Professional Documents
Culture Documents
A
DENGAN Methicillin - Resistant Staphylococcus Epidermidis
( MRSE)
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1 :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu. Asuhan Keperawatan dengan judul Methicillin - resistant Staphylococcus
epidermidis ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Imun Dan
Hematologi .
Asuhan keperawatan ini kami susun berdasarkan beberapa sumber dari
internet maupun literature. Asuhan keperawatan ini berisi tentang segala sesuatu
tentang pengetahuan Asuhan Keperawatan Methicillin - resistant Staphylococcus
epidermidis.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, terutama bagi Mahasiswa Keperawatan Universitas Respati
Yogyakarta.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan penulisan
1.
Tujuan Umum
2.
Tujuan Khusus
Bab II : Tinjauan Teori
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
Definisi
Epidemiologi
Anatomi fisiologi
Etiologi
Manifestasi klinis
Patofisiologi
Pemeriksaan penunjang
Komplikasi
Penatalaksanaan
Pengkajian keperawatan
Diagnosa
Rencana keperawatan
Pathway
Kasus
Pengkajian
Analisa data
Prioritas diagnosa
Rencana keperawatan
Implementasi keperawatan
Evaluasi
Bab IV Pembahasan
Bab V : Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap antibiotik sangat beragam efektivitasnya dalam melawan berbagai
jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram
positif saja, dan ada pula yang spektrumnya lebih luas, melawan ke duanya.
Di samping itu, berkat kemajuan teknologi farmasi, pemakaian antibiotika
Pengkajian
Analisa data
Rencana keperawatan
Implementasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Methicillin - resistant Staphylococcus epidermidis.
Staphylococcus
epidermidis merupakan
bakteri
yang
bersifat
tidak terkendali. Seseorang dengan kekebalan tubuh yang lemah, antara lain
bayi yang baru lahir, penderita AIDS, pengguna narkoba, pasien kritis, dan
pasien rumah sakit yang telah menjalani masa perawatan yang lama,
Staphylococcus
epidermidis
dapat
menimbulkan
gangguan
1.
Darah
Darah merupakan alat transportasi berbagai zat ditubuh manusia, darah
berperan untuk proses homeostasis dalam mempertahankan stabilitas
lingkungan dalam tubuh dan untuk mengembalikan fungsi tubuh dalam
keadaan semula, dari proses hemoestasis ini muncul perubahan seperti :
a.Berkeringat serta menguapnya keringat serta munculnya panas dalam tubuh
untuk menguapkan keringat
b.Sirkulasi darah meningkat, peningkatan sirkulasi ini karena kerja jantung
dan penyesuaian pembuluh darah
c.Pernafasan meningkat dalam usaha memenuhi kebutuhan oksigen
Darah terdiri atas plasma 55% dan sel 45%, sel dalam darah antara lain
adalah trombosit, sel darah putih, sel darah merah. Plasma mengandung ion
Na+, K+, Ca+, Mg+. Adapun zat organik seperti asam amino, protein,
glukosa. Plasma mudah beku karena terdapat protein fibrinogen yang dapat
berubah menjadi fibrin yang berperan dalam pembekuan darah. Protein
plasma darah berupa albumin, globulin dan fibrinogen, yang memberikan
(tekanan osmotic) tekanan ini berfungsi menarik air kembali ke kapiler dan
intersisial setelah terfibrasi.
darah
putih
terdiri
dari
granulosit,
limfosit,
monosit.
hidupnya eritrosit ini akan melewati aliran darah dengan menempuh lebih
dari 1.000 km dalam hidupnya.
Eritrosit yang tua akan mengalami kematian dan dihancurkan di
limpa, limpa juga tempat penyimpanan trombosit dan limfosit serta
menyimpan eritrosit yang sehat. Apabila darah dilakukan sentrifugal maka
akan didapatkan hematokrit yang merupakan bagian terbesarnya berisi
eritrosit, nilai hematokrit pada laki-laki berkisar 47% dan pada perempuan
42%. Didalam eritrosit terdapat hemoglobin (Hb) yang berfungsi
mengikat oksigen untuk didistribusikan keseluruh jaringan tuubuh, kadar
Hb untuk laki-laki 16gr/dl dan perempuan 14gr/dl. Eritopoesis atau
pembentukan eritrosit pada anak-anak berlangsung di seluruh sumsum
tulang, sedangkan pada dewasa terjadi pada tulang-tulang pipi, eritopoisis
terjadi karena rangsangan hormon eritropoitin yang dihasilkan di ginjal.
