You are on page 1of 4

ANALISA

Berdasarkan data hasil percobaan dapat dianalisa beberapa faktor yaitu :


1. Analisa pada Switch 1 :
Keterangan show run dan show vlan pada switch 1 menunjukkan bahwa pada
switch 1 terdapat 4 jaringan vlan yaitu :
Vlan 10 Dosen
Vlan 20 Mahasiswa
Vlan 30 Staf
Vlan 99 Manajemen
Pada vlan 99 manajemen digunakan sebagai native vlan dengan ip address
172.17.99.11, pengaturan native vlan ini berfungsi untuk menghubungkan
perangkat switch agar antara vlan yang diklasifikasikan sama dapat saling
bertukar data walau berada pada perangkat switch yang berbeda.
Konfigurasi link komunikasi data pada switch 1 disetting 2 mode yaitu access link
dan trunk link dengan pengaturan interface sebagai berikut :
Untuk vlan 10 Dosen disetting access link pada port interface Fa0/6 hingga
Fa0/10
Untuk vlan 20 Mahasiswa disetting access link pada port interface Fa0/11 hingga
Fa0/17
Untuk vlan 30 Staf disetting access link pada interface port Fa0/18 hingga
Fa0/24
Sedangakan untuk trunk link disetting pada port Interface Fa0/1 hingga Fa0/5 ,
hal ini dapat dilihat dari data keterangan hasil show int trunk , mode trunk
disetting mode enkapsulasi yang dikonfigurasi pada router
Setting access link berfugnsi untuk menerima perintah komuikasi data dari pc
client ke switch yang kemudian akan diforward ke device tujuan berikutnya,
sedangkan setting trunk link berfungsi untuk menangani arus komunikasi data
yang berjumlah banyak dari berbagai device pada satu jalur (kanal) komunikasi
data.
Perangkat Switch 1 digunakan sebagai VTP server , dimana konfigurasi vlan yang
dilakukan pada switch 1 akan di sebarkan dan di aplikasikan (disetting secara
otomatis) pada perangkat switch lain yang berfungsi sebagai VTP client setelah
perangkat switch 1 dikonfigurasi perintah VTP server.
Pada kasus ini yang di setting secara otomatis adakah konfigurasi vlan dan
konfigurasi port trunk yang dilakukan pada switch 1 sedangkan untuk konfigurasi
port access dan konfigurasi ip address pada native vlan (Vlan 99 manajemen)
tidak berlaku setting otomatis tersebut atau dengan kata lain untuk port access
link dan ip address vlan 99 harus disetting secara manual. Hal ini dapat dilihat
dari hasi show run pada perangkat switch 2 dan switch 3 yang berfungsi sebagai
VTP client, sebelum dan setelah dikonfigurasi perintah VTP client.

2. Analisa Pada Switch 2


Pada switch 2 keterngan hasil show run dan show vlan menunjukkan bahwa
terdapat 4 jaringan vlan hasil konfigurasi otomatis yang bersumber dari device
yang berfungsi sebagai VTP server yaitu switch 1 dengan keterangan vlan
sebagai berikut :
Vlan 10 Dosen
Vlan 20 Mahasiswa
Vlan 30 Staf
Vlan 99 Manajemen
Hal ini berbeda dengan keterangan hasil show vlan sebelum switch 1
dikonfigurasi sebagai VTP server dan switch 2 dikonfigurasi sebagai VTP client,
dimana switch 2 belum memiliki jaringan vlan, hal ini membuktikan bahwa
setting VTP yang dilakukan telah berhasil.
Pada vlan 99 manajemen yang berfungsi sebagai native vlan, belum
terkonfigurasi ip address, pada kasus ini harus dilakukan setting ip address
secara manual agar kofigurasi native vlan yang dibuat dapat bekerja. Port access
untuk masing-masing vlan pada switch 2 juga belum terkonfigurasi layaknya
konfigurasi pada switch 1, hal ini disebabkan karena VTP hanya akan
menyebarkan data jaringan vlan dan port trunk dari VTP server. Konfigurasi
native vlan harus dilakukan secara manual dengan membri ip address pada vlan
99 yaitu 172.17.99.12 sedangkan konfigurasi port access link untuk masingmasing vlan pada switch 2 dapat disesuaikan dengan kebutuhan jaringan.
Pada switch 2 port untuk trunk link telah tersetting secara otomatis karena
pengaturan VTP yang bersumber dari switch 1. Trunk link tersetting pada port
interface Fa0/1 dan Fa0/2 , hal ini disebabkan karena pada switch 1 trunk link
disettinng pada interface Fa0/1 hingga Fa0/5 sedangkan port interface switch 2
yang terhubung dengan port interface switch 1 melalui kabel cross over hanya
dua port yaitu Fa0/1 dan Fa0/2 yang sama-sama terhubung ke port interface
Fa0/1 dan Fa0/2 milik switch 1.

