Abses submandibular

Lokasi Anatomi
Lateral : batas inferior dari badan mandibula
Medial : anterior dari otot digastrikus
Posterior : ligament stylohyoid dan posterior otot digastrikus
Superior : otot milohioid dan hyoglossus
Inferior : lapisan superfisial dari fasia leher
Ruang submandibula ini berisi kelenjar ludah submandibular dan kelenjar getah
bening submandibular.

(Gambar. 9.56 a). Diagram menunjukkan penyebaran abses submandibular ke

dalam ruang bawah otot milohioid.

Etiologi
Infeksi ruang ini mungkin berasal dari mandibula molar kedua dan ketiga, jika apeks
mereka ditemukan di bawah lampiran otot milohioid. Hal ini juga mungkin hasil dari
penyebaran infeksi dari ruang sublingual atau submental.

Presentasi klinis.
Infeksi menyebabkan bengkak berukuran sedang di daerah submandibula, yang
menyebar, menciptakan edema besar yang indurasi dan kemerahan pada kulit di
atasnya (Gambar. 9,56 b). Juga, sudut mandibula menghilang , sementara akan ada
rasa sakit selama palpasi dan trismus moderat karena keterlibatan otot
pterygoideus medialis.

(Gambar. 9.56 b). Foto klinis menunjukkan pembengkakan parah di daerah posterior
kiri mandibula
Pengobatan
Sayatan untuk drainase dilakukan pada kulit, sekitar 1 cm di bawah dan sejajar
dengan batas inferior mandibula (Gambar. 9.57). Selama sayatan, jalannya arteri
dan vena wajah (sayatan harus dibuat dari posterior ini) dan cabang masing-masing
saraf wajah harus dipertimbangkan. Sebuah hemostat dimasukkan ke dalam rongga
abses untuk mengeksplorasi ruang dan dilakukan usaha untuk mendapatkan
koneksi ke ruang yang terinfeksi (Gambar. 9.58). Diseksi tumpul harus dilakukan
sepanjang permukaan medial tulang rahang bawah juga, karena nanah sering
terletak di daerah ini juga. Setelah drainase, rubber drain ditempatkan (Gambar.
9.59, 9.60).

Gambar. 9,58 a,b. Penyisipan dari hemostat dan eksplorasi rongga abses untuk
drainase nanah

Gambar. 9.59. Stabilisasi menguras karet di lokasi sayatan

Gambar. 9.60. Foto klinis pasca operasi 10 hari kemudian