Apabila kadar O2 arteri menurun maka produksi eritopoitin meningkat
dan peningkatan ini akan merangsang pembentukan eritrosit lebih banyak
lagi sehingga kadar Hb sebagai pembawa oksigen juga ikut meningkat.
Kerusakan pada ginjal menyebabkan penurunan eritopoitin akibatnya
pembentukan eritrosit juga berkurang sehingga menyebabkan anemia.
(Syaiffudin,2011)
C. Etiologi Methicillin - resistant Staphylococcus epidermidis.
Staphylococcus epidermidis adalah jenis umum bakteri. Pada sekitar 1
dari setiap 4 orang sehat, kuman Staph hidup di kulit atau pada bagian hidung,
tetapi tidak menyebabkan masalah atau infeksi. Orang-orang ini dikatakan
dijajah dengan Staph. Jika bakteri Staph memasuki tubuh seseorang melalui
luka, sakit, kateter, atau tabung pernapasan, dapat menyebabkan infeksi.
1) Infeksi bisa ringan dan lokal (misalnya, jerawat), atau lebih serius
(melibatkan jantung, paru-paru, darah, atau tulang).
2) Infeksi Staph serius lebih umum pada orang dengan sistem kekebalan
tubuh lemah. Ini termasuk pasien di rumah sakit dan jangka panjang
fasilitas perawatan dan orang-orang yang menerima dialisis ginjal atau
pengobatan kanker.
3) Infeksi telah terjadi di antara atlet yang memiliki peralatan atau
barang-barang pribadi (seperti handuk atau pisau cukur) dan anakanak di fasilitas penitipan.
4) Anggota militer dan mereka yang mendapatkan tato juga berisiko.
Jumlah masyarakat yang didapat kasus MRSE meningkat.
Di masa lalu, infeksi Staph yang paling menanggapi Grup antibiotik yang
disebut beta-laktam. Antibiotik ini termasuk methicillin dan lainnya, lebih
banyak antibiotik umum seperti oksasilin, penisilin, dan amoksisilin. (Dewi,
D.N.2011)
D. Pathofisiologi
Organisme ini menghasilkan lapisan lendir , yang membentuk biofilm
hidrofobik. Film ini perekat untuk biopolimer hidrofobik prosthetics,
menciptakan
penyakit
seperti
endokarditis.
Perkembangan
penyakit
mematuhi
komponen
yang
sama
pada
permukaan
E. Pathway MRSE
Bakteri Streptococus
Epidedimis
Hidup di permukaan kulit
( normal )
Respon
tubuh
Penurunan
S.imun
Peradangan/inflam
asi
Panas,
kemerahan,
bercak-bercak
Kerusakan
integritas kulit
ketidaknyaman
an
Metabolisme
meningkat
P Input
Nyeri akut
P Out put
Resiko
infeksi
Ketidakseimban
gan nutrisi
F. Manifestasi Klinis
Penyakit yang berhubungan dengan S. epidermidis . Gejala mereka
menjalankan keseluruhan dari demam, sakit kepala , dan kelelahan anoreksia
dan dyspnea . Septicemia sangat lazim akibat infeksi neonatal , khususnya
dalam bobot lahir sangat rendah . Endokarditis adalah infeksi katup jantung
dan bagian dari lapisan dalam dari otot jantung . Infeksi kulit Staph
menyebabkan area merah, bengkak, dan nyeri pada kulit. Mungkin ada
drainase nanah atau cairan lain. infeksi cenderung menjadi parah. Infeksi ini
dapat Staph dalam aliran darah, jantung atau paru-paru, urin, atau di lokasi
operasi terakhir.
Gejala infeksi ini termasuk:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Nyeri
Batuk
Demam
Malaise
Sakit kepala
Otot nyeri
Ruam
Sesak napas
biasanya
mengakibatkan
luka
pada
kulit.
(www.go4healthylife.com/articles/1/impetigo/page1.html).
2. Infeksi luka pasca-operasi
Infeksi luka pasca-operasi merupakan komplikasi yang sering ditemukan
pada tindakan operasi superfisial, profunda, dan organ. Salah satu agen
biologis penyebab penting adalah MRSA yang merupakan bakteri gram
positif yang resisten terhadap antibiotik semisintesis.
