523
82
287
206.363
895
13.696
9.558
7.638
4.148
11.167
851
6.872
5.293
25.628
122.162
67.373
2.183
70.956
22.407
3.366
13.720
1.692
221
8.778
377
7.244
5.518
2.773
3.003
1.010
127
446
419.102
367
13.417
3.685
2.593
1.308
5.971
346
2.884
2.309
13.810
71.855
27.904
777
32.976
11.887
1.301
9.249
714
183
8.294
233
3.808
2.275
1.257
2.012
540
99
306
222.360
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Pneumonia Berat
56
237
157
80
32
301
8
78
95
438
4.761
4.063
53
1.496
669
22
860
33
3
1.983
18
191
117
64
129
17
17
19
15.997
107
160
141
136
43
246
10
56
64
426
3.637
4.188
36
2.619
559
45
1.209
37
12
1.748
12
156
130
138
66
22
17
8
16.028
Jumlah
Jumlah
(9)
(10)
(11)
1.002
13.856
9.699
7.774
4.191
11.413
861
6.928
5.357
26.054
125.799
71.561
2.219
73.575
22.966
3.411
14.929
1.729
233
10.526
389
7.400
5.648
2.911
3.069
1.032
144
454
435.130
1.369
27.273
13.384
10.367
5.499
17.384
1.207
9.812
7.666
39.864
197.654
99.465
2.996
106.551
34.853
4.712
24.178
2.443
416
18.820
622
11.208
7.923
4.168
5.081
1.572
243
760
657.490
1-4 Tahun
4,44
20,07
27,11
17,42
17,23
22,33
6,58
12,30
56,36
39,33
43,22
29,89
11,88
35,36
30,48
11,47
51,65
5,21
1,59
50,53
2,75
40,35
10,04
17,34
44,69
12,73
1,59
6,86
29,47
Lampiran 6.10
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Penderita Pneumonia
CFR (%)
< 1 Tahun
1-4 Tahun
Jumlah
< 1 Tahun
1-4 Tahun
Jumlah
< 1 Tahun
1-4 Tahun
0-4 Tahun
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
367
13.417
3.685
2.593
1.308
5.971
346
2.884
2.309
13.810
71.855
27.904
777
32.976
11.887
1.301
9.249
714
183
8.294
233
3.808
2.275
1.257
2.012
540
99
306
222.360
1.002
13.856
9.699
7.774
4.191
11.413
861
6.928
5.357
26.054
125.799
71.561
2.219
73.575
22.966
3.411
14.929
1.729
233
10.526
389
7.400
5.648
2.911
3.069
1.032
144
454
435.130
1.369
27.273
13.384
10.367
5.499
17.384
1.207
9.812
7.666
39.864
197.654
99.465
2.996
106.551
34.853
4.712
24.178
2.443
416
18.820
622
11.208
7.923
4.168
5.081
1.572
243
760
657.490
7
7
8
0
0
0
0
0
0
0
17
0
0
13
0
0
32
2
0
0
1
0
128
13
0
0
8
2
238
5
2
5
0
0
0
0
0
0
0
15
0
0
11
0
10
5
2
0
0
0
0
165
37
0
0
1
0
258
12
9
13
0
0
0
0
0
0
0
32
0
0
24
0
10
37
4
0
0
1
0
293
50
0
0
9
2
496
1,91
0,05
0,22
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,02
0,00
0,00
0,04
0,00
0,00
0,35
0,28
0,00
0,00
0,43
0,00
5,63
1,03
0,00
0,00
8,08
0,65
0,11
0,50
0,01
0,05
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,01
0,00
0,00
0,01
0,00
0,29
0,03
0,12
0,00
0,00
0,00
0,00
2,92
1,27
0,00
0,00
0,69
0,00
0,06
0,88
0,03
0,10
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,02
0,00
0,00
0,02
0,00
0,21
0,15
0,16
0,00
0,00
0,16
0,00
3,70
1,20
0,00
0,00
3,70
0,26
0,08
Lampiran 6.11
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Perkiraan Diare
di Fasilitas Kesehatan
Diare Ditangani
% Diare Ditangani
(2)
(3)
(4)
(5)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
101.258
109.114
134.955
73.027
174.735
39.125
174.175
26.247
216.890
999.809
701.488
824.531
253.249
90.423
100.631
49.405
83.758
179.669
24.278
4.356.768
8.713.537
106.791
111.804
125.463
64.180
169.769
10.653
98.446
8.973
223.579
1.068.685
393.829
1.015.968
246.077
51.447
189.168
32.634
96.098
206.494
25.430
4.245.488
8.490.976
105,46
102,47
93
87,89
97
27,23
57
34,19
103,08
107
56,14
123,22
97
56,90
188
66,05
115
115
105
97
97,45
Lampiran 6.12
JUMLAH KASUS BARU KUSTA DAN CASE DETECTION RATE (CDR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2014
Penduduk
No
Provinsi
Laki-laki
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
2.365.626
6.753.829
2.527.260
3.273.675
1.742.763
4.068.596
932.755
4.101.852
714.779
1.041.183
5.136.173
23.557.049
16.286.404
1.774.459
19.021.215
6.051.954
2.127.969
2.279.683
2.516.606
2.321.739
1.233.335
1.979.604
2.165.984
1.215.227
1.453.503
4.098.674
1.212.907
567.181
642.684
861.747
582.295
462.254
1.850.900
126.921.864
Perempuan
(4)
2.366.079
6.774.108
2.571.530
3.084.961
1.669.696
3.927.939
895.536
3.870.394
665.983
990.712
4.998.857
22.743.494
16.493.428
1.819.831
19.508.266
5.782.133
2.097.415
2.422.706
2.554.140
2.224.700
1.135.319
1.934.304
1.949.757
1.167.714
1.385.787
4.297.073
1.205.055
567.317
641.936
846.443
559.266
415.183
1.635.532
125.202.594
Klasifikasi
Jenis Kelamin
Laki-laki +
Perempuan
PB
MB
PB + MB
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki +
Perempuan
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
316
107
107
92
50
192
17
95
35
8
156
1.238
1.181
61
2.453
532
68
164
302
35
59
130
103
233
180
691
160
107
