You are on page 1of 14

PEMERINTAH PROVINSI JAWATENGAH

RUMAHSAKIUT UMUM DAERAH KABUPATEN BATANG


KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BATANG
PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR : 445.61/520/2013
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH
DIREKTUR RUMAHSAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BATANG PROFINSI
JAWATENGAH,
Menimbang
: a.
Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan perlu
dilaksanakan program
kebersihan
tangan
di
rumahsakit;
b.
Bahwa
sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a , perlu adanya
panduan
kebersihan
tangan di rumahsakit umum
daerah Kabupaten
Batang Provinsi Jawa Tengah;
c.
Bahwa
sehubungan
dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
pemberlakuan
Panduan
Kebersihan
Tangan
RSUD
Kabupaten Batang
Provinsi Jawa Tengah
dengan
keputusan Direktur RSUD Kabupaten Batang
Provinsi Jawa Tengah
Mengingat

:
1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang
Kesehatan
(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1441
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5065);
2. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran
Negara Repoblik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153 Tambahan Lebaran
Negara Repoblik
Indonesia Nomor 5072);
3. Undang Undang Repoblik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang
Praktik
Kedokteran
(Lembaran
Negara RI Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara RI No 4431);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2001 tentang
panduan
kelembagaan
dan
Pengelolaan Rumah Sakit;
5. Peratuuran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
159b / menkes /
SK /Per/II/1988 tentang Rumah
Sakit;
6. peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
986/Menkes/Per/
XI/1992
tentang
Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1575/Menkes/Per
/XI/2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Repoblik Indonesia Nomor
159b/Menkes/SK/
Per/II/1988 tentang Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/Menkes/SK
/ XI /
2006 tentang Panduan
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan
Departemen Kesehatan;

10.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 133 / Menkes /
SK /XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
11.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8
Tahun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit
Jiwa
Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah
Tahun2008 nomor 8 seri D nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa
Tengah
Nomor 14);
12.Peraturan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 92
Tahun
2008 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten
Batang Provinsi Jawatengah.
M E M U T U S K A N
Menetapkan
:
KESATU
:
Pemerlakuan Panduan kebersihan Tangan RSUD Kabupaten
Batang Provinsi
Jawa Tengah.
KEDUA

:
Panduan Kebersihan Tangan RSUD Kabupaten Batang Provinsi
Jawa Tengah
dimaksut dalam diktum KESATU sebagaimana
tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

KETIGA

:
Panduan Kebersihan tangan RSUD Kabupaten Batang Provinsi
Jawa Tengah
sebagaimana dimaksud dalam diktum
KEDUA harus dijadikan acuan untuk
setiap
tenaga
kesehatan dalam melaksanakan tugasnya.

KEEMPAT

:
Biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkanya keputusan ini
dibebankan
pada Anggaran Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Batang Provinsi Jawa
Tengah

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang Provinsi


Jawa Tengah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan .

Ditetapkan di : Batang
Pada tanggal : ???????

DIREKTUR RSUD KABUPATEN


BATANG
PROVINSI JAWA TENGAH

BEKTI MASTIADJI

PANDUAN
KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE)

Sesuai dengan SK direktur RSUD Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah


Jl. Dr. Sutomo 42 Telp. (0285) 391033, 7929033 Fax. 391206 Batang 51215

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN


BATANG
PROVINSI JAWA TENGAH
2015
DAFTAR ISI

Daftar isi ..............................................................................................


Kata Pengantar.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
BAB II KONSEP TEORI............................................................................
BAB III MENCUCI TANGAN.....................................................................
BAB IV PENUTUP...................................................................................

i
ii
1
2
4
9

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala berkat dan anugrahnya yang telah diberikan kepada
penyusun, seingga Buku Panduan Kebersiahn Tangan RSUD Kabupaten
batang provinsi jawatengah ini dapat selesai disuusun. Sehingga Buku
Panduan Kebersihan Tangan RSUD Kabupaten Batang Provinsi
Jawatengah ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dengan pengendalian dan pencegahan infeksi di RSUD Kabupaten
Batang Provinsi Jawa Tengah .
Dalam Buku Panduan Kebersihan Tangan RSUD Kabupaten
Batang Provinsi Jawa Tengah ini diuraikan tentang teori, prosedur
kebersihan tangan, evaluasi dan rekomendasi. Tidak lupa penyusun
menyampaikan terimakasih yang sedalam dalamnya atas bantuan dari
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Buku Panduan
Kebersihan Tangan RSUD Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah.

