Professional Documents
Culture Documents
NIM
: 13713054
Kelompok
:2
Anggota (NIM)
Tanggal Praktikum
: 03 November 2015
: 09 November 2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material logam dan paduan banyak dijumpai dan digunakan pada industry
alat-alat berat, kontruksi, dan industry manufaktur. Para pelaku industri tersebut
memanfaatkan sifat-sifat logam dan paduannya sebagai bagian yang tak
terpisahkan dalam system pengoperasian industry mereka.
Salah satu sifat logam yang umum dimanfaatkan adalah sifat kekuatannya.
Sifat kekuatan logam dapat disejajarkan dengan sifat kekerasan logam. Untuk
membuat produk dari logam dan paduan yang memiliki kekuatan dan kekerasan
tinggi harus diatur kadar unsur-unsur yang terkandung dalam logam tersebut pada
saat proses pencairan dan pembuatan logam. Namun cara ini tidak efisien karena
membutuhkan biaya yang mahal dan prosesnya memerlukan waktu yang lama.
Salah satu metode untuk memperkeras logam yaitu dengan quenching.
Quenching akan meningkatkan kekuatan dan kekerasan suatu logam. Namun, cara
mengquench logam yang berbeda-beda terutama quenching tidak pada semua
specimen logam dapat mengakibatkan harga kekerasan specimen tersebut
berbeda-beda di tiap lokasi di specimen logam tersebut. Untuk mengetahui harga
kekerasan pada jarak tertentu dari sisi specimen yang diquench salah satu caranya
yaitu dengan percobaan jominy.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Menentukan harga kekerasan baja AISI 4140 pada berbagai jarak terhadap
letak pusat quench spesimen
2. Membandingkan kurva hasil percobaan jominy terhadap kurva data literatur
BAB II
TEORI DASAR
Kekerasan merupakan ketahanan suatu material terhadap deformasi plastis
lokal. Untuk meningkatkan kekerasan material terutama logam dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain heat treatment, solid solution strengthening, dan
strain hardening.
Heat treatment merupakan proses pengubahan sifat logam, terutama baja,
melalui pengubahan struktur mikro dengan cara pemanasan dan pengaturan laju
pendinginan. Jenis-jenis heat treatment antara lain annealing, normalizing, tempering,
dan quenching. Proses heat treatment pada baja dilakukan dengan cara memanaskan
baja sampai temperatur austenisasinya kemudian didinginkan secara cepat(quench).
Parameter yang dapat mempengaruhi kekerasan hasil p roses heat treatment antara
lain komposisi kimia,
laju pendinginan,
medium pendinginan,
serta cara
mendinginkannya.
Keterkerasan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengeras sampai
kekerasan tertentu pada suatu material setelah melalui proses heat treatment. Untuk
mengetahui sifat mampu keras material dengan proses heat treatment, ada dua metode
yang bisa digunakan, yaitu metode bola baja (oleh Krauss-Baine) dan metode jominy.
Pada metode bola baja, perlu beberapa bola baja untuk dipanaskan kemudian
didinginkan. Sifat mampu keras yang baik dari material diindikasikan dengan
persentase martensit yang terbentuk dan diukur dari diameter bola baja. Sedangkan
pada metode jominy, spesimen yang digunakan berbentuk silinder yang dipanaskan
pada temperatur austenisasinya, kemudian didinginkan pada salah satu ujungnya
dengan cara disemprot air. Untuk mengetahui sifat mampu kerasnya, diukur
kekerasan dari mulai dari jarak terdekat dari ujung penyemprotan air hingga ke ujung
satunya lagi.
quench
specimen.
ASTM
A255.
Kurva
menghubungkan
harga
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mengikir salah satu bagian specimen dan mengukur kekerasan awal spesimen
BAB IV
DATA PENGAMATAN
1. Kekerasan akhir specimen
Spesimen
: AISI 4140
Kekerasan awal
No
1
2
3
4
5
6
7
jarak (mm)
5
10
15
20
25
30
35
HRC
42
37
29
26
28
24
25
No
8
9
10
11
12
13
14
15
jarak (mm)
40
45
50
55
60
65
70
75
HRC
26
28
30
27
27
24
25
25
% min
% max
0,38
0,43
0,205
0,221
Cr
0,8
1,1
2,728
3,376
Mo
0,15
0,25
1,45
1,75
Mn
0,75
3,500
4,333
Si
0,15
0,35
1,105
1,245
DI (inch)
3,136
7,043
DI (mm)
79,65
178,9
DHDF 80 mm
DHDF 177,5 mm
4,5
1,06
7,5
1,13
1,22
10,5
1,3
12
1,35
13.5
1,42
15
1,47
18
1,61
21
1,72
1,01
24
1,8
1,02
27
1,88
1,03
33
2,01
1,06
39
2,13
1,09
45
2,23
1,12
51
2,33
1,18
IH min=54,97 HRC,dan IH
max=57,62 HRC.
Untuk memperoleh hardenability band, IH dibagi Distance Hardness Dividing
Factors dan dapat ditabelkan sebagai berikut :
Jarak (mm)
IH/DHDF 80 mm
IH/DHDF 177,5 mm
54,97
57,62
4,5
54,97
57,62
51,86
57,62
7,5
48,65
57,62
45,06
57,62
10,5
42,28
57,62
12
40,72
57,62
13.5
38,71
57,62
15
37,39
57,62
18
34,14
57,62
21
31,96
57,05
24
30,54
56,49
27
29,24
55,94
33
27,35
54,36
39
25,81
52,86
45
24,65
51,45
51
23,59
48,83
min
40
max
35
percobaan
30
25
20
0
20
40
60
80
BAB V
ANALISIS DATA
Praktikum metode Jominy ini dilakukan dengan menggunakan specimen baja
AISI 4140. Data yang diperoleh pada pengujian ini adalah harga kekerasan rockwell
C pada berbagai jarak terhadap pusat quench specimen setelah melalui proses heat
treatment. Spesimen pada percobaan ini mula- mula dipanaskan dalam tungku 900C
selama 30 menit untuk mendapatkan fasa austenite pada semua bagian specimen.