122
336
313
374
638
267
69
52
28
28
112
4
47
19
9
102
679
679
18
1.663
291
13
117
76
8
3
26
51
116
89
452
108
45
77
209
231
259
423
583
176
159
120
78
304
21
142
54
17
258
1.917
1.860
79
4.116
823
81
281
378
43
62
156
154
349
269
1.143
268
152
199
545
544
633
1.061
13,36
1,58
4,23
2,81
2,87
4,72
1,82
2,32
4,90
0,77
3,04
5,26
7,25
3,44
12,90
8,79
3,20
7,19
12,00
1,51
4,78
6,57
4,76
19,17
12,38
16,86
13,19
18,87
18,98
38,99
53,75
80,91
34,47
11,28
1,02
2,02
0,91
1,68
2,85
0,45
1,21
2,85
0,91
2,04
2,99
4,12
0,99
8,52
5,03
0,62
4,83
2,98
0,36
0,26
1,34
2,62
9,93
6,42
10,52
8,96
7,93
11,99
24,69
41,30
62,38
25,86
12,32
1,30
3,12
1,89
2,29
3,80
1,15
1,78
3,91
0,84
2,55
4,14
5,67
2,20
10,68
6,95
1,92
5,98
7,45
0,95
2,62
3,99
3,74
14,65
9,47
13,61
11,08
13,40
15,49
31,91
47,65
72,14
30,43
4.731.705
13.527.937
5.098.790
6.358.636
3.412.459
7.996.535
1.828.291
7.972.246
1.380.762
2.031.895
10.135.030
46.300.543
32.779.832
3.594.290
38.529.481
11.834.087
4.225.384
4.702.389
5.070.746
4.546.439
2.368.654
3.913.908
4.115.741
2.382.941
2.839.290
8.395.747
2.417.962
1.134.498
1.284.620
1.708.190
1.141.561
877.437
3.486.432
252.124.458
146
20
42
20
9
36
2
20
7
11
26
194
259
0
507
117
13
70
72
8
11
17
9
35
51
153
35
19
62
133
104
285
319
2.812
437
156
117
100
69
268
19
122
47
6
232
1.723
1.601
79
3.609
706
68
211
306
35
51
139
145
314
218
990
233
133
137
412
440
348
742
14.213
583
176
159
120
78
304
21
142
54
17
258
1.917
1.860
79
4.116
823
81
281
378
43
62
156
154
349
269
1.143
268
152
199
545
544
633
1.061
17.025
10.655
6.370
17.025
Laki-laki
8,39
Perempuan
5,09
Laki-laki +
Perempuan
6,75
Lampiran 6.13
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
PROPORSI KECACATAN KUSTA DAN KASUS KUSTA PADA ANAK 0-14 TAHUN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Cacat Tingkat 1
Provinsi
Jumlah
Penderita Baru
Jumlah
(2)
(3)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
583
176
159
120
78
304
21
142
54
17
258
1.917
1.860
79
4.116
823
81
281
378
43
62
156
154
349
269
1.143
268
152
199
545
544
633
1.061
17.025
Cacat Tingkat 2
%
Jumlah
(4)
(5)
15
24
5
3
16
39
2
29
0
4
18
333
233
8
554
110
1
15
22
2
4
3
4
9
34
226
6
7
23
79
15
10
44
1.897
2,57
13,64
3,14
2,50
20,51
12,83
9,52
20,42
0,00
23,53
6,98
17,37
12,53
10,13
13,46
13,37
1,23
5,34
5,82
4,65
6,45
1,92
2,60
2,58
12,64
19,77
2,24
4,61
11,56
14,50
2,76
1,58
4,15
11,14
0 - 14 Tahun
%
Jumlah
(6)
(7)
(8)
(9)
68
20
18
8
11
29
4
11
2
0
10
225
240
0
528
87
0
14
32
7
3
26
5
12
22
113
3
10
9
16
31
6
26
1.596
11,66
11,36
11,32
6,67
14,10
9,54
19,05
7,75
3,70
0,00
3,88
11,74
12,90
0,00
12,83
10,57
0,00
4,98
8,47
16,28
4,84
16,67
3,25
3,44
8,18
9,89
1,12
6,58
4,52
2,94
5,70
0,95
2,45
9,37
75
20
17
4
6
11
1
6
7
4
30
137
109
0
387
111
5
37
43
2
10
3
9
40
30
82
34
7
17
73
104
212
261
1.894
12,86
11,36
10,69
3,33
7,69
3,62
4,76
4,23
12,96
23,53
11,63
7,15
5,86
0,00
9,40
13,49
6,17
13,17
11,38
4,65
16,13
1,92
5,84
11,46
11,15
7,17
12,69
4,61
8,54
13,39
19,12
33,49
24,60
11,12
Lampiran 6.14
JUMLAH KASUS KUSTA YANG TERCATAT DAN ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2014
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah
Penduduk
(3)
4.731.705
13.527.937
5.098.790
6.358.636
3.412.459
7.996.535
1.828.291
7.972.246
1.380.762
2.031.895
10.135.030
46.300.543
32.779.832
3.594.290
38.529.481
11.834.087
4.225.384
4.702.389
5.070.746
4.546.439
2.368.654
3.913.908
4.115.741
2.382.941
2.839.290
8.395.747
2.417.962
1.134.498
1.284.620
1.708.190
1.141.561
877.437
3.486.432
252.124.458
PB
MB
PB + MB
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
110
13
36
34
31
88
0
33
5
11
35
154
138
4
287
63
14
47
91
10
14
12
8
21
32
82
30
17
61
105
60
238
372
2.256
16,3
6,9
22,8
20,1
18,8
15,3
0,0
12,3
9,4
21,6
5,3
6,9
7,5
5,8
7,0
7,1
15,7
16,1
14,7
18,5
11,9
4,9
4,3
5,3
11,7
7,2
9,7
8,2
24,5
17,4
10,1
33,9
21,1
11,3
565
175
122
135
134
487
25
236
48
40
623
2.068
1.691
65
3.832
819
75
245
527
44
104
235
179
379
241
1.057
280
190
188
497
534
464
1.389
17.693
83,7
93,1
77,2
79,9
81,2
84,7
100,0
87,7
90,6
78,4
94,7
93,1
92,5
94,2
93,0
92,9
84,3
83,9
85,3
81,5
88,1
95,1
95,7
94,8
88,3
92,8
90,3
91,8
75,5
82,6
89,9
66,1
78,9
88,7
(8)
675
188
158
169
165
575
25
269
53
51
658
2.222
1.829
69
4.119
882
89
292
618
54
118
247
187
400
273
1.139
310
207
249
602
594
702
1.761
19.949
Angka
Prevalensi
per 10.000
penduduk
(9)
1,43
0,14
0,31
0,27
0,48
0,72
0,14
0,34
0,38
0,25
0,65
0,48
0,56
0,19
1,07
0,75
0,21
0,62
1,22
0,12
0,50
0,63
0,45
1,68
0,96
1,36
1,28
1,82
1,94
3,52
5,20