3. Pneumonia
atau
sekunder
sesudah
infeksi
virus
seperti
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Anak A umur 9 tahun datang ke Rumah Sakit Medikal Respati diantar
oleh orang tuanya dengan keluhan utama nyeri pada daerah punggung kedua kaki
yang luka dengan skala nyeri 6 (expresi wajah). Ibu An. A mengatakan anaknya
juga ada ruam di seluruh tubuh serta An. A selalu menangis bila merasa sakit. Ibu
An.A juga mengatakan bahwa An.A pernah dirawat di rumah sakit 4 minggu yang
lalu karena demam dan batuk pilek. Namun sejak 5 hari yang lalu An.A mengeluh
nyeri pada daerah punggung kedua kakinya dan tampak kemerahan dan gatal.
Terlihat benjolan yang mau keluar nanah. Ibu An.A mengatakan An.A pernah
menderita sakit pneumonia sejak umur 2 tahun yang lalu.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh perawat didapat hasil : TB :130 Cm,
BB : 30 Kg, dan saat perawat meraba badan An. A terasa panas. Dengan Suhu
anak A 38,80C. Anak A terlihat letih dan lemas saat di kaji oleh perawat. Nadi
teraba lemah dan cepat. Dari hasil pemeriksaan TTV didapatkan hasil : TD =
100/80, nadi = 140x/menit, RR = 30x/menit dan suhu 38,80C. Pada pemeriksaan
mikrobiologi, hasilnya menunjukkan adanya bakteri Staphylococcus epidermidis.
An. A diberikan terapi obat vancomisin IV 10 mg / kg / dosis tiap 6 jam. Saat di
kaji klien tampak terpasang infu RL 20 tmp/menit.
: Ns. C
Tanggal
: 01 oktober 2015
Jam pengkajian
: 08.00 WIB
Bangsal
Biodata Pasien
Penanggung Jawab
Nama
: An.A
Nama
: Ny. S
Umur
: 9 tahun
Umur
: 27 thun
Agama
: Islam
Agama
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: belum bekerja
Pekerjaan
: petani
Status Pernikahan
: Belum Menikah
Alamat
: Sleman
Alamat
Diagnosa Medis
: MRSE
Hubungan
No. RM
: 12130042
Tanggal Masuk
: 01 Oktober 2015
: Islam
: Sleman
:Ibu klien
Lama keluhan
Genogram
Ny. I 78
thn
sehat
Tn.R 80
thun
sakit
sehat
Tn. P
40
thn
sehat
Ny. S
38
thn
seha
t
Tn.S
30thu
n
sehat
Ny. S
27
thn
saki
Ny.T
25
tnn
seha
t
Tn.J
27
thn
sehat
Tn. I
15 thn
sehat
An.A
9
thn
sakit
An.K
12 thn
sehat
Ket:
= Laki-laki
= Perempuan
= menderita MRSE
= Klien
Gaya Hidup
Imunisasi :
( * ) BCG
( * ) Polio
( * ) Hepatitis
( * ) Campak
ibu
klien
mengatakan
anaknya
tidak
pernah
mengkonsumsi alcohol
1. Basic Promoting physiology of Health
1. Aktifitas dan latihan
:
-
Sebelum sakit
,mandi,berpakaian
dan
toileting
tidak
sakit,
bisanya tidur selama 8 jam di malam hari
-Selama sakit
6
jam di malam hari dan 1 jam di siang hari.
Wajah An. A terlihat pucat karena demam.
3. Kenyamanan dan nyeri
:
Nyeri
:
- Q
: An.A mengatakan nyerinya di kedua punggung
-
kakinya
U
4. Nutrisi
a.Frekuensi makan
- Sebelum sakit
:
: Ibu klien mengatakan An. A makan
3
-
Sesudah sakit
5 kali/hari
: Ibu klien mengatakan An. A makan
2
3kali/hari
b.
Sesudah sakit
c.IMT
- IMT : sebelum sakit
- Sesudah sakit
d. BB dalam 1 bulan terakhir
:
: Ibu klien mengatakan berat badan
anaknya :30 kg/130 cm
: Ibu klien mengatakan berat badan
anaknya : 30kg / 130cm
:
: 17,7kg
: 17,1kg
: dari hasil pengukuran berat badan
klien
e. Jenis makanan
f. Makanan yang disukai
g. Makanan pantang
h. Nafsu makan
i.
