You are on page 1of 20

MOBILISASI AKTIVITAS

DAN LATIHAN
By : Emi Pebriani, S.Kep

DEFINISI
Mobilitas atau mobilisasi merupakan
kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya (Aziz AA,
2006)
Mobilitas fisik yaitu keadaan keika
tseseorang mengalami atau bahkan beresiko
mengalami keterbatasan fisik dan bukan
merupakan immobile (Doenges, M.E, 2000)

Immobility (imobilisasi) adalah keadaan tidak


bergerak/ tirah baring (bed rest) selama 3 hari atau
lebih (Adi, 2005). Suatu keadaan keterbatasan
kemampuan pergerakan fisik secara mandiri yang
dialami seseorang (Pusva, 2009).
Imobilisasi adalah suatu keadaan dimana
penderita harus istirahat di tempat tidur,tidak
bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau
gangguan pada alat/organ tubuh yang bersifat fisik
atau mental. Dapat juga diartikan sebagai suatu
keadaan tidak bergerak / tirah baring yang terus
menerus selama 5 hari atau lebih akibat perubahan
fungsi fisiologis (Bimoariotejo, 2009).

DEFINISI BODY MEKANIK


Body mekanik merupakan penggunaan
tubuh yang terkoordinir dan aman untuk
menghasilkan pergerakan dan
mempertahankan keseimbangan selama
aktivitas.
Adapun 3 Elemen Body mekanik
1. Body Aligement ( Postur Tubuh )
2. Balance ( Keseimbangan )
3. Koordinated Body Movement ( Gerakan
Tubuh yang terkoordinir )

Body Aligement
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh
dalam hubunganya dengan bagian tubuh
yang lain.
2. Balance
Keseimbangan tergantung pada interaksi
antara pusat line gravity.
3. Koordinated Body Movement
Dimana body mekanik berintraksi dalam
fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.
1.

PRINSIP BODY MEKANIK


Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus
diperhatikan yaitu memandang gravitasi sebagai
sumbu dalam pergerakan tubuh.
2. Keseimbangan
Keseimbangan dapat dicapai dengan cara
mempertahankan posisi garis gravitasi diantara
pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
3. Berat
Dalam menggunakan mekanik tubuh yang sangat
diperhatikan adalah berat atau bobot benda
yang akan diangkat karena berat benda akan
mempengaruhi mekanik tubuh.
1.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


BODY MEKANIK
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Status Kesehatan
Nutrisi
Emosi
Situasi dan kebiasaan
Gaya hidup
Pengetahuan

1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat
mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan
sistem saraf berupa penurunan koordinasi.
Perubahan tersebut disebabkan oleh penyakit,
berkurangnya kemampuan untuk melakukan
aktivitas sehari hari sehingga dapat
mempengaruhi mekanik tubuh
2. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah
membantu proses pertumbuhan tulang dan
perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh
dapat menyebabkan kelemahan otot dan
memudahkan terjadinya penyakit.

3. Emosi
Kondisi seseorang yang mengalami
perasaan tidak aman, tidak bersemangat,
dan harga diri rendah, akan mudah
mengalami perubahan dalam mekanika tubuh
dan ambulasi.
4. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan
seseoarang misalnya, sering mengangkat
benda-benda berat, akan menyebabkan
perubahan mekanik tubuh.

5. Gaya Hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat
menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan
menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas
yang dapat menganggu koordinasi.
6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan
mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk
mempergunakannya dengan benar, sehingga
mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya,
pengetahuan yang kurang memadai dalam
penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan
seseorang beresiko mengalami gangguan
koordinasi sistem neurologi dan muskulusletal.

AKIBAT BODY MEKANIK YANG BURUK

Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat


mengurangi pengeluaran energi secara
berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari
penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah
sbb :
1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan
timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem
muskulusletal.
2. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem
muskulusletal. Seseorang salah dalam berjongkok
atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya
gangguan dalam struktur muskulusletal, misalnya
kelainan pada tulang vertebrata.

MACAM - MACAMPOSISI
1. Posisi fowler
Adalah posisi setengah duduk atau duduk,
dimana bagian kepala tempat tidur lebih
tinggi atau di naikkan. Fungsinya untuk
mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan
Untuk membantu mengatasi masalah
kesulitan pernafasan dan cardiovaskuler
Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan,
membaca, menonton televisi)

2. Posisi sims
Adalah Posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi
ini dilakukan untuk memeberi kenyamanan dan
untuk memberikan obat melalui anus.
Tujuan :
Untuk memfasilitasi drainase dari mulut klien
yang tidak sadar.
Mengurangi penekanan pada sacrum dan
trochanter besar pada klien yang mengalami
paralisis.
Untuk mempermudahkan pemeriksaan dan
perwatan pada area parineal.
Untuk tindakan pemberian enema.

3. Posisi trendelenburg
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian
kepla lebih rendah daripada bagian kaki.
Tujuan :
Posisi ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah
ke otak
4. Posisi dorsal recumbent
Adalah Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut
fleksi ( ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur.
Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa
genetalia serta proses persalinan.

5. Posisi litotomi
Adalah posisi berbaring terlentang dengan
mengangkat kedua kaki dan menariknya
keatas bagian perut.
Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa
genetalia dan memasang alat kontrasepsi.
6. Posisi genu pectural
kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
bagian alas tempat tidur.
Tujuan :
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah
rectum dan sigmoid.

7. Posisi terlentang (supinasi)


Posisi terlentang adalah posisi dimana klien
berbaring terlentang dengan kepala dan bahu
sedikit elevasi menggunakan bantal.
Tujuan :
a. Untuk klien post operasi dengan
menggunakan anastesi spinal.
b. Untuk mengatasi masalah yang timbul
akibat pemberian posisi pronasi yang tidak
tepat.

8. Posisi Orthopneu
Posisi orthopneu merupakan adaptasi dari
posisi fowler tinggi dimana klien duduk di
bed atau pada tepi bed dengan meja yang
menyilang diatas bed.
Tujuan :
a. Untuk membantu mengatasi masalah
pernafasan dengan memberikan ekspansi
dada yang maksimal
b. Membantu klien yang mengalami masalah
ekhalasi

9. Posisi Pronasi (telungkup)


Posisi pronasi adalah posisi dimana klien
berbaring diatas abdomen dengan kepala
menoleh kesamping.
Tujuan :
1. Memberikan ekstensi penuh pada
persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari
persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga
berguna bagi klien post operasi mulut atau
tenggorokan.

10. POSISI LATERAL (SIDE LYING)


Posisi lateral adalah posisi dimana klien
berbaring diatas salah satu sisi bagian tubuh
dengan kepala menoleh kesamping.
Tujuan :
a. Mengurangi lordosis dan meningkatkan
aligment punggung yang baik
b. Baik untuk posisi tidur dan istirahat
c. Membantu menghilangkan tekanan pada
sakrum dan tumit.

DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul,Aziz.2006.Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
2. Potter and Perry Volume 2 .
2006.Fundamental Keperawatan ( Mobilisasi
dan Imobilisasi Bab 37).Jakarta:EGC

You might also like