8,00
5,05
0,79
0-14 Tahun
Jumlah
(10)
(11)
106
25
17
14
12
19
1
22
7
6
70
207
95
0
370
135
7
33
60
4
13
2
10
34
35
75
42
14
27
119
104
197
411
2.293
15,7
13,3
10,8
8,3
7,3
3,3
4,0
8,2
13,2
11,8
10,6
9,3
5,2
0,0
9,0
15,3
7,9
11,3
9,7
7,4
11,0
0,8
5,3
8,5
12,8
6,6
13,5
6,8
10,8
19,8
17,5
28,1
23,3
11,5
Lampiran 6.15
Tidak Diimunisasi
Tidak Diketahui
Dokter
Bidan/Perawat
Tradisional
Tidak Diketahui
Alkohol/Iodium
Tradisional
Lain-lain
Tidak Diketahui
Gunting
Bambu
Lain-lain
Tidak Diketahui
Ya
Tidak
Tidak Diketahui
TT1
85,7
100,0
0,0
20,0
100,0
50,0
100,0
50,0
100,0
41,2
86,4
11,1
100,0
66,7
100,0
64,3
Dirawat di RS
TT2+
(5)
6
1
0
1
3
1
0
3
0
0
1
2
0
0
7
19
0
0
0
1
0
0
0
0
0
6
0
0
2
0
1
0
0
54
Tidak Diketahui
(4)
7
1
1
5
3
2
0
3
0
0
2
2
0
0
17
22
0
0
0
9
0
0
0
0
0
6
0
0
3
0
1
0
0
84
Tanpa pemeriksaan
(3)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Penolong Persalinan
Tradisional
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Faktor Risiko
Status Imunisasi
Bidan/Perawat
Meninggal
(1)
No
Pemeriksaan Kehamilan
Dokter
Provinsi
Total
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
6
0
1
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
15
16
0
0
0
5
0
0
0
0
0
3
0
0
1
0
0
0
0
49
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
2
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
7
0
1
0
0
2
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
3
0
0
0
4
0
0
0
0
0
2
0
0
1
0
0
0
0
16
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
3
2
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
6
1
0
0
2
1
0
0
0
0
1
2
0
0
12
14
0
0
0
7
0
0
0
0
0
4
0
0
3
0
1
0
0
54
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
6
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
5
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
22
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
2
2
0
0
10
15
0
0
0
8
0
0
0
0
0
4
0
0
3
0
1
0
0
50
0
0
1
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
2
2
0
0
5
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
2
0
0
0
2
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
17
0
0
0
4
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
1
0
0
32
4
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
12
1
0
0
0
5
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
26
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
2
0
0
0
0
7
2
1
0
0
0
0
0
1
1
0
2
2
0
0
14
17
0
0
0
2
0
0
0
0
0
3
0
0
1
0
0
0
0
46
5
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
0
0
1
0
3
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
4
0
0
0
1
0
0
0
0
0
3
0
0
1
0
1
0
0
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
2
1
0
0
3
2
0
1
1
0
1
2
0
0
17
20
0
0
0
6
0
0
0
0
0
6
0
0
1
0
1
0
0
64
5
0
1
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
14
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Lampiran 6.16
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah Penduduk
Kasus
Incidens Rate
(per 100.000 Penduduk)
Meninggal
(3)
(4)
(5)
(6)
4.731.705
13.527.937
5.098.790
6.358.636
3.412.459
7.996.535
1.828.291
7.972.246
1.380.762
2.031.895
10.135.030
46.300.543
32.779.832
3.594.290
38.529.481
11.834.087
4.225.384
4.702.389
5.070.746
4.546.439
2.368.654
3.913.908
4.115.741
2.382.941
2.839.290
8.395.747
2.417.962
1.134.498
1.284.620
1.708.190
1.141.561
877.437
3.486.432
252.124.458
1.749
150
417
297
579
589
133
236
47
405
1.361
95
199
1.222
1.071
1.149
382
16
58
933
53
121
283
112
168
829
40
15
73
32
129
12.943
37
1
8
5
17
7
7
3
3
20
13
0
1
34
3
10
9
0
1
21
2
3
7
5
6
10
2
1
6
2
11
5
0
0
0
3
1
1
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Lampiran 6.17
No
Provinsi
(1)
(2)
<1 Tahun
Total
(3)
1-4 Tahun
Divaksinasi
(4)
Total
5-9 Tahun
Divaksinasi
(5)
(6)
Total
(7)
10-14 Tahun
Divaksinasi
Total
15 Tahun
Divaksinasi
(8)
(9)
(10)
Total
Divaksinasi
(11)
(12)
Total Kasus
Total
Divaksinasi
Proporsi
Divaksinasi
terhadap Kasus
(13)
(14)
(15)
Aceh
141
28
408
162
538
242
263
107
399
115
1.749
654
37,39
Riau
24
75
47
90
46
43
20
65
23
297
142
47,81
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
44
2
8
47
16
16
49
7
7
28
2
1
59
142
135
12
28
48
138
36
10
78
200
17
22
55
250
51
178
21
24
24
112
62
37
160
36
14
17
52
15
25
106
74
130
79
51
163
1
0
28
13
1
0
334
411
10
27
9
4
1
4
26
0
0
1.117
67
38
14
334
214
147
341
23
130
Indonesia
41
20
87
Papua
20
17
132
253
Papua Barat
24
214
152
Maluku Utara
44
349
225
Maluku
157
18
Sulawesi Barat
36
260
67
Gorontalo
22
13
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
85
69
35
13
Sulawesi Tengah
