You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
John Dewey (2009) menyatakan masalah sentral dari pendidikan berbasis
pengalaman adalah memilah dan memilih jenis pengalaman saat ini yang tumbuh subur
dan kreatif dalam pengalaman-pengalaman selanjutnya. Pengalaman melakukan
Permainan tradisional bekel merupakan jenis pengalaman yang tumbuh subur dan
mendukung pengalaman belajar konsep matematika.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Pasal 36
ayat 2) menyatakan bahwa Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik. Dasar pemikiran bahwa permainan tradisional merupakan
potensi daerah yang berkesesuaian dengan konsep matematika. Maka kurikulum dapat
menggunakan permainan tradisional sebagai bagian dari pengembangan kurikulum
KTSP, yaitu pembelajaran menggunakan permainan tradisional.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini berisi tentang permainan tradisional yang berupa permainan bekel serta
penerapannya dalam pembelajaran matematika
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Mandiri Workshop Matematika
oleh dosen pengampu, serta untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang
permainan tradisional yang berupa permainan bekel.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Permainan Bekel
Bekel adalah salah satu jenis permainan tradisional dari Jawa Tengah. Di kala
senggang atau saat pulang dari sekolah mereka biasanya memainkan bekel bersamasama.
Bekel biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan berusia 7 -- 10 tahun dengan
jumlah pemain 2 sampai 4 orang. Permainan ini bersifat kompetitif atau bisa
dipertandingkan dengan aturan-aturan yang disepakati bersama.
a. Alat permainan bekel
1. Bola karet. Bola ini terbuat dari karet. Besarnya kira-kira seukuran bola pingpong
atau bola golf. Bola ini biasanya berwarna-warni dengan motif yang menarik.
2. Biji bekel. Biji bekel ini ukurannya juga kecil. Biasanya terbuat dari kuningan
yang berjumlah 10 buah. Setiap bijinya terdapat 4 muka yang berbeda.
b. Cara bermain
1. Permainan dilakukan dengan berpedoman pada peraturan sebagai berikut:
Pemain mengumpulkan sejumlah sejenis cangkang keong, tutup botol minuman
ringan di lantai, dan bola di tangan pemain.
2. Melakukan pengambilan tanpa pengembalian biji bekel pada saat bola bekel
dilempar, lalu jatuh dan memantul, selanjutnya ditangkap.
3. Setelah bola bekel dilempar pemain mengambil satu biji bekel kemudian segera
menangkap bola bekel sebelum jatuh untuk kedua kalinya.
4. Melakukan langkah ke-2.1.3 secara berulang, sampai biji bekel terambil semua
dari lantai.
5. Melakukan langkah ke-2.1.4, bedanya, pada setiap lemparan dua biji bekel
terambil, setelah habis dilanjutkan dengan 3 biji bekel, 4 biji bekel, dst.
6. Menyamakan posisi biji bekel dengan merubah posisi biji bekel satu-persatu pada
saat bola bekel dilempar, lalu jatuh dan memantul selanjutnya ditangkap.
7. Melakukan langkah ke-2.1.4 dan ke-2.1.5 sampai habis biji bekel dilantai.
B. B. Penerapan Konsep Matematika dalam Permainan Bekel
a. Konsep Klasifikasi
Pemain mengetahui biji bekel, cangkang keong, tutup botol minuman ringan
dengan cara mengklasifikasikan jenis benda-benda tersebut. Kemudian saat
permainan berlangsung pemain menyamakan sisi biji bekel, penyamaan sisi biji
bekel merupakan klasifikasi terhadap bangun ruang sederhana.
b. Konsep Menghitung
Diawal permainan, setiap pemain mengetahui berapa banyak biji bekel yang
digunakan sebagai alat permainan. Jika terdapat 10 biji bekel, maka setiap kali pemain
mengambil biji bekel dilantai, pemain juga menghitung 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
yaitu sudah berapa kali pemain melakukan pengambilan, serta menghitung biji bekel
yang diambil saat melakukan pengambilan.
c. Konsep Penjumlahan

Saat pemain mengambil satu persatu biji bekel maka proses penjumlahan terjadi di
tangan pemain. Pemain juga dapat mengambil dua biji bekel dalam setiap
pengambilan; artinya terdapat proses penjumlahan 2 biji bekel ditambah 2 biji bekel
ditambah 2 biji bekel menjadi 6 biji bekel.