Masalah pencernaan
: Ibu
k. Diit RS
l. Kebutuhan pemenuhan ADL makan :
- Sebelum sakit
: menurut ibu An.A
saat makan
tidak
-
Sesudah sakit
An.A di
Sesudah sakit
gelas/hr
:Ibu klien mengatakan An. A ,minum
air 5-6
-
Turgor kulit
gelas/hari
:warna kemerahan di punggung kaki
dan
terdapat benjolan di punggung kaki, setelah
di rabah suhu kulit klien panas. Wajah
b. Support IV line
6. Oksigenasi
a.Sesak nafas
b. Batuk
tampak pucat.
: Ringer laktat 20 tts/mnt
: ibu klien mengatakan An. A tidak
mengeluh sesak nafas
: ibu klien mengatakan klien
mengalami
c.Sputum
d.
Nyeri dada
klien
tidak
asma
f. Riwayat merokok
7. Eliminasi fekal/bowel :
a.Frekuensi :
- Sebelum sakit
ibu
klien
klien
mengatakan An. A
-
Sesudah sakit
mengatakan An.A
b.
Waktu
c.Warna
d.
Konsistensi
e.Bau
f. Gangguan Eliminasi Bowel
g.
bladder : 4-5x/hari
b. Warrna
c. Gangguan Eliminasi bladder
2. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum
: E: 4 , V: 4 , M: 6 (Compos Mentis )
b. Kesadaran :
Vital Sign
: TD
: 100 /80 mmHg
Nadi
: Frekuensi : 140 x/menit
Irama
: Reguler
Kekuatan
: lemah
Respirasi
: Frekuensi : 30 x/menit
Irama
: Reguler
Suhu
: 38,8 oC
c. Kepala :
Keadaan kepala An. A tidak ditemukan kelainan yaitu tidak terdapat
hematoma, lesi maupun kotor, keadaan mata tidak anemis, sklera
anikterik. Keadaan hidung, tidak ada septum dan epistaksis, telinga
simetris, bersih dan pendengaran An. A baik. Tidak terdapat gangguan
pada mulut yang ditandai dengan: tidak terdapat caries dentis, tidak
menggunakan gigi palsu dan bibir An. A tampak sedikit pucat dan
lemah.
d. Leher :
Tidak ada gangguan pada leher yang ditandai dengan; tidak
terdapat pembesaran tiroid, tidak ada peningkatan JVP dan lesi. Tidak
terdapat gangguan pada tenggorokan.
e. Dada
: Bentuk : normal (simetris)
Pulmo
Inspeksi
: tidak lesi, oedema ataupun kemerahan.
Palpasi
: tidak ada pembesaran rongga dada. Fremetus taktil kanan
dan kiri sama
Perkusi
: tidak terdapat cairan dan massa padat, suara paru sonor
Auskultasi : bunyi paru kanan dan kiri vasikuler
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: suara jantung
Budaya
Spiritual
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan mikrobiologi: Bakteri Gram positif S.Epidermidis (+)
2. Prosedur standar uji bioaktivitas obat antimikroba: S.Epidermidis (+)
5. Terapi Medis
a. Vancomisin IV 10 mg / kg / dosis tiap 6 jam
b. Analgetik dan Antipiretik paracetamol
c. Gentamicin
(obat turunan , jenis sama beda iktan) dan ampisilin
(antibiotic
B.ANALISA DATA
Nama Klien
: An.A
Umur
: 9 tahun
Dx. Medis
: MRSE
Alamat
: Sleman
TANGGAL
10 Oktober
2014
DATA FOKUS
DS :
ETIOLOGI
Penyakit
PROBLEM
Hipertermia
10 Oktober
2014
DO:
An. A Tampak menahan
nyeri (meringis) dan sering
menangis
Nyeri akut
TTV :
TD : 100 /80 mmHg
RR = 30x/mnt
N = 140x/mnt
DS:
- Q
mengatakan
-
An.A
nyerinya
di
wajah meringis
E
:
mengatakan
An.A
nyerinya
di
punggung kakinya
- Scala
: 6 (dari skala 10)
- Time
: 5 menit, An. A
mengatakan
nyerinya
hilang timbul.
10 oktober
DS :
2014
Ibu anak A
mengatakan luka di
kakinya sudah ada
sejak seminggu yang
lalu.
