You are on page 1of 12

Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi


adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah
sesuatu yang kompleks.

Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan
juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986)
mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat
memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan
seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya.
Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih dalam
artikel Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya. (KBBI, 2001:756).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi
adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.

Motivasi Belajar Anak


Pengertian belajar menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil
dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan menurut Moh. Surya
(1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan


yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar
adalah perubahan dari diri seseorang.
Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar
siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Faktor faktor yang mempengaruhi proses belajar


Secara umum factor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan
atas dua kategori, yaitu factor internal dan factor eksternal . kedua factor
tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan
kualitas hasil belajar.
A, factor internal
Factor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat memengaruhi hasil belajar individu. Factor-faktor internal ini meliputi
factor fisiologis dan factor psikologiss.
1. Factor fisiologis
Factor-faktor fisiologis adalah factor-factor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Factor-factor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada
umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap
kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau
sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh
karena itu keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses
belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :
a. menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi
yang masuk kedalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi
akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu , dan mengantuk,
sehingga tidak ada gairah untuk belajar,
b. rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat;
c. istirahat yang cukup dan sehat.

Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar


berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat
memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang
berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan
baik pula . dalam proses belajar , merupakan pintu masuk bagi segala
informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia
dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar
dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh lkarena itu, baik
guru maupun siswwa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik
secara preventif maupun secara yang bersifat kuratif. Dengan
menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan,
memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodic,
mengonsumsi makanan yang bergizi , dan lain sebagainya.
2. Factor psikologis
Factor faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama
memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat,
sikap dan bakat.

kecerdasan /intelegensia siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemempuan psiko-fisik


dalam mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan dmikian, kecerdasan bukan
hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh
lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak
merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena
fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari
hamper seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan factor psikologis yang paling penting dalam
proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa.
Semakin tinggi iteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu
tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan
belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti
guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai factor psikologis yang
penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan
pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru
professional, sehingga mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya.
Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah
penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes Stanford-Biner yang telah
direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut ((Fudyartanto 2002).
Distribusi Kecerdasan IQ menurut Stanford Revision
Tingkat kecerdasan (IQ)
Klasifikasi
140 169

Amat superior

120 139

Superior

110 119

Rata-rata tinggi

90 109

Rata-rata

80 89

Rata-rata rendah

70 79

Batas lemah mental

20 69

Lemah mental

Dari table tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat


kecerdasan manusia, yaitu:
A. Kelompok kecerdasan amat superior (very superior) merentang
antara IQ 140IQ 169;
B. Kelompok kecerdasan superior merenytang anatara IQ 120IQ 139;
C. Kelompok rata-rata tinggi (high average) menrentang anatara IQ 110
IQ 119;
D. Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90IQ 109;
E. Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara IQ 80IQ
89;
F. Kelompok batas lemah mental (borderline defective) berada pada IQ
70IQ 79;
G. Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective) berada pada
IQ 20IQ 69, yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain
debil, imbisil, idiot.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang
tua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi
dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada
pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, rata-rata, atau
mungkin malah lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang
merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kamampuan belajar
seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan
membantu megarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan
kepada siswa.
-

Motivasi

Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi keefektifan kegiatan


belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan
menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan
sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap
intensitas dan arah perilaku seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic
dan motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsic adalah semua factor yang

berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk


melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka
ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak
hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi
kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsic memiliki pengaruh
yang efektif, karena motivasi intrinsic relaatif lebih lama dan tidak
tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam
motivasi intrinsic untuk belajar anatara lain adalah:
a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelisiki dunia yang lebih luas;
b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk maju;
c. Adanaya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat
dukungan dari orang-orang penting, misalkan orang tua, saudara,
guru, atau teman-teman, dan lain sebaginya.
d. Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang
berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah factor yang dating dari luar diri individu tetapi
memberi pengaruh terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian,
peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua, danlain sebagainya.
Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan memengaruhi
semangat belajar seseorang menjadi lemah.
-

Minat

Secara sederhana,minaat (interest) nerrti kecemnderungan dan


kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang popular dalam
psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai factor internal
lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan
kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas
belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh
karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik
lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi
pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membagkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa
digunakan. Anatara lain, pertama, dengan mebuat materi yang akan
dipelajarai semenarik mingkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk
buku materi, desai pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor
apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif,
afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi
guru yang menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang
studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih
sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.

Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan


proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dangan cara yang
relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara
positif maupun negative (Syah, 2003).
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau
tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.
Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negative dalam belajar,
guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang professional dan
bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik
bagi siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian sebagai seorang
guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk
menyajikan pelajaranyang diampunya dengan baik dan menarik sehingga
membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak
menjemukan; meyakinkansiswa bahwa bidang studi yang dipelajara
bermanfaat bagi ddiri siswa.
-

Bakat

Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat.


Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan dating (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin
(1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki
seorang siswa untauk belajar. Dengan demikian, bakat adalah
kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang diperlukan
dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan
bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung
proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk
mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk
melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan.
Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah
menyerap informasiyang berhungan dengan bakat yang dimilkinya.
Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah
mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.
Karena belajar jug dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap
individu,maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan
memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya,
anatara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak
memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
b. Factor-faktor eksogen/eksternal

Selain karakteristik siswa atau factor-faktor endogen, factor-faktor


eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini,
Syah (2003) menjelaskan bahwa faktaor-faktor eksternal yang
memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
factor lingkungan social dan factor lingkungan nonsosial.
1)

Lingkungan social
a. Lingkungan social sekolah, seperti ggggggguru, administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat
menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baikdisekolah.
Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru
atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk
belajar.
b. Lingkungan social massyarakat. Kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar
siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran
dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas
belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan
teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan belum dimilkinya.
c. Lingkungan social keluarga. Lingkungan ini sangat
memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat
orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi dampak
terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota
keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

2)

Lingkungan non social.

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah;


a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas
dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu
lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang. Lingkungan alamiah
tersebut mmerupakan factor-faktor yang dapat memengaruhi
aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam
tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.
b. Factor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan
lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain
sebagainya.
c. Factor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Factor ini
hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu
juga denganmetode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan
kontribusi yang postif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru

harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar


yang dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa.

Pengertian Kepercayaan Diri | percaya


diri

June 25, 2010


Jurnal Psikologi, Psikologi Remaja
14 comments

Dalam bahasa gaul harian, pede yang kita maksudkan adalah


percaya diri. Semua orang sebenarnya punya masalah dengan istilah yang satu ini.
Ada orang yang merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan
wilayah hidupnya. Mungkin terkait dengan soal krisis diri, depresi, hilang kendali,
merasa tak berdaya menatap sisi cerah masa depan, dan lain-lain. Ada juga orang
yang merasa belum pede dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa yang
ditekuninya.
Ada juga orang yang merasa kurang percaya diri ketika menghadapi situasi atau
keadaan tertentu. Berdasarkan praktek hidup, kita bisa mengatakan bahwa yang
terakhir itu normal dalam arti dialami oleh semua manusia.
Sebenarnya apa sih yang kita maksudkan dengan istilah pede/kepercayaan diri itu?

Percaya diri
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri
serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak
terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87),
percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi

keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang
yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada
kemampuannya, karena itu sering menutup diri.

Percaya diri
Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan
pede/kepercayaan diri yaitu ada empat macam, yaitu :
1. Self-concept : bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan,
bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda
mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.
2. Self-esteem : sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda,
sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari
diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai,
bermartabat atau berharga di dalam diri Anda.
3. Self efficacy : sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda
miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil
yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau
juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam
menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
4. Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda
atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya
kepantasan untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self
esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005)
Berdasarkan itu semua, kita juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa
kepercayaan diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu
dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada
kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di
dalam
hidupnya.
Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki
kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap
sebagai berikut :
a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara
sungguh
sungguh.
b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)
c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
e. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak
optimal)
f.
Canggung
dalam
menghadapi
orang
g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan
mendengarkan
yang
meyakinkan
h.
Sering
memiliki
harapan
yang
tidak
realistis
i.
Terlalu
perfeksionis
j. Terlalu sensitif (perasa)

Percaya diri
Sebaliknya, orang yang kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif
terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan
akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus
bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu)
melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan
pengalaman dan perhitungannya.