10
84
153
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
28
64
203
82
Kalimantan Selatan
129
15
415
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
60
106
133
189
37
178
80
408
19
65
0
0
3
2
0
0
2
1
0
0
238
17
239
34
91
30
16
31
10
18
20
5
2
5
47
22
3.575
1.701
0
0
14
118
107
22
59
41
3.885
55
53
135
17
74
57
19
36
61
40
11
39
77
207
68
34
14
26
44
43
19
12
33
46
39
18
14
213
5
0
4
0
1
1
5
0
0
1.940
3
4
8
0
0
1.743
4
3
1
0
0
0
854
232
382
24
74
405
19
21
112
35
162
47
102
75
178
84
17
236
112
658
122
36
14
133
460
1.222
16
191
22
589
286
206
62
10
75
21
579
173
446
24
26
27
417
78
1.361
37
150
50
252
47
21
38
53
146
18
129
39
37
131
13
12
7
0
0
2.623
16
58
334
14
50
283
146
829
519
73
16
1.149
355
22
63
1.071
82
933
11
199
68
29
95
541
3
6
0
1
53
121
112
168
40
15
32
129
798
12.943
0
0
0
0
22
52,00
41,49
49,40
78,10
84,21
43,22
40,43
57,28
39,75
71,58
41,21
53,85
33,15
29,07
55,76
87,50
86,21
2,36
0,00
52
42,98
73
43,45
67
18
10
29
0
0
5.531
51,59
59,82
62,61
45,00
40,00
21,92
31,25
22,48
42,73
Lampiran 6.18
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Total KLB
Total Kasus
Meninggal
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
3
10
5
1
14
14
4
6
0
0
0
0
2
0
41
18
10
1
0
0
3
11
0
0
2
4
3
6
0
3
12
0
0
0
173
3
8
5
0
7
11
4
6
0
0
0
0
1
0
25
10
5
0
0
0
3
10
0
0
2
4
2
4
0
3
5
0
0
0
118
3
8
4
0
7
11
4
6
0
0
0
0
1
0
25
7
5
0
0
0
0
8
0
0
2
4
2
3
0
2
5
0
0
0
107
29
91
49
0
254
215
81
62
0
0
0
0
18
0
187
154
122
5
0
0
66
237
0
0
34
27
47
58
0
42
326
0
0
0
2.104
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
2
Lampiran 6.19
No
Provinsi
Total Darah
(Serum) Sampel
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
18
60
26
0
43
79
21
40
0
0
0
0
7
0
176
84
31
0
0
0
21
53
0
0
17
28
14
29
0
34
39
0
0
0
820
Campak
Gabungan
Rubella
Negatif
Pending Lab.
Tanpa Spesimen
Frekuensi
Kasus
Frekuensi
Kasus
Frekuensi
Kasus
Frekuensi
Kasus
Frekuensi
Kasus
Frekuensi
Kasus
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
1
0
5
1
9
11
0
0
0
0
0
0
1
0
7
7
7
1
0
0
0
10
0
0
1
0
1
4
0
0
10
0
0
0
13
0
49
0
184
190
0
0
0
0
0
0
6
0
5
74
70
5
0
0
0
216
0
0
20
0
20
42
0
0
279
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
7
0
0
4
2
4
6
0
0
0
0
1
0
28
8
2
0
0
0
0
1
0
0
1
3
1
2
0
3
2
0
0
0
77
16
67
0
0
65
16
81
62
0
0
0
0
12
0
145
58
45
0
0
0
0
21
0
0
14
22
8
16
0
42
47
0
0
0
737
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
19
0
0
5
9
0
0
0
0
0
0
0
0
5
5
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
0
0
0
0
0
0
0
69
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
46
76
1.173
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Lampiran 6.20
Provinsi
(1)
(2)
<1 Tahun
1-4 Tahun
5-9 Tahun
10-14 Tahun
15 Tahun
Kasus
Divaksinasi
Kasus
Divaksinasi
Kasus
Divaksinasi
Kasus
Divaksinasi
Kasus
Divaksinasi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Total Kasus
Total
Divaksinasi
Proporsi
Divaksinasi
Terhadap Total
Kasus
Total
Meninggal
(13)
(14)
(15)
(16)
Aceh
Sumatera Barat
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumatera Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
1
0
1
0
0
0
0
0
2
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
2
1
0
2
0
0
2
0
0
0
0
0
6
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
6
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
1
0
3
0
0
1
0
2
20,00
88,89
0,00
50,00
100
-
33,33
0,00
0,00
16
12
75,00
50,00
77
70
89
77
35
25
89
25
295
201
68,14
100
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
1
0
5
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
104
1
1
0
6
0
0
11
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
86
1
0
1
2
3
0
0
0
0
0
0
1
131
0
0
0
4
0
1
0
1
1
3
0
0
0
0
0
0
0
97
6
0
0
1
0
0
0
1
0
2
0
0
0
1
0
0
0
50
3
0
0
0
0
0
0
1
0
2
0
0
0
0
0
0
0
33
2
0
0
3
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
105
0
0
0
17
1
0
21
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
29
1
2
3
2
5
0
0
0
1
0
0
1
396
4
1
0
23,53
100
-
28,57
33,33
66,67
100
0
2
1
0
0
0
0,00
100
50,00
-
0,00
0
0
249
(17)
0,00
2
0
Case
Fatality
Rate
(%)
0,00
62,88
1
0
0
1
1
0
25,00
0,00
-
33,33
-
0,00
0,00
0,00
0
1
0
3
6,25
-
1,02
29,41
0,00
0
0
0,00
-
4,76
0,00
0,00
1
0
0
0
0
100
0,00
0,00
0,00
-
0
0
1
0
0
0
16
100
-
0,00
4,04
Lampiran 6.21
NON POLIO AFP RATE PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN DAN PERSENTASE SPESIMEN ADEKUAT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
(3)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
49
102
37
43
27
35
17
54
17
13
48
324
198