DO :
Penurunan
Kerusakan
Imunologis
Integritas Kulit
C. PRIORITAS DIAGNOSA
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
1. Hipertermi b.d Penyakit
2. Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologis
3. Kerusakan Integritas Kulit b.d Penurunan Imunologis
E.RENCANA TINDAKAN
Nama Klien
: An.A
Umur
: 9 tahun
Dx. Medis
: MRSE
Alamat
: Sleman
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
INTERVENSI
Hipertermia
KRITERIA HASIL
Setelah
dilakukan Thermoregulasi
b.d Penyakit
tindakan
keprawatan
selama 3 x 24 jam
kepada
klien,
suhu
atau
klien
dengan
klien banyak
minum
2. Berikan
cairan
intravena
3. Kompres pasien
menunjukan
termoregulasi
1. Anjurkan
100-120/90-
C,
Rasional
NMA
& TTD
Ns. C
1. Untuk mencegah
dehidrasi
2. untuk memenuhi
cairan tubuh klien
3. untuk
menurunkan
panas tubuh klien
4. untuk memantau
tanda-tanda vital
sign
5. agar klien tidak
ada
tanda-tanda
dehidrasi
(kekurangan
cairan )
RR
2
20-30
Nyeri akut
x/menit.
Setelah
dilakukan Management Nyeri
berhubungan
tindakan
dengan Agen
pengkajian nyeri
krateristik
nyeri
Cedera
klien
secara
yang
alami
Biologis
keperawatan
dapat
teratasi
1. Mampu
mengontrol
nyeri
(tahu
penyebab nyeri,
mampu
tehnik
komprehesif
2. Observasi reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamana
n
3. Ajarkan tentang
untuk
non
farmakologi:
napas
nonfarmakologi
dalam,
mencari
bantuan)
2. Melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
3. Mampu
mengenali nyeri
vital
5. Kolaborasi
dokter
pemberian
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
klien
2. mengetahui reaksi
nonverbal klien
3. untuk mengurangi
nyeri
yang
dirasakan klien
4. untuk mengetahui
tanda-tanda vital
5. untuk mengurangi
rasa nyeri yang di
sign
dengan
di
sign
relaksasi
4. Monitor
mengurangi
(skala,
1. untuk mengetahui
teknik
menggunakan
nyeri,
1. Lakukan
Ns. C
rasakan
klien
dengan
pemberian obat
intensitas,
frekuensi
dan
tanda
Menyatakan
rasa
nyaman
setelah
nyeri
berkurang
4. Tanda
vital
dalam rentang
TD
:
100120/90-100
mmHg
N : 60-100
x/mnt
RR:
20-30
x/mnt
3
Kerusakan
Setelah dilakukan
NIC : Pressure
Integritas
tindakan keperawatan
Management
Kulit b.d
Penurunan
maka kerusakan
Imunologis
bersih dan
1. Jaga kebersihan
kering
2. Observasi luka :
lokasi, dimensi,
kedalaman luka,
,warna cairan,
bulla
3. Lakukan tehnik
perawatan luka
dengan steril
Ns. C
1. untuk mengurangi
terjadinya infeksi
2. mengetahui
dimensi
luka,
lokasi
luka,
kedalaman
luka,dan bulla
3. untuk mengurangi
terjadinya infeksi
dan
membersihkan
pigmentasi)
2. Perfusi jaringan
baik
3. Menunjukkan
terjadinya proses
4. Kolaburasi ahli
gizi pemberian
luka
4. untuk memenuhi
diit TKTP,
nitrisi
yang
vitamin
butuhkan
klien
serta
penyembuhan luka
mempercepat
proses
penyembuhan
luka
F.CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien
: An.A
di
Umur
: 9 tahun
Dx. Medis
: MRSE
Alamat
: Sleman
HARI-1
No.
Dx
1
Tgl/Jam
Implementasi
01Oktober
2015
14.00
Evaluasi
Kamis, 01/10/15,Pukul 20.00
S:
minum
S : ibu klien mengatakan An. A
14.20
14.50
TD = 100/80,
nadi=130x/menit,
RR=28x/menit
A:
nadi=130x/menit, RR=38x/menit
dan suhu 38,20C.