1+1+1+1+1+1=6
2+2+2=6
3+3=6
d. Konsep Pengurangan
Setiap kali pemain mengambil satu persatu atau dua-dua biji bekel maka proses
pengurangan terjadi di lantai yaitu sepuluh di ambil satu, diambil satu, diambil satu
jadi sisa tujuh biji bekel.
10 1 1 1 = 7 atau 10 3 = 7
10 2 2 2 2 = 2 atau 10 8 = 2
e. Konsep Perkalian
Setiap kali pemain mengambil satu persatu biji bekel maka proses perkalian terjadi di
tangan, yaitu banyaknya biji bekel setiap pengambilan dikali banyaknya proses
pengambilan. Satu biji bekel pada pengambilan pertama, satu lagi biji bekel pada
pengambilan ke 2, satu lagi biji bekel pada pengambilan ketiga, jadi ditangan terdapat
3 biji bekel dari tiga kali pengambilan.
3 x 2 = 6 Artinya 2 biji bekel diambil tanpa pengembalian, dilakukan 3 kali
pengambilan, sehingga didapat 6 biji bekel yang sudah terambil. Dapat juga dikatakan
3 bekel diambil tanpa pengembalian, dilakukan 2 kali pengambilan, sehingga didapat
6 biji bekel yang sudah terambil.
3 x 2 = 2 + 2 + 2 = 6 atau 3 x 2 = 3 + 3 = 6
f. Konsep Pembagian
Proses pembagian terjadi di lantai yaitu jika terdapat sepuluh biji bekel dilantai akan
diambil dengan cara tiga biji bekel pada setiap kali melakukan pengambilan. Ambil
tiga biji bekel pada pengambilan pertama, tiga lagi biji bekel pada pengambilan
kedua, lalu tiga biji bekel pada pengambilan ketiga, kemudian sisa satu biji bekel
belum terambil. Artinya sepuluh biji bekel dibagi tiga biji bekel disetiap pengambilan,
sama dengan atau terjadi tiga kali pengambilan sisa satu biji bekel.
10 : 3 = 3 sisa 1 (artinya terdapat 10 biji bekel, diambil 3 biji pada setiap pengambilan
tanpa pengembalian, sehingga didapatkan 3 kali pengambilan, sisa 1 biji bekel yang
belum diambil).
10 : 2 = 5 (artinya terdapat 10 buah biji bekel, diambil dua biji pada setiap pengabilan
tanpa pengembalian, sehingga didapatkan 5 kali pengambilan).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
matematika dapat juga berasal dari permainan tradisional. Dimana salah satunya dengan
menggunakan permainan bekel. Dari permainan ini banyak sekali konsep matematika
yang dapat diterapkan. Diantaranya konsep klasifikasi, penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
Sebenarnya masih banyak permainan tradisional dapat dijadikan media pembelajaran
matematika, selain dapat mempermudah siswa dalam mempelajari matematika, kita juga ikut
dalam melestarikan kebudayaan yang telah ada pada generasi selanjutnya.
B. Saran
Sebagai seorang guru, diharapkan dapat lebih bisa kreatif lagi dalam mencari
media pembelajaran matematika, bukan hanya mengandalkan media yang sudah sering
digunakan. Kita juga bisa menggunakan sebuah kebudayaan masyarakat menjadi media
pembelajaran matematika seperti permainan tradisional, dimana bukan hanya 1 saja
permainan yang dapat digunakan tetapi masih banyak lagi permainan yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA
http://ekahariani.wordpress.com/belajar-matematika-dengan-permaian-tradisional/permainanbekel/. Diakses tanggal 24 April 2013
http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Potret-Negeriku/Warisan-Nusantara/Bekel. Diakses tanggal
24 April 2013

You might also like