Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN KLINIK 4A
MAKALAH
oleh
Kelompok 5
MAKALAH
disusun sebagai pemenuhan tugas KK 4B dengan
dosen pengampu: Ns. Jon Hafan S, M.Kep.
oleh
Kelompok :
Fajar Kharisma
142310101060
Santi Rahayu
142310101027
Ivatul Laili K
142310101051
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Meningitis dengan tepat
waktu. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan, bantuan dan saran dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1
Ns. Lantin Sulistyorini, S. Kep., M. Kes. selaku ketua program studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember,
kekurangannya dari segi teknik dan metode penulisan yang jauh dari sempurna.
Merupakan suatu penghargaan bagi penulis apabila ada saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Jember, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
ii
DAFTAR ISI...............................................................................................
iii
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................
1
1
2
2.1 Pengertian..............................................................................
2.2 Epidemiologi..........................................................................
2.3 Etiologi...................................................................................
2.4 Manifestasi Klinis.................................................................
2.5 Patofisiologi...........................................................................
2.6 Komplikasi dan Prognosis....................................................
2.7 Penatalaksanaan...................................................................
2.8 Pemeriksaan Penunjang.......................................................
2.9 Pencegahan............................................................................
3
3
5
6
7
8
9
9
10
BAB 3. PATHWAY....................................................................................
12
13
4.1 Pengkajian.............................................................................
4.2 Diagnosa.................................................................................
4.3 Perencanaan..........................................................................
4.4 Pelaksanaan ..........................................................................
4.5 Evaluasi.................................................................................
BAB 5. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS.........................................
13
16
17
21
2
25
BAB 6. PENUTUP......................................................................................
37
6.1 Kesimpulan.............................................................................
37
6.2 Saran.......................................................................................
37
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
38
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningitis merupakan peradangan pada
subaraknoid (Bonthius & Karacay, 2002). Proses peradangan tersebut juga dapat
meluas ke jaringan otak dan medula spinalis (Gilroy, 2000; Victor & Ropper,
2001). Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, parasit dan jamur. Selain
itu dapat pula disebabkan oleh kondisi selain proses infeksi seperti kelainan
proses inflamasi (contoh: systemic lupus erythematosis, penyakit Kawasaki) dan
proses keganasan (contoh:
Haemophilus influenzae,
Meningitis Tuberkulosis
Di seluruh dunia, tuberkulosis merupakan penyebab utama dari morbiditas
dan kematian pada anak. Di Amerika Serikat, insidens tuberkulosis kurang dari
5% dari seluruh kasus meningitis bakterial pada anak, namun penyakit ini
mempunyai frekuensi yang lebih tinggi pada daerah dengan sanitasi yang buruk.
Meningitis tuberkulosis masih banyak ditemukan di Indonesia karena
morbiditas tuberkulosis anak masih tinggi. Angka kejadian tertinggi dijumpai
pada anak terutama bayi dan anak kecil dengan kekebalan alamiah yang masih
rendah. Angka kejadian jarang dibawah usia 3 bulan dan mulai meningkat dalam
usia 5 tahun pertama, tertinggi pada usia 6 bulan sampai 2 tahun. Angka kematian
berkisar antara 10-20%. Sebagian besar memberikan gejala sisa, hanya 18%
pasien yang normal secara neurologis dan intelektual. Anak dengan meningitis
tuberkulosis yang tidak diobati, akan meninggal dalam waktu 3-5 minggu. Angka
kejadian meningkat dengan meningkatnya jumlah pasien tuberkulosis dewasa.6,9,10
Meningitis Viral
Insidens meningitis viral di Amerika serikat yang secara resmi dilaporkan
berjumlah lebih dari 10.000 kasus, namun pada kenyataannya dapat mencapai
75.000 kasus. Kekurangan dalam pelaporan data ini disebabkan oleh gejala klinis
yang tidak khas dan inabilitas beberapa virus untuk tumbuh dalam kultur. Menurut
data yang dilaporkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pasien
rawat inap dengan meningitis viral sekitar 25.000 50.000 tiap tahunnya.12
Di seluruh dunia, penyebab meningitis viral termasuk enterovirus, mumps
virus mumps (gondongan), virus measles (campak), virus varicella zoster (VZV)
dan HIV. Gejala meningitis dapat timbul hanya pada 1 dari 3000 kasus. Mumps
menyebabkan 10-20% meningitis
dimana akses vaksin sulit. Insidens 20 kali lebih besar pada tahun pertama
kehidupan. Pada neonatus lebih dari 7 hari, meningitis aseptik sering disebabkan
oleh enterovirus. Vaksinasi mengurnagi insidens dari meningitis oleh virus
mumps, polio dan measles. Virus mumps dan measles sering menyebabkan
meningitis pada anak usia sekolah sampai kuliah. Enterovirus 1,3 1,5 kali lebih
sering lebih sering menyebabkan meningitis pada laki-laki dibanding perempuan ,
sedangkan virus mumps 3 kali lebih sering menyerang laki-laki dibanding
otak,
misalnya
pada
penyakit
faringitis,
tonsilitis,
pneumonia,
jernih
2.7 Penatalaksanaan
Penderita diberikan pengobatan dengan pemberian antibiotik yang sesuai
dengan jenis penyebab meningitis, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
enterobacteriaceae
Sefotaksim,
2.8.2.