5. memonitor tanda-tanda
dehidrasi
S:O : tugor kulit klien tampak elastis
Nama &
TTD
NS. C
banyak minum
2. Memberikan cairan intra
15.30
3.
vena
Megevaluasi
klien
lipatan aksila
4. Memonitor vital sign
Kamis, 01/10/15,Pukul 20.00
01Oktober
2015
16.00
secara komprehensif
S : ibu An. A mengatakan anaknya
masih mengeluh nyeri di
kedua
punggung kaki
- Q
: An.A mengatakan
nyerinya di kedua punggung
kakinya
- U
An.A
di
punggung
kakinya
- Scala
: 6 (dari skala 10)
- Time
: 5 menit, An. A
mengatakan nyerinya hilang
timbul.
2. Mengobservasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
S : ibu An. A mengatakan
anaknya masih mengeluh nyeri di
kedua punggung kaki
kaki anaknya
O:
punggung kaki klien tampak
kemerahan,
nanah
dan
mengeluarkan
klien
tampak
An.A
mengatakan nyerinya di
kedua punggung kakinya
- U
:
An.A
mengatakan skala nyerinya
6 (dari skala 10) dengan
wajah meringis
- E
:
An.A
mengatakan nyerinya di
punggung kakinya
- Scala
: 6 (dari skala
10)
Time
: 5 menit, An. A
Ns.C
O
16.20
klien
tampak
meringis
timbul
farmakologi:
TTV:
relaksasi
memahami
dan
TD = 100/80,
distraksi
S : klien
mengatakan
cara
teknik
dapat
nadi=130x/menit,
nafas
RR=28x/menit
S:O: ttv :
TD = 100/80,
S =38,2 oC
A:
Tujuan teratasi sebagian
P:
intervensi dilanjutkan
1.Melakukan
RR=28x/menit
nonverbal
S =38,2 C
5. Berkolaborasi dengan dokter
pemberian paracetamol untuk
dari
ketidaknyamanan
3.
mengevaluasi
teknik
non
tentang
farmakologi:
mengurangi nyeri
S:O : klien sudah diberikan dan
5.
dokter
paracetamol .
16.50
pengkajian
nadi=130x/menit,
o
16.40
dengam
pemberian
01 Oktober
2015
17.00
S:
kering
S : ibu klien mengatakan
daerah luka
O : luka pada kedua
punggung kaki tampak
setengah porsi.
O:
luka pada punggung kaki
lembab,berdiameter 2cm,
luka,warna cairan
S:O : lokasi: luka pada kedua
tersisa 1/3
diameter: 2cm,
kedalaman : 0,2 cm dan
warna cairan keluar : putih
keruh
3. Melakukan tehnik
18.00
steril
S:O : daerah luka klien
kering.
2.Mengobservasi luka :
Ns.C
vitamin
vitamin
HARI-2
No.
Dx
1
Tgl/Jam
Implementasi
02 Oktober
2015
08.00
09.00
11.00
Evaluasi
S:
Ibu An. A mengatakan sudah
mampu melakukan kompres
air hangat pada lipatan
ketiak anaknya klien
mengatakan bahwa An. A
minum 6-7 gelas/hari
O:
klien tampak sedikit lemas,
terpasang infus RL 20tpm
dan tugor kulit klien elastis
Nama &
TTD
NS. C
11.30
12.30
vena
2. Memonitor vital sign
Jumat, 02/10/15, Pukul 14.00
02 Oktober
2015
08.00
S:
1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
S : ibu An. A mengatakan anaknya
punggung kaki
kedua punggung kaki
O:
O:
punggung kaki klien tampak
- O : P: An.A mengatakan
sedikit kemerahan, dan klien
nyerinya bertambah saat ia
menggerakkan kakinya.
tampak sedikit meringis
- Q: An.A mengatakan nyerinya
kesakitan menahan nyeri
seperti ditusuk
P: An.A mengatakan
Tusuk
nyerinya bertambah saat ia
- R: An. A mengatakan bahwa
menggerakkan kakinya.
nyeri pada bagian
- Q
:
An.A
punggung kaki yang terdapat luka.
mengatakan nyerinya di
- S: 4(dari skala 10)
- T: 3 menit, An. A mengatakan
kedua punggung kakinya
- U
: An.A
nyerinya hilang timbul.
mengatakan
skala
Ns.C
2.