Batang,

Juni 2015

BAB I
PENDAHULUAN
Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi,
praktek membersihkan tangan dimaksutkan untuk mencegah infeksi
yang ditularkan melalui tangan dengan menghilangkan semua kotoran
dan debris menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit.
Mikroorganisme ini tidak hanya mencanngkup sebagian besar organisme
yang diperoleh dari kontak sengan pasien dan lingkungan tetapi juga
sejumlah mikroorganisme permanen yang tinggak di lapisan terdalam
kulit. Selain memahami panduan dan rekomendasi untuk kebersihan
tangan, para petugas kesehatan perlu memahami keuntungan dan
terutama keterbatasan pemakaian sarung tangan. Kegagalan untuk
melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap
sebagai sebab utama infeksi nosokmial dan penyebaran mikroorganisme
multiresisten di fasilitasi pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai
kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Bboyce dan Pitlet
2002)

BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
1. Mencuci Tangan
Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan dibris
dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
2. Agen antiseptik atau antimikroba ( istilah yang digunakan
bergantian)
Bagan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jarinagan
hidup
lain
untuk
menghambat
atau
membunuh
mikroorganisme(baik yang sementara atau yang merupakan
penghuni tetap), sehingga jumlah hitung bakteri total.
Contohnya adalah:
a. Alkohol 60-90% (etil dan isopropil atau metil alkohol)
b. Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
c. Klorheksidi glukonat dan cetrimide, dalam berbagai
konsentrasi (Savlon)
d. Yodium 3%. Yodium dan produk alkohol berisi yodium atau
lincture (yodium linktur)
e. Lodofor 7,5-10%, berbagai konsentrasi (Betadine atau
Wescodyne)
f. Kloroksilenol 0,5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX)
berbagai konsentrasi (Dettol)
g. Triklosan 0,2-2%
3. Air Bersih
Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring
sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainya
( misalnya mencuci tangan dan membersihkan instrumen
media ) karena memenuhi standar kesehatan yang telah
ditetapkan pada keadaan minimal, air bersih harus bebas dari
mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak
berkabut).
4. Emollient
Cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol, atau sorbitol
yang ketika ditambahkan pada hundrub dan losion tangan akan
melunakan kulit san membantu mencegah kerusakan kulit

(keretakan, kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat pencucian


tangan dengan sabun yang sering (dengan atau tanpa antiseptik)
dan air.
5. Infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat dari fasukitas
pelayanan kesehatan
Infeksi yang tidak ada atau tidak sedang dalam inkubasi
ketika pasiaen dtang ke fasilitas pelayanan kesehatan.

6. Sabun dan Deterjen


Produk produk pembersih (batang, cair, lembar, bubuk)
yang menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu
melepaskan kotoran debris dan mokroorganisme yang menempel
sementara pada tangan. Sabun bisa memerlukan gosokan untuk
melepaskan mikroorganisme secara mekanik, sementara sabun
antiseptik(antimikrba) selain melepas juga membunuh atau
menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian besar
mikroorganisme.
7. Flora transien dan Flora residen
Istilah
ini
menggambarkan
dimana
bakteri
dan
mikroorganisme berada dalam lapisan kulit. Flora tranien
diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan lain
atau permukaan yang terkontaminasi ( misalnya meja periksa,
lantai atau toilet ) selama bekerja. Organisme ini tinggal dilapisan
luar kulit dan terangkat sebagian dengan mencuci tangan
menggunakan sabun biasa dan air. Flora residen tinggal dilapisan
kulit yang lebih dalam serta didalam folikel rambut, dan tidak
dapat dihilangkan sepenuhnya,bahkan dengan pencucian dan
pembilasan kertas dengan sabun dan air bersih. Untungnya pada
sebagian besar kasus, flora residen kemingkinan kecil terkait
dengan penyakit infeksi yang menular melalui udara, seperti flu
burung. Tangan atau kuku dari sejumlah petugas kesehatan
dapat terkolonisasi dapa lapisan dalam oleh organisame yang
menyebabkan infrksi seperti S.Iaureus, batang Gram negatif sei
ragi.
8. Handrub antiseptik berbasis alkohol tanpa air
Antiseptik handrub yang bereaksi cepat menghilangkan
sementara atau mengurangi mikroorganisme penghuni tetap
tanpa melindungi kulit tanpa menggunakan air. Sebagian besar
antiseptik ini mengandung alkohol 60-90%, suatu emolient dan