26
255
75
41
39
70
37
14
29
15
2
26
32
53
22
18
6
13
8
2
15
1.762
3,16
2,27
2,24
2,00
2,57
1,43
2,83
2,30
3,78
2,17
1,96
2,39
2,30
3,25
2,70
2,11
3,73
2,60
3,68
1,90
1,87
2,52
1,30
0,67
3,71
3,37
2,04
2,59
4,50
1,20
2,00
1,78
0,67
1,20
2,38
Spesimen adekuat
(%)
(5)
85,7
95,0
94,5
67,4
81,4
94,2
94,1
88,8
62,5
84,6
56,2
90,4
98,4
92,3
84,3
93,3
68,2
94,8
90,7
80,0
85,7
63,3
80,0
66,6
84,6
75,0
86,7
72,7
88,8
83,3
69,2
75,0
50,0
60,0
86,4
Lampiran 6.22
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN MALARIA PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Populasi
Berisiko
(3)
4.731.705
13.527.937
5.098.790
6.358.636
3.412.459
7.996.535
1.828.291
7.972.246
1.380.762
2.031.895
10.135.030
46.300.543
32.779.832
3.594.290
38.529.481
11.834.087
4.225.384
4.702.389
5.070.746
4.546.439
2.368.654
3.913.908
3.508.012
607.729
2.382.941
2.839.290
8.395.747
2.417.962
1.134.498
1.284.620
1.708.190
1.141.561
877.437
3.486.432
252.124.458
Pemeriksaan
Mikroskopik
Rapid Diagnostic
Test
(4)
(5)
(6)
42.352
88.205
4.182
13.441
32.484
36.529
34.636
24.468
67.650
4.753
32
17.125
44.798
86
21.589
1.405
4.780
94.530
296.845
29.295
24.167
15.898
9.177
4.303
18.846
41.785
22.641
16.666
14.121
26.252
54.212
25.986
82.487
360.181
39.229
39.093
3.855
9.338
24.052
22.418
23.761
17.265
57.134
3.702
32
18.847
44.476
86
21.344
858
4.780
91.067
295.467
21.132
11.028
10.354
5.774
4.088
16.768
21.395
18.499
8.890
7.648
19.656
44.396
19.603
70.847
303.953
1.575.907
1.300.835
2.870
38.212
234
3.002
5.899
4.064
6.731
6.675
10.440
1.032
0
16
7
0
84
612
0
2.991
16.510
16.303
13.099
5.544
5.337
1.238
6.886
16.695
4.077
7.769
6.541
12.819
6.572
4.850
8.547
33.805
249.461
Positif
Persentase
persediaan darah
positif
(7)
(8)
(9)
42.099
77.305
4.089
12.340
29.951
26.482
30.492
23.940
67.574
4.734
32
18.863
44.483
86
21.428
1.470
4.780
94.058
311.977
37.435
24.127
15.898
11.111
5.326
23.654
38.090
22.576
16.659
14.189
32.475
50.968
24.453
79.394
337.758
778
9.357
908
845
2.855
2.371
3.971
4.389
1.192
836
32
282
1.629
86
315
46
10
3.662
64.953
753
3.130
5.303
1.115
57
2.244
2.282
800
1.124
949
325
10.249
3.790
18.294
103.095
Total
1.550.296
252.027
1,85
12,10
22,21
6,85
9,53
8,95
13,02
18,33
1,76
17,66
1,49
3,66
100,00
1,47
3,13
0,21
3,89
20,82
2,01
12,97
33,36
10,04
1,07
9,49
5,99
3,54
6,75
6,69
1,00
20,11
15,50
23,04
30,52
16,26
Annual Parasite
Incidence (API)
per 1.000
penduduk
(10)
0,16
0,69
0,18
0,13
0,84
0,30
2,17
0,55
0,86
0,41
0,00
0,01
0,05
0,02
0,01
0,00
0,00
0,78
12,81
0,17
1,32
1,35
0,32
0,09
0,94
0,80
0,10
0,46
0,84
0,25
6,00
3,32
20,85
29,57
0,99
Lampiran 6.23
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2011
2012
2013
2014
(3)
(4)
(5)
(6)
0,76
0,85
0,09
0,15
1,08
0,22
3,89
0,49
3,66
1,91
0,00
0,01
0,01
0,00
0,00
0,01
0,00
0,93
22,09
2,21
3,74
2,31
1,46
3,21
3,35
0,38
1,48
2,14
2,22
8,34
4,57
73,21
52,80
0,44
0,84
0,25
0,20
1,29
0,20
5,32
0,18
2,66
2,47
0,00
0,01
0,03
0,06
0,02
0,02
0,00
0,82
19,41
0,85
3,48
2,06
1,15
2,35
2,49
0,19
0,79
1,64
1,23
7,42
5,08
52,27
60,56
0,44
1,30
0,26
0,23
1,11
0,39
3,89
0,34
1,28
0,49
0,00
0,00
0,04
0,02
0,00
0,01
0,00
0,57
16,37
0,23
2,00
1,43
0,47
1,11
1,13
0,25
0,62
1,08
0,40
8,25
4,51
38,44
42,65
0,16
0,69
0,18
0,13
0,84
0,30
2,17
0,55
0,86
0,41
0,00
0,01
0,05
0,02
0,01
0,00
0,00
0,78
12,81
0,17
1,32
1,35
0,32
0,09
0,94
0,80
0,10
0,46
0,84
0,25
6,00
3,32
20,85
29,57
1,75
1,69
1,38
1,00
Lampiran 6.24
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
JUMLAH PENDERITA, INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK, KASUS MENINGGAL, DAN CASE FATALITY RATE (%)
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2014
Provinsi
Jumlah Penduduk
(2)
(3)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
4.731.705
13.527.937
5.098.790
6.358.636
3.412.459
7.996.535
1.828.291
7.972.246
1.380.762
2.031.895
10.135.030
46.300.543
32.779.832
3.594.290
38.529.481
11.834.087
4.225.384
4.702.389
5.070.746
4.546.439
2.368.654
3.913.908
3.508.012
607.729
2.382.941
2.839.290
8.395.747
2.417.962
1.134.498
1.284.620
1.708.190
1.141.561
877.437
3.486.432
252.124.458
Jumlah Kasus
(4)
2.208
5.378
2.328
2.342
1.308
1.500
464
1.317
321
1.882
8.447
18.116
11.075
1.955
9.273
3.002
8.629
824
167
5.049
880
828
4.752
781
1.271
1.302
2.904
838
223
315
12
148
77
431
100.347
46,66
39,75
45,66
36,83
38,33
18,76
25,38
16,52
23,25
92,62
83,34
39,13
33,79
54,39
24,07
25,37
204,22
17,52
3,29
111,05
37,15
21,16
135,46
128,51
53,34
45,86
34,59
34,66
19,66
24,52
0,70
12,96
8,78
12,36
39,80
(6.)