Pemeriksaan Darah
Dilakukan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju
Endap Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit, dan kultur.
1.
Pada meningitis purulenta didapatkan peningkatan leukosit.
2.
Pada meningitis serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Di
samping itu, pada meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan
2.8.3.
LED.
Pemeriksaan Radiologis
10
1.
2.
2.9 Pencegahan
Meningitis dapat dicegah dengan cara meningkatkan data tahan tubuh melalui
vaksinasi dan pemenuhan kebutuhan gizi, juga melalui perbaikan lingkungan,
isolasi penderita dan kemoprofilaksis.
Meningitis Meningokokus dapat dicegah dengan pemberian kemoprofilaksis
(antibiotik) kepada orang yang kontak dekat atau hidup serumah dengan
penderita. Vaksinasi diberikan hanya kepada kelompok risiko tinggi seperti
jemaah haji. Vaksin Meningitis grup A dan C merupakan vaksin yang efektifitsnya
tinggi dalam mencegah penyakit. Pemberian vaksin sebaiknya dilakukan 10-14
hari menjelang keberangkatan karena tubuh memerlukan pembentukan antibodi
selama waktu itu. Efekvaksin dapat bertahan selama 2-3 tahun.
Menigitis yang disebabkan oleh Meningokokus, H.influenza tipe b bisa
menular pada anak dan orang dewasa yang berhubungan erat dengan penderita
yaitu tinggal dalam satu gedung yang sama. Untuk penderita perlu diisolasi,
lingkungan diperbaiki dan meningkatkan
penitipan anak, barak-barak tentara, rumah sakit perlu maendapat perhatian dalam
hal ini.
Meningitis tuberkulosa dapat dicegah dengan meningkatkan sistem kekebalan
tubuh dengan cara memenuhi kebutuhan gizi dan pemberian imunisasi BCG.
Hunian sebaiknya memenuhi syarat kesehatan, seperti tidak over crowded (luas
lantai >4,5 m2/orang), ventilasi 10-20 % dari luas lantai dan pencahayaan yang
cukup.Higiene perseorangan harus ditingkatkan.
12
BAB 3. PATHWAY
Nyeri akut
Metebolisme
me
Proses peradangan
13
status
registrasi, tanggal dan jam masuk rumah sakit, (MRS) serta diagnosis
medis. Dengan fokus meliputi:
-
Usia : Pada penyakit meningitis sering terjadi pada usia anak anak dan
dewasa. Tetapi paling sering terjadi pada anak anak dikarenakan
penyakit meningitis ini terjadi dikarenakan lemahnya imunoglobulin
dalam merespon patogen yang masuk
umur 2 5 bulan
Ras ( keturunan ) : ras kulit hitam karena penyebab tersering dari
meningitis adalah mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit dan jamur.
Karena kebanyakan ras kulit hitam merupakn daerah Afrika yang rawan
akan penyakit AIDS makan ras kulit hitam menjadi berisiko lebih tinggi
dari pada ras kulit putih karena AIDS sendiri merupakan penyebab non-
14
turun, mengalami kejang, BAB mencret tapi BAK normal , keluar cairan
dari telinga dan sering mengeluh sakit pada telinga.
c. Riwayat Penyakit
- Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan meningitis biasanya diawali dari adanya sakit kepala yang
hebat, muntah muntah, demam yang tinggi tak kunjung turun, kejang
kejang, diare,kesadaran yang menurun, sakit pada daerah telinga bakan
hingga mengeluarkan cairan dari dalam telinga dan kaku kuduk.