seringkali antiseptik tambahan ( misalnya khlorheksidin glukonat


2-4%) yang memiliki aksi residual ( Larson et al 2001).

BAB III
MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan dengan baik merupakan unsur satu satunya
paling penting dan efektif untuk mencegah penularan infeksi. Idealnya,
air mengalir dan sabun yang digosok gosokkan harus digunakan
selama 40 sampai 60 detik. Penting sekali untuk mengeringkan tangan
setelah mencucinya.
Pemakaian sabun dan air tetap penting ketika tangan terlihat kotor.
Untuk kebersihan tangan rutin ketika tidak terlihat kotoran atau debris,
alternatif seperti handrub berbasis alkohol 70% yang tidak mahal, mudah
didapat, mudah dijangkau, dan sudah semakin diterima terutama
ditempat dimana akses wastafel dan air bersih berbatas.
Tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dari
kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme
sementara. Mencuci tangan dengan sabun biasa dan air bersih adalah
sama efektifnya mencuci tangan dengan sabun sntimikroba (pereira, lee
dan wade 1997). Sebagai tambahan, sabun bisa mengurangi terjadinya
iritasi kulit ( pereira, lee dan wade 1990).
1. 5 saat mencuci tangan :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum melakukan tindakan / prosedur terhadap pasien
c. Setelah tindakan / prosedur atau beresiko terpapar cairan tubuh
pasien
d. Setelah kontak dengan pasien

e. Setelah menyentuh lingkungan sekitar rumah sakit


Tangan harus di cuci dengan sabun dan air bersih ( atau handrub
antiseptik ) setelah melepas sarung tangan karena pada saat tersebut
mungkinsarung tangan ada lobang kecil atau robek, sehingga bakteri bisa
dengan cepat berkembang baik pada tangan akibat lingkungan yang
lembab dan hangat di dalam sarung tangan (CDC 1989, korniewicz et al
1990)
2. Teknik mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus
dulakukan seperti di bawah ini
a. Buka kran an basahi tangan dengan air mengalir
b. Tuangkan sabun cair 2-5 cc
c. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
d. Gosok punggung dan sela sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya.
e. gosok kedua telapak tangan dan sela Sela
f. jari jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling
dogosokkan
g. gosok ibu jari kiri berputar kearah bawah dalam genggaman
tangan kanan dan sebaliknya
h. gosokan dengan meutar ujung jari jari tangan di telapak tangan
iri dan sebaliknya
i. bilas tangan dengan air bersih
j. keringkan tangan dengan menggunakan handuk kertas
k. gunakan handuk kertas tersebut untuk memutar kran sewaktu
mematikan air (WHO Guidlline on hand hygiene Inhealth care
2009)
Karena miikro organisme tubuh dan berkembang biak pada keadaan
lembab da air yang tidak mengalir, maka:
a. Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
pengisian ulang
b. Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempat bila masih ada
isinya, penambahan ini dapat menyebabkan kontaminasi bakteri
pada sabun yang dimasukan
c. Jangan menggunakan baskom yang berisi air. Meskipun memakai
tambahan antiseptik ( seperti Dettol atau Salvlon ),
mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang baik dalam
larutan ini ( Rutala 1996 )
d. Jika air mengalir tidak tersedia, gunakan wadah air dengan kran
atau gunakan ember dan gayung, tampung air yang telah
digunakan dalam sebuah ember dan buanglah di toilet
Jika tidak ada handuk kertas, keringkan tangan dengan
handuk yang bersih sekali pakai atau keringkandengan udara.handuk
yang digunakan bersama dapat dengan cepat terkontaminasi dan
tidak boleh. Untuk mendorong agar mencuci tangan diterapkan
dengan baik, kepala instalasi harus terus menerus baik dari keran
atau ember dan handuk sekali pakai atau handuk kertas.