Melalui proses pendinginan cepat dengan disemprot air pada salah satu ujung
specimen, fasa austenite tersebut bertransformasi fasa berdasarkan diagram CCT baja.
Secara umum, kekerasan specimen di tiap posisi pada specimen setelah melalui
proses heat treatment ini meningkat terhadap kekerasan awal karena pendinginan
yang dilakukan secara cepat dengan media pendingin air dan udara lingkungan.
Namun harga kekerasan di tiap jarak terhadap pusat quench specimen berbeda-beda.
Harga kekerasan di dekat pusat quench specimen naik paling tinggi, terutama pada
jarak 0.5-2.0 cm, dibandingkan di posisi lain.
Semakin jauh posisi terhadap pusat quench specimen harga kekerasannya
semakin turun. Harga kekerasan yang menurun ini disebabkan oleh laju pendinginan
yang berbeda-beda tiap posisi. Pada posisi dekat pusat quench laju pendinginannya
sangat cepat karena media pendingin air lebih dominan daripada udara. Semakin jauh
dari pusat quench keterlibatan media pendingin air semakin berkurang dan dominan
udara sehingga akan mempengaruhi harga kekerasan. Menurut literature, severity of
quench air lebih tinggi daripada udara sehingga posisi specimen yang terpengaruh
oleh media pendingin air harga kekerasannya lebih tinggi.
Akan tetapi mulai pada jarak 2.5 cm keatas harga kekerasannya cenderung
stabil. Hal ini mungkin disebabkan oleh media pendingin udara lebih dominan
daripada air pada posisi-posisi ini sehingga harga kekerasannya stabil.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Harga kekerasan baja AISI 4140 pada berbagai jarak terhadap letak pusat
quench spesimen dapat ditabelkan sebagai berikut :
no
1
2
3
4
5
6
7
jarak (mm)
5
10
15
20
25
30
35
HRC
42
37
29
26
28
24
25
no
8
9
10
11
12
13
14
15
jarak (mm)
40
45
50
55
60
65
70
75
HRC
26
28
30
27
27
24
25
25
60
55
50
45
min
40
max
35
percobaan
30
25
20
0
20
40
60
80
5.2 Saran
Perlu pembuktian struktur mikro bahwa telah terjadi transformasi fasa pada
specimen.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dieter, G.E. Mechanical Metallurgy 2th edition. Mcg raw-hill, New York. 1986.
2. Callister, William D. Materials and Science Engineering An Introduction 6th
edition. John Willey & Sons, Inc. 2003.
3. Kalpakjian,S & Schmid, S. Manufacturing Engineering and Technology 6 th
edition. Pearson. 2009.
4. ASTM. 2002. ASTM A255 02: Standard Test Methods for Determining
Hardenability of Steel. USA. ASTM International.
RANGKUMAN
Metode pengerasan logam selain heat treatment antara lain solid solution
strengthening, strain hardening, grain refinement, precipitation hardening, dan
martensitic strengthening. Penguatan solid solution dilakukan dengan pemaduan
unsur-unsur yang lain untuk memperoleh sifat yang diinginkan. Strain hardening
strengthening dilakukan dengan pemberian cold working sehingga terjadi fenomena
strain hardening yang dapat mengeraskan material. Pengaturan ukuran butir
mempengaruhi kekuatan dan kekerasan, berdasarkan hokum hall petch, semakin kecil
ukuran butir maka kekuatan dan kekerasannya semakin tinggi. Precipitation
hardening dilakukan dengan pembentukan presipitat didalam matriks, dimana
presipitat ini dapat menghambat pergerakan dislokasi. Sedangkan martensitic
strengthening dilakukan dengan pembentukan fasa martensit yang keras dan getas
melalui pemanasan dan pendinginan yang cepat.
Kelebihan proses heat treatment dibandingkan metode pengerasan lainnya
yaitu sifat fisiknya tidak berubah karena komposisinya masih tetap sama.
Harga kekerasan suatu logam dapat dilihat pada kurva hardenability. Sifat
mampu kerasnya dapat kita ketahui dengan mencocokkan kurva hardenability pada
hardenability band. Selain menggunakan kurva hardenability, kita dapat melihat sifat
mampu kerasnya melalui diagram CCT. Semakin jauh jarak diagram (hidung) dari
garis tegak maka semakin baik sifat mampu kerasnya.
Berikut diagram CCT untuk baja hypoeutektoid dan baja hypereutectoid.
Pada
hypoeutektoid,
baja
baik
melunakkan
mengeraskan
untuk
maupun
temperatur
pemanasannya
yaitu
hypereutectoid,
untuk
LAMPIRAN
Tugas Setelah Praktikum 1
1. Buat grafik dari hasil percobaan dan berikan analisisnya!
2. Buat kurva grafik hardenability band dengan perhitungan dari baja yang
ditentukan setelah praktikum!
3. Jelaskan metode yang dapat digunakan untuk menentukan sifat mampu keras
logam!
4. Apa yang menyebabkan severity of quench berbeda-beda pada medium
quenching!
Jawab :
1. Dari
kurva
terlihat
kekerasan
didekat
disamping
bahwa
permukaan
pusat
kurva hardenability
harga
quench
45
40
35
30
25
harga
20
kekerasannya
20
40
60
80
60
55
50
45
min
40
max
35
percobaan
30
25
20
0
20
40
60
80