7
30
10
31
16
3
13
16
11
13
9
178
159
11
107
37
17
1
0
68
12
17
55
4
23
9
24
8
14
0
2
2
0
0
907
0,32
0,56
0,43
1,32
1,22
0,20
2,80
1,21
3,43
0,69
0,11
0,98
1,44
0,56
1,15
1,23
0,20
0,12
0,00
1,35
1,36
2,05
1,16
0,51
1,81
0,69
0,83
0,95
6,28
0,00
16,67
1,35
0,00
0,00
0,90
Lampiran 6.25
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Kabupaten/kota terjangkit
2012/2013
2014
(3)
(4)
23
33
19
12
11
15
10
14
7
7
6
26
35
5
38
8
9
10
21
14
14
13
14
15
11
24
12
6
5
11
9
11
29
497
23
33
19
12
11
17
10
15
7
7
6
27
35
5
38
8
9
10
22
14
14
13
10
5
15
13
24
14
6
6
11
10
13
29
511
2012
Jumlah
(5)
22
25
18
12
9
14
10
11
7
5
6
26
35
5
38
8
9
9
11
14
13
13
14
12
11
23
7
6
4
6
5
3
6
417
2013
%
(6)
95,65
75,76
94,74
100
81,82
93,33
100
78,57
100
71,43
100
100
100
100
100
100
100
90,00
52,38
100
92,86
100
100
80,00
100
95,83
58,33
100
80,00
54,55
55,56
27,27
20,69
83,90
Jumlah
(7)
20
26
17
12
11
13
10
14
7
4
6
26
35
5
38
8
9
9
7
12
12
13
14
14
11
22
8
6
5
4
7
6
1
412
2014
%
(8)
86,96
78,79
89,47
100,00
100,00
86,67
100
100
100
57,14
100
100
100
100
100
100
100
90,00
33,33
85,71
85,71
100
100
93,33
100
91,67
66,67
100
100
36,36
77,78
54,55
3,45
82,90
Jumlah
(9)
21
30
18
12
10
16
10
15
7
5
5
27
35
5
38
8
9
10
6
14
14
13
10
5
14
13
22
9
6
6
4
6
3
7
433
(10)
91,30
90,91
94,74
100,00
90,91
94,12
100
100
100
71,43
83,33
100
100
100
100
100
100
100
27,27
100
100
100
100
100
93,33
100
91,67
64,29
100
100
36,36
60,00
23,08
24,14
84,74
Lampiran 6.26
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
Sumatera Utara
Jambi
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Sumber
Ket
Aceh
Sumatera Barat
Riau
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Jawa Tengah*
DI Yogyakarta*
Jawa Timur*
Banten
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat*
Papua*
Indonesia
Persentase VAR/GHPR
2012
2013
2014
GHPR
VAR
LYSSA
GHPR
VAR
LYSSA
GHPR
VAR
LYSSA
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
138
103
524
323
4.359
12
736
4.563
3.816
18
3.468
2.721
674
516
778
638
2.606
1.500
982
775
450
0
0
0
1.975
1.252
681
607
413
0
0
0
530
192
0
0
14
0
0
9
55.836
52.250
5.564
1.265
119
92
-
5.176
825
74
-
14
0
1
3
3.037
5.106
772
926
1.102
0
0
0
0
2.274
234
945
0
0
0
396
317
0
0
0
0
0
48
0
0
18
37.066
30.359
0
7
5
0
0
-
5.067
778
241
141
-
4.172
581
201
111
-
375
716
1.592
1.286
104
94
8
0
0
0
0
0
3.262
848
114
2.435
62
804
559
626
0
0
461
0
0
112
58
0
0
0
0
0
23
0
0
8
4
8
0
0
5
3
0
0
0
0
0
0
0
0
21.161
18.164
111
48
13
0
6
0
0
2
-
5.340
991
175
38
4.582
862
165
15
1
0
0
5
1
0
3.527
1.706
35
2.795
1.331
30
3.601
1.701
22
413
389
614
541
12
632
571
1.197
1.201
458
603
198
2.045
0
84.750
960
841
292
601
152
1.501
0
74.331
87,7%
4
9
6
0
1.239
2.022
507
678
1.066
997
350
215
8
6
8
1
1.528
1.275
11
0
137
0
69.136
0
54.059
0
119
19
303
295
78,2%
: GHPR = Gigitan Hewan Penular Rabies (belum confirmed lab), VAR = Kasus digigit yang diberi Vaksin Anti Rabies, LYSSA = Positif rabies dan mati
* daerah bebas rabies
607
5
0
890
775
471
331
80
270
0
42.958
675
444
346
147
57
264
0
34.095
79,4%
2
0
4
0
0
6
0
0
81
Lampiran 6.27
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Sumber: Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2015
2013
2014
2.359
186
193
310
300
185
85
74
207
39
53
480
412
37
238
81
18
71
1.730
269
238
422
409
30
474
133
119
224
96
70
27
988
1.346
11.903
2.359
186
193
310
300
185
85
74
105
39
53
877
412
37
238
81
18
71
2.203
269
238
422
409
30
517
133
119
224
96
70
27
988
1.346
12.714
2.375
141
274
532
257
232
94
74
207
31
53
811
419
37
325
91
18
14
3.175
253
227
365
524
13
30
649
129
213
227
96
70
27
1.765
1.184
14.932
(3)
(4)
(5)
Lampiran 6.28
No
Provinsi
(1)
(2)
2012
M
CFR
CFR
CFR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
DKI Jakarta
10
Jawa Tengah
129
Jawa Timur
28
4
5
6
Jawa Barat
DI Yogyakarta
Banten
Indonesia
2014
1
2
2013
72
0
239
66
10,61
106
18
16,98
20
15,50
156
17
10,90
198
32
16,16
7,14
244
25
10,25
61
3,28
9,72
29
12,13
163
10
640
0
8
3
60