Definisi konsep diri


oleh: Aamprogresif Pengarang : Ulfah Maria
Summary rating: 3 stars (3 Tinjauan)
Kunjungan : 520
kata:600
Comments : 1
More About : definisi konsep diri

Menurut Brehm & Kassin (1989) konsep diri dianggap sebagai komponen
kognitif dari diri sosial secara keseluruhan, yang memberikan penjelasan tentang
bagaimana individu memahami perilaku, emosi, dan motivasinya sendiri. Secara
lebih rinci Brehm dan Kassin mengatakan bahwa konsep diri merupakan jumlah
keseluruhan dari keyakinan individu tentang dirinya sendiri.
Pendapat senada diberikan oleh Gecas (dalam Albrecht, Chadwick &
Jacobson, 1987) bahwa konsep diri lebih tepat diartikan sebaga i persepsi individu
terhadap diri sendiri, yang meliputi fisik, spiritual, maupun moral. Sementara
Calhoun & Cocella (1990) mengatakan bahwa konsep diri adalah pandangan kita
tentang diri sendiri, yang meliputi dimensi: pengetahuan tentang diri sendiri,
pengharapan mengenai diri sendiri, dan penilaian tentang diri sendiri.
Menurut Brooks (dalam Rakhmat, 2002) konsep diri disini dimengerti
sebagai pandangan atau persepsi individu terhadap dirinya, baik bersifat fisik,
sosial, maupun psikologis, dimana pandangan ini diperolehnya dari
pengalamannya berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai arti penting

dalam hidupnya. Konsep diri ini bukan merupakan faktor bawaan, tetapi faktor
yang dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman individu berhubungan dengan
orang lain, sebagaimana dikatakan oleh Grinder (1976) bahwa persepsi orang
mengenai dirinya dibentuk selama hidupnya melalui hadiah dan hukuman dari
orang-orang di sekitarnya.
31
Partosuwido, dkk (1985) menambahkan bahwa konsep diri adalah cara
bagaimana individu menilai diri sendiri, bagaimana penerimaannya terhadap diri
sendiri sebagaimana yang dirasakan, diyakini dan dilakukan, baik ditinjau dari
segi fisik, moral, keluarga, personal dan sosial.
Konsep diri mempunyai arti yang lebih mendalam dari sekedar gambaran
deskriptif. Konsep diri adalah aspek yang penting dari fungsi-fungsi manusia
karena sebenarnya manusia sangat memperhatikan hal-hal yang berhubungan
dengan dirinya, termasuk siapakah dirinya, seberapa baik mereka merasa tentang
dirinya, seberapa efektif fungsi-fungsi mereka atau seberapa besar impresi yang
mereka buat terhadap orang lain (Kartikasari, 2002). Batasan pengertian konsep
diri dalam Kamus Psikologi adalah keseluruhan yang dirasa dan diyakini benar
oleh seorang individu mengenai dirinya sendiri (Kartono & Gulo, 1987).
Berzonsky (1981) menyatakan bahwa konsep diri yang merupakan
gabungan dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial, dan moral tersebut adalah
gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri nyatanya maupun
penilaian berdasarkan harapannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan
atau penilaian individu terhadap dirinya sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial,
maupun psikologis, yang didapat dari hasil interaksinya dengan orang lain.
Diterbitkan di: 13 Februari, 2011
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2116736-definisi-konsepdiri/#ixzz1ZutTJx8D

Ingatan adalah gudang informasi atau proses pembangkitan ataupenghidupan kembali


pengalaman kita. atau suatu informasi yang di berikode dan di panggil kembali, dan
pada dasarnya ingatan adalah suatu yangberbentuk jati diri manusia dan ini yang
membedakan manusia dari makhluklainnya. Sebaliknya ingatan merupakan kumpulan
reaksi elektrokimia yangsangat rumit dan unik di seluruh bagian otak. Dimana ingatan
yang bersifatdinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan
bertambahnyainformasi yang di simpan. Dan untuk dapat mengembangkan ingatan,
pertama-tama kita harusmemahami apa sebenarnya ingatan dan bagaimana cara
kerjanya. Untuk itu,kita akan memulai dengan mengulas beberapa gambaran umum
tentang jenisjenisingatan. Dan berbagai bentuk ingatan di simpan dalam daerahdaerahotak yang memiliki fungsi yang berbeda, dan untuk mengeluarkan
kembaliingatan maka di butuhkan penarikan dan pengambilan bagianbagianingatan secara umum, cara menampilkan kembali yaitu bergantung
padaberbagai faktor antara lain waktu, p e n t i n g t i d a k n y a , t u j u a n , i s i , k e
k u at a n , d a n s u m b e r r a n g s a n g a n .y a n g m e r u p a k a n d a s a r d a r i s
e mua bentuk ingatan

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2191390-pengertian-dayaingat/#ixzz1Zux31R00

You might also like