Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN
KOMUNITAS
(Diagnosa Evaluasi)
L/O/G/O
Step 4
Step 3
Step 2
Step 1
Evaluasi
Implementasi
Rencana Askep
Diagnosa Keperawatan
Pengkajian
Definisi
Diagnosa keperawatan merupakan hipotesis
atau pernyataan terhadap hasil akhir dari
analisis dan sintesis data serta informasi yang
telah dikumpulkan mengenai komunitas (Ervin,
2002).
Terdiri dari :
Gambaran masalah yang merupakan respon atau
kondisi masyarakat
Faktor penyebab yang berhubungan dengan
masalah,
Tanda dan gejala yang mendukung (Anderson &
McFarlane, 2004).
JENIS DIAGNOSA
1. POTENSIAL (Sehat/ Welness) komunitas
mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data
mal-adaptif atau paparan masalah kesehatan
2. RESIKO (Ancaman) belum terdapat pemaparan
masalah kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa
data maladaptif yg memungkinkan timbulnya
gangguan/masalah
3. AKTUAL (Nyata) sudah timbul gangguan/masalah
kesehatan didukung dengan beberapa data
maladaptif
Tahap Diagnosa
Format diagnosa keperawatan sesuai
dengan Muecke (1984), yang terdiri dari
PES*kec Potensial :
Problem (Masalah/respon) komunitas
terhadap masalah kesehatan pada
target/sasaran
Berhubungan dengan (b.d)
Etiologi (data primer dan sekunder)
Sign and Symptoms* pada beberapa
diagnosa, tidak ditampilkan secara
umum
ANALISIS ETIOLOGI
Faktor budaya masyarakat
Pengetahuan yang kurang
Perilaku masyarakat yang kurang sehat
Sikap masyarakat yang kurang mendukung
Dukungan yang kurang dari pemimpin formal
atau informal
Kurangnya kader kesehatan di masyarakat
Kurangnya fasilitas pendukung di
masyarakat
Kurang efektifnya pengorganisasian
Contd
Kondisi lingkungan dan geografis yang
kurang kondusif
Pelayanan kesehatan yang kurang
memadai
Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur
pencegahan penyakit
Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur
perawatan kesehatan
Faktor keuangan
Komunikasi/ koordinasi dengan sumber
pelayanan kesehatan kurang efektif
Dll.
DIAGNOSIS
Contoh 1:
Potensial peningkatan tumbuh kembang
pada balita di RT OO1/RW05 Desa
Tg, Sari, Kec. Tg. Batu
Ditandai dengan*:
- Cakupan Immunisai 95% (Kota=95%)
- Berat badan diatas grs kuning KMS 80%
- Pendidikan Ibu SMA 70%
- Cakupan Posyandu (90%)
*tidak wajib dimasukkan dalam Diagnosa namun perawat harus mengetahui
3/12/2016
10
KOMPOSISI DIAGNOSIS
Contoh 2:
Risiko terjadinya konflik psikologis pada
warga di RW 02 Desa X Kecamatan Y
berhubungan dengan (b.d) koping masyarakat yg
tdk efektif
Ditandai dengan*:
- Pernah terjadi perkelahian antar RT
setahun yg lalu karena masalah kenakalan anak
- Kegiatan rutin RW untuk silaturahmi jarang
dilakukan
- Penyuluhan kesehatan terkait kesehatan jiwa
masyarakat belum pernah dilakukan
- Masyarakat sering berkumpul dengan
melakukan kegiatan
yg tidak positif (Misal; 11
3/12/2016
j.Sahar
TOGEL)
DIAGNOSIS
Contoh 3:
Meningkatnya kejadian hipertensi pada warga
dewasa di RW O1, Desa R Kec. S b.d pola hidup yg
tidak sehat
Ditandai dengan*:
- Kebiasaan makan yg asin-asin dan
berlemak 70% dari responden (n=120)
- Kasus nomer 1: hipertensi dari data
Puskesmas
- Kegiatan gerak badan/olah raga jarang
dilakukan, hanya 30 % dari respoden (n=120)
- 5 Kasus yang dirujuk dari Puskesmas ke Rumah
Sakit karena penyakit jantung-hipertensi
3/12/2016
12
PLANNING
Rencana Program
Tujuan (TIU)
Objektif (TIK)
Evaluasi
Problem
B.D (etiologi)
Sign (Data)
Diagnosis
Pengkajian inti
dan subsistem
contd
SKORING
Masalah kesehatan yang ditemukan harus dibuat
prioritas sesuai dengan kriteria berikut:
Kesadaran masyarakat terhadap adanya masalah dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi.
Motivasi masyarakat dalam menyelesaikan atau memanage masalah
Kemampuan perawat dalam membantu penyelesaian
masalah
Ketersediaan sumber daya untuk memecahkan masalah
Keseriusan masalah jika tidak diatasi
Kecepatan masalah dapat diatasi
Contoh SKORING
Masalah
Kesehatan
TOTAL
PRIORITAS
Perencanaan
Perencanaan merupakan komponen kunci
dalam praktik keperawatan komunitas,
dimana dalam perencanaan terdapat
suatu hubungan vital antara pengkajian
dan diagnosa keperawatan disatu sisi
serta intervensi dan evaluasi disisi lain
(Ervin, 2002).