3. Analisa pada switch 3


Hasil show run dan show vlan pada switch 3 menunjukkan bahwa terdapat 4
jaringan vlan hasil konfigurasi otomatis yang bersumber dari device yang
berfungsi sebagai VTP server yaitu switch 1 dengan keterangan vlan sebagai
berikut :
Vlan 10 Dosen
Vlan 20 Mahasiswa
Vlan 30 Staf
Vlan 99 Manajemen
Hal ini berbeda dengan keterangan hasil show vlan sebelum switch 1
dikonfigurasi sebagai VTP server dan switch 2 dikonfigurasi sebagai VTP client,
dimana switch 3 belum memiliki jaringan vlan, hal ini membuktikan bahwa
setting VTP yang dilakukan telah berhasil.
Sama seperti hasil pada swicth 2, pada switch 3 hasil show run menujukkan
bahawa vlan 99 manajemen yang berfungsi sebagai native vlan, belum
terkonfigurasi ip address, pada kasus ini switch 3 juga harus disetting ip address
secara manual agar kofigurasi native vlan yang dibuat dapat bekerja. Konfigurasi
native vlan harus dilakukan secara manual dengan membri ip address pada vlan
99 yaitu 172.17.99.13 sedangkan konfigurasi port access link untuk masingmasing vlan pada switch 3 dapat disesuaikan dengan kebutuhan jaringan.
Port access untuk masing-masing vlan pada switch 3 juga belum terkonfigurasi,
hal ini disebabkan karena VTP hanya akan menyebarkan data jaringan vlan dan
port trunk dari VTP server. Pada switch 3 dilakukan konfigurasi manual untuk
setting port access link dengan konfigurasi sebagai berikut :
Untuk vlan 10 Dosen disetting access link pada port interface Fa0/6 hingga
Fa0/10
Untuk vlan 20 Mahasiswa disetting access link pada port interface Fa0/11 hingga
Fa0/17
Untuk vlan 30 Staf disetting access link pada interface port Fa0/18 hingga
Fa0/24
Hal ini dapat dilihat dari keterangan hasil show run yang dilakukan pada switch 3
Pada switch 3 port untuk trunk link telah tersetting secara otomatis karena
pengaturan VTP yang bersumber dari switch 1. Trunk link tersetting pada port

interface Fa0/3 dan Fa0/4 , hal ini disebabkan karena pada switch 1 trunk link
disettinng pada interface Fa0/1 hingga Fa0/5 sedangkan port interface switch 3
yang terhubung dengan port interface switch 1 melalui kabel cross over hanya
dua port yaitu Fa0/3 dan Fa0/4 yang sama-sama terhubung ke port interface
Fa0/3 dan Fa0/4 milik switch 1.

4. Analisa pada router


Pada percobaan ini topologi yang digunakan untuk komunikasi data antara
switch 1 dengan router adalah topologi router on a stick , dimana hanya
digunakan satu jalur komunikasi data yang disetting dengan mode trunk dan
didalamnya dikonfigurasikan 4 sub interface dengan keterangan sebagai
berikut :
Sub interface Fa0/0.10 mode encapsulation dot1q 10 degan ip address
172.17.10.1 yang digunakan sebagai gateway vlan 10
Sub interface Fa0/0.20 mode encapsulation dot1q 20 degan ip address
172.17.20.1 yang digunakan sebagai gateway vlan 20
Sub interface Fa0/0.30 mode encapsulation dot1q 30 degan ip address
172.17.30.1 yang digunakan sebagai gateway vlan 30
Sub interface Fa0/0.99 mode encapsulation dot1q 99 degan ip address
172.17.99.1 yang digunakan sebagai gateway vlan 99
Sedangkan port interface Fa0/1 memiliki ip address 172.17..50.1 yang digunakan
sebagai gateway server, jalur ini digunakan sebagai penghubung menuju server
yang fungsinya sama sepeti access link untuk komunikasi data.
Setting sub interface ini harus dilakukan karena topologi yang digunakan untuk
komunikasi data dalah topologi router on a stick agar komunikasi data dapat
terjadi dan berjalan dengan baik. Pada perangkat router ini sub interface yang
dibuat dikonfigurasi dengan mode enkapsulasi (encapsulation dot1q) yang
memiliki arti yaitu pada sub interface ini dipaasng encapsulasi 802.1q atau
trunking untuk jaringan VLAN dengan ip address yang digunakan adalah gateway
masing-masing jaringan VLAN. Konfigurasi ini dilakukan agar client pada masing
masing jaringan VLAN dapat saling berkomunikasi walau berada pada jaringan
VLAN yang berbeda

You might also like