-
4.1.1
Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada
mendukung
data
dari
pengkajian
anamnesis.
inflamasi
dan
iritasi
meningen
yang
sudah
15
16
penyebab teridentifikasi.
Kultur darah guna mengetahui organisme atau patogen penyebab.
Kultur urin
Kultur nasofaring
Elektrolit serum meningkat jika anak dehidrasi; Na+ naik dan K+ turun
Osmolaritas urin meningkat dengan sekresi ADH
Pemeriksaan Radiologi
a. MRI/CT scan: CT-Scan dilakukan untuk menentukan
adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya.
Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang
sudah sangat parah. CT scan dapat membantu dalam
melokalisasi
lesi,
melihat
ukuran/letak
ventrikel,
(EEG),
akan
menunjukkan
Resiko infeksi
Nyeri akut b.d proses infeksi
Pola nafas tidak efektif
Kebersihan jalan nafas tidak efektif
Hipertermia b.d proses infeksi
Kekurannya volume cairan b.d deman tinggi
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d muntah
Resiko ketidak efektivan perfusi jaringan serebral
Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler
Resiko cidera
17
4.3 Perencanaan
N
o
1.
Diagnosa
Keperawatan
Pola nafas tidak
hasil
Setelah
efektif
perawatan
3x24 jam
Memperlihat
kan pola
nafas normal
Kriteria hasil:
a. Mangurangi
pemakaian
alat bantu
pernafasan
b. Memperlihat
n posisi
c. Pantau
tanda
tanda vital
d. Pantau
aktivitas
fisik
e. Lakukan
pendidika
n
normal
pada
setelah perawatan
3x24 jam
menunjukkan
sumbatan jalan
nafas
kriteria hasil :
a. Berkurangnya
suara tambahan
saat pernafasan
b. Jumlah
sumbatan jalan
nafas berkurang
c. TTV normal
Setelah
n oksigen
b. Menejeme
kesehatan
Kebersihan jalan
Hipertermia b.d
a. Menejeme
kan status RR
berkurangnya
Intervensi
dilakukan 1
keluarga
a. Lakukan terapi
nafas dalam
b. Pantau TTV
c. Lakukan
pembersihan
jalan nafas
d. Beri edukasi
keluarga cara
melakukan
teknik nafas
dalam untuk
memandirikan
pasien
Berikan
kompres
18
proses infeksi
tindakan keperawatan
dingin
lipatan
Beri
1.
Anak
tidak
menangis
2.
Suhu
di
sekitar
misalnya
anak
banyak
cc/hari
tubuh 3
normal : 36,5-37,5 oC
Ciptakan
suasana
Anjurkan
keluarga
untuk
tidak
memakaikan selimut
dan
pakaian
yang
Kolaborasi
antipiretik
pemberian
cairan
parenteral
Evaluasi tanda vital
(suhu, nadi, tensi,
pernafasan) setiap 3
jam
.
Kekurannya volume
cairan b.d deman
tinggi
Setelah perawatan
a. Manajemen
3x24 jam
Memperlihatkan
cairan
b. Pemantauan
status cairan
cairan
c. Manajemen
adequat
Kriteria hasil :
a. Asupan cairan
baik
b. Elektrolit serum
hipertermia
d. Pantau TTV
e. Manajemen
elektrolit
f. Pantau elektrolit
19
dalam batas
g. Kolaborasi terapi
normal
c. TTV dalam
intravena
h. Pendidikan
batas normal
d. Keseimbangan
kesehatan pada
keluarga
intake dan
output
e. Menampilkan
hidrasi yang
baik
.
ketidak efektivan
Setelah
melakukan
perawatan 4x24
jam
Memperlihatkan
status gizi
adequat
Kriteria hasil :
a. Mempertahank
an BB
b. Asupan nutrisi
dan cairan
c. Melaporkan
enerqy
adequat
d. Nilai lab dalam
batas normal
e. Toleransi
dengan diet
yang diberikan
Setelah
a.
b.
c.
d.
diri : makan
e. Pemantauan cairan
f. Penyuluhan nutrisi
pada keluarga
g. Kolaborasi pemberian
perfusi jaringan
dilakukan 1
2
tindakan keperawatan
serebral
suplai
kebutuhan oksigen ke
otak
Menejemen nutrisi
Terapi nutrisi
Pemantauan nutrisi
Bantuan perawatan
batas
teratur
dengan
dan
bandingkan
dengan
keadaan
normal,
seperti GCS
20
hasil:
Pantau
arteri
Pertahankan
Kebutuhan jaringan
oksigen terpenuhi dan
darah
tirah
gas
kepala datar.