Merumuskan Tujuan
STRATEGI INTERVENSI
(Anderson & McFarlane, 2004) ; (Stanhope & Lancaster, 2000).
Pendidikan kesehatan
Intervensi profesional keperawatan
Proses kelompok
Empowerment
Partnership
Pendidikan kesehatan
Suatu kegiatan dalam rangka upaya promotif
dan preventif dengan cara melakukan
penyebaran informasi dan peningkatan motivasi
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
(Stanhope & Lancaster, 2004).
Proses kelompok
Suatu bentuk intervensi keperawatan
komunitas yang dilakukan bersama-sama
dengan masyarakat melalui pembentukan
kelompok atau support social yang lainnya
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang
ada di komunitas.
Pembentukan kelompok di masyarakat
menggambarkan adanya minat dan
kebutuhan baik secara kelompok maupun
individu serta menunjukkan adanya
hubungan antara klien dengan sistem sosial
di masyarakat.
Empowerment
Kegiatan pemberdayaan masyarakat (empowerment),
yaitu suatu kegiatan keperawatan komunitas melalui
keterlibatan masyarakat secara aktif dalam rangka
penyelesaian masalah yang ditemukan di masyarakat.
Partnership
Suatu bentuk kerja sama secara aktif antara perawat
komunitas, masyarakat, maupun lintas program dan
sektor terkait mengambil suatu keputusan dalam upaya
penyelesaian masalah yang ditemukan di masyarakat.
Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah melalui kegiatan
kolaborasi dan negosiasi.
IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan bentuk tindakan keperawatan
yang dilakukan berdasarkan intervensi atau rencana
yang telah disusun sebelumnya.
Dalam mengimplementasi, seorang perawat sebagai
agen perubah harus memperlihatkan kemampuan
berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan,
mempunyai gaya kepemimpinan yang visioner, dan
keterampilan mengelola konflik.
Implementasi dapat berhasil dengan baik apabila ada
keterlibatan dari tokoh masyarakat dan dukungan dari
media (Ervin, 2002).
EVALUASI
Evaluasi merupakan suatu pengukuran terhadap
keberhasilan asuhan keperawatan yang
diberikan.
Evaluasi diklasifikasikan menjadi dua macam
yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang
dilaksanakan di tengah-tengah atau pada saat
berlangsungnya proses
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang
dilaksanakan setelah sekumpulan program
dilaksanakan.
Evaluasi Faktor
Pendukung
Faktor
Penghambat
Rencana
Tindak
Lanjut
Resiko
meningkatn
ya angka
kejadian
penyakit
ISPA,
Diare, dan
DHF
Dilakuka
n di
Masjid X
saat
wirid
tgl/bln/ta
hun,
dihadiri
40 orang
Terdapat
beberapa
masyarakat
tidak bisa
mengikuti
kegiatan
karena
keperluan
pribadi
RW Siaga
dapat
melakukan
kegiatan
penyuluhan
secara
berkala
dengan
bekerjasam
a dengan
Puskesmas
bagian
Program
Promkes
Penyuluh
an
tentang
ISPA,
Diare,
dan DHF
Adanya
dukungan
Puskesmas
dengan
memberikan
bantuan
leaflet dan
brosur
Peserta
sangat
antusias
REFERENSI
Anderson, E.T & McFarlane, J. (2004). Community
as partner: Theory and
practice in nursing, 4rd
Ed,
Philadelphia: Lippincott
Allender, J.A & Spradley, B.W. (2001). Community
health nursing: Concepts and practice,
Philadelphia: Lippincott
Hitchcock,J.E., Schubert, P.E., dan Thomas, S.A.
(1999). Community heath nursing: Caring in
action, Washington: Delmar Publisher
Stanhope. M., dan Lancaster, J. (2004). Community
health nursing: Process and practice for promoting
health, St.Louis: The C.V Mosby Co
Analisa Data:
No
Data
Masalah Keperawatan
Resiko meningkatnya
kejadian penyakit kronis:
hipertensi Kelurahan
Cinta Raja Kecamatan
Sail
Rencana Intervensi:
Implementasi
PENYULUHAN HIPERTENSI
PENANAMAN TOGA
Evaluasi
Faktor pendukung
Kerjasama
yang
baik
dengan
kader
untuk
menghimbau
warga
mengikuti senam.
Rencana tindak lanjut:
1. Kader
dapat
melanjutkan
mengadakan senam 1x
seminggu
khususnya
pada lansia.
2. Puskesmas
dapat
membantu
memfasilitasi
kader
baik sebagai penyedia
instruktur
maupun
sarana yang dibutuhkan.
Tempat/Waktu :
Gedung Serbaguna
Dinas Perikanan
Perikanan Provinsi
Riau/ Minggu, 08
Februari 2015
Peserta : 24 orang
Kegiatan: penjelasan
mengenai hipertensi
dan demonstrasi
pembuatan mengkudu
sebagai obat
tradisional untuk
mengatasi hipertensi
oleh kader RW 01.
PENANAMAN TOGA