You are on page 1of 12

BAHAN KONSTRUKSI

JALAN

PERKERASAN
Tanah saja biasanya tidak cukup kuat dan tahan lama, untuk itu
perlu lapis tambahan yang terletak antara tanah dan roda, atau
lapis paling atas dari badan jalan. Lapis tambahan ini terbuat
dari bahan khusus dan terpilih (yang lebih baik), yang
selanjutnya disebut lapis keras/perkerasan/pavement
Konstruksi perkerasan dikelompokan menjadi perkerasan lentur
(flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement)
Bahan susun lapis perkerasan yang utama adalah berupa
a)

Bahan ikat : tanah liat, aspal/bitumen, Portland cement,


kapur/lime, dll

b)

Bahan pokok : pasir, kerikil, batu pecah/agregat, dll

LAPIS PERKERASAN
PERKERASAN LENTUR (Flexible Pavement)
Ada beberapa istilah dalam perkerasan lentur seperti pada tabel
berikut:

Jenis
Lapis Permukaan

USA
Surface course:
- Wearing
Course
- Binder Course

UK
Surfacing:
- Wearing
Course
- Base Course

PERKERASAN KAKU (Rigid Pavement)


Perkerasan kaku umumnya terdiri atas dua lapis, yaitu:

Lapis
Pondasi

Base Course
Subbase Course

Lapis permukaan : Concrete slab

Road Base
Subbase Course

Lapis pondasi: subbase course, yang diletakkan di atas tanah


dasar (subgrade)

FUNGSI LAPISAN PERKERASAN


1.

LAPIS PERMUKAAN

Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.


Fungsi lapis permukaan meliputi:
.

Struktural

Ikut mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang


diterima oleh perkerasan, baik beban verital maupun beban
horizontal (gaya geser). Untuk persyaratan yang dituntut
adalah kuat, kokoh dan stabil.
.

Non Struktural
dalam hal ini mencakup:

Lapis kedap air

Menyediakan permukaan yang tetap rata

Membentuk permukaan yang tidak licin

Sebagai lapisan aus

FUNGSI LAPISAN PERKERASAN


2.

LAPIS PONDASI ATAS

Adalah bagian dari perkerasan terletak antara lapis permukaan dan lapis
pondasi bawah (atau dengan tanah apabila tidak menggunakan lapis pondasi
bawah)
Fungsi lapis ini adalah:
.

Lapis pendukung bagi lapis permukaan

Pemikul beban horizontal dan vertical

Lapis perkerasan bagi lapis pondasi bawah

3.

LAPIS PONDASI BAWAH atau subbase course

Adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar
Fungsi lapis ini adalah:
.

Peyebar beban roda

Lapis peresapan

Lapis pencegah masuknya tanah dasar ke pelapis pondasi

Lapis pertama pada pembuatan perkerasan

FUNGSI LAPISAN PERKERASAN


4.

TANAH DASAR atau subgrade

Adalah permukaan tanah semula, permukaan tanah galian atau


permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan
permukaan tanah dasar atau perletakan bagian-bagian
perkerasan lainnya

ASPAL
Dari sejarah dapat diketahui bahwa aspal, atau asphalt (USA) atau
bitumen (Inggris) telah digunakan untuk beberapa keperluan, misalnya:
1.

Babilonia : digunakan sebagai perekat pada pembuatan tembok

2.

Kerajaan Roma : digunakan sebagai bahan pada pekerjaan lantai

3.

Mesir : digunakan untuk bahan pengawet jenazah pada raja

Data perkermbangan penggunaan aspal di beberapa kota atau Negara


adalah sebagai berikut:
300 BC : Egypt/Mesir, digunakan untuk bahan pengawet jenazah raja
1802

: France, digunakan untuk bahan lantai, jembatan

1838

: Phladelphia, rock aspal mulai digunakan

1802

: New York dan New Jersey, aspal untuk pengerasan jalan

1802

: Washington, aspal untuk pengerasan jalan

1802

: USA, mulai digunakan aspal minyak

1802

: Produksi aspal minyak mulai meningkat

ASPAL
BAHAN SUSUN:
Aspal merupakan senyawa hydrogen (H) dan carbon (C) yang
terdiri dari parafins, neptene dan aromatics, bahan-bahan
tersebut membentuk kelompok yang disebut:
1.

Asphaltenese : kelompok ini membentuk butiran halus,


berdasarkan aromatic benzene structure serta mempunyai
berat molekul tinggi

2.

Oils : kelompok ini membentuk cairan yang melarutkan


asphaltenese, tersusun dari parafins (waxy), cyclo paraffins
(wax-free) dan aromatics serta mempunyai berat molekul
rendah

3.

Resins : kelompok ini membentuk cairan menyelubungi


asphaltenese dan mempunyai berat molekul sedang,
selanjutnya gabungan resins dan ouls sering juga disebut
maltenese

ASPAL ALAM
ASPAL ALAM
Aspal jenis ini banyak terdapat di alam, contohnya:
1.

2.

Lake Asphalt, terdapat di Trinidad, Bermuda, Aspal dari Trinidad ini


jika terurai akan didapatkan bahan-bahan dengan komposisi kurang
lebih sbb:
1.

40% bitumen

2.

30% bahan eteris

3.

25% bahan mineral

4.

5% bahan organic

Batu Aspal (rock asphalt) di pulau Buton (Sulawesi Tenggara), aspal ini
juga dikenal dengan Butas (Buton Asphalt) atau Asbuton (aspal batu
buton), terdapat di dalam batu karang, sehingga aspalnya tercampur
dengan batu kapur (CaCO3), asbuton pada umumnya tersusun dari
1.

30% bahan bitumen

2.

65% bahan mineral

3.

5% bahan lain

ASPAL ALAM
Adapun beberapa sifat dari Aspal jenis ini adalah:
1.

Mudah menyerap air, untuk pekerjaan jalan kadar air yang di


anjurkan maksimum 10%

2.

Pengaruh panas

seperti halnya pada aspal, batu aspal jika dipanasi akan berubah
sifatnya, yaitu dari keadaan keras menjadi plastis, sampai pada suhu
30o celcius, batu aspal masih bersifat rapuh dan mudah pecah,
sehingga jika diinginkan butiran batu aspal yang lebih kecil, sehingga
pemecahan bongkah batu aspal harus dilakukan pada suhu rendah.
Pada suhu 40o 60o cecius batu aspal bersifat agak plastis dan sukar
pecah, bila suhu mencapai 100 o 150o celcius, batu aspal akan hancur,
dan mulai terbakar pada suhu 250o celcius
3.

Sebagai bahan jalan

Maltase : dapat diperbanyak dengan menambahkan pengencer atau


aspal minyak

Penetrasi : nilainya 3,25 akan naik berbanding lurus dengan jumlah


pengencer maupun waktu

Daktilitas : nilainya akan naik berbanding dengan pengencernya

ASPAL ALAM

ASPAL ALAM
Untuk mengeluarkan bitumen dari dalam butiran asbuton,
perlu ditambahkan bahan pelunak/pengencer. Bahan pelunak
ini dapat berupa
1.

Flux oil (dianggap mengandung bitumen 34%)

2.

Bunker oil/minyak bakar (dianggap mengandung bitumen


45%)

3.

Campuran solar dan aspal semen (1:1)

4.

Aspal cair, slow curing 70 (SC 70)

Jumlah berat pelunak yang dibutuhkan sebanyak 3 5 % berat


asbuton kering

You might also like