Tingkatkan sirkulasi
arteri
Tingkatkan sirkulasi
vena
Kolaborasi
pemberian cairan IV
dengan alat control
khusus
Kolaborasi
pemberian
Setelah
perawatan
3x24 jam
memperlihatk
an
pengendalian
nyeri
Kriterian
hasil :
a. Ekspresi
wajah
b. Mengenali
awitan nyeri
c. Memperlihat
kan teknik
mengurangi
nyeri
d. Melaporkan
pola tidur
sesuai indikasi
a. Manaen nyeri
b. Kolaborasi
pemberian
analgesik
c. Pendidikan
kesehatan
teknik
mengurangi
nyeri
d. Pemantauan
tanda tanda
vital
e. Pemantauan
istirahat tidur
obat
21
yang baik
e. Menggunaka
n tindakan
meredakan
nyeri
f. Melaporkan
penurunan
nyeri
Resiko cidera
a. Pantau mobilitas
Setelah
perawatan
3x24 jam
Menunjukan
fisik pasien
b. Pantau TTV
c. Timgkatkan
safety pasien
berkurangnya
guna
frekuensi
mengurangi
kejang
Kriteria
resiko cidera
hasil :
a. TTV dalam
batas normal
b. Terpantaunya
mobilitas
fisik guna
pada pasien
d. Kolaborai
dengan keluarga
agar risiko
cidera dapat
terkuramgi
mengurang
risiko kejang
Resiko infeksi
Setelah perawatan
3x24 jam
Mengurangi risiko
infeksi
Kriteria hasil :
a. Meningkatkan
status imunitas
pasien
a. Lakukan
kolaborasi guna
pemberian obat
untuk peningkatan
status imun pasien
b. Pantau TTv
c. Pantau mobilitas
22
fisik guna
normal
c. pantau kebersian
meminimalisir
pasien,lingkunga
n dan asupan
makanan
terkontaminasinya
patogen
d. Menejemen
lingkungan
e. Menejemen
asupan makanan
dan cairan
f. Pantau asupan
makan dan cairan
g. Lakukan
pendidikan
kesehatan pada
keluarga
4.4 Implementasi
No
Diagnosa Keperawatan
Implementasi
.
Pola nafas tidak efektif
a.
b.
c.
d.
e.
Memenejemen oksigen
Memeenejemen posisi
Memantau tanda tanda vital
Memantau aktivitas fisik
Melakukan pendidikan
23
infeksi
keluarga
untuk
tidak
a
b
c
d
e
f
g
Memenejemen cairan
Memantau cairan
Memenejemen hipertermia
Memantau TTV
Memenejemen elektrolit
Memantau elektrolit
Melakukan kolaborasi dalam
a
b
c
d
e
f
keluarga
Mengkolaborasi pemberian diet dengan
ahli gizi
a. Mengkaji tanda-tanda vital
b. Memantau status neurologis
dengan
24
obat
sesuai
indikasi
a
b
Memanaen nyeri
Mengkolaborasikan pemberian
analgesik
Memberikan pendidikan kesehatan
Resiko cidera
IV
Resiko infeksi
a. Melaakukan kolaborasi guna
pemberian obat untuk peningkatan
status imun pasien
b. Memantau TTV
c. memantau mobilitas fisik guna
meminimalisir terkontaminasinya
25
patogen
d. Memenejemen lingkungan
e. Memenejemen asupan makanan dan
cairan
f. Memantau asupan makan dan cairan
Lakukan pendidikan kesehatan pada
keluarga
4.5 Evaluasi
No. Diagnosa
Pola nafas tidak efektif
Evaluasi
Tercapainya pola nafas normal
pernafasan
Memperlihatkan status RR normal
berkurangnya sumbatan
jalan nafas
Jumlah sumbatan jalan nafas
berkurang
TTV normal
tidak efektif
muntah
26
Tercapainya
perfusi
jaringan
serebral
prasekolah
80-110
x/mnt,
Skala nyeri 0
Tidak terjadi cedera.
tidak terjadi infeksi
27
28
IDENTITAS
Nama
: An. AN
Usia
: 2 bln
Jenis kelamin : perempuan
Alamat
:Jl. Rawa badak Cipedak
selatan
Pendidikan
:-
Orang tua
29
Usia
: 40 thn
Usia
: 35 thn
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Alamat
: Jagakarsa
Alamat
: Jagakarsa
Pekerjaan : pedagang
Pekerjaan :IRT
Penghasilan : -
RIWAYAT KEHAMILAN
ANC tidak rutin diperiksakan ke bidan atau dokter, ibu tidak pernah
menderita penyakit saat hamil.