3. Handrub Antiseptik ( Handrub Berbasis Alkohol )


Penggunaan Hansrub antiseptik untuk tangan yang bersih
lebih efektif mebunuh flora residen dan flora transien daripada
mencuci tangan dengan sabun antiseptik atau dengan sabun biasa
dan air. Antiseptik ini cepat dan mudah digunakan serta
menghasilkan penurunan jumlah flora tangan awal yang lebih besar
( Girou et al.2002). Handrub antiseptik juga berisi emolien seperti
gliserin, glisol prepelin, atau serbitol yang melindungi dan
melembutkan kulit.
Teknik mencuci tangan dengan Handrub Antiseptik harus
dilakukan seperti di bawah ini :
a. Tuangkan segenggam penuh bahan antiseptik berbasis alkohol ke
dalam tangn
b. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
c. Gosok punggung dan sela sela jari tangan kiri dengan tangan
kana dan sebaliknya
d. Gosok kedua telapak tangan dan sela sela
e. Jari jari sisa dalam diri kedua tangan saling mengunci dan saling
digosokan
f. Gosok ibu jari kiri baerputar kearah bawah dalam genggaman
tangan kanan dan sebaliknya
g. Gosokan dengan memutar ujung jari jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya
h. Biarkan tangan mengering
( WHO guideline on hand hygiene in health care 2009).
Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat
organik, sehingga jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh
darah atau cairan tubuh, harus mencuci tangan dengan sabun dan air
terlebih dahulu. Selain itu untuk mengurangi penumpukan emolin
pada tangan setelah pemakaian handrub antiseptik berulang, tetap
diperlakukan mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali
setelah 5 kali aplikasi handrub. Terakhir, handrub yang hanya berisi
alkohol sebagai bahan aktif, memiliki efek residual yang terbatas
dibandingkan dengan handrub yang berisi campuran alkohol dan
antiseptik seperti lkholorheksidin.
Larutan Alohol Untuk Me,bersihkan Tangan
Handrub antiseptik yang tidak mengiritasi dapat dibuat dengan
menambahkan gliserin. Glikol propilen atau sorbitol ke dalam alkohol,( 2
mL dlm 100 mL etil atau isopropil alkohol 60-90%)
B. Upaya meningkatkan kebersihan tangan
Mencuci tangan telah di anggap sebagai salah satu tndakan
terpenting untuk mengurangi prnularan mikroorganisme dan
mencegah infeksi selama lebih dari 150 tahun, penelitan
Semmelweises (1861) dan banyak penelitian lainya memperlihatkan.
Bahwa penularan penyakit menular dari pasien ke pasien mungkin
terjadi melalui tangan petugas kesehatan. Menjaga kebersihan