Mengobservasi
reaksi
nonverbal
dari
10)
ketidaknyamanan
S : ibu An. A mengatakan
anaknya
punggung kakinya
- Scala
: 3 (dari skala
klien
tampak
kesakitan
sedikit
menahan
10)
Time : 3 menit, An. A
TD = 110/80,
nadi=120x/menit,
S =37,5oC
A:
S:-
O: ttv :
P:
TD = 110/80,
intervensi dilanjutkan
nadi=120x/menit,
1.Melakukan
RR=27x/menit
pengkajian
S =37,5oC
6. Berkolaborasi dengan dokter
pemberian paracetamol untuk
mengurangi nyeri
S:O : klien sudah diberikan dan
telah
TTV:
RR=27x/menit
nafas dalam
12.00
An.A
11.00
meringis
- E
:
mengatakan nyerinya di
meringis
09.00
wajah
mengeluh
kaki
O :
masih
dengan
dimunum
paracetamol
obat
Berkolaborasi
dokter
pemberian
paracetamol .
dengan
obat
02 Oktober
1. Mengevaluasi kebersihan
2015
S:
08.00
kering
S : ibu klien mengatakan
sudah menjaga kebersihan
daerah luka
O : luka pada kedua
punggung kaki tampak
bersih dan sedikit
09.00
kemerahan
2. Mengobservasi luka : lokasi,
cairan
S:O : lokasi: luka pada
10.00
Ns.C
vitamin
HARI-3
No.
Dx
Tgl/Jam
Implementasi
Evaluasi
Nama &
TTD
03 Oktober
2015
09.00
10.00
tampak elastis
2. Memonitor vital sign
S:O : TD = 100/80, nadi= 95x/menit,
RR=26x/menit dan suhu 370C.
NS. C
S:
ibu An.A mengatakan
anaknya sudah mulai
membaik dari hari kemarin,
panasnya sudah mulai
munurun
O:
Klien tampak terpasang
infus RL 20tpm dan tugor
kulit klien elastis
memeriksa vital sign:
TD = 100/80,
nadi=95x/menit,
RR=26x/menit
suhu =370C.
A:
Tujuan tercapai
P:
Hentikan Intervensi :
03 Oktober
2015
08.00
S:
1. Melakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
S : ibu An. A mengatakan anaknya
punggung kaki
kedua punggung kaki
O:
O:
punggung kaki klien tampak
- Q
: An.A mengatakan
Ns.C
An.A
meringis
mengatakan nyerinya di
meringis
E
: An.A mengatakan
skala
nyerinya 3
(dari skala
10)
dengan
wajah
meringis
- E
:
An.A
mengatakan nyerinya di
kaki
punggung kakinya
- Scala
: 3 (dari skala
10)
Time : 3 menit, An. A
S:O: ttv :
sedikit
timbul
TD = 100/80,
nadi=95x/menit,
TTV:
RR=26x/menit
TD = 110/80,
S =37oC
nadi=120x/menit,
3.Berkolaborasi
pemberian
dengan
dokter
paracetamol
untuk
RR=27x/menit
S =37,5oC
mengurangi nyeri
A:
S:O : klien sudah diberikan dan Tujuan teratasi sebagian
telah
11.00
dimunum
paracetamol
obat P:
intervensi dilanjutkan
1.Melakukan
pengkajian
Berkolaborasi
dokter
dengan
pemberian
obat
paracetamol .
12.00
03 Oktober
2015
08.00
1/2 porsi.
S:
bula
3.Melakukan tehnik perawatan
luka dengan steril
S:O : daerah luka klien
O:
luka pada punggung kaki
tampak bersih , sedikit
lembab,berdiameter 0,2cm ,
kedalaman : 0,2 cm , tidak
ada nanah yang keluar dan
perawatan luka
A:
Tujuan belum tercapai.
P:
Ns.C
10.00
anaknya menghabiskan
Intervensi di lanjutkan:
1.Mengobservasi luka :
O: An.A tamapk
luka,warna cairan.
2.Melakukan tehnik
menghabiskan porsi
makanan yang sudah di
11.00
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini di bahas tentang asuhan keperawatan pada An A dengan
penyakit MRSE. Adapun ruang lingkup dari pembahasan kasus ini adalah sesuai
dengan proses keperawatan yaitu mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan (intervensi), pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi.
MRSE yang terjadi pada kasus An. A dikarenakan oleh kebersipersonal
hygiene yang kurang baik. An. A mengalami nyeri pada bagian supra pubic
karena keluhan utama An. A pada saat pertama kali masuk rumah sakit adalah
nyeri. Dan ketika dikaji keluhan yang paling mengganggu An. A adalah nyeri.
Pada kasus An. A dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam.
A. Pengkajian
Proses pengkajian yang dilakukan pada An.A dengan MRSE di UGD RS.
Respati dilakukan dengan melakukan wawancara, dengan ayah dan ibu klien dan
melakukan obsrvasi serta pemeriksaan fisik langsung ke An A. Pelaksanaan
pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi disesuaikan dengan kondisi An.A
saat dikaji.
Pada saat dilakukan pengkajian, keluarganya cukup terbuka sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan
An.A dan keluarganya mau menjawab pertanyaan dan menerima saran yang
diberikan oleh penulis. Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan
identifikasi masalah yang dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan
selanjutnya dirumuskan diagnosa atau masalah keperawatan. Tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan kondisi klinis klien.
Dari hasil laboratorium yang di dapat, terdapat beberapa hasil yang abnormal,
yaitu : TD = 100/80, nadi = 150x/menit, RR = 30x/menit dan suhu 38,80C
(tinggi).
Terapi medis yang diberikan :
a
b
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun prioritas diagnosa yang muncul pada An.A adalah
1. Hipertermi b.d Penyakit
2. Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologis
3. Kerusakan Integritas Kulit b.d Penurunan Imunologis
C. Perencanaan
Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul,
dikelompokkan, dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan
disusun berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien.
Setelah masalah ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan keperawatan
ditetapkan. Tujuan bisa ditetapkan dalam jangka panjang atau jangka pendek,
harus jelas, dapat diukur dan realistis. Ditegaskan dalam bentuk perubahan,
kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang
disusun pada rencana keperawatan. Pada penyusunan kriteria hasil penulis
menyesuaikan dengan waktu pemberian perawatan yang dilakukan oleh penulis
yaitu selama 3x24 jam.
Perencanaan yang dibuat pada An.A dengan masalah utama Hipertermi
b.d Penyakit pada dasarnya untuk meminimalkan keluhan yang ada pada An. A
saat itu. Perencanaan yang dilakukan sesuai dengan teori karena sama-sama
menggunakan NIC NOC 2009-2011, namun pada kasus, disesuaikan dengan
kondisi klien.
D. Implementasi /Pelaksanaan
Setelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau
tindakan yang diberikan pada An.A dengan menerapkan pengetahuan dan
kemampuan klinik yang dimilki oleh klien berdasarkan ilmu ilmu keperawatan
dan ilmu ilmu lainnya yang terkait. Seluruh perencanaan tindakan yang telah
dibuat dapat terlaksana dengan baik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan rencana asuhan
keperawatan atau hambatan yang penulis dapatkan. Hambatan-hambatan tersebut
antara lain, keterbatasan sumber referensi buku sebagai acuan penulis dan juga
alat yang tersedia, pendokumentasian yang dilakukan oleh perawat ruangan tidak
lengkap sehingga sulit untuk mengetahui perkembangan klien dari mulai masuk
sampai sekarang secara detail, lingkungan fisik atau fasilitas rumah sakit yang
kurang memadai dan keberadaan penulis di ruang tempat klien di rawat terbatas.
Dalam implementasi di atas, perawat hanya melakukan tindakan
keperawatan dalam waktu 3x24 jam.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi
dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data
objektif yang akan menunjukkan apakan tujuan asuhan keperawatan sudah
tercapai sepenuhnya, sebagian atau belum tercapai. Serta menentukan masalah
apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana
keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui
BAB V
KESIMPULAN
Methicillin - resistant Staphylococcus epidermidis adalah bakteri yang
bertanggung jawab untuk sulit - untuk-mengobati infeksi pada manusia . Seperti
MRSA yang merupakan variasi tahan bakteri umum Staphylococcus aureus ,
MRSE adalah variasi tahan bakteri umum Staphylococcus epidermidis . Hal ini
telah berkembang kemampuan untuk bertahan hidup pengobatan dari beberapa
sub kelompok antibiotik beta -laktam . Hal ini dapat menyebabkan infeksi di
rumah sakit termasuk infeksi kateter vena sentral terkait . Seperti MRSA ada
beberapa pilihan pengobatan yang tersedia untuk mengobati MRSE . Vancomycin
sering adalah pilihan terakhir.
Dibawah ini beberapa diagnosa yang ditemukan pada klien antara lain:
1. Hipertermi b.d Penyakit
2. Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologis
3. Kerusakan Integritas Kulit b.d Penurunan Imunologis
DAFTAR PUSTAKA
-
Epidemiology
of