4,91
-
9,38
154
519
9
-
61
5,84
-
11,75
Provinsi
(1)
(2)
1
2
2012
2013
2014
Kasus
Diobati
Meninggal
Kasus
Diobati
Meninggal
Kasus
Diobati
Meninggal
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
18
18
4
22
4
22
0
0
11
11
11
11
1
1
13
13
13
13
0
0
Lampiran 7.1
JUMLAH DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
TAHUN 2012-2014
2012
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
2013
%
(3)
Aceh
6.429
87
1,35
Sumatera Utara
5.687
109
1,92
Sumatera Barat
1.014
639
63,02
Riau
1.629
363
22,28
Jambi
1.406
159
11,31
Sumatera Selatan
3.126
617
19,74
Bengkulu
1.448
112
7,73
Lampung
2.423
71
2,93
Kep. Bangka Belitung
361
91
25,21
Kepulauan Riau
351
35
9,97
DKI Jakarta
267
2
0,75
Jawa Barat
5.863
504
8,60
Jawa Tengah
8.589
1.423
16,57
DI Yogyakarta
438
34
7,76
Jawa Timur
8.523
2.838
33,30
Banten
1.535
116
7,56
Bali
714
10
1,40
Nusa Tenggara Barat
962
834
86,69
Nusa Tenggara Timur
2.925
1.084
37,06
Kalimantan Barat
1.958
206
10,52
Kalimantan Tengah
1.469
330
22,46
Kalimantan Selatan
1.984
342
17,24
Kalimantan Timur
1.460
56
3,84
Kalimantan Utara *
Sulawesi Utara
1.634
26
1,59
Sulawesi Tengah
1.740
298
17,13
Sulawesi Selatan
2.955
268
9,07
Sulawesi Tenggara
1.971
36
1,83
Gorontalo
700
111
15,86
Sulawesi Barat
570
132
23,16
Maluku
902
59
6,54
Maluku Utara
1.062
72
6,78
Papua Barat
1.373
65
4,73
Papua
3.997
36
0,90
Indonesia
77.465
11.165
14,41
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
Catatan: *) Data Kalimantan Utara tahun 2012 dan 2013 masih bergabung dengan Kalimantan Timur
2014
(4)
6.464
5.945
1.145
1.835
1.553
3.144
1.524
2.580
380
415
267
5.934
8.578
438
8.505
1.551
714
1.080
3.200
1.986
1.558
2.009
1.492
1.790
1.936
3.024
2.142
729
604
1.169
1.151
1.554
4.857
81.253
122
121
647
387
169
633
125
256
95
96
2
779
2.817
63
3.618
149
672
1.071
1.531
252
451
391
56
50
318
331
118
319
192
77
107
100
113
16.228
(5)
1,89
2,04
56,51
21,09
10,88
20,13
8,20
9,92
25,00
23,13
0,75
13,13
32,84
14,38
42,54
9,61
94,12
99,17
47,84
12,69
28,95
19,46
3,75
2,79
16,43
10,95
5,51
43,76
31,79
6,59
9,30
6,44
2,33
19,97
6.474
6.080
1.139
1.835
1.561
3.194
1.513
2.640
387
416
267
5.960
8.559
438
8.499
1.551
716
1.137
3.268
1.997
1.572
2.007
1.029
482
1.822
2.007
3.038
2.197
729
647
1.224
1.180
1.715
5.225
82.505
409
466
405
176
296
710
172
528
250
102
5
1.816
3.257
377
4.737
144
246
932
1.678
295
380
557
6
89
338
818
232
188
358
77
138
166
131
18
20.497
6,32
7,66
35,56
9,59
18,96
22,23
11,37
20,00
64,60
24,52
1,87
30,47
38,05
86,07
55,74
9,28
34,36
81,97
51,35
14,77
24,17
27,75
0,58
18,46
18,55
40,76
7,64
8,56
49,11
11,90
11,27
14,07
7,64
0,34
24,84
Lampiran 7.2
PENCAPAIAN RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TAHUN 2014
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
(3)
(4)
(5)
1.100.855
2.826.627
1.065.762
1.419.169
980.273
2.487.172
436.300
1.997.440
260.270
661.179
1.674.145
10.241.714
5.862.785
1.039.995
11.115.604
3.012.974
976.428
1.305.302
1.013.882
876.869
617.700
894.552
870.912
634.990
663.589
1.847.825
472.315
243.981
258.559
316.597
196.762
168.076
658.584
58.199.187
172.878
1.277.713
716.709
274.735
268.312
1.098.700
219.655
1.025.730
61.555
334.714
652.620
6.182.810
3.686.050
456.272
2.101.342
917.588
138.783
50.907
242.617
111.336
160.473
222.701
264.645
406.199
2.633
1.247.789
329.813
57.610
90.165
183.048
37.482
22.275
498.894
23.514.753
52.439
767.103
381.888
142.458
194.380
703.547
118.273
620.109
39.961
126.390
451.948
3.178.032
2.621.471
170.918
1.013.984
560.707
103.041
15.008
118.942
45.336
70.742
110.772
199.184
311.206
828
666.694
146.818
39.965
48.354
70.268
20.625
5.681
186.790
13.303.862
Pencapaian (%)
(6)
30,33
60,04
53,28
51,85
72,45
64,03
53,84
60,46
64,92
37,76
69,25
51,40
71,12
37,46
48,25
61,11
74,25
29,48
49,02
40,72
44,08
49,74
75,26
76,61
31,45
53,43
44,52
69,37
53,63
38,39
55,03
25,50
37,44
56,58
Lampiran 7.3
JUMLAH KABUPATEN/KOTA PENYELENGGARA KABUPATEN/KOTA SEHAT (KKS) DI INDONESIA
TAHUN 2014
No.