tangan dengan baik dapat mencegah penularan mikroorganisme dan


menurunkan frekuensi infeksi nosokomial (Boyce 1999; Larson 2995).
Masalah yang selalu timbul adalah bagaimana membuat
petugas kesehatan patuh pada praktek mencuci tangan yang telah
direkomendasikan. Meskipun sulit untuk merubah kebiasaan
mengenai hal ini, ada beberapa cara yang dapat meningkatkan
kebersihan, seperti :
1. Menyebar luaskan panduan terbaru mengenai praktek menjaga
kebersihan tangan dimana tercantum bukti mengenai
efektifitasnya dalam mencegah penyakit dan perlunya petugas
kesehatan untuk mengikuti panduan tersebut
2. Melibatkan pimpinan / pengelola rumahsakit dalam diseminasi
dan penerapan pedoman kebersihan tangan
3. Menggunakan teknik pendidikan yang efektif, termasuk role
model (khususnya supervisor), menotoring, monitoring, dan
umpan balik positif
4. Menggunakan pendekatan kinerja yang ditargetkan ke semua
petugas kesehatan, bukan hanya dokter dan perawat, untuk
meningkatkan kepatuhan
5. Mempertimbangkan kenyamanan petugas dan pilihan yang
efektif untuk menjaga kebersihan tangan sehingga membuat
petugas lebih mudah mematuhinya.
Selain itu, salah satu cara mudah untuk meningkatkan
kepatuhan adalah dengan menyediakan botol kecil handrub
antiseptik untuk setiap petugas. Pengembangan peroduk di mulai
dari observasi bahwa teknik pencucian tangan yang tidak layak serta
rendahnya kepatuhan akan menjadikan tidak efektifnya rekomendasi
untuk menjaga kebersihan tangan. Pemakaian handrubantiseptik
yang
murah
dengan
pembuatannya
yang
mudah
dapat
meminimalisasi banyak faktor yang menghambat penerapan
panduan yang telah direkomendasikan. Sebagai tambahan, Ihandrub
Ilebih efektif dibanding mencuci tangan dengan sabun biasa atau
sabun antiseptik karena dapat disediakan di berbagai tempat sesuai
jumlah yang dibutuhkan, tidak memerlukan sember air, waktu lebih
singkat dan kurang menimbukan iritasi kulit ( tidak kering, pecah
pecah merekah).
Dengan demikian, handrub antiseptik dapat menggantikan
proses cuci tangan dengan sabun dan air sebagai prosedur utama
untuk meningkatkan kepatuhan (larson et al. 2000; pittet el al .
2000). Penyedia handrub bagi meningkatkan praktik kebersihan
tangan untuk jangka panjang. Tidak cukup dengan hanya
menyediakan dispensasi handrub antiseptik ( Muto dkk 2000 ).
Cara kedua adalah menganjurkan para petugas menggunakan
produk perawatan tangan ( losion pelembab dan crem ) untuk
membantu mencegah iritasi kulit dan dermatitis kontak yang
berhubungan dengan seringnya mencuci tangan,terutama dengan
sabun dan diterjen yang mengundang agen antiseptik. Tidak hanya
petugas menjadi puas akan hasil, namun yang terpenting, pada

penelitian oleh MCCormick et al. (2000), kondisi kulit yang lebih baik
karena penggunaan losieon tangan menghasilkan 50% peningkatan
frekuensi pencucian tangan.
Meskipun meningkatkan kemampuan kepatuhan untuk
menjaga kebersihan tangan dengan panduan sulit, sejumlah program
dan institusi mulai mencapai keberhasilan. Kunci kebersihan berasal
dari berbagai intrvensi yang melibatkan perubahan prilaku,
pendidikan kreatif, monitoring dan evaluasi, dan lebih penting adalah
keterlibatan sepervisor sebagai role model serta dukungan pimpinan.
C. Hal hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan tangan
1. Jaringan Tangan
Penerlitian membuktikan bahwa daerah di bawah kuku
( ruangan sabungual) mengandung jumlah mikroba tertinggi
(McGinley, Larson dan Leydon 1988 ). Beberapa penelitian baru
baru ini telah memperlihatkan kuku yang panjang dapat berperan
sebagai reseviar untuk bakteri Gram negatif (P. Aeruginosa ), jamur
dan patogen lain (Hedderwick et al. 2000). Kuku panjang, baik yang
alami maupun buatan. Lebih mudah melunagi sarungtangan (Olsen
et al. 1993) Oleh karena itu, kuku harus dijaga tetap pendek, tidak
lebih dari 3mm melebihi ujung jari.
2. Kuku Buatan
Kuku buatan ( pembungkus kuku, ujung kuku, pemanjang
akrilik ) yang dipakai oleh petugas kesehatan dapat berperan dalam
infeksi nosokomial (Hedderwick et al. 2000). Selain itu, telah terbukti
bahwa kuku buatan dapat berperan sebagai reservoar untuk bakteri
Gram negatif, pemakaiannya oleh petugas kesehatan harus dilarang.
3. Cat Kuku
Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.
4. Perhiasan
Pengunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan

BAB IV
PENUTUP

Panduan kebersihan tangan sangat penting untuk meningkatkan


kewaspadaan setiap pekerjaan rumah sakit agar selalu terhindar dari
infeksi infeksi yang mungkin terjadi. Diharapkan buku ini menjadi acuan
di RSUD Kabupaten Batang dan setiap petugas dalam meningkatkan
kesadaran akan kebersihan tangan dalam u[paya pencegahan dan
pengendalian infeksi di RSUD Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah.

You might also like