Professional Documents
Culture Documents
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan
juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986)
mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat
memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan
seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya.
Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam
artikel Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya. (KBBI, 2001:756).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi
adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.
Amat superior
120 139
Superior
110 119
Rata-rata tinggi
90 109
Rata-rata
80 89
Rata-rata rendah
70 79
20 69
Lemah mental
Motivasi
Minat
Sikap
Bakat
Lingkungan social
a. Lingkungan social sekolah, seperti ggggggguru, administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat
menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baikdisekolah.
Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru
atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk
belajar.
b. Lingkungan social massyarakat. Kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar
siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran
dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas
belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan
teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan belum dimilkinya.
c. Lingkungan social keluarga. Lingkungan ini sangat
memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat
orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi dampak
terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota
keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2)
Percaya diri
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri
serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak
terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87),
percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi
keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang
yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada
kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Percaya diri
Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan
pede/kepercayaan diri yaitu ada empat macam, yaitu :
1. Self-concept : bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan,
bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda
mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.
2. Self-esteem : sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda,
sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari
diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai,
bermartabat atau berharga di dalam diri Anda.
3. Self efficacy : sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda
miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil
yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau
juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam
menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
4. Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda
atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya
kepantasan untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self
esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005)
Berdasarkan itu semua, kita juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa
kepercayaan diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu
dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada
kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di
dalam
hidupnya.
Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki
kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap
sebagai berikut :
a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara
sungguh
sungguh.
b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)
c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
e. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak
optimal)
f.
Canggung
dalam
menghadapi
orang
g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan
mendengarkan
yang
meyakinkan
h.
Sering
memiliki
harapan
yang
tidak
realistis
i.
Terlalu
perfeksionis
j. Terlalu sensitif (perasa)
Percaya diri
Sebaliknya, orang yang kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif
terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan
akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus
bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu)
melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan
pengalaman dan perhitungannya.
Menurut Brehm & Kassin (1989) konsep diri dianggap sebagai komponen
kognitif dari diri sosial secara keseluruhan, yang memberikan penjelasan tentang
bagaimana individu memahami perilaku, emosi, dan motivasinya sendiri. Secara
lebih rinci Brehm dan Kassin mengatakan bahwa konsep diri merupakan jumlah
keseluruhan dari keyakinan individu tentang dirinya sendiri.
Pendapat senada diberikan oleh Gecas (dalam Albrecht, Chadwick &
Jacobson, 1987) bahwa konsep diri lebih tepat diartikan sebaga i persepsi individu
terhadap diri sendiri, yang meliputi fisik, spiritual, maupun moral. Sementara
Calhoun & Cocella (1990) mengatakan bahwa konsep diri adalah pandangan kita
tentang diri sendiri, yang meliputi dimensi: pengetahuan tentang diri sendiri,
pengharapan mengenai diri sendiri, dan penilaian tentang diri sendiri.
Menurut Brooks (dalam Rakhmat, 2002) konsep diri disini dimengerti
sebagai pandangan atau persepsi individu terhadap dirinya, baik bersifat fisik,
sosial, maupun psikologis, dimana pandangan ini diperolehnya dari
pengalamannya berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai arti penting
dalam hidupnya. Konsep diri ini bukan merupakan faktor bawaan, tetapi faktor
yang dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman individu berhubungan dengan
orang lain, sebagaimana dikatakan oleh Grinder (1976) bahwa persepsi orang
mengenai dirinya dibentuk selama hidupnya melalui hadiah dan hukuman dari
orang-orang di sekitarnya.
31
Partosuwido, dkk (1985) menambahkan bahwa konsep diri adalah cara
bagaimana individu menilai diri sendiri, bagaimana penerimaannya terhadap diri
sendiri sebagaimana yang dirasakan, diyakini dan dilakukan, baik ditinjau dari
segi fisik, moral, keluarga, personal dan sosial.
Konsep diri mempunyai arti yang lebih mendalam dari sekedar gambaran
deskriptif. Konsep diri adalah aspek yang penting dari fungsi-fungsi manusia
karena sebenarnya manusia sangat memperhatikan hal-hal yang berhubungan
dengan dirinya, termasuk siapakah dirinya, seberapa baik mereka merasa tentang
dirinya, seberapa efektif fungsi-fungsi mereka atau seberapa besar impresi yang
mereka buat terhadap orang lain (Kartikasari, 2002). Batasan pengertian konsep
diri dalam Kamus Psikologi adalah keseluruhan yang dirasa dan diyakini benar
oleh seorang individu mengenai dirinya sendiri (Kartono & Gulo, 1987).
Berzonsky (1981) menyatakan bahwa konsep diri yang merupakan
gabungan dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial, dan moral tersebut adalah
gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri nyatanya maupun
penilaian berdasarkan harapannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan
atau penilaian individu terhadap dirinya sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial,
maupun psikologis, yang didapat dari hasil interaksinya dengan orang lain.
Diterbitkan di: 13 Februari, 2011
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2116736-definisi-konsepdiri/#ixzz1ZutTJx8D
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2191390-pengertian-dayaingat/#ixzz1Zux31R00