RIWAYAT KELAHIRAN
o
o
o
o
o
Tempat kelahiran
: dirumah
Penolong persalinan
: bidan
Cara bersalin
: spontan
Masa gestasi
: cukup bulan
Keadaan bayi : Berat badan lahir 3100 gram dan panjang lahir
( ibu lupa ), langsung menangis, sianosis (-), kuning (-).
RIWAYAT MAKANAN
USI
A
ASI/PASI
Bubu
Buah/biskui
Nas
i
30
(bln)
0-2
ASI
r susu
tim
RIWAYAT IMUNISASI
Polio 1x, hep B 1x
KELUHAN UTAMA:
Muntah-muntah sejak 2 hari SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
Suspek Meningitis bakterialis
PEMERIKSAAN FISIK
LK: 38 cm
Mata : conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor,
3
4
5
31
6
7
8
9
Status Neurologis
o Kesadaran : GCS = 15 E = 4, M = 6, V = 5
o Tanda rangsang meningeal : Kaku kuduk (-), laseque
o
o
o
o
o
o
DATA PENUNJANG
Hasil laboratorium
AGD
25-7-
30-7-
2-8-
6-8-
Nilai
32
pH
12
12
12
12
7.607
7.506
7.594
7.410
normal
7.3707.440
pCO2
50.0
41.2
26.3
36.0
35-45
mmHg
pO2
52.2
174.7
178.4
82.5
83-108
mmHg
HCO3
48.8
31.8
24.9
22.3
21-28
mmol/L
Saturasi O2
91.5
99.3
99.5
96.5
95-99
%
Base excess
23.7
8.0
4.5
-1.7
-2.5-2.5
mmol/L
BP
750
750
750
751
Total CO2
50.3
33.1
25.1
23.4
19-24
mmol/L
Natrium (darah)
Kalium (darah)
Klorida (darah)
2
571
2
3
071
2
281
2
6812
Nilai rujukan
14
135-147
mmol/l
4.
2.
3.
3.
3.10-5.10
86
mmol/l
10
95-108
mmol/l
33
ANALISIS DATA
1
DS :
DO :
5x/perhari
BB 2700 gram
TB 50 cm
LILA 8,5 cm
DS :
DO :
DS : -
lemah
DO : - GCS = 15 E = 4, M = 6, V = 5
- lemah, letih, lesu
- Hb 13,5
- kaku kuduk (-), laseque >70/>70, kernig >135,
brudzinski I dan II (-)
34
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1
Ketidakseimbangan
berhubungan
2
3
nutrisi
dengan
kurang
dari
ketidakmampuan
kebutuhan
tubuh
memasukkan
dan
mencerna nutrisi
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hipertermi
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
dan
INTERVENSI KEPERAWATAN
1
menelan
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC
1
Nutrition Management
- Kaji adanya alergi makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
-
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang sudah dikonsultasikan oleh ahli gizi
Anjurkan pasien membuat catatan makanan harian
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
35
oral
Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
tidak ada
Fluid Management
- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
- Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi
-
36
volume cairan
Monitor adanya tanda gagal jantung
NIC
Activity Therapy
-
37
Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
beraktifitas
Sediakan penguatan yang positif bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual
EVALUASI
1
kekurangan
dalam
38
BAB 6. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Meningitis adalah radang pada meningen (membran
yang melapisi otak dan medula spinalis) dan disebabkan
oleh virus, bakteri, atau organ-organ jamur
Meningitis merupakan salah satu penyakit infeksi SSP
yang akut dan memiliki angka kematian dan kecacatan
yang
tinggi.
Diagnosis
meningitis
sering
mengalami
piogenik
pembentuk
yang
pus,
disebabkan
terutama
oleh
bakteri
meningokokus,
39
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Amin Nurarif, S. Kep., Ns. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan
diagnose Medis dan NANDA NIC-NOC Edisi Revisi jilid 3. Jogjakarta:
Mediaction Publishing.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC.