Professional Documents
Culture Documents
:
1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang
Kesehatan
(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1441
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5065);
2. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran
Negara Repoblik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153 Tambahan Lebaran
Negara Repoblik
Indonesia Nomor 5072);
3. Undang Undang Repoblik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang
Praktik
Kedokteran
(Lembaran
Negara RI Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara RI No 4431);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2001 tentang
panduan
kelembagaan
dan
Pengelolaan Rumah Sakit;
5. Peratuuran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
159b / menkes /
SK /Per/II/1988 tentang Rumah
Sakit;
6. peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
986/Menkes/Per/
XI/1992
tentang
Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
10.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 133 / Menkes /
SK /XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
11.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8
Tahun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit
Jiwa
Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah
Tahun2008 nomor 8 seri D nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa
Tengah
Nomor 14);
12.Peraturan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 92
Tahun
2008 tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten
Batang Provinsi Jawatengah.
M E M U T U S K A N
Menetapkan
:
KESATU
:
Pemerlakuan Panduan kebersihan Tangan RSUD Kabupaten
Batang Provinsi
Jawa Tengah.
KEDUA
:
Panduan Kebersihan Tangan RSUD Kabupaten Batang Provinsi
Jawa Tengah
dimaksut dalam diktum KESATU sebagaimana
tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
KETIGA
:
Panduan Kebersihan tangan RSUD Kabupaten Batang Provinsi
Jawa Tengah
sebagaimana dimaksud dalam diktum
KEDUA harus dijadikan acuan untuk
setiap
tenaga
kesehatan dalam melaksanakan tugasnya.
KEEMPAT
:
Biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkanya keputusan ini
dibebankan
pada Anggaran Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Batang Provinsi Jawa
Tengah
Ditetapkan di : Batang
Pada tanggal : ???????
BEKTI MASTIADJI
PANDUAN
KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE)
i
ii
1
2
4
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala berkat dan anugrahnya yang telah diberikan kepada
penyusun, seingga Buku Panduan Kebersiahn Tangan RSUD Kabupaten
batang provinsi jawatengah ini dapat selesai disuusun. Sehingga Buku
Panduan Kebersihan Tangan RSUD Kabupaten Batang Provinsi
Jawatengah ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dengan pengendalian dan pencegahan infeksi di RSUD Kabupaten
Batang Provinsi Jawa Tengah .
Dalam Buku Panduan Kebersihan Tangan RSUD Kabupaten
Batang Provinsi Jawa Tengah ini diuraikan tentang teori, prosedur
kebersihan tangan, evaluasi dan rekomendasi. Tidak lupa penyusun
menyampaikan terimakasih yang sedalam dalamnya atas bantuan dari
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Buku Panduan
Kebersihan Tangan RSUD Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah.
Batang,
Juni 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi,
praktek membersihkan tangan dimaksutkan untuk mencegah infeksi
yang ditularkan melalui tangan dengan menghilangkan semua kotoran
dan debris menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit.
Mikroorganisme ini tidak hanya mencanngkup sebagian besar organisme
yang diperoleh dari kontak sengan pasien dan lingkungan tetapi juga
sejumlah mikroorganisme permanen yang tinggak di lapisan terdalam
kulit. Selain memahami panduan dan rekomendasi untuk kebersihan
tangan, para petugas kesehatan perlu memahami keuntungan dan
terutama keterbatasan pemakaian sarung tangan. Kegagalan untuk
melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap
sebagai sebab utama infeksi nosokmial dan penyebaran mikroorganisme
multiresisten di fasilitasi pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai
kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Bboyce dan Pitlet
2002)
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
1. Mencuci Tangan
Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan dibris
dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
2. Agen antiseptik atau antimikroba ( istilah yang digunakan
bergantian)
Bagan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jarinagan
hidup
lain
untuk
menghambat
atau
membunuh
mikroorganisme(baik yang sementara atau yang merupakan
penghuni tetap), sehingga jumlah hitung bakteri total.