Provinsi
Jumlah Kabupaten/Kota
Jumlah Kabupaten/
Kota Penyelenggara KKS
KKS (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
23
33
20
12
11
16
10
15
7
7
6
26
36
5
38
8
9
10
19
14
14
13
13
5
15
13
24
14
6
6
10
11
13
29
511
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
2
17
20
9
8
13
8
9
7
2
6
26
36
5
38
6
9
10
7
8
2
10
13
0
10
5
24
9
6
4
0
1
0
1
331
8,70
51,52
100,00
75,00
72,73
81,25
80,00
60,00
100,00
28,57
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
75,00
100,00
100,00
36,84
57,14
14,29
76,92
100,00
0,00
66,67
38,46
100,00
64,29
100,00
66,67
0,00
9,09
0,00
3,45
64,77
Lampiran 7.4
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP AIR MINUM LAYAK
TAHUN 2013-2014
No.
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
2013*)
2014
(3)
(4)
60,76
68,00
64,34
73,17
77,90
61,73
61,18
65,72
39,30
53,37
92,64
63,50
65,57
69,58
78,81
75,19
88,59
59,45
54,85
64,70
54,10
61,59
78,93
70,06
56,80
60,21
66,95
47,27
69,43
58,49
57,19
67,03
47,70
67,93
61,10
67,13
61,20
73,18
60,78
59,14
35,17
51,48
62,53
83,27
91,23
63,92
71,41
77,70
74,82
67,76
93,22
63,94
52,65
60,91
58,73
57,67
75,11
70,16
58,26
68,68
73,74
66,18
50,88
63,01
61,98
68,80
49,42
68,11
Catatan: Data tahun 2013 dihitung ulang dengan pembobot yang disesuaikan dengan data tahun 2014
Lampiran 7.5
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah Sampel
(3)
23
18
73
5
15
54
8
40
140
89
30
57
38
37
37
120
180
120
79
20
90
40
36
38
80
2
4
1.473
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
Tahun 2014
Jumlah Sampel Memenuhi
Syarat
(4)
20
18
62
5
15
23
8
40
107
60
24
51
2
36
37
88
138
100
79
20
76
29
18
36
40
1
4
1.137
86,96
100,00
84,93
100,00
100,00
42,59
100,00
100,00
76,43
67,42
80,00
89,47
5,26
97,30
100,00
73,33
76,67
83,33
100,00
100,00
84,44
72,50
50,00
94,74
50,00
50,00
100,00
77,19
Lampiran 7.6
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP SANITASI LAYAK
TAHUN 2013-2014
No
Provinsi
2013*)
(1)
(2)
(3)
(4)
49,81
63,77
45,59
58,44
73,61
58,29
54,48
77,55
35,06
46,37
86,60
58,92
68,62
65,11
82,03
59,81
85,15
54,35
24,91
48,50
37,50
55,16
72,61
70,99
50,25
54,12
68,87
48,02
57,59
58,17
57,49
51,89
25,37
60,55
29,54
67,64
40,07
45,73
55,25
58,24
39,85
34,67
80,13
59,68
86,81
63,25
69,07
82,54
65,13
68,09
74,35
59,35
12,77
44,97
29,48
19,36
66,95
68,17
54,51
72,97
66,50
59,83
59,48
61,70
58,97
65,80
24,78
61,06
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Catatan: Data tahun 2013 dihitung ulang dengan pembobot yang disesuaikan dengan data tahun 2014
2014*)
Lampiran 7.7
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
(3)
36,76
73,40
72,88
74,00
73,53
72,28
69,70
71,25
71,57
75,50
73,00
67,31
70,40
69,85
74,00
69,43
88,12
71,12
60,30
64,70
59,70
48,10
72,37
70,65
79,66
76,60
59,09
59,79
76,04
33,05
81,80
52,00
61,81
Lampiran 7.8
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
TAHUN 2014
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
(3)
53,46
75,50
81,89
59,61
52,48
84,78
55,45
47,35
58,21
75,01
83,50
56,60
60,80
87,90
76,00
64,71
72,85
79,00
58,91
59,00
80,42
82,40
88,00
89,41
86,05
86,20
83,00
62,22
56,69
83,20
61,00
-
68,24
Lampiran 7.9
PERSENTASE TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
TAHUN 2014
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
71,09
76,54
73,52
75,79
71,05
78,61
69,15
62,46
85,54
73,44
67,55
72,26
71,42
80,01
75,78
75,01
90,01
72,01
76,62
75,35
78,05
71,57
77,32
74,71
79,70
80,00
55,65
75,01
60,45
93,58
74,44
93,18
75,06
75,21
Lampiran 7.10
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MELAKSANAKAN PEMBINAAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2014
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Provinsi
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia
Jumlah Kabupaten/Kota
(3)
(4)
23
33
19
12
11
17
10
15
7
7
6
27
35
5
38
8
9
10
22
14
14
13
10
5
15
13
24
14
6
6
11
10
13
29
511
Sumber: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI, 2015
6
8
19
12
11
15
10
14
7
7
6
26
35
5
38
8
9
10
17
14
14
13
7
4
3
24
12
6
3
1
10
2
6
382
26,09
24,24
100,00
100,00
100,00
88,24
100,00
93,33
100,00
100,00
100,00
96,30
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
77,27
100,00
100,00
100,00
70,00
26,67
23,08
100,00
85,71
100,00
50,00
9,09
100,00
15,38
20,69
74,76