Contohnya adalah:
a. Alkohol 60-90% (etil dan isopropil atau metil alkohol)
b. Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
c. Klorheksidi glukonat dan cetrimide, dalam berbagai
konsentrasi (Savlon)
d. Yodium 3%. Yodium dan produk alkohol berisi yodium atau
lincture (yodium linktur)
e. Lodofor 7,5-10%, berbagai konsentrasi (Betadine atau
Wescodyne)
f. Kloroksilenol 0,5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX)
berbagai konsentrasi (Dettol)
g. Triklosan 0,2-2%
3. Air Bersih
Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring
sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainya
( misalnya mencuci tangan dan membersihkan instrumen
media ) karena memenuhi standar kesehatan yang telah
ditetapkan pada keadaan minimal, air bersih harus bebas dari
mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak
berkabut).
4. Emollient
Cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol, atau sorbitol
yang ketika ditambahkan pada hundrub dan losion tangan akan
melunakan kulit san membantu mencegah kerusakan kulit
BAB III
MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan dengan baik merupakan unsur satu satunya
paling penting dan efektif untuk mencegah penularan infeksi. Idealnya,
air mengalir dan sabun yang digosok gosokkan harus digunakan
selama 40 sampai 60 detik. Penting sekali untuk mengeringkan tangan
setelah mencucinya.
Pemakaian sabun dan air tetap penting ketika tangan terlihat kotor.
Untuk kebersihan tangan rutin ketika tidak terlihat kotoran atau debris,
alternatif seperti handrub berbasis alkohol 70% yang tidak mahal, mudah
didapat, mudah dijangkau, dan sudah semakin diterima terutama
ditempat dimana akses wastafel dan air bersih berbatas.
Tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dari
kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme
sementara. Mencuci tangan dengan sabun biasa dan air bersih adalah
sama efektifnya mencuci tangan dengan sabun sntimikroba (pereira, lee
dan wade 1997). Sebagai tambahan, sabun bisa mengurangi terjadinya
iritasi kulit ( pereira, lee dan wade 1990).
1. 5 saat mencuci tangan :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum melakukan tindakan / prosedur terhadap pasien
c. Setelah tindakan / prosedur atau beresiko terpapar cairan tubuh
pasien
d. Setelah kontak dengan pasien
penelitian oleh MCCormick et al. (2000), kondisi kulit yang lebih baik
karena penggunaan losieon tangan menghasilkan 50% peningkatan
frekuensi pencucian tangan.
Meskipun meningkatkan kemampuan kepatuhan untuk
menjaga kebersihan tangan dengan panduan sulit, sejumlah program
dan institusi mulai mencapai keberhasilan. Kunci kebersihan berasal
dari berbagai intrvensi yang melibatkan perubahan prilaku,
pendidikan kreatif, monitoring dan evaluasi, dan lebih penting adalah
keterlibatan sepervisor sebagai role model serta dukungan pimpinan.
C. Hal hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan tangan
1. Jaringan Tangan
Penerlitian membuktikan bahwa daerah di bawah kuku
( ruangan sabungual) mengandung jumlah mikroba tertinggi
(McGinley, Larson dan Leydon 1988 ). Beberapa penelitian baru
baru ini telah memperlihatkan kuku yang panjang dapat berperan
sebagai reseviar untuk bakteri Gram negatif (P. Aeruginosa ), jamur
dan patogen lain (Hedderwick et al. 2000). Kuku panjang, baik yang
alami maupun buatan. Lebih mudah melunagi sarungtangan (Olsen
et al. 1993) Oleh karena itu, kuku harus dijaga tetap pendek, tidak
lebih dari 3mm melebihi ujung jari.
2. Kuku Buatan
Kuku buatan ( pembungkus kuku, ujung kuku, pemanjang
akrilik ) yang dipakai oleh petugas kesehatan dapat berperan dalam
infeksi nosokomial (Hedderwick et al. 2000). Selain itu, telah terbukti
bahwa kuku buatan dapat berperan sebagai reservoar untuk bakteri
Gram negatif, pemakaiannya oleh petugas kesehatan harus dilarang.
3. Cat Kuku
Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.
4. Perhiasan
Pengunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan
BAB IV
PENUTUP